Anda di halaman 1dari 15

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Manajemen Kelembagaan Islam Hj. Jumi Herlita, S.E, M.Sc

MANAJEMEN KELEMBAGAAN BIDANG EKONOMI:


REKSADANA SYARIAH

Disusun oleh:
Kelompok 5

Achmad Fadillah 210104030058


M. Junaidi 210104030123
Rahmah 210104030144

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
BANJARBARU
2023
KATA PENGANTAR

َ
‫ِمۡسِب ٱّلله ٱ َلرِنَٰمۡح ٱ َلرحهي هم‬

Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kelompok
pada mata kuliah Manajemen Kelembagaan Islam dengan judul “Manajemen
Kelembagaan Bidang Ekonomi: Reksadana Syariah”.
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami juga mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Hj. Jumi Herlita, S.E, M.Sc., selaku dosen mata kuliah Manajemen
Kelembagaan Islam yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami pelajari.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Banjarbaru, 6 Oktober 2023


Kelompok 5

.....................................

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. i


Daftar Isi ........................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 1
BAB II: PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A. Pengertian Reksadana ......................................................................... 2
B. Instrument Reksadana......................................................................... 7
C. Perbedaan Reksadana Syariah dan Reksadana Konvensional ............ 7
BAB III: PENUTUP.......................................................................................... 11
A. Kesimpulan ......................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Investasi merupakan salah satu cara terbaik untuk mengembangkan
kekayaan dan mencapai tujuan keuangan dalam jangka panjang. Namun, semua
investasi pasti mengandung resiko berupa kerugian. Banyak alternatif-alternatif
untuk berinvestasi dengan resiko rendah salah satunya dengan melalui reksadana.
Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal (investor) untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio
efek (saham, obligasi, valuta asing atau deposito). Reksadana dapat menjadi solusi
yang efektif bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang
tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung resiko atas investasi
mereka.
Di Indonesia, reksadana pertama kali muncul saat pemerintah mendirikan
PT. Danareksa pada tahun 1976. Pada waktu itu PT. Danareksa menerbitkan
reksadana bernama sertifikat Danareksa. Pada tahun 1995, pemerintah menerbitkan
peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan mengenai reksadana
melalui Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
Selain reksadana dalam bentuk konvensional, terdapat juga reksadana
syariah yang berlandasrkan dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Reksadana
syariah diperkenalkan oleh PT. Danareksa pada tahun 1997 saat ekonomi Islam di
Indonesia mulai bangkit. Produk ini menjadi semakin populer di kalangan investor
yang ingin menjalankan investasi mereka dengan berlandaskan nilai-nilai etika
Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian reksadana?
2. Apa saja instrument reksadana?
3. Bagaimana perbedaan reksadana syariah dan reksadana konvensional?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian reksadana.
2. Untuk mengetahui instrument reksadana.
3. Untuk memahami perbedaan reksadana syariah dan reksadana konvensional.

1
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Reksadana
Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal. khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu
dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksadana dirancang
sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal dan
mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu
dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat
meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Umumnya, reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.1 Dalam pengertian lain, reksadana
adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada
pengelola reksadana (manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal
berinvestasi di pasar modal.2 Secara sederhana, reksadana merupakan kumpulan
dana dari masyarakat yang diinvestasikan pada saham, obligasi deposito berjangka,
pasar uang, dan sebagainya.3
Mengacu pada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat
(27) reksadana didefinisikan bahwa reksadana adalah wadah yang dipergunakan
untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio efek oleh manajer investasi.4
Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut, yaitu: Pertama, adanya dana
dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio
efek, dan ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dengan demikian,

1
Martelana dan Maya Malinda, Pengantar Pasar Modal, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2011), hlm.
83.”
2
M. Irsan Nasarudin, Indra Surya, dkk., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana,
2011), hlm. 156.
3
Adler Haymans Manurung, Panduan Sukses Menjual Reksa Dana, (Jakarta: Penerbit PT Grasindo,
2010), hlm. 3.”
4
Gusti Ayu Ketut Rencana Sari Dewi dan Diota Prameswari Vijaya, Investasi dan Pasar Modal di
Indonesia, (Depok: Rajawali Pers, 2019), hlm. 94.
3

dana yang ada dalam reksadana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan
manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.5
Mengingat semua dana yang dikelola manajer investasi adalah dana
masyarakat, perlu adanya pengamanan maksimal dengan jalan mewajibkan manajer
investasi untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin demi kepentingan
reksadana.6

B. Instrument Reksadana
1. Reksadana Pasar Uang
Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang hanya melakukan
investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Tujuannya adalah menjaga likuiditas dan menjaga modal. Reksadana jenis ini
memiliki tingkat risiko yang paling rendah dibandingkan reksadana jenis lain. Hal
ini disebabkan karena instrumen investasi yang dipilih adalah instrumen utang yang
mempunyai jatuh tempo kurang dari satu tahun (short term investment) seperti
halnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU),
Sertifikat Deposito, Surat Pengakuan Utang, serta instrumen investasi pasar uang
lainnya.7
Reksadana pasar uang merupakan salah satu jenis reksadana yang memiliki
potensi pengembalian cukup rendah dan risiko yang dimilikinya pun sangat kecil.
Hal ini membuat banyak orang memanfaatkan jenis reksadana pasar uang untuk
mengamankan asetnya.8

2. Reksadana Saham
Reksadana saham merupakan reksadana yang kebijakannya paling agresif
karena berinvestasi pada saham minimal 80% dari total dana kelolanya.
Dibandingkan dengan jenis reksadana lain, reksadana saham merupakan instrumen

5
Martelana dan Maya Malinda, Pengantar Pasar Modal…, hlm. 83.”
6
M. Irsan Nasarudin, Indra Surya, dkk., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia…, hlm. 157.
7
M. Irsan Nasarudin, Indra Surya, dkk., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia…, hlm. 164.
8
Syailendra, “Mengenal Jenis-jenis Reksadana Berdasarkan Instrumen Investasi yang
Digunakan”, diakses dari https://syailendracapital.com/news-article/mengenal-jenis-jenis-
reksadana-berdasarkan-instrumen-investasi-yang-digunakan, pada tanggal 9 Oktober 2023, pukul
09.28. ”
4

yang mampu memberikan tingkat keuntungan paling tinggi, namun diiringi juga
memiliki risiko yang tinggi.9 Hal ini disebabkan karena saham mempunyai
kecenderungan selalu berfluktuasi atau nilai sahamnya bisa berubah dengan cepat
sehingga mempengaruhi pengelolaan dana investasinya, tetapi untuk jangka
panjang reksadana memberikan keuntungan yang tinggi (jadi: "high risk-high
return").10
Jenis reksadana ini bertujuan untuk menjaga pertumbuhan harga saham
dalam jangka panjang. Maka dari itu, cocok untuk pemenuhan tujuan keuangan
dengan jangka waktu di atas 5 tahun atau investor dengan profil agresif.11
Manajer investasi seharusnya menanyakan tujuan investor berinvestasi
untuk menentukan jenis reksadana yang dipilih, karena akan menentukan apakah
tujuan berinvestasinya telah tercapai atau belum. Misalnya, seorang investor
memiliki profil risiko yang konservatif, tetapi tujuan berinvestasinya untuk jangka
panjang, maka sebaiknya pilihan investasinya sebaiknya reksadana saham karena
akan memberikan keuntungan lebih baik di masa akan datang. Terdapat cara
memilih reksadana yang benar sebagai berikut.
a. Untuk tujuan keuangan yang dananya dibutuhkan dalam kurun waktu
kurang dari 1 tahun, gunakan reksadana pasar uang.
b. Untuk periode 1-3 tahun, gunakan reksadana pendapatan tetap.
c. Untuk periode 3-5 tahun, gunakan reksadana campuran.
d. Untuk periode di atas 5 tahun gunakan reksadana saham.12

3. Reksadana Pendapatan Tetap


Reksadana pendapatan tetap (fixed income) adalah reksadana yang
melakukan investasi minimal 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang
(obligasi). Sisanya dalam bentuk efek utang lainnya. Reksadana jenis ini memiliki

9
Gusti Ayu Ketut Rencana Sari Dewi dan Diota Prameswari Vijaya, Investasi dan Pasar Modal di
Indonesia…, hlm. 96.
10
M. Irsan Nasarudin, Indra Surya, dkk., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia…, hlm. 164.
11
Syailendra, “Mengenal Jenis-jenis Reksadana Berdasarkan Instrumen Investasi yang
Digunakan”, diakses dari https://syailendracapital.com/news-article/mengenal-jenis-jenis-
reksadana-berdasarkan-instrumen-investasi-yang-digunakan, pada tanggal 9 Oktober 2023, pukul
09.43. ”
12
Gusti Ayu Ketut Rencana Sari Dewi dan Diota Prameswari Vijaya, Investasi dan Pasar Modal di
Indonesia…, hlm. 96-97.
5

tingkat risiko sedikit lebih tinggi dibandingkan reksadana pasar uang, tetapi kalau
dibandingkan dengan reksadana saham maka risikonya lebih rendah. Reksadana
pendapatan tetap memiliki tingkat pengembalian yang relatif stabil.13
Jenis reksadana ini memiliki tujuan utama untuk menghasilkan tingkat
return yang stabil. Cocok untuk pemenuhan tujuan keuangan dengan jangka waktu
antara 1–3 tahun atau investor dengan profil yang moderat.14
Kelemahan investasi pada obligasi dan pasar uang ini, yaitu terjadinya
perubahan suku bunga dan inflasi, sehingga ketika suku bunga dan inflasi turun,
maka harga obligasi dan pasar uang akan naik, sebaliknya, jika inflasi dan suku
bunga naik, maka harga obligasi dan pasar uang akan turun.15

4. Reksadana Campuran
Reksadana Campuran (balance fund) adalah jenis reksadana yang
melakukan investasi dalam bentuk efek bersifat ekuitas (saham) dan efek bersifat
utang (obligasi), dengan komposisi portofolio investasi yang bervariasi baik dalam
bentuk efek utang, saham maupun pasar uang. Reksadana jenis ini memiliki tingkat
risiko yang moderat dengan return yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
reksadana pendapatan tetap.16
Selain itu, reksadana ini juga menghadirkan risiko yang bisa diminimalkan
oleh manajer investasi. Saat ada instrumen yang performanya buruk, manajer
investasi akan langsung memindahkannya ke instrumen dengan performa bagus.
Sementara itu, jangka waktu terbaik untuk jenis investasi reksadana ini yaitu 3–5
tahun yang sesuai dengan investor dengan profil moderat.

5. Reksadana Syariah
Setiap jenis reksadana biasanya memiliki produk dalam bentuk syariah.
Produk ini cocok untuk para investor yang ingin mencari instrumen investasi

13
M. Irsan Nasarudin, Indra Surya, dkk., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia…, hlm. 164.
14
Syailendra, “Mengenal Jenis-jenis Reksadana Berdasarkan Instrumen Investasi yang
Digunakan”, diakses dari https://syailendracapital.com/news-article/mengenal-jenis-jenis-
reksadana-berdasarkan-instrumen-investasi-yang-digunakan, pada tanggal 9 Oktober 2023, pukul
09.46.
15
Gusti Ayu Ketut Rencana Sari Dewi dan Diota Prameswari Vijaya, Investasi dan Pasar Modal di
Indonesia…, hlm. 96.
16
M. Irsan Nasarudin, Indra Surya, dkk., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia…, hlm. 165.
6

dengan mengedepankan syariah Islam. Dalam pengelolaannya, produk reksadana


syariah akan melakukan sistem yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam.
Nantinya, nilai keuntungan yang didapat dari reksadana syariah akan dibersihkan
dulu supaya terhindar dari riba. Manajer investasi akan mengeluarkan zakat
penghasilan investasi kepada mereka yang berhak.17
Reksadana syariah merupakan produk keuangan yang mengacu pada sistem
keuangan syariah dengan berpedoman pada kaidah-kaidah Islam. Misalnya tidak
diinvestasikan pada saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang produknya
bertentangan dengan syariah Islam, seperti pabrik makanan/minuman yang
mengandung alkohol, daging babi, rokok, perhotelan, dan jasa keuangan
konvensional seperti perbankan konvensional yang menggunakan bunga sebagai
imbal hasilnya, serta bisnis hiburan yang berbau maksiat.18

C. Perbedaan Reksadana Syariah dan Reksadana Konvensional


Pada dasarnya, reksadana syariah sama dengan reksadana konvensional,
yang bertujuan mengumpulkan dana dari masyarakat, yang selanjutnya dikelola
oleh manajer investasi untuk kemudian diinvestasikan pada instrumen-instrumen di
pasar modal dan pasar uang.
Reksadana syariah ini termasuk dalam kategori reksadana terbuka (kontrak
investasi kolektif). Reksadana syariah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
kelompok investor yang menginginkan memperoleh pendapatan investasi dari
sumber dan cara yang bersih yang dapat dipertanggungjawabkan secara religius
yang memang sejalan dengan prinsip syariah.
Reksadana syariah dapat mengambil bentuk seperti reksadana
konvensional. Namun memiliki perbedaan dalam operasionalnya, dan yang paling
tampak adalah proses screening dalam mengontruksi portofolio. Filterisasi menurut
prinsip syariah akan mengeluarkan saham yang memiliki aktivitas haram seperti

17
Syailendra, “Mengenal Jenis-jenis Reksadana Berdasarkan Instrumen Investasi yang
Digunakan”, diakses dari https://syailendracapital.com/news-article/mengenal-jenis-jenis-
reksadana-berdasarkan-instrumen-investasi-yang-digunakan, pada tanggal 9 Oktober 2023, pukul
09.54.
18
Aini Masruroh, Konsep Dasar Investasi Reksadaana, SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i,
Vol. 1, No. 1 (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2014), hlm. 91.
7

riba, gharar, minuman keras, judi, daging babi, rokok, prostitusi, pornografi dan
seterusnya.
Perbedaan reksadana Syariah dengan reksadana konvensional yang
mendasar berada pada landasan hukumnya, bahwa reksadana syariah berbasis pada
syariat Islam, yang semua unsurnya lebih melihat kepada halal dan haramnya
sedangkan reksadana konvensional lebih ke umum tidak memandang halal dan
haramnya dalam suatu perusahaan yang memproduksi suatu barang yang akan
menginvestasikan dananya ke reksadana tersebut.
Reksadana Syariah dalam investasinya tidak hanya bertujuan untuk
mendapatkan return yang tinggi serta tidak hanya melakukan maksimalisasi
kesejahteraan yang tinggi terhadap pemilik modal, tetapi lebih memperhatikan
portofolio yang dimiliki tetap berada pada aspek investasi pada perusahaan yang
memiliki produk halal dan baik yang tidak melanggar aturan syariah, sedangkan
reksadana konvensional hanya bertujuan sebagai pemeliharaan dana yaitu uang
yang di jaga atau dipelihara dan tidak berlandaskan pada syariat Islam tidak
mengedepankan maslahahnya tetapi hanya mengedepankan keuntungan semata.
Ada beberapa hal yang membedakan antara reksadana konvensional dan
reksadana syariah. Dan tentunya ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan
dalam investasi syariah ini.
1. Kelembagaan
Dalam syariah Islam belum dikenal lembaga badan hukum seperti sekarang.
Tapi lembaga badan hukum ini sebenarnya mencerminkan kepemilikan saham dari
perusahaan yang secara syariah diakui. Namun demikian, dalam hal reksadana
syariah, keputusan tertinggi dalam hal keabsahan produk adalah Dewan Pengawas
Syariah yang beranggotakan beberapa alim ulama dan ahli ekonomi syariah yang
direkomendasikan oleh Dewan Pengawas Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia. Dengan begitu proses didalam akan terus diikuti perkembangannya agar
tidak keluar dari jalur syariah yang menjadi prinsip investasinya.
2. Kegiatan Investasi Reksadana
Dalam melakukan kegiatan investasi reksadana syariah dapat melakukan
apa saja sepanjang tidak bertentangan dengan syariah. diantara investasi tidak halal
8

yang tidak boleh dilakukan adalah investasi dalam bidang perjudian, pelacuran,
pornografi, makanan dan minuman yang diharamkan, lembaga keuangan ribawi
dan lain-lain yang ditentukan oleh Dewan Pengawas Syariah.
Dalam kaitannya dengan saham-saham yang diperjual belikan dibursa
saham, BEJ sudah mengeluarkan daftar perusahaan yang tercantum dalam bursa
yang sesuai dengan syariah Islam atau saham-saham yang tercatat di Jakarta Islamic
Index (JII). Dimana saham-saham yang tercantum didalam indeks ini sudah
ditentukan oleh Dewan Syariah. Transaksi Reksadana Syariah tidak diperbolehkan
melakukan tindakan spekulasi, yang didalamnya mengandung gharar seperti
penawaran palsu dan tindakan spekulasi lainnya.
Secara sederhana, Reksadana Syariah adalah Reksadana yang dalam
pengelolaan portofolio investasinya harus mengambil efek-efek yang terdapat
dalam Daftar Efek Syariah. Kedua, apabila dalam kondisi tertentu, dalam
pengelolaan portofolio reksadana syariah terdapat unsur keuntungan yang tidak
sesuai dengan ketentuan syariah, maka keuntungan tersebut harus dikeluarkan dan
diamalkan. Proses tersebut disebut dengan cleansing. Untuk mengawasi hal
tersebut, maka selain Bank Kustodian dan Manajer Investasi terdapat pula satu
pihak yang disebut dengan Dewan Pengawas Syariah. Mereka adalah pihak yang
dianggap berkompeten di Bidang Syariah dan berfungsi untuk membantu dalam hal
pengelolaan portofolio telah memenuhi ketentuan syariah atau tidak.

Kedua hal itulah yang secara umum membedakan Reksadana Syariah


dengan Reksadana Konvensional. Sebelumnya, ada investor yang kurang
memahami produk ini dan mengira bahwa Reksadana Syariah hanya dikhususkan
untuk kaum Muslim. Kenyataannya, tidak ada pasal atau peraturan bahwa umat
yang Non-Muslim tidak boleh berinvestasi pada Reksadana Syariah.19

19
Reonika Puspita Sari, Perbandingan Reksadana Syariah dengan Reksadana Konvensional, Al-
Intaj: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, Vol. 4, No. 1 (Bengkulu: UIN Fatmawati Sukarno,
2018), hlm. 98-100.
9

Untuk lebih memahami perbedaan antara Reksadana Syariah dengan


Reksadana Konvensional kami akan menampilkan tabel sebagai berikut:
Reksadana Syariah Reksadana Konvensional
Pengelolaan Dikelola sesuai prinsip Dikelola tanpa
Syariah memperhatikan prinsip
syariah
Efek Investasi hanya pada efek- Investasi pada seluruh efek
efek yang masuk dalam yang diperbolehkan
DES (Daftar Efek Syariah)
Mekanisme Terdapat mekanisme Tidak ada
pembersihan pembersihan kekayaan
kekayaan non halal non-halal (Cleansing)
Keberadaan Dewan Ada Tidak ada
Pengawas Syariah
Perjanjian (Akad) Akad Syariah Konvensional
10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi. Instrumen reksadana adalah reksadana pasar uang, reksadana
saham, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, serta reksadana syariah.
Perbedaan reksadana syariah dengan reksadana konvensional yang
mendasar berada pada landasan hukumnya, bahwa reksadana syariah berbasis pada
syariat Islam, yang semua unsurnya lebih melihat kepada halal dan haramnya
sedangkan reksadana konvensional lebih ke umum tidak memandang halal dan
haramnya dalam suatu perusahaan yang memproduksi suatu barang yang akan
menginvestasikan dananya ke reksadana tersebut, tidak mengedepankan
maslahahnya tetapi hanya mengedepankan keuntungan semata.

B. Saran
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan baru bagi
pembacanya dalam memahami reksadana, serta kami berharap agar makalah ini
bisa sesuai dengan topik pembahasan yang diberikan. Dalam penulisan makalah
ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka
oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran serta arahan yang sifatnya
membangun, agar pada pembuatan makalah selanjutnya akan lebih jauh lebih baik
lagi, sehingga makalah ini menjadi karya tulis yang bermanfaat bagi kita semua.
11

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Gusti Ayu Ketut Rencana Sari dan Diota Prameswari Vijaya. 2019. Investasi
dan Pasar Modal di Indonesia. Depok: Rajawali Pers.
Manurung, Adler Haymans. 2010. Panduan Sukses Menjual Reksa Dana. Jakarta:
Penerbit PT Grasindo.
Martelana dan Maya Malinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Masruroh, Aini. 2014. Konsep Dasar Investasi Reksadaana. SALAM: Jurnal Sosial
dan Budaya Syar’i, Vol. 1, No. 1. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Nasarudin, M. Irsan, Indra Surya, dkk. 2011. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia.
Jakarta: Kencana.
Puspita Sari, Reonika. 2018. Perbandingan Reksadana Syariah dengan Reksadana
Konvensional. Al-Intaj: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, Vol. 4, No.
1. Bengkulu: UIN Fatmawati Sukarno.
Syailendra. Tanpa Tahun. “Mengenal Jenis-jenis Reksadana Berdasarkan
Instrumen Investasi yang Digunakan”, https://syailendracapital.com/news-
article/mengenal-jenis-jenis-reksadana-berdasarkan-instrumen-investasi-
yang-digunakan, diakses pada tanggal 9 Oktober 2023, pukul 09.28. ”

Anda mungkin juga menyukai