INVESTASI OBLIGASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Teori Portofolio dan Analisis Investasi”
Dosen Pengampu:
Citra Mulya Sari, M.E.
Disusun oleh :
Kelompok 6 kelas ES 6B
1. Karisma Hanna Sajida (126402201050)
2. Widya Nila Pratama (126402201052)
3. Ervi Apriliyawati (126402201062)
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah
memberikan kelancaran terhadap kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah “Teori Portofolio dan Analisis Investasi” dalam bentuk makalah.
Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabiyullah Muhammad SAW yang telah membimbing dan membawa kita dari
zaman kejahiliyahan ke zaman yang penuh cahaya ilahi.
Dengan terselesainya pembuatan makalah ini penyusun tidak lupa
mengucapakan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.
2. Citra Mulya Sari, M.E. selaku dosen pengampu mata kuliah Teori
Portofolio dan Analisis Investasi.
3. Orang tua yang mendukung dalam proses pembelajaran pembuatan
makalah ini.
4. Teman-teman Ekonomi Syariah kelas 6B.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, maka makalah yang berjudul
“Investasi Obligasi” ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini. Kami berharap dari makalah yang kami tulis ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi kami maupun pembaca. Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bentuk instrumen investasi lainnya yang diperdagangkan di bursa
adalah obligasi. Berbeda dengan saham yang merupakan bukti kepemilikan
terhadap suatu perusahaan, pemilik obligasi adalah pemilik piutang atas
sebuah perusahaan yang mendapatkan keuntungan berupa pendapatan bunga
yang disebut dengan kupon dan akan dibayarkan kembali saat jatuh tempo.
Keuntungan lainnya berupa capital gain ketika obligasi berjenis zero coupon
bond. Membeli obligasi bukan berarti bebas risiko. Risiko yang dihadapi,
yaitu risiko gagal bayar dan capital loss. Risiko gagal bayar terjadi ketika
perusahaan gagal membayar utangnya, sedangkan capital loss terjadi ketika
nilai obligasi saat dicairkan lebih rendah daripada ketika ditawarkan.1
Obligasi juga termasuk bagian dari manajemen risiko yaitu
mengalihkan risiko yang terjadi di kemudian hari jika nanti pihak perusahaan
tidak sanggup lagi membayar bunga obligasi maka obligasi tersebut masih
dapat dialihkan ke dalam bentuk saham atau yang lainnya. Bentuk pengalihan
ini dilihat sebagai salah satu solusi yang ditempuh oleh pihak perusahaan
dalam menghadapi berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan.2
Pemilik obligasi juga tidak sembarang investor, karena yang dapat
memiliki obligasi adalah investor yang memiliki dana besar. Selain itu, tidak
semua perusahaan go-public menerbitkan obligasi karena sifat obligasi adalah
utang jangka panjang, sehingga perusahaan dinilai kurang baik ketika
memiliki utang dalam jumlah besar dibandingkan jumlah saham yang
diterbitkan. Akan tetapi, jika dilihat dari risiko investasinya, obligasi
memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan saham. karena
obligasi cenderung memiliki penghasilan yang tetap berupa bunga.3
1
Gusti Ayu Ketut Rencana Sari Dewi & Diota Prameswari Vijaya, Investasi dan Pasar Modal
Indonesia, (Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm. 82.
2
Sri Handini & Erwin Dyah Astawunetu, Teori Portofolio dan Pasar Modal Indonesia, (Surabaya:
Scopindo Media Pustaka, 2020), hlm. 96.
3
Gusti Ayu Ketut Rencana Sari Dewi & Diota Prameswari Vijaya, Loct.Cit.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penulisan ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan obligasi?
2. Apa saja kode yang digunakan dalam obligasi?
3. Apa saja jenis obligasi?
4. Bagaimana pasar dalam obligasi?
5. Apa saja nilai yang ada dalam obligasi?
6. Bagaimana hasil dari obligasi?
7. Bagaimana risiko yang terjadi dalam obligasi?
8. Bagaimana strategi dalam investasi obligasi?
9. Bagaimana strategi dalam pengelolaan obligasi?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah :
1. Menjelaskan tentang definisi obligasi.
2. Menjelaskan tentang kode yang digunakan dalam obligasi.
3. Menjelaskan tentang jenis obligasi.
4. Menjelaskan tentang pasar dalam obligasi.
5. Menjelaskan tentang nilai yang ada dalam obligasi.
6. Menjelaskan tentang hasil dari obligasi.
7. Menjelaskan tentang risiko yang terjadi dalam obligasi.
8. Menjelaskan tentang strategi dalam investasi obligasi.
9. Menjelaskan tentang strategi dalam pengelolaan obligasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Obligasi
Obligasi (bonds) adalah surat tanda berhutang (promissory note)
jangka panjang (lebih dari satu tahun) yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan ataupun oleh pemerintah. Obligasi merupakan tanda bukti
perusahaan memiliki utang jangka panjang kepada masyarakat. Obligasi
(bond) juga dapat didefinisikan sebagai instrumen utang jangka panjang
dimana peminjam setuju untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok
pinjaman pada tanggal tertentu kepada pemegang obligasi. Berdasarkan
definisi tersebut, obligasi memiliki nilai nominal, tingkat bunga tertentu, dan
masa berlaku dalam jangka waktu tertentu.4
Pihak yang membeli obligasi disebut sebagai pemegang obligasi
(bondholder) dan merupakan perusahaan yang memberi pinjaman atau pihak
kreditur atau pemegang obligasi. Investor yang membeli obligasi mempunyai
tujuan utama memperoleh return atau yield yang diharapkan diterima di masa
datang. Dalam hal ini, selain menerima kupon secara rutin, pada saat
pelunasan obligasi oleh penerbit obligasi, pemegang obligasi juga akan
menerima kembali pokok obligasi.5
Obligasi (bond) dapat didefinisikan sebagai utang jangka panjang
yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap
jika ada. Dari definisi ini dapat dimengerti bahwa obligasi adalah suatu utang
atau kewajiban jangka panjang (bond), sedang utang jangka pendek disebut
dengan bill. Nilai utang dari obligasi ini dinyatakan di dalam surat utangnya.
Oblogasi mempunyai jatuh tempo, berarti mempunyai lama waktu
pelunasannya yang sudah ditentukan.6
Obligasi merupakan salah satu jenis aset finansial dan instrumen
modal (utang) yang tergolong Surat Berharga Pasar Modal dengan
4
I Made Adnyana, Manajemen Investasi Dan Protofolio, ed. Melati (Jakarta Selatan: LPU-UNAS,
2020). hlm. 111.
5
Ibid.,
6
Jogianto Hartono, Teori Portofilio dan Analisis Investasi (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2017)
hlm. 230.
3
4
7
N Agus Sunarjanto and Daniel Tulasi, “Kemampuan Rasio Keuangan Dan Corporate
Governance Memprediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Consumer Goods,” Jurnal
Keuangan Dan Perbankan 17, no. 2 (2013): 230–42, http://jurkubank.wordpress.com.
8
Tona Aurora Lubis, Manajemen Investasi Dan Perilaku Keuangan (Jambi: Salim Media
Indonesia, 2016) hlm. 41, http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203.
9
Jogianto Hartono, Teori Portofilio dan Analisis Investasi (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2017)
hlm. 231.
5
B. Kode Obligasi
Obligasi yang tercatat di pasar modal diberi kode. Kode obligasi ini
dimaksudkan untuk membedakan satu obligasi dengan obligasi yang lain,
untuk kepentingan pencarian dan organisasi data di komputer dan untuk
menunjukkan karakteristik dari obligasinya.11 Misalnya untuk pasar modal
Bursa Efek Surabaya (BES), obligasi-obligasi diberi kode sepanjang 12
karakter. Kode obligasi ini adalah sebagai berikut :
A A A A B B C C D E F G
Keterangan :
AAAA : singkatan nama dari perusahaan penerbit obligasi.
BB : kode untuk nomor obligasi yang diterbitkan.
CC : suku bunga (jika mempunyai beberapa suku bunga) dan opsi-
opsi turunan.
D : tipe dari obligasi, yaitu B (Bonds), C (Convertible Bonds), W
(Bonds with warrants), T (Medium term notes), Y (Money
Market), dan M (Miscellaneous).
E : tipe dari suku bunga, yaitu F (Fixed Rate), Z (Zero
Rate/discount) dan V(Variabel dapat berupa floating rate,revenue
sharing,fixed and floating rate,dan lainnya)
FG : kode dari scriptless.
10
Sunarjanto and Tulasi, “Kemampuan Rasio Keuangan Dan Corporate Governance Memprediksi
Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Consumer Goods.”
11
Jogianto Hartono, Teori Portofilio dan Analisis Investasi (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2017)
hlm. 231.
6
Contoh :
Bank BP I (singatan nama perusahaan ini adalah BABP) pada tahun 2003
menerbitkan obligasi pertama di BES (nomor obligasi ini adalah 01). Tipe
dari sekuritas adalah bond (diberi kode B), tipe dari suku bunga adalah
bunga tetap (diberi kode F) dan kode dari scriptless adalah TW. Maka
kode dari obligasi ini di BES adalah : BABP01XXBFTW
C. Jenis Obligasi
Jenis-jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar menurut Bursa Efek
Indonesia dibagi menjadi beberapa kategori antara lain:
1. Berdasarkan Penerbitnya
Terdapat beberapa macam obligasi ditinjau dari penerbitnya,
diantaranya yaitu obligasi pemerintah (government bond), obligasi ritel
indonesia, municipal bond, dan obligasi perusahaan (corporate bond).
1.1. Obligasi Pemerintah
Pemerintah juga membutuhkan dana untuk pembangunan
negara. Salah satunya adalah dengan meminjam jangka panjang
kepada masyarakat. Surat utang pemerintah ini disebut dengan SUN
(Surat Utang Negara) atau umumnya dikenal dengan nama obligasi
pemerintah (government bond). Obligasi pemerintah mempunyai
sifat yang sama dengan obligasi perusahaan, hanya bedanya
penerbitnya adalah pemerintah bukannya perusahaan swasta,
sehingga obligasi pemerintah dianggap lebih aman dibandingkan
dengan obligasi perusahaan.
1.2. ORI (Obligasi Ritel Indonesia)
Obligasi Negara Ritel atau Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
adalah obligasi yang diterbitkan negara dan dijual kepada
perseorangan khusus Warga Negara Indonesia melalui agen penjual
yaitu bank atau Lembaga keuangan yang ditunjuk. ORI diterbitkan
dengan tujuan untuk membiayai anggaran negara, diversifikasi
sumber pembiayaan, mengelola portofolio utang negara dan
memperluas basis investor. ORI diterbitkan sejak tahun 2006. ORI
7
12
Ibid., hlm. 234-237.
9
D. Pasar Obligasi
Obligasi merupakan suatu surat berharga yang dijual kepada publik,
dimana disana dicantumkan berbagai ketentuan yang menjelaskan berbagai
hal, seperti nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit,
dan beberapa ketentuan lainnya, yang dijelaskan dalam undang-undang yang
di sahkan oleh lembaga yang terkait. Obligasi diperdagangkan di pasar
modal, khususnya di pasar obligasi. Pasar modal (capital market) merupakan
pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana,
instrumen derivatif maupun instrumen lainnya.
Pasar modal adalah pasar untuk instrumen keuangan jangka panjang
yang diterbitkan oleh pemerintah, perusahaan swasta, maupun public
authorities, yang bisa diperjualbelikan dalam bentuk obligasi atau saham.
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi
lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi.
Secara umum, pasar modal memiliki fungsi dan peran sama dengan pasar
lainnya. Hanya saja, instrumen yang diperjualbelikan di pasar modal berbeda
dengan pasar pada umumnya. Dalam ranah investasi, pasar modal berperan
13
http://repository.stei.ac.id/6353/3/BAB%20II.pdf (diakses pada 25 Maret 2022, pukul 20.58)
11
E. Nilai Obligasi
Adapun yang dimaksud dengan nilai obligasi adalah nilai sekarang
(present value) dari tingkat suku bunga yang akan diterima kemudian
ditambah dengan nilai par atau nilai jatuh tempo obligasi yang
bersangkutan.16 Nilai obligasi dapat berupa nilai maturity, nilai pasar, dan
nilai intrinsik. Berikut penjelasannya :17
14
Wastam Wahyu Hidayat, Konsep Dasar Investasi Dan Pasar Modal, Edisi Pert (Jakarta: Uwais
Inspirasi Indonesia, 2019). hlm. 50.
15
Ali Husein Mubarok, “Mekanisme Pasar Sekunder Dan Fungsi Lembaganya Dalam Pasar
Modal Indonesia” BUSINES LAW REVIEW Vol 1, No 3 (2017)
16
I Made Adnyana, Manajemen Investasi Dan Protofolio, ed. Melati (Jakarta Selatan: LPU-UNAS,
2020). hlm. 114.
17
Jogianto Hartono, Teori Portofilio dan Analisis Investasi (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2017)
hlm. 238-241.
12
Notasi :
NO* = nilai intrinsik dari obligasi.
i = suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan.
Kt = nilai kupon ke-t dari t=1 sampai dengan n, yaitu tingkat suku
bunga kupon dikalikan dengan nilai par obligasi.
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi.
Notasi :
NO* = nilai intrinsik dari obligasi.
t = periode waktu ke-t dari t=1 sampai dengan n.
i = suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan.
13
Notasi :
NO* = nilai intrinsik dari obligasi.
i = suku bunga diskonto (discount rate) yang digunakan.
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi.
F. Hasil Obligasi
Hasil obligasi dibedakan menjadi 3, antara lain :19
1. Hasil Sekarang (current yield) Obligasi
Hasil sekarang (current yield) obligasi adalah penghasilan bunga
kupon tahunan dibagi dengan harga pasar obligasi saat ini. Berikut
merupakan rumus dari hasil sekarang obligasi.
Penghasilan bunga tahunan
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 =
Harga pasar obligasi
Contoh
Sebuah obligasi mempunyai nilai nominal Rp 1.000.000 dengan kupon
12% dibayar dua kali dalam setahun. Seorang investor membelinya pada
harga 95,00 (artinya 95% dari nilai nominal). Maka, current yield obligasi
tersebut adalah :
18
Ibid., hlm. 240.
19
Ibid., hlm. 243.
14
0,12 x Rp 1.000.000
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = = 12,63%
0,95 x Rp 1.000.000
2. Hasil Sampai Maturiti (yield to maturity) Obligasi
Hasil sampai maturiti (yield to maturity) adalah tingkat return dari
obligasi yang dibeli dengan harga pasar sekarang dan disimpan sampai
jatuh tempo. Yield to maturity (YTM) dapat diperoleh dengan mencari
tingkat diskonto yang menyebabkan nilai sekarang dari semua aliran kas
sama dengan nilai pasar sekarang dari obligasi. Untuk obligasi yang
membayar kupon, YTM dapat dinyatakan dalam rumus :
1K 2 K 𝑛 K NJTn
NO = (1+YTM)1 + (1+YTM)2 + ⋯ + (1+YTM)𝑛 + (1+YTM)𝑛
dimana:
YTM = yield to maturity.
NO = nilai pasar sekarang dari obligasi.
Kt = nilai kupon ke-t dengan t=1 sampai dengan n, yaitu tingkat suku
bunga kupon dikalikan dengan nilai par obligasi.
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi.
Nilai dari YTM dapat dihitung dengan cara trial-and-error dengan
menyamakan nilai pasar sekarang dari obligasi (NO) dengan nilai sekarang
aliran-aliran kas. Dengan demikian nilai dari YTM adalah nilai dari
internal rate of return (IRR).
Contoh
Seorang investor membeli obligasi lima tahun pada tahun 2001 yang lalu
dengan nilai pasar 990 poin (sebesar Rp 990.000,-per lembar). Obligasi ini
membayar bunga variable (floating rate) sebesar 4% (Rp 40.000,-) pada
tahun 2002, 4,5% (Rp 45.000,-) pada tahun 2004 dan 5,5% (Rp 55.000,-)
pada tahun 2005. Obligasi ini jatuh tempo pada tahun 2005. Nilai jatuh
tempo obligasinya yaitu Rp 1.000.000,-. Nilai dari YTM adalah sebesar :
dimana :
YTM = yield to maturity.
t = periode waktu ke-t dari t=1 sampai dengan n.
NO = nilai pasar obligasi.
K = nilai kupon yaitu tingkat suku bunga kupon dikalikan dengan
nilai par obligasi.
NJTn = nilai jatuh tempo obligasi.
Contoh
Suatu obligasi berumur 5 tahun (berarti mempunyai 10 periode
pembayaran) dengan kupon sebesar 7% per tahun dibayar setengah-
setengah (yaitu Rp 35.000,- per setengah tahunnya). Nilai jatuh tempo
obligasi adalah Rp 1.000.000,-. Misalnya obligasi ini sekarang dijual
dengan premium sebesar Rp 1.055.000,-. Nilai YTM dapat dihitung
dengan rumus :
10
Rp 35.000 Rp 1.000.000
Rp 1.055.000 = ∑ 𝑡
+
(1 + YTM) (1 + YTM)10
𝑡=1
Rp 1.055.000,-
Rp 1.000.000
2% 2.886% 3,5%
NJTn
NO =
(1 + YTM)𝑛
dimana:
YTM = yield to maturity.
NO = nilai pasar dari obligasi.
NJTn = nilai jatuh tempo.
Contoh
Suatu obligasi berumur 5 tahun yang ridak membayar kupon dengan nilai
jatuh tempo obligasi adalah Rp 1.000.000 dan sekarang dijual dengan
diskon Rp 555.000. Nilai YTM dapat dihitung dengan rumus :
17
Rp 1.000.000
Rp 555.000 =
(1 + YTM)5
Rp 1.000.000
(1 + YTM)5 =
Rp 555.000
(1 + YTM)5 = 1,80180
(1 + YTM) = 1,80180(1/5)
(1 + YTM) = 1,12497
YTM = 0,12497 = 12,497%
Nilai YTM dapat juga dicari lewat tabel. Nilai 1/(1+YTM)5 di tabel
disebut dengan faktor nilai sekarang. Nilai 1/(1+YTM)5 = Rp 555.000/Rp
1.000.000 = 0,555. Di tabel faktor nilai sekarang periode 5 tahun, nilai ini
didapatkan pada nilai 12% dan 13% yaitu 12,497%.
3. Hasil Sampai Ditarik (yield to call)
Hasil sampai ditarik (yield to call) adalah return dari obligasi
sekarang dengan tanggal obligasi ditarik kembali. Yield to call mirip
dengan yield to maturity dengan perbedaan waktu obligasi. YTM waktu
obligasi adalah dari sekarang sampai jatuh tempo, sedangkan yield to call
waktu obligasi adalah dari sekarang sampai kemungkinan ditarik.
Umumnya obligasi ini dijual pada harga premium (obligasi dengan kupon
tinggi dan harga pasarnya di atas par value). Untuk menghitung YTC
digunakan rumus sebagai berikut :20
20 𝐶𝑖
2 𝑃𝑐
𝑃=∑ +
𝑌𝑇𝐶 𝑡 𝑌𝑇𝐶
1=1 (1 + (1 + 2 )2𝑐
2 )
dimana:
P = harga pasar obligasi saat sekarang.
YTC = yiel to call.
Ci = pendapatan kupon per tahun.
C = periode sampai saat obligasi dilunasi (first call).
Pc = call price obligasi.
20
Tona Aurora Lubis, Manajemen Investasi Dan Perilaku Keuangan (Jambi: Salim Media
Indonesia, 2016) hlm. 49, http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203.
18
G. Risiko Obligasi
Semua harta dalam kondisi berisiko apabila harta tersebut kita
investasikan. Untuk mengevaluasi keamanan suatu investasi diperlukan studi
menyeluruh tentang dua sisi dari risiko. Pertama, risiko bahwa harta yang
kita tanamkan akan hilang baik sebagian, yang berupa penurunan nilai
maupun keseluruhan. Kedua, risiko kehilangan kesempatan untuk
menginvestasikan harta kita dalam investasi yang memberikan hasil yang
lebih tinggi. Terdapat tujuh risiko obligasi, antara lain:
1. Risiko pilihan
Risiko pilihan terjadi apabila investor menggunakan kriteria yang
salah dalam memilih suatu obligasi. Banyak investor yang keputusan
investasinya hanya dibuat berdasarkan hasil tanpa memperhatikan risiko.
Dan ada juga investor yang membeli saham atau obligasi suatu
perusahaan karena perusahaan tersebut terkenal. Kriteria tersebut bisa
menjadikan investasi kita salah arah. Jika kita salah dalam menentukan
pilihan maka kita akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik dengan risiko yang bisa kita tanggung.
2. Risiko pasar atau tingkat bunga
Investor yang ingin memegang obligasi sampai dengan jatuh
tempo akan menanggung risiko kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan bunga yang lebih tinggi jika tingkat bunga naik. Akan
tetapi jika suku bunga turun maka investor akan mendapat keuntungan.
Bagi investor yang tidak ingin memegang obligasi sampai jatuh tempo,
kenaikan suku bunga merupakan realisasi dari capital loss karena harga
obligasi turun.
3. Risiko default
Risiko ini berupa pembatalan atau penundaan pembayaran bunga
dan yang lebih parah lagi jika perusahaan tidak mampu melunasi
obligasinya pada saat jatuh tempo.
4. Risiko likuiditas
Risiko likuiditas berhubungan dengan kemudahan investor untuk
menjual obligasinya mendekati harga yang wajar. Alat ukur yang biasa
20
digunakan yaitu besarnya spread antara brid price dan offer price yang
ditetapkan oleh dealer. Semakin tinggi tingkat spreadnya maka semakin
tinggi risiko likuiditasnya. Risiko likuiditas juga bisa diukur dari
kemampuan kita untuk menarik kembali investasi. Jika harga obligasi
sekarang lebih rendah dari harga saat kita membeli maka kita hanya akan
bisa menjualnya jika kita mau menanggung rugi.
5. Risiko diversifikasi
Diversifikasi merupakan risiko bahwa potensi pendapatan dan
pertumbuhan portofolio akan memburuk sebagai akibat tidak adanya
diversifikasi baik pada saat membeli investasi maupun dalam
menjualnya. Diversifikasi harus secara cermat diatur dan direncanakan
sehingga nantinya portofolio tidak berisi kumpulan investasi yang tidak
menguntungkan.
6. Risiko obligasi dilunasi sebelum jatuh tempo
Beberapa obligasi ada yang berisi syarat bahwa perusahaan
pengeluar obligasi mempunyai hak untuk melunasi obligasi sebelum
jatuh tempo. Hal tersebut sebagai antisipasi jika tingkat bunga pasar jauh
di bawah coupon rate. Dari sudut investor, terdapat tiga kerugian dengan
adanya persyaratan tersebut. Pertama, cash flow dari obligasi tersebut
menjadi tidak bisa diketahui dengan pasti. Kedua, karena perusahaan
akan menarik kembali obligasi pada saat tingkat bunga turun, maka
investor akan menghadapi risiko reinvestasi yaitu mereka hanya bisa
reinvestasi pada obligasi yang memberikan bunga yang lebih rendah.
Ketiga, potensi kenaikan kapital dari obligasi akan berkurang karena
harganya tidak akan naik melebihi harga yang ditetapkan untuk menarik
kembali obligasi.
7. Risiko event
Kadang-kadang kemampuan perusahaan pengeluar obligasi untuk
membanyar bunga dan prinsipal berubah drastis dikarenakan 2 hal, yaitu
yang pertama bencana alam atau kecelakaan dalam industri misalnya
kebanjiran. Dan yang kedua adanya takeover atau restrukturisasi. Jika
21
strategi pengelolaan pasif terdapat pada data yang dibutuhkan. Data yang
berupa tingkat bunga, masa jatuh tempo, kualitas dan YTM pada strategi
pasif sudah bisa diketahui ketika dilakukan analisis, sedangkan pada
strategi aktif data-data tersebut sifatnya estimasi. Pada estimasi perubahan
tingkat bunga, fluktuasi tingkat bunga mempengaruhi harga obligasi
dengan arah terbalik. Sensitivitas perubahan tingkat bunga dipengaruhi
oleh tingkat kupon dan masa jatuh tempo obligasi tersebut. Estimasi
perubahan tingkat bunga mengharuskan investor bisa melihat
kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi di masa yang akan datang.
3. Strategi imunisasi
Strategi ini berupaya menghindarkan portofolio dari risiko tingkat
bunga dengan cara meniadakan pengaruh dua komponen risiko tingkat
bunga, yaitu risiko harga dan risiko reinvestasi. Risiko harga adalah risiko
yang muncul dari hubungan terbalik antara harga obligasi dengan tingkat
bunga. Sedangkan risiko reinvestasi adalah risiko dari ketidakpastian
tingkat investasi terkait pendapatan kupon di masa yang akan datang.
Strategi imunisasi ini didasarkan pada konsep durasi. Penghindaran
risiko atau perlakuan untuk menjadikan investasi obligasi kebal terhadap
risiko dilakukan dengan cara menyesuaikan durasi obligasi dengan horizon
investasi. Yang dimaksud dengan horizon investasi adalah tenggang waktu
yang diinginkan investor untuk tetap mempertahankan investasi
obligasinya. Oleh karena itu, investor harus menginvestasikan kembali
pendapatan kupon yang diperolehnya sesuai bunga pasar dan kemudian
menjual obligasi tersebut pada akhir horizon yang sudah ditetapkan.
Strategi imunisasi ini bisa dikatakan sebagai strategi gabungan dari
strategi pasif dan aktif karena untuk mencapai tujuan dari strategi
imunisasi ini investor harus selalu melakukan penyesuaian agar durasi
obligasi selalu sama dengan horizon investasi.22
22
Meliawati dan Bramantyo Djohanputro, Analisis Determinan Yield Obligasi Di Pasar Sekunder
Dan Implikasinya Terhadap Portofolio Obligasi Bank Bukopin, Journal of Management and
Business Review Vol.13, No.2 : 2016, hlm.185, http://jmbr.ppm-
school.ac.id/index.php/jmbr/article/view/22.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai investasi obligasi adalah
sebagai berikut :
1. Obligasi (bonds) adalah surat tanda berhutang (promissory note) jangka
panjang (lebih dari satu tahun) yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan
ataupun oleh pemerintah. Obligasi dapat didefinisikan sebagai utang
jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan
bunga yang tetap jika ada.
2. Obligasi yang tercatat di pasar modal diberi kode. Kode obligasi ini
dimaksudkan untuk membedakan satu obligasi dengan obligasi yang lain,
untuk kepentingan pencarian dan organisasi data di komputer dan untuk
menunjukkan karakteristik dari obligasinya.
3. Jenis-jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar menurut Bursa Efek
Indonesia dibagi menjadi beberapa kategori antara lain: berdasarkan
penerbitnya, berdasarkan sistem pembayaran bunga, berdasarkan hak
penukaran atau opsi, berdasarkan jaminan atau kolateralnya, berdasarkan
nominalnya, berdasarkan perhitungan imbal hasil.
4. Obligasi merupakan efek yang bisa diperdagangkan, kita bisa membelinya
di dua pasar obligasi, yakni pasar primer dan sekunder.
5. Nilai obligasi adalah nilai sekarang (present value) dari tingkat suku
bunga yang akan diterima kemudian ditambah dengan nilai par atau nilai
jatuh tempo obligasi yang bersangkutan. Nilai obligasi dapat berupa nilai
maturity, nilai pasar, dan nilai intrinsik.
6. Hasil obligasi dibedakan menjadi 3, antara lain: hasil sekarang, hasil
sampai maturiti, dan hasil sampai ditarik.
7. Terdapat tujuh risiko obligasi, antara lain: risiko pilihan, risiko pasar atau
tingkat bunga, risiko default, risiko likuiditas, risiko diversifikasi, risiko
obligasi dilunasi sebelum jatuh tempo, risiko event. Walaupun obligasi
lebih rendah risikonya dibandingkan dengan saham, tetapi obligasi tetap
25
26
B. Saran
Dari uraian makalah di atas, penulis menyatakan bahwa pembahasan
dalam makalah masih sangat singkat, jika pembaca kurang puas dengan
materi ini dan ingin mendalami lagi, bisa mencari materi dari referensi atau
rujukan dari beberapa buku lainnya dengan sumber yang terpercaya.
Demikian makalah ini kami susun dan semoga bermanfaat untuk menambah
khazanah keilmuan kita khususnya dalam memahami tentang “Investasi
Obligasi”.
DAFTAR PUSTAKA
27