Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PASAR UANG INDONESIA

Disusun oleh :
Indri Oktaviani 2019511492

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI IPWIJA
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunianya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“PASAR UANG INDONESIA” tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Sholawat bersamaan dengan salam juga mari hadiahkan kepada baginda nabi kita
Muhammad SAW, Semoga kita, Orang tua kita, Nenek dan kakek kita, guru-guru dan orang
terdekat kita mendapat syafaat beliau di Yaumil Mahsyar kelak. Amin ya Rabbal’ Alamin.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kulia Manajemen Resiko, Terima
kasih kepada bapak Agus Sudigdo, SE., MM selaku dosen mata kuliah Manajemen Resiko
dan dosen pembimbing. Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusun makalah ini,
oleh karna itu penulis akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk membangun
makalah ini lebih baik lagi, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua’

Bogor, 23 maret 2022

Indri oktaviani
DAFTAR ISI

JUDUL UTAMA….……………………………………………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR….……..……………………..………………………………………………………………………..ii

Daftar Isi………..……………….…………………………...……………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN

• A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………………………………..1


• B. Fokus Penelitian...……………………………………………………………………………………2
• C. Rumusan masalah…………………………………………………………………………………...2
• D. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………………………..3
• E. Manfaat Penelitian……………………………………………………………………………………3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

• A. Pasar Modal dan Bursa Efek……………………………………………………………………….4


• B. Investasi………………………………………………………………………………………………5
• C. Kinerja………………………………………………………………………………………………...6
• D. Reksadana……………………………………………………………………………………………7
• E. Reksadana Saham……………………………………………………………………………...…...8
• F. Tinjauan Penelitian Terdahulu………………………………………………………….…………..8

BAB III PENUTUP

• A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………..
• B. Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………..……
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam memandang uang hanyalah sebagai alat tukar, bukan sebagai komoditas atau
barang dagangan. Maka, motif permintaan terhadap uang adalah untuk memenuhi kebutuhan
transaksi (money demand for transaction), bukan untuk spekulasi atau trading. Islam tidak
mengenal spekulasi karena pada hakikatnya uang adalah milik Allah SWT. Yang di amanahkan
kepada kita untuk dipergunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat. Dalam
pandangan Islam,uang adalah flow concept sehingga harus selalu berputar dalam
perekonomian pun akan semakin baik.

Uang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Karena uang adalah alat transaksi yang di
gunakan dalam memenuhi biaya hidup sehari-hari. Dalam Islam uang merupakan sesuatu yang
mengalir. Maka dari itu, Islam tidak mengenal spekulasi karena semua yang ada di dunia
hanyalah titipan dan pemiliknya yaitu Allah SWT

Memang Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, agama yang membawa rahmat
bagi semesta alam, bagi semua umat tanpa dibatasi oleh ruang maupun waktu. Ajarannya yang
mencakup semua aspek kehidupan tidak terkecuali ekonomi, dalam perkembangannya saat
ini dirasakan semakin kompleks, terlebih dengan fenomena ekonomi yang berkembang
dengan berbagai istilah dan jenis transaksi ekonomi/keuangan baru, seperti masalah transaksi
bursa efek, valuta asing. pasar uang dan lain sebagainya.

Pasar uang di Indonesia masih relatif baru jika di bandingkan dengan negara-negara
maju. Namun, dalam perkembangan dunia sekarang ini, pasar uang di Indonesia juga ikut
berkembang walaupun tidak semarak perkembangan pasar modal.

Transaksi di pasar uang kebanyakan melibatkan lembaga perbankan dan lembaga non-
perbankan. Pihak yang memiliki kelebihan dana dapat berinvestasi di pasar uang dengan cara,
antara lain membeli surat-surat berharga di pasar uang, seperti Sertifikat Deposito atau
Commercial Paper maupun produk derivatif keuangan.

Pasar uang memudahkan bagi para peserta pasar untuk melakukan transaksi antara Bank
yang memerlukan dana untuk menutupi likuiditasnya dengan Bank yang kelebihan dana akibat
dananya belum tersalurkan ke pihak yang membutuhkan dengan cara membeli suart-surat
berharga yang di tawarkan dalam pasar uang. Maka adanya pasar uang ini dapat memberikan
keuntungan satu sama lainnya.

Pasar uang antar bank atau inter bank call money adalah kegiatan pinjam-meminjam
dana antara satu bank dengan bank lainnya untuk jangka waktu sangat pendek (harian) yang
pada umumnya digunakan untuk menghindarkan bank dari status “kalah kliring”.

Kalah kliring disini yaitu adanya sebuah Bank yang kekurangan dana untuk membayar
kepada nasabahnya sehingga Bank memerlukan investasi dari Bank yang kelebihan dana
dengan cara membeli surat berhaga jangka pendek di pasar uang. Pasar uang antar bank ada
yang bersifat konvensional (megandung bunga) ada pula yang bersifat syariah (tanpa bunga)
atau pasar uang antar bank syariah.

Pengaturan mengenai pasar uang anatrbank berdasarkan prinsip syariah diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia No. 2/8/PBI/2000 tanggal 23 Februari tahun 2000 tentang Pasar
Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah. Berdasarkan Pasal 1 butir 4 peraturan tersebut,
yang dimaksud dengan Pasar Uang Antarbank berdasarkan prinsip Syariah (PUAS) adalah
kegiatan investasi jangka pendek dalam rupiah antarpeserta pasar berdasarkan prinsip
Mudharabah. Mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk
melakukan kegiatan usaha guna memperoleh keuntungan dan keuntungan tersebut akan
dibagikan kepada kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

Pada dasarnya pasar uang syariah dan pasar uang konvensional memiliki beberapa fungsi
yang sama, di antaranya sebagai likuiditas. Jika bank memiliki kelebihan likuiditas, bank dapat
menggunakan instrumen pasar uang untuk menginvestasikan dananya dan apabila
kekurangan likuiditas, ia dapat menerbitkan instrumen yang dapat dijual untuk mendapatkan
dana tunai. Ada perbedaan mendasar di antara keduanya, yaitu: pertama, pada mekanisme
penerbitan dan kedua, pada sifat instrumen itu sendiri. Pada pasar uang konvensional,
instrumen yang diterbitkan adalah instrumen utang yang dijual dengan diskon dan didasarkan
atas perhitungan bunga, sedangkan pasar uang syariah lebih kompleks mendekati mekanisme
pasar modal.

Kondisi pasar keuangan yang stabil dapat membangun keyakinan para pelaku pasar untuk
bertransaksi secara aktif, mendorong terbentuknya tingkat harga pasar yang wajar, yaitu yang
mencerminkan kekuatan fundemental, serta memungkinkan para pelaku pasar mengukur dan
mengelola risiko-risiko pasar atas dasar informasi-informasi yang tersedia

Dengan adanya kesetabilan dalam kondisi pasar keuangan ini maka akan menimbulkan
kesejahteraan dalam transaksi yang dilakukannya dan dapat meminimalisir akan terjadinya
resikoresiko yang tidak di inginkan oleh para pelaku pasar serta harga pasar pun dapat
dikondisikan.

Kegiatan ekonomi yang berkembang pesatnya tersebut, diikuti dengan berkembangnya


lembaga keuangan (bank) baik yang konvensional maupun yang menggunakan prinsip syariah,
dan dalam dunia perbankan sering kali menggunakan fasilitas pasar uang dalam kegiatan
operasionalnya, karena dalam keadaan tertentu terkadang bank dapat mengalami kelebihan
ataupun kekurangan likuiditas dalam jangka pendek yaitu kurang dari satu tahun. Bila terjadi
kelebihan maka bank melakukan penempatan kelebihan likuiditas, sehingga bank
memperoleh keuntungan. Sebaliknya bila bank mengalami kekurangan likuiditas maka bank
memerlukan sarana untuk menutupi kekurangan likuiditas dalam rangka pembiayaan
sehingga kegiatan operasinal bank dapat berjalan dengan baik.

Tanpa adanya fasilitas pasar uang, bank konvensional pun akan menghadapi masalah
yang sama, mengingat pada umumnya perbankan sulit menghindari posisi keuangan yang
mismatched. Untuk memanfaatkan dana yang sementara idleaitu, bank dapat melakukan
investasi jangka pendek di pasar uang. Sebaliknya, untuk memenuhi kebutuhan dana untuk
likuiditas jangka pendek karena mismatch, bank juga dapat memperolehnya di pasar uang.
Karena surat-surat berharga yang ada di pasar keuangan konvensional, kecuali saham,
berbasis pada sistem bunga, perbankan syariah menghadapi kendala hal ini mengingat bahwa
bank syariah tidak diperbolehkan untuk menjadi bagian dari aktiva atau pasiva yang berbasis
bunga. Masalah ini berdampak negatif bagi pengelolaan likuiditas maupun pengelolaan
investasi jangka panjang. Akibatnya, perbankan syariah terpaksa hanya memutuskan
portofolio mereka pada aktiva jangka pendek, yang terkait dengan perdagangan, dan
berlawanan dengan keperluan investasi dan pembangunan ekonomi.

Untuk itulah diperlukan jasa lembaga keuangan (bank) yang dapat berlaku adil. Namun
terkadang dalam aplikasinya bank berlaku tidak adil dengan mengambil keuntungan atau
bunga yang berlebihan kepada pihak yang kekurangan dana maupun sebaliknya. Sehingga
dalam hal pasar uang antarbank ini Dewan Syariah Nasional kemudian mengeluarkan Fatwa
No. 37 tahun 2002 tentang pasar uang antarbank dengan prinsip syariah sebagai solusi bagi
kedua belah pihak. Akan tetapi fatwa ini masih perlu ditelaah dan dikaji ulang, hal ini untuk
melihat apakah fatwa tersebut sudah benar-benar mengcover semua permasalahan yang
terjadi di pasar uang antarbank.

Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk itulah penulis memandang perlu untuk
melakukan studi penelitian terkait dengan metode istinbathhukum yang telah digunakan oleh
DSNMUI dalam menetapkan fatwa No.37/DSN-MUI/X/2002 tentang Pasar Uang Antarbank
berdasarkan Prinsip Syariah. Peneliti akan mengkaji masalah diatas dalam skripsi dengan judul
“Analisis Fatwa DSN-MUI No.37/DSN-MUI/X/2002 tentang Pasar Uang Antarbank
berdasarkan Prinsip Syariah.”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan membatasi permasalahan yang akan
dibahas, agar lebih terfokus pada pokok-pokok permasalahan yang ada beserta dengan
pembahasannya. Dengan tujuan agar penelitian tidak menyimpang dari sasaran. Penulis akan
melakukan penelitian mengenai “Analisis Fatwa DSN-MUI No.37/DSN-MUI/X/2002 Tentang
Pasar Uang Antar bank berdasarkan Prinsip Syariah.”

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Latar Belakang Lahirnya Fatwa DSN-MUI No.37/DSN-MUI/X/2002 Tentang


Pasar Uang Antarbank berdasarkan Prinsip Syariah?
2. Bagaimana Metode Istinbath DSN-MUI Mengeluarkan Fatwa Tentang Pasar Uang
Antarbank berdasarkan Prinsip Syariah?
D. Tujuan Penelitian

1. Untuk Megetahui Latar Belakang DSN-MUI dalam mengeluarkan Fatwa tentang Pasar
Uang Antarbank berdasarkan Prinsip Syariah.
2. Untuk Mengetahui Metode Istinbath DSN-MUI mengeluarkan Fatwa Tentang Pasar Uang
Antarbank berdasarkan Prinsip Syariah.

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan mempunyai nilai tambah dan manfaat untuk penulis maupun
pembaca secara teoritis ataupun praktis sebagai berikut:

1. Teoritis, sebagai sumbangan pemikiran dalam ilmu hukum khususnya hukum ekonomi
syariah sehingga dapat menjadi salah satu referensi bagi para peneliti atau pun pemerhati
hukum ekonomi syariah untuk dikembangkan lebih lanjut.

2. Praktis, sebagai bahan masukan bagi praktisi lembaga keuangan syariah atau perbankan
syariah, para nasabah perbankan syariah dan masyarakat, serta lebih lanjut untuk
memberikan wawasan tentang pasar uang antarbank berdasarkan prinsip Syariah
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pasar Modal dan Bursa Efek

Pasar modal adalah pasar finansial untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang
yang bisa diperjualbelikan baik berupa utang maupun modal. Instrumen keuangan tersebut
dapat berupa saham, obligasi, waran, dll. Secara garis besar pasar modal sama halnya dengan
pasar induk, hanya saja yang diperjualbelikan adalah modal bukan barang. Dalam Bahasa
Inggris, “pasar modal” disebut capital market.

Menurut UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, pasar modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek.

Undang-Undang No.8 Tahun 1995 menjelaskan bahwa bursa efek adalah pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek kepada pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek
diantaranya. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) bursa efek mempunyai tugas yang
harus dilakukan pada calon investor agar dapat menjadikan bursa efek lebih dikenal oleh
publik, yaitu :
• Menyediakan sarana perdagangan efek,
• Mengupayakan likuiditas instrumen yaitu mengalirnya dana secara cepat pada efek efek
yang dijual, Menyebarluaskan informasi bursa ke seluruh lapisan masyarakat,
• Memasyarakatkan pasar modal untuk menarik investor dan perusahaan yang go public.
• Menciptakan instrumen dan jasa baru

Ada beberapa pendapat para ahli yang mengemukakan tentang Pasar Modal yaitu:
• Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011) mengemukakn bahwa pasar modal merupakan
pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,
baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri”.
• Menurut Widoatmodjo (2012) berpendapat bahwa pasar modal dapat dikatakan pasar
abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang
keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun”.
• Menurut jurnal ilmiah karya Telaumbanua dan Sumiyana (2008) bahwa pasar yang efisien
merupakan suatu pasar bursa dimana efek yang diperdagangkan merefleksikan semua
informasi yang terjadi dengan cepat dan akurat.
• Sementara itu definisi pasar modal menurut Martalena dan Malinda (2011) adalah
sebagai berikut: pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrument keuangan jangka panjang yang bias
diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), saham (equity), reksadana, instrument
derivatif maupun instrument lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi
kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan
prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan terkait lainnya.
• Mengacu pada pernyataan Martalena dan Malinda (2011) pengertian pasar modal dapat
dikemukakan sebagai tempat yang menawarkan berbagai instrument keuangan dalam
bentuk surat berharga berupa saham, warrant, obligasi (surat hutang), reksa dana, dan
efek lainnya. Ketika pihak yang membutuhkan dana (perusahaan) melakukan transaksi
perdagangan dengan pihak investor yang kelebihan dana maka terjadilah kegiatan jualbeli
dipasar modal. Dana segar yang diperoleh perusahaan dari investor akan dimanfaatkan
untuk memperluas kegiatan bisnis atau memperbaiki kondisi keuangan yang kurang sehat
sehingga kegiatan usaha perusahaan dapat berjalan lancar kembali. Konsep dari pasar
yang efisien ini menyatakan bahwa pemodal selalu memasukkan faktor informasi yang
tersedia dalam keputusan mereka, sehingga informasi tersebut selalu terrefleksikan pada
harga yang mereka transaksikan.

B. Investasi
Pemahaman investasi secara mendalam bagi banyak para pihak menjadi dirasa penting
dewasa ini. Setiap mereka yang bekerja atau memiliki sejumlah financial menginginkan
memiliki pengetahuan tinggi dalam menempatkan 18 kepemilikan dana tersebut pada tempat
– tempat yang memiliki nilai profitable. Profitable artinya memiliki prosepek masa depan yang
cerah dan menguntungkan. Termasuk menempatkan investasi di posisi financial investment.
Para pakar investasi menyebut era sekarang sebagi era investasi tanpa batas ruang dan waktu,
ini adalah masa dimana orang bisa melakukan koneksi hubungan kapan dan dimanapun. Ada
beberapa defenisi tentang investasi, seperti :
• Menurut Fabozzi (1994) berpendapat bahwa manajemen investasi adalah proses
mengelolaan uang.
• Menurut Halim (2005) bahwa investasi pada hakikatnya merupakan penempatan
sejumlah dana pada saat inidengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa
mendatang.

Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana yang ada saat ini
dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi
dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Investasi pada financial assets, dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat
deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Atau dilakukan di
pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lainnya
2. Investasi pada real assets, diwujudkan dalam bentuk pembelian assets produktif,
pendirian pabrik, pembukaan tambang, dan pembukaan perkebunan.

Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi investasi.

1. Tingkat pengembalian yang diharapkan (Expected Rate of Return), faktor ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi internal maupun eksternal perusahaan. Kondisi internal
adalah tingkat efisiensi pada proses produksi dan distribusi, kualitas sumber daya
manusia, maupun tingkat teknologi yang digunakan. Adapun kondisi eksternal adalah
perkiraan tingkat produksi, pertumbuhan ekonomi domestik maupun internasional
dan kebijakan pemerintah.
2. Tingkat Bunga, Faktor utama yang menentukan biaya investasi adalah tingkat bunga
pinjaman. Semakin tinggi tingkat bunga pinjaman maka biaya investasi semakin mahal.
3. Ketersediaan Faktor-Faktor Produksi, Berbicara tentang produksi tidak lepas dari
faktor produksi yang digunakan. Ketersediaan faktor produksi yang banyak dan mudah
didapat akan menarik minat berinvestasi. Misal: Indonesia memiliki penduduk yang
besar (merupakan aset tenaga kerja dan pasar bagi produk yang dihasilkan) dan
kekayaan alam yang banyak. Kondisi ini akan menarik minat investor baik dari dalam
negeri maupun luar negeri.
4. Peluang Pasar, Suatu keputusan investasi tidak akan menguntungkan apabila tidak
memiliki pasar. Semakin besar pasar bagi hasil produksi maka investasi akan semakin
menguntungkan.

C. Kinerja

Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja (prestasi
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja (performance) adalah kuantitas atau kualitas hasil kerja individu atau
sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang
berpedoman pada norma, standar oprasional prosedur, kriteria dan ukuran yang telah
ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi. Ada beberapa defenisi tentang kinerja.
Seperti :
• Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses (Nurlaila,
2010:71). 21
• Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja adalah kuantitas atau kualitas
sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan
pekerjaan (Luthans, 2005:165).
• Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja dengan standar
yang ditetapkan (Dessler, 2000:41). Kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas
maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai
tanggung jawab yang diberikan (Mangkunegara, 2002:22).
• Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama
periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2005:50).

Sedangkan Mathis dan Jackson (2006) menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa
yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai. Manajemen kinerja adalah keseluruhan
kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk
kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.

• Kinerja merupakan hasil kerja dari tingkah laku (Amstrong, 2002:15). Pengertian kinerja
ini mengaitkan antara hasil kerja dengan tingkah laku. Sebgai tingkah laku, kinerja
merupakan aktivitas manusia yang diarahkan pada pelaksanaan tugas organisasi yang
dibebankan kepadanya.
D. Reksadana

Kata reksadana berasal dari istilah Mutual Fund, Fund berarti dana dan Mutual berarti
saling menguntungkan. Mutual Funds adalah diversifikasi portofolio saham yang dikelola
oleh perusahaan investasi professional dan pengelola tersebut mendapatkan sedikit imbalan
(management fee) berupa presentase keuntungan. Kumpulan dana yang dikelola itu berasal
dari masing – masing investor yang terlibat dalam pembentukan mutual fund dan bagian
untung dan rugi mereka ditentukan oleh besar kecilnya dana investasi yang mereka
kumpulkan dalam mutual fund tersebut.

Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi dalam bidang financial


investment. Adapun defenisi reksadana adalah sebuah lebaga investasi yang dipakaiuntuk
mereka yang tertarik pada investasi saham dan obligasi namun memiliki kelemahan ilmu
dalam bidang financial investment maka dana tersebut dapat dipercayakan kepada lembaga
reksadana untuk dikelola dan diberikan keuntungansesuai dengan bedarnya porsi dana yang
disetorkan serta mengikuti dan menandatangani persyaratan administrasi sesuai dengan
yang diperjanjikan (Manurung, 2008: 53).

Reksa Dana merupakan sebuah wadah investasi kolektif dari masyarakat yang dikelola
oleh Perusahaan Manajer Investasi resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (Otoritas
Jasa Keuangan, 2010).

Sebagai produk publik yang ditujukan bagi investor perorangan dan investor institusi,
reksadana memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

• Kepemilikannya atas nama nasabah dan dicatat di Bank Kustodian. Pada saat penjualan
kembali, dananya hanya akan ditransfer ke nama nasabah yang terdaftar, tidak bisa ke
nama lain. Sehingga keamanannya dilindungi Undang-Undang.
• Nilai investasi awal yang terjangkau, dimulai dengan Rp 250 ribu saja.
• Keragaman pilihan jenis portofolio.
• Potensi imbal hasil jangka panjang yang optimal.
• Likuid, mudah dibeli dan dijual kapan saja.
• Dikelola oleh para profesional yang memiliki izin resmi

Dilihat dari isi portofolionya, ada 4 jenis reksa dana yang utama, yaitu:

• Reksadana pasar uang, dana yang dikelolanya diinvestasikan di instrumen pasar uang
seperti deposito, pasar uang antar bank dan obligasi yang hampir jatuh tempo. 24
• Reksadana obligasi. Berinvestasi di efek surat utang (obligasi) pemerintah maupun
korporasi
• Reksadana campuran. Berinvestasi pada efek saham dan obligasi.
• Reksadana saham. Reksa dana yang mayoritas portofolionya dalam efek saham.
E. Reksadana Saham

Reksadana Saham adalah reksadana yang melakukan investasi sekurangkurangnya 80%


dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas (saham). Efek saham
umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui
pertumbuhan harga-harga saham dan deviden.

Reksadana saham memberikan potensi pertumbuhan nilai investasi yang paling besar
demikian juga dengan resikonya. Reksadana saham ini mempunyai potensi keuntungan
paling tinggi, namun mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding reksadana lainnya.
Investasi pada jenis ini sangat sulit diprediksi. Pergerakan bursa saham yang sangat
berfluktuatif membuat investasi jenis ini dapat menghasilkan keuntungan yang sangat tinggi
namun juga bisa menanggung kerugian yang tinggi pula. Investasi pada reksadana saham
biasanya dilakukan dalam jangka panjang untuk memperoleh keuntungan yang maksimal
(Fahmi, 2012: 130).

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Lohana (2013) mempelajari evaluasi kinerja reksa dana yang dipilih dari india didasarkan
pada model hubungan risk-return dan dengan langkah-langkah: rasio Treynor, rasio Sharpe,
Alpha Jensen. Studi ini menemukan bahwa Return dari semua dana lebih dari pengembalian
indeks pasar, tapi tidak tinggi. Prajapati dan Patel (2012) mempelajari evaluasi kinerja reksa
dana perusahaan India dilakukan melalui indeks kinerja relatif, analisis risiko-return, rasio
Treynor, rasio Sharp, ukuran Sharp, ukuran Jensen, dan Fama. Studi ini menemukan bahwa
sebagian besar reksa dana telah diberikan pengembalian positif selama tahun 2007 hingga
2011.

Sharpe (1966) melakukan penelitian besar dalam mengembangkan dan secara empiris
menguji model evaluasi kinerja untuk sektor reksa dana. Dia mengembangkan reward rasio
risiko sebagai alat evaluasi kinerja portofolio yang menganggap kelebihan pengembalian,
pada portofolio atas tingkat bebas risiko, seperti aproportion total risiko (diukur dengan
deviasi standar). Dia mengevalusi 34 reksa dana terbuka pada tahun 1954-1963 dengan
ukuran yang dikembangkan dan uji Fishers Exact didapatkan hanya sebelas dana
mengungguli pasar.

Yuliarti (2013) melakukan penelitian Analisis Komparatif Kinerja Reksadana Saham


Konvensional dengan Reksadana Saham Syariah dengan menggunakan Sharpe Ratio, Treynor
Ratio, dan Jensen Ratio . Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kinerja
antara reksa dana syariah dan reksa dana konvensional.
Abdullah et al. (2007) telah melakukan penelitian tentang kinerja syariah fund (reksa
dana syariah) dibandingkan dengan conventional fund (reksa dana konvensional) di Malaysia
mengidentifikasikan bahwa ada perbedaan kinerja antara reksadana syariah malaysia dan
reksadana konvensional ada sedikit signifikan.
H1 : Terdapat Perbedaan Kinerja (dilihat dari metode Sharpe Index) Antara
Reksadana saham syariah dan Reksadana saham Konvensional

Treynor dan Mazuy (1966) menyatakan manajer tidak menemukan bukti bahwa
investasi statistik dari salah satu 47 reksadana sukses diusulkan dalam pasar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa investor di reksa dana benar-benar tergantung pada fluktuasi harga di
pasar umum. Ini bukan untuk mengatakan bahwa pengelolaan dana tidak dapat
memberikan investor dengan kembali tingkat bunga yang lebih tinggi pada kedua kali buruk
dan baik dari salah satu yang disediakan oleh rata-rata pasar. Tapi itu menyarankan bahwa
perbaikan di tingkat pengembalian disebabkan kemampuan manajer investasi untuk
mengidentifikasi industri yang berada dibawah harga dan perusahaan, dan bukan karena
kemampuan mereka untuk usulan menurunkan tingkat pasar secara keseluruhan. Temuan
ini berdasarkan metodologi maju yang sebelumnya untuk meninjau kinerja dari pengelolaan
dana. Sebuah lembaga penelitian atau badan yang signifikan menunjukkan bahwa masa
risiko disesuaikan saling performance fund membantu memprediksi kyinerja risiko
disesuaikan masa depan.

Firmansyah (2003) menemukan bahwa Sharpe Index reksa dana konvensional dengan
Sharpe Index dan Treynor Index reksa dana syariah memiliki perbedaan yang tidak signifikan,
dan portofolio reksa dana syariah memiliki peringkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan
portofolio reksa dana konvensional dan reksa dana syariah telah terdiversifikasi dengan baik.

Ridho (2008) melakukan penelitian tentang Perbandingan kinerja reksa dana


konvensional dan syariah dengan indeks sharpe, treynor dan jensen (periode tahun 2003-
2007) menjelaskan bahwa perbandingan rata-rata kinerja reksadana campuran baik itu
konvensional maupun syariah dengan periode 01 Januari 2003 - 31 Desember 2007 hasilnya
menunjukkan bahwa rata-rata kinerja ketiga indeks, baik Sharpe, Treynor maupun Jensen,
tidak ada perbedaan secara signifikan pada alpha 5%.

H2 : Terdapat Perbedaan Kinerja (dilihat dari Metode Treynor Index) antara


Reksadana Saham Syariah dan Reksadana Saham Konvensional

Pengukuran dengan metode Jensen menilai kinerja manajer investasi didasarkan atas
seberapa besar manajer investasi tersebut mampu memberikan kinerja diatas kinerja pasar
sesuai risiko yang dimilikinya. Dalam perhitungan Jensen Return risk free rate yang dipakai
untuk reksa dana syariah adalah SWBI dan SBI untuk reksa dana konvensional. Return pasar
portofolio JII dipakai sebagai pasar bagi reksa dana syariah dan LQ45 sebagai pasar bagi
reksa dana konvensonal. Perbedaan return risk free rate yang dipakai dan return pasar yang
dipakai antara masing-masing jenis reksa dana tersebut menjadikan hasil perhitungan
dengan metode Jensen akan berbeda nantinya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari makalah ini, Saya menyimpulkan Pasar Keuangan itu
sendiri dapat berupa : Pasar uang (money market) adalah keseluruhan permintaan
dan penawaran dana-dana, surat-surat berharga, atau instrumen finansial jangka
pendek yang mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun dan
dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga perbankan. Peserta pasar uang antara
lain Bank-bank, perusahaan-perusahan umum, lembaga pemerintah, individu, dan
lembaga keuangan lainnya. Terdapat jenis-jenis resiko investasi, yaitu resiko pasar,
resiko reinvestment, resiko gagal bayar, resiko inflasi, resiko valuta, dan resiko politik.
Instrument pasar uang antara lain SBI, SBPU, Sertifikat deposito, comersial paper,
call money, repurchase agreement, banker’s acceptance, treasury bills, dan
promissory notes.

Pasar Valuta Asing menyediakan pasar sarana fisik maupun dalam pasar
kelembagaan untuk melakukan perdagangan mata uang asing, menentukan nilai
tukar mata uang asing, dan menerapkan managemen mata uang asing. Pelaku pasar
uang antara lain dealer, perusahaan/perorangan, spekulan, bank sentral, dan
pialang. Jenis-jenis pasar valuta asing yaitu pasar spot, pasar forward, currency
futures, dan currency options.

Pemilihan dana dalam pasar uang selalu berkaitan dengan pasar uang. Artinya
jika kita hendak menginvestasikan uang kita dalam pasar uang maka, kita akan selalu
mempertimbangkan kegiatan yang terjadi di pasar valas, demikian pula sebaliknya.
Hal ini dilakukan untuk menentukan investasi mana yang paling menguntungkan di
pasar uang atau valas. Interaksi antara pasar uang dan valas ini menjadi lebih
penting apabila jumlah dana yang ada dalam jumlah besar atau kondisi ekonomi
pada saat yang kurang baik.
B. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai