Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PASAR KREDIT

“STUDI KASUS PADA BANK CENTURY”

Oleh:
 ANASTASHIA MAHARANI 1993141021
 WANDA 1993141022
 MERY 1993141023
 SYAMSURIZAL 1993141024
 RESKY AYU AMELIA 1993141025
 NURWINDA 1993141026
 INDRIANI MAULIDA TAJUDDIN 1993141027

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya pada kita semua. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Beserta keluarganya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Mikro di Universitas Negeri Makassar. Dalam memenuhi persyaratan tersebut kami
membuat makalah ini yang berjudul “PASAR KREDIT DAN STUDI KASUS PADA
BANK CENTURY”.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik.
Oleh karena itu, kami dengan tangan tebuka dan rendah hati menerima kritik
dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Sekian dan terima
kasih semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
1. Pasar uang.........................................................................................................2
2. Ciri-ciri pasar uang.............................................................................................2
3. Pelaku pasar uang..............................................................................................2
4. Jenis dan manfaat pasar uang...........................................................................4
5. Indicator pasar uang...........................................................................................5
6. Contoh kasus pasar uang..................................................................................5

BAB III PENUTUP........................................................................................................12


A. Kesimpulan...................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sistem perekonomian karena banyaknya perusahaan serta individu yang
mengalami arus kas yang tidak sesuai antara inflows dan outflows sehingga pasar uang
dibutuhkan. Misalnya, perusahaan melakukan penagihan dari klien pada periode
tertentu dan pada waktu yang lain perusahaan harus mengeluarkan uang untuk
menutupi biaya operasionalnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut perusahaan pada saat kasnya mengalami
defisit, maka perusahaan tersebut sementara dapat memasuki pasar uang sebagai
peminjam dengan mencari lembaga keuangan atau pihak lain yang memiliki surplus
dana. Selanjutnya, pada saat perusahaan tersebut mengalami surplus dana, maka
perusahaan tersebut menjadi kreditor dalam pasar uang untuk memperoleh pendapatan
daripada membiarkan danaya tak terpakai atau idle. Sesuai dengan namanya, pasar
uang adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana-dana atau surat-surat
berharga yang mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun dan
dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga perbankan. Dan di pasar uang ini
diperjualbelikan instrumen kredit jangka pendek.  Kredit yang dimaksud bisa berupa
kredit harian (On Call), kredit bulanan (Prolongasi) maupun kredit tiga bulanan
(Belening). Oleh karena kredit yang diperjualbelikan kurang dari satu tahun, maka
disebut kredit jangka pendek.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pasar uang?
2. Apa saja ciri-ciri pasar uang?
3. Siapa saja pelaku dalam pasar uang?
4. Apa saja jenis dan manfaat dari pasar uang?
5. Apa saja indikator pasar uang?
6. Apa contoh kasus terkait pasar uang?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan pasar uang
2. Untuk mengetahui ciri-ciri pasar uang
3. Untuk mengetahui pelaku dalam pasar uang
4. Untuk mengetahui jenis dan manfaat dari pasar uang
5. Untuk mengetahui indikator pasar uang
6. Untuk mengetahui contoh kasus terkait pasar uang

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pasar Uang
Pasar uang merupakan tempat pertemuan antara pihak yang bersurplus dana
dengan pihak yang berdefisit dana, di mana dananya berjangka pendek. Pasar uang
(money market) juga merupakan mekanisme untuk memperdagangkan dana jangka
pendek, yaitu dana berjangka waktu kurang dari satu tahun. Kegiatan di pasar uang ini
terjadi karena ada dua pihak, pihak pertama yang kekurangan dana yang sifatnya
jangka pendek, pihak kedua memiliki kelebihan dana dalam waktu jangka pendek
juga. Mereka itu dipertemukan di dalam pasar uang, sehingga unit yang kekurangan
memperoleh dana yang dibutuhkan sedangkan unit yang kelebihan dana memperoleh
penghasilan atas uang yang berlebih tersebut.
Pengertian pasar uang dalam teori ekonomi bukanlah suatu tempat secara fisik
orang berjualan dan menjalankan barang dagangannya. Pasar diartikan secara lebih
luas dan bstrak namuntetap mencakup pasar dalam pengertian sehari-hari, yaitu
pertemuan antara permintaan dan penawaran. Apabila permintaan bertemu penawaran
di pasar, maka akan terjadi transaksi. Transaksi merupakan kesepakatan antara apa
yang diinginkan pembeli dan apa yang diinginkan penjual. Dalam transaksi seperti itu
kedua belah pihak mencapai kesepakatan mengenai dua hal, yaitu harga dan volume
dari apa yang ditransaksikan. Dalam praktik pasar uang yang ditransaksikan adalah
hak untuk menggunakan uang dalam jangka waktu tertentu. Jadi di pasar tersebut
terjadi transaksi pinjam-memnjam dana, yang selanjutnya menimbulkan
utangpiutang.Adapunbarangyangditransaksikandalampasariniadalahsecarikkertasberup
asuratutangataujanjiuntukmembayarsejumlahuangtertentu pada waktu
tertentu pula. Tujuan pasar uang untuk memberikan alternatif, baik bagi lembaga
keuangan bank maupun bukan bank untuk memperoleh sumber dana atau
menanamkan dananya.

2. Ciri-ciri Pasar Uang


Berkaitan dengan pasar uang ini, Pandji Anoraga dan Piji Pakarti menjelaskan
bahwa ada beberapa ciri dari pasar uang yaitu:
1. Jangka waktu uang yang diperdagangkan masanya pendek
2. Tidak terikat pada tempat dan waktu
3. Pada umumnya supply dan demand bertemu secara langsung dan
tidak perlu ada guarator dan underwriter.

3. Pelaku Pasar Uang


Para pelaku pasar uang, yaitu mereka yang meminjam dana (demander)dan
mereka yang meminjamkan dana (supplier) antara lain:
1) Pemerintah
Pemerintah adalah peminjam terbesar di pasar uang dan tidak pernah berperan
sebagai pemberi pinjaman. Pemerintah Indonesia menerbitkan Sertifikat Bank

2
Indonesia (SBI) untuk memperoleh dana jangka pendek yang akan digunakan untuk
membiayai pengeluaran pemerintah dan akan dibayar dari penerimaan pajak.
2) Bank Sentral
Bank sentral berperan sebagai agen yang mendistribusikan sekuritas
pemerintah seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Bank sentral mengendalikan SBI
untuk mengendalikan jumlah uang beredar yang pada akhirnya mengendalikan
inflasi, yang merupakan tugas utama bank sentral. Bila jumlah uang beredar terlalu
banyak sehingga mengakibatkan inflasi, bank sentral dapat menekannya dengan
menjual SBI. Sebaliknya, bila jumlah uang beredar terlalu sedikit sehingga
mengakibatkan pertumbuhan yang rendah, maka bank sentral dapat menambahnya
dengan cara membeli SBI dari masyarakat. Aktivitas tersebut disebut operasi pasar
terbuka.
3) Bank Komersil
Bank komersil memegang sekuritas pemerintah yang aman karena resiko yang
rendah sebagai cadangan sekunder. Bank komersil dilarang dengan regulasi untuk
memegang sekuritas yang beresiko seperti saham dan obligasi perusahaan. Oleh
karena itu, kepemilikan sekuritas pemerintah oleh bank komersial dapat sedikit
dipaksakan.
4) Sektor Bisnis
Perusahaan besar aktif dalam melakukan jual beli instrument pasar uang untuk
dua tujuan, yaitu untuk menyimpan kelebihan dananya dan memperoleh
pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan menyimpan dananya di bank yang
relatif lebih rendah karena dibatasi oleh regulasi dan juga untuk mencari dana
pinjaman jangka pendek dengan biaya yang relatif lebih murah karena adanya skala
ekonomis.
5) Perusahaan Sekuritas dan Investasi, antara lain:
a. Perusahaan sekuritas
Perusahaan sekuritas mendiversifikasikan bisnisnya dengan aktif dalam pasar
uang sebagai dealers, yang memiliki persediaan dana dan siap melakukan
jual/beli sekuritas pasar uang. Keberadaan mereka sebagai dealers
membantu terbentuknya pasar sehingga disebut sebagai pencetus pasar.
b. Perusahaan pembiayaan
Perusahaan pembiayaan berpartisipasi di pasar uang dengan menerbitkan
Commercial papers (CP) secara berkelanjutan untuk memperoleh dana yang
dialokasikan untuk memberikan pinjaman kepada konsumen dan sektor bisnis.
c. Perusahaan asuransi
Perusahaan asuransi nonjiwa/umum mengalokasikan sebagian besar dananya
ke dalam sekuritas yang likuid, karena perusahaan ini menghadapi kebutuhan
dana yang tidak dapat diprediksi dengan tepat berkenan dengan
banyak kejadian dan sifat kontraknya yang berjangka pendek.

d. Dana pensiun
Dana pensiun menginvestasikan sebagian dananya dipasar uang untuk
sementara waktu (untuk mencari keuntungan jangka pendek) sampai ada
peluang investasi lain yang lebih menguntungkan.
6) Individu

3
Karena instrument pasar uang dijual dalam jumlah besar, individu (investor kecil)
tidak dapat berpartisipasi secara langsung. Perusahaan investasi memfasilitasi
mereka melalui Money Market Mutual Funds (MMMF) yang menjual unit penyertaan
kepaa investor kecil dan mengalokasikan dananya untuk
membeli instrument pasar uang.

4. Jenis dan Manfaat Pasar Uang


Ada dua jenis dari pasar uang, yaitu:
1) Pasar uang secara langsung (direct and negotiated) atau pasar uang bagi nasabah
(customer money market), dapat ditemui pada setiap tempat di mana bank dan
lembaga keuangan lainnya, termasuk di dalamnya bank-bank koresponden (the
bank correspondents) yang menawarkan dana-dana kepada nasabah setempat
(local customers) dan turut menyalurkan dana dan memberikan pinjaman secara
langsung (direct landing).
2) Pasar uang yang sifatnya bagi siapa saja (impersonal) atau pasar uang terbuka
(open money market), yaitu suatu pasar yang fasilitasnyasangat kompleks,
dimana dana-dana yang menganggur dari berbagai provinsi(pelosok Tanah Air)
dipertukarkan atau dialihkan melalui berbagai perantara perdagangan efek
(intermediaries). Bank sentral, bank komersil atau perusahaan- perusahaan yang
dananya menganggur, berbagai perusahaan asuransi, perusahaan- perusahaan
asing menyalurkan dana-dana yang dimilikinya kepada siapa saja
yang memerlukan dengan pinjaman jangka pendek.
Manfaat pasar uang, yaitu:
1) Terpenuhi kebutuhan dana jangka pendek bagiperusahaan, lembaga
keuangan dan pemerintah dari overnight sampai tempo satu tahun.
2) Bagi pihak yang kekurangan dana akan mendapat manfaat, yaitu mudah dan
cepat mengatasi kesulitan keuangan, biaya relatif murrah.
3) Bagi pihak yang kelebihan dana, pasar uang dapat dimanfaatkan untuk
menyalurkan dana yang tidak terpakai, peluang untuk menambah pendapatan
dan sekaligus dapat mengurangi resiko finansial.
4) Bagi pihak perbankan, pasar uang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
likuiditasnya agar saldo giro pada Bank Sentral tidak negatif akibat kegiatan kliring.
Dengan adanya pasar uang juga membantu melaksanakankebijakan moneter dan
sebagai sarana untuk memeriksa secondary reserve.

4
5. Indikator Pasar Uang
Indikator pasar uang sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidakmengamati
perkembangan pasar uang, indikator pasar uang meliputi:
1) Suku bunga pasar uang antar bank (Rp) yaitu tingkat bunga yang dikenakan oleh
bank terhadap bak lain dalam hal pinjam meminjam dana dalam bentuk rupiah.
2) Volume transaksi pasar uang antar bank (Rp) yaitu jumlah transaksi antar bank
dalam hal penjam meminjam dalam bentuk rupiah.
3) Suku bunga pasar uang antar bank (US$) yaitu tingkat bunga yang dikenakan oleh
bank terhadap bak lain dalam hal pinjam meminjam dana dalam bentuk US$.
4) Volume transaksi pasar uang antar bank (US$) yaitu jumlahtransaksi antar bank
dalam hal penjam meminjam dalam bentuk US$.
5) JIBOR (Jakarta Interbank Offered) yaitu suku bunga yangditawarkan untuk
transaksi pinjam meminjam antar bank.
6) Suku bunga deposito (Rp) yaitu tingkat bunga yang diberikan kepada deposan yang
mendepositikan uangnya dalam bentuk rupiah.
7) Suku bunga deposito (US$) yaitu tingkat bunga yang diberikan kepada deposan
yang mendepositokan uangnya dalam bentuk US$.
8) Nilai tukar rupiah (kurs) yaitu harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya
atau nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya.
9) Suku bunga kredit yaitu tingkat bunga kredit yang dikenakan bank atau
lembaga keuangan lainnya kepada para kreditor.
10) Inflasi yaitu kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus
menerus suatu waktu tertentu.
11) Indeks Harga Konsumen (IHK) yaitu angka indeks yang menujukkan tingkat harga
barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam suatu periode tertentu.
12) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yatiu instrumen investasi jangka pendek yangbebas
resiko.

6. Contoh Kasus Pasar Uang


1) Pemaparan kasus
Profil Perusahaan
Nama Perusahaan :Bank Century
Jenis Lembaga :Lembaga Keuangan

Sejarah Singkat
Pada tanggal 19 April Bank Century memperoleh izin usaha sebagai
BankUmum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui Surat
Keputusan No.462/KMK.013/1990. Pada tanggal 22 April 1993, Bank Century
memperoleh peningkatan status menjadi Bank Devisa dari Bank Indonesia
melalui Surat Keputusan No. 26/5/KEP/DIR. Bank Century memulai operasi
komersialnya pada bulan April 1990. Anggaran Dasar Bank Century telah
beberapa kali berubah, terakhir sesuai Akta No. 159 tanggal 29 Juni 2005
dari Buntario Tigris Darmawa NG, SH, S.E, notaris di Jakarta. Perubahan
anggaran dasar ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia No. C-20789.HT.01.04.TH.2005 tanggal 27 Juli 2005.

5
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan usaha
adalah menjalankan kegiatan umum perbankan termasuk berdasarkan
prinsip syariah.Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank
Indonesia No.6/92/KEP.GBI/2004 tanggal 28 Desember 2004, menyetujui
perubahan nama PT Bank CIC Internasional Tbk menjadi PT Bank Century
Tbk dan izin untuk melakukan usaha sebagai bank umum berdasarkan
Keputusan Menteri KeuanganRepublik Indonesia No. 462/KMK.013/1990
tanggal 16 April 1990 tentang Pemberian Izin Usaha, nama PT Bank CIC
Internasional Tbk dinyatakan tetap berlaku bagi PT Bank Century Tbk.
Bank Century berdomisili di Indonesia dengan 27 Kantor Cabang Utama, 30
Kantor Cabang Pembantu dan 8 Kantor Kas. Kantor Pusat Bank beralamat di
Gedung Sentral Senayan II, Jl. Asia Afrika No. 8
Jakarta. Dari jumlah kantor tersebut diatas yang beroperasi sebanyak 63
kantor.
Kisah Bank Century berawal dari tahun 1989 ketika didirikan, hingga
20November 2008 saat ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai Bank Gagal
yang memiliki dampak sistemik. Ada beberapa catatan penting terkait
perjalanan Bank Century. PT Bank Century Tbk didirikan berdasarkan Akta
No. 136 tanggal 30Mei 1989 yang dibuat Lina Laksmiwardhani, SH, notaris
pengganti Lukman Kirana, SH, notaris di Jakarta. Disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C.2-
6169.HT.01.01.TH 89 tertanggal 12Juli 1989. Didaftarkan kePengadilan
Negeri Jakarta Selatan pada 2 Mei 1991dengan No. 284/Not/1991.

2) Pembahasan Kasus
Kebangkrutan Bank Century
Masalah yang terjadi di Bank Century merupakan masalah internal yang dilakukan
oleh pihak manajemen bank yang berhubungan dengan klien mereka :
Penyimpangan dana untuk peminjam $ 2,8 milyar (Rp 1,4 triliun Bank Century
pelanggan dan pelanggan delta Antaboga Securities Indonesia adalahRp 1,4
Triliiun). Penjualan produk-produk investasi fiktif Antaboga Delta Securities
Indonesia. Jika produk tidak perlu mendaftar BI dan Bappepam LK. Kedua Point
tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi Nasabah Bank Century dan
Uang para nasabah pun yang ada di Bank Century tidak bisa dicairkan dan tidak ada
uang tidak dibayar oleh pelanggan.
Setelah tanggal 13 November 2008, Pelanggan Bank Century tidak dapat
melakukan transaksi dalam bentuk devisa, kliring dan tidak dapat mentransfer juga
tidak bisa karena Bank Century tidak mampu untuk melakukannya. Bank hanya
dapat mentransfer uangketabungan.Jadi uang itu tidak bisa keluar dari bank. Hal ini
terjadi pada semua pelanggan Bank Century. Nasabah bank yang merasa dikhianati
dan dirugikan karena banyak menyimpan uang di bank century, tapi sekarang bank
tersebut tidak bisa dilikuidasi. Pelanggan mengasumsikan bahwa Bank Century
Memperjual belikan produk investasi ilegal. Alasannya adalah investasi dipasarkan
Antaboga Century Bank tidak terdaftar di Bapepam LK. Dan benar manajemen Bank
Century tahu bahwa produk adalah ilegal. Kasusini dapat mempengaruhi bank lain,

6
di mana orang tidak percaya bahwa merekalebih terhadap sistem perbankan
nasional. Kasus Bank Century, sehingga bisa menyakiti bank di Indonesia, bahkan
dunia.
Berdasarkan kasus Bank Century diatas menimbulkan dampak yang cukup besar
terhadap perekonomian Indonesia sendiri. Karena menyeret banyak pejabat-
pejabat penting. Dan lebih khususnya adalah masalah pergerakan harga saham
yang terus mengalami penurunan akibat dari dampak sistemik kasus Bank Century
ini.
Kebangkrutan PT Bank Century Tbk tidak mungkin terjadi begitu saja, ada beberapa
hal yang menyebabkan kebangkrutan bank century antara lain penyimpangan
manajemen dan pengawasan BI yang tidak efektif yang diduga menjadi penyebab
utama bank itu akhirnya mengalami kebangkrutan. Beberapa
Penyebab bangkrutnya bank Century:
a. Penyimpangan Manajemen
Modus kejahatan perbankan yang diduga dilakukan manajemen Bank Century
adalah penempatan dana yang sembrono di pasar uang (money market). Hal ini
terlihat dari penyimpangan yang dilakukan manajemen Bank Century yang
memiliki kewajiban surat berharga valas sebesar US$ 210 juta. Kasus itu
menunjukkan manajemen Bank Century tidak mengindahkan prinsip kehati-
hatianperbankan.
b. Pengawasan BI yang lemah
BI ternyata pernah memberikan kelonggaran aturan kepada Bank Century, yakni
dengan memasukkan surat-surat berharga (SSB) yang macet ke kategori lancar.
Hal itu dilakukan agar Bank Century tidak perlu menyisihkan provisi
(pencadangan) atas SSB yang macet itu, sehingga tidak menggerus modalnya.
Yang harus dipertanyakan sejauhmana keefektifan Direktorat
PengawasanPerbankan BI karena selama ini manajemen Bank Century
memberikan laporan harian dan mingguan sehingga kesehatan perbankan pasti
terpantau. Di samping itu, Bapepam selaku otoritas pasar modal
harusnyajugabertanggungjawabkarena Bank Century merupakan
perusahaan publik. Kasus Bank Century inimenunjukkan ada praktik-praktik
yang menyimpang di bank sentral menyangkut tes kelayakan dan kepatutan (fit
and proper test) yang tidak akurat.BI juga dinilai gagal dalam menciptakan tata
kelola yang baik (good corporate governance dan good governance). Kesehatan
merupakan hal yang paling penting di dalamberbagai bidang kehidupan, baik
bagi manusia maupun perusahaan.
c. Kesehatan Bank
Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu
memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai
dengan peraturanperbankan yang berlaku.
Pengertian tentang kesehatan bank diatas merupakan suatu batasan yang
sangat luas, karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan bank untuk
melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya kegiatan tersebut meliputi:
- Kemampuan menghimpun dana masyarakat dari lembaga lain dan dari
modal sendiri
- Kemampuan mengolah dana

7
- Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat
- Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik
modal dan pihak lain
- Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku
d. Aturan Kesehatan Perbankan
Berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas
UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, pembinaan dan pengawasan bank
dilakukan oleh Bank Indonesia. UU tersebut lebih lanjut menetapkan bahwa:
Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan
ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas,
solvabilitas & aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib
melakukan kegiatanusaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah dan
melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak
merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya
kepada bank. Bank wajib menyampaikan kepada BI segala keterangan dan
penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh BI.
Bank atas permintaan BI, wajib memberikan kesempatan bagi pemeriksaan
buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya serta wajib memberikan
bantuan yang diperlukan dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala
keterangan, dokumen dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank yang
Bersangkutan
Bank Indonesia melakukan pemeriksaaan terhadap bank, baik secara berkala
maupun setiap waktu apabila diperlukan, BI dapat menugaskan akuntan
publikuntuk dan atas nama bank Indonesia melaksanakan pemeriksaan terhadap
bank. Bank wajib menyampaikan kkca, perhitungan laba rugi tahunan
danpenjelasannya, serta laporan berkala lainnya dalam waktu dan bentuk yang
ditetapkan oleh BI. Neraca dan perhitungan laba rugi dalam waktu dan bentuk
yang ditetapkan BI.

Akibat Manajemen Buruk dan Krisis Global


Bank century menjadi bangkrut karna terjadi kesalahan didalam memanajemen
resiko institusi perbankan mereka, belum lagi ada bantuan dari dalam bank century
sendiri untuk menggembosi bank century sendiri setelah terjadi fasilitas pinjaman
jangka pendek (FPJP) ataupun bailout / dana pinjaman. Secara global bank century
adalah contoh nyata terjadinya ketidak patuhan terhadap hukum perbankan yang
berlaku, khususnya hukum manajemen resiko dan manajemen perbankan pada
umumnya, sehingga mudah sekali terjadi kehancuran sedikit demi sedikit, secara
jujur manajemen bank century adalah salah satu contoh dimana ketidak patuhan
terhadap hukum perbankan dari manajemen resiko dan manajemen perbankan akan
berujung pada kebangkrutandan kehancuran yang nyata.
Hancurnya Bank Century sehingga harus diselamatkan oleh pemerintah
melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melalui suntikan dana Rp 6,7 triliun
terjadi karena perpaduan pengurusan bank yang mengarah pada tindak kriminal
serta krisis ekonomi global yang terjadi. Surat-surat berharga bodong yang ada di
Century menjadi salah satu pemicu bobroknya kondisi bank tersebut. Belakangan
dilihat ada pengaruh Antaboga, masalah surat bodong itu pasti ada pengaruhnya

8
dari Bank Century. Tetapi diperburuk karena kondisi krisis global, kalau keadaan
seperti itu tidak dalam krisis global, maka tidak akan meletus seperti itu. namun
suatu saat pasti akan meletus juga,” tutur Miranda Goeltom usai rapat dengan
Pansus Century di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
PT Bank Century Tbk (BCIC) pada awalnya ternyata agen penjual produk
investasi yang diterbitkan PT Antaboga Delta Sekuritas. Hal itu diketahui
berdasarkan pemeriksaan awal Bank Indonesia (BI) pada 2005. Tapi, dari
penelusuran BI diketahui produk yang dijual tidak mempunyai izin dari
Bapepam,” kata Deputi Gubernur BI, Siti Ch Fadjrijah dalam pertemuan dengan
Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat

Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek


Kisah pemberian fasilitas pendanaan bermula ketika Bank Century mengalami
kesulitan likuiditas pada Oktober 2008. Manajemen Bank Century mengirim surat
kepada Bank Indonesia pada tanggal 30 Oktober 2008. Mereka meminta fasilitas
laporan aset senilai Rp 1 triliun. Direktur Pengawasan Perbankan Zainal Abidin,
yang mendapat tembusan permohonan dari Bank Century, mengirimkan laporan
tertulis kepada Boediono dan Fadjrijah pada 30
Oktober 2008.
Century tak memenuhi syarat untuk mendapat fasilitas pendanaan jangka pendek.
Penyebabnya, masalah kesulitan likuiditas Century sudah mendasar akibat
penarikan dana nasabah dalam jumlah besar secara terus-menerus. Century
juga insolvent karena rasio kecukupan modal (CAR)-nya hanya 2,02 persen.
Padahal, sesuai dengan aturan Nomor 10/26/PBI/2008 tertanggal 30
Oktober2008, syarat untuk mendapat bantuan itu adalah CAR harus 8 persen.
Ini yang membuat audit Badan Pemeriksa Keuangan atas Century menyimpulkan
adanya ketidaktegasan Bank Indonesia terhadap bank milik Robert Tantular itu.
Bank Indonesia diduga mengotak-atik peraturan yang dibuat sendiri agar Century
bisa mendapat Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP).
Bank Indonesia mengubah Peraturan Bank Indonesia No 10/26/PBI/2008
mengenai persyaratan pemberian FPJP dari semula dengan CAR 8 persen menjadi
CAR positif. BPK menduga perubahan ini hanya rekayasa agar Century mendapat
fasilitas pinjaman itu. Karena menurut data BI, posisi CAR bank umum per 30
September 2008 berada di atas 8 persen, yaitu berkisar 10,39-476,34 persen.
Menurut BPK, satu-satunya bank yang CAR-nya di bawah 8 persen hanya
Century. BI akhirnya menyetujui pemberian FPJP kepada Century sebesar Rp
502,07 miliar, karena CAR Century sudah memenuhi syarat PBI. Belakangan, BI
bahkan memberi tambahan FPJP Rp 187,32 miliar. Sehingga total FPJP yang
diberikan BI kepada Century sebesar Rp 689 miliar. BPK akhirnya mencium
kejanggalan karena posisi CAR Century ternyata sudah negatif 3,53 sejak sebelum
persetujuan FPJP. Dengan demikian, BPK menilai Bank Indonesia telah
melanggar PBI No 10/30/PBI/2008 yang menyatakan bank yang dapat
mengajukan FPJP adalah bank dengan CAR positif. Selain itu, jaminan FPJP
Century hanya Rp 467,99 miliar atau hanya 83 persen. Ini melanggar PBI No
10/30/PBI/2008 mengenai jaminan kredit.
Berikut kronologi pemberian FPJP Bank Indonesia kepada Century sepertidikutip
dari hasil audit BPK atas Bank Century:

9
- 30 September 2008
Rasio kecukupan modal (CAR) Bank Century positif 2,35 persen. Menurut
Peraturan Bank Indonesia No 10/26/PBI/2008, bank penerima FPJP harus
memiliki CAR minimal 8 persen. Dengan demikian Century tidak
memenuhisyarat memperoleh FPJP.
- 30 Oktober 2008
Bank Century mengajukan report aset kredit kepada Bank Indonesia sebesar
Rp 1triliun.
- 14 November 2008
BI mengubah PBI mengenai persyaratan pemberian FPJP dari semula CAR
8 persen menjadi CAR positif. Pada hari yang sama, BI menyetujui
pemberian FPJP kepada Century sebesar Rp 502,07 miliar, karena CAR
Century sudah memenuhisyarat PBI.
- 14 November 2008, pukul 20.43 WIB
Bank Indonesia mencairkan FPJP Century Rp 356,81 miliar.
- 17 November 2008
BI kembali mencairkan 145,26 miliar.
- 18 November 2008
BI memberi tambahan FPJP Rp 187,32 miliar, sehingga total FPJP
yang diberikan BI kepada Century sebesar Rp 689 miliar.

Permasalahan Kasus
Kebangkrutan PT Bank Century Tbk tidak mungkin terjadi serta-merta.
Penyimpangan manajemen dan pengawasan BI yang tidak efektif diduga menjadi
penyebab utama bank itu akhirnya mengalami kebangkrutan. ”Modus kejahatan
perbankan yang diduga dilakukan manajemen Bank Century adalah penempatan
dana yang sembrono di pasar uang (money market-red),” kata Pengamat ekonomi
Ichsanuddin Noorsy, Hal ini terlihat dari penyimpangan yang dilakukan manajemen
Bank Century yang memiliki kewajiban surat berharga valas sebesar US$ 210 juta.
Kasus itu menunjukkan manajemen Bank Century tidak mengindahkan prinsip
kehati-hatian perbankan. Akibatnya, ketika surat utangsenilai US$ 56 juta jatuh
tempo, tidak mampu dibayar, padahal pemegang saham pengendali memiliki dana di
bank luar negeri. Ia menyatakan kecurangan yang dilakukan manajemen (pemegang
saham pengendali), yakni menjamin surat utang itu dalam rekening penampung di
Bank Dresdner Luxemburg yang jumlahnya US$ 230 juta. BI seharusnya
memerintahkan pemegang saham pengendali untuk mencairkan uang dari
rekening penampung untuk memenuhi kewajiban yang
jatuh tempo.
BI juga dinilai gagal dalam menciptakan tata kelola yang baik (good corporate
governance dan good governance) serta lemahnya pengawasan berbasis risiko.
Pengamat perbankan Iman Sugema mendesak agar kejahatan perbankan yang
dilakukan pemegang saham pengendali dan manajemen Bank Century segera
dituntaskan. ”Tidak mungkin Bank Century serta-merta bangkrut tanpa
didahului kecerobohan berbagai pihak,” tandasnya.
Kasus bank century merupakan kasus penyalahgunaan kebijakan dana
talangan dari Bank Indonesia kepada Bank Century yang total nya mencapai Rp

10
6,7 triliun. Dana talangan ini di indikasikan merugikan negara karena banyak nya
trnasaksi – transaksi yang fiktif. Banyak dana talangan bank century yang tidak
sesuai dengan keadaan yang sebenar nya, dalam masalah century ini sebenar nya
adalah masalah krisis keuangan yang dialami oleh bank century dan anggap
pemerintah akan berdampak sistemik terhadap keuangan negara apabila tidak
mendapatkan kucuran dana talangan. Bank century adalah bank kecil sehingga
banyak publik yang mempertanyakan dana talangan yang sebesar Rp 6,7 Triliun,
sedangkan menurut pandangan para ahli keuangan yang ada, bahwa krisis yang di
alami oleh bank century tidak akan berdampak pada keuangan negara atau
sistemik.

Pengambilalihan Bank Century Kepada Pemerintah Melalui LPS


Mulai tanggal 21 November 2008, PT. Bank Century Tbk diambil alih oleh Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS), untuk selanjutnya tetap beroperasi sebagai Bank Devisa
penuh yang melayani berbagai kebutuhan jasa perbankanbagi para
nasabahnya.Pengambilalihan bank tersebut oleh lembaga Pemerintah ini
dimaksudkan
untuk lebih meningkatkan keamanan dan kualitas pelayanan bagi para nasabah. Tim
manajemen baru yang terdiri dari para profesional telah ditunjuk hari ini untuk
mengelola dan meningkatkan kinerja bank.Beberapa waktu lalu diberitakan bahwa
terdapat minat dari investor untuk mengakuisisi bank ini. Namun karena proses
akuisisi tersebut memakan waktu, maka demi memberi rasa aman dan
kepastiansegera bagi para nasabah Bank Century, Pemerintah dan Bank Indonesia
melalui Komite Stabilitas Sistem
Keuangan (KSSK) memutuskan pengambil alihan bank tersebut oleh LPS.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasar uang (money market) merupakan mekanisme untuk memperdagangkan
danajangka pendek, yaitu dana berjangka waktu kurang dari satu tahun. Kegiatan di
pasar uang ini terjadi karena ada dua pihak, pihak pertama yang kekurangan dana yang
sifatnya jangka pendek, pihak kedua memiliki kelebihan dana dalam waktu jangka
pendek juga. Mereka itu dipertemukan di dalam pasar uang, sehingga unit yang
kekurangan memperoleh dana yang dibutuhkan sedangkan unit yang kelebihan dana
memperoleh penghasilan atas uang yang berlebih tersebut.
Ada beberapa ciri dari pasar uang yaitu: jangka waktu uang yang diperdagangkan
masanya pendek, tidak terikat pada tempat dan waktu, pada umumnya supply dan
demand bertemu secara langsung dan tidak perlu ada guarator dan underwriter.
Para pelaku pasar uang, yaitu mereka yang meminjam dana (demander) dan mereka
yang meminjamkan dana (supplier). Ada dua jenis dari pasar uang, yaitu pasar uang
secara langsung (direct and negotiated) atau pasar uang bagi nasabah (customer
money market) dan pasar uang yang sifatnya bagi siapa saja (impersonal) atau pasar
uang terbuka (open money market).
Indikator pasar uang sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidak mengamati
perkembangan pasar uang, indikator pasar uang meliputi: suku bunga pasar uang antar
bank (Rp), volume transaksi pasar uang antar bank (Rp), suku bunga pasar uang antar
bank (US$), volume transaksi pasar uang antar bank (US$), JIBOR (Jakarta Interbank
Offered), suku bunga deposito (Rp), suku bunga deposito (US$), nilai tukar rupiah
(kurs), suku bunga kredit, inflasi, Indeks Harga Konsumen (IHK),
Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

12
DAFTAR PUSTAKA

Soemirta, Andri. 2014 Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, hlm.
201

Mangani, Ketut Silvanita. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Erlangga,
hlm. 87-89

Manan, Abdul. 2009. Aspek Hukum dan Penyelenggaran Investasi di Pasar Modal
Syariah Indonesia. Jakarta: Kencana, hlm 18-19

Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Linnya. Depok: Rajawali Pers. Dahlan,
Siamat. 2014. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: FE Universitas
Indonesia

13

Anda mungkin juga menyukai