Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FILSAFAT BAHASA DAN KOMUNIKASI SEBAGAI PENUNJANG


PRODI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Disusun Oleh:

Muhammad Asyraf

NIM. 20027127

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Filsafat yang diampu
oleh Bapak Drs.Efrizal. M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

JURUSAN SENI RUPA

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

JUNI 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul filsafat bahasa dan
komunikasi sebagai penunjang prodi desain komunikasi visual ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus
berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi
seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Filsafat. Disamping itu, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
terhadap makalah ini agar kedepannya dapat di perbaiki. Karena penulis sadar,
makalah yang penulis buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Batusangkar, Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Filsafat Bahasa ............................................................................................. 1
1. Definisi Filsafat Bahasa ............................................................................ 2
2. Metode Filsafat Bahasa ............................................................................ 3
3. Hubungan Filsafat dan Bahasa ................................................................. 4
B. Filsafat Komunikasi ..................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 6
A. Fenomenologi Sebagai Cabang Filsafat ....................................................... 6
B. Pengertian Filsafat Dan Komunikasi ........................................................... 7
1. Pengertian Filsafat .................................................................................... 7
2. Pengertian Komunikasi ............................................................................ 7
C. Hakikat Filsafat Komunikasi........................................................................ 8
D. Filsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi ...................................................... 9
E. Pilar Dan Cabang Filsafat Komunikasi ...................................................... 10
1. Pilar filsafat ............................................................................................ 10
2. Cabang Filsafat ....................................................................................... 11
F. Filsafat Bahasa Dan Komunikasi Sebagai Penunjang Prodi Desain
Komunikasi Visual ........................................................................................ 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
B. Saran ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Filsafat Bahasa
Bahasa merupakan kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan
manusia lain baik melalui gerakan yaitu gerak isyarat, ucapan yaitu ucapan
sehari-hari yang sering kita gunakan untuk berkomunikasi. Keraf (2004),
memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa
sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi
yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat
arbitrer.
Sedangkan Filsafat Bahasa merupakan cabang filsafat khusus yang
memiliki objek materi bahasa. Filsafat bahasa telah dikenal dan berkembang
pada abad ke-20 ketika para filsuf mulai sadar bahwa terdapat banyak masalah-
masalah dan konsep-konsep filsafat baru yang dapat dijelaskan melalui analisis
bahasa. Berbeda dengan cabang-cabang filsafat lainnya, filsafat bahasa
termasuk bidang yang kompleks dan sulit ditentukan ruang lingkup
pengertiannya. Namun demikian, bukanlah berarti filsafat bahasa itu
merupakan bidang filsafat yang tidak jelas objek pembahasannya melainkan
para filsuf bahasa memiliki aksentuasi yang beraneka ragam sehingga
penekanannya juga beraneka ragam juga.
Hadirnya filsafat bahasa dapat dikatakan sebagai suatu hal yang
baru. Filsafat bahasa muncul bersamaan dengan kecenderungan filsafat abad
ke-20 yang bersifat logosentris. Davis (1976) sebagaimana dikutip dari
Basyaruddin (2015) mejelaskan bahwa Filsafat bahasa merupakan salah satu
cabang filsafat memang yang mulai dikenal dan berkembang pada abad ke-20
ketika para filsuf mulai sadar bahwa terdapat banyak masalah masalah dan
konsep-kosep filsafat baru dapat dijelaskan melalui analisis bahasa, karena
bahasa merupakan sarana yang vital dalam filsafat. Semua ahli filsafat sepakat

1
2

bahwa ada hubungan yang sangat erat antara filsafat dan bahasa terutama yang
berhubungan dengan peran pokok filsafat sebagai analisator konsep-konsep.

1. Definisi Filsafat Bahasa


Filsafat bahasa adalah salah satu cabang filsafat yang mengandalkan analisis
penggunaan bahasa. Filsafat bahasa merupakan studi filsafati berdasarkan nilai
apriori atau aposteriori dari bahasa dan bagaimana bahasa itu dijadikan sebagai
alat komunikasi. Filsafat bahasa sebagai studi analisis filsafati, pemaknaan
bersifat objektif dan subjektif. Bersifat objektif, apabila makna yang diungkap
merupakan makna yang dikandung secara leksikal/denotasi dalam sebuah
wacana lisan atau tulisan. Bersifat subjektif, apabila makna yang diungkap ada
dalam mata si pembaca dan merupakan makna kontekstual, yaitu apa yang ada
di balik makna kata tersebut.
Filsafat Bahasa adalah ilmu gabungan antara linguistik dan filsafat yang
mempelajari kodrat dan kedudukan bahasa sebagai kegiatan manusia serta
dasar-dasar konseptual dan teoretis linguistik. Filsafat Bahasa juga dapat
diartikan sebagai usaha para filsuf untuk memahami keilmuan yang bersifat
konseptual melalui pemahaman terhadap bahasa.
Beberapa pandangan para ahli mengenai filsafat bahasa diantaranya:
 Menurut Rizal Muntansyir, filsafat bahasa ialah suatu penyelidikan secara
mendalam terhadap bahasa yang dipergunakan dalam filsafat, sehingga
dapat dibedakan pernyataan filsafat yang mengandung makna
(meaningfull) dengan yang tidak bermakna (meaningless).
 Asep Ahmat Hidayat berpendapat bahwa pengertan filsafat perlu didekati
dari dua pandangan, yaitu filsafat sebagai sebuah ilmu dan filsafat sebagai
sebuah metode. Oleh karena itu, pengertian filsafat bahasa pun bisa
didekati dari dari dua pandangan tersebut. Jika pengertian filsafat bahasa
dilihat dari sebuah ilmu, maka filsafat bahasa adalah kumpulan hasil
pekiran para filosof mengenai hakikat bahasa yang disusun secara
sistematis untuk dipelajari dengan menggunakan metode
tertentu. Sedangkan, jika diartikan sebagai sebuah metode berpikir, ia bisa
3

diartikan sebagai metode berpikir secara mendalam , logis dan universal


mengenai hakikat bahasa.

2. Metode Filsafat Bahasa


Terdapat lima metode yang dapat digunakan untuk mempelajari Filsafat
Bahasa, antara lain :
a. Metode historis atau metode sejarah
Merupakan suatu metode pengkajian filsafat yang didasarkan pada
prinsip-prinsip metode historis meliputi empat tahapan yaitu heuristic,
kritik, interpretasi dan historiography. Heuristic artinya penentuan
sumber kajian. Interpretasi artinya melakukan interpretasi terhadap isi
sebuah sumber kajian atau pemikiran seorang ahli filsafat mengenai
pemikirannya di sekitar bahasa. Sedangkan historiography adalah tahapan
penulisan dalam bentuk rangkaian cerita sejarah. Dalam konteks ini
adalah cerita sejarah filsafat bahasa.
b. Metode sistematis
Merupakan metode pembahasan filsafat bahasa yang didasarkan pada
pendekatan material (isi pemikiran). Melalui metode ini, seseorang bisa
mempelajari filsafat bahasa mulai dari aspek ontology filsafat bahasa,
kemudian dilanjutkan pada aspek epistemology dan akhirnya sampai pada
pembahasan mengenai aspek aksiologi filsafat bahasa. Selain itu melalui
metode sistematis ini, seseorang juga bisa mempelajari filsafat bahasa
mulai dari salah satu aliran tertentu dan selanjutnya mempelajari aliran
lainnya.
c. Metode kritis
Biasanya digunakan oleh orang yang mempelajari filsafat pada tingkat
intensif. Bagi yang menggunakan metode ini haruslah sudah memiliki
pengetahuan filsafat. Mengkritik boleh jadi dengan menentang suatu
pemikiran atau bisa juga mendukung suatu pemikiran. Metode semacam
ini telah dilakukan oleh George Moore ketika mengkritisi filsafat
hegalianisme (neo idealisme) di Inggris dengan cara mengkritisi pendapat-
pendapat yang dikemukakan oleh para filsuf hegalianisme. Selanjutnya
4

diteruskan oleh para peletak dasar aliran analisa bahasa, seperti B. Russel
dan Wittgestein.
d. Metode analisis abstrak
Yaitu dengan cara melakukan kegiatan urai setiap fenomena kebahasaan
dengan cara memilah-milah. Selanjutnya dilakukan generalisir secara
abstrak sesuai dengan kaidah berfikir logis. Analisis dilakukan dengan
cara memadukan analisis logis deduksi dengan analisis induksi
sebagaimana yang telah dilakukan B. Russel.
e. Metode intuitif
Yaitu dengan melakukan introspeksi intuitif dan dengan memakai
simbol-simbol. Metode ini telah lama dipraktikkan oleh para ahli tasawuf
(Islam) dan mengungkap hakikat kebahasaan secara kasyaf. Di dunia
barat, tokoh yang telah mempraktikkan metode ini adalah Henry Bergson.

3. Hubungan Filsafat dan Bahasa


Hubungan-hubungan filsafat dengan bahasa, antara lain :
 Bahasa merupakan objek materi filsafat sehingga filsafat bahasa membahas
hakikat bahasa itu sendiri.
 Filsafat sebagai suatu aktivitas manusia yang berpangkal pada akal pikiran
manusia untuk menanamkan kearifan dalam hidupnya, terutama dalam
mencari dan menemukan hakikat realitas dari segala sesuatu, memiliki
hubungan sangat erat dengan bahasa terutama bidang semantik.
 Dunia fakta dan realitas yang menjadi objek aktivitas filsafat adalah dunia
simbolik yang hanya diwakili oleh bahasa.
 Ungkapan pikiran dan hasil-hasil perenungan kefilsafatan hanya dapat
dilakukan dengan bahasa.
 Bahasa sebagai media pengembang refleksi filosofis.

B. Filsafat Komunikasi
Sebagai sebuah ilmu, komunikasi mempelajari berbagai gejala komunikasi.
Terdapat beberapa pendekatan yang secara konsisten mempelajari komunikasi
yaitu pendekatan sosiologi, pendekatan psikologi, dan pendekatan filsafat.
5

Pendekatan sosiologi mempelajari komunikasi dalam konteks interaksi sosial,


pendekatan psikologi mempelajari komunikasi dalam konteks perilaku
individu komunikate, dan pendekatan filsafat mempelajari komunikasi dalam
konteks hubungan manusia dengan realitas lainnya.
Salah satu pendekatan dalam studi komunikasi adalah pendekatan filsafat.
Menurut James A. Anderson (2009), pendekatan filsafat menekankan pada
teori komunikasi yang bertanggung jawab untuk mendefinisikan teori,
mendiskusikan bidang studi teori, dan mengeksplorasi apa yang membuat teori
adalah teori komunikasi.
filsafat meneliti komunikasi secara kritis dan dialektis. Adapun hal-hal yang
menjadi permasalahan komunikasi dalam perspektif filsafat diantaranya adalah
hakikat manusia komunikan atau komunikate, penggunaan komunikasi oleh
manusia untuk berhubungan dengan realitas lain yang ada di alam semesta,
kemampuan berkomunikasi, proses berlangsungnya komunikasi, medium
komunikasi sebagai faktor penting dalam proses penilaian manusia, dan lain-
lain.
Dalam pendekatan filsafat, gejala komunikasi dipelajari dengan
menggunakan pendekatan ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Pendekatan
secara ontologis terkait dengan apa itu komunikasi, pendekatan secara
aksiologis terkait dengan bagaimana berlangsungnya komunikasi yang efektif,
dan pendekatan secara epistemologis terkait dengan untuk apa komunikasi itu
dilaksanakan (Effendy, 1984 : 14).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fenomenologi Sebagai Cabang Filsafat


Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani phainomenon dan logos.
Phainomenon berarti tampak dan phainen berarti memperlihatkan. Sedangkan
logos berarti kata, ucapan, rasio, pertimbangan. Dengan demikian,
fenomenologi secara umum dapat diartikan sebagai kajian terhadap fenomena
atau apa-apa yang nampak. Lorens Bagus memberikan dua pengertian terhadap
fenomenologi. Dalam arti luas, fenomenologi berarti ilmu tentang gejala-gejala
atau apa saja yang tampak. Dalam arti sempit, ilmu tentang gejala-gejala yang
menampakkan diri pada kesadaran kita.
Sebagai sebuah arah baru dalam filsafat, fenomenologi dimulai oleh
Edmund Husserl (1859 – 1938), untuk mematok suatu dasar yang tak dapat
dibantah, ia memakai apa yang disebutnya metode fenomenologis. Ia kemudian
dikenal sebagai tokoh besar dalam mengembangkan fenomenologi. Namun
istilah fenomenologi itu sendiri sudah ada sebelum Husserl. Istilah
fenomenologi secara filosofis pertama kali dipakai oleh J.H. Lambert (1764).
Dia memasukkan dalam kebenaran (alethiologia), ajaran mengenai gejala
(fenomenologia). Maksudnya adalah menemukan sebab-sebab subjektif dan
objektif ciri-ciri bayangan objek pengalaman inderawi (fenomen).
Fenomenologi merupakan metode dan filsafat. Sebagai metode,
fenomenologi membentangkan langkah-langkah yang harus diambil sehingga
kita sampai pada fenomena yang murni. Fenomenologi mempelajari dan
melukiskan ciri-ciri intrinsik fenomen-fenomen sebagaimana fenomen-
fenomen itu sendiri menyingkapkan diri kepada kesadaran. Kita harus bertolak
dari subjek (manusia) serta kesadarannya dan berupaya untuk kembali kepada
“kesadaran murni”. Untuk mencapai bidang kesadaran murni, kita harus
membebaskan diri dari pengalaman serta gambaran kehidupan sehari-hari.

6
7

Sebagai filsafat, fenomenologi menurut Husserl memberi pengetahuan yang


perlu dan esensial mengenai apa yang ada. fenomenologi merupakan suatu
metode analisa juga sebagai aliran filsafat, yang berusaha memahami realitas
sebagaimana adanya dalam kemurniannya.
B. Pengertian Filsafat Dan Komunikasi
1. Pengertian Filsafat
Filsafat merupakan salah satu ilmu yang paling luas cakupannya. Sehingga
langkah pertama untuk memahami filsafat adalah dengan memahami dari segi
etimologi atau asal-usul kata tersebut. Secara etimologi filsafat terdiri dari dua
kata yaitu Philein yang berarti mencintai dan ophos yang berarti
kearifan/kebijaksanaan. Jadi filsafat adalah usaha untuk mencintai
kearifan/kebijaksanaan. Istilah filsafat sering dipergunakan secara populer
dalam kehidupan sehari-hari, baik secara sadar maupun tidak sadar. Dalam
penggunaan populer, filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup
(individu) dan dapat juga disebut sebagai pandangan masyarakat (masyarakat).
Mudhofir (1996) sebagaimana dikutip dalam Sobur (2004)
mendeskripsikan filsafat sebagai suatu sikap hidup, sebagi suatu metode,
sebagai kelompok persoalan atau sistem pemikiran, sebagai analisis logis
dalam memahami bahasa dan makna istilah dan sebagai usaha untuk
memperoleh pandangan menyeluruh. Filsafat juga diartikan sebagai
interpretasi atau evaluasi terhadap apa yang penting atau apa yang berarti
dalam kehidupan. Di pihak lain ada yang beranggapan bahwa filsafat sebagai
cara berpikir yang kompleks, suatu pandangan yang tidak memiliki kegunaan
praktis
2. Pengertian Komunikasi
Komunikasi sebuah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Dalam definisi kontemporer,
komunikasi merujuk pada cara berbagi pikiran, makna, pesan yang dianut
secara sama. Sedangkan dalam makna lain, komunikasi yang dalam bahasa
Inggris communication dan dalam bahasa Belanda communicate, berasal dari
8

bahasa latin, yaitu dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini berarti
sama dalam makna (Effendi, 2004:41).
Menurut asal katanya tersebut, arti komunikasi adalah proses penyampaian
makna dari satu entitas atau kelompok ke kelompok lainnya melalui
penggunaan tanda, simbol, dan aturan semiotika yang dipahami bersama. Dari
penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa pengertian komunikasi adalah suatu
aktivitas penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan gagasan, dari satu
pihak ke pihak lainnya yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Aktivitas komunikasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
langsung dengan lisan/verbal sehingga memudahkan kedua belah pihak untuk
saling mengerti. Dan secara tidak langsung, yaitu melalui media tertentu,
seperti bahasa tubuh, tulisan, telepon, radio, dan lain sebagainya.
Dalam prespektif filsafat, komunikasi dimaknai untuk mempersoalkan:
Apakah hakikat komunikator/komunikan, dan Bagaimana ia menggunakan
komunikasi untuk berhubungan dengan realitas lain di alam semesta (Rakhmat,
1997: 8).
C. Hakikat Filsafat Komunikasi

Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, MA, dalam bukunya “Ilmu, Teori
dan Filsafat Komunikasi, Filsafat Komunikasi adalah suatu disiplin yang
menelaah pemahaman (verstehen) secara fundamental, metodologis,
sistematis, analisis, kritis, dan holistis teori dan proses komunikasi yang
meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya,
fungsinya, teknik dan metode-metodenya.
a. Bidang Komunikasi. Yang termasuk dalam bidang komunikasi diantaranya
adalah komunikasi sosial, komunikasi manajemen, komunikasi
perusahaan, komunikasi politik, komunikasi internasional, komunikasi
antar budaya, komunikasi pembangunan, komunikasi
lingkungan, komunikasi organisasi, komunikasi bisnis, komunikasi
tradisional, dan lain-lain.
9

b. Sifat Komunikasi. Yang termasuk dalam sifat komunikasi diantaranya


adalah komunikasi tatap muka, komunikasi bermedia, komunikasi verbal,
dan komunikasi nonverbal.
c. Tatanan Komunikasi. Yang termasuk dalam tatanan komunikasi
diantaranya adalah komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal,
komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.
d. Tujuan Komunikasi. Adapun tujuan komunikasi secara umum adalah untuk
mengubah sikap, mengubah pendapat, mengubah perilaku, dan mengubah
sosial.
e. Fungsi Komunikasi. Fungsi-fungsi komunikasi secara umum adalah
memberikan informasi, mendidik, dan mempengaruhi.
f. Teknik Komunikasi. Yang termasuk dalam teknik komunikasi diantaranya
adalah komunikasi informatif, komunikasi persuasif, komunikasi
instruktif/koersif, dan hubungan manusiawi.
g. Metode Komunikasi. Yang termasuk dalam metode komunikasi diantaranya
adalah jurnalistik, hubungan masyarakat, periklanan, pameran, publisitas,
propaganda, perang urat syaraf, dan penerangan.
filsafat komunikasi merupakan ilmu yang mengkaji setiap aspek dari
komunikasi dengan menggunakan pendekatan dan metode filsafat sehingga
didapatkan penjelasan yang mendasar, utuh, dan sistematis seputar komunikasi.

D. Filsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi


Filsafat sebagai akar ilmu komunikasi bermaksud untuk mengintegrasikan
ilmu-ilmu yang multidisiplin ke dalam suatu kajian yang dapat memperkaya
dan memperluas pengetahuan serta wawasan keilmuan tersebut, yakni
komunikasi. Di sini ilmu komunikasi dapat dikaji dari berbagai kacamata
keilmuan, yakni sosial, eksakta, bahkan humaniora.
Filsafat adalah akar ilmu sekaligus landasan ilmiah ilmu komunikasi karena
filsafat merupakan induknya ilmu-ilmu (mother of sdence) yang ada di dunia
ini. Para ahli sepakat bahwa landasan ilmu komunikasi yang pertama adalah
10

filsafat. Filsafat melandasi ilmu komunikasi dari domain ethos, pathos, dan
logos dari teori Aristoteles dan Plato.
1. Ethos
Merupakan komponen filsafat yang mengajarkan ilmuwan tentang
pentingnya rambu-rambu normative dalam pengembangan ilmu
pengetahuan yang kemudian menjadi kunci utama bagi hubungan antara
ilmu dan masyarakat.
2. Pathos
Merupakan komponen filsafat yang menyangkut aspek emosi atau rasa
yang ada dalam diri manusia sebagai makhluk yang senantiasa mencintai
keindahan, penghargaan, yang dengan ini manusia berpeluang untuk
melakukan improvisasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Logos
Merupakan komponen filsafat yang membimbing para ilmuwan untuk
mengambil suatu keputusan berdasarkan pada pemikiran yang bersifat
nalar dan rasional, yang dicirikan oleh argument-argumen yang logis atau
masuk akal

E. Pilar Dan Cabang Filsafat Komunikasi


1. Pilar filsafat
a. Etika
Merupakan komponen filsafat yang membimbing para ilmuwan untuk
mengambil suatu keputusan berdasarkan pada pemikiran yang bersifat nalar
dan rasional, yang dicirikan oleh argument-argumen yang logis, masuk akal.
b. Logika
Logika berasal dari kata Yunani kuno logos)yang berarti hasil pertimbangan
akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Logika adalah salah satu cabang filsafat. Sebagai ilmu, logika disebut
dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu
pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus,
tepat, benar, dan teratur.
11

c. Estetika
Estetika adalah salah satu cabang filsafat. membahas keindahan, bagaimana
ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Estetika
adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, indah jelek
terhadap sentimen dan rasa senang. Estetika merupakan cabang yang sangat
dekat dengan filosofi seni. Estetika merupakan ilmu tentang kepekaan rasa.

2. Cabang Filsafat
a. Ontologi
Ontologi merupakan studi tentang ari “ada” dan “berada”, tentang ciri-ciri
esensial dari yang ada dalam dirinya sendiri, menurut bentuknya yang paling
abstrak (Suparlan, 2005). Ontologi sendiri berarti memahami hakikat jenis
ilmu pengetahuan itu sendiri dalam hal ini adalah ilmu komunikasi.
b. Epistemologis
Hakikat pribadi ilmu komunikasi yaitu berkaitan dengan pengetahuan
mengenai pengetahuan ilmu komunikasi. Persoalan utama epsitemologis
Ilmu Komunikasi adalah mengenai persoalan apa yang dapat kita ketahui
dan bagaimana cara mengetahuinya, “what can we know, and how do we
know it?” Apa yang bisa kita ketahui, dan bagaimana kita mengetahuinya?
(Lacey: 1976). Menurut Lacey, hal-hal yang terkait meliputi “belief,
understanding, reson, judgement, sensation, imagination, supposing,
guesting, learning, and forgetting (Keyakinan, pemahaman, reson,
penilaian, sensasi, imajinasi, seandainya, guesting, belajar dan melupakan“)
c. Aksiologis
Hakikat ilmu pengetahuan yang bersitaf etika, estetika, terkait dengan aspek
kebermanfaatan ilmu itu sendiri. Aksiologis sangat terkait dengan tujuan
pragmatic filosofis yaitu azas kebermanfaatan dengan tujuan kepentingan
manusia itu sendiri. Sebaik-baik mnusia adalah bermanfaat bagi orang lain.
Perkembangan ilmu Komunikasi erat kaitannya dengan kebutuhan manusia
akan komunikasi.
12

F. Filsafat Bahasa Dan Komunikasi Sebagai Penunjang Prodi Desain


Komunikasi Visual
Desain Komunikasi Visual (DKV) adalah salah satu cabang ilmu desain
yang mempelajari konsep komunikasi melalui berbagai media yang dapat
berupa gambar, tatanan huruf, video, media interaktif dan media visual lain
agar gagasan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima
pesan. Kusrianto (2007) mengatakan, DKV adalah suatu disiplin ilmu yang
bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif
melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual
dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar,
tatanan huruf, serta komposisi warna dan layout (tata letak/perwajahan).
Dengan demikian gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang
menjadi sasaran penerima pesan.
Filsafat bahasa dan komunikasi dapat menunjang prodi desain komunikasi
visual karena DKV merupakan studi yang mempelajari mengenai konsep-
konsep komunikasi, sedangkan bahasa merupakan suatu alat komunikasi .
sehingga ilmu filsafat dapat bermanfaat sebagai sebuah metode berpikir secara
mendalam mengenai konsep komunikasi atau cara berbagi pikiran dengan
bahasa sebagai alat komunikasinya. Sehingga apabila mahasiswa DKV mampu
memahami filsafat bahasa dan komunikasi dengan baik maka, akan menunjang
mahasiswa untuk dapat memahami lebih dalam dan komples serta mendasar
tentang bidang ilmu Desain Komunikasi Visual.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
filsafat berarti sebagai cara berpikir yang kompleks, suatu pandangan yang
tidak memiliki kegunaan praktis. Bahasa merupakan kemampuan manusia
untuk berkomunikasi dengan manusia lain baik melalui gerakan yaitu gerak
isyarat, ucapan yaitu ucapan sehari-hari yang sering kita gunakan untuk
berkomunikasi. Filsafat bahasa adalah salah satu cabang filsafat yang
mengandalkan analisis penggunaan bahasa.
Komunikasi sebuah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Sedangkan Filsafat komunikasi
merupakan suatu disiplin ilmu yang menelaah pemahaman secara mendalam
mengenai teori dan proses komunikasi.Filsafat bahasa dan komunikasi dapat
menunjang prodi desain komunikasi visual karena DKV merupakan studi yang
mempelajari mengenai konsep-konsep komunikasi, sedangkan bahasa
merupakan suatu alat komunikasi . sehingga ilmu filsafat dapat bermanfaat
sebagai sebuah metode berpikir secara mendalam mengenai konsep
komunikasi atau cara berbagi pikiran dengan bahasa sebagai alat
komunikasinya
B. Saran
Dengan memahami filsafat bahasa dan komunikasi dengan baik maka, akan
menunjang mahasiswa untuk dapat memahami lebih dalam dan komples serta
mendasar tentang bidang ilmu Desain Komunikasi Visual.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ambar. 2018. https://pakarkomunikasi.com/hakikat-filsafat-komunikasi. Diakses


pda tanggal 8 juni 2021

Basyaruddin (2015). Filsafat Bahasa Sebagai Fundamen Kajian Bahasa. Jurnal


BAHAS Vol 26 No 1

Ghofur. 2009. https://kampungtadris.wordpress.com/2009/11/09/mengenal-


filsafat-fenomenologis. Diakses pada tanggal 8 juni 2021

Herniti, Ening. 2010. http://eningherniti.blogspot.com/2010/02/pengertian-filsafat-


bahasa.html. diakses pada tanggal 7 juni 2021

Rudi.2021.https://www.kompasiana.com/rd_writes/605d1e0ad541df18077aa602/
pengenalan-filsafat-bahasa. Diakses pada tanggal 7 juni 2021

Sobur, Alex. 2004. Mitos dan kenikmatan filsafat : pengantar ke pemikirna filsafat
komunikasi. Jurnal Unisba Vol 5 No 1

Widyanata (2020). https://www.merdeka.com/jatim/komunikasi-adalah-proses-


penyampaian-makna-pada-orang-lain-ketahui-tujuan-dan-fungsi-kln.html.
Diakses pada tanggal 8 juni 2021

14

Anda mungkin juga menyukai