ANALISIS WACANA:
PENGERTIAN WACANA DAN PRINSIP
ANALISIS WACANA
Dosen Pengampu :
Drs. YULSAFLI, M.A.
Disusun Oleh :
Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok dengan judul “ ANALISIS WACANA:
PENGERTIAN WACANA DAN PRINSIP ANALISIS WACANA’
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki.Oleh
sebab itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun Penulis
berharap semoga makalah um bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................2
BABII PEMBAHASAN....................................................................................3
2.1 Pengertian Analisis Wacana...................................................................3
2.2 Prinsip Analisis Wacana.........................................................................4
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian analisis wacana?
2. Apa saja prinsip- prinsip analisis wacana?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Analisis wacana mengkaji unit kebahasaan dalam cakupan ilmu linguistik baik
mikro seperti sintaksis, pragmatik, morfologi, dan fonologi dan linguistik makro
seperti sosiolinguisitk, pragmatik, psikolinguistik. Secara singkatnya, kajian wacana
Pengertian analisis wacana adalah analisis unit linguistik terhadap penggunaan bahasa
lisan maupun tulis yang melibatkan penyampai pesan (penutur atau penulis) dengan
penerima pesan (pendengar atau pembaca) dalam tindak komunikasi (Slembrouck,
2003: 1).
Kajian wacana merupakan bagian dari studi linguistik tentang struktur pesan dalam
suatu komunikasi atau telaah mengenai aneka bentuk dan fungsi linguistik dalam
kajian wacana. Membahas tentang menafsirkan suatu teks yakni memahami apa yang
sebenarnya yang dimaksudkan oleh penyampai pesan, mengapa harus diampaikan,
dan bagiamana pesan tersusun dan dipahami serta motif dibaik teks. Selain itu,
melalui analisis wacana dapat diketahui apakah sebuah teks mengandung wacana atau
tidak.
3
Analisis wacana dapat dicontohkan dengan menafsirkan empat teks dibawah ini:
Ke empat klausa diatas merupakan teks, tetapi hanya (a) dan (c) saja yang bisa
disebut wacana. Jika dianalisis teks (a) dan (c) bisa disebut wacana karena
mengandung kontek yang jelas yakni dipapan pengumuman dan di pintu pagar.
Memiliki kesatuan makna yang utuh yakni berupa analisis wacana peringatan dan
larangan, pembaca akan dengan mudah menafsirkan pesan yang disampaikan oleh
penulis. Sebaliknya teks (b) dan (d) bukan merupakan wacana, walaupun berada pada
kontek yang jelas tetapi tidak ada kesatuan makna yang jelas yakni pada morfem
“nya” dalam kalimat (b) tidak dan “ku” dan “nya” dalam kalimat (d) tidak
mengandung koherensi yang jelas sehingga pembaca akan kesulitan menafsirkan
siapa yang menerima pesan tersebut. Oleh sebab itu kesatuan maknanya tidak utuh.
Suatu tindak komunikasi berusaha untuk menyampaikan pesan, akan tetapi jika pesan
yang berusaha disampaikan tidak ada maka terjadilah kegagalan.
4
sebagai linguis dalam menentukan property-properti formal sebuah bahasa, analisis
wacana bersungguh-sungguh dengan investigasi yang berkenaan dengan tujuan
penggunaan bahasa.
Analisis wacana adalah suatu penelitian yang mengkaji atau menganalisis bahasa
yang digunakan secara alami, baik tertulis maupun lisan. Bahasa alami adalah
penggunaan bahasa seperti dalam komunikasi sehari-hari. Data wacana dapat
berbentuk teks, baik lisan maupun tulisan. Teks mengacu pada serangkaian kalimat
atau frasa. Dalam bahasa tulis digunakan istilah kalimat, sedangkan dalam bahasa
lisan digunakan kalimat yang relevan. Dalam analisis wacana berlaku dua prinsip,
yaitu prinsip interpretasi lokal dan prinsip analogi. Prinsip penafsiran lokal adalah
penafsiran berdasarkan konteks, baik dalam konteks linguistik maupun non-
linguistik. Konteks nonlinguistik, yaitu konteks lokal, tidak hanya mencakup tempat,
tetapi juga dapat berupa waktu, penggunaan wacana, dan partisipan. Prinsip
interpretasi analogis adalah prinsip bahwa wacana harus ditafsirkan berdasarkan
pengalaman masa lalu yang serupa atau relevan. Hanya konteks yang paling relevan
dengan situasi saat ini yang dipertimbangkan, karena pengalaman sebelumnya sudah
cukup untuk memahami percakapan.
Salah satu prinsip pemahaman wacana yang sangat penting dan bersifat mendasar
adalah prinsip analogi. Prinsip ini menganjurkan kepada pembaca pendengar, atau
siapapun yang ingin mengkaji wacana (baik tulis maupun lisan) agar menyiapkan
bekal pengetahuan umuan, wawasan yang mendalam, ataupengalaman dunia yang
luas (knowledge of world) untuk mengenalisis wacana. Anjuran ini sama sekali tidak
berlebihan, mengingat wacana sebenarnya adalah kristalisasi dah sekaligus
simplifikasi dari berbagai aspek kehidupan manusia yang menyatu secara
komprehensif. utuh, dan lengkap. Untuk menginterpretasikan dan memahami isı
5
wacana yang seperti itulah dibutuhkan bekal yang mampu mewadahi apapun yang
ada dalam sebuah wacana
• Prinsip analogi
Memiliki fungsi untuk menjelaskan gejala bahasa yang tidak tersusun. Prinsip analogi
digunakan untuk menganalisis wacana yang perlu menggunakan banyak wawasan
pengetahuan.
Contohnya wacana berbahasa Jawa “alon-alon asal kelakon” di pinggir jalan. Jika
analisis gramatikal tidak bisa menjelaskannya, maka dibutuhkan prinsip analogi.
Wacana “alon-alon asal kelakon” bermakna untuk berkendara dengan pelan asalkan
selamat sampai tujuan.
6
apapun yang ada dalam sebuah wacana menyampaikan sesuatu memilih perbedaan
linguistik sebagai cara alternatif bertutur.
7
Ada pendapat lain secara umum menjelaskan mengenai seperangkat dasar prinsip wacana
yaitu:
Data berasal dari suatu masyarakat tutur: data tentang penggunaan bahasa masyarakat,
linguistik tidak berpikir tentang bagaimana masyarakat menggunakan bahasa.
2. Wacana bukan suatu urutan unit linguistik yaitu koherensinya tidak dapat dipahami jika
perhatian terbatas hanya pada bentuk linguistik dan makna.
3 Sumber koherensi disumbangkan oleh prestasi kerjasama partisipan dan pemahaman apa
yang dikatakan, maksud, dan perilaku melalui tuturan setiap hari. Dengan kata lain, bentuk
linguistik dan makna merupakan kerjasama dengan makna sosial dan kultural. kerangka
penafsiran untuk kreativitas wacana.
4. Struktur, makna, dan tindak tutur wacana setiap hari adalah prestasi secara interaktif
5 Apa yang dikatakan makna, dan perilaku merupakan situasi yang digunakan yaitu tuturan
yang dihasilkan dan ditafsirkan dalam konteks lokal dan tuturan lain.
a Perhatian penutur
f.Konteks sosial, contoh identitas partisipan dan hubungan, struktur situasi, latar.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan ataututuran. Kata wacana
adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnyademokrasi, hak asasi manusia, dan
lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata yangdigunakan, kadang-kadang pemakai
bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada
yang mengartikan wacana sebagaiunit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang
mengartikan sebagai pembicaraan.Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan
mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya.
Wacanamerupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk
berkomunikasidalam konteks sosial. Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau
ujaran.Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=425234.
10