Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

” ANALISIS WACANA KRISIS“


Dosen pengampu: Sri Juniati, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Fitria Hufatil Aula 2020.121411


Muh Yusuf 2020.12.1355
Nor Halimah 2020.12.1367
Putri Juanti 2019.12.1289
\Sapna Feby Liana 2020121410

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PARIS BARANTAI KOTABARU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SAW Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan
Rahmat serta Anugrah darinya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Penyusunan menyadari bahwa penyusun makalah ini masih banyak kekurangan, Oleh
sebab itu segala kritik dan saran yang sangat bersifat membangun sangatlah penyusun
harapkan agar nantinya meningkatkan dan merevisi kembali pembuatan makalah ini.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Sri Juniati, S.Pd M.Pd. Selaku dosen
pengampu kuliah Wacana Bahasa Indonesia yang telah memberi tugas ini dan telah
menuntun kami dalam menyelesaikannya dan kepada semua rekan yang membantu dalam
penyelesaian makalah ini karena, atas bantuan dan doa mereka semua kami bisa
menyelesaikan makalah ini tepat waktu dan dengan baik walapun masih saja mempunyai
kesalahan-kesalahan yang tidak luput dihindari.

Kotabaru, 21 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Pengertian Analisis............................................................................................................2
B. Wacana...............................................................................................................................2
C. Karakteristik analisis wacana kritis.................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................6
PENUTUP..................................................................................................................................6
A. Kesimpulan........................................................................................................................6
B. Saran..................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wacana merupakan satuan gramatik tertinggi. Sebagian satuan bahasa yang lengkap,
maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang
dapat dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan),
tanpa keraguan apapun. Persyaratan gramatikal dalam wacana dapat dipenuhi jika dalam
wacana dapat dipenuhi jika dalam wacana itu sudah terbina kekohesifan, yaitu adanya
keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana dapat meliputi kohesi dan
koherensi. Banyak orang menduga bahwa satuan bahasa yang terlengkap adalah kalimat.
Dugaan itu tentu tidak benar sebab sebuah kalimat bagaimanapun bentuknya pasti menjadi
bagian dari sebuah wacana, baik wacana lisan maupun wacana tertulis. Sebuah wacana
merupakan suatu gambaran yang utuh atau hasil kemampuan seseorang dalam menyusun
idenya ke dalam bahasa.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan analisis ?
b. Apa yang di maksud wacana ?
c. Bagaimana karakteristik analisis wacana kritis?
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apa itu analisis
b. Untuk mengetahui apa itu wacana
c. Untuk mendesripsikan karakteristik analisis wacana kritis?

1
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis
Pengertian analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI V)terdapat dalam
beberapa pengertian yakni :
1. Kata analisis diartikan sebagai penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab
musabab, duduk perkara, dan sebagainya).
2. Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri
serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan.
3. Penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya.
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis yaitu suatu kegiatan
yang dilakukan secara mendetail seperti, mengurai, membedakan, memilih sesuatu untuk
dikelompokan kembali menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu
ditafsirkan maknanya.
B. Wacana
Secara etimologi, istilah wacana berasal dari bahasa Sansakerta wac/wak/uak yang
memiliki arti ‘berkata’ atau ‘berucap’. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan
menjadi wacana. Kata ‘ana’ yang berada di belakang adalah bentuk sufiks (akhiran) yang
bermakna ‘membendakan’ (nominalisasi). Dengan demikian, kata wacana dapat diartikan
sebagai perkataan atau urutan.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, terdapat tiga makna dari kata wacana.
Pertama, percakapan, ucapan, dan tutur. Kedua, keseluruhan tutur atau cakapan yang
merupakan satu kesatuan. Ketiga, satuan bahasa terbesar, terlengkap, yang realisasinya pada
bentuk karangan yang utuh, seperti novel, buku dan artikel.3 Istilah wacana menunjukan pada
kesatuan bahasa yang lengka yang umumnya lebih besar dari kalimat, baik disampaikan
secara lisan maupun tulisan. Wacana adalah rangkaian kalimat yang serasi yang
menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya sehingga membentuk satu kesatuan.
Analisis wacana (bahasa Inggris: discourse analysis) merupakan salah satu disiplin ilmiah
dalam linguistik yang secara khusus mengkaji tentang wacana.
1. Kajiannya dapat dilakukan secara internal maupun secara eksternal.
2. Wacana memiliki arti yaitu kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu
bangun bahasa. Dengan hal tersebut, wacana dipandang sebagai wujud bahasa yang
utuh karena setiap bagian dalam wacana memiliki hubungan padu.
3. Di samping demikian, wacana juga bertalian erat dengan konteks. Sebagai kesatuan
yang abstrak wacana dapat dibedakan dari teks, tulisan, bacaan, tuturan atau inskripsi,
3

yang berpijak pada makna yang sama, yaitu bentuk nyata yang terlihat, terbaca, atau
terdengar.
4. Bahan analisis wacana meliputi satuan bahasa yang melibatkan komunikasi antara
pengirim pesan dan penerima pesan. Bahasa yang digunakan dapat berupa bahasa
lisan maupun tulisan.
5. Prinsip analisis wacana terbagi menjadi dua yaitu prinsip lokalitas dan prinsip analogi.
6. Analisis wacana pada awalnya bersifat konvensional dengan menggunakan
pendekatan kohesi dan koherensi. Pada perkembangannya, teori modern yang bersifat
kritis, sosiologis dan psikologis telah digunakan untuk analisis wacana.

Analisis wacana adalah pendekatan kajian bahasa yang menunjukkan


bagaimana bahasa membentuk realitas. Analisis wacana menjadi studi tentang
struktur pesan dalam komunikasi. Berikut beberapa analisis wacana menurut para
ahli, yakni:
1. Menurut Cook Analisis wacana merupakan kajian yang membahas tentang wacana,
sedangkan wacana adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi.
2. Menurut Stubbs Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau
menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulisan
maupun lisan. Stubbs juga menambahkan bahwa analisis wacana menekan kajian
penggunaan bahasa dalam konteks sosial, khususnya interaksi antar penutur.
3. Menurut Kartomihardjo Analisis wacana adalah cabang ilmu bahasa yang
dikembangkan untuk menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar daripada
kalmat, sering disebut wacana. Analisis wacana berusaha mencapai makna yang
persis sama atau paling tida sangat dekat dengan makna yang dimaksud oleh
pembicara dalam wacana lisan atau penulis dalam wacana tulis.
4. Menurut Sobur Analisis wacana sebagai studi tentang struktur pesan pada dalam
komunikasi. Lebih tepatnya lagi mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa.
C. Karakteristik analisis wacana kritis
a. Tindakan
Karakter penting pertama dalam analisis wacana kritis yaitu wacana dipahami sebagai
tindakan. Dengan pemahaman ini, wacana disosialisasikan sebagai bentuk interaksi. Wacana
tidak didudukkan seperti dalam ruang tertutup dan hanya berlaku secara internal semata.
Ketika seseorang berbicara, maka dia menggunakan bahasa untuk tujuan berinteraksi dengan
orang lain melalui komunikasi bahasa verbal. Dia berbicara bisa jadi untuk meminta atau
memberi informasi, melarang seseorang untuk tidak melakukan sesuatu, mempengaruhi
orang lain agar mengikuti jalan pikirannya, membujuk seseorang untuk menyetujui dan
melaksanakan apa yang menjadi keinginannya, dan sebagainya.
Dalam karakteristik tindakan, analisis wacana kritis memandang bahwa wacana memiliki
beberapa konsekuensi. Konsekuensi pertama, wacana dipandang sebagai sesuatu yang
memiliki tujuan; apakah untuk mempengaruhi orang lain, mendebat, membujuk,
menyanggah, memotivasi, bereaksi, melarang, dan sebagainya. Kedua, wacana dipahami
4

sebagai sesuatu yang diekspresikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang diluar
kendali atau diekspresikan di luar kesadaran.
b. Konteks
Memahami analisis wacana tidak hanya memahami bahasa sebagai mekanisme internal
dari linguistik semata, melainkan juga hendaknya melihat unsur di luar bahasa. Guy Cook
(dalam Sobur,2009:56) mengatakan bahwa wacana meliputi teks dan konteks. Teks
merupakan semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar
kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara,
citra, dan sebagainya. Konteks merupakan semua situasi dan hal yang berada di luar
teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi dimana
teks diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan lain sebagainya. Adapun wacana disini,
kemudian dimaknai sebagai teks dan konteks.
Eriyanto (2001:8) melihat bahwa titik perhatian analisis wacana ialah menggambarkan teks
dan konteks secara bersama-sama dalam suatu proses komunikasi. Di sini, dibutuhkan
tidak hanya proses kognisi dalam arti umum, tetapi juga gambaran spesifik dari
budaya yang dibawa. Lebih lanjut Eriyanto (2001:8) menyebutkan beberapa konteks yang
penting karena berpengaruh terhadap produksi wacana. Secara umum, konteks tersebut
terbagi menjadi dua. Pertama, jenis kelamin, umur, pendidikan, kelas sosial, etnik, agama,
dalam banyak hal relevan dalam menggambarkan wacana. Kedua, setting sosial tertentu,
seperti tempat, waktu, posisi pembicara dan pendengar atau lingkungan fisik adalah
konteks yang berguna untuk mengerti suatu wacana.
c. Historis
Analisis wacana kritis tidak hanya mencari tahu kapan tentang sesuatu hal terjadi,
namun menggunakannya untuk mengetahui lebih lanjut tentang mengapa wacana tersebut
dibangun. Aspek historis ini menjadi salah satu penuntun untuk menjawab pertanyaan
tersebut. Eriyanto (2001:9) menyebut bahwa salah satu aspek yang penting untuk bisa
mengerti suatu teks ialah dengan menempatkan wacana tersebut dalam konteks historis
tertentu. Eriyanto memberi contoh melakukan analisis wacana teks selebaran mahasiswa
yang menentang Suharto.
d. Kekuasaan
Menurut Eriyanto (2001:9) setiap wacana yang muncul dalam bentuk teks, percakapan atau
apa pun, tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, wajar, dan netral, tetapi
merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan adalah salah satu kunci
hubungan antara wacana dan masyarakat, misalnya: kekuasaan laki-laki dalam wacana
mengenai seksisme, kekuasaan kaum kulit putih atas kulit hitam, atau kekuasaan
perusahaan yang berbentuk dominasi pengusaha kelas atas kepada bawahan, dan
sebagainya. Dalam hal ini, pemakai bahasa bukan hanya pembicara, penulis, pendengar, atau
pembaca, namun ia juga bagian dari anggota kategori sosial tertentu, bagian dari
kelompok profesional, agama, komunitas atau masyarakat tertentu.

e. Ideologi
5

Analisis wacana kritis menganlisis ideologi yang tersembunyi dalam penggunaan bahasa
dalam teks lisan dan tulisan. Ideologi merupakan kajian sentral dalam analisis wacana
kritis. Hal ini menurut Eriyanto (2001:13) karena teks, percakapan, dan lainnya adalah
bentuk dari praktik ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu. Wacana dalam
pendekatan ini dipandang sebagai medium oleh kelompok yang dominan untuk
mempengaruhi dan mengomunikasikan kepada khalayak kekuasaan dan dominasi yang
mereka miliki, sehingga kekuasaan dan dominasi tersebut tampak sah dan benar.
Unsur eksternal wacana merupakan sesuatu yang menjadi bagian wacana, tetapi tidak
nampak secara eksplisit. Kehadiran unsur eksternal berfungsi sebagai pelengkap keutuhan
wacana. Unsur-unsur eksternal ini terdiri atas implikatur, presuposisi, referensi, inferensi, dan
konteks.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Banyak orang menduga bahwa satuan bahasa yang terlengkap adalah kalimat. Dugaan
itu tentu tidak benar sebab sebuah kalimat bagaimanapun bentuknya pasti menjadi bagian
dari sebuah wacana, baik wacana lisan maupun wacana tertulis. Sebuah wacana
merupakan suatu gambaran yang utuh atau hasil kemampuan seseorang dalam menyusun
idenya ke dalam bahasa. Keutuhan sebuah wacana dinyatakan dengan berbagai alat
gramatikal berikut Konjungsi Telah disebutkan bahwa satuan terbesar bahasa bukan
kalimat, melainkan pragraf. Jika dilepaskan dari wacana, sebuah paragraph sudah
merupakan suatu kesatuan informasi yang lengkap, utuh, dan selesai. Dengan kata lain,
sebuah paragraph yang dilepaskan itu sudah merupakan sebuah karangan atau tulisan
kecil yang informasinya utuh, lengkap, dan selesai. Paragraph itulah yang kemudian
dukung-mendukung menjadi sebuah wacana. Jadi, wacana merupakan satuan bahasa
yang paling lengkap.

B. Saran
Kami mengharapkan bagi pembaca makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai bidang analisis wacana. Berdasarkan makalah yang telah
dijelaskan, maka penulis menyadari masih terdapat banyak keterbatasan dan kekurangan
dari segi materi serta sumber yang didapatkan.Namun,semoga makalah ini memberikan
kontribusi yang bermanfaat bagi teman-teman. Kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diperlukan untuk menyempurnakan makalah-makalah yang akan kami selesaikan
selanjutnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal (2017). "Perkembangan Teori dan Teknik Analisis Wacana: Dari Teori
Konvensional ke Teori Modern". Pujangga. 3 (1): 1
DEPDIKNAS,kamus besar bahasa indonesia,(Jakarta : balai pustaka) hlm 43.
Drew, C. (17 Februari 2023). 21 Contoh Bagus Analisis Wacana . Profesor yang Bermanfaat.
Tautan : https://helpfulprofessor-com.translate.goog/discourse-analysis-examples.
Gischa, Serafica. (2022) “Analisis Wacana dan Pendekatannya” Kompas. Diakses pada 20
Mei 2023. https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/10/150000869/analisis-wacana-dan-
pendekatannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Analisis Wacana dan Pendekatannya ",
Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/10/150000869/analisis-
wacana-dan-pendekatannya.
Halliday M.A.K, R. Hassan (1976). Halliday,. London: Longman.
Mulyana, Kajian Wacana : Teori, Metode, Aplikasi, dan Prinsip-prinsip Analisis Wacana
(Jogjakarta : Tiara Wacana, 2005), hlm 3.

Anda mungkin juga menyukai