dalam garis besarnya meliputi tiga hal sebagai berikut : a). Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya; b). Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat; dan c). Turut Serta membangun tatanan perekonomian nasional Koperasi pertama muncul di Eropa pada saat terjadinya revolusi industri. Koperasi sendiri berasal dari kata Cooperation atau dalam bahasa Indonesia artinya bekerjasama. Pada saat revolusi industri, kebanyakan para pemegang alat produksi berlaku serakah dengan memberikan upah yang kecil dan jam kerja yang panjang bagi para pekerjanya, sehingga menimbulkan gerakan dari para pekerja untuk menyejahterakan diri mereka. Lahirnya koperasi pertama di Inggris yang terkenal dengan nama Koperasi Rochdale di bawah pimpinan Charles Howart (tahun 1844), karena tatanan ekonomi yang berbasis kapitalisme mengesahkan keserakahan dan melahirkan persaingan bebas yang tidak terbatas. Pada awalnya, Koperasi Rochdale berdiri dengan usaha penyediaan barang-barang konsumsi untuk keperluan sehari-hari. Akan tetapi seiring dengan terjadinya pemupukan modal koperasi, koperasi mulai merintis untuk memproduksi sendiri barang yang akan dijual. Kegiatan ini menimbulkan kesempatan kerja bagi anggota yang belum bekerja dan menambah pendapatan bagi mereka yang sudah bekerja. Pada tahun 1851, koperasi tersebut akhirnya dapat mendirikan sebuah pabrik dan mendirikan perumahan bagi anggota- anggotanya yang belum mempunyai rumah. Latar belakang berkembangnya koperasi di Perancis hampir mirip dengan di Inggris. Kemelaratan dan ketimpangan bangsawan dan rakyat jelata mendorong terciptanya ledakan Revolusi Perancis. Selain itu revolusi industri yang terjadi di Inggris berdampak besar pada perekonomian Perancis. Agar mampu menghadapi serangan industri Inggris, Perancis berusaha mengganti mesin-mesin yang digunakan dengan mesin-mesin modern agar lebih efisien. Koperasi di Perancis kemudian berkembang dengan pesat. Koperasi- koperasi tersebut kemudian bergabung membentuk Koperasi Konsumsi Nasional perancis (Federation Nationale Dess Cooperative de Consommation), dengan anggota 476 koperasi. Jumlah anggotanya saa t itu mencapai 3.460.000 orang, dengan 9.900 buah toko dan memiliki perputaran modal sebesar 3.600 milyar franc per tahun. Koperasi konsumsi atau koperasi pemakaian lahir di Inggris, sedangkan koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit lahir di Jerman pada tahun 1882 atas prakarsa seorang pamong raja, walikota F.W. Raeffeisen. Pada permulaan abad 19 perekonomian di Jerman masih bersifat agraris. Ketika itu tanah sebagian besar dimiliki oleh tuan tanah sehingga nasib petani dapat diperlakukan semena-mena. Seperti di Jerman pada awal abad ke 18, keadaan perekonomian di Denmark bersifat agraris, dimana sebagian petani dalam keadaan miskin. Hal itu pula yang menyebabkan para budiman tergerak hatinya untuk merobah keadaan. Pada tahun 1769 berdiri perkumpulan pertanian kerajaan Denmark, untuk mempelopori kebangkitan jiwa kaum tani. Selanjutnya pada tahun 1900, disusul dengan adanya perkumpulan petani kecil (small holders) yang wilayahnya sesuai dengan daerah pemerintahan, dengan nama “Parisher” dan “Counties”. Di Denmark hampir semua kegiatan ekonomi dilaksanakan dengan cara bekerja sama serta diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan koperasi. Demikian juga hampir semua hasil pertanian dan hasil industri Denmark diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan koperasi. Dalam perjalanan sejarah, koperasi tumbuh dan berkembang ke seluruh dunia di samping badan usaha lainnya. Dengan terbentuknya ICA, maka koperasi telah menjadi suatu gerakan internasional. Berikut ini perkembangan gerakan koperasi di beberapa negara; Gerakan Koperasi di Swedia. Gerakan Koperasi di Amerika Serikat. Gerakan Koperasi di Amerika Selatan, Afrika, Australia dan Selandia baru Gerakan Koperasi di Uni Soviet Gerakan Koperasi di Jepang Untuk mengetahui perkembangan koperasi di Indonesia, sejarah perkembangan koperasi Indonesia secara garis besar dapat dibagi dalam “dua masa”, yaitu masa penjajahan dan masa kemerdekaan. Masa Penjajahan masa penjajahan Belanda, gerakan koperasi pertama di Indonesia lahir dari inisatif tokoh R. A. Wiriaatmadja pada tahun 1986. Pergerakan koperasi selama penjajahan Belanda tidak dapat berjalan lancar. Untuk membatasi laju perkembangan koperasi, pemerintah Belanda mengeluarkan peraturan koperasi Besluit 7 April No. 431 tahun 1915, antara lain: Mendirikan koperasi harus mendapat izin dari gubernur jenderal Fakta dibuat dengan perantaraan notaris dan dalam bahasa Belanda Ongkos materai sebesar 50 golden Hak tanah harus menurut hukum Eropa harus diumumkan di Javasche Courant yang biayanya juga tinggi Awal kemerdekaan, koperasi berfungsi untuk mendistribusikan keperluan masyarakat sehari-hari di bawah Jawatan Koperasi, Kementerian Kemakmuran. Pada tahun 1946, berdasarkan hasil pendaftaran secara sukarela yang dilakukan Jawatan Koperasi terdapat sebanyak 2.500 buah koperasi. Koperasi pada saat itu dapat berkembang secara pesat. Namun karena sistem pemerintahan yang berubah-ubah maka terjadi titik kehancuran koperasi Indonesia menjelang pemberontakan G30S / PKI. Partai-partai memenfaatkan koperasi untuk kepentingan partainya, bahkan ada yang menjadikan koperasi sebagai alat pemerasan rakyat untuk memperkaya diri sendiri, yang dapat merugikan koperasi sehingga masyarakat kehilangan kepercayaannya dan takut menjadi anggota koperasi.