PENILAIAN SAHAM
DI SUSUN OLEH :
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dibagi. Selain itu, banyak ahli menyarankan agar berinvestasi di dalam saham
dilakukan dalam jangka panjang. Mereka menyarankan rentang waktu antara 10-
20 tahun untuk bisa mendapatkan hasil yang signifikan dalam berinvestasi di
dalam saham.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
1
ulistyastuti, Dyah Ratih. 2002. Saham dan Obligasi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya.
2
Eliza. 2013. Hubungan Nilai Intrinsik Suatu Saham Terhadap Harga Pasar Saham Tersebut.Jurnal
Ekonomi, Volume 4 Nomor 1.
3
perusahan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika
perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan
saham biasa (commen stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu
perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut
dengan dengan saham preferen (preferred stock). Saham preferren mempunyai
hak-hak prioritas lebih dari saham biasa. Hak-hak prioritas dari saham preferren
yaitu hak atas deviden yang tetap dan hak terhdap aktiva jika terjadi likuiditas.
Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti seperti
yang dimiliki oleh saham biasa.
3
Prabawa, Sri Adji. 2012. Analisis Saham Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Non
BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia : Dengan Pendekatan Price Earning Ratio (PER) dan
Price Book Value (PBV). Jurnal Ilmiah Manajemen Vol 13. No. 3.
4
Pranyoto, Edy. Dapatkah Kita Memprediksi Perubahan Harga Saham ?. Jurnal Bisnis Darmajaya,
Vol.2 No.01 Januari 2016. Informatics and Bussiness Institude Darmajaya.
4
2.4 Jenis Saham Berdasarkan Hak Tagihan (Klaim)
2.4.1 Saham biasa (common stocks)
Dengan adanya resiko yang besar tersebut biasanya jika usaha
perusahaan berjalan dengan baik maka deviden saham biasa akan
lebih besar daripada saham preferen. Tetapi manakala terjadi likuidasi
pembagian deviden dan pembagian harta perusahaan serta pemegang
saham biasa akan memperoleh pembagian terakhir setelah pemegang
saham preferen. Pembagian deviden untuk saham biasa dapat
dilakukan jika perusahaan sudah membayar deviden untuk saham
preferen Saham biasa mempunyai hak yang sama bagi pemegangnya
yang dapat menentukan jalannya perseroan melalui rapat umum
pemegang saham. Kadangkadang hak suara dalam rapat pemegang
saham hanya diberikan pada saham biasa, tetapi sering juga saham
preferen mempunyai hak suara. 5
5
Jogiyanto. 2000. ”Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Yogyakarta: BPFE. UGM.
Nophirin. 1990. “Ekonomi Moneter”. Yogyakarta
5
beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran
terlebih dahulu jika terjadi likuidasi6.
6
ibid
7
Samsul, Muhammad. 2006. Pasar modal dan manajemen portofolio. Jakarta:Erlangga.
6
2. Saham preferen tidak kumulatif.
Saham ini merupakan kebalikan dari saham preferen kumulatif.
Dalam saham preferen tidak kumulatif pemegang saham tidak
akan memperoleh pembagian keuntungan secara penuh
manakala dalam suatu periode ada deviden yang belum dibayar.
Dalam saham jenis ini, pemegang saham preferen akan
mendapat proritas akan tetapi hanya sampai pada jumlah
tertentu sehingga tidak seluruh deviden yang tidak dibayar akan
dipenuhi seluruhnya, kadangkala tidak menutup kemungkinan
bahwa deviden yang tidak dibayar pada tahun sebelumnya tidak
akan dibayar ditahun kemudian.
3. Saham preferen partisipasi.
Saham ini merupakan saham preferen dalam hak devidennya
tidak terbatas dalam jumlah tertentu. Ini berarti saham ini
disamping memperoleh deviden tetap juga akan memperoleh
bonus (tambahan) deviden manakala perusahaan mencapai
sasaran yang telah digariskan.
4. Saham preferen konvertibel (Convertible prefered stocks).
Adalah saham preferen yang dapat diujur dengan surat berharga
lain yang dikeluarkan oleh perusahaan lain yang menerbitkan
saham ini umumnya hak konversi ditujukan untuk dapat
ditukarnya saham preferen dengan saham biasa. Meskipun
saham preferen umumnya mempunyai hak yang didahulukan
dalam pembagian deviden akan tetapi dalam hubungannya
dengan kekuasaan terhadap keberadaan perusahaan sangat jauh
lebih kecil dibandingkan dengan saham biasa.
8
Sharpe, William F, dkk. 2006. Investment, edisi 6. Alih bahasa oleh Kamil. Jakarta: Indeks.
7
1) Analisis Fundamental - Analisis ini beranggapan bahwa setiap
investor adalah makhluk rasional, karena itu analisis ini mencoba
mempelajari hubungan antara harga saham dengankondisi
perubahaan yang tercermin pada nilai kekayaan bersih perusahaan
itu.
2) Analisis Teknikal - Analisis ini beranggapan bahwa penawaran
dan permintaan menentukan harga saham. Para analis teknikal
lebih banyak menggunakan informasi yang timbul dari luar
perusahaan yang memiliki dampak terhadap perusahaan dari pada
informasi intern perusahaan.
1) Nilai buku
Nilai buku ialah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban
perusahaan jika dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar
jaminan atau seberapa besar aktiva bersih untuk saham yang dimiliki
investor. 9Beberapa nilai yang berkaitan dengan nilai buku:
a. Nilai nominal, ialah nilai yang ditetapkan oleh emiten.
b. Agio saham, ialah selisih harga yang diperoleh dari yang dibayarkan
investor kepada emiten dikurangi harga nominalnya.
c. Nilai modal disetor, ialah total yang dibayar oleh pemegang saham
kepada perusahaan emiten, yaitu jumlah nilai nominal ditambah agio
saham.
d. Laba ditahan, ialah laba yang tidak dibagikan kepada pemegang
saham dan diinvestasikan kembali ke perusahaan dan merupakan
sumber dana internal.
9
Suhardi, Deddy A. 2007. Pergerakan Harga Saham Sektor Properti Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan Kondisi Profitabilitas, Suku Bunga dan Beta Saham.Jurnal Organisasi dan Manajemen
Vol. 3, No. 2. Universitas Terbuka
8
2) Nilai Pasar
Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan
penawaran saham di pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar
sekunder. Nilai pasar tidak lagi dipengaruhi oleh emiten atau pihak
pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga inilah yang sebenarnya
mewakili nilai suatu perusahaan.
3) Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu
saham agar saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya
sehingga tidak terlalu mahal. Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari
nilai sekarang dari semua aliran kas di masa mendatang baik yang berasal
dari dividen maupun capital gain. 10
10
Darodjat, Tubagus Achmad. 2015. Konsep-Konsep Dasar Manajemen Personalia: Masa Kini.
Bandung: PT Refika Aditama.
9
semua hal tersebut dalam dunia bisnis melalui aktivitas
penawaran dan permintaan.
b. Beberapa Dampak Negatif Bursa Saham
Adapun dampak-dampak negatif dari adanya bursa saham ini
tergambar pada hal hal berikut11:
1) Transaksi berjangka dalam pasar saham ini sebagian besarnya
bukanlah jual-beli sesungguhnya. Karena tidak ada unsur
serah-terima dalam pasar saham ini antara kedua pihak yang
bertransaksi, padahal syarat jual-beli adalah adanya serah-
terima dalam barang yang disyaratkan ada serah-terima barang
dagangan dan pembayarannya atau salah satu dari keduanya.
2) Kebanyakan penjualan dalam pasar ini adalah penjualan
sesuatu yang tidak dimiliki, baik itu berupa mata uang, saham,
giro piutang, atau barang komoditi komersial dengan harapan
akan dibeli di pasar sesunguhnya dan diserah-terimakan pada
saatnya nanti, tanpa mengambil uang pembayaran terlebih
dahulu pada waktu transaksi sebagaimana syaratnya jual beli
as-Salm.
3) Pembeli dalam pasar ini kebanyakan membeli menjual kembali
barang yang dibelinya sebelum dia terima. Orang kedua itu
juga menjualnya kembali sebelum dia terima. Demikianlah
jual-beli ini terjadi secara berulang-ulang terhadap satu objek
jualan sebelum diterima, hingga transaksi itu berakhir pada
pembeli terakhir yang bisa jadi sebenarnya ingin membeli
barang itu langsung dari penjual pertama yang menjual barang
yang belum dia miliki, atau paling tidak menetapkan harga
sesuai pada hari pelaksanaan transaksi, yakni hari penutupan
harga. Peran penjual dan pembeli selain yang pertama dan
terakhir hanya mencari keuntungan lebih bila mendapatkan
11
______________, 2011. Penulisan Karya Ilmiah : Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas
Akhir Aplikasi pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis.
10
keuntungan saja, dan melepasnya bila sudah tidak
menguntungkan.
4) Yang dilakukan oleh para pemodal besar dengan memonopoli
saham dan sejenisnya serta barang-barang komoditi komersial
lain di pasaran agar bisa menekan pihak penjual yang menjual
barang-barang yang tidak mereka miliki dengan harapan akan
membelinya pada saat transaksi dengan harga lebih murah,
atau langsung melakukan serah-terima sehingga menyebabkan
para penjual lain merasa kesulitan.
5) Sesungguhnya bahaya pasar modal semacam ini berpangkal
dari dijadikannya pasar ini sebagai pemberi pengaruh pasar
dalam skala besar. Karena harga-harga dalam pasar ini tidak
sepenuhnya bersandar pada mekanisme pasar semata secara
praktis dari pihak orang-orang yang butuh jual-beli. Namun
justru terpengaruh oleh banyak hal, sebagian diantaranya
dilakukan oleh para pemerhati pasar, sebagian lagi berasal dari
adanya monopoli barang dagangan dan kertas saham, atau
dengan menyebarkan berita bohong dan sejenisnya. Disinilah
tersembunyi bahaya besar menurut tinjauan syari’at. Karena
cara demikian menyebabkan ketidakstabilan harga secara tidak
alami, sehingga berpengaruh buruk sekali pada perekonomian
yang ada.
11
investor besar itu berkesempatan membelinya kembali dengan
harga lebih murah dengan harapan akan bisa meninggikan
harganya dengan banyaknya permintaan.12 Pada akhirnya para
investor besarlah yang beruntung sementara kerugian besar-
besaran harus ditanggung investor kecil-kecilan, sebagai akibat
dari perbuatan investor besar yang berpura-pura melempar kertas-
kertas saham itu sebagai ikutan. Hal itupun terjadi di pasar
komoditi komersial.
12
Lamb, Charles. W. et al. 2002. Pemasaran. Buku I Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dibutuhkan analisis saham yang bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu
saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini saham
tersebut.nilai intrinsik menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari
saham tersebut.pedoman yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1) Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai
undervalued (harganya terlalu rendah)dan karenanya seharusnya dibeli
atau ditahan Apabila saham tersebut telah dimiliki
2) Apabila nilai intrinsik < harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai
overvalued (harganya terlalu mahal)dan karenanya seharusnya Dijual
3) Apabila nilai intrinsic = harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai
wajar harganya dan berada dalam kondisikeseimbangan.
3.2 Saran
Harga saham dapat naik dan turun secara cepat atau pun secara berangsur-
angsur sehingga pada grafik akan terlihat membentuk beberapa puncak, lembah
13
atau bisa juga mendatar (harga bergerak dalam kisaran sempit). Dalam upaya
menganalisa harga saham dan mengidentifikasikan suatu tren perubahan harga
saham, para chartist berpedoman pada dua asumsi penting. Pertama, harga
bergerak pada tren tertentu dan kedua, tren ini akan terus berlangsung hingga
terdapat suatu kejadian yang membuat tren akan berubah.
14
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Sharpe, William F, dkk. 2006. Investment, edisi 6. Alih bahasa oleh Kamil.
Jakarta: Indeks.
Jurnal:
Eliza. 2013. Hubungan Nilai Intrinsik Suatu Saham Terhadap Harga Pasar Saham
Tersebut.Jurnal Ekonomi, Volume 4 Nomor 1.
Prabawa, Sri Adji. 2012. Analisis Saham Perusahaan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dan Non BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia :
Dengan Pendekatan Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value
(PBV). Jurnal Ilmiah Manajemen Vol 13. No. 3.
Suhardi, Deddy A. 2007. Pergerakan Harga Saham Sektor Properti Bursa Efek
Indonesia Berdasarkan Kondisi Profitabilitas, Suku Bunga dan Beta
Saham.Jurnal Organisasi dan Manajemen Vol. 3, No. 2. Universitas
Terbuka
15