BAB 6
PENGORGANISASIAN PESAN BISNIS
Dosen Pengampu: Ni Putu Nita Anggraini, SE, MM
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK: 1
1
DAFTAR ISI
2
BAB 6
PEMBAHASAN
3
1. Menetapkan ide gagasan pokok
Semua pesan bisnis memiliki tujuan umum dan tujuan spesifik. Setiap
pesan bisnis memiliki satu ide/gagasan pokok. Ide/gagasan pokok
merupakan inti atau tema sentral pesan. Dalam Bab 5 telah disebutkan
adanya tiga teknik untuk menentukan ide/ gagasan pokok, yaitu
brainstorming, minta petunjuk atasan, dan mengulang kebiasaan
2. Mengelompokkan ide/gagasan
Ide pokok biasanya didukung oleh beberapa ide pendukung. Dalam
menyiapkan pesan yang panjang dan kompleks, pembuatan diagram
skematis atau kerangka akan membantu membayangkan hubungan antara
bagian-bagian pesan.
1. Direct request
Direct request atau permintaan langsung adalah pesan yang
penyampaiannya langsung pada poin yang dituju, dapat berbentuk
surat dan memo. Misalnya, membuat surat penawaran kepada
audiens yang tertarik dan memiliki hasrat tinggi terhadap suatu
produk. Permintaan langsung sebaiknya menggunakan pendekatan
langsung
4
2. Pesan rutin, good news atau good will.
Pesan rutin adalah pesan atau informasi yang disampaikan secara
rutin yang merupakan bagian dari bisnis tetap. Penerima pesan
rutin pada umumnya bersikap netral. Good news atau good will
adalah berita baik yang menimbulkan reaksi positif dari penerima.
Misalnya, informasi penurunan harga, undangan, ucapan selamat,
dan lain-lain. Pesan-pesan seperti itu sebaiknya disusun dengan
pendekatan langsung karena reaksi audiens netral atau positif.
3. Bad news
Bad news adalah pesan-pesan yang tidak menyenangkan dan
berpotensi menimbulkan kekecewaan. Misalnya. penolakan
lamaran kerja. penolakan kredit penurunan pangkat dan
rasionalisasi pekerja. Pesam seperti itu sebaiknya menggunakan
pendekatan tak langsung. Inti pesan dibuat dengan bahasa yang
halus dan tidak ditempatkan di bagian awal.
4. Pesan Persuasif
Pesan Persuadif bertujuan membujuk dan penerima tidak tertarik
pada pesan tersebut. Ada kemungkinan penerima akan bereaksi
negatif. Oleh karena itu, sebaiknya pesan disusun dengan
pendekatan tak langsung.
5
Setiap organisasi pada umumnya memiliki gaya tersendiri dan
menggunakan kosakata tertentu yang cenderung sama
2. Correctness (tepat/benar)
Tidak terdapat kesalahan dalam penulisan, format, tanda baca,
peng gunaan kata, ejaan, dan tata bahasa. Penggunaan kata-kata
dan istilah (jargon) yang tidak familiar akan membingungkan
para audiens.
3. Conciseness (ringkas)
Menggunakan kata, kalimat. dan paragraf yang relevan secara
ringkas. Tidak menggunakan kata-kata yang mubazir dan tidak
mengulang kata kata yang tidak perlu. Penggunaan kalimat aktif
diutamakan karena lebih mantap, ringkas, dan secara umum
6
lebih mudah dipahami. Kalimat pasif hanya dipergunakan untuk
memperlunak berita buruk.
5. Concreteness (tepat)
Tidak menimbulkan kesalahan interpretasi karena disajikan
secara spesifik dan tidak biasa.
6. Completeness (lengkap)
Memberikan informasi lengkap sesuai kebutuhan dan keinginan
penerima. Informasi yang tidak lengkap bisa mengakibatkan
kerugian (misalnya, gagalnya penjualan, rugi waktu,
pengembalian barang, dan kehilangan pelanggan potensial).
7
Paragraf bisa dikembangkan dengan banyak cara. Terdapat lima
teknik yang paling umum dipergunakan untuk mengembangkan paragraf,
yaitu:
1. Ilustrasi: mengembangkan paragraf menggunakan ilustrasi contoh yang
dapat memperjelas ide pokok.
2. Perbandingan atau kontras: mengembangkan paragraf uraikan
persamaan dan perbedaan.
3. Sebab akibat: mengembangkan paragraf dengan teknik sebab-akibat
dan memusatkan uraian pada alasan-alasan mengenai sesuatu.
4. Klasifikasi: mengembangkan paragraf dengan memecah ide umum
menjadi beberapa katagori spesifik.
5. Masalah dan penyelesaian: mengembangkan paragraph dengan
menyajikan suatu masalah dan kemudian membahas penyelesaian.
8
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Sutrina. 2007. Komunikasi Bisnis.Yogyakarta: Penerbit Andi