Dosen pengampu :
ABDUL WAKIL, S.E.I, M.Si
Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, yang atas rahmat-Nya
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah bank dan Lembaga keuangan syariah yang
telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah
yang baik bagi studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun. Senantiasa kami
harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan pihak lain
yang berkepentingan pada umumnya.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal merupakan suatu sarana atau tempat bertemunya antara pihak
yang memiliki kelebihan dana (investor) yang menyalurkannya untuk
diinvestasikan di pasar modal, dengan pihak yang membutuhkan dana (perusahaan)
untuk memperoleh dana tambahan modal yang dipergunakan untuk memperluas
jaringan usahanya dengan memperjualbelikan asetnya di sekuritas. Pasar modal
menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga. Pernyataan ini bisa benar kalau
melihat kondisi globalisasi keuangan saat ini, dimana pasar modal menjadi ujung
paling awal yang tersentuh di era globalisasi yang mendunia saat ini.
Salah satu ciri negara yang sedang berkembang adalah tingkat tabungan
masyarakat masih rendah, sehingga dana yang dialokasikan untuk investasi menjadi
tidak mencukupi.3 Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif
untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal
merupakan sarana yang tepat untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang
dari masyarakat umum, yang mana nantinya akan disalurkan ke sektor-sektor yang
lebih produktif. Apabila pengerahan dana masyarakat melalui lembaga
keuanganmaupun pasar modal sudah dapat berjalan baik, maka dana pembangunan
yang berasal dari luar negeri bisa lebih dikurangi.
Dengan adanya pasar modal investor individu maupun badan usaha dapat
menyalurkan kelebihan dana yang dimilikinya untuk diinvestasikan di pasar modal
dan para pengusaha dapat memperoleh dana tambahan modal untuk memperluas
jaringan usahanya dari para investor yang berada di pasar. Selain menghadirkan
potensi keuntungan jangka panjang, manfaat berinvestasi selanjutnya bisa membuat
para investor memiliki penghasilan yang tetap. Berinvestasi bisa dilakukan pada
saham, obligasi, dan properti membuat investor tak perlu pusing untuk mencari cara
untuk memiliki penghasilannya lainnya dilain penghasilan dari gaji pekerjaan.
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya para penjual
dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual
dalam pasar modal merupakan perusahaan untuk menjual efek-efek di pasar
modal yang disebut emiten, sedangkan pembeli disebut investor.
Pasar modal Syari’ah secara sederhana dapat diartikan sebagai pasar modal
yang menerapkan prinsip-prinsip Syari’ah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan
terlepas dari halhal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi.
Pasar modal Syari’ah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya
terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkannya telah sesuai
dengan prinsipprinsip Syari’ah. Sedangkan efek Syari’ah adalah efek yang
dimaksudkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang
akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitnya memenuhi prinsip-
prinsip Syari’ah yang didasarkan atas ajaran Islam yang penetapannya dilakukan
oleh DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia) dalam
bentuk fatwa
3
Jadi yang dimaksud dengan Pasar Modal Syariah adalah Pasar Modal adalah
kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek, berdasarkan prinsip syariah.(2.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang Pasar
Modal Syari’ah)
Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan
langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang
Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya,
instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran
Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini
merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad
mudharabah.
4
Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan Pasar Modal Syariah
ditandai dengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar Modal Syariah pada
tahun 2003. 3 Selanjutnya, pada tahun 2004 pengembangan Pasar Modal Syariah
masuk dalam struktur organisasi Bapepam dan LK, dan dilaksanakan oleh unit
setingkat eselon IV yang secara khusus mempunyai tugas dan fungsi
mengembangkan pasar modal syariah. Sejalan dengan perkembangan industri
yang ada, pada tahun 2006 unit eselon IV yang ada sebelumnya ditingkatkan
menjadi unit setingkat eselon III.
5
1. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan
memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.
4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga
saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.
5. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari HST
6
7. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang terlibat
dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah
1. Pembiayaan atau investasi hanya bisa dilakukan pada aset atau kegiatan usaha
yang halal, spesifik, dan bermanfaat.
2. Karena uang merupakan alat bantu pertukaran nilai, dimana pemilik harta akan
memperoleh bagi hasil dari kegiatan usaha tersebut, maka pembiayaan dan
investasi harus pada mata uang yang sama dengan pembukuan kegiatan.
3. Akad yang terjadi antara pemilik harta dengan emiten harus jelas.
4. Baik pemilik harta maupun emiten tidak boleh mengambil resiko yang melebihi
kemampuannya dan dapat menimbulkan kerugian.
5. Adanya penekanan pada mekanisme yang wajar dan prinsip kehati-hatian baik
pada investor maupun emiten.(4. Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah: Sarana
Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika,
2011) h. 34);
7
Setelah mengadakan persiapan, maka akhirnya berdiri secara resmi pasar modal di
Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan
bernama Vereniging voor de Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai
perdagangan.
3. 1925-1942: bursa efek di Jakarta di buka kembali bersama dengan bursa efek di
Semarang dan Surabaya
4. Awal tahun 1939: karena isu politik (Perang Dunia II) bursa efek di Semarang
dan Surabaya ditutup
6. 1952: Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UUD Pasar Modal
1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman (Lukman Wiradinata) dan
Menteri Keuangan (Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang
diperdagangkan yaitu Obligasi Pemerintah RI (1950)
9. 10 agustus 1977: bursa efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ
dijalankan di bawah Bapepam. Tanggal 10 agustus diperingati sebagai HUT
Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go
public PT Semen Cibonang sebagai emiten pertama 8
8
10. 1977-1987: perdagangan di bursa efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga1987
baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan
dibandingkan instrumen pasar modal
11. 1987: ditandai dengan hadirnya paket desember 1987 (PAK-DES 87) yang
memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum
dan investor asing menanamkan modal di Indonesia
13. 2 juni 1988: Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya
terdiri dari broker dan dealer.
15. 16 Juni 1989: Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh
perseroan terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
16. 13 Juli 1992: swastanisasi BEJ; Bapepam berubah menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
17. 22 Mei 1995: sistem operasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem
computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
19. 1995: Bursa Paralel Indonesia marger dengan Bursa Efek Surabaya
20. 3 Juli 1997: lahir danareksa syariah oleh PT Danareksa Investent Management
9
21. 2000: sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan
di pasar modal Indonesia.
23. 2002: BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote
trading)
24. 4 Maret 2003: pasar modal syariah diresmikan oleh Menkeu Boediono
didampingi ketua Bapepam Herwidayatmo, wakil dari MUI, wakil dari DSN
pada Direksi, direksi perusahaan efek, pengurus organisasi pelaku, dan
asosiasi profesi di pasar modal
25. 2007: penggabungan BEJ dan BES berdasarkan kesepakatan RUPSLB pada
tanggal 40 oktober 2007 yang kemudian dituangkan dalam Akta
Penggabungan dan berganti nama menjadi PT Bursa Efek Indonesia yang
resmi beroperasi sejak tanggal 1 nopember 2007
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasar Modal Syariah adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan
dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
Efek, berdasarkan prinsip syariah. Pasar Modal Syariah di Indonesia secara resmi
diluncurkan pada tahun 2003. Pasar modal secara umum menjalankan fungsi
ekonomi dan fungsi keuangan secara simultan.
Investasi pada pasar modal syariah dapat dilakukan oleh investor baik
pada pasar perdana maupun pada pasar sekunder. Adapun risiko yang terjadi
semata-mata berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga. Dan pasar
modal ini terus berkembang.
Secara struktural pasar modal di Indonesia terdiri dari:
1. pengelola pasar modal yaitu Bapepam-LK, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan
Penjamin, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Penyelenggara Surat
Utang Negara di luar Bursa Efek
2. Pelaku Pasar Modal yaitu emiten, investor, perusahaan pengelola dana, dan
reksadana.
11
DAFTAR PUSTAKA
12