Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HUKUM INVESTASI DAN PASAR MODAL

“ Instrumen dan Pelaku Pasar Modal”


DOSEN PENGAMPU : Parida Anggriani S.H.,M.H

Disusun Oleh :
1. Kowadaturrizkoh (210201101)
2. Ilwan Satria Putra (210201102)
3. Mardiana (210201103)

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"Instrumen dan Pelaku Pasar Modal" dengan tepat waktu.Makalah disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Hukum Investasi dan Pasar Modal. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang investasi, pasar modal beserta
pelakunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Parida Anggriani selaku
Dosen Mata Kuliah Hukum Investasi dan Pasar Modal. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 24 Februari 2023

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................


DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................ C.
Tujuan Penulisan .................................................................................. BAB
II PEMBAHASAN ................................................................................ A.
Instrumen .............................................................................................
a. Instrumen Utang (Obligasi)............................................................
b. Instrumen Penyertaan (Saham) ......................................................
c. Instrumen Efek Derivatif................................................................
d. Reksadana ......................................................................................
B. Pelaku Pasar Moda ...............................................................................
C. Instrumen Pasar Modal syariah ............................................................

D. Pelaku Pasar Modal Syariah................................................................. BAB


II PENUTUP .........................................................................................
A. KESIMPULAN ...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara sederhana, pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar yang
memperjualbelikan berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik
dalam bentuk utang maupun modal sendiri yang diterbitkan oleh perusahaan
swasta. Seperti halnya Negara-negara maju, pasar modal Indonesia mempunyai
sejarah yang cukup panjang. Pasar modal Indonesia mulai didirikan pada saat
Indonesia masih merupakan jajahan belanda pada zaman VOC. Secara umum,
alasan pembentukan pasar modal adalah karena lembaga ini mampu menjalankan
fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam menjalankan fungsi ekonominya, pasar
modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pemilik dana)
ke borrower (penerima dana) dengan menginvestasikan kelebihan dana yang
dimiliki pemberi dana dengan mengharapkan akan mendapatkan imbalan dari
penyertaan dana tersebut. Pasar modal juga menyediakan beberapa instrument
antara lain Obligasi, Saham, Derivatif dan Reksadana.1

Indonesia sebagai Negara yang dengan jumlah penduduk muslim terbesar


di dunia, adalah suatu kewajaran jika tumbuh kecendrungan untuk menciptakan
system social ekonomi yang berlandaskan nilai-nilai ajaran islam. Oleh karena itu,
Bapepam meluncurkan pasar modal syariah pada tanggal 14-15 Maret 2003. Pasar
modal Syariah juga menyediakan beberapa instrument seperti Pasar Modal
Konvensional yaitu Obligasi Syariah, Reksadana Syariah, dan lain-lain.2

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dipaparkan beberapa rumusan masalah
yang berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa itu instrument?
2. Siapa saja pelaku pasar modal?
3. Apa saja instrument yang tedapat dalam Pasar modal syariah?
4. Siapa saja Pelaku pasar modal syariah

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu instrument?
2. Untuk mengetahui siapa saja pelaku pasar modal?
3. Untuk mengetahui apa saja instrument yang tedapat dalam Pasar modal
syariah?

1 M.Irsan nasarudin, Indra surya, Ivan Yusttiavandana, Arman Nefi, Adiwarman, Aspek
Hukum pasar Modal Indonesia, Kencana; prenadamedia group2011, hlm.13-14 2 Ibid, hlm. 1617
4. Untuk mengetagui siapa saja Pelaku pasar modal syariah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Instrumen
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan
instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti Obligasi,
Saham, Warrant, Right, Reksadan, dan berbagai instrument derivative seperti option
dan lain-lain.2

a. Instrumen Utang (Obligasi)


Obligasi adalah bukti pengakuan berutang dari perusahaan.3Obligasi dapat
dibedakan dalam beberapa jenis, bergantung pada sudut mana kita meihatnya
apakah dari sudut pengalihan, jangka waktu, atau jaminan atas obligasi dan bunga
yang dibayarkan.
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar
imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada
waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.3
Dari cara pengalihan terdapat dua jenis obligasi, yaitu Obligasi atas unjuk
(bearer bond) dan Obligasi atas nama (registered bond). Saat ini di Indonesia
obligasi yang diterbitkan adalah Obligasi Atas Unjuk, sementara Obligasi Atas
Nama tidak begitu pupuler. Sebagai contoh saat ini Obligasi atas unjuk dapat
dilihat seperti specimen yang dikeluarkan oleh PT Jasa Marga tahun 1989 dengan
nilai nominal Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan bunga 18% per tahun.
Kalau diamati lebih lanjut, obligasi ini mempunyai masa laku 8 tahun dan jatuh
tempo pada 1 Februari 1997. Kupon bunga sebanyak 32 lembar dilampirkan pada
obligasi tersebut dan setiap 3 bulan secara berurutan dapat dilepaskan untuk
memperoleh pembayaran. Keseluruhan obligasi ini mempunyai nilai nomimal Rp.
50 miliar.4

2 Fudji Sri Mar’ati, Mengenal Pasar Modal (Instrumen Pokok dan Proses Go Public), vol.3,
no.5 Juli 2010,hlm.79 3 Ibid, hlm.182
3 Fudji Sri Mar’ati, Mengenal Pasar Modal (Instrumen Pokok Dan Proses Go Public), vol.3, no.5
Juli 1010, hlm.81
4 Ibid, hlm.183
Sedangkan untuk Obligasi atas Nama untuk pokok pinjaman, nama pemilik
tercantum dalam obligasi beserta kupon bunga dan untuk pokok bunga nama
pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi. Nama dan alamat pemilik
tercatat di perusahaan emiten untuk memudahkan dalam pengiriman bunga.
Kemudian obligasi Atas Nama untuk pokok dan bunga, nama pemilik tercantum
dalam sertifikat obligasi, tetapi tidak ada kupon bunga, karena bunga langsung
disampaikan kepada pemilik yang namanya tercantum dalam perusahaan emiten.5

b. Instrumen Penyertaan (Saham)


Saham (stock) merupakan salah satu instrumen yang paling populer.
Menerbitkan sahammerupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan
untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument
investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan
tingkat keuntungan yang menarik.Saham dapat didefinisikan sebagai tanda
penyertaan modal seeorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas.6
Instrumen penyertaan atau saham merupakan instrumen yang lebih popular
di masyarakat. Saham merupakan instrumen penyertaan modal seseorang atau
lembaga dalam suatu perusahaan. Saham ini dikeluarkan dalam rangka pendirian
perusahaan, pemenuhan modal dasar, atau peningkatan modal dasar.7
Dalam prkatik terdapat beberapa jenis saham yang dapat dibedakan
menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh pemegang saham. Menurut
cara peralihan terdapat dua jenis saham, yaitu Saham Atas Unjuk dan Saham Atas
Nama.
a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock)
Saham atas unjuk adalah saham yang tidak mempunyai nama pemilik
saham tersebut. Dengan demikian saham ini sangat mudah untuk diperalihkan.
Saham ini mirip dengan uang, gampang dialihkan. Barang siapa yang dapat
menunjukkan sertifikat saham maka ia adalah pemiliknya dan berhak untuk ikut
hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
5 Ibid, hlm. 184
6 Fuji Sri Mar’ati, Mengenal Pasar Modal (Instrumen Pokok Dan Proses Go Public), vol.3, no.5
Juli 1010, hlm.79
7 Ibid, hlm. 188
Sertifikat saham ini mirip uang, oleh karena itu sertifikat saham dibuat dengan
kertas yang berkualitas tinggi sebagaimana pada uang kertas untuk mrnghindari
pemalsuan. Pemilik saham atas unjuk harus berhati-hati membawa dan
menyimpannya, karena kalau sertifikat tersebut hilang, maka pemilik sertifikat
tersebut tidak dapat meminta duplikat penggantinya.
b. Saham Atas Nama (Registered Stock)
Saham Atas Nama adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa
pemiliknya. Cara peralihan saham ini harus melalui pencatatan dokumen
peralihan. Nama pemilik baru dari saham atas nama harus dicatat dalam buku
khusus yang memuat daftar pemegang saham perusahan. Apabila sertifikat saham
ini hilang, maka pemilik dapat meminta pengganti srtifikat sahamnya, karena
namanya ada dalam buku perusahaan.
Apabila ditinjau dari segi manfaat saham, maka pada dasarnya saham
dapat digolongkan menjadi saham biasa (common stock) dan saham prefensi
(preferred stock).
a. Saham Biasa
Saham Biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi
paling akhir dalam hal pembagian deviden, hak atas harta kekayaan perusahaan
apabila perusahaan tersebut mengalami likuidasi. Saham jenis ini mempunyai nilai
nominal yang ditentukan nilainya oleh emiten. Harga saham ini sering disebut
dengan nilai pari (parvalue). Besarnya harga nominal saham tergantung pada
keinginan emiten. Harga nominal yang ditentukan oleh emiten berebda dengan
harga perdana (primary price) dari suatu saham. Harga perdana adalah harga
sebelum suatu saham dicatatkan (listed) di bursa efek. Jika saham itu terjual
dengan harga perdana yang lebih tinggi dari harga nominalnya, maka selisih itu
disebut dengan agio saham yang pencatatannya masih dalam komposisi modal
sendiri pada neraca.
b. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham Preferen adalah saham yang memberikan prioritas pilihan
(preferen) kepada pemegangnya, seperti:
Berhak didahulukan dalam hal pembayaran deviden.
Berhak menukar saham preferen yang dipegangnya dengan
saham biasa.
Mendapat prioritas pembayaran kembali permodalan dalam hal
perusahaan dilikuidasi.
c. Saham Istimewa
Pemegang saham istimewa (golden share) mempunyai hak lebih
dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Hak lebih itu terutama dalam
proses penunjukan direksi perusahaan. Di dalam hokum pasar modal Indonesia,
saham istimewa dikenal dengan nama saham dwiwarna. Saham ini dimiiki oleh
pemerintah Indonesia dan jumlahnya satu buah.8

c. Instrumen Efek Derivatif


Efek-efek derivative yang terdapat di pasar modal antara lain right,
warrant, option. Efek-efek ini pada dasarnya merupakan kelanjutan dari efek yang
terlebih dulu dipasarkan Indonesian Depositry Receipt.
a. Right
Right adalah instrument derivative yang ditawarkan kepada public melalui
pasar modal sesuai dengan mekanisme yang berlaku di pasar modal. Adapun yang
dimaksud dengan right adalah penerbitan surat hak kepada pemegang saham lama
perusahaan public untuk membeli saham baru yang hendak diterbitkan.
b. Option
Option menurut Abdurrahman, “Suatu privelesa atau hak istimewa untuk
membeli atau menjual, menerima atau menyerahkan harta benda yang diberikan
sesuai dengan syrata-syarat yang telah disetujui dan biasanya dengan ganti rugi
atau harga.”
c. Warrant (Waran/ Surat Saham)
Warran atau waran adalah suatu opsi untuk membeli sejumlah tertentu
instrumen keuangan (saham) pada waktu tertentu dengan harga tertentu. Pada
dasarnya warrant ini adalah sama dengan Option, yaitu hak unutk membeli
sejumlah saham, namun warrant ini dikeluarkan oelh pihak issuer atau perusahaan
yang menerbitkan efek. Peraturan Nomor IX.1.2 menetapkan standar atau kualitas
waran
8 Ibid, hlm.189-194
agar tidak menyesatkan dan merugikan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
penjualan dan pembelian waran tersebut. Peraturan tersebut juga mewajibkan
emiten atau perusahaan publik untuk mengawasi peredaran dan mutasi waran serta
berkoordinasi dengan para pihak yang terkait dengan penerbitan waran untuk
mengantisipasi waran hilan atau dipalsukan.
d. Reksadana
UUPM menyebutkan reksadana sebagai wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk diinvestasikan ke dalam
portofolio efek oleh manajer investasi. Secara sederhana reksadana adalah
sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola
reksadana (manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di
pasar modal.
Reksadana atau investment fund melakukan pooling (penghimpunan) dana
pemodal untuk selanjutnya dibentuk suatu portofolio efek yang terdiri dari
berbagai macam surat berharga yang berupa saham, obligasi, SBI, deposito
berjangka, commercial papers.Reksadana dikelola oleh manajer investasi yang
memperoleh izin dari Bapepam dengan memiliki keahlian dalam mengelola dana
dan melakukan pemantauan dan pengawasan secara intensif.9
Reksadana dapat berfungsi sebagai salah satu alternative investasi bagi
masyarakat pemodal dan distribusi kepemilikan saham akan sangat luas di
tengahtengah masyarakat dan membantu pemodal yang tidak berani menghadapi
resiko tinggi. Reksadana yang didukung oleh portofolio efek dari pasar uang atau
instrument utang lainnya, berpotensi untuk menraik pemodal yang dikenal dengan
money market fund dan biasanya menawarkan hasil investasi yang lebih tinggi
dari tabungan bank dan likuiditas yang setara dengan tabungan bank.
B. Pelaku Pasar Modal
Sebagaimana layaknya suatu pasar yang mempunyai sifat pelaku yang
antara lain terdiri dari penjual, pembeli, dan pemasok barang, pasar modal juga
terdiri dari banyak pihak yang masing-masing memiliki peran sendiri. Menurut

9 Ibid, hlm.155-156
Asri Prabosinta Prabowo, para pihak atau yang lebih sering disebut sebagai pelaku
pasar modal, meliputi berikut:

1. Emiten
Emiten yaitu pihak yang melakukan penawaran umum. Pengertian
ini diatur dalam Pasal 1 butir ke-6 Undang-undang Pasar Modal
Nomor 8 Tahun !995, Perusahaan yang akan melakukan emisi,
harus terlebih dahulu menyampaikan pertanyaan pendaftaran
kepada Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEMA) untuk menjual
atau menawarkan efek kepada masyarakat, dan setelah pernyataan
pendaftaran efektif, emiten dapat melakukan penawaran umum.
2. Penjamina Emisi
Penjaminan emisi efek, yaitu pihak yang membuat kontrak dengan
emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan
emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang
tidak terjual.
3. Investor/Pemodal
Investor/Pemodal adalah perorangan dan/atau lembaga yang
menanamkan dananya dalam efek.
4. Bursa Efek
Bursa efek yang menyelenggarakan dan menyediakan system
dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli
efek pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara
mereka (Pasal 1 butir 4 UUPM Nomor 8 Tahun 1995). Bursa efek
menetapkan kriteria jumlah pememgang saham, persentaswe
minimum saham yang dimiliki public, minimum kapitalisasi pasar,
dan lain-lain. 10

C. Intrumen Pasar Modal Syariah


1. Instrumen Utang (Obligasi Syariah Mudharabah)

10 Ana Rokhmatussa;diyah, Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Sinar Grafika
Offset,2017, hlm. 177-178
Berkenaan dengan penerbitan obligasi syariah, Dewan Syariah Nasional
(DSN) mengeluarkan fatwa mengenai Obligasi Syariah
Mudharabah No.33/DSNMUI/10/2002 bertanggal 14 September 2002 yang
menyatakan

diperbolehkannya perusahaan menerbitkan obligasi syariah. Fatwa tersebut


memberikan pengertian Obligasi Syariah seagai surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi
syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil, margin atau fee, serta membayar
dana obligasi pada saat jatuh tempo.
2. Instrumen Penyertaan (Saham)
Melalui index diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk
mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah. Dalam hal saham syariah,
emiten tidak melakukan penawaran umum khusu terlebih dahulu, tetapi pengelola
Jakarta Islamic index yang melakukan seleksi terhadap sejumlah saham yang
diperdagangkan di bursa efek untuk dimasukkan ke JII.11

3. Instrumen Lain (Reksadana Syariah)


Reksadana Syariah telah beroperasi di industri reksadan syariah.
Reksadana Syariah merupakan reksadan yang berbasiskan syariah. Reksadana
menginvestasikan dana yang berhasil dihimpunnya kedalam saham (ekuitas) yang
tentunya tidak bertentangan dengan prinsip syariah, obligasi syariah, dan pasar
uang
(deposito mudharabah).12

D. Pelaku Pasar Modal Syariah


1. OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
Mengingat pasar modal merupakan pembiayaa dunia uasah dan sebagai
wahana invstasi bagi para pemodal, serta memiliki peranan strategis untuk
menunjang pembangunan nasional, maka kegiatan pasar modal perlu
11 Ibid, hlm. 206-208
12 Ibid, hlm.211-212
mendapatkan pengawasan. Hal ini agar pasar modal dapat berjalan secara teratur,
wajar efisien, serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat sebagaimana
yang diatur dalam Pasal 4 Undang-undang Pasar modal. Oleh karena itu, Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) diberikan otoritas luas dalam pasar modal. 13

2. Bursa Efek
Berdasarkan Pasal 12 UUPM Bursa Efek mempunyai tugas pengawasan
yang dilakukan oleh satuan pemeriksaan yang berwenang untuk melakukan
inspeksi pemeriksaan kepada anggota bursa, yaitu perusahaan efek yang diduga
atau dicurigai tidak memenuhi ketentuan dan kriteria permodalan sesuai dengan
yang diwajibkan pasar.
Bursa efek dengan segala kewenangannya harus bertindak cepat dan
mengambil langkah-langkah konkret untuk mengendalikan pasar.14

13 Alexander Thian, Pasar Modal syariah-Mengenal dan Memahami Ruang Lingkup Pasar Modal
Islam di Indonesia, CV Andi Offset (Penerbit Andi)2021, hlm. 8
14 Ibid, hlm. 126-127
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara sederhana, pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar yang
memperjualbelikan berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik
dalam bentuk utang maupun modal sendiri yang diterbitkan oleh perusahaan
swasta. Seperti halnya Negara-negara maju, pasar modal Indonesia mempunyai
sejarah yang cukup panjang. Pasar modal Indonesia mulai didirikan pada saat
Indonesia masih merupakan jajahan belanda pada zaman VOC.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan
instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti Obligasi,
Saham, Warrant, Right, Reksadan, dan berbagai instrument derivative seperti
option dan lain-lain.
Sebagaimana layaknya suatu pasar yang mempunyai sifat pelaku yang
antara lain terdiri dari penjual, pembeli, dan pemasok barang, pasar modal juga
terdiri dari banyak pihak yang masing-masing memiliki peran sendiri.yaitu
Emiten, Penjaminan Emisi, dan lain-lain.
Instrumen dan pelaku pasar modal syariah terdiri dari Intrimen Obligasi
syariah, Intrumen Penyertaan (saham) dan Instrumen Reksadana Syariah.
Sedangkan Pelaku Pasar modal syariah adalah Bursa Efek dan OJK.
DAFTAR PUSTAKA
M. Irsan Nasarudin,SH.-Indra Surya, SH.,LL,M, Ivan
Yustiavandana, SH..LLM. Arman Nefi, SH., MM. –Adiwarman,
SH. S.os. ”Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia”, Cet-7, (Jakarta;
Kencana prenada media group,2011)
Ana Rokhmatussa’dyah, S.H.,M.H“Hukum Investasi dan
Pasar Modal”, Cet-4, (Jakarta; sinar grafik,2017)
Dr. Alexander Thian M,Si “Pasar Modal syariahMengenai
dan Memahami Ruang Lingkup Pasar Modal Islam di
Indonesia” Cet-1 (Yogyakarta; Cv Andi,2021)

Anda mungkin juga menyukai