Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENILAIAN SEKURITAS JANGKA PANJANG

Dosen Pengampu : Irea Arrahima, S.E., M.M.

Disusun Oleh Kelompok 1:


1. RISKA DAMAYANTI (2161245)
2. NADILA UTAMI (2261269)
3. NOVA DWI AGUSTIN (2261280)
4. ANNISA AURELIA FIRSTA MAYYOLA (2261288)
5. NISROTUL NUR ROHMA (2261289)

PROGAM STUDI MANAJEMEN


STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Atas rahmat dan juga hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul “Penilaian Sekuritas
Jangka Panjang” ini dengan lancar dan tepat waktu. Sholawat serta salam tidak lupa kami
ucapkan, semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.

Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai salah satu upaya pemenuhan
salah satu tugas kelompok kami pada pembelajaran mata kuliah Manajemen Keuangan. Kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah kami yaitu ibu Irea
Arrahima, S.E., M.M. Yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Saat pembuatan makalah ini, tentu kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan, baik dari segi penulisan maupun pembahasannya. Oleh sebab itu, kami senantiasa
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun agar makalah yang kami susun
menjadi lebih baik lagi. Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi kami maupun pembaca, serta seluruh masyarakat Indonesia khususnya para
mahasiswa agar kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini
agar menjadi lebih baik lagi. Aamiin.

Jombang, 17 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................……….1
1.3 Tujuan…………......................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sekuritas Jangka Panjang & Cara Investasi Sekuritas Jangka Panjang….3
2.2 Jenis-Jenis Sekuritas Jangka Panjang Yang Tersedia di Pasar Modal……………3
2.3 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Harga Sekuritas Jangka Panjang…………….4
2.4 Keuntungan & Risiko Dari Investasi Pada Sekuritas Jangka Panjang……………5
2.5 Cara Mengatasi Risiko Investasi Pada Sekuritas Jangka Panjang………………..6
BAB III : ANALISIS STUDI KASUS………………………………………………...........8
BAB IV : PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………18
3.2 Saran………..……………………………………………………………………18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................19
LAMPIRAN………………………………………………………………………………...20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan normatif manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan


(memaksimumkan kekayaan pemilik), sedangkan nilai perusahaan dapat dilihat dari surat
berharga yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan tersebut, yaitu berupa penilaian obligasi,
saham preferen, saham biasa. Ketiga jenis sekuritas ini disebut instrument keuangan jangka
panjang. Semua keputusan perusahaan adalah yang terkait dengan penilaian.

Menilai surat berharga jangka panjang adalah menghitung harga pasar yang wajar saat ini.
Atau dengan kata lain, kalau surat berharga tersebut saat ini (Present Value) akan dibeli, berapa
harga yang wajar yang harus dibayarkan. Oleh karena itu, perhitungannya akan menggunakan
konsep time Value Of Money, khususnya rumus Present Value yang Ordinary Annuity.

Angka-angka yang dilibatkan dalam perhitungan adalah nilai nominal (nilai yang
tercantum dalam surat berharga tersebut) untuk surat berharga yang memiliki jatuh tempo dan
bunga/kupon (untuk obligasi), dividen (saham). Pada prinsipnya nilai surat berharga adalah
nilai sekarang dari seluruh aliran kas yang akan diterima oleh pembeli surat berharga.

Surat berharga jangka panjang atau sumber jangka panjang merupakan sumber dana yang
memiliki jangka waktu panjang. Panjang pendeknya jangka waktu tersebut belum ada
ketetapannya secara arti. Namun demikian, sumber dana yang memiliki waktu lebih dari 10
tahun sudah dianggap sebagai sumber dana berjangka panjang. Oleh karena itu, apabila kita
meminjam di bank dengan jangka waktu 15 tahun maka kredit tersebut dapat dikategorikan
sebagai kredit jangka panjang. Sumber dana jangka panjang ini ada yang memiliki jangka
waktu tertentu atau jangka waktu tempo seperti tempo hutang obligasi dan hutang jangka
panjang di bank. Di samping itu ada sumber dana jangka panjang yang tidak memiliki jangka
waktu seperti modal sendiri berupa saham biasa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian sekuritas jangka panjang dan bagaimana cara investasi pada sekuritas
jangka panjang?
2. Apa saja jenis-jenis sekuritas jangka panjang yang tersedia di pasar modal?
3. Apa faktor-faktor yang memengaruhi harga sekuritas jangka panjang?
4. Apa keuntungan dan risiko dari investasi pada sekuritas jangka panjang?
5. Bagaimana cara mengatasi risiko investasi pada sekuritas jangka panjang?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi tentang sekuritas jangka panjang dan cara investasi pada
sekuritas jangka panjang.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis sekuritas jangka panjang yang tersedia di pasar
modal.
3. Untuk mengetahui tentang faktor-faktor yang memengaruhi harga sekuritas jangka
panjang.
4. Untuk mengetahui tentang keuntungan dan risiko dari investasi pada sekuritas jangka
panjang.
5. Untuk mengetahui tentang cara mengatasi risiko investasi pada sekuritas jangka.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sekuritas Jangka Panjang dan Cara Investasi Pada Sekuritas Jangka
Panjang

Sekuritas adalah surat berharga yang dapat dengan cepat dijadikan uang atau kas,
dengan maksud bahwa sekuritas adalah surat berharga yang dapat dijual dengan cepat karena
memiliki sifat likuid. Investasi adalah penyaluran sumber dana yang ada dengan mengharapkan
keuntungan di masa mendatang.

Sekuritas jangka panjang adalah jenis investasi yang dilakukan untuk jangka waktu
yang panjang, bisa lebih dari 1 tahun, 3 tahun bahkan 5 tahun.

Cara investasi jangka panjang :

1. Strategi Dollar Cost Averaging


Cara dimana para investor menginvestasikan dana dalam jumlah yang sama sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan secara rutin. Keuntungannya adalah investor dapat
berinvestasi secara konsisten dengan besaran yang sama tanpa harus memikirkan
kondisi bearish atau bullish sehingga meminimalisir risiko berinvestasi.
2. Melakukan Evaluasi Secara Berkala
Melalukan evaluasi portofolio saham dengan cara mengikuti informasi perkembangan
pasar dan melakukan evaluasi terkait aksi kooporasi, kebijakan dan laporan keuangan.
3. Menginvestasikan kembali Dividen yang di dapat (Compouding Interest)
Perusahaan yang konsisten membayar dan menaikkan rasio pembagian dividen
menunjukkan perusahaan tersebut stabil secara finansial, hal ini dapat membuat para
investor menginvestasikan kembali dividen yang diperoleh.
4. Melihat Kinerja Perusahaan
Para investor perlu mempelajari kinerja perusahaan dan kinerja keuangannya selama
beberapa tahun terakhir. Jika pengelolaan perusahaan tersebut bagus dan likuiditas
sahamnya terjaga, para investor tidak perlu ragu untuk menginvestasikan dana jangka
panjang ke emiten tersebut.

2.2 Jenis-Jenis Sekuritas Jangka Panjang Yang Tersedia di Pasar Modal

1. Saham adalah surat berharga sebagai bukti pemilik modal menjadi bagian dari
kepemilikan asset ataupun perusahaan yang mengeluarkan.

3
2. Reksadana adalah surat berharga yang mewakili suatu asset atau klaim asset. Dalam
investasi ini perlu memperhatikan ETF sebagai produk investasi yang merupakan
gabungan antara unsur reksadana dalam pengelolaan dana dengan mekanisme saham
sebagai transaksi. ETF adalah reksadana yang berbentuk kontak investasi kolektif yang
unit penyertaanya di perdagangkan di Bursa Efek.
3. Obligasi adalah surat berharga utang dari peminjam kepeda pemberi pinjaman. Jangka
waktu yang ditawarkan pada investasi inves adalah 2 sampai 3 tahun. Obligasi
menguntungkan kedua belah pihak. Perusahaan yang mengeluarkan obligasi
mempunyai kesempatan memperoleh modal dari piutang untuk meningkatkan bisnis,
sedangkan pihak piutang sebagai bentuk investasi yang akan mendatangkan profit di
masa mendatang.
4. Emas atau Logam Mulia merupakan investasi yang menguntungkan setiap tahunnya
dan memiliki risiko yang rendah. Karena harga emas cenderung stabil tetapi dengan
adanya inflasi harga selalu meningkat setiap tahunnya, begitupun sebaliknya jika inflasi
mengalami penurunan harga emas tidak akan turun drastis.
5. Properti Tanah atau Bangunan. Karena harga tanah setiap tahunnya mengalami
kenaikan investasi ini merupakan sebagai bentuk investasi jangka panjang yang
menguntungkan.
6. Asuransi merupakan jenis investasi yang memiliki risiko kecil akan kerugian, dan
kerusakan. Fungsinya karena adanya perlindungan atau proteksi baik asset maupun jiwa
tergantung dengan asuransi yang akan di pilih.

2.3 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Harga Sekuritas Jangka Panjang

1. Kondisi Ekonomi Makro


Kondisi ini seperti, pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan suku bunga memengaruhi harga
saham. Saat pertumbuhan ekonomi meningkat, perusahaan-perusahaan biasanya
memiliki kinerja yang baik. Jika terjadi inflasi, suku bunga akan naik dan akan
memengaruhi kinerja perusahaan serta harga saham akan turu.
2. Kinerja perusahaan
Sebagai faktor utama yang memengaruhi harga saham. Jika perusahaan memiliki
kinerja yang baik, seperti peningkatan laba per tahun atau pendapatan yang stabil, maka
harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, jika kinerja perusahaan buruk harga
saham akan cenderung menurun.
3. Sentiment Pasar
Jika investor optimis terhadap kondisi pasar, maka harga saham cenderung naik,
begitupun sebaliknya. Sentiment pasar biasanya dipengaruhi oleh banyak hal, seperti
isu politik, kebijakan pemerintah dan bahkan rumor-rumor yang tidak berdasar.

4
4. Perkembangan Pasar Saham
Jika pasar saham sedang mengalami trend naik, harga saham cenderung turun. Jika
pasar saham sedang mengalami trend turun, maka harga saham cenderung turun. Hal
ini dapat terjadi karena investor cenderung mengikuti trend pasar saham.
5. Panic Selling
Para investor akan melepas sahamnya tanpa peduli harganya, karena takut harganya
akan semakin jatuh. Tindakan ini akan membuat harga saham langsung terjun bebas
karena adanya tekanan pasar.
6. Manipulasi Pasar
Fenomena ini sengaja dilakukan para investor-investor berpengalaman dan bermodal
besar. Mereka memanfaatkan media massa untuk memanipulasi kondisi pasar
demitujuan mereka, baik menurunkan maupun meningkatkan harga saham.

2.4 Keuntungan & Risiko Dari Investasi Pada Sekuritas Jangka Panjang
Kelebihan dari investasi jangka panjang, yaitu menyiapkan harta untuk massa depan
karena keuntungannya pasti akan meningkat seiring berjalannya waktu.

Memprediksi risiko dalam investasi merupakan hal yang cukup kompleks. Risiko
investasi di pasar modal pada prinsipnya semata-mata berkaitan dengan kemungkinan
terjadinya fluktuasi harga (price volatility). Menurut Hartono dan Harjito (2002) bahwa
risiko-risiko yang mungkin dihadapi investor tersebut antara lain :

1. Risiko Daya Beli (Purchasing Power Risk)


Risiko ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang menyebabkan nilai
riil pendapatan akan lebih kecil.
2. Risiko Bisnis (Business Risk)
Risiko bisnis adalah suatu risiko menurunnya kemampuan perusahaan memperoleh
laba, sehingga pada gilirannya mengurangi pula kemampuan perusahaan membayar
bunga dan dividen.
3. Risiko Tingkat Bunga
Naiknya tingkat bunga biasanya akan menekan harga surat-surat berharga, sehingga
biasanya harga surat berharga akan turun.
4. Risiko Pasar (Market Risk)
Apabila pasar bergairah (bulish) pada umumnya harga saham akan mengalami
kenaikan, tetapi bila pasar lesu (bearish) maka harga cenderung turun.
5. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Risiko ini berkaitan dengan kemampuan suatu surat berharga untuk segera
diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.

5
Risiko tidak bisa dihindari, dan pada umumnya risiko muncul dari tiga kemungkinan,
(Brigham dan Houston, 2004) :

a. Besarnya Investasi
Suatu investasi yang besar lebih baik dibanding investasi kecil, terutama dari unsur
kegagalannya. Apabila proyek dengan investasi besar gagal, maka kegagalannya bisa
mengakibatkan perusahaan menjadi bangkrut, sedang investasi kecil mempunyai risiko
yang kecil, artinya tidak terlalu banyak menggangu operasional perusahaan secara
keseluruhan.
b. Penanaman kembali dari Cashflow
Apakah perusahaan akan menerima proyek investasi dengan 24% selama 2 tahun atau
yang mendatangkan keuntungan 20% selama 4 tahun?. Jawabannya adalah seberapa
besar kemungkinan hasil dari penanaman kembali investasi dengan hasil 24%. Apabila
risiko dari penanaman kembali proyek pertama tersebut besar, maka proyek dengan
hasil 20% lebih diutamakan.
c. Penyimpangan dari Cashflow
Seperti diuraikan di atas bahwa cashflow perusahaan didapat dari penerimaan
keuntungan di masa yang akan datang. Cashflow tersebut untuk masing-masing proyek
investasi tidak sama, ada yang variasinya besar dan ada yang variasinya kecil. Bila
variasi penerimaan besar maka resikonya juga besar, demikian sebaiknya bila
variasinya kecil, risiko yang di hadapi juga kecil

2.5 Cara Mengatasi Risiko Investasi Pada Sekuritas Jangka Panjang


1. Menentukan Target Investasi
Sebelum berinvestasi, para investor dapat mengetahui banyak hal dengan menentukan
target terlebih dahulu. Memulai dengan menentukan jangka waktu investasi yang
diinginkan serta jenis investasi dan jenis risiko yang bisa dihadapi para investor.
2. Rutin Mengawasi Investasi
Cara mengatasi risiko investasi selanjutnya yaitu dengan memegang penuh kendali atas
investasi yang investor lakukan. investor bisa melakukannya dengan memonitor
pergerakan investasi secara rutin. Tujuannya supaya investor tidak akan ketinggalan
kesempatan menarik untuk mendapatkan profit lebih tinggi. Investor juga bisa
mengetahui saat tren investasi sedang turun.
3. Waspada Terhadap Penipuan
Tidak sedikit investor yang terjerat investasi bodong. Agar terhindar dari penipuan
tersebut, investor diharapkan mengetahui apakah lembaga keuangan atau perusahaan
tempat yang akan di investasikan sudah memiliki legalitas yang jelas. Tak kalah

6
pentingnya yaitu perusahaan tersebut haruslah memiliki izin resmi dari Bappebti dan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

7
BAB III

STUDI KASUS

Investasi Saham di Masa Pandemi Covid-19

LATAR BELAKANG :

Pandemi virus corona (COVID-19) secara resmi ditetapkan sebagai pandemi oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melanda lebih dari 150 negara di dunia. Jumlah orang di
seluruh dunia yang terinfeksi masih terus meningkat secara agresif. COVID-19 telah mengubah
dunia dalam banyak hal, seperti mengubah cara kita bekerja, belajar, beribadah, bersosialisasi,
berolahraga, makan, tidur dan seterusnya. Untuk memperlambat penyebaran COVID-19, setiap
orang sangat dianjurkan untuk menjaga jarak (physical distancing), menjaga kebersihan dan
menggunakan masker. Berapa lama pandemi akan berlangsung dan dampak ekonominya sulit
diprediksi. Pandemi COVID-19 memaksa kita untuk bertahan ditengah-tengah ketidakpastian
(uncertainties). Namun belakangan pemerintah sudah mulai mencanangkan wacana transisi
menuju new normal. Kondisi normal baru harus dihadapi dimana akan ada beberapa kebijakan
yang diubah dan dilonggarkan, termasuk soal berinvestasi, perlu dilakukan adaptasi dimana
investor harus menyusun ulang portofolio yang dimiliki. Dalam lingkungan keuangan di tengah
pandemi COVID-19, investor harus berhati-hati berportofolio investasi yang holistik dan
beragam, sebab bursa saham di seluruh dunia rata-rata mengalami penurunan (Collins, 2020)
begitu juga dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia.

Investasi adalah suatu komitmen untuk menanamkan dana pada periode tertentu untuk
mendapatkan pembayaran di masa depan sebagai kompensasi bagi investor untuk (1) Waktu
selama dana diinvestasikan; (2) Tingkat inflasi yang diharapkan; dan (3) Ketidakpastian
pembayaran di masa depan (Reilly & Norton, 2007). Investasi terdiri dari investasi dalam
bentuk aktiva riil (riil assets) seperti emas dan barang berharga lain, tanah, barang-barang seni
atau real estate, dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable
securities atau financial assets) yang mana tujuan berinvestasi untuk meningkatkan kekayaan,
baik sekarang dan di masa depan. Keputusan investasi merupakan faktor penting dalam fungsi
keuangan perusahaan. Fama (1974) menyatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata
ditentukan oleh keputusan investasi. Keputusan investasi sangat penting karena untuk
mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran.

Investor dalam menginvestasikan dananya berharap agar mendapatkan imbal hasil


(return). Return adalah satu-satunya jalan yang paling masuk akal bagi investor untuk
membandingkan berbagai alternatif investasi dengan berbagai macam hasil dari alternatif
investasi tersebut (Jensen & Jones, 2020). Jones (2006) mengatakan return merupakan rasio
keuntungan atau kerugian dari sebuah investasi atau sejumlah uang yang diinvestasikan.
Tujuan imbal hasil (return) untuk memenuhi kemakmuran investor. Return sebuah investasi

8
diukur dari return yang diterima pada periode tertentu, biasanya satu tahun. Investor
menginvestasikan sejumlah dananya untuk masa yang akan datang dan ketika masa itu tiba,
investor dapat mendapatkan pengembalian sesuai strategi yang mereka lakukan agar hasilnya
dapat sesuai dengan yang mereka harapkan, baik itu lebih rendah maupun lebih tinggi. Reilly
and Norton (2007) mengatakan bahwa keuntungan yang didapat dari pasar modal berupa
dividen dan capital gain yang merupakan hasil yang diperoleh dari selisih antara nilai jual dan
nilai beli saham bila investor menjual saham tersebut.

Keberadaan pasar modal memiliki peran peningkatan aktivitas ekonomi nasional


karena dengan adanya pasar modal, perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana sehingga
mendorong perekonomian nasional menjadi lebih maju. Pasar modal berfungsi sebagai wadah
pengalokasian dana secara efisien antara investor dengan perusahaan dengan
memperjualbelikan instrumen keuangan. Bagi investor sendiri, pasar modal berfungsi sebagai
alternatif berinvestasi yaitu dengan memberikan keuntungan dengan sejumlah risiko tertentu.
Reilly and Norton (2007) mendefinisikan risiko sebagai ketidakpastian dari hasil yang didapat
di masa mendatang atau probabilitas dari kerugian atas pendapatan di masa mendatang.
Terdapat dua jenis risiko dalam investasi yaitu: (1) Risiko non sistematis yaitu risiko yang
dapat dieliminasi dengan cara diversifikasi atau berinvestasi dalam berbagai jenis saham dari
berbagai sektor karena berasal dari kondisi internal perusahaan. Risiko ini hanya berdampak
terhadap suatu saham atau sektor tertentu; (2) Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat
dieliminasi karena risiko ini berasal dari kondisi makro ekonomi atau pasar. Apabila risiko ini
muncul dan terjadi maka semua jenis saham akan terkena dampaknya. Contoh risiko sistematis
adalah risiko inflasi, risiko tingkat suku bunga, dan risiko pasar. Tandelilin (2010) mengatakan
bahwa beberapa sumber risiko yang mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi: (1). Risiko
suku bunga. Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.
Apabila suku bunga naik maka return investasi yang terkait dengan suku bunga (misal
deposito) juga akan naik. Akibatnya minat investor akan berpindah dari saham ke deposito.
Maka jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun, dan sebaliknya; (2) Risiko
pasar. Fluktuasi pasar secara keseluruhan dapat mempengaruhi variabilitas return suatu
investasi. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar saham secara
keseluruhan. Perubahan pasar diperngaruhi oleh faktor seperti resesi ekonomi, kerusuhan, atau
perubahan politik; (3) Risiko inflasi. Inflasi yang meningkat akan mengurangi daya beli rupiah
yang diinvestasikan. Jika inflasi meningkat, investor biasanya menuntut tambahan premium
inflasi untuk mengkompensasikan penurunan daya beli yang dialaminya; (4) Risiko bisnis
adalah risiko dalam menjalankan bisnis suatu jenis industri.

Kondisi pasar sulit diperkirakan dan baru diketahui setelah peristiwa terjadi. Oleh
karena itu, investor yang akan melakukan investasi di bursa efek harus senantiasa memonitor
kondisi pasar efek. Ang (1997) mengatakan kondisi Bursa Efek pada dasarnya dapat dibedakan

9
atas tingkat harga secara umum meningkat (bull market) dan tingkat harga secara umum
menurun (bear market). Bull market adalah kondisi pasar yang menguntungkan. Perkembangan
harga pada bursa efek, secara garis besar dapat dimonitor melalui kinerja rata-rata dan indeks
pasar. Kinerja rata-rata mencerminkan perilaku harga dari sekelompok saham representatif
pada waktu tertentu. Indeks pasar mengukur perilaku harga saat ini dari kelompok saham
representatif relatif terhadap harga periode dasar. Investor membandingkan rata-rata harga dari
berbagai waktu untuk menilai kekuatan dan kelemahan relatif pasar. Jika harga rata-rata atau
indeks menunjukkan kecendrungan kenaikan harga-harga, bull marketterjadi, bila sebaliknya
maka bear market terjadi. Investor perlu melakukan analisis fundamental untuk membuat
keputusan dalam memilih saham mana yang akan dibeli untuk jangka panjang (Bodie, Kane,
& Marcus, 2009). Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan fundamental
ekonomi suatu perusahaan yaitu menghitung nilai intrinsik dengan data keuangan perusahaan.
Karena itulah teknik ini menitikberatkan pada rasio-rasio finansial perusahaan. Ross,
Westerfield, and Jordan (2016) mengatakan bahwa analisis fundamental mempunyai konsep
dasar bahwa nilai saham sebuah perusahaan tercermin dalam kinerja perusahaan tersebut.

METODE PENELITIAN

Studi literatur dilakukan dengan menganalisis jurnal-jurnal yang inline dan relevan
dengan topik penelitian. Penelitian ini dibatasi hanya untuk mengetahui saham-saham apa saja
yang bertahan selama pandemi COVID-19. Pengamatan dilakukan terhadap laporan transaksi
saham-saham di Bursa Efek Indonesia dimulai sejak awal Maret 2020 hingga awal Juni 2020.
Pemilihan periode tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa pandemi COVID-19 pertama kali
ditemukan di Indonesia pada awal Maret 2020. Penelitian menggunakan data sekunder yang
berasal dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Laporan Keuangan
Emiten yang diperoleh dari masing-masing situs emiten.

HASIL DAN PEMBAHASAN

COVID-19 telah mendatangkan mala-petaka di dunia sejak ditemukan di Wuhan China


pada akhir tahun 2019. Tidak hanya mempengaruhi kesehatan dan cara hidup manusia tetapi
juga ekonomi dan pasar saham. Kehancuran pasar saham tidak dapat dihindari akibat COVID-
19. Banyak bisnis-bisnis ditutup/bangkrut, pengangguran melonjak, kemiskinan meningkat,
dan rasa ketakutan melanda banyak investor sehingga banyak investor menjual saham yang
dimilikinya karena harga saham anjlok di seluruh bursa saham dunia.

Tabel 1. Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia Periode Maret-Mei 2020

10
IHSG Volume Transaksi Nilai Perdagangan
(Millar saham) (RP Triliun)

Maret Minggu-1 5,498.54 316.16 306.47


Maret Minggu-2 4,907.57 347.81 345.58
Maret Minggu-3 4,194.94 384.32 385.51
Maret Minggu-4 4,454.57 418.38 423.99
Maret Minggu-5 4,623.43 449.91 457.97
April Minggu-1 4,649.08 482.30 487.93
April Minggu-2 4,634.82 524.89 520.35
April Minggu-3 4,496.06 561.99 553.00
April Minggu-4 4,716.40 588.45 580.95
Mei Minggu-1 4,597.43 614.17 604.15
Mei Minggu-2 4,507.61 643.93 636.16
Mei Minggu-3 4,545.95 688.67 691.70
Mei Minggu-4 4,753.61 725.64 738.12
Juni Minggu-1 4,947.78 770.08 785.04

Tabel 1 menunjukkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada minggu kedua Maret 2020 mengalami penurunan. IHSG berada dilevel
4,907.57 menurun dimana pada minggu pertama Maret 2020 pada posisi 5,498.54 sejak
Presiden Republik Indonesia Jokowi Widodo pada tanggal 15 Maret 2020 konferensi pers di
Istana Bogor menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bekerja, belajar, dan ibadah
di rumah saja agar penyebaran Covid-19 bisa segera dihambat, indeks bergerak fluktuatif
karena pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Pada minggu ketiga Mei 2020 hingga awal
Juni 2020 menunjukkan tren kenaikan, IHSG berada di posisi 4,545.95 dan terus menanjak
hingga ke posisi 4,947.78 pada minggu pertama Juni 2020 dikarenakan pelonggaran
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dampak pandemi COVID-19 dengan dibukanya
sejumlah kegiatan ekonomi dan bisnis seperti mal-mal dan pertokoan. Volume perdagangan
saham perlahan terus meningkat. Pada minggu pertama Juni 2020, volume perdagangan
tercatat sebanyak 770.08 milliar lembar saham, dengan nilai transaksi sebesar Rp 785.04
triliun.

Sejak pasien pertama Covid-19 di Indonesia dikonfirmasi awal Maret 2020, transaksi
perdagangan di pasar saham mengalami fluktuatif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
terus terombang-ambing selama pandemi COVID-19. Naik turun pasar saham tersebut tidak
hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga di belahan dunia manapun.

11
Ang (1997) mengatakan bahwa Nilai atau Harga Pasar (market price) adalah harga
suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Harga pasar inilah yang menyatakan naik
turunnya suatu saham. Jika pasar bursa ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupan
(closing price). Jika harga pasar dikalikan dengan dengan jumlah saham yang diterbitkan
(outstanding shares) maka didapatkan nilai pasar (market value). Nilai Pasar (Market Value)
biasa disebut kapitalisasi pasar (market capitalization).

Tabel 2. Perkembangan Perdagangan Saham berdsarkan Sektoral Juni Minggu-2 2020

Sektoral Kapitalis Pasar


Nilai (Rp) (%)
Keuangan 1,948,999,285,421,240 34.54
Industri Konsumsi 1,036,321,430,916,490 18.36
Infrastruktur 608,932,934,874,765 10.79
Industri Dasar 576,821,177,863,924 10.22
Perdagangan 543,364,568,407,854 9.63
Properti & Real Estate 304,962,495,575,218 5.40
Pertambangan 296,056,138,934,952 5.25
Aneka Industri 263,673,423,140,037 4.67
Pertanian 64,222,211,053,508 1.14

Dari tabel 2 tampak bahwa saham yang memiliki nilai kapitalisasi pasar tertinggi adalah
saham-saham yang berada pada sektor keuangan dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 34,54%,
kemudian diikuti dengan sektor industri konsumsi sebesar 18,36%, sektor infrastruktur sebesar
10,79 %, sektor Industri Dasar sebesar 10,22%, Perdagangan sebesar 9,63%, Properti & Real
Estate sebesar 5.40%, Pertambangan sebesar 5.25%, Aneka Industri sebesar 4.67%, dan
Pertanian sebesar 1.14%.

Tabel 3. Data Perdagangan Top 20 Saham Bursa Efek Indonesia Bulan Maret 2020

No Active Stocks by Total Trading Active Stocks by Total Trading Value


Volume

1. BBRI (4,21%) BBCA (14,21%)


2. TLKM (2,58%) BBRI (12,00%)
3. IPTV (2,49%) TLKM (6,98%)
4. CARE (2,35%) BMRI (6,54%)
5. MDKA (2,33%) ASII (4,64%)
6. LPKR (1,77%) BBNI (4,54%)
7. ANTM (1,76%) UNVR (2,43%)

12
8. TOWR (1,71%) MDKA (2,18%)
9. PGAS (1,66%) INTP (1,58%)
10. REAL (1,66%) NATO (1,42%)
11. ZINC (1,54%) PGAS (1,31%)
12. NATO (1,52%) UNTR (1,15%)
13. BMRI (1,41%) INDF (1,13%)
14. BRPT (1,34%) TOWR (1,08%)
15. TELE (1,33%) ICBP (1,06%)
16. ASII (1,21%) HMSP (1,05%)
17. VIVA (1,20%) TKIM (0,98%)
18. FREN (1,18%) PTBA (0,97%)
19. BBNI (1,15%) KLBF (0,91%)
20. CTRA (1,15%) SMGR (0,91%)
% of Total Trading 35.5% % of Total Trading 67,1%

Tabel 3 menunjukkan pada bulan Maret 2020 saham-saham terbanyak diminati baik
berdasarkan volume perdagangan maupun nilai perdagangan adalah saham-saham sektor
keuangan seperti BBRI, BMRI, BBNI dan BBCA, Sektor telekomunikasi adalah saham-saham
TLKM, , FREN, dan TOWR. Sektor media adalah saham-saham IPTV dan VIVA, Sektor
kesehatan seperti saham-saham CARE dan KLBF. Sektor tambang adalah saham-saham
MDKA, ANTM, dan PTBA, Sektor konstruksi adalah LPKR, REAL, dan CTRA.

Tabel 4. Data Perdagangan Top 20 Saham Bursa Efek Indonesia Bulan April 2020

No Active Stocks by Total Trading Active Stocks by Total Trading Value


Volume

1. REAL (5,34%) BBRI (13,47%)


2. BBRI (4,35%) BBCA (11,89%)
3. INPP (3,02%) BMRI (6,11%)
4. TRIO (2,97%) TLKM (5,50%)
5. FREN (2,70%) ASII (4,42%)
6. PGAS (2,06%) BBNI (3,06%)
7. CARS (1,94%) INPP (3,06%)
8. ZINC (1,78%) BTPS (2,33%)
9. CARE (1,78%) UNVR (1,90%)
10. TLKM (1,56%) PGAS (1,90%)
11. BRPT (1,53%) BRPT (1,90%)
12. ANTM (1,46%) MDKA (1,78%)

13
13. TOWR (1,42%) KLBF (1,55%)
14. PPRO (1,41%) TOWR (1,25)
15. BRMS (1,40%) UNTR (1,15%)
16. DMAS (1,28%) SMGR (1,09%)
17. BULL (1,25%) TBIG (1,07%)
18. BMRI (1,23%) INDF (1,06%)
19. MDKA (1,15%) NATO (1,04%)
20. ELSA (1,15%) CPIN (0,93%)
% of Total Trading 40.8% % of Total Trading 64,7%

Tabel 4 menunjukkan pada bulan April 2020 saham-saham terbanyak diminati baik
berdasarkan volume perdagangan maupun nilai perdagangan adalah saham-saham sektor
konstruksi adalah REAL, PPRO dan DMAS. Sektor keuangan adalah BBRI, BMRI, BBCA,
BBNI, dan BTPS. Sektor perdagangan adalah INPP, TRIO, CARS dan NATO. Sektor
telekomunikasi adalah saham-saham FREN, TLKM, TOWR, dan TBIG. Sektor kesehatan
seperti saham-saham CARE dan KLBF. Sektor tambang adalah saham-saham ZINC, ANTM,
BRMS, MDKA dan ELSA. Sektor industri dasar adalah BRPT, SMGR dan CPIN. Sektor
industri barang konsumsi adalah UNVR dan INDF.

Tabel 5. Data Perdagangan Top 20 Saham Bursa Efek Indonesia Bulan Mei 2020

No Active Stocks by Total Trading Active Stocks by Total Trading Value


Volume

1. BNLI (18,29%) BNLI (21,48%)


2. BBRI (4,91%) BBRI (10,43%)
3. BHAT (2,58%) BBCA (10,26%)
4. CARE (2,49%) TLKM (4,94%)
5. PWON (2,42%) BMRI (4,16%)
6. PGAS (2,09%) ASII (3,46%)
7. ZINC (2,01%) BBNI (2,48%)
8. TLKM (1,78%) ICBP (2,06%)
9. MDLN (1,76%) UNVR (1,75%)
10. BRIS (1,46%) PGAS (1,56%)
11. TBIG (1,36%) TBIG (1,54%)
12. REAL (1,33%) JSMR (1,32%)
13. MNCN (1,29%) PTBA (1,27%)
14. BULL (1,21%) BOGA (1,24%)
15. BMRI (1,16%) INDF (1,06%)

14
16. FILM (1,15%) HMSP (1,01%)
17. GIAA (1,04%) MNCN (0,99%)
18. TOWR (1,03%) INTP (0,95%)
19. PURA (1,00%) BTPS (0,93%)
20. BOGA (0,99%) BRPT (092%)
% of Total Trading 51,4% % of Total Trading 74,2%

Tabel 5 menunjukkan pada bulan Mei 2020 saham-saham terbanyak diminati baik
berdasarkan volume perdagangan maupun nilai perdagangan adalah saham-saham sektor
keuangan adalah BNLI, BBRI, BHAT, BBCA, BRIS, BMRI, BBNI dan BTPS. Saham sektor
kesehatan adalah CARE. Sektor telekomunikasi adalah saham-saham TLKM, TOWR, dan
TBIG. Sektor konstruksi adalah PWON dan MDLN. Sektor infrastruktur adalah PGAS, BULL,
GIAA, PURA, dan JSMR. Sektor perdagangan adalah MNCN, FILM, dan BOGA. Sektor
aneka industri adalah ASII. Sektor industri barang konsumsi adalah ICBP, UNVR, INDF,
HMSP, dan INTP.

Rizvi, Mirza, Naqvi, and Rahat (2020) melakukan penelitian untuk menilai bagaimana
keadaan COVID-19 yang berkembang apakah mempengaruhi kinerja dan gaya invetasi di
seluruh Uni Eropah. Peneliti menilai kinerja masing-masing gaya investasi selama evolusi
COVID-19. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa penularan COVID-19 sangat
dinamis di seluruh Uni Eropa sehingga COVID-19 berdampak sangat buruk pada berbagai
kategori reksadana di Uni Eropa, hanya dana kewirausahaan sosial yang menunjukkan
pengembalian positif. Jerman dan Prancis adalah negara yang sebagian besar dipengaruhi oleh
penyebaran virus corona yang berdampak sangat buruk. Sedangkan Swiss, Swedia, Irlandia,
Austria dan Denmark tidak begitu buruk sehingga mengalami peningkatan investasi
disebabkan para manajer dana memindahkan investasi dari lokasi yang terinfeksi secara
signifikan seperti Jerman dan Prancis ke lokasi yang memiliki dampak COVID-19 yang lebih
rendah seperti Swiss, Swedia, Irlandia, Austria dan Denmark. Investasi yang bertumbuh
dengan baik di Uni Eropa selama pandemi COVID-19 adalah perusahaan-perusahaan yang
bergerak dibidang utilitas, grosir dan ritel.

Phil (2020) seorang ahli pasar saham dunia melakukan penelitian mengenai bagaimana
COVID-19 berdampak pada pasar saham. Hasil penelitiannya mengatakan bahwa saat pandemi
COVID-19 adalah saat yang paling tepat untuk berinvestasi/membeli saham dimana banyak
orang menjual saham sehingga harga saham sangat murah. Phil memberikan indikator yang
dapat digunakan oleh investor agar tidak salah dalam memilih produk saham adalah dengan
menjawab hal-hal berikut ini yaitu: (1) apakah permintaan produk saham tersebut tinggi; (2)
apakah perusahaan penghasil produk tersebut sebagai pengontrol harga; (3) apakah produk
yang dihasilkan perusahaan tersebut selalu dibutuhkan manusia dan tetap ada bila dibutuhkan;

15
ataukah (4) produk yang dihasilkan merupakan produk berharga/memiliki nilai tinggi seperti
energi, tenaga surya, makanan dan lain-lain, ataukah (5) produknya merupakan produk
kemewahan yang diperlukan suatu kelompok tertentu. Selain itu, Phil berpendapat bahwa
perusahaan yang sangat diuntungkan dengan adanya pandemi COVID-19adalah industri
makanan, alat kesehatan dan alat-pembersih, sementara perusahaan lain mengalami kerugian
yang amat parah.

Melihat perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia sejak bulan Maret 2020 sampai
dengan Mei 2020 dengan merujuk penelitian Rizvi et al. (2020) dan penelitian Phil (2020)
makasaham-saham yang direkomendasikan untuk diinvestasikan selama masa pandemi
COVID-19 di Bursa Saham Indonesia adalah sebagai berikut: (1) Investor sebaiknya membeli
saham-saham sektor industri barang konsumer (consumer goods) karena sektor barang
konsumer mampu mencatatkan kinerja positif sejak adanya pengumuman kasus COVID-19
pertama di Indonesia. Industri barang konsumer meningkat karena masyarakat pasti
membutuhkan pasokan makanan dan minuman dalam kondisi apapun. Industri konsumer
dipastikan akan selalu dicari konsumen karena erat dengan pemenuhan kebutuhan hidup karena
meskipun aktivitas masyarakat dibatasi, tetapi konsumsi tentunya masih tetap berjalan; (2)
Saham-saham sektor telekomunikasi juga bisa menjadi pilihan karena adanya semua kegiatan
dirumah saja terkait adanya pandemi COVID-19 membuat fungsi telekomunikasi amat penting.
Banyak perusahaan menerapkan kebijakan kerja dari rumah (work from home /WFH) dan
pelajar/mahasiswa menerapkan program belajar jarak jauh (elearning) mengakibatkan lonjakan
(traffic) data internet untuk belajar online, penggunaan youtube, google, whatsApp meningkat
sehingga penggunaan kuota data menjadi meningkat. Jaringan internet menjadi tumpuan untuk
mendukung kelancaran bekerja dan belajar dari rumah. Begitu juga terjadi peningkatan
permintaan pasang baru dibanding periode sebelum terjadi pandemi COVID-19.; (3) Saham-
saham sektor kesehatan juga sangat menarik karena adanya peningkatan penjualan obat dan
permintaan medical chek up, rapid test, swab testterjadi dalam masyarakat. Masyarakat harus
mengeluarkan dana untuk membeli obat dan layanan kesehatan ditengah ancaman virus corona.
Belum adanya vaksin dan ketidakpastian kapan pandemi berakhir membuat prioritas
masyarakat saat pandemi adalah bagaimana menjaga kesehatan keluarga sehingga produk
layanan kesehatan akan menjadi pilihan pertama dibanding konsumsi lainnya.

Bodie et al. (2009) mengatakan bahwa portofolio adalah kumpulan aset yang dimiliki
investor. Investor perlu membangun portofolio beberapa aset yang akan memaksimalkan
pengembalian untuk tingkat risiko tertentu. Demikian juga, dengan tingkat pengembalian yang
diharapkan, seorang investor dapat membangun portofolio dengan risiko serendah mungkin.
Markowitz (1952) pelopor teori portofolio modern membuat asumsi bahwa investor enggan
mengambil risiko, artinya investor lebih suka portofolio yang kurang berisiko daripada yang
berisiko untuk tingkat pengembalian tertentu. Ini menyiratkan bahwa seorang investor akan

16
mengambil lebih banyak risiko hanya jika dia mengharapkan lebih banyak reward.
Diversifikasi merupakan salah satu prinsip terpenting teori portofolio modern yang bermanfaat
dalam mengurangi risiko atau ketidakpastian dengan cara meningkatkan jumlah saham dalam
portofolio saham yang dapat menghasilkan return yang maksimal dengan risiko yang minimal.
Diversifikasi adalah salah satu komponen utama pengambilan keputusan investasi di bawah
risiko atau ketidakpastian (Koumou, 2020). Oyenubi (2019) mengatakan bahwa tidak ada
angka unik dalam hal jumlah optimal stok yang diperlukan untuk mencapai diversifikasi penuh.
Jumlah saham optimal yang dibutuhkan untuk mencapai diversifikasi penuh berbeda untuk
pasar yang berbeda, dimana dalam mengukur diversifikasi saham, investor dapat menggunakan
Portfolio Diversification Index (PDI).

KESIMPULAN

Saat ini kita hidup dimasa yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak pasti, oleh
karenanya jika investor tertarik dan berminat untuk berinvestasi saham di masa pandemi
COVID-19 sebaiknya investor melakukan 2 hal yaitu: (1) analisis fundamental terhadap
saham-saham yang akan dibeli dimana analisis fundamental membuat investor dapat
mengetahui prospek perusahaan dan memprediksi return saham di masa mendatang; (2)
diversifikasi saham dimana diversifikasi saham akan meminimalisir risiko yang akan terjadi
pada investor karena Buffett and Cunningham (2019) mengatakan Don’t put your eggs in one
basketyaitu dalam berinvestasi perlu melakukan diversifikasi saham.

17
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sekuritas adalah surat berharga yang dapat dengan cepat dijadikan uang atau kas,
dengan maksud bahwa sekuritas adalah surat berharga dapat dijual dengan cepat karena
memiliki sifat likuid. Investasi adalah penyaluran sumber dana yang ada dengan mengharapkan
keuntungan di masa mendatang.

Jenis-Jenis Sekuritas Jangka Panang Yang Tersedia di Pasar Modal meliputi : saham,
reksadana, obligasi, emas atau logam mulia, properti atau tanah, asuransi. Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Harga Sekuritas Jangka Panjang, diantaranya kondisi ekonomi makro, kinerja
perusahaan, sentiment pasar, perkembangan pasar saham, panic selling, manipulasi pasar.

Kelebihan dari investasi jangka panjang yaitu, menyiapkan harta untuk massa depan
karena keuntungannya pasti akan meningkat seiring berjalannya waktu. Namun, investasi
jangka panjang mempunyai beberapa resiko seperti : resiko daya beli, resiko bisnis, resiko
tingkat bunga, resiko pasar, resiko liquiditas. Resiko-resiko tersebut umumnya dipengaruhi
oleh 3 penyebab, besarnya investasi, penanaman kembali dari cashflow, penyimpangan dari
cashflow.

Cara mengatasi Risiko Investasi Pada Sekuritas Jangka Panjang dengan Menentukan
Target Investasi, sebelum berinvestasi, para investor dapat mengetahui banyak hal dengan
menentukan target terlebih dahulu, kemudian rutin mengawasi investasi, yaitu dengan
memegang penuh kendali atas investasi yang investor lakukan. Lalu yang terakhir waspada
terhadap penipuan, agar terhindar dari penipuan tersebut, investor diharapkan mengetahui
apakah lembaga keuangan atau perusahaan tempat yang akan diinvestasikan sudah memiliki
legalitas yang jelas

3.2 Saran

Kami menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki, namun
kami akan menerima saran yang dapat membangun, Adapun saran penyusun kepada para
pembaca kiranya dapat memahami isi tulisan, masukan, kritikan, dan tanggapan guna
penyempurnaan tulisan pada makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Dr. I Made Adnyana, SE., M.M. (2020). Manajemen Investasi dan Portofolio. Lembaga
Penerbitan Univesitas Nasional (LPU-UNAS): Jakarta Selatan.

Putri A. Destiara. (2023). Investasi Jangka Panjang, Pengertian, Risiko dan Jenis
Instrumennya. Diakses dari katadata.co.id pada 18 November 2023.

Tips Motion Trade: 4 Cara Sukses Investasi Saham Jangka Panjang. Diakses dari
mncsekuritas.id pada 18 November 2023.

Fauziyah N. Rosyada. (2021). Investasi Jangka Panjang: Pengertian, Manfaat, Tips, dan
Contoh. Diakses dari gramedia.com pada 18 November 2023.

(2023). Faktor Yang Memengaruhi Harga Sekuritas. Diakses dari bizhare.id pada 18
November 2023.

(2023). Ragam Investasi Jangka Panjang. Diakses dari orami.co.id pada 18 November 2023.

Pakaya I. Sri. Risiko Investasi Di Pasar Modal: Suatu Pengantar. Dosen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UNG.

(2022). Berbagai Macam Risiko Investasi. Diakses dari bankraya.co.id pada 18 November
2023.

Tambunan D. (2020). Investasi Saham di Masa Pandemi Covid-19. Universitas Bina Sarana
Informatika.

19
LAMPIRAN

Analisis Fundamental : Metode analisis perusahaan yang didasarkan pada faktor-faktor


fundamental ekonomi suatu perusahaan termasuk sisi kinerja keuangan dan bisnis perusahaan.

Aktiva Riil : Aktivitas investasi yang dilakukan dengan asset investasi yang terlihat atau tidak
terlihat.

Bearish : Istilah untuk menggambarkan kondisi pasar ketika terjadi banyak aksi jual dan pasar
menurun atau melemah atau trend saham menurun.

Bullish : Suatu kondisi dimana pasar saham sedang mengalami trend naik atau menguat.

Bull Market : Istilah untuk menggambarkan suatu pasar yang harga assetnya mengalami
kenaikan yang berkepanjangan.

Cashflow : Laporan keuangan untuk melacak setiap pemasukan (cash inflow) dan pengeluaran
(cash outflow) sehingga menghasilkan analisa keuangan baik apakah mengalami kenaikan atau
penurunan.

Dividen : Pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya jumlah
saham yang dimiliki.

Diversifikasi : Strategi manajemen risiko, dilakukan dengan cara menggabungkan berbagai


instrument investasi dengan karakteristik yang berbeda-beda seperti asset, mata uang, lokasi
geografis dan sector pada portofolio untuk meminimalisasi risiko kerugian akibat penurunan
nilai asset investasi.

Fluktuatif : Istilah untuk menggambarkan perubahan yang tidak menentu atau tidak stabil
dalam suatu kondisi atau fenomena.

Likuiditas : Kemampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban yang harus dilunasi segera
dalam waktu yang singkat.

Portofolio saham : Kumpulan berbagai asset yang dimiliki oleh seorang investor.

20
R

Risiko Daya Beli : Peluang bahwa arus kas dari investasi tidak akan bernilai sebanyak di masa
depan karena perubahan daya beli yang tergerus inflasi.

Risiko Bisnis : Suatu hasil dari kegiatan usaha yang menunjukkan kerugian serta beberapa
masalah pada jangka waktu tertentu.

Risiko Tingkat Bunga : Risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang
dari suatu instrument keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar.

Risiko Pasar : Suatu risiko yang timbul karena menurunnya nilai suatu investasi karena
pergerakan pada faktor-faktor pasar.

Risiko Likuiditas : Risiko suatu perusahaan atau individu tidak mampu memenuhi
kewajiban keuangan jangka pendek karena tidak bias mengubah assetnya menjadi uang tunai.

Watchlist Saham : Koleksi sekuritas yang disusun dan dipantau oleh investor atau trader,
untuk membantu mereka mengambil kepurusan trading dan investasi yang tepat.

21

Anda mungkin juga menyukai