Disusun Oleh:
PERBANAS INSTITUTE
JAKARTA
2019
A. PENDAHULUAN
bersaing entitas dalam dunia bisnis, salah satu alat yang dapat digunakan yaitu
menghasilkan produk yang kompetitif baik dari segi harga maupun kualitas
produk.
terutama direksi dan eksekutif entitas berkitan dengan kompensasi atas kinerja
dimasa depan. IFRS 2 merupakan standar yang mengatur tentang pengukuran dan
sebagai beban selama masa kerja karyawan. IFRS 2 berlaku untuk transaksi
dengan karyawan dan pihak ketiga, baik yang diselesaikan secara tunai, lainnya
aset (relatif jarang, tapi misalnya emas) atau instrumen ekuitas. IFRS diterbitkn
pd thun 2004 dan diubah terkait dengan kondisi vesting dan pembatalan yang
Prinsip umum IFRS 2 adalah bahwa entitas mangkui biaya barang atau
jasa ( atau aset, jika barang dan jasa yang diterima memenuhi kriteria pengakuan
aset) dengan masuknya kredit yang diakui baik dalam ekuitas maupun kewajiban
karyawan.
B. RUANG LINGKUP
IFRS 2 meliputi penerbitan saham, atau hak atas saham, dengan imbalan
jasa atau barang. Contoh item yang termasuk dalam ruang lingkup IFRS 2 adalah
kepemilikan saham oleh karyawan, rencana opsi saham dan rencana dimana
penerbitan saham (atau hak atas saham) mungkin tergantung pada kondisi terkait
pasar atau non-pasar. IFRS 2 berlaku untuk semua entitas. Tidak ada pengecualian
untuk entitas swasta atau entitas yang lebih kecil. Selain itu, anak perusahaan
pertimbangan untuk barang atau jasa yang berada dalam ruang lingkup standar.
karyawan
Misalnya, jika pemasok eksternal atas barang atau jasa dibayar dalam saham, opsi
saham atau uang tunai berdasarkan harga (atau nilai) saham atau instrumen
ekuitas lain entitas, IFRS 2 juga harus diterapkan. Barang tidak termasuk aset
keuangan, namun mencakup persediaan, bahan habis pakai, properti, pabrik dan
peralatan, barang tak berwujud, dan aset non-keuangan lainnya. Bahkan jika suatu
entitas tidak dapat secara khusus menentukan pertimbangan (barang atau jasa)
yang diterima sebagai imbalan atas sahamnya maka harus menerapkan IFRS 2.
Jika suatu entitas memberikan saham kepada badan amal tanpa manfaat yang
dapat diidentifikasi maka transaksi tersebut berada dalam ruang lingkup IFRS 2.
memasok barang atau jasa kepada entitas. Misalnya, Standar ini berlaku untuk
transfer instrumen ekuitas entitas induk (atau entitas lain dalam kelompok yang
sama), kepada pihak-pihak yang memasok barang atau jasa kepada entitas.
IFRS 2 tidak mencakup transaksi berikut:
jasa
lainnya selain untuk akuisisi barang dan jasa. Oleh karena itu, dividen
Pengukuran. Oleh karena itu, IAS 32 dan IAS 39 harus diterapkan untuk
pembayaran berbasis saham yang terkait dengan akuisisi dari orang – orang
karyawan.
KONDISI VESTING
jasa yang memberikan hak kepada pihak lawan transaksi untuk menerima kas,
aset lain atau instrumen ekuitas entitas, pada perjanjian pembayaran berbasis
saham.
Kondisi vesting kinerja pasar adalah suatu kondisi yang terkait dengan harga
pasar instrumen ekuitas entitas yang menjadi persyaratan harga eksekusi, vesting,
harga tertentu dari saham atau nilai intrinsik tertentu dari opsi saham, atau
pencapaian target tertentu yang didasarkan atas harga pasar instrumen ekuitas
entitas secara relatif terhadap indeks harga pasar instrumen ekuitas entitas lain.
menerima barang atau jasa yang dibayar dengan instrumen ekuitas milik entitas
(termasuk saham atau opsi saham). Untuk transaksi pembayaran berbasis saham
yang diselesaikan dengan ekuitas untuk transaksi dengan bukan karyawan, entitas
harus langsung mengukur barang atau jasa yang diterima pada nilai wajar atau
fair value pada saat barang atau jasa tersebut diterima, kecuali bila nilai wajar
tidak dapat diestimasi secara andal. Jika entitas tidak dapat mengestimasikan
keandalan dari nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima, entitas harus
menggunakan referensi pada nilai wajar dari instrumen ekuitas yang diberikan.
pemberian gaji secara tunai dan imbalan kerja lainnya. Biasanya tidak
untuk mengukur nilai wajar dari jumlah paket remunerasi secara terpisah, tanpa
Selanjutnya, saham atau opsi saham terkadang diberikan sebagai bagian dari
bonus, dan bukannya sebagai bagian dari remunerasi pokok, misalnya sebagai
insentif kepada karyawan untuk tetap bekerja di entitas atau untuk menghargai
wajar dari manfaat tambahan tersebut sepertinya akan sulit. Dikarenakan kesulitan
untuk mengukur nilai wajar jasa yang diterima secara langsung, entitas harus
mengukur nilai wajar dari jasa karyawan yang diterima dengan mengacu kepada
vesting (vesting condition) tertentu. Sebagai contoh, pemberian saham atau opsi
saham kepada karyawan biasanya mensyaratkan karyawan tetap bekerja pada
entitas sampai dengan jangka waktu tertentu. Mungkin terdapat kondisi vesting
pertumbuhan laba tertentu atau kenaikan tertentu harga saham entitas. Kondisi
dalam mengestimasi nilai wajar saham atau opsi saham pada tanggal pengukuran.
akhirnya, jumlah yang diakui untuk barang atau jasa yang diterima sebagai
imbalan atas instrumen ekuitas yang diberikan harus didasarkan atas jumlah
instrumen ekuitas yang pada akhirnya vest. Dengan demikian, secara kumulatif,
tidak ada jumlah yang diakui untuk barang atau jasa yang diterima jika instrumen
ekuitas yang diberikan tidak vest karena kegagalan memenuhi kondisi vesting,
misalnya pihak lawan transaksi gagal menyelesaikan masa kerja tertentu atau
menyelesaikan pemberian jasa tertentu dan jasa baru diterima dimasa depan
pengakuan dilakukan pada saat jasa diberikan beserta kenaikan ekuitas. Jika
didasarkan pada kinerja pasar dilakukan estimasi pada saat pemberian. Jika tidak
Nilai wajar ditentukan dengan dasar harga pasar pada suatu pasar yang
aktif.
Apabila harga pasar tersebut tidak mungkin diperoleh maka nilai wajar
masing.
kas, entitas harus mengukur barang atau jasa yang diterima dan kewajiban yang
entitas harus mengukur kembali nilai wajar dari kewajiban di setiap akhir periode
pelaporan dan pada tanggal penyelesaian, dengan perubahan nilai wajar yang
appreciation rights) dari level spesifik tertentu selama periode waktu tertentu.
menerima uang tunai di masa mendatang dengan memberikan mereka hak atas
saham (termasuk saham yang akan diterbitkan atas opsi saham) yang dapat
pilihan karyawan.
Entitas harus mengakui jasa yang diterima dan kewajiban untuk
membayar dari jasa yang diberikan oleh karyawan. Sebagai contoh, beberapa hak
saham atas apresiasi secara cepat dan karyawan tidak diperlukan untuk
Dengan tidak adanya bukti untuk sebaliknya, entitas harus mengasumsikan bahwa
jasa yang diberikan oleh karyawan dalam pertukaran dengan hak saham atas
apresiasi telah diterima. Dengan demikian, entitas harus mengakui jasa yang
diterima dan kewajiban untuk membayar mereka. Jika hak saham atas apresiasi
tidak diberikan hingga karyawan telah menyelesaikan masa tertentu dari suatu
jasa yang telah ia berikan, entitas harus mengakui jasa yang diterima dan
Entitas harus mengakui jasa yang diterima dan liabilitas untuk membayar
karyawan tersebut, pada saat karyawan menyerahkan jasa selama periode tersebut
Kewajiban harus diukur pada awalnya dan pada setiap tanggal pelaporan sampai
diselesaikan, pada nilai wajar dari hak saham atas apresiasi, dengan menerapkan
penentuan harga opsi, dengan mempertimbangkan syarat dan kondisi dimana hak
saham atas apresiasi diberikan dan sejauh mana karyawan yang telah memberikan
diselesaikan dengan kas atau aset lainnya, atau sebagai penyelesaian melalui
Jika entitas telah diberikan hak oleh rekan untuk memilih apakah transaksi
berbasis saham akan diselesaikan melalui kas atau dengan menerbitkan saham,
komponen hutang (yaitu hak rekan untuk meminta pembayaran secara tunai) dan
komponen ekuitas (yaitu hak rekan untuk meminta penyelesaian dalam instrument
ekuitas daripada tunai). Untuk transaksi dengan pihak lain selain karyawan,
dimana nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima diukur dengan nilai wajar,
sebagai perbedaan antara nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima dan nilai
wajar dari komponen kewajiban, pada saat barang atau jasa diterima.
mempertimbangkan bahwa rekan harus kehilangan hak untuk menerima kas untuk
adalah total dari nilai wajar dua komponen. Bagaimanapun, transaksi berbasis
saham dimana rekan memiliki hak atas pilihan penyelesaian seringkali terstruktur
sehingga nilai wajar dari alternatif penyelesaian sama dengan yang lainnya. Untuk
ekuitas diberikan.
dengan kas atau dengan menerbitkan instrumen ekuitas, entitas harus menentukan
apakah entitas memiliki kewajiban kini untuk menyelesaikan dengan kas dan
kewajiban kini untuk menyelesaikan dengan kas jika pilihan penyelesaian dengan
tersebut dilarang secara hukum untuk menerbitkan saham), atau entitas memiliki
praktek dimasa lalu atau kebijakan tertulis mengenai penyelesaian dengan kas,
atau secara umum menyelesaikan dengan kas jika pihak lawan transaksi meminta
entitas harus menghitung transaksi tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku
untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas. Jika
tidak ada kewajiban tersebut, entitas harus menghitung transaksi tersebut sesuai
F. PENGUNGKAPAN
transaksi pembayaran berbasis saham tersebut baik menyangkut sifat dan lingkup
perjanjiannya, nilai wajar dari barang ataupun jasa yang diterima, nilai dari
dalam suatu periode dan posisi keuangannya. Namun demian, terdapat 3 kategori
Jumlah dari opsi yang beredar di awal dan akhir tahun, dan jumlah dari
tahun/periode pelaporan
Untuk opsi saham yang beredar di akhir periode pelaporan, jarak antara
kontrak
laporan keuangan untuk memahami bagaimana penentuan nilai wajar barang atau
jasa yang diterima atau nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan selama
keuangannya.
G. CONTOH SOAL
Perusahaan memberikan hibah dari total 100 opsi saham kepada 10 anggota
Januari 20X5. Opsi ini mempunyai masa tunggu pada akhir periode ketiga.
Perusahaan telah menentukan bahwa setiap opsi memiliki nilai wajar pada saat
pemberian sama dengan 15. Perusahaan mengharapkan dari seluruh 100 hak
opsi saham akan diambil pada akhir masa tunggu, sementara itu jurnal yang
dicatat pada 30 Juni 20X5 – akhir dari periode laporan interim pertama.
Ekuitas 250
Jika seluruh dari 100 saham tersebut habis masa tunggunya, jurnal diatas akan
perusahaan pada pertengahan 20X6, maka 10 saham opsi akan hangus, jurnal
Ekuitas 150
Pada 1 Nov 2017 pemegang saham PT. ABC menyetujui rencana pemberian
bonus kepada 5 direktur dalam bentuk opsi untuk membeli 2.000 saham
dengan nilai par Rp1.000 untuk tiap Direktur. Perusahaan memberikan opsi
tersebut dalam 10 tahun ke depan. Harga opsi saham per lembar Rp 60.000
metode nilai wajar (mis: pendekatan Black Scholes) dalam menentukan opsi
saham. Misalkan hasil perhitungan nilai wajar opsi saham berdasarkan hasil
Jangka waktu manfaat itu diberikan adalah 2 tahun dari opsi tersebut
diberikan.
31 Desember 2015
*(220.000.000 ÷ 2)
31 Desember 2016
Direktur PT. ABC mengesekusi 2.000 opsi dari 10.000 opsi (20%) pada 1 Juni
Direktur PT. ABC tidak mengeksekusi sisa kompensasi yang diberikan, maka
akan dicatat:
June 1, 2018