Anda di halaman 1dari 25

REKSADANA SYARIAH

MAKALAH

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Tgk. Mahlel, M.E

Disusun oleh:
KELOMPOK

CEK ADLINA AFZA : 19160079


OVA OLIANTI : 19160080
ULFIATUL KHAIRA : 19160081

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-AZIZIYAH


SAMALANGA-BIREUEN

1442/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya
kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tema
“Reksadana Syariah” Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, serta para sahabat dan pengikut beliau yang memperjuangkan Dinul Islam
di persada muka bumi ini, semoga kita dapat melanjutkan cita-cita luhur beliau.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen yang telah memberikan
bimbingan kepada kami, dan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyusun makalah ini kami ucapkan banyak terimah kasih. Semoga kebaikannya bernilai
ibadah.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, kelemahan dan keterbatasan oleh karena itu kami sangat mebutuhkan sumbangan
pikiran, saran, dan kritikan yang konstruktif demi kesempurnaan penyusun makalah
selanjutnya.

Mudah-mudahan dengan makalah yang singkat ini dapat memenuhi harapan kita
semua dan ada manfaatnya bagi para pembaca yang budiman sehingga dapat menambah ilmu
pengetahuan.

Samalanga, 17 Oktober 2021

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Pengertian Reksadana Syariah................................................................................... 3


B. Karakteristik dan Bentuk-Bentuk dari Reksadana Syariah........................................ 5
C. Ruang Lingkup Reksadana Syariah........................................................................... 7
D. Bentuk Hukum Reksadana........................................................................................19

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 21

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dewasa ini perkembangan zaman dan teknologi memang benar telah menjadi fakta,
tidak hanya itu dunia perekonomian islam pun juga mengalami perkembangan dan
kemajuan seiring dengan semakin modernnya dunia. Perkembangan dan kemajuan
tersebut bisa dilihat dari semakin banyaknya lembaga-lembaga keuangan islam yang lahir
baik lembaga keuangan perbankan islam maupun lembaga keuangan islam bukan bank,
baik yang berbasis syariah maupun berbasis non islam atau konvensional.
Adapun di antara lembaga keuangan yang islam dan konvensional pun juga
mempunyai banyak perbedaan baik dari sistem transaksi, akad yang dipakai, bahkan
tujuan dari transaksi pun juga sangat berbeda. Kita sebagai pelaku ekonomi muslim
pastinya dan sudah dianjurkan dalam Al-Quran maupun As-Sunnah untuk melakukan
segala transaksi yang sesuai dengan syariah islam bukan secara konvensional. Dalam
memilih lembaganya pun juga harus yang syariah agar tidak ikut serta dalam transaksi-
transaksi yang mengandung unsur maisyir, gharar, dan riba.
Reksadana adalah salah satu bentuk investasi kolektif yang memungkinkan bagi
investor yang memiliki tujuan investasi sejenis untuk mengumpulkan dananya, agar dapat
di investasikan dalam bentuk portofolio oleh manajer investasi. Dalam bahasa Inggris
reksadana dikenal dengan sebutan “unit trust”, “mutual fund” atau “investment fund”.
Reksadana syariah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1995 oleh National Bank di
Saudi Arabia dengan nama Global Trade Equity, kapitalisasi modal US$ 150 juta.
Sedangkan di Indonesia Reksadana Syariah pertama kali diperkenalkan pada tahun 1998
oleh PT Danareksa Investment Management, di mana pada waktu itu PT Danareksa
mengeluarkan produk berprinsip syariah berjenis reksa dana campuran yang dinamakan
Danareksa Syariah Berimbang.
Reksadana syariah merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan
keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksadana syariah dirancang
sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal,
mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan
pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana syariah juga diharapkan dapat

1
meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksadana syariah berbeda dengan reksadana konvensional dalam operasionalnya. Hal
yang paling tampak adalah proses screaning dalam mengkonstruksi portofolio.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan reksadana syariah?
2. Bagaimana karakteristik dan bentuk reksadana syariah?
3. Apa saja ruang lingkup dari reksadana syariah?
4. Bagaimana Bentuk Hukum Reksadana?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari reksadana syariah.
2. Untuk mengetahui karakteristik dan bentuk dari reksadana syariah.
3. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup yang terdapat pada reksadana syariah.
4. Untuk mengetahui bagaimana bentuk hukum reksadana.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Reksadana Syariah

Secara istilah reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk


menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio efek oleh manajer investasi. Atau pola pengelolaan dana atau modal bagi
sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang
tersedia di pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini kemudian
akan dikelola oleh manajer investasi (MI) ke dalam portofolio investasi baik berupa
saham, obligasi, pasar uang ataupun efek sekurity lainnya.
Reksadana merupakan terjemahan dari mutual fund. Bagi masyarakat Indonesia,
meskipun reksadana bukan hal baru, tetapi kurang populer, sehingga kurang menarik bagi
investor. Konsep mutual fund sendiri lahir sekitar seratus tahun lalu di London, Inggris.
Di Indonesia, lembaga reksadana dipelopori oleh PT Danareksa, sebuah BUMN (Badan
Usaha Milik Negara) di bawah kontrol Departemen Keuangan.
Reksadana merupakan salah satu bentuk dari perusahaan investasi (investment
company). Prinsip investasi pada reksadana adalah melakukan investasi yang menyebar
pada sekian alat investasi yang diperdagangkan di pasar modal. 1Mengacu kepada
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat 27  didefinisikan bahwa
Reksadana (mutual fund) adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer
investasi.2
Pada reksadana konvensional, manajemen investasi mengelola dana-dana yang
ditempatkannya pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian
dan menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam “Nilai Aktiva Bersih”
(NAB) reksadana tersebut. Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi
tersebut wajib untuk disimpan pada Bank Kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer
investasi, dimana Bank Kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan

1
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia,
(Jakarta: KENCANA, 2009), 149.
2
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
2004), hlm. 113.

3
kolektif dan administratur. Setelah kita mengenal reksadana secara umum (konvensional),
maka beralih secara khusus pada pengertian reksadana syariah. Tidak jauh berbeda
dengan pengertian reksadana pada umumnya, reksadana syariah merupakan sarana
investasi campuran yang menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam satu produk
yang dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi menawarkan reksadana syariah
kepada para investor yang berminat, sementara dana yang diperoleh dari investor tersebut
dikelola oleh manajer investasi untuk ditanamkan dalam saham atau obligasi syariah yang
dinilai menguntungkan.3
Perbedaan reksadana syariah dan reksadana konvensional adalah adanya dua proses
dalam melakukan penempatan investasinya yaitu: Pertama, screaning yaitu pemilihan
saham-saham yang sesuai dengan syariat islam. Kedua, cleansing yaitu dalam investasi
selalu berpedoman pada fatwa yang dikeluarkan oleh DSN artinya perusahaan melakukan
kegiatan sesuai dengan syariat islam.
Sebenarnya makna umum dari reksadana syariah tidak jauh berbeda dengan
reksadana pada umumnya sebagai mana tersebut di atas. Perbedaannya terletak pada
operasional, di mana reksadana pada umumnya menggunakan prinsip konvensional,
sedangkan reksadana syariah menggunakan ketentuan prinsip syariah. Prinsip syariah di
reksadana syariah digunakan dalam bentuk akad antara pemilik modal (rab al-mal)
dengan manajer investasi (amil), pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi, dan
dalam penentuan dan pembagian hasil investasi.
Fatwa DSN-MUI No.20/DSN-MUI/IX/2000 mendefinisikan reksadana syariah
sebagai reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah islam,baik
dalam bentuk akad antara pemodal sebagian pemilik harta (shahib al-mal atau rabb al-
mal) dengan manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara manajer
investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi.4
Jadi, reksadana syariah pada dasarnya adalah Islamisasi reksadana konvensional.
Reksadana syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal sebagai pemilik dana (shahibul mal) untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh manajer investasi sebagai wakil shahibul mal
menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam. Sebenarnya panduan bagi masyarakat

3
http://pusat-akademik.blogspot.co.id/2008/09/reksadana-syariah.html , diakses tanggal 18 Oktober
2021 pkl 20.45.
4
http://id.m.wikipedia.org/wiki/reksadana-syariah.htm l, diakses tanggal 18 Oktober 2021 pkl. 21.00.

4
muslim untuk berinvestasi pada produk ini sudah diberikan melalui fatwa DSN-MUI No.
20 tahun 2000 tentang pedoman pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah.

B. Karakteristik dan Bentuk-Bentuk dari Reksadana Syariah


Menurut Adler Haymans Manurung, karakteristik reksadana terdiri dari : 5
a. Kumpulan dana dan pemilik, di mana pemilik reksadana adalah berbagai pihak
yang menginvestasikan atau memasukkan dananya ke reksadana dengan berbagai
variasi.
b. Diinvestasikan kepada efek yang dikenal dengan instrumen investasi.
c. Reksadana tersebut dikelola oleh manajer investasi.
d. Reksadana merupakan instrument investasi jangka menengah dan panjang.
e. Reksadana merupakan produk investasi yang berisiko.

Adapun Karakteristik Reksadana Lainnya, sebagai berikut:6


1. Reksadana pasar uang mempunyai beberapa karasteristik sebagai berikut
a. Relatif lebih aman dibandingkan jenis reksa dana lainnya.
b. Bersifat likuid atau mudah dicairkan.
c. Investasi jangka pendek.
d. Mempunyai potensi keuntungan sedikit lebih tinggi dari deposito
2. Reksa dana Pendapatan tetap
a. Mempunyai potensi keuntungan lebih tinggi darireksa dana pasar uang.
b. Investasi jangka menengah.
3. Reksa dana campuran
a. Mempunyai potensi keuntungan yang cukup tinggi.
b. Investasi jangka menengah sampai panjang
4. Reksa dana saham
a. Mempunyai potensi keuntungan paling tinggi, namun mempunyai risiko yang
lebih tinggi dibanding reksa dana lainnya.
b. Investasi jangka panjang.
5. Reksa dana terproteksi

5
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia, 2007), hlm.156.
6
Andri Soemitra, Bank&LembagaKeuangan Syariah, (Jakarta: KENCANA, 2009), 171.

5
a. Perlindungan 100% pada nilai pokok investasi, jika dicairkan sesuai dengan
jangka waktu yang ditentukan.
b. Mempunyai potensi keuntungan sebesar tingkat bunga portfolio obligasi.

Bentuk-bentuk dalam reksadana syariah7


Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat
(1), bentuk hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk
Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksadana berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif (KIK).
a. Reksadana perseroan (Investment Companies)
Reksadana perseroan adalah perusahaan yang kegiatannya menghimpun dana
dengan menjual saham, dan selanjutnya dana-dana penjualan saham tersebut
diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar uang dan
pasar modal. Perseroan reksadana ini hanya mempunyai dewan direksa dan tidak
ada dewan komisarisnya. Sehingga yang melakukan pengawasan terhadap kinerja
serta pelaksanaan aturan oleh manajer investasi harus sesuai dengan kontrak yang
telah disepakati adalah dewan direksi perseroan reksadana yang bersangkutan.
Adapun ciri-ciri dari reksa dana bentuk perseroan ini adalah:
1) Badan hukum yang terbentuk adalah PT.
2) Pengelolaan kekayaan Reksadana didasarkan pada kontrak antra direksi
perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk.
3) Penyimpanan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontrak antara manajer
investasi dengan bank kustondian.

b. Reksadana kontrak investasi kolektif


Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif ( KIK ) merupakan
instrument penghimpun dana dengan menerbitkan unit penyertaan kepada
masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut diinvestasikan pada berbagai
jenis investasi baik di pasar modal maupun di pasar uang.
Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif dibentuk antara manajer
investasi dengan bank kustodian. Manajer investasi bertugas dan bertanggung

7
Heri Sudarsono, Ibid, hlm. 157.

6
jawab dalam mengelola portofolio reksadana. Sedangkan bank kustodian bertugas
dan bertanggung jawab dalam pengadministrasian dan penyimpanan kekayaan
reksadana.
Karakteristik dari reksa danan kontrak investasi kolektif adalah :
1) Menjual unit penyertaan secara terus menerus sepanjang ada investor yang
membeli.
2) Unit penyertaan tidak tercatat di bursa.
3) Investor dapat menjual kembali unit penyertaan yang dimilikinya kepada
manajer investasi (MI) yang mengelola.
4) Hasil penjualan atau pembayaran pembelian kembali unit penyertaan akan
dibebankan pada kekayaan reksa dana.
5) Harga jual/beli unit penyertaan didasarkan pada nilai aktiva bersih (NAB)
perunit dihitung oleh bank kustondian secara harian.

C. Ruang Lingkup Reksadana Syariah


1. Jenis - Jenis Reksadana Syariah
Jenis – jenis reksa dana syariah ditinjau dari segi sifatnya ada tiga yaitu : 8
a) Open end-fund
Biasa dikenal di Indonesia dengan sebutan reksadana terbuka.
Reksa dana terbuka adalah reksa dana di mana pemegang unit menjual
unitnya langsung kepada Manajer Investasi. Harga unit ditentukan oleh
harga penutupan perdagangan pada hari yang bersangkutan. Oleh
karenanya, investor tidak mengetahui harga jual maupun beli dari unit dan
akan diketahui pada esok harinya. Reksadana terbuka berrati reksa dana
memmberi kemungkinan bagi investor untuk membeli saham atau unit
penyertaan dari reksadana dan dapat menjual kembali kepada reksadana
tanpa diatasi berapa banyak jumlah saham atau unit penyertaan yang
diterbitkan. Saham atau unit penyertaan yang diterbitkan oleh reksadana
terbuka ini dijual berdsarkan Net Asset Value (NAV) atau Nilai Aktiva
Bersih (NAB). NAV yang pertama kali ditentukan adlah sebesar Rp. 1.000
per sham. Kemudian selanjutnya NAV harus dhihitung setiap hari dan

8
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah , Bandung:Alfabeta, 2010, hal 144-148

7
diumumkan secara luas sehingga transaksi selanjutnya menggunajan NAV
yang digitung pada akhir hari tersebut.
b) Closed end-fund
Reksadana yang tidak dapat membeli kembali sham-saham yang
telah dijual kepada investor. Artinya, pemegang saham tidak dapt menjal
kembali sahamnya kepada manajer investasi. Apabila pemilik hendak
menual sahamnya, maka harus dilakukan melaui bursa efek tempat saham
reksadan tersebut dicatatkan. Harga dari saham reksadana tertutup bisa
berubah – ubah karena dipengaruhi kekutan permitaan dan penawaran,
sama halnya dengan fluktuasi harga saham perusahaan pubij lainnya.
Reksa dana tertutup adalah reksa dana dimana transaksi perdagangan unit
dilakukan di bursa saham karena pemegang unit memiliki saham atau
pemegang unit menjual ke bursa sehingga permintaan dan penawaran
merupakan harga dari unit. Disamping itu, jumlah unit saham yang
diterbitkan oleh perusahaan sama jumlahnya dari waktu ke waktu,
terkecuali adanya tindakan perusahaan (corporate action). Harga pasar
tersebut tidak selalu sam dengan NAB per sahamnya. Adakalanya lebih
besar dari NAB per sham (disebut at premium) atau lebih kecil dari NAB
per sahamnya (disebut at discount).
c) Unit Invesment Trust
Suatu perusahaan dibidang investasi yang membei portofolio efek
(berdsarkan pada perjanjian Trust Indenture) dengan menggunakan
kumpulan dana (harta kekayaan) dari pemegang saham atau unit
penyertaan. Unit penyertaan reksadana pertama kali ditawarkan dengan
harga yang sama dengan harga Rp. 1.000 sama dengan nilai aktiva bersih
awal yaitu Rp. 1.000 per unit penyertaan dan biasanya ditentutakn besarnya
investasi minimum untuk pertama kali.

Dilihat dari portofolio investasinya, reksadana dapat dibedakan menjadi: 9

a) Reksadana pasar uang (money market fund)

9
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia,
(Jakarta:Kencana, 2009) hal 158-159

8
Reksadana jenis ini hanya melakukan investasi pada efek yang bersifat
utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Tujuannya adalah menjaga
likuiditas dan pemeliharaan modal. Reksa Dana Pasar Uang, dimana dananya
diinvestasikan pada instrumen pasar uang.
b) Reksadana pendapatan tetap (fixed income funds)
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
dana yang dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat utang. Umumnya
memberikan penghasilan dalam bentuk bunga, seperti deposito, obligasi
syariah, swbi, dan instrument lain. RDPT merupakan salah satu upaya
melakukan investasi yang paling baik dalam jangka waktu menengah atau
jangka panjang (>3 tahun) dengan resiko menengah. Reksadana ini memiliki
resiko yang relatif lebih besar dari reksadana pasar uang. Tujuannya adalah
untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
c) Reksadana saham (equity funds)
Reksadana yang dananya hampir seluruhnya diinvestasikan pada saham
dan sekitar 5% sampai 10% diinvestasikan pada kas/pasar uang untuk menjaga
adanya penarikan dari investor. Reksadana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari aktiva alam bentuk efek yang bersifat ekuitas.
Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risiko nya ebih tinggi dari
dua jenis reksdana sebelumnya, namun penghasilkan tingkat pengembalian
yang juga tinggi.
Pada umumnya efek saham memberikan kontribusi dengan
memberikan hasil yang menarik, dalam bentuk caoutak gain dengan
pertumbuhan harga-harga saham dan dividen. Banyak perspeksi yang
menganggap bahwa berinvensti pada saham sebih cenderung spekulatif, atau
berjudi. Namun secara teori dan pengalaman dilapangan menghatakan bahwa
investasi pada saham adalah salah satu bentuk investasi jangka panjang yang
cukup menjanjikan.
d) Reksadana campuran (discretionary funds)
Reksadana yang dananya diinvestasikan pada saham, obligasi, pasar
uang, dan sejumlah kas untuk berjaga-jaga. Reksadana jenis ini melakukan
investasi dalam efek yang bersifat ekuitas dan efek yang bersifat utang.

9
Reksadana yang mempunyai perbandingan target aset alokasi pada efek saham
dan pendapatan tetap yang tidak dapat dikategorikan ke dalam ketiga
reksadana lainnya. Reksa dana campuran dalam orientasinya lebih fleksibel
dalam menjalankan investasi. Fleksibel berartikan, pengelolaan investasi dapat
digunakan untuk berpindah-pindah dari saham, ke obligasi, maupun ke deposit.
Atau tergantung pada kondisi pasar dengan melakukan aktivitas trading.

Berbagai jenis investasi reksa dana tersebut memiliki tingkat keuntungan dan
resiko yang berbeda-beda. Reksa dana yang memiliki keuntungan yang paling
tinggi tentunya juga memiliki resiko yang paling besar, misalnya saham. Resiko
paling tinggi tersebut dikarenakan fluktuasi harga saham yang tajam. Begitupun
jenis investasi reksa dana yang tingkat keuntungannya rendah juga memiliki
tingkat resiko yang rendah.

Dilihat dari tujuan investasinya, reksadana dapat dibedakan menjadi: 10

a) Growth fund
Reksa Dana ini mempunyai portofolio investasi yang bertujuan
mendapatkan pertumbuhan keuntungan yang tinggi. Jenis investasinya
mempunyai sifat volatilitas yang cukup tinggi, seperti investasi di instrumen
saham. Reksadana yang menekan pada upaya mengejar pertumbuhan nilai
dana.
b) Income fund
Reksa dana ini mengutamakan jenis portofolio investasi yang bertujuan
mendapatkan pertumbuhan keuntungan yang stabil. Jenis investasinya
mempunyai sifat volatilitas yang agak kurang, seperti investasi instrumen
obligasi. Reksdana jenis ini mengutamakan pendapatan konstan. Reksadana
jenis ini mengalokasi kan dana nya pada surat utang atau obligasi.

c) Safety fund
Reksa dana ini lebih mengutamakan keamanan reksa dana investasi dan tidak
menyukai adanya volatilitas harga atau ketidakstabilan pendapatan dari

10
Abdul Manan, Ibid, hal 159

10
instrumen investasinya. Manajer Investasi Reksa Dana jenis “safety fund” ini
cenderung melakukan investasi di instrumen pasar uang, seperti deposito.

2. Prinsip – Prinsip Reksadana Syariah


Prinsip – prinsip reksadana syariah adalah:11

a) Bukan untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya


Dalam reksadana syariah tujuan investasinya bukan hanya untuk
mencari keuntungan semata. Manajer investasi dana syariah tidak hanya
melakukan maksimalisasi kesejahteraan pemilik modal, tapi juga memastikan
bahwa portofolio yang dimiliki tetap berada dalam dominan investasi yang
diinginkan klien (investor).
b) Ada nya proses screening (penyaringan)
Daam reksa dana syariah harus melalui proses screening sebagai bagian
dari proses alokasi asset. Reksadana syariah hanya dibolehkan melakukan
penempatan saham-saham syraiah dan instrument lain yang dinyatakan halal
dengan berdsarkan Jakarta Islamik Indeks.
c) Ada nya proses cleansing (purification)
Proses ini dimaksutkan untuk membersihakn asset-aset yang tidak
halal, baik dengan mengeluarkan zakat atau amalan lainnya.
d) Ada nya proses valuation saham
Didalam operasional manajemen portofolio, yang harus diperhatikan
adalah proses valuation saham. Kegunaan konvensional membolehkan risk free
interest dimana dalam system syariah hal ini tentu nya tidak dibenarkan
e) Pengawasan yang lebih efektif
Selain dari bapepam sebagai pengawas pasar modal syariah dalam
seluruh operasioanlnya agar tetap berada salam ketentuan syariah yang
berlaku.
f) Adanya Jakarta Islamic Indeks (JII)
Berguna sebagai tolak ukur bagi investasi berdsarkan syariah dipasar
modal selain dari indeks – indeks yang lain yang ada di Bursa Efek Jakarta.
g) Investasi harus pada perusahaan produk halal

11
Dikutip dari http://pusat-akademik.blogspot.co.id pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul 22.54

11
Penempatan dana dalam reksadana syariah tidk boleh menempatkan
dananya pada emiten yang menjaankan usahanya pada hal – hal yang
melanggar hukum syariah.

3. Risiko dan Manfaat Reksadana Syariah


Investor melakukan kegiatan investasi melalui Reksa Dana pada umumnya
memiliki tujuan untuk memperoleh hasil investasi yang menarik dan optimal
dalam jangka panjang namun tetap memberikan pendapatan yang memadai
melalui investasi pada efek yang bersifat likuiditas. Namun bagaimanapun juga
sebuah instrumen apapun bentuknya masing-masing memiliki kenggulan dan
kelemahan yang melekat pada instrumen dimaksud. Untuk itu maka perlu
diketahui keuntungan dan kelemahan terkait dengan risiko, sehingga dapat
dilakukan langkah-langkah konkrit untuk meminimalisir risiko-risiko yang dapat
menyebabkan kerugian secara finansial.
Bapepam menyebutkan ada beberapa risiko yang mungkin terjadi apabila
berinvestasi didalam reksadana, diantaranya yaitu : 12

1. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan


Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek seperti obligasi, saham,
dan surat-surat berharga lainnya. Yang menjadi bagian dari portofolio
reksadana di bursa yang mengakibatkan menurunnya nilai unit penyertaan.
Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang
dimasukkan dalam portofolio Reksadana tersebut mengalami penurunan
dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab penurunan harga pasar
portofolio investasi Reksadana bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya
akibat kinerja bursa saham yang memburuk, terjadinya kinerja emiten yang
memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu, dan masih banyak
penyebab fundamental lainnya.
Salah satu tolak ukur dalam memantau hasil dari suatu Reksa Dana adalah
dengan melakukan pengukuran NAB (Nilai Aktiva Bersih). NAB per
saham/unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu Reksadana

12
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia,
(Jakarta:Kencana, 2009), hal 161

12
setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/unit
penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut.
2. Risiko likuiditas
Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang Unit Penyertaan
reksadana pada salah satu Manajer Investasi tertentu ternyata melakukan
penarikkan dana dalam jumlah yang besar pada hari dan waktu yang sama.
Istilahnya, Manajer Investasi tersebut mengalami rush (penarikan dana secara
besar-besaran) atas Unit Penyertaan reksadana. Hal ini dapat terjadi apabila ada
faktor negatif yang luar biasa sehingga memengaruhi investor reksadana untuk
melakukan penjualan kembali Unit Penyertaan reksadana tersebut. Faktor luar
biasa tersebut di antaranya berupa situasi politik dan ekonomi yang memburuk,
terjadinya penutupan atau kebangkrutan beberapa emiten publik yang saham
atau obligasinya menjadi portofolio Reksadana tersebut, serta dilikuidasinya
perusahaan Manajer Investasi sebagai pengelola Reksadana tersebut. Penjualan
kembali (redemption) sebagaian besar unit penyertaan oleh pemilik kepada
manajer investasi secara bersamaan dapat menyulitkan manajer investasi
menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut .
3. Risiko politik dan ekonomi
Perubahan dalam bidang politik maupun ekonomi dapat mempengaruhi kinerja
di suatu perusahaan dalam portofolio reksadana.
4. Risiko wanprestasi
Risiko ini dapat terjadi apabila ada perubahan asuransi yang mengansurasikan
harta kekayaan reksadana yang tidak dapat membayar ganti rugi atau
membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi ha yang tidak
diinginkan. Seperti pihak-pihak terkait dengan reksadana yaitu pialang, bank
custodian, agen pembayaran atau bencana alam yang dapat mempengaruhi
NAB yang bersangkutan.

5. Risiko default
Risiko Default terjadi jika pihak Manajer Investasi tersebut membeli obligasi
milik emiten yang mengalami kesulitan keuangan padahal sebelumnya kinerja

13
keuangan perusahaan tersebut masih baik-baik saja sehingga pihak emiten
tersebut terpaksa tidak membayar kewajibannya. Risiko ini hendaknya
dihindari dengan cara memilih Manajer Investasi yang menerapkan strategi
pembelian portofolio investasi secara ketat. Jenis risiko default ini merupakan
kategori risiko yang paling fatal. Penyebab risiko ini adalah misalnya, jika
pihak manajer investasi membeli obligasi yang emiten nya mengalami
kesulitan keuangan sehingga tidak mampu mebayar bunga atau pokok obligasi
tersebut. 13
6. Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami
penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar
obligasi secara drastis. Istilah lainnya adalah pasar sedang mengalami kondisi
bearish, yaitu harga-harga saham atau instrumen investasi lainnya mengalami
penurunan harga yang sangat drastis. Risiko pasar yang terjadi secara tidak
langsung akan mengakibatkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang ada pada Unit
Penyertaan Reksadana akan mengalami penurunan juga. Oleh karena itu,
apabila ingin membeli jenis Reksadana tertentu, Investor harus bisa
memperhatikan tren pasar dari instrumen portofolio Reksadana itu sendiri.14
7. Risiko inflasi
Terjadinya inflasi akan menyebabkan menurunnya total real return.
8. Risiko nilai tukar
Resiko ini dapat terjadi jika terdapat sekuritas luar negeri dalam portofolio
yang dimiliki. Pergerakan nilai tukar akan memengaruhi nilai sekuritas yang
termasuk foreign investmeni setelah dilakukan konversi dalam mata uang
dosmetik.
9. Risiko spesifik
Ini adalah risiko yang dimiliki setiap sekuritas. Di samping dipengaruhi pasar
secara keseluruhan, setiap sekuritas memiliki risikonya masing-masing.

Adapun manfaat reksadana syariah antara lain :


13
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah , Bandung:Alfabeta, 2010, hal 154
14
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia,
(Jakarta: KENCANA, 2009), 177

14
a. Dapat mendiversikasi portofolio secara cepat (instant diversification).
b. Keluwesan untuk menukarkan ke jenis portofolio invesatsi lainnya dalam satu
grup reksadana (flexibility) atau diprjualbelikan pada penerbitnya pada nilai
asset bersihnya setiap saat.
c. Kecepatan dalam proses jual beli.
d. Manajemen profesional yang dapat izin dari ororitas bursa.
e. Banyaknya pilihan dari beragamnya investasi usaha reksadana yang kini
tumbuh pesat.
f. Manfaat perlindungan investor, melalui pertauran yang dikelurakan
BAPEPAM, diantaranya mengatur tentang transaksi pada suatu jenis saham
maksimal 5% dari total modal si sector investasi.15

4. Keuntungan Investasi Reksadana Syariah16

Berikut beberapa keuntungan jika berinvestasi pada reksa dana syariah antara
lain: - Kemudahan berinvestasi Banyak perusahaan manajer investasi/Asset
Management dengan minimum pembelian Rp 100.000 - Rp 250.000 anda
sudah bisa berinvestasi di Reksa Dana. Saat ini produk reksa dana syariah
sudah tersedia sebesar 49 reksadana.

a) Dikelola oleh manajemen professional dan ahli di bidangnya 


Tidak sembarang orang dan perusahaan boleh mengelola reksa dana.
Untuk perorangan harus mempunyai ijin sertifikasi Wakil Manajer
investasi. Untuk perusahaan harus mempunyai ijin Manajer Investasi,
memenuhi syarat permodalan untuk mendirikan perusahaan manajer
investasi, menjalani fit & proper test oleh BAPEPAM&LK untuk
manajemen perusahaan dan secara berkala juga diaudit oleh
BAPEPAM&LK; mempunyai SDM yang handal untuk mendukung
setiap unit kerja di perusahaan manajer Investasi, dan tentunya SDM

15
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia,
(Jakarta: KENCANA, 2009), hal 160
16
Dikutip dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/10/07564982/Apa.Itu.Reksa.Dana.Syariah
yang ditulis oleh (Rosinu, Syaria Expert, Partner TGRM Perencana Keuangan) pada tanggal 24 Mei 2017 pukul
0:02

15
tersebut harus mengerti tentang syariah dan pengelolaan investasi
secara syariah.

b) Diversifikasi Investasi 
Untuk menghasilkan return yang optimal maka kita harus
mendiversifikasikan portfolio investasi kita dengan cara membeli
beberapa saham di sektor yang berbeda, membeli obligasi dan
menaruhnya juga dipasar uang dengan tingkat return yang optimal. Pola
diversifikasi semacam itu mensyaratkan nilai portfolio investasi yang
tinggi.

Lalu bagaimana dengan kita yang memiliki dana terbatas? Reksa Dana adalah
solusinya. Karena hakikatnya Reksa Dana adalah dana yang dihimpun dari
orang-orang yang menginginkan investasi maka menghasilkan dana kelolaan
yang besar. Dan hasil dari investasi yang optimal tersebut lalu dibagikan
kepada investor sesuai dengan porsi investasinya tentu saja setelah dipotong
oleh biaya-biaya yang telah disyaratkan oleh Manajer Investasi. Biaya-biaya ini
pun tak besar karena untuk biaya pun tanggung renteng sesuai dengan porsi
investasinya dan meniadakan biaya yang tak perlu lainnya jika investasi
tersebut dilakukan seorang diri oleh investor. Ini salah satu sebabnya kinerja
Reksa Dana lebih optimal dibanding jika investor harus berinvestasi sendiri.

a) Likuiditas yang tinggi 


Apabila investor ingin menarik investasinya dikarenakan membutuhkan
dana untuk keperluan yang lain ataupun ingin melakukan realisasi
keuntungan maka bisa dicairkan atau ditarik kapan saja.

b) Biaya investasi cenderung rendah 


Jika investor bertransaksi saham sendiri perhatikan biaya yang
dibebankan oleh sekuritas seperti biaya transaksi minimal kisarannya
adalah Rp 10.000-Rp 15.000. Namun ada juga yang membebankan
keseluruhan biaya transaksi  dan ada yang per saham. Selain itu jika
kita menginginkan untuk melakukan transaksi obligasi syariah (Sukuk)
maka nilai yang investasi yang ditawarkan minimal Rp 1 miliar

16
kalaupun ada Sukuk Ritel (SUKRI) maka pembelian 1 unit minimal Rp
5 juta. Pertanyaan selanjutnya bagaimana jika anda menginginkan
investasi rutin dibawah Rp 5 juta maka anda tidak bisa membeli Sukuk
maupun Sukri.

Untuk Deposito jika dana anda dibawah Rp 500 juta maka anda hanya
diberikan rate counter  yang saat ini ada dikisaran 5,5 persen-6,5 persen belum
dipotong PPh final 20 persen. Lalu bagaimana dengan Anda yang mempunyai
dana sekitar Rp 100.000-Rp 1.999.900 maka Anda hanya bisa masuk tabungan
dan tabungan berjangka dengan bagi hasil 2 persen-3 persen (untuk tabungan)
dan 4 persen untuk tabungan berjangka sudah terkunci (lock) sekian tahun
(tergantung kebijakan bank) lagi-lagi terpotong PPh final 20 persen.

Bandingkan dengan inflasi yang saat ini ada dikisaran 4,61 persen. Untuk
Deposito diatas Rp 500 juta bank bisa memberikan bagi hasil 9
persen gross. Bandingkan jika yang mengelola adalah manajer investasi maka
biaya investasinya akan rendah dengan hasil yang optimal.

a) Transparansi Informasi 
Semua informasi mengenai kinerja investasi harian bisa dipantau di
media masa. Setiap bulan nasabah akan diberikan laporan kinerja
investasi seperti rekening koran dan kinerja Reksa Dana (Fund Fact
Sheet).

b) Lebih Aman dan Stabil 


Seperti telah dijelaskan diatas, rasio dengan batas 82 persen
memberikan jaminan bahwa perusahaan memiliki struktur modal yang
sehat dengan perbandingan utang tidak boleh lebih besar dari modal.
Pada obligasi/sukuk mempunyai underlying asset yang jelas sehingga
resiko default kecil sekali atau bahkan sama sekali tidak ada.  Dengan
demikian melalui mekanisme rasio kuantitatif, Reksadana Syariah
terselamatkan dari penurunan NAB yang tajam. Untuk Obligasi Syariah
dengan mekanisme underlying (ada nilai pokok yang dijadikan dasar
penerbitan obligasi), investor dengan sendirinya merasa yakin bahwa

17
obligasi syariah relatif aman sehingga banyak diinginkan oleh investor
baik yang mengharuskan portfolio investasinya di syariah maupun tidak
(konvensional). Umumnya yang memegang obligasi syariah adalah
institusi syariah dan mereka pada umumnya memegang sampai tanggal
jatuh tempo (hold to maturity) sehingga gejolak harganya (volatilitas)
nya relatif stabil.

c) Terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS) 


Fungsi dari DPS adalah mengawasi dan memberikan pengarahan agar
pengelolaan Reksa Dana sesuai dengan prinsip syariah yaitu jujur,
berkeadilan dan bermanfaat bagi sesama.

d) Membantu perekonomian bangsa 


Pada penerbitan SUKRI, negara bisa memanfaatkannya sehingga biaya
pemerintah jadi lebih kecil, sedang pada perusahaan biasanya hasil
penjualan sukuk dipakai untuk modal kerja perusahaan.

5. Nilai Aktiva Bersih (NAB)


Baik tidaknya kinerja investasi portofolio yang dikelola oleh manajer
investasi dipengaruhi oleh kebijakan dan strategi investasi yang dijalankan oleh
manajer investasi yang bersangkutan. NAB pada reksa dan terbuka dihitung dan
diumumkan setiap hari, sedangkan NAB tertutup hanya cukup seminggu sekali.17
Nilai aktiva bersih reksa dana dalam suatu periode dapat dihitung
dengan menggunakan formula sebagai berikut :
Total NAB = Nilai Aktiva – Total Kewajiban
Nilai Aktiva Bersih per unit :
Total Nilai Aktiva Bersih
NAB Per unit =
Total Unit Penyertaan ( saham ) diterbitkan
Dimana :
Total NAB = Jumlah Nilai Aktiva Bersih pada Periode tertentu
NAB perUnit = Nilai Aktiva Bersih perSaham atau Unit Penyertaan
pada Periode tertentu.

17
Abdul Manan, Opcit, 188.

18
D. Bentuk Hukum Reksadana

Panduan bagi masyarkat muslim untuk berinvestasi pada produk ini sudah diberikan
melalui fatwa DSN-MUI No. 20 tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
Untuk Reksadana Syariah. Sayangnya produk investasi syariah yang lebih
menguntungkan dari produk tabungan atau deposito perbankan syariah ini kurang
tersosialisasi. Pemilik dana (investor) yang menginginkan investasi halal akan
mengamanahkan dananya dengan akad wakalah kepada Manajer Investasi. Reksadana
Syariah akan bertindak dalam aqad mudharabah sebagai Mudharib yang mengelola dana
milik bersama dari para investor. Sebagai bukti penyertaan investor akan mendapat Unit
Penyertaan dari Reksadana Syariah. Dana kumpulan Reksadana Syariah akan
ditempatkan kembali ke dalam kegiatan Emiten (perusahaan lain) melalui pembelian
Efek Syariah.

Bagi umat muslim landasan akan pentingnya berinvestasi antara lain berdasarkan
hadist: ”Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang
baik, membelanjakan uang secara sederhana, dan dapat menyisihkan kelebihan untuk
menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya. [HRMuslim&Ahmad]”. 18

Pada instrumen pasar modal, Reksa Dana Syariah hanya menempatkan dananya pada
emiten atau perusahaan atau pihak-pihak penerbit instrumen investasi yang tidak
melakukan usaha-usaha yang bertentangan dengan prinsip kehalalan syariah seperti riba,
perjudian, pornografi, minuman haram (alkohol), babi, dan hiburan yang bertentangan
dengan syariah dan lain-lain. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an surat
Al-Imron ayat 130 dan An-Nisa ayat 29, yang berbunyi :

“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba yang berlipat ganda
dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.“(QS.Al-
Imron:130)

18
Dikutip dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/10/07564982/Apa.Itu.Reksa.Dana.Syariah
yang ditulis oleh (Rosinu, Syaria Expert, Partner TGRM Perencana Keuangan) pada tanggal 18 Oktober 2021
pukul 0:02

19
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan harta sesama kalian
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku dengan suka
sama suka diantara kalian.”(QS. An-Nisa':29) 19

19
Pasal 1 angka 6 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
untuk Reksa Dana Syariah

20
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip
syariat Islam. Baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal)
dengan manajer investasi sebagai wakil, maupun antara manajer investasi sebagai wakil
dengan pengguna investasi. Syariah dapat menerima usaha semacam reksadana sepanjang hal
yang tidak bertentangan dengan syariah. Zuhaily berkata: Dan setiap syarat yang tidak
bertentangan dengan dasar-dasar syariat dan dapat disamakan hukumnya (di qiyaskan) dengan
syarat-syarat yang sah.
Pada dasarnya reksadana syariah adalah Islamisasi reksadana konvensional.
Reksadana syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal sebagai pemilik dana (shahibul mal) untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam Portofolio Efek oleh manajer investasi sebagai wakil shahibul mal menurut ketentuan
dan prinsip syariah Islam. Dengan berbagai karakteristik dan juga bentuk dari reksadana
syariah, berbagai jenis reksadana syariah seperti Open end-Fund, Closed end-Fund dan Unit
Investment Trust. dilihat dari portofolio investasinya, reksadana syariah dapat dibedakan
menjadi : a.) Reksadana syariah pasar uang b.) Reksadana syariah pendapatan tetap c.)
Reksadana syariah campuran d.) Reksadana syariah saham. Dilihat dari tujuan investasinya
ada Growth Fund, Income Fund dan Safety Fund.
Reksadana syariah menggunakan prinsip : a.) bukan mencari keuntunga sebanyak-
banyaknya b.) adanya proses screening (penyaringan) c.) adanya proses cleansing
(purification) d.)  proses valuation saham e.) pengawasan yang lebih selektif f.) adanya
Jakarta Islamik Indeks (JII) g.) investasi pada perusahaan prodak halal. Dengan berbagai
manfaat dan keuntungan dalam reksadana syariah, ada juga resiko di dalamnya, seperti, resiko
menurunnya nilai aktiva bersih /net asset value unit penyertaan, resiko likuiditas, resiko pasar,
resiko wanprestasi, resiko default, resiko inflasi, resiko nilai tukar, resiko politik dan
ekonomi, resiko spesifik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Fakultas Ekonomi


Universitas Indonesia.

http://pusat-akademik.blogspot.co.id/2008/09/reksadana-syariah.html, diakses tanggal 18


Oktober 2021 pkl 20.45.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/reksadana-syariah.html, diakses tanggal 18 Oktober 2021 pkl.


21.00.

Sudarsono, Heri. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonosia.

M. Daud Ali, Azaz-azaz Hukum Islam (Hukum Islam I) Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1990)

Iwan P. Pontjowinoto, “Prinsip Syariah di Pasar Modal: Pandangan Praktisi” Materi


Workshop Nasional Pasar Modal Syariah(Malang: 29-31 Mei 2003)

Andri Soemitra, Bank&LembagaKeuangan Syariah, (Jakarta: KENCANA, 2009)

Undang-Undang No. 8 Tahun 1995

Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah
Indonesia, (Jakarta: KENCANA, 2009)

Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah , Bandung:Alfabeta, 2010

Dikutip dari http://pusat-akademik.blogspot.co.id pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul 20.54

Datuk DR. Syech Othman Alhabshi : Islamic Fund in Malaysia ( presented at The Fund
management Industry Conference 1995) .

Pasal 1 angka 6 Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan


Investasi untuk Reksa Dana Syariah.

Dikutip dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/10/07564982/Apa.Itu.Reksa.Dana.Syariah
yang ditulis oleh (Rosinu, Syaria Expert, Partner TGRM Perencana Keuangan) pada tanggal
18 Oktober 2021 pukul 0:02

22

Anda mungkin juga menyukai