Anda di halaman 1dari 33

PASAR MODAL DI INDONESIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Pasar Modal

Dosen Pengampu: Dr. Burhanuddin Susamto, S.HI, M.Hum

Oleh : Kelompok 1

Achmad Wahid Wibisono (18220015)

Ahmad Dzulfikri (18220020)

Yossika Choirun Nisa (18220026)

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG

2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini. Tak lupa pula sholawat serta salam kami
ucapkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
kita dari zaman jahiliyah menuju jalan yang diridhoi oleh-Nya.

Terima kasih kepada bapak Dr. Burhanuddin Susamto, S.HI, M.Hum yang
telah membimbing kami selama proses pembelajaran dengan penuh kesabaran.
Kami sebagai penulis menyusun makalah yang berjudul “Pasar Modal di
Indonesia” dengan segala keterbatasan yang kami miliki.

Apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan, kami mohon


maaf yang sebesar-besarnya. Dengan lapang dada kami akan menerima kritik,
saran maupun perbaikan. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
maupun pembaca.

Malang, 06 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2

C. Tujuan Masalah...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 3

A. Definisi Pasar Modal............................................................................. 3

B. Tujuan dan Manfaat Lembaga Pasar Modal.......................................... 5

C. Sejarah Pasar Modal di Indonesia.......................................................... 6

D. Perbedaan Pasar Modal dengan Pasar Uang.......................................... 9

E. Struktur Pasar Modal............................................................................ 11

BAB III PENUTUP............................................................................................. 27

A. Kesimpulan........................................................................................... 27

B. Kritik dan Saran.................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 29

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu indikator keberhasilan suatu negara dalam pembangunan
adalah bergairahnya sektor usaha. Kemajuan pada sektor usaha dengan
sendirinya memerlukan dana investasi yang cukup besar dalam rangka
melakukan pengembangan-pengembangan usaha. Pasar modal adalah
salah satu alternatif atau sarana dalam memobilisasi dana masyarakat
serta sekaligus sebagai sarana investasi bagi pemilik modal.
Semakin berkembangnya perekonomian di dunia mengakibatkan
perubahan yang signifikan di berbagai bidang kehidupan. Orang mulai
melakukan transaksi ekonomi melalui berbagai cara, salah satunya adalah
dengan menginvestasikan harta atau uangnya melalui pasar modal. Pasal
modal dibentuk untuk mempermudah para investor mendapatkan asset dan
mempermudah perusahaan menjual asset.
Kehidupan yang semakin kompleks akan mendorong berbagai
pihak untuk mencapai segala sesuai secara instan, mudah dan
terorganisasi. Dalam hal ini, untuk mempermudah transaksi produk pasar
modal makan dibentuk Bursa Efek. Fungsinya sangat membantu berbagai
pihak yang terkait.
I Nyoman Tjager menyebutkan bahwa “Pasar Modal disamping
sebagai sumber pembiayaan dunia usaha juga merupakan wahana investasi
bagi masyarakat pemodal, sehingga melalui pasar modal potensi dan
kreasi masyarakat dapat dikerahkan dan dikembangkan menjadi suatu
kekuatan yang nyata bagi peningkatan kemakmuran rakyat untuk
mewujudkan masyarakat indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945”
Perkembangan pasar modal di Indonesia dari tahun ke tahun
mengalami kenaikan. Dimulai dengan adanya perubahan yang terdapat
didalamnya hingga menghasilkan Bursa Efek Jakarta yang kemudian

1
menjadi Bursa Efek Indonesia. Aktivitas yang dilakukan sangat banyak
guna membantu para investor dan perusahaan melakukan transaksi
ekonomi.
Dalam Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor
606/KMK.01./2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan,
organisasi unit eselon I Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan unit
eselon I Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK) digabungkan
menjadi satu organisasi unit eselon I, yaitu menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan pasar modal, efek dan emiten ?
2. Apakah tujuan dari lembaga padar modal ?
3. Bagaimanakah sejarah pasar modal di Indonesia ?
4. Bagaimanakah struktur pasar modal di Indonesia ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan pasar modal, efek
dan emiten.
2. Untuk mengetahui tujuan dari lembaga padar modal.
3. Untuk mengetahui sejarah pasar modal di Indonesia.
4. Untuk mengetahui struktur pasar modal di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi
1. Pasar Modal
Pasar modal (capital market) merupakan sumber dari
pembiayaan yang sangat diperlukan oleh pelaku usaha yang
memerlukan tambahan modal, juga sebagai alternatif pembiayaan
masyarakat. Alan N. Rechtschaffen memberikan definisi bahwa
pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki
kelebihan kapasitas modal (Investor) dengan pihak yang
membutuhkan tambahan modal, baik modal jangka pendek
maupun jangka panjang.1
Andrew M. Chisholm memberikan definisi bahwa capital
markets are places where those who require additional funds seek
out others who wish to invest their excess.2 Kemudian, pasar modal
merupakan tempat atau system untuk memenuhi kebutuhan dana
untuk modal yang diperlukan perusahaan dan merupakan pasar
tempat orang membeli dan mnjual efek. 3
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, pasar modal adalah
seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan
dana jangka panjang.4 Sementara Black Law Dictionary
memberikan definisi yang lebih sempit untuk capital market
sebagai berikut “securities market in which stocks and bonds with
long-term maturities are traded.”5 dikatakan lebih sempit karena

1
Alan N. Rechtschaffen, Capital Markets, Derivatives and The Law, (New York: Oxford
University Press, Inc, 2009), .4.
2
Andre M. Chisholm, An Introdaction to Capital Market, Products, Strtegies, Participants, (New
York: Jhon Willey & Son. Ltd, 2002), 1.
3
A. Abdurrahman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan, (Jakarta, Pradnya
Paramita, 1991), 169.
4
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2008), 1129.
5
Bryan A Garner (ed), Black Law Dictionary, Wesh Publishing, Co., Thomson Reuters, United
State of America, 2009, h.1056.

3
meskipun pasar modal memiliki arti yang lebih luas, namun pasar
modal diartikan hanya sebagai pasar efek tempat saham dan
obligasi (dengan jatuh tempo yang lama) diperdagangkan.
Di Indonesia, Pengertian Pasar modal dapat dilihat pada
Pasal 1 Angka 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
pasar Modal (selanjutnya disebut UUPM), bahwa pasar modal
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek. 6
2. Efek
Efek adalah setiap surat berharga (sekuritas) yang
diterbitkan oleh perusahaan, misalnya: surat pengakuan hutang,
surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi,
tanda bukti utang, bukti right (right issue), dan waran (warrant).7
3. Emiten
Emiten adalah perusahaan yang akan melakukan surat-surat
berharga atau melakukan emisi di bursa. Tujuan dari emiten sendiri
yang tertuang dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
yaitu:
1) Perluasan usaha modal yang diperoleh dari para investor di
pergunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar
atau kapasitas produksi.
2) Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara
modal sendiri dengan asing.
3) Mengadakan pengalihan pemegang saham yakni pengalihan
pemegang saham yang lama kepada pemegang saham yang
baru.8

6
Pasal 1 Angka 13 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
7
Amanita Novi Yushita, M.Si, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Universitas Negeri
Yogyakarta , Fakultas Ekonomi, Bab 13, hal 163
8
H.Moch. Endang Djunaeni, Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di
Bidang Pasar Modal, Syekhnurjati.ac.id.

4
4. Perusahaan Publik
Perusahaan publik adalah perseroan yang memenuhi
kriteria jumlah pemegang saham dan modal disetor sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. 9
Perusahan publik adalah saham perseroan telah dimiliki sekurang-
kurangnya oleh 300 pemegang saham dan memiliki modal disetor
sekurang-kurangnya Rp. 3 miliar atau suatu jumlah pemegang
saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan peraturan
pemerintah. 10
B. Tujuan dan Manfaat Pasar Modal.
Tujuan utama pasar modal adalah untuk memfasilitasi
perdagangan atas klaim terhadap bisnis perusahaan, sehingga pasar
modal dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap investasi. 11
Sedangkan tujuan dari hukum pasar modal adalah agar dapat
mengamankan ivestasi dari pihak pemodal. Investasi itu sendiri baru
dianggap aman jika memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Likuidnya efek.
2. Unsur keamanan terhadap pokok (prinsipal) yang di tanam.
3. Unsur rentabilitas atau stabilitas dalam mendapat return
investment. 12
Berikut manfaat pasar modal yaitu:
1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia
usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara
optimal.
2. Meberikan wahan investasi bagi investor sekaligus
memungkinkan upaya diversifikasi.
3. Menyediakan leading indicator bagi tren ekonomi suatu Negara.
4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat
menengah.

9
Pasal 1 Angka 8 UU Nomer 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
10
Pasal 1 Angka 22 UU Nomer 8 Tahun 1995
11
Samri Juliati Nasution, Yenni, Peranan Pasar Modal Dalam Perekonomian Negara, volume 2.
No. 1 Januari-Juni 2015
12
Inda Rahadiyan, Hukum Pasar Modal di Indonesia, (Jogjakarta: UII Pers, 2014) hlm. 19

5
5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan, dan profesionalisme,
menciptakan iklim berusaha yang sehat.
6. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.
7. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan
mempunyai prospek.
8. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan
resiko yang bisa di perhitungkan melalui keterbukaan, likuditas,
dan versifikasi investasi.
9. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses
kontrol sosial. 13
C. Sejarah Pasar Modal
a Pasar Modal
 Masa Kolonial Belanda
Sejarah pasar modal di Indonesia berawal dari
kegiatan jual beli saham dan obligasi yang dimulai pada
abad-19, tepatnya sejak masa pendudukan Belanda di
Indonesia. Pada tanggal 14 Desember 1912 telah resmi
pendirian pasar modal yang terletak di Batavia (Jakarta)
yang disebut dengan Vereniging Voor de Effekteenhundel
(Asosiasi Perdagangan Efek) dan langsung memulai
perdagangan. Tujuannya untuk menghimpun dana guna
menunjang ekspansi usaha perkebunan milik Kolonial
Belanda.14
Perkembangan pasar modal di Batavia sangat pesat
sehingga untuk menampung minat masyarakat di kota lain,
pada tanggal 11 Januari 1925 di Kota Surabaya dan 1
Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa.

13
Dr. Andri Soemitra, M.A., Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, edisi kedua, (Jakarta:
Kencana, 2009) hlm. 104
14
Muhammad Yafiz, “Saham dan Pasar Modal Syariah”, Jurnal Miqot, Vol. 32 No. 2 (2008), hal.
236

6
 Masa Perang Dunia ke-2
Meletusnya perang dunia kedua membuat kegiatan
pasar modal berhenti. Setelah memasuki era kemerdekaan
Indonesia, pada tanggal 26 September 1952 dikeluarkan
Undang-Undang Darurat No. 13 tentang bursa yang
kemudian ditetapkan sebagai Undang-Undang Bursa No.
15 Tahun 1952.
Pasar modal Indonesia kembali memburuk karena
adanya nasionalisasi perusahaan asing, sengketa Irian Barat
dengan Belanda dan tingginya inflasi pada akhir
pemerintahan Orde Lama. Hal ini menyebabkan tingkat
kepercayaan masyarakat kepada pasar modal surut.
 Masa Orde Baru
Sejak dimulai era Orde Baru, pemerintah mulai
secara serius memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan pasar modal. Beberapa hal yang dilakukan
adalah mengeluarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun
1996 tentang Pendirian Pasar Modal. Pada tanggal 10
Agustus 1977 dibentuk Badan Pelaksana Pasar Modal
(PAPEPAM) yang pada tahun 1991 berubah menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal dan saat ini menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM & LK ).15 Selain itu pemerintah membentuk
lembaga baru seperti Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI), Kliring dan Penjamin Efek Indonesia (KPEI),
Reksadana, serta Manager Investasi.
 Masa Merger Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya
Pada tahun 1997, krisis ekonomi melanda Negara-
negara Asia termasuk Indonesia. Akibatnya terjadi

15
Muhammad Yafiz, “Saham dan Pasar Modal Syariah”, Jurnal Miqot, Vol. 32 No. 2 (2008), hal.
236

7
penurunan nilai mata uang asing terhadap nilai dolar. Pada
akhir tahun 2007 Bursa Efek Jakarta melakukan merger
dengan Bursa efek Surabaya pada akhir 2007 dan pada awal
2008 berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia
Pada periode ini Bapepam selaku badan pengawass
diberikan kewenangan yang cukup besar dan luas. Amanat
yang diberikan dalam UU pasar modal secara tegas
menyebutkan bahwa Bapepam dapat melakukan
penyelidikan, pemeriksaan dan penyidikan jika terjadi
kejahatan di dalam pasal modal.
b Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah merupakan pasar yang baru
berkembang dan baru dikenal oleh masyarakat Indonesia jika
dibandingkan dengan pasar modal konvensional. Pasar modal
syariah diresmikan di Indonesia pada tanggal 14 Maret 2003.
Walaupun diluncurkan sejak tahun 2003, namun instrumen pasar
modal syariah telah hadir di Indonesia pada tahun 1997. Hal ini
ditandai dengan peluncuran Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997
oleh PT. Danareksa Investment Management.
Selanjutnya Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT.
Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic
Index (JII) pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk
memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara
syariah. Tujuan diadakannya indeks Islam, untuk memberikan
kesempatan kepada investor yang ingin melakukan investasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah.
Berkaitan dengan keberadaan Bursa Efek Syariah serta
saham syariah, hingga saat ini terdapat 6 (enam) Fatwa DSN-MUI
yang berkaitan dengan industri pasar modal. Fatwa-fatwa tersebut
antara lain: fatwa No. 05 Tahun 2000 tentang Jual Beli Saham; No.
20 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk
Reksa Dana Syariah; No. 32 Tahun 2002 tentang Obligasi Syariah

8
No. 33 Tahun 2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah; No. 40
Tahun 2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan
Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal, dan No. 41 Tahun 2004
tentang Obligasi Syariah Ijarah. 16
Jika dilihat perkembangan pasar modal sampai tahun 2013
jumlah emiten yang listing di BEI sebanyak 480 perusahaan
dengan nilai kapitalisasi sebesar Rp.4.512.714 triliun. Berdasarkan
Daftar Efek Syariah (DES) terdapat 309 saham yang sesuai dengan
prinsip syariah. Banyaknya jumlah saham yang masuk dalam DES
menjadikan pilihan bagi investor untuk memilih lebih banyak
saham-saham syariah dalam menanamkan modalnya. 17
D. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang
Secara garis besar perbedaan pasar modal bisa dilihat dari
instrument yang menjadi komoditi. Pasar modal adalah tempat bertemunya
antara pihak pemilik dana dengan pihak yang memerlukan dana jangka
panjang. Menurut Undang-Undang No.8 tahun 1995 pasar modal adalah
sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. 18
Adapun instrument keuangan yang diperjualbelikan seperti saham dan
obligasi. Sedangkan pasar uang adalah tempat terjadinya aktivitas
permintaan dan penawaran dana dalam bentuk surat berharga yang berlaku
selama kurang dari satu tahun atau jangka pendek.
Adapun tabel perbandingan antara pasar uang dan pasar modal
sebagai berikut:

16
Muhammad Yafiz, “Saham dan Pasar Modal Syariah”, Jurnal Miqot, Vol. 32 No. 2, 2008, hal.
241-242.
17
Fadilla, “Pasar Modal Syariah dan Konvensional”, Jurnal Islamic Banking, Vol 3, No. 2, 2018,
hal. 52.
18
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

9
No Kriteria Pasar Modal Pasar Uang
1 Pengertian Pasar yang memperjualbelikan Pasar yang memperdagangkan surat-surat
instrument keuangan (sekuritas) berharga jangka pendek. 20
jangka panjang. baik dalam bentuk
hutang maupun modal sendiri, baik
yang diterbitkan oleh pemerintah,
public authorities, maupun
perusahaan swasta.19
2 Yang Saham, obligasi (surat utang jangka Surat berharga pasar uang, Sertifikat Bank
diperjual menengah panjang yang dapat Indonesia, yang diterbitkan oleh Bank
belikan dipindahtangankan), reksadana, Indonesia. Sertifikat deposito, yang mirip
Exchanged Traded Fund dengan deposito simpanan tetapi tanpa nama
(reksadana berbentuk Kontrak pemilik sehingga bisa diperjualbelikan. Juga
Investasi Kolektif), dan derivatif ada produk lain, mulai dari Bank’s
(kontrak perjanjian peluang Acceptance, Call Money, dan lain
keuntungan atas kinerja aset). sebagainya.
3 Jangka Lebih dari satu tahun Kurang dari satu tahun
waktu
4 Otoritas Kementerian Keuangan Republik Bank Indonesia
tertinggi Indonesia. BI memiliki wewenang membuat izin,
Kementerian bertanggung jawab mengatur, mengembangkan dan mengawasi
atas kebijakan dan regulasi pasar pasar uang
modal.
5 Tempat Di bursa efek Indonesia Tidak terikat pada waktu tertentu
transaksi
6 Risiko Adanya peluang untuk mengalami Fluktuasi nilai surat berharga sehingga
capital loss, wanprestasi sampai menyebabkan capital loss, inflasi, hingga
likuiditas gagal bayar.

19
Noviatiasih Muharam, “Perlindungan Hukum Bagi Investor dalam Pembelian Kembali
Sahamnya”, Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 13, No.1, 2018, hal. 61
20
H. Syahrul, “Pasar Uang Ditinjau dari Sosiologi Ekonomi”, Jurnal Hukum Diktum, Vol.11 No.2
(2013), hal. 205

10
E. Struktur Kelembagaan Pasar Modal
Pihak-pihak atau institusi yang terlibat di pasar modal Indonesia
tercantum dalam UUPM. Setiap lembaga yang disebut dalam UUPM
diberikan kewenangan. Masalah regulasi, penerapan peraturan perundang-
undangan dan penegakan hukum berada di tangan Badan Pengawas Pasar
Modal Republik Indonesia (Bapepam). Bapepam secara struktural
merupakan lembaga yang berada di bawah Departemen Keuangan
Republik Indonesia.
Kalau digambarkan struktur kelembagaan pasar modal digambar
dalam bagan berikut ini:

STRUKTUR KELEMBAGAAN PASAR MODAL


UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, PP No. 45
Kep. Menkeu No. 654 Tahun 1995

Menteri Keuangan Republik Indonesia

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM - LK)

Self Regulatory Organization (SRO)

Bursa Efek Lembaga Kliring dan Penjaminan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
(Bursa Efek Indonesia – BEI) (Kliring Penjaminan Efek Indonesia – KPEI) (Kustodian Sentral Efek Indonesia – KSEI)

Perusahaan Efek Lembaga Penunjang Profesi Penunjang Investor  Emiten


 Penjamin Emisi (under  Biro Administrasi  Akuntan  Domestik  Perusahaan
writer) Efek  Konsultan Hukum  Asing Publik
 Perantara/Pedagang  Kustodian  Penilai  Reksa Dana
(broker/dealer)  Wali Amanat  Notaris
 Manajer Investasi
(Investment Manajer)

11
1. Menteri Keuangan Republik Indonesia
Peran menteri keuangan dalam pasar modal adalah
menetapkan kebijakan-kebijakan umum di pasar modal
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Bapepam–LK
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK) merupakan sebuah lembaga di bawah Menteri
Keuangan Republik Indonesia. Tugasnya adalah membina,
mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta
merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis
di bidang lembaga keuangan. 21
Bapepam-LK merupakan penggabungan dari Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Direktorat Jenderal
Lembaga Keuangan. Bapepam-LK memiliki wewenang untuk
membina, mengatur, dan mengawasi kegiatan pasar modal serta
merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis
di bidang lembaga keuangan. Fungsi Bapepam-LK adalah sebagai
berikut:22
a Menyusun dan menegakkan peraturan di bidang pasar
modal;
b Menegakkan peraturan di bidang pasar modal;
c Membina dan melakukan pengawasan terhadap pihak yang
memperoleh izin usaha, persetujuan, dan pendaftaran dari
lembaga dan pihak lain yang bergerak di pasar modal;
d Menetapkan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi
emiten dan perusahaan publik;
e Menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak yang
dikenakan sanksi oleh bursa efek, lembaga kliring dan
penjaminan, dan lembaga penyimpanan dan penyelesaian;
f Menetapkan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;

21
Karmila & Ida Ernawati, Pasar Modal,(Yogyakarta: KTSP, 2012), 12.
22
Karmila & Ida Ernawati, Pasar Modal,(Yogyakarta: KTSP, 2012), 13-14.

12
g Menyiapkan perumusan kebijakan di bidang lembaga
keuangan;
h Melaksanakan kebijakan di bidang lembaga keuangan;
i Melaksanakan kebijakan di bidang lembaga keuangan,
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku;
j Merumuskan standar, norma, pedoman kriteria dan
prosedur di bidang keuangan;
k Melaksanakan badan tata usaha.
3. Self Regulatory Organization (SRO)
Self Regulatory Organization (SRO) merupakan organisasi
yang berwenang membuat peraturan berkaitan dengan aktivitas
usahanya di pasar modal. Organisasi tersebut terdiri atas tiga
lembaga sebagai berikut.23
a Bursa Efek
Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan
dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-Pihak
lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara
mereka (Pasal 1 UUPM)24. Bursa efek didirikan dengan
tujuan menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur,
wajar, dan efisien. Bursa efek memiliki wewenang untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan atau inspeksi
kepada perusahaan yang dicurigai tidak memenuhi
ketentuan permodalan. Lembaga ini juga bertugas
memperbaiki teknologi agar proses perdagangan efek
berjalan lancar dan efisien. Saat ini bursa efek yang
terdapat di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia (BEI)
yang juga disebut Indonesia Stock Exchange (IDX).
Adapun tugas bursa efek antara lain:

23
Karmila & Ida Ernawati, Pasar Modal,(Yogyakarta: KTSP, 2012), 13-14.
24
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (Pasal 1)

13
1) Menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur
wajar dan efisien,
2) Menyediakan sarana pendukung serta mengawasi
kegiatan anggota bursa efek,
3) Menyusun rencana anggaran tahunan dan
penggunaan laba bursa efek sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dan dilaporkan kepada
BAPEPAM.
b Lembaga Kliring dan Penjaminan
Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) adalah
pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan
penyelesaian transaksi bursa. Menurut Pasal 14 ayat (1)
UUPM, LKP didirikan dengan tujuan menyediakan jasa
Kliring dan Penjaminan. Kliring adalah proses penentuan
hak dan kewajiban yang timbul dari transaksi bursa.25
Adapun yang dimaksud dengan penjaminan adalah
pemberian kepastian dipenuhinya hak dan kewajiban bagi
anggota bursa yang timbul dari transaksi bursa (Penjelasan
Pasal 1 Angka 9 UUPM.
Di Indonesia, fungsi LKP diselenggarakan oleh PT
Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (PT KPEI). Adapun
tugas Lembaga Kliring dan Penjaminan sebagai berikut:
1) Melaksanakan kliring dan penjaminan transaksi
bursa yang teratur, wajar dan efisien.
2) Menjamin penyerahan secara fisik baik efek
maupun uang.
c Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian
sentral bagi bank kustodian, perusahaan efek, dan pihak
lain (Pasal 1 Angka 10 UUPM). Fungsi LPP adalah

25
Pasal 9 UUPM.

14
menyediakan layanan jasa kustodian sentral dan
penyelesaian transaksi yang teratur, wajar, dan efisien.
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian di pasar
modal Indonesia dilaksanakan oleh PT KSEI (PT.
Kustodian Sentral Efek Indonesia). LPP dalam hal ini KSEI
berperan dalam jasa kustodian (penitipan kolektif efek) dan
penyelesaian transaksi. Penyelesaian transaksi menurut
Pasal 55 UUPM dapat dilakukan dengan penyelesaian fisik,
pemindah bukuan dan cara lain yang ditetapkan peraturan
pemerintah. Adapun tugas Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian sebagai berikut:
1) Menyediakan jasa kustodian sentral dan
penyelesaian transaksi yang teratur, wajar, dan
efisien.
2) Mengamankan pemindah tanganan efek.
3) Penyelesaian transaksi bursa (Settlement).
4. Perusahaan Efek
Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan
usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang atau
manajer investasi (Pasal 1 Angka 21 UUPM). Perusahaan Efek
harus berbentuk perseroan dan mendapatkan izin usaha dari
Bapepam (Pasal 30 Ayat 1 UU Pasar Modal. Perusahaan Efek ini
dalam istilah yang populer dikenal dengan perusahaan sekuritas.
Perusahaan efek atau perusahaan sekuritas memiliki fungsi
utama melakukan kegiatan keperantaraan atau intermediasi
(Intermediary) antara pemilik dana dengan mereka yang
membutuhkan dana, yaitu penjual dan pembeli Efek.
Selanjutnya berdasarkan izin yang diterima dan kegiatan
usaha yang dilakukan maka perusahaan Efek terdiri dari penjamin
emisi Efek, perantara pedagang Efek dan manajer investasi. Hal ini
dapat dilihat di dalam ketentuan Pasal 30 ayat (2) jo Pasal 1 Angka
21 UUPM yang intinya menyebutkan bahwa perusahaan efek dapat

15
melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi Efek, perantara
pedagang Efek dan manajer investasi. 26
a Penjamin Emisi Efek (Underwriter)
Dalam rangka penawaran umum di pasar perdana
(Initial public offering-IPO), emiten dapat menunjukkan
penjamin emisi Efek untuk membantu menjual Efeknya
kepada masyarakat. Meskipun namanya penjamin emisi
Efek, namun lembaga ini tidak selalu harus bertanggung
jawab untuk menjamin bahwa Efek yang ditawarkan akan
terjual seluruhnya karena tergantung pada tipe perjanjian
penjaminan emisi yang ditandatanganinya dengan emiten
selaku penerbit Efek.
Adapun menurut Pasal 1 Angka 17 UUPM,
penjamin emisi Efek adalah pihak yang membuat kontrak
dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi
kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk
membeli sisa Efek yang tidak terjual.
Fungsi penjamin emisi Efek adalah melakukan
penjaminan emisi Efek dari Emiten pada saat penawaran
umum perdana. Oleh karena itu, penjamin emisi Efek
bertanggung jawab atas pembayaran hasil penawaran
umum kepada emiten sesuai dengan kontrak. Berikut
contoh perusahaan yang melayani penjamin emisi efek
seperti Mandiri Sekuritas, Danareksa Sekuritas, Nikko (PT.
Nikko Securities Indonesia). Secara lebih terperinci tugas
pejamin emisi antara lain:
1) Memberi konsultasi bidang keuangan seperti jumlah
dan jenis efek yang akan diterbitkan, penentuan
jadwal emisi, menunjukkan lembaga penunjang
yang lain, dan metode pendistribusian efek kepada
investor.

26
Mas Rahmah, Hukum Pasar Modal, (Jakarta: Kencana, 2019), 90.

16
2) Menjamin Efek yang diterbitkan emiten yaitu
penjamin emisi bertanggung jawab atas
keberhasilan penjualan seluruh Efek emiten.
3) Melakukan kegiatan pemasaran Efek yang
diterbitkan oleh emiten kepada investor.
4) Melakukan evaluasi terhadap kondisi perusahaan,
seperti keuangan, manajemen pemasaran, produksi
dan prospek perusahaan.
5) Menentukan harga saham bersama emiten.
b Perantara Pedagang Efek (Broker/Dealer)
Perantara pedagang Efek umumnya disebut sebagai
pialang, broker atau dealer. Broker atau dealer atau pihak
perantara pada transaksi Efek, terutama memperantarai
penjualan dan pembelian Efek dan memiliki peran penting
pada infrastruktur pasar modal. Perantara Pedagang Efek
(PPE) adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual
beli Efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain (Pasal 1
Angka 18 UUPM). PPE merupakan pihak yang mewakili
kepentingan investor dalam melakukan transaksi Efek di
Bursa Efek. Berikut contoh perusahaan yang melayani
layanan Perantara Pedagang Efek seperti Mandiri Sekuritas,
Danareksa Sekuritas, Phintraco Sekuritas (Member of
Indonesia Stock Exchange), Nikko (PT. Nikko Securities
Indonesia).
Adapun tugas dan kewajiban perantara pedagang
efek yaitu:
1) Mendahulukan kepentingan nasabah sebelum
melakukan transaksi untuk kepentingan sendiri.
2) Dalam memberikan rekomendasi kepada nasabah,
wajib memperhatikan keuangan nasabah dan
maksud serta tujuan investasi dari nasabah

17
3) Membubuhi jam, hari dan tanggal atas semua
pesanan nasabah pada formulir pemesanan.
4) Menyediakan data pasar terkini dan informasi bagi
kepentingan pemodal.
5) Memberikan saran kepada pemodal.
6) Menerbitkan tanda terima setelah menerima efek
atau uang dari nasabah.
7) Menyelesaikan amanat jual/beli dari pemberi
amanat.
8) Memberikan konfirmasi kepada nasabah sebelum
berakhirnya hari bursa setelah dilakukannya
transaksi.
c Manajer Investasi (Fund Manager)
Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan
usahanya mengelola portofolio Efek untuk para nasabahnya
atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana
pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan
usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku (Pasal 1 Angka 11 UUPM). Pengelolaan ini
dilakukan untuk para investor atau nasabah baik secara
perorangan atau kolektif. Dana nasabah tersebut kemudian
di investasikan pada berbagai jenis efek. 27 Berikut contoh
perusahaan Manajer investasi seperti Mandiri Investasi,
Danareksa (Investment Management).
Adapun tugas Manajer Investasi yaitu:
1) Mengadakan riset atas efek.
2) Menganalisa kelayakan investasi.
3) Mengelola portofolio efek atas kepentingan
nasabah.
4) Mengelola reksa dana.

27
Karmila & Ida Ernawati, Pasar Modal,(Yogyakarta: KTSP, 2012), 44.

18
5. Lembaga Penunjang Pasar Modal
Lembaga penunjang pasar modal adalah lembaga yang
menunjang berlangsungnya industri pasar modal. Fungsi lembaga
penunjang adalah mendukung beroperasinya pasar modal sehingga
mempermudah emiten maupun investor dalam melakukan berbagai
kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995, tentang Pasar Modal,
lembaga penunjang pasar modal, yaitu Kustodian, Biro
Administrasi Efek (BAE), dan wali amanat.28
a Kustodian
Kustodian mempuyai tugas utama melakukan
custody yang lebih berkaitan dengan penitipan atau
penyimpanan aset. Menurut Pasal 1 Angka 8 UUPM,
kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan
Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa
lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain,
menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili pemegang
rekening yang menjadi nasabahnya. Pihak yang dapat
menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai kustodian adalah
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Perusahan Efek,
atau Bank umum yang telah mendapat persetujuan
Bapepam (Pasal 43 ayat 1 UUPM). Jasa yang diberikan
antara lain sebagai berikut:29
1) Kustodian yang menyelenggarakan kegiatan
penitipan bertanggung jawab untuk menyimpan
Efek milik pemegang rekening dan memenuhi
kewajiban lain sesuai dengan kontrak antara
kustodian dan pemegang rekening dimaksud (Pasal
44 ayat (1) UUPM).

28
Karmila & Ida Ernawati, Pasar Modal,(Yogyakarta: KTSP, 2012), 36.
29
Mas Rahmah, Hukum Pasar Modal, (Jakarta: Kencana, 2019), 95-96.

19
2) Efek yang dititipkan wajib dibukukan dan dicatat
secara tersendiri (Pasal 44 ayat (2) UUPM).
3) Efek yang disimpan atau dicatat pada rekening Efek
kustodian bukan merupakan bagian dari harta
kustodian tersebut (Pasal 44 ayat (3) UU Pasar
Modal.
4) Kustodian hanya dapat mengeluarkan Efek atau data
yang tercatat pada rekening Efek atas perintah
tertulis dari pemegang rekening atau pihak yang
diberi wewenang untuk bertindak atas namanya
(Pasal 45 UUPM).
5) Lembaga penyimpanan dan penyelesaian, bank
kustodian, atau perusahaan Efek wajib menerbitkan
konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai
tanda bukti pencatatan dalam rekening Efek (Pasal
56 ayat (5) UUPM).
6) Kustodian wajib memberikan ganti rugi kepada
pemegang rekening atas setiap kerugian yang timbul
akibat kesalahannya (Pasal 46 UUPM).
b Biro Administrasi Efek
Biro administrasi Efek adalah pihak yang
berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan
pencatatan pemilikan Efek dan pembagian hak yang
berkaitan dengan Efek (Pasal 1 Angka 3 UUPM). bentuk
pelayanan yang diberikan antara lain pencatatan dan
kepemilikan pemindahan efek. Pihak yang dapat
mnyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Biro Administrasi
Efek adalah perseroan yang telah memperoleh izin usaha
dari Bapepam-LK (Pasal 48 ayat (1) UUPM).
Biro administrasi efek membantu investor dan
emiten untuk memperlancar administrasinya di pasar
modal. Lembaga ini melakukan kontrak dengan emiten

20
untuk melaksanakan pencatatan pemakaian efek dan
pembagian hak yang berkaitan dengan efek. Berikut contoh
lembaga BAE seperti Bima Registra dan Datindo
Entrycom.
Adapun tugas-tugas BAE antara lain sebagai
berikut:30
1) Menyimpan dan mengalihkan hak atas saham yang
dimiliki investor.
2) Membantu dalam penyusunan daftar pemegang
saham.
3) Mencatat pembayaran dividen.
4) Menyusun laporan tahunan bagi emiten.
5) Menyelenggarakan pendaftaran kepemilikan efek
dalam buku daftar pemegang efek emiten.
6) Melakukan pembagian hak yang berkaitan dengan
efek berdasarkan kontrak yang dibuat dengan
emiten.
c Wali Amanat
Wali Amanat memegang peran vital dalam kegiatan
pasar modal, terutama berkaitan dengan penerbitan efek
bersifat utang. Wali Amanat didefinisikan sebagai pihak
yang mewakili kepentingan pemegang Efek yang bersifat
utang baik, di dalam maupun diluar pengadilan (Pasal 1
Angka 30 UUPM).
Penerbitan Efek bersifat utang membutuhkan peran
wali amanat untuk mengurangi risiko dan guna melindungi
kepentingan investor pemegang Efek bersifat utang
terutama apabila emiten wanprestasi untuk melunasi
kewajibannya kepada pemegang Efek. Selanjutnya
berkaitan dengan penerbitan Efek bersifat utang tersebut,
emiten diharuskan menunjuk wali amanat dan diwajibkan

30
Karmila & Ida Ernawati, Pasar Modal,(Yogyakarta: KTSP, 2012), 38.

21
membuat kontrak perwaliamanatan sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh Bapepam (Pasal 52 UU Pasar Modal).
Menurut Pasal 51 ayat (2) jo Pasal 1 Angka 30
UUPM, Wali Amanat mewakili kepentingan pemegang
Efek bersifat hutang baik didalam maupun diluar
pengadilan. Dalam mewakili kepentingan pemegang Efek
bersifat utang tanggung jawab wali amanat meliputi: (a)
menyusun kontrak perwaliamanatan dengan emiten; (b)
monitoring emiten atas pemenuhan kewajiban-
kewajibannya dan ketentuan lain dalam kontrak
perwaliamanatan; (c) menyampaikan laporan dan
keterbukaan informasi; (d) menyelenggarakan rapat umum
pemegang obligasi (RUPO); (e) melaksanakan keputusan
RUPO.
6. Profesi Penunjang Pasar Modal
Profesi penunjang pasar modal mempunyai tanggung jawab
untuk membantu emiten dalam proses penawaran umum dan dalam
rangka memenuhi persyaratan keterbukaan seperti menyiapkan
prospektus dokumen dan laporan-laporan yang diwajibkan. Profesi
penunjang wajib bertanggung jawab atas pendapat atau keterangan
yang diberikan. Pertanggungjawaban ini hanya sebatas pada
pendapat atau keterangan yang diberikan (Pasal 80 ayat 2 UUPM).
Pihak yang dikategorikan sebagai profesi penunjang ada
empat, yaitu: 31
a Akuntan
Akuntan adalah pihak yang memberikan pendapat
atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, memberi petunjuk
pelaksanaan cara-cara pembukuan yang baik (jika
diperlukan). Akuntan yang melakukan kegiatan di bidang

31
Mas Rahmah, Hukum Pasar Modal, (Jakarta: Kencana, 2019), 103.

22
pasar modal wajib terdaftar di Bapepam-LK untuk
mendapatkan surat tanda terdaftar profesi penunjang pasar
modal untuk akuntan. Berdasarkan Pasal 64 ayat (1) UUPM
disebutkan bahwa akuntan merupakan salah satu profesi
penunjang pasar modal. Tugas akuntan antara lain:
1) Melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan
perusahaan dan memberikan pendapatnya.
2) Memeriksa pembukuan, apakah sudah sesuai
dengan prinsip akuntansi Indonesia dan ketentuan
Bapepam serta memberi petunjuk pelaksanaan cara-
cara pembukuan yang baik (apabila diperlukan.
b Konsultan Hukum
Konsultan hukum adalah ahli hukum yang
memberikan dan menandatangani pendapat hukum
mengenai emisi dan emiten. Konsultan hukum berfungsi
untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal
opinion) mengenai keadaan emiten. Menurut Penjelasan
Pasal 64 ayat (1) huruf b UUPM, konsultan hukum yang
merupakan profesi penunjang pasar modal ahli hukum yang
memberikan pendapat hukum kepada pihak lain dan
terdaftar di Bapepam. Dalam menyelesaikan sangketa,
konsultan hukum hanya bersifat memberi nasihat.32
Konsultan hukum bertugas meneliti aspek-aspek hukum
emiten dan memberikan pendapat segi hukum (legal
opinion) tentang keadaan dan keabsahan usaha emiten,
antara lain sebagai berikut:33
1) Anggaran dasar atau akta pendirian perusahaan
meliputi; pengesahan dari instansi yang berwenang,
permodalan, pengurusan dan hak-hak serta
kewajiban para pemegang saham.

32
Karmila & Ida Ernawati, Pasar Modal,(Yogyakarta: KTSP, 2012), 47.
33
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah “Edisi Kedua”, (Jakarta: Kencana,
2018), 114.

23
2) Penyertaan modal oleh pemegang saham sebelum
go public.
3) Izin usaha yang wajib dimiliki emiten.
4) Bukti kepemilikan atau penguasaan atas harta
kekayaan emiten.
5) Perikatan-perikatan yang dilakukan oleh emiten
dengan pihak ketiga.
6) Gugatan atau tuntutan dalam perkara perdata atau
pidana yang menyangkut emiten atau pribadi
pengurus.
c Penilaian
Penilai adalah pihak yang memberikan jasa
profesional dalam menentukan nilai wajar suatu aktiva
(kekayaan) atau aset sebuah perusahaan. Kemudian,
menerbitkan dan menandatangani laporan penilai, yaitu
pendapat atas nilai wajar aktiva yang disusun berdasarkan
pemeriksaan menurut keahlian penilai. Menurut penjelasan
Pasal 64 ayat (1) huruf c, penilai adalah Pihak yang
memberikan penilaian atas aset perusahaan yang terdaftar
di Bapepam.
Adapun mengenai kegiatan utama penilai, Angka 2
dan Angka 2 Peraturan VIII.C.1 diatur bahwa ruang
lingkup kegiatan penilaian yang dilakukan oleh penilai
mencakup:34
1) Penilaian Properti
Dalam melakukan kegiatan penilaian properti,
penilai melakukan kegiatan antara lain; penilaian
real properti; penilaian personal properti; penilaian
pembangunan/pengembangan proyek; penilaian aset
perkebunan; penilaian aset perikanan, penilaian aset
kehutanan.

34
Mas Rahmah, Hukum Pasar Modal, (Jakarta: Kencana, 2019), 112.

24
2) Penilaian Usaha
Dalam melakukan kegiatan penilaian usaha, penilai
melakukan kegiatan antara lain penilaian
perusahaan dan badan usaha; penilaian penyertaan
dalam perusahaan; penilaian aktiva tak berwujud;
pemberian pendapat kewajaran atas transaksi;
penyusunan studi kelayakan proyek dan usaha; dan
penilaian kerugian ekonomis yang diakibatkan oleh
suatu kegiatan atau suatu peristiwa tertentu.
d Notaris
Notaris merupakan salah satu profesi penunjang
pasar modal yang diatur di dalam pasal 64 UUPM. Di
dalam Penjelasan Pasal 64 ayat (1) huruf d UUPM jo.
Disebutkan bahwa notaris adalah sebagai pejabat umum
yang berwenang membuat akta otentik dan terdaftar di
Bapepam. Ketentuan ini menunjukkan kewenangan notaris
dalam membuat akta autentik untuk kegiatan di pasar
modal. Kewenangan untuk membuat akta otentik sejalan
dengan ketentuan Pasal 15 UUPM bahwa:
Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai
semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang
diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan yang
dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan
dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan
akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan
kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta akta
itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat
lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.
Fungsi notaris di bidang pasar modal diperlukan
terutama dalam hubungan aktivitas seperti:
1) Penyusunan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah
Tangga (AD/ART) untuk pelaku pasar modal

25
seperti emiten, perusahaan publik, perusahaan Efek,
dan lain-lain.
2) Membuat berita acara Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) dan menyusun pernyataan
keputusan RUPS, baik untuk persiapan penawaran
umum (IPO) mauun RUPS setelah penawaran
umum (IPO)
3) Meneliti keabsahan hal-hal yang menyangkut
penyelenggaraan RUPS, seperti kesesuaian dengan
anggaran dasar perusahaan, tata cara pemanggilan
untuk RUPS dan keabsahan dari pemegang saham
atau kuasanya untuk menghadiri RUPS.
4) Menyusun perubahan Anggaran Dasar serta menilai
Materi perubahan Anggaran Dasar supaya tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan.
5) Pembuatan kontrak-kontrak penting seperti kontrak
reksadana, Kontrak Investasi Kolektif (KIK),
Kontrak Penjaminan Emisi, dan Kontrak
Perwaliamanatan.
6) Pembuatan akta penting lainnya seperti Akta
Pembubaran dan likuidasi Reksa Dana.

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasar modal (capital market) merupakan sumber dari pembiayaan
yang sangat diperlukan oleh pelaku usaha yang memerlukan tambahan
modal, juga sebagai alternatif pembiayaan masyarakat. Alan N.
Rechtschaffen memberikan definisi bahwa pasar modal merupakan tempat
bertemunya pihak yang memiliki kelebihan kapasitas modal (Investor)
dengan pihak yang membutuhkan tambahan modal, baik modal jangka
pendek maupun jangka panjang.
Pasar modal di Indonesia dimulai pada tahun 1912 sejak masa
pendudukan Belanda di Indonesia yang disebut dengan Vereniging Voor
de Effekteenhundel. Tujuannya untuk menghimpun dana guna menunjang
ekspansi usaha perkebunan milik Kolonial Belanda. Meletusnya perang
dunia kedua membuat kegiatan pasar modal berhenti. Setelah memasuki
era kemerdekaan Indonesia, pada 1 September 1951 dikeluarkan Undang-
Undang Darurat No. 13 tentang bursa yang kemudian ditetapkan sebagai
Undang-Undang Bursa No. 15 Tahun 1952. Sejak dimulai era Orde Baru,
pemerintah mulai secara serius memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan pasar modal. Pada tanggal 10 Agustus 1977 dibentuk
Badan Pelaksana Pasar Modal (PAPEPAM) yang pada tahun 1991
berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan saat ini menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM &
LK). Di samping itu perjalanan sejarah pasar modal juga ditandai dengan
dilakukannya beberapa kali deregulasi seperti Paket Oktober (Pakto) 1988
dan Paket Desember (Pakdes) 1988.
Tujuan utama pasar modal adalah untuk memfasilitasi
perdagangan atas klaim terhadap bisnis perusahaan, sehingga pasar
modal dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap investasi.

27
B. Kritik dan Saran
Penulisan ini tentunya kami masih menyadari jika makalah ini
diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata sampurna.
Tentunya, penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas.

28
DAFTAR PUSTAKA

Pasal 1 Angka 22 UU Nomer 8 Tahun 1995. (n.d.).

(ed), B. A. (2009). Black Law Dictionary. United State of America: Wesh


Publishing, Co., Thomson Reuters.

Abdurrahman, A. (1991). Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan.


Jakarta: Pradnya Paramita.

Chisholm, A. M. (2002). An Introdaction to Capital Market, Products, Strtegies,


Participants. New York: Jhon Willey & Son. Ltd.

Djunaeni, H. E. (n.d.). Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip


Syariah di Bidang Pasar Modal.

Ernawati, K. &. (2012). Pasar Modal. Yogyakarta: KTSP.

Fadilla. (2018). Pasar Modal Syariah dan Konvensional. Jurnal Islamic Banking,
52.

Muharam, N. (2018). Perlindungan Hukum Bagi Investor dalam Pembelian


Kembali Sahamnya. Jurnal Ilmu Hukum, 61.

Nasional, P. B. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta.

Pasal 1 Angka 13 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. (n.d.).

Pasal 1 Angka 8 UU Nomer 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. (n.d.).

PASAL 9 UUPM. (n.d.).

Rahadiyan, I. (2014). Hukum Pasar Modal di Indonesia. Jogjakarta: UII Pers.

Rahmah, M. (2019). Hukum Pasar Modal. Jakarta: Kencana.

Rechtschaffen, A. N. (2009). Capital Markets, Derivatives and The Law. New


York: Oxford University Press.

29
Samri Juliati Nasution, Y. (2015). Peranan Pasar Modal Dalam Perekonomian
Negara. volume 2. No. 1 .

Soemitra, D. A. (2009). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, edisi kedua.


Jakarta: Kencana.

Syahrul, H. (2013). Pasar Uang Ditinjau dari Sosiologi Ekonomi. Jurnal Hukum
Diktum, 205.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. (n.d.).

Yafiz, M. (2008). Saham dan Pasar Modal Syariah. Jurnal Miqot, 236.

Yushita, A. N. (n.d.). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. 163.

30

Anda mungkin juga menyukai