Anda di halaman 1dari 6

DEEPER CULTURAL ASSUMPTIONS: HUMAN NATURE, ACTIVITY

AND RELATIONSHIP
Introduction
Bahasan ini ingin menjelaskan tentang bagaimana arti menjadi manusia, dasar
asumsi budaya yang mendasari perilaku mereka menghormati lingkungan
mereka, dan yang terpenting adalah asumsi budaya yang mendasari atau yang
dapat menjelaskan dengan benar dan tepat tentang hubungan antar manusia.
Asumsi ini sangat penting untuk dipelajari terlepas dari beberapa asumsi seperti
waktu, ruanng dan arti dari sebuah kebenaran bagi organisasi.
Assumptions Aout Hum!n N!tur"
Setiap budaya memiliki asumsi yang sama tentang apa arti menjadi manusia,
apakah insting dasar manusia, dan perilaku apakah yang dianggap tidak
manusiawi. Menjadi manusia bukanlah hanya sekedar properti, namun terbentuk
dari konstruksi budaya, yang biasanya dikenal sebagai sejarah manusia.
Contohnya adalah perbudakan biasanya dibenarkan dengan mendefnisikan
budak sebagai bukan manusia. Berdasarkan hal tersebut manusia dapat
dikategorikan berbagai macam. Dalam studinya luckhohn dan Strodtbeck
!"#$"% menyatakan bahwa beberapa lingkungan, melihat manusia sebagai
setan, pada dasarnya baik, dan ada pula yang memandang manusia sebagai
keduanya atau netral, dengan maksud bahwa manusia mampu melakukan hal
baik maupun buruk.
&ada tingkatan organisasi, asumsi dasar tentang si'at alamiah manusia sering
kali digambarkan dengan bagaimana karyawan dan manager dipandang. Berikut
ini merupakan e(olusi asumsi tentang manusia yang dikeluarkan oleh western
tradition)
". *uman as rational economic 'actor
+. Manusia adalah mahluk sosial dengan kebutuhan sosial
,. Manusia sebagai pemecah masalah dan aktualisasi diri dengan kebutuhan
untuk ditantang dan menggunakan talenta yang dimilikinya
-. Manusia sebagai makhluk yang kompleks
&ada awalnya teori.teori yang menjelaskan tentang moti(asi karyawan hampir
sepenuhnya dipenuhi dengan asumsi insenti' yang dapat diberikan manajer
kepada karyawannya adalah insenti' yang bersi'at monitery, teori.teori ini
memandang manusia sebagai makhluk ekonomi. /he hawthore Studies
meluncurkan teori baru yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk
sosial, dimana manusia memiliki kebutuhan sosial untuk membangun relasi
dengan kelompok, indi(idu lain. Beberapa teori lainnya menyatakan bahwa
manusia sebagai makhluk yang membutuhkan aktualisasi diri, indi(idu yang
butuh untuk ditantang dan menggunakan talenta yang dimilik. /eori moti(asi
yang dikeluarkan oleh maslow, memberikan hirarki yang dapat menjelaskan
kebutuhan atau need dari manusia. /eori ini menjelaskan bahwa indi(idu
tersebut tidak dapat naik ketingkat kebutuhan yang selanjutnya apabila
kebutuhan yang sebelumnya belum terpenuhi.
Mc0regor !"#$1% menjelaskan manusia dengan theory 2 dan 3. Dalam teori 2,
manusia digambarkan dengan seseorang yang pemalas dan membutuhkan
moti(asi yang bersi'at ekonomis dan perlu untuk dikontrol. 4ne5ecti(e manager
sering sekali membangun asumsi tentang karyawannya melalui theori ini,
dengan mengatakan bahwa karyawan sebagai indi(idu yang pemalas.
Sedangkan e5ecti(e manager membangun asumsinya berdasarkan theori 3,
dimana teori ini menyatakan bahwa manusia pada dasarnya dapat memoti(asi
dirinya sendiri, dan hanya butuh ditantang dan diarahkan bukan dikontrol.
/eori yang paling terbaru masih dibangun berdasarkan bahwa manusia itu
adalah makhluk yang kompleks dan tidak ada penjelasan yang bersi'at uni(ersal
yang mampu menjelaskan tentang si'at alamiah manusia. Dalam teori ini
terdapat beberapa (ariasi dari manusia !"% moti(asi dapat berubah dan tumbuh
seiring dengan perkembangan kematangan dalam siklus kehidupan, !+%
perubahan dalam lingkungan sosial dapat menyebabkan perubahan
keterampilan atau moti(asi yang dibutuhkan dengan situasi yang baru. 6ariasi
tersebut menjadi sangat penting bagi organisasi untuk membentuk kesepakatan
tentang bagaimana atau asumsi apa yang digunakan untuk melihat karyawan
dalam organisasi tersebut. 7ika asumsi tersebut tidak dapat ditentukan, maka
manajer akan menjalankan paktik nya secara tidak konsisten dan akan terjadi
kebingungan dari hasil yang dicapai.
Assumptions Aout Appropi!t" Hum!n Acti#it$
Asumsi ini sangat dekat dengan asumsi tentang si'at alamiah manusia, hal ini
menjelaskan tentang bagaimana manusia membangun atau berperilaku dalam
membangun relasinya dengan lingkungan mereka. /erdapat beberapa asumsi
yang telah berkembang di berbagai lintas budaya, berikut merupakan asumsi.
asumsi tersebut
T%" Doin& Ori"nt!tion
Asumsi 8Doing9 orientation sangat erat kaitannya dengan !"% asumsi bahwa
alam dapat dikontrol dan dimanipulasi, !+% orientasi pragmatis tentang
kenyataan, !,% serta percaya tentang kesempurnaan manusia. Dengan kata lain
hal yang terpenting bagi manusia adalah untuk memiliki tugas dan mengkontrol
secara akti' lingkungan dan takdir yang mereka miliki. /he doing orientation
lebih ber'okus kepada tugas, efsiensi dan penemuan. :rganisasi yang
berlandaskan dengan asumsi ini cenderung untuk tumbuh dan mendominasi
pasar tempat mereka berada.
T%" '"in& Ori"nt!tion
Asumsi 8Being9 :rientation erat kaitannya dengan asumsi bahwa alam itu
memiliki kekuatan dan manusia harus tunduk terhadapnya. :rientasi ini
berimbas pada sejenis 'atalism.dimana si'at manusia tidak dapat mempengaruhi
alam atau lingkungan yang ada disekitarnya maka manusia harus menikmati dan
menerima apa yang telah dia miliki. Manusia harus lebih 'okus tentang apa yang
ada saat ini, menikmati setiap akti(itasnya, dan menerima apapun yang akan
datang. :rganisasi yang memegang asumsi ini mencari celah dalam lingkungan
mereka, yang memperbolehkan mereka untuk bertahan, mencoba menerima
realita yang ada, dibandingkan dengan menciptakan pasar atau mendominasi
beberapa bagian dari lingkungannya.
T%" '"in&(in('"comin& Ori"nt!tion
Assumption Aout T%" N!tur" o) Hum!n R"*!tions%ips
&ada inti setiap budaye terdapat asumsi tentang bagaimana indi(idu
seharusnya berhubungan atau membangun relasi dengan indi(idu
lain untuk membuat sebuah kelompok yang nyaman dan produkti'.
Asumsi ini berkaitan dengan manusia ddialam kelompok itu sendiri,
dan bentuk lingkungan internal yang diciptakan untuk anggota
didalam kelompok tersebut.
Sebagai manusia, indi(idu memiliki beberapa isu mendasar yang
harus disepakati agar dapat memunculkan sebuah perilaku. 4su ini
didasari bahwa manusia memiliki otak dan memiliki sistem kogniti'
yang berkembang, memiliki emosi yang harus diperhatikan, dan
memiliki intensi atau keinginan yang harus dikeluarkan. Beberapa
isu bermunculan dikarenakan hal tersebut, isu tersebut harus
dijawab agar indi(idu dalam kelompk dapat 'okus menjalankan
perannya dalam kelompok. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan
yang muncul)
". 4dentitas dan &eran ) Siapakah saya dalam kelompok ini, dan
apa peran saya;
+. ekuasaan dan &engaruh ) Apakah kebutuhan saya untuk
mampu mempengaruhi orang lain sejalan dengan kekuasaan
yang saya miliki;
,. ebutuhan dan /ujuan) Apakah kelompok tersebut
memperbolehkan saya memenuhi kebutuhan saya;
-. &enerimaan dan 4ntimasi) Apakah saya akan diterima, dihargai
dan dicintai dalam kelompok ini; Seberapa dekat hubungan
saya dengan anggota dalam kelompok ini;
Setiap kelompok, organisasi dan lingkungan akan
mengembangkan solusi yang berbeda untuk setiap permasalahan
ini, tetapi beberapa solusi harus dihasilkan untuk membantu
indi(idu untuk mendapatkan past sel'.oriented de'ensi(e
beha(ior agar mampu untuk ber'ungsi dalam kelompok tersebut
dan mampu menghasilkan atau mengikuti perintah sosial yang
menyediakan pemahaman yang jelas, mengendalikan agresi dan
cinta, dan menjadi penyalur dari intensi dan keinginan indi(idu.
Apabila dibandingkan dengan makrokultur, menjadi bukti bahwa
identitas dasar dari indi(idu dibentuk dari peraturan sosial
disekitar otoritas dan intimasi.
Indi#idu!*ism !nd Co**"cti#ism
Antropolog menganalisa atau mengamati berbagai (ariasi dari
makrokultur memiliki satu dimensi utama yang berbeda dari satu
negara atau etnis, yakni tingkatan indi(idu berdasarkan keutamaan
lingkungan, apakah indi(idu atau secara kelompok. Seluruh
komunitas mengembangkan indi(idualitas dan loyalitas dalam
kelompok, namun mereka memiliki asumsi yang berbeda tentang
apa yang utama pada setiap unit !luckhohn dan Strodtbeck, "#$"%
Berdasarkan studi banding yang dilakukan oleh *o'stede !+11"%
menjelaskan indi(idualitas dan colecti(itas menjadi satu dimensi
pada suatu negara. Dimana amerika, kanada, australia dan < lebih
kearah indi(idualisme, dan china, indonesia, colombia, (ene=uela,
ecuador dan jepang lebih kearah kolekti(itas.
Salah satu yang dapat dilakukan untuk menguji dimensi ini
adalah melihat apakah keinginan kelompok dan indi(idu apakah
sama atau tidak. Dalam praktiknya setiap lingkungan dan organisasi
harus menghormati hal ini, baik indi(idu maupun kelompok. &ada
dasarnya lingkungan yang memilliki si'at indi(idualism
mendefnisikan peran sebagai pencapaian indi(idu, lisensi agresi
melalui pertarungan indi(idual, dan menjunjung tinggi pada
ambisi, dan mendefniskan intimasi dan cinta lebih kearah
indi(idual. Sedangkan pada kolekti(ism, peran lebih kearah
keanggotaan kelompok, lisensi agresi lebih kearah kepada masing.
masing kelompok, tidak mengedepankan ambisi pribadi, dan lebih
mengarahkan intimasi dan cinta pada konteks kelompok
Po+"r Dist!nc"
'!sic C%!r!ct"ristic o) Ro*" R"*!tions%ips
&arson !"#>"% mengeluarkan sebuah teori yang mampu membantu
menganalisa hubungan antar manusia, yang kemudian dikenal
dengan 8pattern (ariable9. /eori ini merupakan karakteristik yang
paling mendasar yang digunakan oleh berbagai teori luckhohn dan
Strodtbeck !"#$"% dan *ampden./urner dan /rompenaars !+111%.
Berikut ini merupakan beberapa pertanyaan yang dapat
dipertanyakan dalam sebuah hubungan relasi antar manusia)
". Derajat atau tingkatan emosional) apakah hubungan tersebut
bersi'at pro'esional, seperti dokter.pasien atau lebih
melibatkan emosi, seperti persahabatan
+. Degree o' Specifcity and di5useness) apakah hubungan
tersebut sangat spesifk, hanya dijalankan berdasarkan satu
alasan saja, seperti hubungan sales.consumen atau melebur
seperti dikebanyakan hubungan persahabatan
,. Degree o' <ni(ersalism (s particularism) apakah anggota
dalam kelompok ini memandang satu sama lain secara
uni(ersal, berdasarkan stereotype sama seperti dikebanyakan
hubungan pro'esional atau memandang satu sama lain secara
8particular9 sebagai manusia secara keseluruhan, seperti pada
hubungan suami.istri atau persahabatan
-. Degree o' status ascription (s achie(ement) Apakah teradapat
penghargaan sosial, seperti status, ataukah berdasarkan status
yang diperoleh indi(idu tersebut dari lahir, atau berdasarkan
usaha yang dia lakukan
eseluruhan dimensi tersebut mengidentifkasi area.area spesifk
dimana perbedaan dalam makrokultur memberikan pengaruh yang
cukup besar. &erbedaaan tersebut membawa perbedaan kedalam
permasalahan komunikasi dalam kelompok multikultural.
&ermasalahan dalam mendefnisikan etika bisinis yang didasaran
dari dimensi tersebut bagi seorang manager yang berasal dari
negara yang menganut indi(idualism sangat sulit untuk bekerja
pada negara yang memiliki kultur kolektifsm. Mendapatkan
pemahaman yang sama pada isu.isu diatas menjadi sangat penting
bagi sebuah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh kelompok.
kelompok multikultural, dimana tiap anggotanya memiliki asumsi
yang berbeda tentang hubungan keseluruhan dalam dimensi
tersebut.
Ru*"s o) Int"r!ction(T%" ,oint E-"ct o) Tim", Sp!c", !nd
R"*!tions%ip Assumptions
Summ!r$ !nd Conc*usions

Anda mungkin juga menyukai