Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
Anggun Satriajaya ( P2C319003)
Desty Puji Rahmi ( P2C319008)
Adillah Utami ( P2C319012)
Faradiba Oktaria ( P2C319020)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan makalah sebagai tugas mata Kuliah Teori Keuangan Dan Pasar Modal
yang berjudul “Penilaian Obligasi dan Saham”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikianlah semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Penulis
2
BAB I PENDAHULUAN
3.1Kesimpulan ......................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
dari harga beli, maka pemodal dikatakan memperoleh capital gains, apabila
sebaliknya disebut sebagai capital loss.
3) Penilaian Sekuritas Berkarakteristik Opsi, penilaian sekuritas ini salah
satunya adalah warrant (di-indonesia kan sebagai waran). Warrant adalah opsi
untuk membeli sejumlah saham biasa dengan harga tertentu. Pada saat pemilik
warrant melaksanakan opsi tersebut, mereka menyerahkan warrant tersebut ke
perusahaan. Warrant sering dipergunakan untuk “pemanis” penerbitan obligasi.
Kalau suatu obligasi disertai dengan warrant, maka investor tidak hanya
memperoleh bunga tetap dari pembelian obligasi, tetapi mereka juga
memperoleh opsi untuk membeli saham biasa dengan harga tertentu. Kalau
harga saham (diperkirakan) naik, maka opsi ini akan berharga. Sebagai
akibatnya perusahaan mungkin bisa menjual obligasi dengan tingkat bunga yang
lebih rendah. Pada waktu penerbitan warrant, biasanya harga exercise (yaitu
harga dimana investor bisa melakukan pembelian saham dengan menunjukkan
warrant) ditentukan diatas harga saham saat tersebut.
a. Surat hutang
Istilah surat hutang ini debenture berlaku untuk hutang jangka panjang
tanpa ada jaminan. Obligasi ini tidak dijamin maka kemampuan
mengasilkan laba dari perusahaan penerbit obligasi menjadi perhatian
6
terbesar bagi para pemegang obligasi. Obligasi jenis ini juga dipandang
mempunyai resiko lebih besar dibandingkan obligasi yang dijamin dan
akibatnya harusnya memberikan investor hasil yang lebih tinggi daripada
obligasi yang dijamin. Bagi perusahaan penerbit, keuntungan utama dari
mengeluarkan surat hutang (debenture) adalah tidak ada property yang
harus dijamin oleh perusahaan tersebut.
b. Surat hutang subordinat
Suatu surat hutang yang pembayarannya menjadi subordinat atas surat
hutang lain pada kasus ketidakmampuan membayar hutang. Banyak
perusahaan yang memiliki lebih dari satu surat hutang (debenture) yang
belum dilunasi. Pada kasus ini, surat hutang dibuat berjenjang diman
beberapa surat hutang bisa dikatakan subordinat (dikalahkan
pelunasannya) apabila ada ketidakmampuan membayar hutang. Klaim
dari hutang tersebut dilakukan hanya jika klaim dari surat hutang yang
dijamin dan surat hutang yang bukan subordinat telah dilunasi.
c. Obligasi Hipotek
Obligasi ini merupakan obligasi yang dijamin oleh hak gadai atas
properti riil. Nilai dari properti riil lebih besar dibandingkan dengan
obligasi hipotel yang diterbitkan. Seandainya pendapatan ini tidak bisa
menutupi obligasi, maka pemegang obligasi akan menjadi krediotr
umum, sama dengan pemegang surat hutang, atas bagian hutang yang
tidak berbayar.
d. Obligasi euro
Obligasi yang dikeluarkan oleh Negara yang berbeda mata uangnya yang
digunakan untuk menyatkan nilai obligasi tersebut. Contohnya, obligasi
yang dikeluarkan di eropa atau di asia oleh perusahaan amerika yang
membayar pinjaman pokok dan bunga ke pemberi pinjaman dalam mata
uang dolar AS, maka itu merupakan bentuk dari obligasi euro.
7
e. Obligasi tanpa bunga dan kupon sangat rendah
Obligasi ini memungkinkan perusahaan untuk mengeluarkan obligasi
dengan diskonto yang substansial atas nilai nominal sebesar $1000
dengan tanpa membayar bunga atau membayar suku bunga saat rendah.
f. Obligasi junk bond
Obligasi ini merupakan suatu obligasi yang memiliki peringkat dibawah
peringkat investasi pada saat pembelian obligasi dilakukan. Obligasi ini
hutang yang berisiko tinggi dengan peringkat BB kebawah oleh Moody
dan Standard & Poor’s. semakin rendah tingkatannya, maka semakin
tinggi terjadi peluang kegagalan, kelas terendah adalah CC bagi Standard
& Poor’s dan Ca untuk Moody. Obligasi jenis ini memiliki resiko tinggi
atas terjadinya gagal bayar atau risiko kredit lainnya namun umumnya
obligasi ini memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan
dengan obligasi berkualitas lebih baik lainnya guna membuatnya
menarik bagi investor.
8
maupun media keuangan, harga biasanya dinyatakan dalam persentase
dari nilai nominal obligasi.
c) Suku bunga kupon
Suku bunga kupon ini menunjukkan besarny presentase bunga terhadap
nilai nominal obligasi yang akan dibayar setiap tahun.
d) Periode jatuh tempo
Batas waktu dari obligasi menunjukkan lamanya waktu sampai penerbit
obligasi mengembalikan nilai nominal obligasi ke pemegang obligasi
dan berakhirnya atau ditebusnya obligasi tersebut.
e) Indenture (surat perjanjian)
merupakan kesepakatan hokum antar perusahaan penerbit obligasi dan
perwalian obligasi yang mewakili pemegang obligasi. Surat perjanjian
ini menyediakan term spesifik mengenai persetujuan pinjaman, yang
mencakup uraian dari obligasi, hak pemegang obligasi, hak perusahaan
penerbit obligasi, dan tanggung jawab perwalian.
f) Tingkat penghasilan sekarang
Tingkat ini mengacu pada perbandingan pembayaran bunga tahunan
pada harga obligasi sekarang di pasaran.
g) Tingkat obligasi
Peringkat ini dibuat pertama kali pada tahum 1909 oleh John Moody.
Peringkat ini mencakup suatu penilaian tentang potensi risiko masa
depan dari obligasi. Peringkat ini di pengaruhi oleh (1) proporsi modal
terhadap hutang perusahaan, (2) tingkat profitabilitas perusahaan, (3)
tingkat kepastian dalam
9
sekarang menggunakan tingkat pengembalian yang diinginkan investor. Jadi,
nilai dipengaruhi oleh tiga elemen :
1. Besar dan waktu dari arus kas aktiva yang diharapkan,
2. Risiko dari arus kas tersebut,
3. Tingkat pengembalian yang diinginkan investor untuk melakukan investasi.
B. Penilaian Obligasi
Nilai dari suatu obligasi merupakan nilai sekarang dari bunga masa
depan yang akan diterima dan nilai persamaan atau nilai jatuh tempo obligasi.
Proses untuk menilai sebuah obligasi cukup sederhana, membutuhkan tiga
elemen faktor penentu nilai (!) jumlah dan pemilihan waktu dari arus kas yang
diterima oleh investor, (2) tanggal jatuh tempo obligasi, dan (3) tingkat
pengembalian yang diinginkan investor. Jumlah dari arus kas ditentukan oleh
bunga periodic yang diterima dan oleh nilai nominal yang dibayar pada waktu
jatuh tempo. Dengan unsure-unsur ini dapat menghitung nilai obligasi atau nilai
sekarang.
Langkah 1, mengestimasi jumlah dan pemilihan waktu dari arus kas masa
depan yang diharapkan. Ada dua jenis arus kas yang diterima oleh pemegang
obligasi: 1) pembayaran bunga tahunan sama dengan tingkat bunga kupon
dikalikan dengan nilai nominal obligasi, 2) nilai nominal dari obligasi $1000
akan diterima 20 tahun dari tanggal setelah waktu jatuh tempo.
10
Langkah 3, menghitung nilai instrinsik obligasi sebagai nilai sekarang dari
bunga masa depan yang diharpkan dan pembayaran pokok yang didiskontokan
pada tingkat pengembalian yang diinginkan investor.
2.4 Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan oleh Pemegang Obligasi atau Tingkat
Penghasilan Saat Jatuh Tempo
Tingkat pengembalian yang diharapkan merupakan tingkat diskonto yang
menyamakan nilai sekarang arus kas masa depan (nilai bunga dan nilai jatuh tempo)
dengan harga pasar obligasi sekarang yaitu tingkat yang akan didapat investor jika
suatu obligasi dipegang sampai jatuh tempo. Tingkat penghasilan saat jatuh tempo
sama dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Secara teoritis, setiap investor
bisa mengharapkan tingkat pengembalian diinginkan yang berbeda untuk surat-surat
berharga tertentu. Tetapi, manajer keuangan hanya tertarik pada tingkat
pengembalian yang diinginkan yang terbntuk dari harga pasar surat berharga
perusahaan. Kesepakatan para investor perusahaan mengenai tingkat pengembalian
yang diharapkan dicerminkan pada harga pasar saham saat ini.
Untuk mengukur tingkat pengembalian yang diharapkan pemegang obligasi
akan mendapatkan tingkat diskonto yang sama dengan nilai sekarang dari arus kas
masa datang (bunga dan nilai jatuh tempo) dengan harga pasar obligasi saat ini.
Tingkat pengembalian yang diharapkan sebuah obligasi juga merupakan tingkat
pengembalian investor yang akan diapat jika obligasi deipegang sampai jatuh
tempo, atau tingkat penghasilan saat jatuh tempo. Untuk menemukan tingkat
pengembalian yang diharapkan untuk sebuah obligasi menggunakan dengan table
nilai sekarang yang dilakukan dengan coba-coba (trial and eror). Mencoba berbagai
tingkat suku bunga baru sampai kita menemukan tingkat diskonto yang hasilnya
akan memberikan nilai sekarang atas bunga dan nilai jatuh tempo masa depan
sehingga sama dengan harga pasar sekarang dari obligasi. Jika tingkat yang
diharapkan berada di antara dua tingkat suku bunga pada table nilai sekarang, maka
harus melakukan interpolasi antara dua tingkat bunga tersebut.
11
2.5 Penilaian Obligasi: Lima Hubungan Penting
Hubungan Pertama
Nilai obligasi berhubungan terbalik dengan perubahan tingkat pengembalian
yang diinginkan investor (tingkat bunga sekarang). Dengan kata lain, ketika tingkat
bunga bertambah (menurun), nilai obligasi menurun (bertambah). Peningkatan pada
tingkat bunga disebabkan pemegang obligasi mendapat kerugian pada harga
pasarnya. Karena tingkat bunga masa depan dan nilai obligasi yang dihasilkan tidak
dapat diperkirakan dengan pasti, seorang investor obligasi menghadapi risiko
terhadap berubahnya nilai selama suku bunga berubah-ubah. Risiko ini dikenal
sebagai risiko tingkat bunga (Keown, 2018; 250).
Hubungan Kedua
Nilai pasar obligasi akan berkurang dari nilai nominal, jika tingkat
pengembalian yang diinginkan investor diatas tingkat bunga kupon obligasi; tetapi
itu akan dinilai diatas nilai nominal jika tingkat pengembalian yang diinginkan
investor di bawah tingkat bunga kupon.
Hubungan Ketiga
Semakin dekat dengan tanggal jatuh tempo obligasi, maka nilai pasar obligasi
tersebut mendekati nilai nominal. Obligasi mempunyai waktu jatuh tempo lima
tahun. Untuk mengetahui nilai sekarang, seorang investor juga akan tertarik untuk
mengetahui bagaimana nilai-nilai ini akan berubah dari waktu ke waktu, dengan
asumsi tidak ada perubahan suku bunga sekarang.
12
Hubungan Keempat
Obligasi jangka panjang memiliki risiko tingkat bunga yang lebih besar
dibandingkan dengan obligasi jangka pendek. Prubahan tingkat bunga sekarang
(tingkat pengembalian yang diinginkan) menyebabkan perubahan harga pasar
obligasi. Namun dampaknya pada nilai lebih besar untuk obligasi jangka panjang
dibanding obligasi jangka pendek.
Hubungan kelima
Sensitivitas nilai obligasi terhadap perubahan tingkat bunga tidak hanya
dipengaruhi oleh jangka waktu jatuh tempo, tetapi juga oleh waktu penerimaan arus
kas sementara, atau jangka waktunya.
13
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal/Artikel/Tesis/Buku
Husnan, Dr. Suad. (2016). Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjang). Buku 1.Edisi 4. Penerbit BPFE Yogyakarta.
Keown, Arthur J., dkk. (20). Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan. Jilid 1.
Penerbit Indeks.
Rujukan Elektronik
https://id.m.wikipedia.org/wiki/obligasi_junkbond
15