Anda di halaman 1dari 17

DASAR DASAR PROSES PENGAWASAN DALAM MANAJEMEN

Disusun Oleh :

Alfiq Resya Pratama (22021122026)

Alwi Risman (2202112132)

M. Robbi Kurniawan (2202113578)

Noel Putra Sintong Sihite (2202112178)

Respa Ardya Nengsi (2202112105)

Rian Rinaldi Marpaung (2202112170)

Rio Anggara Putra (2202113540)

Rohana Elyzabeth (2202112097)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“Dasar Dasar Proses Pengawasan Dalam Manajemen” tepat waktu. Penulis
menyampaikan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw. yang telah memberi
petunjuk kepada umat manusia. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada
bapak Ishaidi selaku dosen mata kuliah Manajemen yang telah memberikan arahan
kepada penulis dalam pembuatan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembacanya dan penulis juga bisa mendapatkan nilai yang baik.
Penulisan makalah ini masih ada kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis
menerima kritik dan saran dari pembaca.

Pekanbaru, 25 Oktober 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................................3

2.1 Pengawasan.....................................................................................................3
2.2 Standard...........................................................................................................3

BAB III PEMBAHASAN....................................................................................................4

3.1 Pengertian Pengawasan...................................................................................4


3.2 Dasar-Dasar Proses Pengawasan.....................................................................4
3.3 Tipe-Tipe Pengawasan....................................................................................4
3.4 Tahap Proses Pengawasan...............................................................................5
3.5 Tujuan Pengawasan.........................................................................................7
3.6 Prinsip-Prinsip Pengawasan............................................................................7
3.7 Alat-Alat Untuk Pengawasan Pekerjaan ......................................................10
3.8 Standard.........................................................................................................10
3.9 Tujuan Standard............................................................................................11

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................12

4.1 Kesimpulan...................................................................................................12
4.2 Saran..............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah


Dalam setiap organisasi peran manajemen sangat penting artinya dalam kaitannya dengan
kelangsungan hidup organisasi, karena berhasil atau tidaknya organisasi dalam mencapai
tujuannya sangat bergantung pada faktor manajemennya, baik itu mempengaruhi kinerja
anggotanya dalam melakukan tugasnya dalam organisasi seperti yang telah dikemukakan
oleh Joseph L. Massie dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen yang mendefinisikan
manajemen sebagai proses yang mengarahkan langkah-langkah kelompok menuju tujuan
yang sama. Proses ini melibatkan teknik yang digunakan oleh sekelompok orang untuk
mengkoordinasikan aktivitas orang lain.

Dan dalam setiap bentuk kepemimpinan yang bagaimanapun, maka proses pengawasan
merupakan suatu yang harus ada dan dilaksanakan. Kegiatan ini untuk meneliti dan
memeriksa apakah pelaksanaan tugas-tugas perencanaan semula betul-betul dikerjakan. Hal
ini juga untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan, penyalahgunaan, kebocoran,
kekurangan dalam melaksanakan tugas-tugas dan sekaligus dapat mengetahui jika sekiranya
terdapat segi-segi dari kelemahan. Salah satu fungsi manajemen yang paling penting adalah
fungsi pengawasan, karena dalam perjalanan organisasi mencapai tujuannya.

1.2Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, kami menemukan beberapa masalah yang akan kami rumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah maksud dari dasar proses pengawasan ?
2. Apa sajakah tipe –tipe proses pengawasan ?
3. Apa sajakah tahap-tahap proses pengawasan ?
4. Apa maksud dan tujuan proses pengawasan ?
5. Apakah maksud dan tujuan dari standard ?

1
1.3Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan masalah dari latar belakang di atas, adapun penulisan karya ilmiah ini
memiliki beberapa tujuan, yaitu :
1. Untuk mengetahui dasar proses pengawasan.
2. Untuk mengetahui tipe-tipe proses pengawasan.
3. Untuk mengetahui tahap-tahap proses pengawasan.
4. Untuk mengetahui maksud dan tujuan proses pengawasan.
5. Untuk mengetahui maksud dan tujuan dari standard.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1Pengawasan
Definisi Pengawasan menurut Yohanes Yahya dalam bukunya (Pengantar Manajemen;hal
133; 2006) adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen
dapat tercapai. Proses ini berkaitan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang
direncanakan. Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan yang sanga terat antara
perencanaan dan pengawasan.

Denifinisi pengawasan menurut Robert J.Mockler berikut ini telah memperjelas unsure-unsur
esensial proses pengawasan. Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standart pelaksaaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system
informasi,umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standart yang telah
ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan – penyimpangan serta
mengambil tindakan koreksi yang diperlukan dengan cara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

2.2Standard
G.R.Terry dalam buku the principles of manajemen mengutip pendapat Margaret G. Reid
dari buku Consumers and the market,sebagai berikut. A standard may be thougt of as an
estabilished measure something to strive toward, a model for comparison, a meansby which
one thing may becompared with another. (Suatu standard dapat dianggap sebagai suatu
ukuran yang telah ditetapkan, sesuatu untuk diusahakan, suatu model untuk perbandingan,
suatu alat untuk membandingkan sesuatu dengan yang lainnya).

3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1Pengertian Pengawasan
Pengawasan adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen
dapat tercapai. Proses ini berkaitan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang
direncanakan. Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan yang sanga terat antara
perencanaan dan pengawasan. Dalam kegiatan sebuah organisasi, langkah awal proses
pengawasan adalah sebenarnya langkah perencaan, yaitu penetapan tujuan standar. Untuk
mengetahui lebih jelas tentang apa itu pengawasan maka perlu terlebih dahulu dipahami
pengertian-pengertian, tujuan, sasaran, prosedur, dan sebagainya.

Fungsi-fungsi pengawasan manajemen juga berhubungan erat dengan fungsi-fungsi


manajerial lainnya seperti perencanaan, pengorganisasian, penyusunan sumber daya manusia
dan pengarahan yang telah direncanakan secara efektif. Dan pengawasan itusendiri harus
diawasi. Sebagai contoh apakah laporan-laporan yang sudah dibuat sudah akurat, apakah
laporan pengawasan itu sudah memberikan laporan yang tepat, apakah kegiatan itu sudah
diukur dengan interval frekuensi yang mencukupi, semuanya ini merupakan aspek
pengawasan pada fungsi pengawasan.

3.2 Dasar-Dasar Proses Pengawasan


Kasus-kasus yang sering terjadi dalam banyak organisasi adalah tidak diselesaikannya suatu
tugas atau pekerjaan, tidak tepat waktu penyelesaian suatu pekerjaan, suatu anggaran yang
berlebihan dan kegiatan-kegiatan lainnya yang menyimpang dari rencana.
Istilah lain yang sering dipergunakan dalam fungsi pengawasan antara lain evaluating
appraising atau correcting, sebutan controlling lebih banyak digunakan karena lebih
mengandung konotasi yang mencakup penetapan standar, pengukuran kegiatan dan
pengambilan tindakan korektif.

4
3.3Tipe-Tipe Pengawasan
Ada tiga tipe dasar dalam proses kegiatan fungsi pengawasan sebuah organisasi yaitu:
1. Pengawasan pendahuluan
Pengawasan pendahuluan atau sering disebut steering controls dirancang untuk
mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standart atau
tujuan dan kemungkinan koreksi dibuat sebelum suatu tujuan kegiatan tertentu
diselesaikan, jadi pendekatan pengawasan ini lebih efektif dengan mendeteksi masalah-
masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi.
2. Pengawasan concurrent
Pengawasan ini sering disebut juga dengan pengawasan yang dilakukan selama suatu
kegiatan berlangsung. Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek pengawasan
ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu atau
syarat tertentu yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum suatu kegiatan itu
dilaksanakan atau dilanjuti atau menjadi suatu peralatan cross-check yang lebih
menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
3. Pengawasan umpan balik
Pengawasan umpan balik juga dikenal sebagai alat pengukur untuk mengetahui hasil-
hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari
rencana atau standar ditentukan dan penemuan-penemuan diterapkan untuk kegiatan-
kegiatan serupa dari masa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat historis dan
pengukuran ini dilakukan setelah kegiatan terjadi.

3.4Tahap-Tahap Proses Pengawasan


Proses pengawasan biasanya dilakukan paling sedikit limatahap yaitu sebagai berikut:
1. Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan)
Tahap pertama dalam pengawasan adalah penetapan standar pelaksanaan yang artinya
sebagai suatu satuanpengukuran yang dapatdigunakan sebagai patokan untuk penilaian
hasil-hasil.Tujuan, sasaran, kuotadan target pelaksanaan dapat di gunakan sebagai standar
yang lebih khusus antara lain target penjualan, anggaran, bagian pasar, margin
keuntungan, keselamatan kerja dan sasaran produksi.

5
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan.
Penetapan standar akan tidak berguna apabila tidak disertai berbagai cara untuk
mengukur pelaksanaan kegiatan nyata, oleh karena itu tahap kedua dalam pengawasan
adalah penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat yang dapat digunakan
beberapa kali, pelaksanaannya dapat diukur dalam setiap jam, harian dan mingguan serta
bulanan.
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Setelah proses diatasdigunakan maka tahap berikutnya adalah perjalanan proses yang
akan dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus selama pelaksanaan kegiatan.
Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaannya yaitu :
a. Pengamatan
b. Laporan-laporan lisan maupun tulisan
c. Penyesuaian dengan system dan prosedur
d. Inspeksi pengujian atau dengan mengambil sampel
4. Perbandingan pelaksanaan dengan standard analisa penyimpangan
Tahap kritis dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan yang
direncanakan. Pengadaan sistem yang standar ini diperlukan sebagai alat ukur suatu
proses pekerjaan. penyimpangan-penyimpangan yang timbul dari adanya suatu proses
dalam suatu pekerjaan harus dapat di analisa dan dijelaskan serta diperbaiki dimasa yang
akan dating sehingga kesalahan yang dibuat tidak akan terulang kembali, selain itu dapat
menghindari kerugian yang besar dalam hal dana.
5. Pengambilan tindakan koreksi apabila diperlukan.
Apabila hasil dari suatu analisa memerlukan suatu tindakan koreksi, tindakan itu harus
segera diambil.tindakan koreksi itu dapat diambil dalam beberapa bentuk standar yang
mungkin dapat diubah dan diperbaiki. Koreksi yang dilakukan dapat berupa:
a. Mengubah standar mula, ada kemungkinan standar yang dibuat terlalu tinggi
b. Mengubah pengukuran pelaksanaan.
c. Mengubah cara dalam menganalisa penyimpang.

Suatu pengawasan sangat penting dilakukan karena hal itu berkaitan dengan suatu organisasi
atau perusahaan. Perubahan suatu lingkungan yang terus menerus harus disertai dengan

6
adanya pengawasan yang berulang-ulang dan meningkat sesuai dengan perkembangannya
dan lingkungan dari suatu organisasi itu sendiri atau suatu perusahaan.

Semakin besarnya suatu organisasi semakin kompleks masalah yang akan dihadapi. System
pengawasan yang diperlukan akan semakin berkembang dan semakin kompleks pula,
sehingga dapat membantu dalam menjalankan proses standar. Kesalahan-kesalahan yang
timbul dapat diperkecil dengan adanya pengawasan dari seorang manajer.

3.5 Tujuan Pengawasan


Adapun tujuan dari pengawasan ialah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui jalannya pekerjaan apakah lancar atau tidak.
2. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan mengusahakan
pencegahan agar supaya tidak terulang kembali kesalahan yang sama atau timbulnya
kesalahan-kesalahan yang baru.
3. Untuk mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam planning
terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah ditentukan.
4. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan biaya sesuai dengan program
(fase/tingkatpelaksanaan) seperti yang telah ditentukan dalam planning atau tidak.
5. Untuk mengetahui hasil pekerjaan dengan dibandingkan dengan yang telat ditetapkan
dalam rencana (Standar). Dan sebagai tambahan.
6. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan prosedur dan kebijaksanaan
yang telah ditentukan.

3.6Prinsip-Prinsip Pengawasan
Harnold Koontz dan Cyril O’Donnell dalam buku Principles of Management, menetapkan
prinsip-prinsip pengawasan agar supay apengawasan itu berjalan efektif sebagai berikut :
1. Prinsip tercapainya tujuan (Principle of assurance of objective)
Kontrol harus ditunjukan terhadap tercapainya tujuanya itu dengan mengadakan koreksi
untuk menghindarkan penyimpangan-penyimpangan atau devisa dari pada perencanaan.
2. Prinsip effesiensi pengawasan (Principle of efficiency of control)

7
Kontrol adalah effisien bilamana dapat menghidarkan penyimpangan-penyimpangan dari
pada planning, sehingga tidak timbul hal-hal lain diluar dugaan.
3. Prinsip tanggung jawab pengawasan
Kontrol hanya dapat dilaksanakan apabila manajer bertangung jawab penuh terhadap
pelaksanaan perencanaan.
4. Prinsip pengawasan terhadap masa yang akan datang (Principle of future control)
Pengawasan yang effektif harus ditunjukan ditunjukan terhadap pencegahan
penyimpangan planning yang akanterjadi baik pada waktu sekarang atau yang akan
datang.
5. Prinsip pengawasan langsung (Principle of direct control)
Teknik kontrol yang paling efektif ialah mengusahakan adanya manajer bawahan yang
berkualitas baik. Kontrol itu dilakukan oleh manager atas dasar bahwa manusia itu suka
berbuat salah. Cara yang paling baik untuk menjamin adanya pelaksanaan yang sesuai
dengan planning ialah mengusahakan sedapat mungkin para petugas memiliki kualitas
yang terbaik.
6. Prinsip refleksi perencanaan (Principle of reflection of plans)
Kontrol harus disusun dengan baik sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan
pada planning. Sebagai contoh bilamana control itu ditunjukan terhadap pemeriksaan
keuangan, maka harus diketahui terlebih dahulu berapa anggaran belanja yang disediakan
dan bilamana control itu ditunjukan terhadap kebijaksanaan, maka manager harus
mengerti terlebih dahulu, hakekat dari pada policy itu dan bidang-bidang pelaksanaanya.
7. Prinsip penyesuaian dengan organisasi ( principle of organizational suitability)
Kontrol harus dilakukansesuai dengan struktur organisasi manager dan bawahnnya
merupakan sarana untuk melaksanakan planning dengan demikian control yang efektif
harus disesuaikan dengan luas authority manager. Sehingga mencerminkan struktur
organisasi.
8. Prinsip kedirian pengawasan ( principle of individuality of control)
Kontrol harus sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan akan informasi dari pada setiap
manager. Ruang lingkup infromasi yang dibutuhkan itu berbeda satu sama lain.
Tergantung kepada tingkat dan tugas dari pada manager.

8
9. Prinsip standard ( principle of standard)
Kontrol yang efektif Dan effisien memerlukan standard yang tepat. Prinsip standard ini
menghendaki bahwa setiap planning itu mempunyai ukuran efektivitas yaitu mengukur
bahwa suatu program dari pada suatu planning itu telah dilakukan. Hal ini dibutuhkan
mengingat control terhadap pekerjaan itu di lakukan melalui orang-orang. Perlu diingat
sekalipun manager yang paling qualified tidak dapat melepaskan diri dari pada pengaruh-
pengaruh yang bersifat pribadi. Kadang – kadang pekerjaan itu di kamuflase dengan
laporan-laporan yang tidak benar dengan mempergunakan teknik iilatisme. Oleh karena
itulah perlu adannya standard untuk menghindarkan hal-hal yang tidak beres dalam hasil
pekerjaan.
10. Prinsip pengawasan terhadap point startegis ( principle of strategic point control)
Pengawasan yang efektif dan effisien memerlukan adanya perhatian yang ditujukan
terhadap factor-faktor yang strategis dalam pelaksanaan. Prinsip-prinsip ini harus
mencerminkan kenyataan bahwa manager itu tidak perlu meneliti sampai hal-hal yang
sekecil-kecilnya dalam pelaksanaan perencanaan.Yang penting baginya ialah bahwa
planning itusedang dilaksanakan dan dapat selesai. Oleh karena itu manager harus
memusatkanperhatiannya terhadap factor-faktor yang mungkin atau sedang menimbulkan
penyimpangan-penyimpangan dari planning. Tidak ada garis pedoman yang dapat
dipakai oleh manager untuk menentukan apakah pelakasanan planning itu akan atau
sedang menyimpang.Hal ini seluruhnya tergantung kepada seni dari pada maanger atau
managerial art.
11. Prinsip kekecualian ( the exception principle)
Effisiensidalam control membutuhkan adannya perhatian yang ditujukan terhadap factor
kekecualian. Prinsip ini menunjukkan adannya kekecualian daripada kebiasaan dalam
pelaksaan, sehingga manager harusbetul-betul memperhatikannya. Oleh karena hal ini
dapat menimbulkan penyimpangan dari pada planning.Kekecualian ini dapat terjadi di
dalam keadaan tertentu di mana situasi berubah atau tidak sama.
12. Prinsip daya suai pengawasan ( principle of flexibility of control)
Kontrol harus flexible untuk menghindarkan kegagalan planning.

9
13. Prinsip peninjauan kembali ( principle of review)
System control harus ditinjau secara berkali-kali, agar supaya system yang digunakan
berguna untukmencapai tujuan.
14. Prinsip tindakan ( principle of action)
Kontrol adalah mengenai apabila ada ukuran-ukuran untukmengoreksi penyimpangan-
penyimpangan dari planning, organizing,staffing, dan directing. Sebagai contoh apabila
dalam pelakasanaan planning itu terdapat petugas petugas yang kurang atau tidak cakap
melaksanakan pekerjaan. Maka manajer harus menggantinya dengan petugas lain yang
cukup cakap atau melatihnya sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya.

3.7Alat-Alat Untuk Pengawasan Pekerjaan Secara Menyeluruh


Terry dalam buku principles of management meyebutkan, alat pengawasan terhadap
pekerjaan secara menyeluruh ialah sebagai berikut :
1. Written Report (Laporan Tertulis)
2. Profit and Loss Statement (Daftar Neraca rugi laba)
3. Key ratios of total activities (rasio pokok dari seluruh kegiatan)
4. Return on invesment (hasil yang dicapai dari pada investasi)
5. Audit of several types (pemeriksaan dengan beberapa type) :
a. Internal audit (pemeriksaan intern)
b. Audits by four publics (pemeriksaan oleh empat macam public)
c. Audit by A.I.M. (Pemeriksaan dengan A.I.M)

3.8Standard
A. Pengertian standard
Standard merupakan juga alat control. Oleh karena itu penetapan standard dalam
planning harus betul-betul diperhatikan. Mengingat bagaimana akan membandingkan
hasil dengan yang diharapkan apabila tidak ada standard yang telah ditetapkan.

10
B. Macam-macam standard
Menurut Terry ada enam macam standard meliputi semua tools of management, yaitu:
1. Manusia
2. Uang
3. Bahan
4. Metode
5. Mesin
6. Pasar
7. Waktu

3.9Tujuan Standard
Adapun tujuan dari standard ialah sebagai berikut:
1. Salah satu tujuan penting standard ialah untuk menggambarkan produk-produk, proses-
proses dan aktivitas-aktivitas. Uraian demikian sangat penting dalam pengawasan.
2. Tujuan lain dari pada standard adalah identifikasi
3. Tujuan ketiga adalah membantu dalam pengukuran

Contoh Kasus kurangnya Pengawasan


Pada suatu hari yang cerah pada bulan Juni 1999, krisis terburuk dalam sejarah Coca-Cola
selama 113 tahun dimulai ketika ratusan pelanggan di eropa jatuh sakit setelah meminum produk
Coke yang “berbau busuk.” Kegagalan para pengemas minuman ke dalam botol di Antewerp,
Belgia,dan Dunkirk Prancis, dalam mengikuti prosedur pengendalian kualitas telah membuat
perusahaan tersebut kesulitan dan harus berusaha untuk bangkit sampai sekarang. Empat belas
juta produk Coke ditarik kembali dari lima Negara Eropa, dan mimpi buruk departemen
hubungan masyarakat berlangsung selama berbulan-bulan, kurangnya pengendalian
yang efektif bisa benar benar merusak kesehatan organisasi dan mengancam masa depannya.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah kita bahas, dapat kita tarik berbagai kesimpulan sebagai berikut.
Pengawasan merupakan salah satu hal yang wajib diperlukan agar pelaksanaan suatu
perusahaan atau organisasi dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana dari
perusahaan atau organisasi tersebut.

4.2Saran
Kemudian saran penulis atas pembahsan yang telah kita pelajari adalah, kepada para rekan
mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali, dan juga mengkaji lebih dalam bagaimana
sistem pengawasan yang baik dan benar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sukarna, Drs., “Dasar- Dasar Manajemen”, Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung, 2011.

Yahya Yohannes, “Pengantar Manajemen”,Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006.

Daft, I, Richart, “Manajemen-Manajemen”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Joseph, L. Lassie,”Dasar-Dasar Manajemen

Mine.2016.Dasar-Dasar Proses Pengawasan Dalam Manajemen.


(Diakses tanggal 25 Oktober 2022)
http://jumroh.blogspot.com/2016/01/dasar-dasar-proses-pengawasan-dalam.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai