Anda di halaman 1dari 16

PASAR UANG SYARIAH

Oleh
Sarifah Anum

Nim : 4012020056
Dosen Pengampu : Alfian, S.E

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA (IAIN)
TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Ucapan puji syukur tentu patut kita curahkan kepada Allah pencipta alam raya
yang telah melengkapi segala apa yang diperlukan manusia dengan menberikan seluruh
isi jagat raya-Nya sebagai pelengkap kebutuhan dan penyokong kehidupan manusia.

Terimakasih juga kepada segenap teman-teman yang telah membantu


menyelesaikan makalah dengan tema PASAR UANG SYARIAH ini sehingga dapat
terbentuk dengan sempurna dan dapat dimaknai secara lebih mendalam.

Semoga dengan terselesaikan makalah ini dapat mendatangkan wacana baru


dalam dunia keilmuan Pasar Uang Syariah dilingkup akademisi IAIN Langsa.

Langsa, Juni 2021


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................4

A. Latar Belakang...............................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................5
C. Tujuan Penulisan............................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN..............................................................................6

A. Pengertian Pasar Uang Syariah.......................................................6


B. Fungsi Pasar Uang Syariah.............................................................8
C. Peserta Pasar Uang Syariah............................................................9
D. Tujuan Pasar Syariah......................................................................10
E. Perbedaan Pasar Uang Syariah dan Pasar Modal...........................11
F. Instrument yang berada dipasar uang di Indonesia dan Pasar
valuta asing.....................................................................................12

BAB III : PENUTUP......................................................................................15

A. Kesimpulan.....................................................................................15
B. Saran...............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep keuangan Islam didasarkan oleh dua prinsip yaitu, moralitas dan
keadilan. Oleh karena itu, dasar operasionalnya bersumber pada Al Qur’an dan
Hadist serta Ijma. Membentangkan instrument lembaga pembiayaan syariah harus
selaras dengan prinsip syariah, yaitu antara lain transaksi yang dilakukan harus
bersifat adil, halal, thayyib, dan maslahat.

Fenomena krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1997 menunjukkan


hubungan negatif antara kondisi makro ekonomi terhadap kinerja saham. Dimana
melemahnya nilai tukar rupiah telah berdampak besar terhadap Pasar Modal di
Indonesia. Namun pada tahun 2007,2008 dan 2009 tercatat bahwa reksadana pasar
uang syariah memperoleh return positif dan negative dalam sejarah kemajuan-
keterpurukan Negara kita.

Penelitian yang dilakukan Ma dan Kao (1990) ditemukan, bahwa dengan


menggunakan data dari enam negara, apresiasi (menguatnya) uang domestik
berskala negatif pada pergerakan harga saham domestik karena perekonomian
didominasi oleh ekspor dan berpengaruh positif pada pergerakan harga saham
domestik di suatu perekonomian yang didominasi impor.

Dengan berbagai landasan abstraksi keterkaitan uang dalam perekonomian


suatu Negara, maka kami bermaksud membuat makalah dengan judul PASAR
UANG. Bermaksud agar kami dapat berpartisipasi meramaikan rumpun
pembahasan bagian-bagian dalam pembahasan Lembaga Keuangan Syarah (LKS)
diranah akademisi.

Menurut penulis, hukum keberadaan pasar uang adalah suatu kewajiban


bagi umat Islam. Sebab jika yang menguasai pasar uang adalah non Islam artinya
ekonomi dunia akan ada dibawah genggaman non Islam, dan sangat mudah bagi
mereka untuk ‘melumatkan’ dan ‘meluluhlantahkan’ umat Islam yang lemah

4
secara Ekonomi. Sebagai mana dasar penguat yang disampaikan oleh Rasulullah
saw dalam sabdanya:

)‫ف (الحديث‬ َّ ‫ي َخ ْي ٌر َوأَ َح ُّب إِل َى هللاِ ِمنَ ا ْل ُمؤْ ِم ِن ال‬


ِ ‫ض ِع ْي‬ ُّ ‫ال ُمؤْ ِمنُ ا ْلقَ ِو‬

“Muslim yang kuat adalah lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada
muslim yang lemah. (al-Hadits).

B. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian pasar uang syariah?
b. Fungsi pasar uang syariah?
c. Peserta pasar uang syariah?
d. Tujuan pasar uang syariah?
e. Perbedaan pasar uang dan pasar modal?
f. Siapakah instrument yang berada dipasar uang di Indonesia dan Pasar
valuta asing?

C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk menjelaskan pengertian pasar uang syariah?
b. Untuk mengetahui Fungsi pasar uang syariah?
c. Untuk mengetahui Peserta pasar uang syariah?
d. Untuk menjelaskan Tujuan pasar uang syariah?
e. Memahami Perbedaan pasar uang dan pasar modal?
f. Memahami instrument yang berada dipasar uang di Indonesia dan Pasar
valuta asing?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar Uang Syari’ah

Pasar uang (money market) adalah mekanisme untuk memperdagangkan


dana jangka pendek, yaitu dana berjangka waktu kurang dari satu tahun. Kegiatan
di pasar ini juga terjadi karena ada dua pihak, pihak pertama yang kekurangan
dana yang sifatnya jangka pendek, pihak kedua memiliki kelebihan dana dalam
waktu jangka pendek juga. Mereka itu dipertemukan di dalam pasar uang,
sehingga unit yang kekurangan memperoleh dana yang di butuhkan, sedangkan
unit yang kelebihan memperoleh penghasilan atas uang yang lebih tersebut.

Pengertian pasar uang dalam teori ekonomi bukanlah suatu tempat secara
fisik orang berjualan dan menjajakan barang dagangannya. Pasar di artikan lebih
luas dan abstrak, namun tetap mencakup pasar dalam pengertian sehari-hari, yaitu
pertemuan antara permintaan dan penawaran.

Pasar uang syari’ah merupakan mekanisme yang memungkinkan


lembaga keuangan syari’ah untuk menggunakan instrumen pasar dengan
mekanisme yang sesuai dengan prinsip-prinsip  syari’ah baik untuk mengatasi
persoalan kekurangan likuiditas maupun kelebihan likuiditas. Hanya saja harus
diakui saaat ini masih sangat dibutuhkan pengembangan pasar uang berbasis
syari’ah. Pengembangan pasar uang syari’ah sangat penting karena mekanisme
pasar uang syari’ah hanya aka efektif apabila 1:

1. Cukup banyak instrumen pasar uang syari’ah yang dapat di


perdagangkan. Instrumen perdagangan syari’ah di samping harus
memenuhi pinsip-prinsip syari’ah juga harus marketable yaitu

1
Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta, Kencana : 2009)
halm. 204

6
mengandung pendapatan yang baik, resiko yang rendah, mudah di
cairkan, sederhana dan fleksibel.
2. Ada lembaga yang bersedia menjadi pembuat transaksi (transaction
maker) yang melakukan verifikasi atas kesempatan investasi, mengatasi
kesulitan dan untuk memastikan adanya kemungkinan bagi investor guna
mencairkan kembali investasi mereka jika sewaktu-waktu mereka
butuhkan tanpa memengaruhi pendapatan efektif yang mereka harapkan.
Lembaga ini mendukung adanya perjanjian perdagangan skuritas,
program penebusan, dan bertindak sebagai kustodian. Selama ini di pasar
uang Indonesia, fungsi pembuat transaksi di jalankan oleh Ficorinvest
yang sering di sebut security house.
3. Prasarana komunikasi yang memadai
4. Informasi keuangan yang dapat dipercaya, yaitu data keuangan
perusahaan yang mengeluarkan SBPU, agar setiap peminat dapat
membuat penelitian mengenai keadaan perusahaan.

Pasar uang syari’ah merupakan pasar tempat bank-bank syari’ah menjual


dan membeli instrumet keuangan. Keberadaan pasar uang syariah diakui secara
Internasioanl dengan lahirnya Bahrain Monetery Agency (BMA) dan bank Negara
Malaysia. Pada dasarnya, pasar uang syari’ah dan konvensional memiliki fungsi
yang sama, yaitu mengatur likuiditas, maksudnya jika bank syari’ah memiliki
kelebihan dana maka dapat menggunakan instrumen pasar uang untuk
menginvestasikan dananya. Jika mengalami kesulitan likuiditas, maka dapat
menerbitkan instrumen yang dapat dijual untuk mendapatkan dana tunai2.

Kebijakan mengenai pasar uang syari’ah di Indonesia di dasarkan pada


peraturan Bank Indonesia Nomor : 10/ 36/ PBI/ 2008 tanggal 10 Desember 2008
tentang operasi moneter syari’ah yag merupakan pengejawantahan pengendalian
moneter berdasarkan prinsip syari’ah dalam rangka mendukung tugas Bank
Indonesia dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Pencapaian

2
Huda, nurul & mustafa edwid nasution, current issues Lembaga Keuangan Syari’ah,
(Jakarta, Prenada media: 2009) halm. 236

7
target operasional tersebut dilakukan dengan cara memengaruhi likuiditas
perbankan syari’ah melalui kontraksi moneter atau ekspansi moneter.
                                                                        

B. Fungsi Pasar Uang Syariah 

Pasar uang pada prinsipnya merupakan sarana alternatif bagi lembaga-lembaga


keuangan, perusahaan-perusahaan non keungan dan peserta lainnya baik dalam
memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam rangka melakukan
penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya.

Pasar uang secara tidak lagsung berfungsi sebagai sarana pengendali moneter
oleh penguasa moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka. Pelaksanaan
pasar terbuka oleh bank indonesia dilakukan dengan menggunakan sertifikat bank
indonesia atau sertifikat bank indonesia syari’ah bagi tujuan kontraksi moneter
dan surat berharga pasar uang atau surat berharga pasar uang dengan prinsip
syari’ah untuk bank syari’ah sebagai instrumen ekspansi moneter.

OMS ditujukan untuk mencapai target opersional pengendalian moneter


sari’ah yang dapat berupa :

1. Kecukupan likuiditas perbankan syari’ah; dapat berupa target uang primer


atau komponennya yang terdiri dari uang kartal yang ada di bank dan
masyarakat, dan saldo giro bank dalam rupiah di bank indonesia.
2. Variabel lain yang ditetapkan oleh bank indonesia; yaitu berupa tingkat
imbalan pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syari’ah dalam rangka
mendukung pencapaian sasaran akhir kebijakan moneter bank Indonesia
yang antara lain berupa tingkat imbalan pasar uang antar bank berdasarkan
prinsip syari’ah.

Di samping itu, pasar uang juga dapat berfungsi informasi dimana pasar
uang dapat memberikan informasi bagi perusahaan, pemerintah, masyarakat,
perorangan, sektor luar negri dan peserta pasar uang lainnya mengenai kondisi
moneter, preferensi dan tingkah laku pasar uang, pengruh kebijakan moneter serta
pengaruh dari interaksi kegiatan ekonomi dalam dan luar negeri.

8
C. Peserta Pasar Uang Syariah

Para peserta dalam pasar uang syari’ah adalah lembaga keuangan,


perusahaan besar, lembaga pemerintah dan individu yang memerlukan dana
jangka pendek dan biasanya pembelian surat-surat berharga pasar uang hanya
didasarkan kepada kepercayaan semata, hal ini disebabkan surat-surat berharga
pasar uang biasanya tanpa jaminan tertentu.

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pasar uang adalah petama pihak
yang membutuhkan dana. Dan yang kedua pihak yang menanamkan dana atau
pihak yang menjual dana baik bank maupun non bank dengan tujuan investasi di
pasar uang. Para pelaku pasar uang terdiri dari bank komersial, perusahaan
pemerintah, dan perusahaan swasta yang bergerak di bidang keuangan yang
terkait erat dengan pemerintah.

Investor di pasar uang terutama mencari keamanan dan likuiditas di


samping peluang untuk memperoleh pendapat bunga/ bagi hasil. Hal tersebut
karena dana yang di investasikan di pasar uang adalah kelebihan dana sementara
dan biasanya dibutuhkan dalam waktu singkat untuk membayar pajak, gaji,
deviden dan sebagainya. Dengan alasan ini, maka investor pasar uang sangat
sensitif terhadap resiko. Adapun jenis-jenis resiko yang mungkin dihadapi adalah:

1. Resiko pasar, yaitu resiko yang berkaitan dengan turunnya harga surat
berharga dan tingkat bunga/ bagi hasil naik mengakibatkan investor
mengalami capital lose.
2. Resiko reinvestment, yaitu investor terpaksa menempatkan pendapatan
yang di peroleh dari bunga kredit atau bagi hasil pembiayaan atau surat-
surat berharga ke investasi lain yang berpendapat rendah akibat turunnya
tingkat bunga/bagi hasil.
3. Resiko gagal bayar, yaitubresiko yang terjadi akibat peminjam tidak
memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan.

9
4. Resiko inflasi, yaitu adanya kenaikan harga-harga barang dan jasajasa
yang akan menurunkan daya beli atas pendapatan yang diterima.
5. Risiko valuta, yaitu adanya perubahan terhadap kurs mata uang asing
apabila mengalami perubahan yang merugikan.
6. Risisko pilitik, berkaitan dengan perubahan peraturan yang mengakibatkan
turunnya perdapatan suatu investasi atau akan terjadi kerugian total dari
modal yang di investasikan. Atau bisa juga karena pergantian presiden
atau gubernur bank sentral yang dianggap kurang melindungi nilai
investasi para investor.
7. Resiko likuiditas, apabila instrumen yang dimiliki sulit untuk dijual
kembali sebelum jatuh tempo.3

D. Tujuan Pasar Uang Syariah

Tujuan Pasar Uang Syariah

1. Untuk memelihara posisi likuiditas yang cukup bagi Bank sepanjang


waktu;
2. Untuk memaksimalkan yield pendapatan atas investasi dana-dana jangka
pendek;
3. Untuk berpartisipasi dalam Pasar Uang Syariah dan membangun
sensitifitas terhadap perkembangan tingkat bagi hasil di Pasar Uang
Syariah.

Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) adalah kegiatan transaksi keuangan


jangka pendek antarbank berdasarkan prinsip syariah baik dalam rupiah maupun
valuta asing.

3
Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta, Kencana : 2009)
halm. 206

10
E. Perbedaan antara Pasar Uang dengan Pasar Modal

Pasar uang dan pasar modal memiliki persamaan, yaitu sebagai sarana bagi
investor dalam melakukan investasi disamping sebagai sarana mobilisasi dana
bagi pihak yang mebutuhkan dana. Namun, pasar uang memiliki karakteristik
tertentu yang membedakannya dengan pasar modal, baik dari segi jangka waktu
instrumen diperjualbelikan, tempat penjualannya, serta tujuan para penjual dan
pembelinya. Perbedaan tersebut antara lain :

1. Terletak pada instrumen yang diperjualbelikan. Pasar uang menyediakan


sarana pengalokasian dan pinjaman dana jangka pendek yang jangka
waktunya tidak lebih dari satu tahun dan merupakan pasar likuiditas
primer. Sebaliknya dalam pasar modal instrumen yang diperjualbelikan
adalah surat-surat berharga jangka panjang dan merupakan dana yang
bersifat permanen atau semi permanen.
2. Terletak pada pasar tempat pelaksanaan transaksi. Pasar modal memiliki
tempat transaksi tertentu yang disebut bursa efek. Sedang pasar uang
tempat transaksinya abstrak.
3. Terletak pada struktur organisasinya. Pasar  modal adalah pasar yang
terorganisasi karena disamping memiliki tempat transaksi khusus,
pelaksanaannya juga diatur dan diawasi oleh otoritas pasar modal, yaitu
Bapepam-LK, sedangkan pasar uang adalah pasar yang tidak terorganisasi.
4. Terletak pada tujuan para penjual atau pihak yang mengeuarkan surat-surat
berharga. Dalam pasar uang tujuannya adalah memenuhi kebutuhan modl
jangka pendek, sedangkan pasar modal lebih ditekankan kepada tujuan
investasi atau untuk ekspansi perusahaan.

11
F. Instrumen Pasar Uang Syari’ah

Perbedaan pokok antara lembaga keuangan islam dengan lembaga


keuangan konvensional adalah dilarangnya riba pada lembaga keuangan islam,
baik riba nasia maupun riba fadl. Pendapatn atau keuntungan hanya boleh
diperoleh dengan bekerja atau melakukan kegiatan perniagaan yang tidak dilarang
dalam islam.

Beberapa pedoman islam yang harus diperhatikan dalam penciptaan


instrumen pasar uang antra lain 4:

1. Uang tidak apat mengasilkan apa-apa. Uang hanya akan berkembang


apabila diinvestasikan dalam kegiatan ekonomi riil.
2. Keberhasilan kegiatan ekonomi diukur dengan return oninvesment.
Return ini hanya boleh diestimasikan tetapi tidak boleh ditentukan
terlebih dahulu di depan.
3. Bagaimana saham dalam perusahaan, kegiatan mudharabah atau
kemitraan musyarakah dapat di perjual belikan untuk kegiatan investasi
dan bukan untuk tujuan spekulasi atau untuk tujuan perdagangan paper.
4. Peranti keuangan islami, seperti bagian saham dalam suatu kemitraan
atau perusahaan dapat dinegosiasiakan (di beli atau dujual) karena ia
mewakili bagian saham dalam jumlah aset dari bisnis yang nyata.

Adapun jenis-jenis instrumen pasar uang yang di tawarkan dalam pasar uang
dengan sistem syari’ah di Indonesia antara lain 5:

1. Sertifikat bank Indonesia syari’ah

4
Huda, nurul, & Mohammad heykal, Lembaga Keuangan Islam, (Jakarta, Prenada
media group: 2010) halm. 121.

5
Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta, Kencana : 2009)
halm. 217

12
Atau yang biasa disebut SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip
syari’ah berjangka waktu pendek dalam mata uang rpiah yang diterbitkan
oleh bank Indonesia.
2. Repurchase agreement (REPO) SBIS
a. Transaksi repuechase agreement SBIS yang selanjutnya disebut REPO
SBIS adalah transaksi pemberian pinjaman oleh bank indonesia
kepada BUS atau UUS dengan agunan SBIS.
b. BUS atau UUS dapat merepokan SBIS miliknya kepada bank
Indonesia dengan terlebih dahulu menandatangani perjanjian
pengagungan SBIS dalam rangka SBIS. Terhadap repo SBIS di
kenakan biaya. Dll 
c. Surat berharga syari’ah negara (SBSN)
d. Adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip
syari’ah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN
dalam mata uan rupiah.
e. Repurchase agreement (repo) SBSN
f. Repo SBSN adalah transaksi penjualan SBSN oleh bank kepada bank
indonesia dengan janji pembelian kembali sesuai dengan harga dan
jangka waktu yang disepakati dalam rangka standing facilities
syari’ah.

Repo SBSN memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Menggunakan akad al bai’ atau jual beli yang disertai dengan al wa’ad
atau janji oleh bank kepada bank indonesia dalam dokumen terpiah untuk
membeli kembali SBSN dalam jangka waktu dan harga tertentu yang
telah disepakati.
b. Berjangka waktu paling lama 14 hari kalender.
c. Terhadap penggunaan repo SBSN dikenakan biaya repoSBSN dengan
rate sebesar BI-rate+margin 50.

5.      Instrument pasar uang antar bank syari’ah (PUAS)

13
Adalah kegiatan transaksi keuangan jangka pendek antar bank
berdasarkan prinsip syari’ah baik dalam rupiah maupun valuta asing. Instrumen
PUAS adaah instrumen bank syari’ah atau UUS yang digunakan sebagai sarana
transaksi di PUAS.

Pada dasarnya, PUAS di maksudkan sebagai sarana investasi antar bank


sari’ah sehingga bank syari’ah tidak diperkenankan menambahkan dana kepada
bank konvensional untuk menghindari pemanfaatan dana yang akan menghasilkan
bunga. Peserta PUAS adalah bank syari’ah dan bank konvensioanl. Bank syari’ah
dapat melakukan penanaman dana dan / atau pengelolaan dana sedangka bank
konvensional hanya dapat menanamkan dananya6.

6
Kutut silvanita magani ,Bank dan lembaga keuangan lain,(jakarta, PT glora aksara
peratama,2009) hlm.3

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Jadi pasar uang adalah suatu tempat perdagangan uang jangka dalam
pendek dengan waktu tidak melebihi 360 hari. Bahasa mudahnya, pasar
uang adalah tempat penjualan uang (money market). Jadi pasar uang
membentuk transaksi pinjam-meminjam dana, yang selanjutnya menjadi
hutang-piutang. Adapun barang yang ditransaksikan dalam pasar ini
adalah secarik kertas berupa surat hutang atau janji untuk membayar
sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu pula.

b. Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjual belikan dalam pasar


uang jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang
diterbitkan oleh badan-badan usaha swasta dan negara serta lembaga-
lembaga pemerintah. Instrumen pasar uang yang ada di Indonesia adalah
sebagai berikut : Sertfikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU), Sertifikat Deposito, Commerecial Paper, Call Money,
Repurchase Agreement, Banker's Acceptence.

c. Jadi pelaku dalam pasar uang adalah Bank, Yayasan, Dana Pensiun,
Perusahaan Asuransi, Perusahaan-perusahaan besar, Lembaga Pemerintah,
Lembaga Keuangan lain, Individu Masyarakat.

B. Saran
Penulisan dan tulisan kami memang jauh dari kesempurnaan, sebab hanya
orang teliti dan mau belajarlah yang mampu menulis dengan baik dan hari ke
tigabenar. Semoga penulisan makalah dapaakan digunakan sebagai sumber
rujukan dan menjadi makalah percontohan serta semoga makalah ini dapat
bermanfaan untuk dibaca mahasiswa ekonomi syariah IAIN Langsa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta,


Kencana : 2009) halm. 204

Huda, nurul & mustafa edwid nasution, current issues Lembaga


Keuangan Syari’ah, (Jakarta, Prenada media: 2009) halm. 236

Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta,


Kencana : 2009) halm. 206

Huda, nurul, & Mohammad heykal, Lembaga Keuangan Islam, (Jakarta,


Prenada media group: 2010) halm. 121.

Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta,


Kencana : 2009) halm. 217

Kutut silvanita magani ,Bank dan lembaga keuangan lain,(jakarta, PT


glora aksara peratama,2009) hlm.3

16

Anda mungkin juga menyukai