Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

“Reksadana”

Dosen pengampu : Putri Nazli, S.E, M. E

Disusun oleh : Sherly Syafina (2241000007)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS POTENSI UTAMA
MEDAN
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Reksadana ini
dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Makalah Ekonomi yang berjudul Makalah
Reksadana ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi
yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya
selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
Makalah Reksadana ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha
Kuasa, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
Reksadana ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Medan, 18 september 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................5
C. Tujuan Penulisan................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................6
A. Pengertian Reksadana........................................................................6
B. Jenis-jenis Reksadana........................................................................6
C. Karakteristik Reksadana....................................................................7
D. Pengelolaan dan Sifat Reksadana......................................................8
E. Manfaat dan resiko reksadana..........................................................10
BAB III PENUTUP....................................................................................13
A. Kesimpulan......................................................................................13
B. Saran................................................................................................13
Daftar Pustaka...........................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan reksadana di Indonesia dapat dikatakan telah


dimulai pada saat diaktifkannya kembali pasar modal di Indonesia.
Pada saat itu penerbitan reksadana dilakukan oleh persero (BUMN)
yang didirikan khusus untuk menunjang kegiatan pasar modal
Indonesia, sekalipun pada saat itu belum ada pengaturan khusus
mengenai reksadana. Istilah reksadana lebih dikenal pada tahun 1990
dengan diizinkannya pelaku pasar modal untuk menerbitkan
reksadana melalui Keppres No. 53 Tahun 1990 tentang Pasar Modal.
Keberadaan reksadana di Indonesia dapat dikatakan telah dimulai
pada saat diaktifkannya kembali pasar modal di Indonesia. Pada saat
itu penerbitan reksadana dilakukan oleh persero (BUMN) yang
didirikan khusus untuk menunjang kegiatan pasar modal Indonesia,
sekalipun pada saat itu belum ada pengaturan khusus mengenai
reksadana.

Istilah reksadana lebih dikenal pada tahun 1990 dengan


diizinkannya pelaku pasar modal untuk menerbitkan reksadana
melalui keppres no. 53 tahun 1990 tentang pasar modal. Pada tahun
1929 sewaktu bursa saham jatuh maka pertumbuhan industri
reksadana ini menjadi melambat. Menanggapi jatuhnya bursa maka
Kongres Amerika mengeluarkan Undang-undang Surat Berharga
1933 (Securities Act of 1933) dan Undang-undang Bursa Saham
1934 (Securities Exchange Act of 1934).

Berdasarkan peraturan tersebut maka reksadana wajib


didaftarkan pada Securities and Exchange Commission atau biasa
disebut SEC yaitu sebuah komisi di Amerika yang menangani
perdagangan surat berharga dan pasar modal. Selain itu pula,
penerbit reksadana wajib untuk menyediakan prospektus yang
memuat informasi guna keterbukaan informasi reksadana, juga
termasuk surat berharga yang menjadi objek kelolaan, informasi
mengenai manajer investasi yang menerbitkan reksadana.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi reksadana?


2. Apa jenis-jenis reksadana?
3. Bagaimana karakteristik reksadana?
4. Bagaimana pengelolaan dan sifat reksadana?
5. Apa manfaat dan resiko reksadana?

C. Tujuan Penulisan

1. Memahami reksadana
2. Mengetahui jenis-jenis reksadana
3. Mengetahui karakteristik reksadana
4. Mengetahui pengelolaan dan sifat reksadana
5. Mengetahui manfaat dan resiko reksadana

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Reksadana

Secara etimologi kata reksadana berasal dari dua kata


yaitu “reksa” yang berarti jaga atau pelihara dan “dana”
berarti uang. Secara sederhana dapat kita simpulkan bahwa
reksadana adalah kumpulan uang yang di jaga atau
dipelihara. Sehingga dalam hal ini istilah reksadana
didefinisikan sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi. Reksadana merupakan terjemahan dari
mutual fund. Bagi masyarakat Indonesia, meskipun
reksadana bukan hal baru, tetapi kurang populer, sehingga
kurang menarik bagi investor. Konsep mutual fund sendiri
lahir sekitar seratus tahun lalu di London, Inggris.

Di Indonesia, lembaga reksadana dipelopori oleh PT


Danareksa, sebuah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) di
bawah kontrol departemen keuangan. Reksadana merupakan
salah satu bentuk dari perusahaan investasi (investment
company). Prinsip investasi pada reksadana adalah
melakukan investasi yang menyebar pada sekian alat
investasi yang diperdagangkan di pasar modal. Menurut
undang-undang pasar modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1,
Ayat (27): “reksadana adalah wadah yang dipergunakan
untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi”.

B. Jenis-jenis reksadana

Menurut peraturan Bapepam jika ditinjau dari


portofolio investasinya,Reksa dana di Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu: reksaDana pasar
uang (money market funds), reksa dana pendapatan tetap
(fixed income Funds), reksa dana saham (equity funds), dan

6
reksa dana campuran (discretionary Funds) (Darmadji dan
Fakhruddin, 2001).

1. Reksadana pendapatan tetap

Reksa dana pendapatan tetap (RDPT) adalah


reksa dana yang melakukan Investasi sekurang-
kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke
dalam efek
Bersifat hutang (Pratomo dan Nugraha, 2005). Efek
bersifat hutang umumnya Memberikan penghasilan
dalam bentuk bunga, seperti deposito, SBI, obligasi
dan Instrumen lainnya. Umumnya RDPT di Indonesia
memanfaatkan instrumen Obligasi sebagai
kompoonen terbesarnya. RDPT dengan komponen
obligasi sangat Menarik investor individu maupun
institusi seperti asuransi dan bank, karena Investasi
RDPT tersebut tidak dikenakan pajak atas kupon
bunga yang diterima-Nya.

2. Reksa Dana Saham

Reksa dana saham (RDSH) adalah reksa dana


yang melakukan investasi Sekurang-kurangnya 80%
dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek
bersifat Ekuitas (saham) (Pratomo dan Nugraha,
2005). Berbeda dengan efek pendapatan Tetap seperti
deposito dan obligasi, di mana investor lebih
berorientasi pada Pendapatan bunga, efek saham
umumnya memberikan potensi hasil yang lebih
Tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan
harga-harga saham. Selain hasil Dari capital gain,
efek saham juga memberikan hasil lain berupa
dividen.

3. Reksadana Pasar Uang

Reksa dana pasar uang didefinisikan sebagai


reksa dana yang melakukan Investasi 100% pada efek
pasar uang (Pratomo dan Nugraha, 2005). Efek pasar
Uang sendiri didefinisikan sebagai efek-efek hutang
yang berjangka kurang dari Satu tahun. Secara umum
instrumen atau efek yang masuk dalam kategori ini
Meliputi deposito, SBI, obligasi serta efek hutang
lainnya dengan jatuh tempo Kurang dari satu tahun.

4. Reksa Dana Campuran

7
Reksa dana campuran (RDCP) dapat
melakukan investasinya baik pada Efek hutang
maupun ekuitas dan porsi alokasi yang lebih
fleksibel. Per definisi, Reksa dana campuran (RDCP)
adalah reksa dana yang melakukan investasi dalam
Efek ekuitas dan efek hutang yang perbandingannya
(alokasi) tidak termasuk Dalam kategori RDPT dan
RDSH (Pratomo dan Nugraha, 2005). Jadi reksa dana
Yang tidak dapat dikategorikan ke dalam RDPU,
RDPT dan RDSH akan masuk dalam kategori jenis
reksa dana campuran RDCP.

C. KARAKTERISTIK REKSADANA
Reksadana memiliki beberapa karakteristik yang sama dan
berbeda dengan Perseroan Terbatas (PT) lainnya. Beberapa
karakteristik yang menyamakan Reksadana Berbentuk PT
dengan perusahaan lainnya, yakni sebagai berikut:
1) mempunyai kekayaan
2) memiliki kepengurusan atau
manajemen
3) memiliki biaya, seperti biaya
pendirian, Biaya operasi, dan biaya
lain-lain
4) memiliki kewajiban perseroan yang
sesuai dengan Ketentuan umum yang
diatur dalam Undang-Undang
Perseroan (khusus bagi Reksadana
Coorporate type), termasuk
kewajiban dalam perizinan,
permodalan dan perpajakan,
5) Bertanggung jawab terhadap para
pemegang saham (share holders);
dan memilikiKaryawan atau tenaga
operasional.

D. Pengelolaan dan Sifat Reksadana

Pengelolaan reksadana melibatkan beberapa langkah dan


proses yang dijalankan oleh manajer investasi. Berikut
adalah langkah-langkah umum dalam pengelolaan reksadana:

1) Pemilihan Portofolio: Manajer investasi


melakukan analisis pasar dan saham untuk
memilih saham, obligasi, atau instrumen
investasi lain yang akan dimasukkan ke dalam
portofolio reksadana. Tujuan utama adalah

8
mencapai tujuan investasi yang telah
ditetapkan.

2) Diversifikasi: Manajer investasi mengelola


risiko dengan mengalokasikan dana reksadana
ke berbagai instrumen investasi yang berbeda,
sehingga jika satu aset tampil buruk, yang
lainnya dapat mengimbanginya.

3) Pembelian dan Penjualan: Manajer investasi


melakukan pembelian dan penjualan aset
dalam portofolio reksadana sesuai dengan
strategi investasi yang telah ditetapkan. Ini
termasuk memantau perubahan pasar dan
ekonomi serta mengambil keputusan
berdasarkan informasi tersebut.

4) Perhitungan NAB (Nilai Aktiva Bersih): Nilai


Aktiva Bersih reksadana dihitung setiap hari
berdasarkan harga pasar dari semua aset
dalam portofolio. NAB per unit reksadana
diumumkan secara harian.

5) Penyusunan Portofolio: Manajer investasi


dapat melakukan rebalancing portofolio, yaitu
membeli atau menjual aset-aset dalam
reksadana untuk memastikan bahwa
portofolio tetap sesuai dengan strategi
investasi yang ditetapkan.

6) Pengelolaan Biaya: Manajer investasi harus


memastikan biaya pengelolaan reksadana
tetap terkendali agar tidak menggerus hasil
investasi.

7) Pengumuman Kinerja: Manajer investasi


harus memberikan laporan kinerja secara
berkala kepada investor, termasuk NAB,
pengembalian investasi, dan informasi
lainnya.

8) Pertumbuhan Dana: Manajer investasi juga


bertanggung jawab untuk mempromosikan
reksadana, menarik investor baru, dan
memastikan pertumbuhan dana reksadana.

9
Penting untuk dipahami bahwa reksadana memiliki risiko, dan hasil
investasi dapat berfluktuasi. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk
melakukan riset sebelum memilih reksadana dan memahami strategi
investasi yang digunakan oleh manajer investasi.
Sifat Reksa dana juga bisa membagi Reksa dana menjadi beberapa
jenis. Growth Fund, salah satu jenis Reksa dana ini mengutamakan portfolio
investasi yang memiliki tujuan untuk terus tumbuh dan mendapatkan
keuntungan yang besar. Investasi jenis ini punyai sifat volatilitas yang
tinggi, contohnya adalah Reksa dana saham. Ada pula Stable Fund yang
memiliki portfolio dengan tujuan untuk tumbuh secara stabil. Contohnya
adalah Reksa dana pada instrument obligasi yang volatilitas yang agak
kurang. Yang terakhir adalah Reksa dana yang lebih mengutamakan
keamanan, disebut dengan Safty Fund. Beberapa Manajer Investasi yang
memakai jenis ini cenderung memilih investasi pada instrument pasar uang.

E. Manfaat dan Resiko Reksadana

1) Manfaat Reksa Dana


Manfaat yang dapat diperoleh invetor jika melakukan
investasi dalam Reksadana antara lain (Darmadji dan
Fakhruddin, 2001);
a) Investor walaupun tidak memiliki dana yang
cukup besar dapat melakukan Diversifikasi
investasi dalam Efek, sehingga dapat
memperkecil risiko. Sebagai contoh, seorang
investor dengan dana terbatas dapat memiliki
Portofolio obligasi, yang tidak mungkin
dilakukan jika tidak memiliki dana Besar.
Dengan reksadana, maka akan terkumpul dana
dalam jumlah yang Besar sehingga akan
memudahkan diversifikasi baik untuk
instrumen di Pasar modal maupun pasar uang,
artinya investasi dilakukan pada berbagai
Jenis instrumen seperti deposito, saham, dan
obligasi.

b) Efisiensi waktu. Melalui investasi pada reksa


dana di mana dana tersebut Dikelola oleh
manajer investasi profesional, maka investor
tidak perlu Membuang-buang waktu dan
pikiran untuk memantau kinerja investasinya
Karena hal tersebut telah dialihkan kepada
manajer investasi tersebut.

10
c) Reksa dana mempermudah investor untuk
melakukan investasi di pasar Modal.
Menentukan saham-saham yang baik untuk
dibeli bukanlah Pekerjaan yang mudah,
namun memerlukan pengetahuan dan keahlian
tersendiri, di mana tidak semua investor
memiliki pengetahuan tersebut.

Sedangkan menurut Firdaus dkk. (2005), beberapa manfaat yang


Diperoleh investor adalah:
a) Jumlah dana tidak terlalu besar
b) Akses untuk beragam investasi
c) Kemudahan investasi
d) Dikelola oleh manajemen profesional
e) Transparansi informasi
f) Diversifikasi investasi
g) Return yang kompetitif
h) Biaya rendah
i) Likuiditas
2) Resiko Reksadana

Reksa dana ditinjau dari aspek risiko tidak


berbeda dengan wahana Investasi lainnya; yaitu
disamping memberi peluang adanya keuntungan juga
Memiliki risiko yang harus dihadapi oleh investor.
Risiko yang terdapat dalam reksadana meliputi tiga
jenis risiko berikut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001);

a) Risiko Berkurangnya Nilai Unit


Penyertaan
Walaupun produk reksa dana
merupakan produk diversifikasi, tidak
Menutup kemungkinan bahwa nilai
unit penyertaannya akan turun. Turun
Naiknya nilai unit penyertaan tidak
terlepas dari kenaikan atau penurunan
Harga efek ekuitas dan/atau efek utang
yang menjadi alat investasi reksadana
tersebut. Sebagai ilustrasi, sebuah
produk reksa dana berinvestasi Pada
jenis obligasi dan saham.

b) Risiko Likuiditas
Risiko ini menyangkut
kesulitan yang dihadapi oleh manajer
investasi jika Sebagian besar

11
pemegang unit melakukan penjualan
kembali (redemption) atas unit-unit
yang dipegangnya. Manajer investasi
kesulitan dalam Menyediakan uang
tunai atas redemption tersebut. Sebuah
perusahaan Reksadana memperoleh
dananya dengan menjual unit
penyertaan kepada Investor. Ketika
investor menjual kembali unit
penyertaannya sedangkan Perusahaan
reksa dana tidak dapat menjual
portofolio investasinya dan Tidak
memiliki uang tunai, maka ia tidak
dapat membeli unit penyertaan Yang
dijual investornya.

c) Risiko Wanprestasi
Risiko ini merupakan risiko
terburuk, di mana risiko ini dapat
timbul Ketika perusahaan asuransi
yang mengasuransikan kekayaan reksa
dana
Tidak segera membayar ganti rugi atau
membayar lebih rendah dari nilai
Pertanggungan saat terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan, seperti
Wanprestasi dari pihak-pihak yang
terkait dengan reksa dana, pialang,
bank Kustodian, agen pembayaran,
atau bencana alam, yang dapat
menyebabkan Penurunan NAB.
Sebagai contoh wanprestasi terjadi
ketika perusahaan Asuransi yang
mengasuransikan kekayaan reksa dana
tidak segera Membayarkan ganti rugi
atau membayar lebih rendah dari nilai
Pertanggungan ketika terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Reksadana adalah salah satu instrumen investasi yang dapat
dijadikan Pilihan dalam berinvestasi selain tanah, emas, properti, maupun
saham. Reksadana dapat menjadi pilihan investasi bagi masyarakat luas
terutama yang Memiliki keterbatasan modal/keuangan, memiliki
keterbatasan waktu, maupun Keterbatasan kemampuan mengelola
keuangan. Diantara sekian banyaknya Pilihan investasi, maka investasi pada
reksadana adalah yang paling sederhana Dan sangat mudah. Hanya dengan
melakukan pembelian pada unit penyertaan Dengan nominal yang sangat
rendah, maka seseorang telah menjadi bagian dari Investor reksadana.
Namun, sebelum memasuki sebuah dunia Investasi, para calon investor
Harus benar-benar teliti dalam memilih reksadana yang akan menjadi sarana
Investasinya. Kehati-hatian ini dapat dimulai dengan melakukan research
Sederhana dalam rangka menggali informasi tentang perusahaan pengelola
reksa Dana, manajer investasi, maupun kinerja reksadananya. Dengan
demikian Diharapkan dapat menentukan pilihan pada jenis reksadana yang
sesuai dengan Karakteristik yang dikehendaki.

13
B. Saran
Disarankan agar dalam melakukan suatu investasi pada reksadana,
Investor dapat melihat dari sisi kinerja reksadana, pertimbangan Risiko,
tujuan investasi portofolio, surat berharga, biaya, investasi Minimum, biaya
pembelian, profil manajer investasi, besar Nilai Aktiva Bersih dan jumlah
aset yang dikelola. Hal ini dilakukan agar Investor dapat mengetahui secara
jelas reksadana mana yang akan Dipilih sebagai sarana berinvestasi. Besaran
Nilai Aktiva Bersih (NAB) suatu reksadana sering kali menjadi
pertimbangan utama Bagi investor dalam memutuskan untuk berinvestasi
dalam produk Reksadana, padahal besar atau kecilnya NAB tidak dapat
menjamin Reksadana tersebut memiliki potensi kenaikan nilai investasi di
masa Mendatang. Reksadana dengan NAB yang kecil kadang dianggaap
Investor murah dan lebih diminati, dan reksadana yang murah belum Tentu
menghasilkan return yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9964261
Didik, Tanto, Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan; Berdasarkan
Prinsip-prinsip Syariah. Jakarta: Sinar Grafika.. 2009.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang
Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek bersifat
Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek
Huda, Nurul, dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal
Syariah Syariah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008)
Manan, Abdul, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar
Modal Syariah Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009)

14
15

Anda mungkin juga menyukai