Anda di halaman 1dari 14

REKSADANA DAN INDEKS HARGA SAHAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal

Dosen Pengampu : Mahmudah Hasanah, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Noor Laila Wati (2110113220006)

Leni Susanti (2110113320002)

Ayu Dewi Suryani (2110113220013)

Kristin Alvionita (2110113220009)

Nur Saputri (2110113320011)

Ratna Yuliani (2110113220011)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “REKSADANA DAN
INDEKS HARGA SAHAM” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pasar Modal. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang reksadana dan indeks harga saham bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mahmudah Hasanah, M.Pd selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Pasar Modal. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 8 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Pendahuluan .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A. Pengertian Reksadana ..................................................................................................... 3
B. Jenis-Jenis Reksadana ..................................................................................................... 3
C. Keuntungan dan Resiko Investasi di Reksadana ............................................................ 5
D. Pengertian Indeks Harga Saham ..................................................................................... 5
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Harga Saham ............................................. 6
F. Manfaat Indeks Harga Saham ......................................................................................... 7
G. Hubungan Indeks Harga Saham dengan Reksadana ....................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian global saat ini.
sudah sepatutnya memaksimalkan peran pasar modal dalam perekonomian global, baik sebagai
tempat untuk menghimpun dana, tempat alternatif investasi melalui penjualan saham dan
penerbitan obligasi, maupun sebagai indikator stabilitas kondisi makroekonomi (David R
Bowes, 2018). Perkembangan saham yang mengalami peningkatan signifikan tentu
dipengaruhi oleh berbagai faKtor-faktor penting yang mampu mempengaruhi perkembangan
saham, diantaranya adalah variabel makroekonomi dan moneter seperti salah satunya adalah
inflasi dan lain-lain.

Investasi adalah satu bagian dari perekonomian yang dapat menyumbangkan dampak
finansial kepada sebuah negara. Investasi juga menjadi pengatur daripada pertumbuhan
ekonomi sebuah negara dalam moneter. Saham menjadi investasi yang sangat diminati oleh
masyarakat (Cahya, 2019). Pengaplikasian yang mudah dan juga interaktif, menjadikan
kegiatan jual beli saham oleh investor sebagai salah satu sumber untuk mendapatkan kekayaan.
Kekayaan yang didapatkan dalam bermain saham tidak hanya untuk investor saja, namun dapat
menyumbangkan juga kekayaan pada negara. Maka dari itu, kegiatan investasi saham dapat
memberikan efek sebagai pendorong perekonomian masayarakat dalam sebuah negara.

Ada berbagai jenis aset keuangan yang dapat dipilih oleh investor untuk menginvestasikan
uang yang dimiliki. Menurut Bodie, Kane, dan Marcus (2013) aset keuangan dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu utang, ekuitas, dan derivatif. Ketiga jenis aset keuangan ini dapat
diperdagangkan di pasar modal. Investor dapat secara langsung menginvestasikan uang yang
dimiliki ke dalam asset keuangan tersebut. Namun investasi juga dapat dilakukan tidak secara
langsung bagi investor yang tidak memiliki banyak waktu, pengetahuan, dan keahlian untuk
menghitung risiko investasi yang dilakukan. Reksa dana merupakan salah satu alternatif
investasi bagi investor yang tidak memiliki banyak waktu, pengetahuan, dan keahlian untuk
menghitung risiko investasi yang dilakukan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Reksadana?
2. Apa saja jenis-jenis Reksadana?

1
3. Apa saja keuntungan dan resiko investasi di Reksadana?
4. Apa pengertian Indeks Harga Saham?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Harga Saham?
6. Apa manfaat Indeks Harga Saham?
7. Apa hubungan antara Indeks Harga Saham dan Reksadana?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Reksadana.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Reksadana.
3. Untuk mengetahui apa saja keuntungan dan resiko invenstasi di Reksadana.
4. Untuk mengetahui pengertian Indeks Harga Saham.
5. Untuk mengetahui apa saja factor yang mempengaruhi Indeks Harga Saham.
6. Untuk mengetahui manfaat Indeks Harga Saham.
7. Untuk mengetahui apa hubungan antara Indeks Harga Saham dan Reksadana.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Reksadana
Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat 27 menyatakan
bahwa reksadana merupakan suatu wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh seorang
manajer investasi (Dwiprakasa & Dharmastuti, 2016). Selain itu OJK mendefinisikan
reksadana sebagai kumpulan dana/modal dari sekumpulan investor yang dikelola oleh manajer
investasi (MI) untuk kemudian diinvestasikan ke berbagai macam efek di pasar modal berupa
saham, obligasi, atau efek lainnya, dalam bentuk unit penyertaan. Reksadana merupakan salah
satu alternatif yang telah dirancang untuk masyarakat pemodal yang ingin melakukan investasi
namun tidak memiliki waktu atau pengetahuan yang cukup tentang risiko investasi.

B. Jenis-Jenis Reksadana
Memahami jenis-jenis reksadana merupakan hal yang sangat penting bagi seorang calon
investor, karena setiap jenisnya memiliki karakteristik, tingkat return dan tingkat risiko yang
berbeda. Berikut ini adalah jenis-jenis reksadana dimaksud:

a) Reksadana konvensional, merupakan reksadana yang dapat diinvestasikan di semua


jenis efek keuangan, seperti saham, deposito serta obligasi. Jenisnya terdiri terdiri
dari:

- Reksadana saham, merupakan reksadana yang melakukan investasi sekurang-


kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas
(saham). Efek saham umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi
berupa capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham dan deviden.

- Reksadana pasar uang, merupakan reksadana yang melakukan investasi 100%


pada efek pasar uang yaitu efek hutang yang berjangka kurang dari satu tahun.
Reksadana pasar uang merupakan reksadana yang memiliki risiko terendah
namun juga memberikan return yang terbatas.

- Reksadana campuran, merupakan reksadana yang melakukan investasi dalam


efek ekuitas dan efek hutang yang perbandingannya tidak termasuk dalam
kategori reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham. Potensi hasil dan

3
risiko reksadana campuran secara teoritis dapat lebih besar dari reksadana
pendapatan tetap namun lebih kecil dari reksadana saham.

- Reksadana pendapatan tetap, merupakan reksadana yang melakukan investasi


sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek
bersifat hutang, seperti obligasi. Risiko investasi yang lebih tinggi dari
reksadana pasar uang membuat nilai return bagi reksadana jenis ini juga lebih
tinggi, tapi tetap lebih rendah dari pada reksadana campuran atau saham.

b) Reksadana terstruktur, merupakan rekasadana yang dibuat dengan struktur khusus


dan dapat beli pada perusahaan manajer investasi atau manajemen asset. Jenisnya
terdiri dari:

- Reksadana terproteksi, merupakan reksadana yang memberikan jaminan kepada


para investor bahwa dana yang diinvestasikannya pada produk reksadana
terproteksi diharapkan sekurang- kurangnya tetap sama dengan jumlah investasi
awal. Alokasi dana pada reksadana terproteksi ini diwajibkan pada efek utang
dan obligasi.

- Reksadana penjaminan, merupakan reksadana yang memberikan jaminan atas


nilai investasi awal pada saat jatuh tempo. Namun penjaminan bukan dilakukan
oleh manager investasi, tetapi melalui penjaminan oleh pihak ketiga seperti
asuransi. Alokasi dana untuk reksadana penjaminan ini adalah pada efek utang.

- Reksadana indeks, yaitu reksadana yang alokasi dananya ditempatkan pada efek
yang menjadi bagian dari suatu indeks yang menjadi acuannya

c) Reksadana ETF adalah suatu bentuk reksadana dimana aset portofolionya


didasarkan pada suatu indeks tertentu, misalnya JII, LQ 45, indeks standart and poor
500, dan lain sebagainya, kemudian unit penyertaannya dicatatkan dan
diperdagangkan di Bursa efek Indonesia dengan menggunakan jasa broker seperti
halnya saham yang diperdagangkan di Bursa Efek.

d) Reksadana real estate adalah suatu jenis reksadana dimana manajer investasi
membeli dan mengelola gedung, misalnya gedung apartemen atau gedung
perkantoran. Selanjutnya para investor akan menerima secara periodik pendapatan
uang sewa gedung tersebut setelah dikurangi biaya pengelolaan gedung. Jenis
reksadana ini belum pernah dikeluarkan di Indonesia.

4
e) Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan
prinsip- prinsip syariat Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai
pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil
shahib al-mal, maupun antara manajer investasi sebagai shahib al-mal dengan
pengguna investasi (Masruroh, 2014).

C. Keuntungan dan Resiko Investasi di Reksadana


a) Keuntungan Investasi di Reksadana:

Keuntungan dari berinvestasi di reksa dana menurut (Dwiprakasa & Dharmastuti,


2016) yaitu:

- Reksadana memiliki tingkat likuiditas yang tinggi sehingga investor dapat


dengan mudah menjual dan membeli pada harga umum yang berlaku.

- Dapat dibagi-bagi dalam pecahan yang lebih kecil.

- Biaya transaksi relatih murah, stabil dan seragam.

- Resiko yang dihadapi bila dikelola dengan rasional dapat memberikan kepastian
terhadap keuntungan yang diperoleh nantinya.

b) Resiko Investasi di Reksadana

Resiko yang mungkin saja terjadi menururt (Mas’ud, 2015), diantaranya adalah:

- Risiko wanprestasi, merupakan risiko terburuk ketika perusahaan asuransi yang


mengasuransikan kekayan reksadana tidak membayar ganti rugi.

- Adanya resiko operasional berkaitan dengan lingkungan manajemen.

- Adanya resiko berkurangnya nilai unit penyertaan.

- Resiko likuiditas, berkaitan dengan kesulitan yang dihadapi oleh manajer


investasi.

D. Pengertian Indeks Harga Saham


Indeks saham adalah harga saham yang dinyatakan dalam angka indeks. Indeks saham
digunakan untuk tujuan analisis dan menghindari dampak negatif dari penggunaan harga saham
dalam rupiah. Sedangkan Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga
saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar

5
modal, khususnya saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali diperkenalkan
pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa.
Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100. Sedangkan
jumlah emiten yang tercatat pada waktu itu adalah sebanyak 13 emiten (Widodo, 2018).

Pengambilan keputusan membutuhkan data historis mengenai berbagai kejadian di


masa lalu. Semakin detail data yang diperoleh, pengambil keputusan dapat merumuskan
kebijakannya dengan lebih tepat. Bentuk informasi historis yang dipandang sangat tepat untuk
menggambarkan pergerakan harga saham di masa lalu adalah suatu indeks harga saham yang
memberikan diskripsi harga-harga saham pada suatu saat tertentu maupun dalam periodisasi
tertentu pula (Sunariyah, 2011)

Indeks harga saham tersebut merupakan catatan terhadap perubahan-perubahan


maupun pergerakan harga saham sejak mulai pertama kali beredar sampai pada suatu saat
tertentu. Penyajian indeks harga saham berdasarkan satuan angka dasar yang disepakati. Indeks
harga saham menjadi indikator bagi investor untuk mengambil keputusan investasi (Sunariyah,
2011).

Menurut Martalena dan Malinda (2011) Indeks harga saham adalah suatu indikatoryang
menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya
pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar aktif atau lesu.

Berdasarkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa indeks harga saham merupakan
suatu indikator yang menunjukkan harga saham yang pergerakannya mengambarkan kondisi
pasar apakah pasar sedang aktif atau lesu dan menjadi indikator investor untuk pengambilan
keputusan investasi.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Harga Saham


1. Inflasi

Inflasi dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai kenaikan menyeluruh pada level harga
barang dan jasa pada negara dalam kurun waktu tertentu, sehingga inflasi memiliki dampak
yang signifikan terhadap penurunan daya beli masyarakat. Frank et al.(2007) menjelaskan
bahwa alat yang paling tepat untuk mengukur inflasi pada suatu negara adalah Indeks Harga
Konsumen (IHK). Indeks Harga Konsumen (IHK) membandingkan biaya pembelian akan
sekumpulan barang dan jasa pada periode tertentu terhadap biaya modal dari kumpulan
barang dan jasa yang sama pada tahun dasar yang ditetapkan.

6
2. Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga merupakan jembatan penghubung antara pendapatan dan modal
usaha. Fisher (1930) membedakan tingkat suku bunga menjadi nominal dan riil. Tingkat
suku bunga nominal merupakan jumlah dalam bentuk persen sebagai hutang bunga.
Sedangkan tingkat suku bunga riil berguna untuk mengukur daya beli dari masyarakat akan
satuan uang yang dipinjam. Trainer (1987) menyatakan pentingnya peran tingkat suku
bunga Bank Sentral dalam perekonomian suatu negara. Tingkat suku bunga, sebagai
variabel yang digunakan dalam aktivitas kredit antara kreditur dan debitur, memiliki peran
penting bagi lembaga keuangan seperti perbankan, reksa dana, dan perusahaan asuransi.
Kondisi keseimbangan dalam tingkat suku bunga dapat dicapai melalui penyesuaian dana
yang tersedia untuk dipinjamkan oleh kreditur dengan dana yang dibutuhkan oleh debitur.
Sehingga setiap perubahan yang terjadi pada jumlah permintaan dana oleh debitur maupun
ketersediaan dana oleh kreditur akan memengaruhi kenaikan dan penurunan tingkat suku
bunga. Selain itu, Trainer (1987) juga menjelaskan dampak tidak langsung dari tingkat suku
bunga dalam suatu negara terhadap aspek politik. Para ekonom seringkali menekan tingkat
suku bunga untuk merangsang pertumbuhan PDB suatu negara yang pada akhirnya akan
berdampak pada kenaikan tingkat inflasi. Fenomena ini menyebabkan adanya batasan yang
diberikan pemerintah atas pengaruh politik terhadap keberadaan bank sentral.

3. Kurs Rupiah

Kurs mata uang menunjukkan harga mata uang apabila ditukarkan dengan mata uang
lain. Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain ditentukan
sebagaimana halnya barang yaitu oleh permintaan dan penawaran mata uang yang
bersangkutan. (Purwaningsih & Sulistiyani, 2020)

F. Manfaat Indeks Harga Saham


Indeks harga saham juga dinyatakan dalam angka atau indeks, tujuan indeks harga saham
adalah untuk menganalisis atau menghindari dampak negatif dari penggunaan harga saham.
Corporat action yang dilakukan oleh perusahaan dapat merusak analisis apabila menggunakan
harga saham dalam rupiah tanpa dikoreksi terlebih dahulu. Dengan indeks saham dapat
mengindari kesalahan analisis walaupun tanpa koreksi.

Dipasar modal, sebuah Indeks diharapkan mempunyai fungsi sebagai beikut :

• Sebagai indikator trend pasar

7
• Sebagai indicator tingkat keuntungan
• Sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio
• Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif
• Berkembangnya produk derivative
• Menunjukkan kualifikasi dan kinerja emiten
• Menunjukkan kepercayaan investor dalam dan luar
• Menggambarkan arah capital folw di suatu Negara
• Begairahnya sumber pendanaan eksternal dngan cost of capital rendah

Indeks yang sering kita lihat di televisi atau media lainnya adalah indeks saham gabungan,
yaitu indeks yang mencerminkan pergerakan seluruh saham yang terdapat di bursa tersebut.
Sebagai contoh, jika dikatakan bahwa IHSG (indeks harga saham gabungan) di BEI berada
pada level 3.500, artinya indeks tersebut menggambarkan atau mewakilli pergerakan harga
seluruh saham yang ada di BE, yaitu sekitar 400-an saham (Hidayati et al., 2021)

G. Hubungan Indeks Harga Saham dengan Reksadana


Indeks harga saham dibedakan menjadi dua, yaitu Indeks Harga Saham Individu dan Indeks
Harga Saham Gabungan. Indeks Harga Saham Individu hanya menunjukkan perubahan dari
suatu harga saham suatu perusahaan untuk mengukur kinerja kerja suatu saham tertentu
terhadap harga dasarnya, sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan akan menunjukkan
pergerakan harga saham secara umum yang tercatat dalam bursa efek untuk mengukur apakah
harga saham mengalami kenaikan atau penurunan (Carin et al., 2018)

Untuk Bursa Efek Indonesia, dikenal ada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), LQ45,
dan Jakarta Islamic Index (JII). Dalam reksa dana indeks, manajer investasi memasukkan dana
ke seluruh saham yang menjadi komponen dari indeks tersebut sesuai dengan porsinya masing-
masing dalam pengukuran indeks. Prinsip yang dipergunakan disini adalah indexing, yang
merupakan bentuk diversifikasi yang paling sempurna. Secara teori, memang diversifikasi
sempurna mengikuti sunt indeks tertentu itu memungkinkan. Namun dalam prakteknya,
manajer investasi harus tetap melakukan beberapa penyesuaian terhadap indeks dalam
penempatan portofolionya. Karena tinggal mengikuti indeks acuan, manajer investasi tidak
perlu bekerja keras dalam mengelola reksa dana jenis ini. Yang penting, paham bobot masing-
masing saham anggota indeks yang menjadi acuan dan menyusun portofolio yang
komposisinya mirip dengan bobot masing-masing saham tersebut, Pengelola dana juga tidak
perlu melakukan jual-beli saham harian, karena hanya perlu membeli atau menjual saham jika

8
ada investor baru masuk, investor keluar, atau jika bobot suatu saham di dalam indeks berubah.
Strategi seperti ini disebut passive investment strategy atau strategi investasi pasif. Karena
strateginya pasif, umumnya, biaya pengelolaan reksa dana indeks sangat rendah.

Karena tingkat keuntungannya fluktuatif, reksa dana indeks ini termasuk jenis reksa dana
yang mengandung risiko tinggi, Risikonya di atas risiko reksa dana campuran, pendapatan
tetap, pasar uang, maupun reksa dana terproteksi. Tapi, risiko reksa dana indeks masih sedikit
lebih rendah dibanding reksa dana saham. Sebab umumnya, komposisi portofolio reksa dana
indeks lebih menyebar dibandingkan dengan reksa dana saham. Investasi dalam reksa dana
indeks cocok untuk investor jangka panjang. Sebab, dalam jangka panjang, suatu indeks saham
kemungkinan besar akan naik (Fentikasari & Miftah, 2014)

Pergerakan IHSG tentu saja memiliki pengaruh pada investasi di reksadana, terutama
reksadana saham karena memang berkorelasi langsung terhadap pergerakan Nilai Aktiva
Bersih-nya. Namun seperti yang diketahui, bahwa reksadana memiliki beberapa jenis yang bisa
dipilih mulai dari reksadana pasar uang, ada reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan
reksadana campuran. Memang faktanya tidak semua produk reksadana bisa dipengaruhi IHSG.
Secara umum, hanya reksadana saham saja yang paling terpengaruh oleh pergerakan IHSG.
Karena sesuai aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), minimal 80 persen portofolio
reksadana saham akan ditempatkan pada instrumen saham. Karena itu, pergerakan IHSG tentu
akan jadi parameter untuk melepas atau menahan reksadana saham yang dimiliki. Jadi
bahwasanya Indeks Harga Saham memiliki hubungan dengan reksadana. Hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi IHSG maka akan semakin kinerja reksadana campuran
dan sebaliknya semakin rendah IHSG maka akan berpangaruh tidak baik terhadap kinerja yang
semakin menurun karena komposisi reksadana campuran yang sebagian besar berupa saham
yang IHSG merupakan indikator nilai saham (Tricahyadinata, 2016).

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reksadana merupakan salah satu alternatif yang telah dirancang untuk masyarakat
pemodal yang ingin melakukan investasi namun tidak memiliki waktu atau pengetahuan yang
cukup tentang risiko investasi. Dan juga Indeks harga saham merupakan suatu indikator yang
menunjukkan harga saham yang pergerakannya mengambarkan kondisi pasar apakah pasar
sedang aktif atau lesu dan menjadi indikator investor untuk pengambilan keputusan investasi.

Pergerakan IHSG tentu saja memiliki pengaruh pada investasi di reksadana, terutama
reksadana saham karena memang berkorelasi langsung terhadap pergerakan Nilai Aktiva
Bersih-nya. Namun seperti yang diketahui, bahwa reksadana memiliki beberapa jenis yang bisa
dipilih mulai dari reksadana pasar uang, ada reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan
reksadana campuran. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi IHSG maka akan
semakin kinerja reksadana campuran dan sebaliknya semakin rendah IHSG maka akan
berpangaruh tidak baik terhadap kinerja yang semakin menurun karena komposisi reksadana
campuran yang sebagian besar berupa saham yang IHSG merupakan indikator nilai saham.

10
DAFTAR PUSTAKA
Carin, A. A., Sund, R. ., & Lahkar, B. K. (2018). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢
者における 健康関連指標に関する共分散構造分析Title. Journal of Controlled
Release, 11(2), 430–439.
Dwiprakasa, B., & Dharmastuti, C. F. (2016). Karakteristik Reksa Dana Dan Kinerja Reksa
Dana Saham Di Indonesia. Jurnal Manajemen, 13(1), 94–116.
https://doi.org/10.25170/jm.v13i1.810
Fentikasari, C. D., & Miftah, M. (2014). Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg),
Tingkat Suku Bunga Sbi, Dan Nilai Tukar Terhadap Unit Penyertaan Reksadana.
Ekonomi Dan Bisnis, 1(2), 67–80. https://doi.org/10.35590/jeb.v1i2.699
Hidayati, F. W., Jhoansyah, D., Deni, R., & Danial, M. (2021). Jurnal Indonesia Sosial Sains.
Jurnal Indonesia Sosial Sains, 2(2), 230–240.
Mas’ud, M. (2015). Risk Dan Return Investasi pada produk Reksadan Terproteksi Di Bursa
Efek Indonesia Mohammad Mas ’ ud Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah
Jember. 1.
Masruroh, A. (2014). Konsep Dasar Investasi Reksadana. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya
Syar-I, 1(1). https://doi.org/10.15408/sjsbs.v1i1.1526
Purwaningsih, D., & Sulistiyani, T. (2020). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode. Jurnal Fokus
Manajemen Bisnis, 5(1), 1. https://doi.org/10.12928/fokus.v5i1.1612
Tricahyadinata, I. (2016). Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) dan Jakarta Interbank Offered
Rate (Jibor); Kinerja Reksadana Campuran. Jurnal Ekonomi Keuangan Dan Manajemen,
12(2), 281–310. http://journal.feb.unmul.ac.id
Widodo, W. (2018). GABUNGAN REGIONAL ASIA TERHADAP INDEKS HARGA
SAHAM GABUNGAN INDONESIA Widodo. EkBis: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 4988,
148–164.

11

Anda mungkin juga menyukai