Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENILAIAN SAHAM

DI SUSUN OLEH :

NAMA : Syahbanda (4012019036)


Firyal Nabilah (4012019058)
Ulan Sundari Bangko (4012019090)
Mutasya (4012019119)
Nurul Mawaddah (4012019144)
Prodi : Perbankan Syariah

FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya

sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami

mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi

dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh

lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan

dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman

Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Langsa, Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Pengertian Saham ........................................................................................ 3

2.2 Konsep Saham............................................................................................. 3

2.3 Jenis Saham Berdasarkan Cara Peralihan Hak............................................ 4

2.4 Jenis Saham Berdasarkan Hak Tagihan ...................................................... 5

2.5 Jenis Penilaian Saham ................................................................................. 8

BAB I II PENUTUP ............................................................................................ 13

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 13

3.2 Saran ........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen
finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan
menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan
pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis - saham
(efek ekuitas) dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk
meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi. Saham dijual melalui
pasar primer (primary market) atau pasar sekunder (secondary market). Pasar
yang di dalamnya berjalan usaha jual-beli saham disebut Bursa, dimana
didalamnya juga melibatkan para broker yang menjadi perantara antara penjual
dengan pembeli.

Disebut sebagai bursa karena dinisbatkan kepada sebuah hotel di Belgia


dimana kalangan konglomerat dan para broker berkumpul untuk melakukan
operasi kerja mereka. Atau dinisbatkan kepada sorang lelaki Belgia bernama
Deer Bursiah, yang memiliki sebuah istana tempat berkumpulnya kaum
konglomerat dan para broker untuk tujuan yang sama. Target bursa adalah
menciptakan pasar simultan dan kontinu dimana penawaran dan permintaan serta
orang-orang yang hendak melakukan perjanjian jual beli dipertemukan.

Tentunya semua itu dapat menggiring kepada berbagai keuntungan. Saham


diperjualbelikan di pasar modal. Salah satu pasar modal yang cukup dikenal oleh
masyarakat adalah bursa saham. Selain saham, bursa saham juga menyediakan
sarana untuk perdagangan sekuritas dan instrumen finansial lainnya, seperti
obligasi, reksa dana, mata uang, ORI, dll. Untuk dapat memperjualbelikan
sahamnya dalam suatu bursa saham, perusahaan yang bersangkutan harus
mendaftarkan sahamnya terlebih dahulu di bursa saham. Untuk berinvestasi di
saham, disarankan untuk melakukan teknik evaluasi terlebih dahulu dan uang
yang hendak diinvestasikan disebar di dalam beberapa saham, agar resiko bisa

1
dibagi. Selain itu, banyak ahli menyarankan agar berinvestasi di dalam saham
dilakukan dalam jangka panjang. Mereka menyarankan rentang waktu antara 10-
20 tahun untuk bisa mendapatkan hasil yang signifikan dalam berinvestasi di
dalam saham.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan saham ?
2. Bagaimana konsep dari saham tersebut ?
3. Apa saja jenis saham berdasarkan cara peralihan hak ?
4. Apa saja jenis saham berdasarkan hak tagihan (klaim) ?
5. Apa saja jenis penilaian saham ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk megetahui apa yang dimaksud dengan saham.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep dari saham.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis saham berdasarkan cara peralihan hak.
4. Untuk mengetahui apa saja jenis saham berdasarkan hak tagihan.
5. Untuk mengetahui apa saja jenis penilaian saham.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Saham

Saham adalah bentuk penyertaan modal dalam sebuah perusahaan. Ketika


seorang memiliki saham sebuah perusahaan, bisa dikatakan kita memiliki
perusahaan tersebut sebesar persentase tertentu sesuai dengan jumlah lembar
saham yang kita miliki.1

2.2 Konsep Saham

Pada umumnya, perusahaan-perusahaan yang menjual sahamnya kepada


masyarakat luas adalah perusahaan yang telah berdiri selama rentang waktu
tertentu dan mendapatkan keuntungan dari waktu ke waktu. Dengan demikian
diharapkan pada masa yang akan datang keuntungan tersebut bisa tetap
dipertahankan atau ditingkatkan sehingga pemilik perusahaan bisa mendapatkan
keuntungan. 2

Dengan kata lain, ketika seorang membeli saham sebuah perusahaan,


sebenarnya bukanlah membeli perusahaan pada masa kini, akan tetapi yang dibeli
adalah masa depan perusahaan. Dengan kata lain, seorang itu membeli prospek
perusahaan. Jika prospek perusahaan membaik harga saham tersebut akan
meningkat. Memiliki saham berarti memiliki perusahaan. penghasilan yang
dinikmati oleh pembeli saham adalah pembagian dividen ditambah dengan
kenaikan harga saham tersebut (capital gains).

Dengan demikian, dipandang dari segi kepastian, maka penghasilan pemilik


saham menjadi lebih tidak pasti. Hal ini disebabkan karena pembayaran dividen
sendiri akan dipengaruhi oleh prospek perusahaan yang tidak pasti. Suatu

1
ulistyastuti, Dyah Ratih. 2002. Saham dan Obligasi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya.
2
Eliza. 2013. Hubungan Nilai Intrinsik Suatu Saham Terhadap Harga Pasar Saham Tersebut.Jurnal
Ekonomi, Volume 4 Nomor 1.

3
perusahan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika
perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan
saham biasa (commen stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu
perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut
dengan dengan saham preferen (preferred stock). Saham preferren mempunyai
hak-hak prioritas lebih dari saham biasa. Hak-hak prioritas dari saham preferren
yaitu hak atas deviden yang tetap dan hak terhdap aktiva jika terjadi likuiditas.
Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti seperti
yang dimiliki oleh saham biasa.

2.3 Jenis Saham Berdasarkan Cara Peralihan Hak


2.3.1 Saham atas unjuk (bearer stocks)
Saham jenis ini sangat mudah dipindahkan seperti halnya mata
uang. Oleh karena itu kualitas kertas lembar saham dibuat spesifik
agar sulit untuk dapat dipalsukan. Dalam saham jenis ini pada
sertifikatnya tidak tercantum nama pemilik saham sehingga manakala
pemiliknya ingin menjual atau memindahkan kepada orang lain akan
dapat melaksanakannya dengan mudah. 3
2.3.2 Saham atas nama (registered stocks)
Saham jenis ini merupakan kebalikan dari saham atas unjuk.
Saham ini memuat nama pemiliknya dan nama ini akan tercantum
dalam buku perseroan sehingga apabila terjadi pemindahan saham atas
nama maka harus menempuh prosedur tertentu yang harus dipenuhi.
Saham ini mempunyai tingkat keamanan yang tinggi sebab sudah
tercantum dalam buku perseroan sehingg apabila saham ini hilang
maka cukup memberitahukan kepada perusahaan untuk meminta
penggantian. 4

3
Prabawa, Sri Adji. 2012. Analisis Saham Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Non
BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia : Dengan Pendekatan Price Earning Ratio (PER) dan
Price Book Value (PBV). Jurnal Ilmiah Manajemen Vol 13. No. 3.
4
Pranyoto, Edy. Dapatkah Kita Memprediksi Perubahan Harga Saham ?. Jurnal Bisnis Darmajaya,
Vol.2 No.01 Januari 2016. Informatics and Bussiness Institude Darmajaya.

4
2.4 Jenis Saham Berdasarkan Hak Tagihan (Klaim)
2.4.1 Saham biasa (common stocks)
Dengan adanya resiko yang besar tersebut biasanya jika usaha
perusahaan berjalan dengan baik maka deviden saham biasa akan
lebih besar daripada saham preferen. Tetapi manakala terjadi likuidasi
pembagian deviden dan pembagian harta perusahaan serta pemegang
saham biasa akan memperoleh pembagian terakhir setelah pemegang
saham preferen. Pembagian deviden untuk saham biasa dapat
dilakukan jika perusahaan sudah membayar deviden untuk saham
preferen Saham biasa mempunyai hak yang sama bagi pemegangnya
yang dapat menentukan jalannya perseroan melalui rapat umum
pemegang saham. Kadangkadang hak suara dalam rapat pemegang
saham hanya diberikan pada saham biasa, tetapi sering juga saham
preferen mempunyai hak suara. 5

2.4.2 Saham preferen (prefered stock)

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai hak khusus


melebihi pemegang saham biasa. Saham preferen disebut juga dengan
saham istimewa sebab mempunyai banyak keistimewaan. Biasanya
keistimewaan ini dihubungkan dalam hal pembagian deviden atau
pembagian aktiva pada saat likuiditas. Saham preferen merupakan
saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi
(bond) dan saham biasa, seperti bond yang membayarkan harga atas
pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa
deviden preferen seperti saham biasa dalam hal likuidasi klaim
pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond)
dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai

5
Jogiyanto. 2000. ”Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Yogyakarta: BPFE. UGM.
Nophirin. 1990. “Ekonomi Moneter”. Yogyakarta

5
beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran
terlebih dahulu jika terjadi likuidasi6.

Kelebihan dalam hal pembagian deviden adalah bahwa deviden


yang dibagi pertama kali harus dibagikan untuk saham preferen, kalau
ada kelebihan baru dibagikan kepada pemegang saham biasa. Deviden
saham preferen tidak terutang atas dasar waktu, tetapi baru terutang
7
jikasudah diumumkan oleh perusahaan. Dalam hal pimpinan
perusahaan tidak mengumumkan pembagian deviden dalam suatu
periode maka deviden tidak hilang. Biasanya saham preferen
mempunyai nilai nominal dan devidennya dinyatakan dalam
persentase dari nilai nominal.

Apabila saham prioritas tidak mempunyai nilai nominal maka


devidennya dinyatakan dalam bentuk rupiah dan bukan dalam bentuk
persentase. Suatu perusahaan dapat mengeluarkan lebih dari satu
macam saham preferen disebut saham preferen ke satu, saham
preferen kedua dan seterusnya, dimana saham preferen kesatu
mempunyai klaim yang pertama terhadap laba dan saham preferen
kedua mempunyai klaim kedua dan seterusnya. Saham preferen
dipisah lagi menjadi:

1. Saham preferen kumulatif.


Saham preferen kumulatif adalah saham preferen yang
devidennya setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang
saham dengan kata lain saham ini merupakan saham yang
dijamin akan memperoleh deviden setiap tahunnya. Apabila
dalam satutahun deviden tidak dapat dibayarkan maka pada
tahun tahun berikutnya deviden yang belum dibayar tersebut
harus dilunasi dulu sehingga dapat mengadakan pembagian
deviden untuk saham biasa.

6
ibid
7
Samsul, Muhammad. 2006. Pasar modal dan manajemen portofolio. Jakarta:Erlangga.

6
2. Saham preferen tidak kumulatif.
Saham ini merupakan kebalikan dari saham preferen kumulatif.
Dalam saham preferen tidak kumulatif pemegang saham tidak
akan memperoleh pembagian keuntungan secara penuh
manakala dalam suatu periode ada deviden yang belum dibayar.
Dalam saham jenis ini, pemegang saham preferen akan
mendapat proritas akan tetapi hanya sampai pada jumlah
tertentu sehingga tidak seluruh deviden yang tidak dibayar akan
dipenuhi seluruhnya, kadangkala tidak menutup kemungkinan
bahwa deviden yang tidak dibayar pada tahun sebelumnya tidak
akan dibayar ditahun kemudian.
3. Saham preferen partisipasi.
Saham ini merupakan saham preferen dalam hak devidennya
tidak terbatas dalam jumlah tertentu. Ini berarti saham ini
disamping memperoleh deviden tetap juga akan memperoleh
bonus (tambahan) deviden manakala perusahaan mencapai
sasaran yang telah digariskan.
4. Saham preferen konvertibel (Convertible prefered stocks).
Adalah saham preferen yang dapat diujur dengan surat berharga
lain yang dikeluarkan oleh perusahaan lain yang menerbitkan
saham ini umumnya hak konversi ditujukan untuk dapat
ditukarnya saham preferen dengan saham biasa. Meskipun
saham preferen umumnya mempunyai hak yang didahulukan
dalam pembagian deviden akan tetapi dalam hubungannya
dengan kekuasaan terhadap keberadaan perusahaan sangat jauh
lebih kecil dibandingkan dengan saham biasa.

2.4.3 Nilai-Nilai Saham


Ada dua pendekatan untuk melakukan analisis investasi yang
berkaitan dengan harga saham, yaitu: 8

8
Sharpe, William F, dkk. 2006. Investment, edisi 6. Alih bahasa oleh Kamil. Jakarta: Indeks.

7
1) Analisis Fundamental - Analisis ini beranggapan bahwa setiap
investor adalah makhluk rasional, karena itu analisis ini mencoba
mempelajari hubungan antara harga saham dengankondisi
perubahaan yang tercermin pada nilai kekayaan bersih perusahaan
itu.
2) Analisis Teknikal - Analisis ini beranggapan bahwa penawaran
dan permintaan menentukan harga saham. Para analis teknikal
lebih banyak menggunakan informasi yang timbul dari luar
perusahaan yang memiliki dampak terhadap perusahaan dari pada
informasi intern perusahaan.

2.5 Jenis Penilaian Saham

Ada tiga jenis penilaian saham, yaitu:

1) Nilai buku
Nilai buku ialah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban
perusahaan jika dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar
jaminan atau seberapa besar aktiva bersih untuk saham yang dimiliki
investor. 9Beberapa nilai yang berkaitan dengan nilai buku:
a. Nilai nominal, ialah nilai yang ditetapkan oleh emiten.
b. Agio saham, ialah selisih harga yang diperoleh dari yang dibayarkan
investor kepada emiten dikurangi harga nominalnya.
c. Nilai modal disetor, ialah total yang dibayar oleh pemegang saham
kepada perusahaan emiten, yaitu jumlah nilai nominal ditambah agio
saham.
d. Laba ditahan, ialah laba yang tidak dibagikan kepada pemegang
saham dan diinvestasikan kembali ke perusahaan dan merupakan
sumber dana internal.

9
Suhardi, Deddy A. 2007. Pergerakan Harga Saham Sektor Properti Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan Kondisi Profitabilitas, Suku Bunga dan Beta Saham.Jurnal Organisasi dan Manajemen
Vol. 3, No. 2. Universitas Terbuka

8
2) Nilai Pasar
Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan
penawaran saham di pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar
sekunder. Nilai pasar tidak lagi dipengaruhi oleh emiten atau pihak
pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga inilah yang sebenarnya
mewakili nilai suatu perusahaan.
3) Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu
saham agar saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya
sehingga tidak terlalu mahal. Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari
nilai sekarang dari semua aliran kas di masa mendatang baik yang berasal
dari dividen maupun capital gain. 10

a. Berbagai Dampak Positif Bursa Saham


Berbagai sisi positif dari bursa tersebut tergambar pada hal-hal
berikut:
1) Bursa saham ini membuka pasar tetap yang mempermudah
para pembeli dan penjual untuk saling bertemu lalu melakukan
transaksi instan maupun transaksi berjangka terhadap kertas-
kertas saham, giro maupun barang-barang komoditi.
2) Mempermudah pendanaan pabrik-pabrik dan perdagangan dan
proyek pemerintah melalui penjualan saham dan kertas-kertas
giro komersial.
3) Bursa ini juga mempermudah penjualan saham dan giro
pinjaman kepada orang lain dan menggunakan nilainya.
Karena para perusahaan yang mengeluarkan saham-saham itu
tidak mematok harga murni untuk para pemiliknya.
4) Mempermudah mengetahui timbangan harga-harga saham dan
giro piutang serta barang-barang komoditi, yakni pergulatan

10
Darodjat, Tubagus Achmad. 2015. Konsep-Konsep Dasar Manajemen Personalia: Masa Kini.
Bandung: PT Refika Aditama.

9
semua hal tersebut dalam dunia bisnis melalui aktivitas
penawaran dan permintaan.
b. Beberapa Dampak Negatif Bursa Saham
Adapun dampak-dampak negatif dari adanya bursa saham ini
tergambar pada hal hal berikut11:
1) Transaksi berjangka dalam pasar saham ini sebagian besarnya
bukanlah jual-beli sesungguhnya. Karena tidak ada unsur
serah-terima dalam pasar saham ini antara kedua pihak yang
bertransaksi, padahal syarat jual-beli adalah adanya serah-
terima dalam barang yang disyaratkan ada serah-terima barang
dagangan dan pembayarannya atau salah satu dari keduanya.
2) Kebanyakan penjualan dalam pasar ini adalah penjualan
sesuatu yang tidak dimiliki, baik itu berupa mata uang, saham,
giro piutang, atau barang komoditi komersial dengan harapan
akan dibeli di pasar sesunguhnya dan diserah-terimakan pada
saatnya nanti, tanpa mengambil uang pembayaran terlebih
dahulu pada waktu transaksi sebagaimana syaratnya jual beli
as-Salm.
3) Pembeli dalam pasar ini kebanyakan membeli menjual kembali
barang yang dibelinya sebelum dia terima. Orang kedua itu
juga menjualnya kembali sebelum dia terima. Demikianlah
jual-beli ini terjadi secara berulang-ulang terhadap satu objek
jualan sebelum diterima, hingga transaksi itu berakhir pada
pembeli terakhir yang bisa jadi sebenarnya ingin membeli
barang itu langsung dari penjual pertama yang menjual barang
yang belum dia miliki, atau paling tidak menetapkan harga
sesuai pada hari pelaksanaan transaksi, yakni hari penutupan
harga. Peran penjual dan pembeli selain yang pertama dan
terakhir hanya mencari keuntungan lebih bila mendapatkan

11
______________, 2011. Penulisan Karya Ilmiah : Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas
Akhir Aplikasi pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis.

10
keuntungan saja, dan melepasnya bila sudah tidak
menguntungkan.
4) Yang dilakukan oleh para pemodal besar dengan memonopoli
saham dan sejenisnya serta barang-barang komoditi komersial
lain di pasaran agar bisa menekan pihak penjual yang menjual
barang-barang yang tidak mereka miliki dengan harapan akan
membelinya pada saat transaksi dengan harga lebih murah,
atau langsung melakukan serah-terima sehingga menyebabkan
para penjual lain merasa kesulitan.
5) Sesungguhnya bahaya pasar modal semacam ini berpangkal
dari dijadikannya pasar ini sebagai pemberi pengaruh pasar
dalam skala besar. Karena harga-harga dalam pasar ini tidak
sepenuhnya bersandar pada mekanisme pasar semata secara
praktis dari pihak orang-orang yang butuh jual-beli. Namun
justru terpengaruh oleh banyak hal, sebagian diantaranya
dilakukan oleh para pemerhati pasar, sebagian lagi berasal dari
adanya monopoli barang dagangan dan kertas saham, atau
dengan menyebarkan berita bohong dan sejenisnya. Disinilah
tersembunyi bahaya besar menurut tinjauan syari’at. Karena
cara demikian menyebabkan ketidakstabilan harga secara tidak
alami, sehingga berpengaruh buruk sekali pada perekonomian
yang ada.

Sebagai contoh saja bukan untuk menyebutkan secara


keseluruhan: sebagian besar investor sengaja melempar sejumlah
kertas saham dan giro, sehingga harganya menjadi jatuh karena
terlalu banyak penawaran. Pada akhirnya para pemilik saham
kecil kecilan bergegas menjualnya kembali dengan harga murah
sekali, karena khawatir harga saham-saham itu semakin jatuh
sehingga mereka semakin rugi. Dengan adanya penawaran mereka
itu, mulailah harga saham itu terus menurun, sehingga para

11
investor besar itu berkesempatan membelinya kembali dengan
harga lebih murah dengan harapan akan bisa meninggikan
harganya dengan banyaknya permintaan.12 Pada akhirnya para
investor besarlah yang beruntung sementara kerugian besar-
besaran harus ditanggung investor kecil-kecilan, sebagai akibat
dari perbuatan investor besar yang berpura-pura melempar kertas-
kertas saham itu sebagai ikutan. Hal itupun terjadi di pasar
komoditi komersial.

12
Lamb, Charles. W. et al. 2002. Pemasaran. Buku I Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dibutuhkan analisis saham yang bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu
saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini saham
tersebut.nilai intrinsik menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari
saham tersebut.pedoman yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

1) Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai
undervalued (harganya terlalu rendah)dan karenanya seharusnya dibeli
atau ditahan Apabila saham tersebut telah dimiliki
2) Apabila nilai intrinsik < harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai
overvalued (harganya terlalu mahal)dan karenanya seharusnya Dijual
3) Apabila nilai intrinsic = harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai
wajar harganya dan berada dalam kondisikeseimbangan.

Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian


variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan (atau yang diamati)
menjadi perkiraan tentang harga saham.variabel-variabel ekonomi tersebut seperti
laba perusahaan,dividen yang dibagikan,variabilitas laba dan sebagainya.

3.2 Saran

Mengidentifikasikan suatu tren atau pola pergerakan harga saham yang


berulang adalah tujuan utama dari pada analis teknikal, tentunya dengan harapan
agar dapat menemukan sinyal untuk beli (buy), tahan (tahan) atau jual (sell).
Dalam melakukan analisis saham hanya ada beberapa data utama yang diperlukan,
yaitu perubahan harga saham (atau instrumen lainnya) dan nilai transakasi. Para
analis teknikal (chartist) memilah harga menjadi empat jenis : harga pembukaan,
harga tertinggi, harga terendah dan harga penutupan.

Harga saham dapat naik dan turun secara cepat atau pun secara berangsur-
angsur sehingga pada grafik akan terlihat membentuk beberapa puncak, lembah

13
atau bisa juga mendatar (harga bergerak dalam kisaran sempit). Dalam upaya
menganalisa harga saham dan mengidentifikasikan suatu tren perubahan harga
saham, para chartist berpedoman pada dua asumsi penting. Pertama, harga
bergerak pada tren tertentu dan kedua, tren ini akan terus berlangsung hingga
terdapat suatu kejadian yang membuat tren akan berubah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Darodjat, Tubagus Achmad. 2015. Konsep-Konsep Dasar Manajemen Personalia:


Masa Kini. Bandung: PT Refika Aditama.

Jogiyanto. 2000. ”Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Yogyakarta: BPFE.


UGM. Nophirin. 1990. “Ekonomi Moneter”. Yogyakarta

Lamb, Charles. W. et al. 2002. Pemasaran. Buku I Edisi Pertama. Jakarta:


Salemba Empat.

Samsul, Muhammad. 2006. Pasar modal dan manajemen portofolio.


Jakarta:Erlangga.

Sharpe, William F, dkk. 2006. Investment, edisi 6. Alih bahasa oleh Kamil.
Jakarta: Indeks.

Sulistyastuti, Dyah Ratih. 2002. Saham dan Obligasi. Yogyakarta: Penerbit


Universitas Atma Jaya.

Jurnal:

______________, 2011. Penulisan Karya Ilmiah : Panduan Awal Menyusun


Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi pada Fakultas Ekonomi UNIKOM.
Bekasi: Genesis.

Eliza. 2013. Hubungan Nilai Intrinsik Suatu Saham Terhadap Harga Pasar Saham
Tersebut.Jurnal Ekonomi, Volume 4 Nomor 1.

Prabawa, Sri Adji. 2012. Analisis Saham Perusahaan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dan Non BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia :
Dengan Pendekatan Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value
(PBV). Jurnal Ilmiah Manajemen Vol 13. No. 3.

Pranyoto, Edy. Dapatkah Kita Memprediksi Perubahan Harga Saham ?. Jurnal


Bisnis Darmajaya, Vol.2 No.01 Januari 2016. Informatics and Bussiness
Institude Darmajaya.

Suhardi, Deddy A. 2007. Pergerakan Harga Saham Sektor Properti Bursa Efek
Indonesia Berdasarkan Kondisi Profitabilitas, Suku Bunga dan Beta
Saham.Jurnal Organisasi dan Manajemen Vol. 3, No. 2. Universitas
Terbuka

15

Anda mungkin juga menyukai