Anda di halaman 1dari 7

IDENTIFIKASI PRODUK

Didirikan pada tahun 1951, PT. Gajah Tunggal Tbk. memulai produksi bannya dengan
ban sepeda. PT Gajah Tunggal Tbk memperluas produksi dengan membuat variasi produk
melalui produksi ban sepeda motor tahun 1971, diikuti oleh ban bias untuk mobil penumpang
dan komersial di tahun 1981. Awal tahun 90an, perusahaan mulai memproduksi ban radial
untuk mobil berpenumpang dan truk. Sejak inilah PT Gajah Tunggal Tbk menjadi produsen
ban terpadu tebesar di Asia Tenggara. Berikut adalah berbagai macam produk yang
diproduksi olek PT Gajah Tunggal Tbk:
 GT RADIAL ( ban mobil penumpang, SUV/truk ringan, truk dan bus)
GT RADIAL ini telah di ekspor ke lebih dari 90 negara, memiliki beberapa tipe
ban yaitu comfort, SUV/4X4, winter dan commercial van.
1. Comfort
Tipe comfort ini juga memiliki beberapa variasi ban yang didesain khusus
untuk menghadapi berbagai medan di jalanan yaitu diantaranya Champiro 50,
Champiro 75, Champiro BAX 2, Champiro BXT, Champiro ECO, Champiro
GTX 60, Champiro GTX 65, Champiro HPX, Champiro HPY, Champiro S,
Champiro SX2, Classiro, GTR-378 serta produk baru diantaranya Champiro
BXT Pro dan Champiro BXT plus
2. SUV/4X4
Tipe ini memiliki beberapa variasi ban yaitu Champiro HPY (SUV), Savero
A/T, Savero A/T Plus, Savero Komodo M/T, Savero Komodo M/T Plus,
Savero M/T dan produk baru yaitu Savero SUV
3. Winter
Variasi dari tipe ban ini antara lain Maxmiler WT, Champiro WT-AX,
Champiro WT-70, Champiro Winterpro HP, Champiro Winterpro
4. Commercial Van
Memiliki 2 variasi ban yaitu Maxmiler Pro dan Maxmiler WT
 GAJAH TUNGGAL BIAS ( ban bias komersil)
Ban bias merek GT telah merambah produsen mobil dari jepang serta produsen
mobil korea dan china sebagai ban OEM yang dirakit di Indonesia. Gajah Tungal
Bias memiliki 4 tipe ban antara lain commercial van and light truck, truck or bus,
off the road dan industrial.
1. Commercial Van and Light Truck
Memiki beberapa variasi ban yaitu GT Super Grip, GT Super 88N, GT Super
88, GT Super, GT Mud Traction, GT Max Traction, GT LUG
2. Truck or Bus
Memiliki variasi ban diantanya GT Miller, GT Miller 88, GT Miller 88N, GT
Miller 99 dan GT Traction.
3. Off The Road
Tipe ban ini memilki 2 varasi yaitu yaitu GT Rock Grip dan GT Super
Traction.
4. Industrial
Memilki 2 varasi ban yaitu GT Grip dan GT Specta Grip
 IRC TIRE ( ban sepeda motor)
IRC TIRE memiliki 4 tipe ban yaitu commonly used street tires, scooter tires, off
road tires, competition tires (racing and motor cross)
1. Commonly Used Street Tire
Terdapat banyak variasi dari tipe ini diantaranya NF2, NF25, NF3, NF35M,
NF40, NF47, NF6, NF63B, NR2, NR21, NR25, NR41M, MR57, NR 57M,
NR6, NR60, NR65, NR69, NR72, NR73, NR76, NR 80, Razzo 221, RX 01-F,
RX 01-R, dan TR.
2. Scooter Tires
Memiliki variasi antara lain MB520M, RV, SP2, dan VS
3. Off Road Tires
Memiliki 1 variasi yaitu GS45
4. Competition Tires
Memilki variasi antara lain GS45, RAZZO 166, dan RAZZO 221
 ZENEOS ( ban sepeda motor)
Ban ZENEOS merupakan kombinasi dari teknologi AGD (Advanced Grip
Design) dan compund HSG (High Speed Grip). Kombinasi ini membuat
ZENEOS "'a state of art' bagi para biker yang menginginkan keamanan dan
kenyamanan sebagai bagian dari aktivitas dan gaya hidup mereka.ZENEOS
memiliki variasi tipe ban antara lain ZN61, ZN62, ZN75, ZN77, ZN87, ZN88,
dan ZN91.

IDENTIFIKASI BAGAIMANA PRODUK BISA TERBENTUK

1. Mixing / Banbury

Dalam pembuatan produk ban unggulan, baik untuk kendaraan mobil maupun
motor, Tire Manufacturing menggunakan beberapa material sebagai bahan baku utama
dan beberapa bahan kimia sebagai bahan pelengkap produksi. Material yang digunakan
antara lain Natural dan Synthetic Rubber, Carbon Black, Silica, Zinc Oxide, Sulfur, Oli,
dan beberapa material kimia lain. Pada tahap awal, proses yang dilakukan adalah
pencampuran Natural &Synthetic Rubber dengan Ingredient yang sebelumnya sudah
ditimbang sesuai dengan berat yang ditentukan pada spesikasi produk yang ingin
dibentuk. Kemudian diberikan tambahan Carbon dan Oli pada saat material tersebut
masuk kedalam mesin Banburry. Dalam mesin tersebut terdapat alat yang berfungsi
untuk menggiling campuran menjadi lapisan yang disebut compound. Sebelum compound
tersebut disusun pada rak, terlebih dahulu melewati proses pendinginan dan diberi cairan
adhesive agar compound tersebut tidak lengket setelah tersusun.
2. Extruding
Adonan hasil mixing tadi dibuat menjadi tread dan sidewall. Prosesnya adalah
injeksi dan extruding hingga terbentuk profil. Hasil akhir dari tahapan ini adalah side
wall, tread dan filler. Side wall merupakan salah satu bagian ban yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap benturan dari arah samping atau serempetan, bahan untuk menambah
fleksibilitas ban, lapisan karet pembungkus carcass dari shoulder area ke rim cushion dan
bead area, berfungsi untuk fashion jika dihias dengan white ribbon atau white letter,
penahan tekukan untuk beban berat, daya tahan lama dan tahan retakan dan juga
berfungsi untuk kekerasan dan keempukan radial.
3. Calender
Proses aplikasi lain adalah untuk pembuatan material ply & steel belt, JLB & cap
ply. Aplikasi tersebut dibentuk oleh mesin Calender dengan bahan dasar benang
(polyester dan nylon) juga steel cord. Polyester maupun nylon yang akan diproses,
sebelumnya harus melalui proses pelebaran terlebih dahulu agar material tersebut terbuka
untuk kemudian di masukan ke dalam oven dengan suhu 160°C agar pada saat diberikan
compound dan bahan-bahan seperti polyester, nylon, dan steel cord dapat merekat dengan
sempurna.
4. Bead
Sementara proses calender berjalan, di bagian lain ada pembuatan bead wire yaitu
melapisi kawat baja dengan karet. Proses ini berjalan otomatis dan begitu keluar dari
mesin, bead wire sudah berbentuk lingkaran sesuai dengan ukuran rim.
5. Cutting
Proses cutting ini merupakan proses lanjutan dari mesin Callender, hasill akhir
dari proses ini biasa disebut dengan Ply dan Cap Ply. Ply merupakan lembaran material
yang terdiri dari Polyester, Nylon, dan compound yang telah diproses sebelumnya dalam
bentuk gulungan panjang di mesin Calender yang kemudian di potong – potong untuk
merubah arah atau sudut benang dari 0° menjadi 90°. Ply berfungsi sebagai carcass atau
kerangka untuk menahan, membentuk sistem suspensi dan beban ban.Sedangkan Cap Ply
merupakan lembaran material yang terdiri dari nylon dan compound yang dipotong –
potong menjadi beberapa bagian di mesin TTO. Cap Ply berfungsi sebagai bahan untuk
mempertahankan bundar ban waktu berjalan, meredam suara bising dari steel belt,
membuat nyaman, dan untuk memperkecil rolling resistance.
6. Building
Kemudian sampailah pada tahap perakitan semua komponen-komponen aplikasi
yang telah dibuat pada proses semi manufaktur. Semua komponen seperti rakitan bead,
lembaran ply yang telah di potong dengan sudut 90°, steel belts, innerliner, tread dan
side wall semua di rakit menjadi satu kesatuan utuh sebagai bagian dari ban setengah jadi
atau biasa disebut dengan Green Tire (GT). Proses perakitan (Tire Building) terdiri dari 2
tahap, tahap pertama sering disebut dengan istilah 1st stage yang kemudian menghasil
produk berupa carcass, kemudian carcass diproses kembali di tahap kedua atau 2nd stage
dengan menambahkan steel belt, cap ply dan tread menjadi GT. Tahap ini dilakukan
dengan menggunakan mesin yang dioperasikan oleh satu operator di masing – masing
tahap.
7. Curing .
Proses selanjutnya adalah tahap akhir dari proses pembentukan ban. GT yang
dihasilkan dari proses perakitan kemudian di kirim ke area Curing untuk dimasak. Proses
Curing sendiri terdiri dari beberapa tahap. Pertama GT datang dari bagian Perakitan,
sebelum masuk ke proses curing, GT harus diperiksa terlebih dahulu untuk menghindari
adanya cacat pada GT. Setelah GT selesai diperiksa diambil 4 ban setiap 1 rak GT untuk
dilakukan proses painting Chem Trend yaitu pengolesan cairan tire-lubricant pada bagian
dalam GT yang bertujuan agar GT tidak menempel di bagian karet bladder pada saat
proses curing berlangsung. Kemudian GT dikirim ke masing-masing operator untuk di
proses di mesin press curing. Proses curing sendiri merupakan pemasakan atau
vulkanisasi yaitu penyatuan polimer (rubber) dengan carbon black dan sulphur dengan
dibantu oleh persenyawaan bahan kimia untuk mendapatkan beberapa karakteristik
compound yang diperlukan dari bagian-bagian ban. Proses curing (pemasakan) ini
membutuhkan suhu panas dan sejumlah tekanan steam yang sangat tinggi, GT akan
ditempatkan pada cetakan (mold) dengan temperatur sesuai dengan yang diinginkan
untuk produksi. Setelah cetakan tertutup, GT akan melebur ke dalam cetakan tread dan
side wall. Cetakan tersebut tidak dapat dibuka sampai proses curing selesai secara
keseluruhan. Setelah proses pemasakan selesai, mold akan terbuka secara otomatis. Ban
yang sudah jadi akan jatuh dan masuk ke dalam conveyor untuk kemudian sampai di
bagian Pemeriksaan (Finishing).

8. Finishing / quality control


Setelah selesai, ban diperiksa secara visual apakah ada cacat atau tidak. Proses ini
tentu saja tidak menggunakan mesin, jadi ketelitian pekerja sangat dibutuhkan.
Selainvisual, kontrol juga dilakukan dengan pemeriksaan balance dan menggunakan
sinar X.Ban tidak mungkin bisa 100% balance seperti pelek, namun ada batasannya. Jika
melebihi batas, berarti ada kesalahan pada proses produksi. Selain itu, kami juga
memiliki laboratorium untuk memeriksa sampel ban yang diambil secara acak demi
menjagakualitas
IDENTIFIKASI PERSEDIAAN, HARGA POKOK PENJUALAN DAN BIAYA
KOMERSIAL

A. PERSEDIAAN

B. HARGA POKOK PENJUALAN


C. BIAYA KOMERSIAL
1. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

2. BEBAN PENJUALAN

Anda mungkin juga menyukai