Disusun Oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“Dasar Dasar Proses Pengawasan Dalam Manajemen” tepat waktu. Penulis
menyampaikan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw. yang telah memberi
petunjuk kepada umat manusia. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada
bapak Ishaidi selaku dosen mata kuliah Manajemen yang telah memberikan arahan
kepada penulis dalam pembuatan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembacanya dan penulis juga bisa mendapatkan nilai yang baik.
Penulisan makalah ini masih ada kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis
menerima kritik dan saran dari pembaca.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
2.1 Pengawasan.....................................................................................................3
2.2 Standard...........................................................................................................3
4.1 Kesimpulan...................................................................................................12
4.2 Saran..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dan dalam setiap bentuk kepemimpinan yang bagaimanapun, maka proses pengawasan
merupakan suatu yang harus ada dan dilaksanakan. Kegiatan ini untuk meneliti dan
memeriksa apakah pelaksanaan tugas-tugas perencanaan semula betul-betul dikerjakan. Hal
ini juga untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan, penyalahgunaan, kebocoran,
kekurangan dalam melaksanakan tugas-tugas dan sekaligus dapat mengetahui jika sekiranya
terdapat segi-segi dari kelemahan. Salah satu fungsi manajemen yang paling penting adalah
fungsi pengawasan, karena dalam perjalanan organisasi mencapai tujuannya.
1.2Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, kami menemukan beberapa masalah yang akan kami rumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah maksud dari dasar proses pengawasan ?
2. Apa sajakah tipe –tipe proses pengawasan ?
3. Apa sajakah tahap-tahap proses pengawasan ?
4. Apa maksud dan tujuan proses pengawasan ?
5. Apakah maksud dan tujuan dari standard ?
1
1.3Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan masalah dari latar belakang di atas, adapun penulisan karya ilmiah ini
memiliki beberapa tujuan, yaitu :
1. Untuk mengetahui dasar proses pengawasan.
2. Untuk mengetahui tipe-tipe proses pengawasan.
3. Untuk mengetahui tahap-tahap proses pengawasan.
4. Untuk mengetahui maksud dan tujuan proses pengawasan.
5. Untuk mengetahui maksud dan tujuan dari standard.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Pengawasan
Definisi Pengawasan menurut Yohanes Yahya dalam bukunya (Pengantar Manajemen;hal
133; 2006) adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen
dapat tercapai. Proses ini berkaitan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang
direncanakan. Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan yang sanga terat antara
perencanaan dan pengawasan.
Denifinisi pengawasan menurut Robert J.Mockler berikut ini telah memperjelas unsure-unsur
esensial proses pengawasan. Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standart pelaksaaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system
informasi,umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standart yang telah
ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan – penyimpangan serta
mengambil tindakan koreksi yang diperlukan dengan cara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
2.2Standard
G.R.Terry dalam buku the principles of manajemen mengutip pendapat Margaret G. Reid
dari buku Consumers and the market,sebagai berikut. A standard may be thougt of as an
estabilished measure something to strive toward, a model for comparison, a meansby which
one thing may becompared with another. (Suatu standard dapat dianggap sebagai suatu
ukuran yang telah ditetapkan, sesuatu untuk diusahakan, suatu model untuk perbandingan,
suatu alat untuk membandingkan sesuatu dengan yang lainnya).
3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1Pengertian Pengawasan
Pengawasan adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen
dapat tercapai. Proses ini berkaitan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang
direncanakan. Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan yang sanga terat antara
perencanaan dan pengawasan. Dalam kegiatan sebuah organisasi, langkah awal proses
pengawasan adalah sebenarnya langkah perencaan, yaitu penetapan tujuan standar. Untuk
mengetahui lebih jelas tentang apa itu pengawasan maka perlu terlebih dahulu dipahami
pengertian-pengertian, tujuan, sasaran, prosedur, dan sebagainya.
4
3.3Tipe-Tipe Pengawasan
Ada tiga tipe dasar dalam proses kegiatan fungsi pengawasan sebuah organisasi yaitu:
1. Pengawasan pendahuluan
Pengawasan pendahuluan atau sering disebut steering controls dirancang untuk
mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standart atau
tujuan dan kemungkinan koreksi dibuat sebelum suatu tujuan kegiatan tertentu
diselesaikan, jadi pendekatan pengawasan ini lebih efektif dengan mendeteksi masalah-
masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi.
2. Pengawasan concurrent
Pengawasan ini sering disebut juga dengan pengawasan yang dilakukan selama suatu
kegiatan berlangsung. Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek pengawasan
ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu atau
syarat tertentu yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum suatu kegiatan itu
dilaksanakan atau dilanjuti atau menjadi suatu peralatan cross-check yang lebih
menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
3. Pengawasan umpan balik
Pengawasan umpan balik juga dikenal sebagai alat pengukur untuk mengetahui hasil-
hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari
rencana atau standar ditentukan dan penemuan-penemuan diterapkan untuk kegiatan-
kegiatan serupa dari masa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat historis dan
pengukuran ini dilakukan setelah kegiatan terjadi.
5
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan.
Penetapan standar akan tidak berguna apabila tidak disertai berbagai cara untuk
mengukur pelaksanaan kegiatan nyata, oleh karena itu tahap kedua dalam pengawasan
adalah penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat yang dapat digunakan
beberapa kali, pelaksanaannya dapat diukur dalam setiap jam, harian dan mingguan serta
bulanan.
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Setelah proses diatasdigunakan maka tahap berikutnya adalah perjalanan proses yang
akan dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus selama pelaksanaan kegiatan.
Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaannya yaitu :
a. Pengamatan
b. Laporan-laporan lisan maupun tulisan
c. Penyesuaian dengan system dan prosedur
d. Inspeksi pengujian atau dengan mengambil sampel
4. Perbandingan pelaksanaan dengan standard analisa penyimpangan
Tahap kritis dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan yang
direncanakan. Pengadaan sistem yang standar ini diperlukan sebagai alat ukur suatu
proses pekerjaan. penyimpangan-penyimpangan yang timbul dari adanya suatu proses
dalam suatu pekerjaan harus dapat di analisa dan dijelaskan serta diperbaiki dimasa yang
akan dating sehingga kesalahan yang dibuat tidak akan terulang kembali, selain itu dapat
menghindari kerugian yang besar dalam hal dana.
5. Pengambilan tindakan koreksi apabila diperlukan.
Apabila hasil dari suatu analisa memerlukan suatu tindakan koreksi, tindakan itu harus
segera diambil.tindakan koreksi itu dapat diambil dalam beberapa bentuk standar yang
mungkin dapat diubah dan diperbaiki. Koreksi yang dilakukan dapat berupa:
a. Mengubah standar mula, ada kemungkinan standar yang dibuat terlalu tinggi
b. Mengubah pengukuran pelaksanaan.
c. Mengubah cara dalam menganalisa penyimpang.
Suatu pengawasan sangat penting dilakukan karena hal itu berkaitan dengan suatu organisasi
atau perusahaan. Perubahan suatu lingkungan yang terus menerus harus disertai dengan
6
adanya pengawasan yang berulang-ulang dan meningkat sesuai dengan perkembangannya
dan lingkungan dari suatu organisasi itu sendiri atau suatu perusahaan.
Semakin besarnya suatu organisasi semakin kompleks masalah yang akan dihadapi. System
pengawasan yang diperlukan akan semakin berkembang dan semakin kompleks pula,
sehingga dapat membantu dalam menjalankan proses standar. Kesalahan-kesalahan yang
timbul dapat diperkecil dengan adanya pengawasan dari seorang manajer.
3.6Prinsip-Prinsip Pengawasan
Harnold Koontz dan Cyril O’Donnell dalam buku Principles of Management, menetapkan
prinsip-prinsip pengawasan agar supay apengawasan itu berjalan efektif sebagai berikut :
1. Prinsip tercapainya tujuan (Principle of assurance of objective)
Kontrol harus ditunjukan terhadap tercapainya tujuanya itu dengan mengadakan koreksi
untuk menghindarkan penyimpangan-penyimpangan atau devisa dari pada perencanaan.
2. Prinsip effesiensi pengawasan (Principle of efficiency of control)
7
Kontrol adalah effisien bilamana dapat menghidarkan penyimpangan-penyimpangan dari
pada planning, sehingga tidak timbul hal-hal lain diluar dugaan.
3. Prinsip tanggung jawab pengawasan
Kontrol hanya dapat dilaksanakan apabila manajer bertangung jawab penuh terhadap
pelaksanaan perencanaan.
4. Prinsip pengawasan terhadap masa yang akan datang (Principle of future control)
Pengawasan yang effektif harus ditunjukan ditunjukan terhadap pencegahan
penyimpangan planning yang akanterjadi baik pada waktu sekarang atau yang akan
datang.
5. Prinsip pengawasan langsung (Principle of direct control)
Teknik kontrol yang paling efektif ialah mengusahakan adanya manajer bawahan yang
berkualitas baik. Kontrol itu dilakukan oleh manager atas dasar bahwa manusia itu suka
berbuat salah. Cara yang paling baik untuk menjamin adanya pelaksanaan yang sesuai
dengan planning ialah mengusahakan sedapat mungkin para petugas memiliki kualitas
yang terbaik.
6. Prinsip refleksi perencanaan (Principle of reflection of plans)
Kontrol harus disusun dengan baik sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan
pada planning. Sebagai contoh bilamana control itu ditunjukan terhadap pemeriksaan
keuangan, maka harus diketahui terlebih dahulu berapa anggaran belanja yang disediakan
dan bilamana control itu ditunjukan terhadap kebijaksanaan, maka manager harus
mengerti terlebih dahulu, hakekat dari pada policy itu dan bidang-bidang pelaksanaanya.
7. Prinsip penyesuaian dengan organisasi ( principle of organizational suitability)
Kontrol harus dilakukansesuai dengan struktur organisasi manager dan bawahnnya
merupakan sarana untuk melaksanakan planning dengan demikian control yang efektif
harus disesuaikan dengan luas authority manager. Sehingga mencerminkan struktur
organisasi.
8. Prinsip kedirian pengawasan ( principle of individuality of control)
Kontrol harus sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan akan informasi dari pada setiap
manager. Ruang lingkup infromasi yang dibutuhkan itu berbeda satu sama lain.
Tergantung kepada tingkat dan tugas dari pada manager.
8
9. Prinsip standard ( principle of standard)
Kontrol yang efektif Dan effisien memerlukan standard yang tepat. Prinsip standard ini
menghendaki bahwa setiap planning itu mempunyai ukuran efektivitas yaitu mengukur
bahwa suatu program dari pada suatu planning itu telah dilakukan. Hal ini dibutuhkan
mengingat control terhadap pekerjaan itu di lakukan melalui orang-orang. Perlu diingat
sekalipun manager yang paling qualified tidak dapat melepaskan diri dari pada pengaruh-
pengaruh yang bersifat pribadi. Kadang – kadang pekerjaan itu di kamuflase dengan
laporan-laporan yang tidak benar dengan mempergunakan teknik iilatisme. Oleh karena
itulah perlu adannya standard untuk menghindarkan hal-hal yang tidak beres dalam hasil
pekerjaan.
10. Prinsip pengawasan terhadap point startegis ( principle of strategic point control)
Pengawasan yang efektif dan effisien memerlukan adanya perhatian yang ditujukan
terhadap factor-faktor yang strategis dalam pelaksanaan. Prinsip-prinsip ini harus
mencerminkan kenyataan bahwa manager itu tidak perlu meneliti sampai hal-hal yang
sekecil-kecilnya dalam pelaksanaan perencanaan.Yang penting baginya ialah bahwa
planning itusedang dilaksanakan dan dapat selesai. Oleh karena itu manager harus
memusatkanperhatiannya terhadap factor-faktor yang mungkin atau sedang menimbulkan
penyimpangan-penyimpangan dari planning. Tidak ada garis pedoman yang dapat
dipakai oleh manager untuk menentukan apakah pelakasanan planning itu akan atau
sedang menyimpang.Hal ini seluruhnya tergantung kepada seni dari pada maanger atau
managerial art.
11. Prinsip kekecualian ( the exception principle)
Effisiensidalam control membutuhkan adannya perhatian yang ditujukan terhadap factor
kekecualian. Prinsip ini menunjukkan adannya kekecualian daripada kebiasaan dalam
pelaksaan, sehingga manager harusbetul-betul memperhatikannya. Oleh karena hal ini
dapat menimbulkan penyimpangan dari pada planning.Kekecualian ini dapat terjadi di
dalam keadaan tertentu di mana situasi berubah atau tidak sama.
12. Prinsip daya suai pengawasan ( principle of flexibility of control)
Kontrol harus flexible untuk menghindarkan kegagalan planning.
9
13. Prinsip peninjauan kembali ( principle of review)
System control harus ditinjau secara berkali-kali, agar supaya system yang digunakan
berguna untukmencapai tujuan.
14. Prinsip tindakan ( principle of action)
Kontrol adalah mengenai apabila ada ukuran-ukuran untukmengoreksi penyimpangan-
penyimpangan dari planning, organizing,staffing, dan directing. Sebagai contoh apabila
dalam pelakasanaan planning itu terdapat petugas petugas yang kurang atau tidak cakap
melaksanakan pekerjaan. Maka manajer harus menggantinya dengan petugas lain yang
cukup cakap atau melatihnya sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya.
3.8Standard
A. Pengertian standard
Standard merupakan juga alat control. Oleh karena itu penetapan standard dalam
planning harus betul-betul diperhatikan. Mengingat bagaimana akan membandingkan
hasil dengan yang diharapkan apabila tidak ada standard yang telah ditetapkan.
10
B. Macam-macam standard
Menurut Terry ada enam macam standard meliputi semua tools of management, yaitu:
1. Manusia
2. Uang
3. Bahan
4. Metode
5. Mesin
6. Pasar
7. Waktu
3.9Tujuan Standard
Adapun tujuan dari standard ialah sebagai berikut:
1. Salah satu tujuan penting standard ialah untuk menggambarkan produk-produk, proses-
proses dan aktivitas-aktivitas. Uraian demikian sangat penting dalam pengawasan.
2. Tujuan lain dari pada standard adalah identifikasi
3. Tujuan ketiga adalah membantu dalam pengukuran
11
BAB IV
PENUTUP
4.1Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah kita bahas, dapat kita tarik berbagai kesimpulan sebagai berikut.
Pengawasan merupakan salah satu hal yang wajib diperlukan agar pelaksanaan suatu
perusahaan atau organisasi dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana dari
perusahaan atau organisasi tersebut.
4.2Saran
Kemudian saran penulis atas pembahsan yang telah kita pelajari adalah, kepada para rekan
mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali, dan juga mengkaji lebih dalam bagaimana
sistem pengawasan yang baik dan benar.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sukarna, Drs., “Dasar- Dasar Manajemen”, Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung, 2011.
13