Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Reksadana
Mata Kuliah: Pasar Modal

Dosen Pengampu:

Norhayatun, M.Pd

Disusun Oleh:

Nanang Wibowo (1987203034)


Yoenadi Rusman (1987203037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) MUHAMMADIYAH SAMPIT
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Reksadana” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
ibu Norhayatun, M.Pd pada mata kuliah Pasar Modal. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Etika Profesional dalam Konseling
Lintas Budaya” bagi para pembaca.

Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun serta mendukung dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sampit, 15 Desember 2021

Nanang Wibowo (1987203034)

Yoenadi Rusman (1987203037)

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................3

A. Definisi Budaya................................................................................3
B. Pengertian Etika dan Profesi.............................................................4
C. Memahami Konseling Lintas Budaya...............................................6
D. Kode Etik Konselor Menyangkut Konseling Lintas Budaya............7
E. Pendekatan Konseling Lintas Budaya..............................................8

BAB III PENUTUP....................................................................................10

A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran`.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................11

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan reksadana di Indonesia dapat dikatakan telah dimulai
pada saat diaktifkannya kembali pasar modal di Indonesia. Pada saat itu
penerbitan reksadana dilakukan oleh persero (BUMN) yang didirikan
khusus untuk menunjang kegiatan pasar modal Indonesia, sekalipun pada
saat itu belum ada pengaturan khusus mengenai reksadana. Istilah
reksadana lebih dikenal pada tahun 1990 dengan diizinkannya pelaku
pasar modal untuk menerbitkan reksadana melalui Keppres No. 53 Tahun
1990 tentang Pasar Modal. Keberadaan reksadana di Indonesia dapat
dikatakan telah dimulai pada saat diaktifkannya kembali pasar modal di
Indonesia. Pada saat itu penerbitan reksadana dilakukan oleh persero
(BUMN) yang didirikan khusus untuk menunjang kegiatan pasar modal
Indonesia, sekalipun pada saat itu belum ada pengaturan khusus mengenai
reksadana.

Istilah reksadana lebih dikenal pada tahun 1990 dengan


diizinkannya pelaku pasar modal untuk menerbitkan reksadana melalui
keppres no. 53 tahun 1990 tentang pasar modal. Pada tahun 1929 sewaktu
bursa saham jatuh maka pertumbuhan industri reksadana ini menjadi
melambat. Menanggapi jatuhnya bursa maka Kongres Amerika
mengeluarkan Undang-undang Surat Berharga 1933 (Securities Act of
1933) dan Undang-undang Bursa Saham 1934 (Securities Exchange Act of
1934).
Berdasarkan peraturan tersebut maka reksadana wajib didaftarkan
pada Securities and Exchange Commission atau biasa disebut SEC yaitu
sebuah komisi di Amerika yang menangani perdagangan surat berharga
dan pasar modal. Selain itu pula, penerbit reksadana wajib untuk
menyediakan prospektus yang memuat informasi guna keterbukaan

1
informasi reksadana, juga termasuk surat berharga yang menjadi objek
kelolaan, informasi mengenai manajer investasi yang menerbitkan
reksadana.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi reksadana?
2. Bagaimana sejarah reksadana?
3. Bagaimana bentuk reksadana?
4. Apa jenis-jenis reksadana?
5. Bagaimana karakteristik reksadana?
6. Bagaimana pengelolaan dan sifat reksadana?
7. Apa manfaat dan risiko reksadana?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi reksadana
2. Dapat mengetahui sejarah reksadana
3. Dapat mengetahui bentuk reksadana
4. Dapat mengetahui jenis-jenis reksadana
5. Dapat mengetahui karakteristik reksadana
6. Dapat mengetahui pengelolaan dan sifat reksadana
7. Dapat mengetahui Apa manfaat dan risiko reksadana

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Reksadana
Pasar Modal memiliki beberapa instrumen investasi yang dapat
dipilih investor, salah satunya adalah reksadana. Reksadana berasal dari
kata “reksa” yang berarti jaga atau pelihara dan kata “dana” yang berarti
uang (Sudarsono, 2007:200). UU Pasar Modal no. 8 Tahun 1995 Pasal 1
Ayat 27 mendefinisikan reksadana adalah wadah yang digunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi. Hirt dan
Block (1999:536) menyatakan keuntungan berinvestasi pada reksadana
adalah karena reksadana menawarkan cara yang efisien untuk
mendiversifikasikan investasi. Reksadana juga memiliki manajer investasi
sebagai pengelola investasi.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:49), Reksa dana adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek.
Reksa Dana adalah sarana untuk menghimpun dana dari
masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan
investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas
(Darmadji, 2006:153).
Reksa Dana adalah surat berharga yang diterbitkan oleh manajer
investasi, kemudian dijual kepada investor. Selanjutnya hasil penjualan
tersebut digunakan untuk membuat portofolio efek agar risiko investasi
menurun, namun dengan keuntungan yang relatif besar (Widoatmodjo,
2009:110).
Menurut Reilly dan Brown (2000:1207), Reksa dana adalah
lembaga yang menghimpun uang dari para pemegang unit dan kemudian
menginvestasikannya dalam berbagai surat berharga, seperti saham,
obligasi dan pasar uang.

1
B. Sejarah Reksadana
Reksadana muncul pertama kali di Indonesia dimulai pada tahun
1976, yaitu pendirian reksadana oleh pemerintah dengan nama PT.
Danareksa yang mempunyai sertifikat bernama danareksa. Pada tahun
1997, PT Danareksa menerbitkan reksadana syariah berjenis reksadana
campuran yang dinamakan Danareksa Islam Berimbang.
Saat ini, Reksadana di Indonesia telah menjadi produk yang
membawa dana masyarakat dengan jumlah ratusan triliun rupiah. Menurut
data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Reksadana di Indonesia selalu
mengalami perkembangan yang signifikan. Bahkan, jumlah produk
Reksadana di Indonesia sudah mencapai kurang lebih 1.936 produk
dengan total dana yang dikelola (assetundermanagement/AUM) mencapai
Rp520,91 triliun pada bulan Februari 2019.
Dengan pengalaman kurang lebih 42 tahun sejak pasar modal di
Indonesia diaktifkan kembali, reksadana mampu memberikan refleksi
bahwa investasi semakin tumbuh subur di nusantara ini. Fakta ini juga
menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap dana di produk reksadana
semakin besar pula, belum lagi pilihan produk investasi yang ditawarkan
juga telah banyak dan beragam pula.

C. Bentuk Reksadana
Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995
pasal 18, ayat (1), bentuk hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni
Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksadana) dan Reksadana
berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
1. Reksadana berbentuk Perseroan (Investemet companies)
Suatu perusahaan (perseroan terbatas), yang dari sisi bentuk
hukum tidak berbeda dengan perusahaan lainnya. Perbedaan
terletak pada jenis usaha, yaitu jenis usaha pengelolaan

1
portofolio investasi. Reksadana berbentuk perseroan dibedakan
berdasarkan sifatnya menjadi dua yaitu reksadana terbuka
(open end foud) dan reksadana tertutup (close end foud).
Adapun ciri dari reksadana bentuk perseroan ini adalah:
a. Badan hukum terbentuk PT.
b. Pengelolaan kekayaan Reksadana didasarkan pada
kontrak antara direksi perusahaan dengan manajer
investasi yang ditunjuk.
c. Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada
kontra antara manajer investasi dengan bank
kustondian.
2. Kontrak Investasi Kolektif (Unit Investement Trust)
Kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank
Kustodian yang juga mengikat pemegang Unit Penyertaan
sebagai Investor. Melalui kontrak ini Manajer Investasi diberi
wewenang untuk mengelola portofolio efek dan Bank
Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan dan
administrasi investasi. Karakteristik dari reksadana kontrak
investasi kolektif adalah:
a. Menjual unit penyertaan secara terus menerus
sepanjang ada investor yang membeli.
b. Unit penyertaan tidak tercatat di bursa
c. Investor dapat menjual kembali unit penyertaan yang
dimilikinya kepada manajer investasi (MI) yang
mengelola.
d. Hasil penjualan atau pembayaran pembelian kembali
unit penyertaan akan dibebankan pada kekayaan
reksadana.
e. Harga jual/beli unit penyertaan didasarkan pada nilai
aktiva bersih (NAB) perunit dihitung oleh bank
kustondian secara harian.

1
D. Jenis – Jenis Reksadana
Memahami jenis-jenis reksadana merupakan hal yang sangat
penting bagi calon investor, karena setiap jenis reksadana memiliki
karakteristik, tingkat return dan tingkat risiko yang berbeda. Hal tersebut
perlu dipahami agar investor dapat menyesuaikan pilihan investasinya
dengan tujuan yang diinginkan, dapat pula menentukan batas toleransi
tingkat risiko yang akan dihadapi serta dapat menyesuaikan dengan
kondisi keuangan yang dimiliki. Berikut ini adalah jenis-jenis reksa dana
dimaksud:
1. Reksa Dana Konvensional
a. Reksa Dana Saham
Reksadana saham adalah reksadana yang
melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas
(saham). Efek saham umumnya memberikan potensi hasil
yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan
hargaharga saham dan deviden. Reksadana saham
memberikan potensi pertumbuhan nilai investasi yang
paling besar demikian juga dengan risikonya.
b. Reksa Dana Pendapatan tetap
Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang
melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat hutang,
seperti obligasi. Risiko investasi yang lebih tinggi dari
reksadana pasar uang membuat nilai return bagi reksadana
jenis ini juga lebih tinggi, tapi tetap lebih rendah daripada
reksadana campuran atau saham.
c. Reksa Dana Pasar Uang
Reksadana pasar uang adalah reksadana yang
melakukan investasi 100% pada efek pasar uang yaitu efek
hutang yang berjangka kurang dari satu tahun. Reksadana

1
pasar uang merupakan reksadana yang memiliki risiko
terendah namun juga memberikan return yang terbatas
d. Reksa Dana Campuran
Reksadana campuran adalah reksadana yang
melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek hutang
yang perbandingannya tidak termasuk dalam kategori
reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham. Potensi
hasil dan risiko reksadana campuran secara teoritis dapat
lebih besar dari reksadana pendapatan tetap namun lebih
kecil dari reksadana saham.
2. Reksa Dana Terstruktur
a. Reksa Dana Terproteksi
Reksadana terproteksi adalah reksadana yang
memberikan jaminan kepada para investor bahwa dana
yang diinvestasikannya pada produk reksadana terproteksi
diharapkan sekurangkurangnya tetap sama dengan jumlah
investasi awal. Alokasi dana pada reksadana terproteksi ini
diwajibkan pada efek utang dan obligasi. Bagi investor
reksadana terproteksi tidak dapat melakukan
redemtion/penebusan atas unit penyertaannya sebelum
jatuh tempo. Jenis reksadana ini belum dikeluarkan di
Indonesia
b. Reksa Dana Penjamin
Reksadana penjaminan adalah reksadana yang
memberikan jaminan atas nilai investasi awal pada saat
jatuh tempo. Namun penjaminan bukan dilakukan oleh
manager investasi, tetapi melalui penjaminan oleh pihak
ketiga seperti asuransi. Alokasi dana untuk reksadana
penjaminan ini adalah pada efek utang. Jenis reksadana ini
belum dikeluarkan di Indonesia.

1
c. Reksa Dana Indeks
Reksadana Indeks adalah reksadana yang alokasi
dananya ditempatkan pada efek yang menjadi bagian dari
suatu indeks yang menjadi acuannya. Misalnya saham yang
masuk dalam indeks LQ-45, indeks kompas 100, dan
indeks-indeks yang lainnya.
3. Reksa Dana ETF (Exchange Trade Fund)
Reksadana ETF adalah suatu bentuk reksadana dimana aset
portofolionya didasarkan pada suatu indeks tertentu, misalnya
JII, LQ 45, indeks standart and poor 500, dan lain sebagainya,
kemudian unit penyertaannya dicatatkan dan diperdagangkan di
Bursa efek Indonesia dengan menggunakan jasa broker seperti
halnya saham yang diperdagangkan di Bursa Efek.
4. Reksa Dana Real Estate
Reksadana Real estate adalah suatu jenis reksadana dimana
manajer investasi membeli dan mengelola gedung, misalnya
gedung apartemen atau gedung perkantoran. Selanjutnya para
investor akan menerima secara periodik pendapatan uang sewa
gedung tersebut setelah dikurangi biaya pengelolaan gedung.
Jenis reksadana ini belum pernah dikeluarkan di Indonesia.
5. Reksa Dana Syariah
Menurut fatwa No.20/DSN-MUI/VI/2001, yang dimaksud
Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsipprinsip syariat Islam, baik dalam bentuk
akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/rabb
al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal,
maupun antara manajer investasi sebagai shahib al-mal dengan
pengguna investasi.
Reksadana syariah merupakan produk keuangan yang
mengacu pada sistem keuangan syariah dengan berpedoman
pada kaidah-kaidah Islam. Misalnya tidak diinvestasikan pada

1
saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang produknya
bertentangan dengan syariah Islam, seperti pabrik
makanan/minuman yang mengandung alkohol, daging babi,
rokok, perhotelan,dan jasa keuangan konvensional seperti
perbankan konvensional yang menggunakan bunga sebagai
imbal hasilnya, serta bisnis hiburan yang berbau maksiat.
Dalam aplikasinya, reksadana syariah ini harus melalui ijin dan
fatwa dari Dewan Syariah Nasional dibawah Majelis Ulama
Indonesia (MUI).
Dewan Syariah Nasional nasional telah mengeluarkan
Daftar Efek Syariah (DES) dan Jakarta Islamic Indeks (JII)
yang dapat dijadikan sebagai acuan pada transaksi - transaksi
syariah. Keberadaan saham-saham syariah tersebut akan
dievaluasi setiap enam bulan sekali.

E. Karakteristik Reksadana
Reksadana memiliki beberapa karakteristik yang sama dan
berbeda dengan Perseroan Terbatas (PT) lainnya. Beberapa
karakteristik yang menyamakan Reksadana berbentuk PT dengan
perusahaan lainnya, yakni sebagai berikut:
1. Mempunyai kekayaan,
2. Memiliki kepengurusan atau manajemen,
3. Memiliki biaya, seperti biaya pendirian, biaya operasi, dan
biaya lain –lain,
4. Memiliki kewajiban perseroan yang sesuai dengan ketentuan
umum yang diatur dalam Undang –Undang Perseroan
(khusus bagi Reksadana coorporate type), termasuk
kewajiban dalam perizinan, permodalan dan perpajakan,
5. Bertanggung jawab terhadap para pemegang saham (share
holders),
6. Memiliki karyawan atau tenaga operasional.

1
F. Pengelolaan dan Sifat Reksadana
1. Pengelolaan Reksadana
Bentuk pengelolaan atau mekanisme operasional reksadana hanya
dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah terdaftar atau
mendapatkan izin dari Bapepam. Pengelolaan reksadana terdapat tiga
pihak yang terlibat dalam hal ini yaitu:
a. Manajer investasi adalah pihak yang bertanggung jawab atas
kegiatan investasi, yang meliputi analisa, pemilih jenis investasi,
pengambilan keputusan investasi, monitor pasar investasi, dan
melakukan tindakan yang dibutuhkan investor. Manajer investasi
dalam hal ini dapat berupa perusahaan efek atau PT yang bergerak
dalam reksadana, maupun perusahaan khusus sebagai perusahaan
manajemen investasi.
b. Bank kustondian adalah bank yang bertindak sebagai penyimpan
kekayaan (safe keeper) serta administrator reksadana. Dana yang
terkumpul bukan merupakan bagian kekayaan manajer maupun
bank kustondian, akan tetapi milik investor yang disimpan atas
nama bank kustondian.
c. Pelaku (perantara) di pasar modal (broker, underwriter) maupun di
pasar uang (bank).
2. Sifat Reksadana
Sifat reksadana menurut karakteristiknya dapat digolongkan
menjadi dua yaitu:
a. Reksadana terbuka (open-end funds) merupakan reksadana yang
menerbitkan saham/unit penyertaan atau menawarkan dan
menjualnya kepada investor sampai sejumlah kembali saham/unit
penyertaan yang telah dijualnya. Reksadana terbula lebih likuid.
Artinya, unit penyertaan lebih mudah diuangkan dengan pasar dari
pada saham reksadana tertutup.
b. Reksadana tertutup (close-end funds) yang menerbitkan saham/unit
penyertaan dan menjualnya kepada investor namun tidak memiliki

1
kewajiban untuk membeli saham/unit. Penyertaan yang telah
dijualnya. Investor hanya dapat menarik investasinya dengan cara
menjual/mengalihkan saham/unit penyertaan yang dimilikinya
kepada investor lain yang berminat.

G. Manfaat Dan Risiko Reksadana


Produk investasi reksadana sangat menarik karena memiliki
banyak kelebihan dan sangat cocok untuk investor kecil dan pemula,
bahkan investor yang tidak memiliki waktu dan pengetahuan investasi
sekalipun, dapat melakukan investasi pada produk reksadana. Adapun
keuntungan malakukan investasi pada produk reksadana diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Dikelola oleh manajemen professional. Pengelolaan portofolio
suatu Reksadana dilaksanakan oleh Manajer Investasi yang
memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan
dana. Peran Manajer Investasi sangat penting mengingat
pemodal individu pada umumnya mempunyai keterbatasan
waktu, sehingga tidak dapat melakukan riset secara langsung
dalam menganalisa harga efek serta mengakses informasi ke
pasar modal.
b. Diversifikasi investasi. Diversifikasi atau penyebaran investasi
yang terwujud dalam portofolio akan mengurangi risiko (tetapi
tidak dapat menghilangkan), karena dana atau kekayaan
Reksadana diinvestasikan pada berbagai jenis efek, sehingga
risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak
sebesar risiko bila seseorang membeli satu atau dua jenis
saham atau efek secara individu.
c. Transparansi informasi. Reksadana wajib memberikan
informasi atas perkembangan portofolionya dan biayanya
secara kontinyu sehingga pemegang Unit Penyertaan dapat
memantau keuntungannya, biaya, dan risiko setiap saat.

1
Pengelola Reksadana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih
(NAB) nya setiap hari di surat kabar serta menerbitkan laporan
keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus secara
teratur, sehingga Investor dapat memonitor perkembangan
investasinya secara rutin.
d. Keempat, likuiditas yang tinggi. Agar investasi yang dilakukan
berhasil, setiap instrumen investasi harus mempunyai tingkat
likuiditas yang cukup tinggi. Dengan demikian, Pemodal dapat
mencairkan kembali Unit Penyertaannya setiap saat sesuai
ketetapan yang dibuat masing-masing Reksadana sehingga
memudahkan investor mengelola kasnya. Reksadana terbuka
wajib membeli kembali Unit Penyertaannya sehingga sifatnya
sangat likuid.
e. Biaya Rendah. Karena reksadana merupakan kumpulan dana
dari banyak pemodal dan kemudian dikelola secara profesional,
maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan
investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya
transaksi. Biaya transaksi akan menjadi lebih rendah
dibandingkan apabila Investor individu melakukan transaksi
sendiri dibursa.
f. Terdapat banyak pilihan jenis investasi. Reksadana memiliki
banyak klasifikasi produk, ada reksadana saham, reksadana
pendapatan tetap, reksadana pasar uang, dan reksadana
campuran, dan lain-lain. Dari masingmasing klasifikasi tersebut
memiliki karakteristik, tingkat return dan tingkat risiko yang
berbeda. Selain itu, setiap investor juga dapat melakukan
switching atau mengganti kepemilikan reksadananya dari satu
jenis ke jenis lainnya.

1
Untuk melakukan investasi Reksadana, Investor harus mengenal
jenis risiko yang berpotensi timbul apabila membeli Reksadana. Risiko
tersebut diantaranya:

1. Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan.


Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang
dimasukkan dalam portofolio. Reksadana tersebut mengalami penurunan
dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab penurunan harga pasar
portofolio investasi Reksadana bisa disebabkan oleh banyak hal, di
antaranya akibat kinerja bursa saham yang memburuk, terjadinya kinerja
emiten yang memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu,
dan masih banyak penyebab fundamental lainnya.
2. Risiko Likuiditas.
Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang Unit
Penyertaan reksadana pada salah satu Manajer Investasi tertentu ternyata
melakukan penarikan dana dalam jumlah yang besar pada hari dan waktu
yang sama. Istilahnya, Manajer Investasi tersebut mengalami rush
(penarikan dana secara besar-besaran) atas Unit Penyertaan reksadana. Hal
ini dapat terjadi apabila ada faktor negatif yang luar biasa sehingga
memengaruhi investor reksadana untuk melakukan penjualan kembali Unit
Penyertaan reksadana tersebut. Faktor luar biasa tersebut di antaranya
berupa situasi politik dan ekonomi yang memburuk, terjadinya penutupan
atau kebangkrutan beberapa emiten publik yang saham atau obligasinya
menjadi portofolio Reksadana tersebut, serta dilikuidasinya perusahaan
Manajer Investasi sebagai pengelola Reksadana tersebut.
3. Risiko Pasar.
Risiko Pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi
mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar
saham atau pasar obligasi secara drastis. Istilah lainnya adalah pasar
sedang mengalami kondisi bearish, yaitu harga-harga saham atau
instrumen investasi lainnya mengalami penurunan harga yang sangat

1
drastis. Risiko pasar yang terjadi secara tidak langsung akan
mengakibatkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang ada pada Unit Penyertaan
Reksadana akan mengalami penurunan juga. Oleh karena itu, apabila ingin
membeli jenis Reksadana tertentu, Investor harus bisa memperhatikan
trend pasar dari instrumen portofolio Reksadana itu sendiri.
4. Risiko Default.
Risiko Default terjadi jika pihak Manajer Investasi tersebut
membeli obligasi milik emiten yang mengalami kesulitan keuangan
padahal sebelumnya kinerja keuangan perusahaan tersebut masih baik-baik
saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak membayar
kewajibannya. Risiko ini hendaknya dihindari dengan cara memilih
Manajer Investasi yang menerapkan strategi pembelian portofolio
investasi secara ketat.

1
BAB III

PENUTUP

Reksadana adalah salah satu instrumen investasi yang dapat


dijadikan pilihan dalam berinvestasi selain tanah, emas, properti, maupun
saham. Reksadana dapat menjadi pilihan investasi bagi masyarakat luas
terutama yang memiliki keterbatasan modal/keuangan, memiliki
keterbatasan waktu, maupun keterbatasan kemampuan mengelola
keuangan. Diantara sekian banyaknya pilihan investasi, maka investasi
pada reksadana adalah yang paling sederhana dan sangat mudah. Hanya
dengan melakukan pembelian pada unit penyertaan dengan nominal yang
sangat rendah, maka seseorang telah menjadi bagian darI investor
reksadana.

Namun, sebelum memasuki sebuah dunia Investasi, para calon


investor harus benar-benar teliti dalam memilih reksadana yang akan
menjadi sarana investasinya. Kehati-hatian ini dapat dimulai dengan
melakukan research sederhana dalam rangka menggali informasi tentang
perusahaan pengelola reksa dana, manajer investasi, maupun kinerja
reksadananya. Dengan demikian diharapkan dapat menentukan pilihan
pada jenis reksadana yang sesuai dengan karakteristik yang dikehendaki.

1
DAFTAR PUSTAKA

Sa’adah Syauqiyah Shafira, Nafik H. R Muhammad. (2018). Perbandingan Kinerja


Reksadana Syariah dan Reksadana Non-Syariah Di Indonesia Berdasarkan
Return, Resiko, dan Koevisien Variasi. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan
Terapan. 5(2). 123-134. http://dx.doi.org/10.20473/vol5iss20182pp122-133.

Masruroh Aini. (2014). Konsep Dasar Investasi Reksadana. Jurnal Sosial dan Budaya
Syar'i. 1(1). 84-96. https://doi.org/10.15408/sjsbs.v1i1.1526 Abstract - 0 PDF - 0.

Yudik Adisurya Lesmana Putu, Made Suartha Dewa. (2014). Karakteristik Reksadana
Dan Pengaturannya Dalam Pasar Modal Di Indonesia. Kertha Semaya. 1(12).
https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/33532.

Anda mungkin juga menyukai