Anda di halaman 1dari 8

TAHAP V: AKIBAT

• AKIBAT FUNGSIONAL
Konflik bersifat konstruktif ketika hal itu memperbaiki
kualitas keputusan, merangsang kreativitas dan inovasi,
mendorong minat dan keingintahuan diantara anggota
kelompok, meyediakan media atau sarana untuk
mengungkapkan masalah dan menurunkan ketegangan
serta mendorong evaluasi diri dan perubahan.
• AKIBAT DISFUNGSIONAL
• Pertengkaran yang tak terkendali menumbuhkan rasa
tidak senang, yang menyebabkan ikatan bersama
renggang, dan pada akhirnya menuntun pada
kehancuran kelompok
MENCIPTAKAN KONFLIK FUNGSIONAL
Salah satu cara organisasi menciptakan konflik
fungsional adalah dengan memberi
penghargaan kepada orang yang berbeda
pendapat dan menghukum mereka yang suka
menghindari konflik
Beberapa contoh pendekatan yang digunakan oleh organisasi untuk
mendorong anggota- anggota mereka menantang sistem dan
mengembangkan ide-ide baru :
• Hewlett- Packard
Memberi penghargaan kepada dissenters (orang yang memiliki pendapat
berbeda) dengan cara mengakui keberadaan dan kontribusi mereka dan
kepada orang – orang yang mempertahankan ide-ide mereka meskipun ide
– ide tersebut sudah berulang kali ditolak oleh management.
• Herman Miller Inc
Memiliki system formal dimana karyawan dapat mengevaluasi dan
mengkritik atasan mereka
• IBM
Memiliki system formal yang mendorong perbedaan. Para karyawan
berhak menilai dan mengkritik atasan mereka tanpa perlu takut kena
hukuman. Jika perbedaan tidak dapat terselesaikan, system tersebut
memberi peluang kepada pihak ketiga untuk memberikan nasehat atau
saran.
• Anheuser- Busch
Memunculkan Devil’s Advocates (lawan tanding yang tidak selalu
mengiyakan apa yang diyakini bersama) di dalam proses pengambilan
keputusan mereka
NEGOSIASI

Negosiasi adalah sebuah proses dimana dua


pihak atau lebih melakukan pertukaran barang
atau jasa dan berupaya untuk menyepakati nilai
tukarnya.
Terdapat 2 (dua) pendekatan umum terhadap
negosiasi:
• Tawar menawar distributif (distributive
bargaining)
• Tawar menawar integratif (integrative bargaining)
TAWAR MENAWAR DISTRIBUTIF
(DISTRIBUTIVE BARGAINING)
Ciri yang paling jelas ditunjukan bahwa strategi
ini berjalan dibawah zero-sum, artinya
perolehan apapun yang kita dapatkan adalah
sama dengan pengorbanan orang lain, dan
sebaliknya
TAWAR MENAWAR INTEGRATIF
(INTEGRATIVE BARGAINING)
Berkebalikan dengan tawar-menawar distributive,
tawar-menawar integrative dilakukan atas dasar asumsi
bahwa ada satu penyelesaian atau lebih, yang
dapat menciptakan “win–win solution” atau saling
menguntungkan
Syarat-syarat tersebut meliputi :
1. Pihak-pihak yang terbuka pada informasi
2. Jujur dengan kepentingan mereka
3. Kepekaan kedua pihak terhadap kebutuhan pihak lain
4. Kemampuan untuk saling percaya,
5. Kesediaan kedua pihak menjaga fleksibilitas
Perbandingan Tawar-Menawar Distributif dengan
Tawar-Menawar Integratif

Karakteristik Tawar Menawar Tawar-Menawar Distributif Tawar-Menawar Integratif

Tujuan Mendapatkan potongan kue sebanyakMemperbesar kue sehingga kedua belah


mungkin pihak puas.

Motivasi Menang – Kalah Menang – Menang

Fokus Posisi (saya tidak dapat memberi lebihKepentingan (dapatkah anda jelaskan
banyak daripada ini) mengapa isu ini begitu penting bagi anda?)

Kepentingan Berlawanan Selaras

Tingkat Berbagi Informasi Rendah (berbagi informasi hanya akanTinggi (berbagi informasi akan
memungkinkan pihak lain mengambilmemungkinkan masing-masing pihak
keuntungan kita) untuk menemukan cara yang akan
memuaskan kepentingan kedua belah pihak)

Lama hubungan Jangka Pendek Jangka Panjang

Anda mungkin juga menyukai