Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KAJIAN KEBAHASAAN SD

WACANA

OLEH:

KELOMPOK 2

Annisa Rahma 23129281

Puspita Sari 23129227

Rahma Aprilani 23129070

Septiarifa Salsabila 23129082

DOSEN PENGAMPU:

Ari Suriani, S.Pd, M.Pd

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyusun Makalah Fonologi.

Laporan ini berisi tentang analisis dasar Mata Kuliah Kajian Kebahasaan
SD dalam Pembelajaran di Departemen Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Penyusunan makalah ini dibuat tidak hanya dikarenakan kepentingan memenuhi
tugas yang diberikan, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan agar bermanfaat
dikemudian hari.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kassih kepada semua pihak yang
telah membantu untuk menyelesaikan Makalah ini. Terlepas dari semua itu, penulis
menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Penulis harap makalah ini bermanfaat bagi
pembacanya.

Padang, 4 Desember 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I ...................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Tujuan makalah ............................................................................................ 5

BAB II ..................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6

A. Pengertian Analisis Wacana ......................................................................... 6

B. Cara melakukan analisis wacana ..........................................................................10


C. Manfaat Analisis Wacana .....................................................................................11
BAB III ............................................................................................................................13
PENUTUP .......................................................................................................................13
A. Kesimpulan ..........................................................................................................13
B. Saran ....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Analisis wacana adalah salah satu metode dalam kajian kebahasaan yang bertujuan
untuk memahami dan menganalisis bagaimana bahasa digunakan dalam konteks
sosial, politik, budaya, dan lainnya. Metode ini melibatkan pemahaman terhadap
struktur, makna, dan fungsi bahasa dalam teks tertulis atau lisan. Analisis wacana
dapat ditelusuri ke berbagai disiplin ilmu, termasuk linguistik, antropologi,
sosiologi, psikologi, dan sastra. Pada awalnya, analisis wacana digunakan dalam
studi sastra untuk menganalisis teks-teks sastra dan memahami makna yang
tersembunyi di dalamnya. Namun, seiring waktu, metode ini berkembang dan
digunakan dalam berbagai bidang, termasuk politik, media, pendidikan, dan
komunikasi.

Analisis wacana melibatkan beberapa aspek penting, antara lain:

1. Konteks sosial: Analisis wacana memperhatikan konteks sosial di mana teks


dihasilkan dan diterima. Konteks ini mencakup faktor-faktor seperti budaya,
ideologi, kekuasaan, dan norma-norma sosial yang mempengaruhi
penggunaan bahasa.
2. Struktur bahasa: Analisis wacana memperhatikan struktur bahasa dalam
teks, termasuk tata bahasa, kosakata, dan gaya bahasa yang digunakan.
Pemahaman terhadap struktur bahasa membantu dalam mengidentifikasi
pola-pola dan strategi-strategi yang digunakan dalam teks.
3. Makna dan interpretasi: Analisis wacana berfokus pada pemahaman makna
yang terkandung dalam teks. Hal ini melibatkan identifikasi makna literal
dan makna tersembunyi, serta pemahaman bagaimana teks tersebut
diinterpretasikan oleh pembaca atau pendengar.
4. Fungsi sosial: Analisis wacana memperhatikan fungsi sosial bahasa dalam
teks. Bahasa tidak hanya digunakan untuk menyampaikan informasi, tetapi
juga untuk mempengaruhi, meyakinkan, atau memanipulasi pendapat orang
lain. Analisis wacana membantu dalam memahami bagaimana bahasa
digunakan untuk mencapai tujuan komunikatif tertentu.

Dalam praktiknya, analisis wacana melibatkan pengumpulan data,


pemilihan teks yang relevan, identifikasi unit analisis, dan penerapan metode
analisis yang sesuai. Metode analisis yang umum digunakan dalam analisis wacana
antara lain analisis teks, analisis struktural, analisis semantik, analisis pragmatik,
dan analisis diskursus. Dengan menggunakan analisis wacana, para peneliti dapat
memahami bagaimana bahasa digunakan dalam berbagai konteks dan memperoleh
wawasan yang lebih dalam tentang hubungan antara bahasa, kekuasaan,
ideologi, dan budaya.

B. Rumusan Masalah

a) Apa yang dimaksud dengan analisis wacana?


b) Bagaimana cara melakukan analisis wacama?
c) Apa saja manfaat dari analisis wacana?

C. Tujuan makalah

1. Untuk mengetahui apa itu analisis wacana

2. Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan analisis wacana

3. Untuk mengetahui apa manfaat wacana


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Wacana

Analisis wacana adalah studi mengenai penggunaan bahasa yang memiliki


tujuan untuk menunjukkan dan menginterpretasikan adanya hubungan antara
tatanan atau pola-pola dengan tujuan yang diekspresikan melalui unit kebahasaan
tersebut. Analisis wacana dalam studi linguistik merupakan reaksi dari bentuk
linguistik formal yang lebih memperhatikan pada unit kata, frase, atau kalimat
semata tanpa melihat keterkaitan di antara unsur tersebut. Analisis wacana adalah
salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan dan
banyak dipakai. Jika analisis kuantitatif lebih menekankan pada pertanyaan “apa”
(what), analisis wacana lebih melihat pada “bagaimana” (how) dari pesan atau teks
komunikasi. Melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana isi
teks berita, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan. Lewat kata, frase, kalimat,
metafora macam apa suatu berita disampaikan. Dengan melihat bagaimana
bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat makna
yang tersembunyi dari suatu teks. Analisis wacana lebih menekankan pada
pemaknaan teks ketimbang penjumlahan unit kategori seperti analisis isi. Dasar dari
analisis wacana adalah interpretasi, karena analisis wacana merupakan bagian dari
metode interpretatif yang mengandalkan interpretasi dan penafsiran peneliti. Oleh
karena itu dalam proses kerjanya analisis wacana tidak memerlukan lembar koding
yang mengambil beberapa item atau turunan dari konsep tertentu. Meskipun ada
panduan apa yang bisa dilihat dan diamati dari suatu teks, pada prinsipnya semua
bergantung pada interpretasi dari peneliti. Isi dipandang bukan sesuatu yang
mempunyai arti yang tepat, dimana peneliti dan khalayak mempunyai penafsiran
yang sama atas suatu teks. Justru yang terjadi sebaliknya. Setiap teks pada dasarnya
dapat dimaknai secara berbeda dan dapat ditafsirkan secara beragam.
Analisis wacana pada umumnya menarget language use atau bahasa yang
digunakan sehari-hari, baik yang berupa teks lisan maupun tertulis, sebagai objek
kajian atau penelitiannya. Jadi objek kajian atau penelitian analisis wacana adalah
unit bahasa di atas kalimat atau ujaran yang memiliki kesatuan dan konteks, bisa
berupa naskah pidato, rekaman percakapan yang telah dinaskahkan, percakapan
langsung, catatan rapat, debat, ceramah atau dakwah agama dsb. yang tidak
artifisial dan memang eksis dalam kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan analisis
kebahasan biasa, analisis wacana tidak bisa disempitkan sebagai analisis lapisan
atau kulit luar penggunaan bahasa, sekalipun banyak peneliti yang terjebak dalam
kajian yang dangkal. Analisis wacana seharusnya menelusuri lebih jauh (beyond)
ke dalam unit bahasa tersebut guna mengungkap hal-hal yang tidak tertampak oleh
analisis kebahasaan atau analisis gramatika biasa. Analisis wacana digunakan
secara meluas di berbagai bidang ilmu, terutama ilmu-ilmu sosial kemasyarakatan,
dan sering digunakan secara lintas disipliner. Banyak analisis wacana yang tidak
lagi bisa dipilah secara jernih dan tegas masuk ke dalam bidang ilmu yang mana.
Analisis wacana orde baru dapat sekaligus dikategorikan pada kajian bidang-bidang
ilmu sejarah, politik, sosial, budaya dan bahkan psikologi sosial, hal yang sama
terjadi pada analisis wacana gender, gender dalam media massa dsb.

Beberapa Pendekatan dalam Analisis Wacana

Sesungguhnya ada banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam


melakukan analisis wacana. Slembrouck membukukan sekitar 8 pendekatan
analisis wacana termasuk di antaranya filsafat analitis, linguistik, post-strukturalis,
semiotik, cultural studies, teori-teori sosial. Karena keterbatasan, dalam makalah
ini akan dibentangkan 3 analisis wacana menurut pendekatan atau episteme
empirime positivistik, fenomenologi dan post-strukturalisme, khususnya teori
wacana Foucault.
1. Pendekatan epistemologi empirisme positivisme melahirkan pengertian
bahwa bahasa adalah medium komunikasi belaka. Bahasa dalam episteme
ini dimaknai secara polos. Bahasa dipandang semata sebagai alat untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan, untuk mengekspresikan rasa cinta
dan seni, untuk melakukan persuasi-persuasi, serta wahana untuk
menyampaikan dan melestarikan kearifan-kearifan serta nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh suatu komunitas. Sejauh mampu menggunakan
pernyatan-pernyataan yang akurat, menurut kaidah sintaksis, semantik,
logis dan menggunakan data-data empiris sebagai pendukung, pengguna
bahasa dalam pandangan ini dianggap memiliki kemampuan mental
kognitif yang bebas dari distorsi-distorsi (Hikam dalam Latif, 1996:78-79).
Dalam pandangan episteme ini pola dan hubungan makna dalambahasa
dapat dipelajari secara diskrit atau otonom tanpa acuan-acuan informasi
lainnya. Dalam menganalisis suatu pidato, misalnya, referensi mengenai
seluk-beluk pembicara tidak begitu diperlukan. Pengkaji hanya perlu
mengkonsentrasikan kajiannya pada naskah atau teks pidato yang
dimaksud, dan melihat makna pidato berdasarkan pada kaidah-kaidah
semantik/sintaksis teks tersebut.

Wacana dalam perspektif ini dimaknai sebagai :

Pengucapan-pengucapan yang kompleks dan beraturan, yang mengikuti


norma atau standar yang telah pasti dan pada gilirannya mengorganisasikan
kenyataan yang tak beraturan. Norma atau standar itu, lebih jauh lagi
dianggap ikut menyusun perilaku-perilaku manusia yakni dengan cara
memasukkan episode-episode penampilan tertentu dalam kategori-kategori
politik, sosial, atau hubungan sosial lainnya (Saphiro dalam Latif, 1996:81).
Misalnya pada wacana berikut

A: Kita akan menerima tamu-tamu untuk makan siang.

B: Ia seorang penulis besar

Atau pada:
A: Kamu pakai kaus tangan?

B: Tidak

A: Bagaimana dengan laba-laba?

B: Mereka juga tidak pakai kaus tangan.

(dari Nunan, 1993)

Kedua wacana di atas sekilas tampak tidak bermakna, dan antara ujaran
yang satu dengan yang lain nampak tidak ada kaitannya. Tapi jika kita
memahami konteks dan fungsi masing-masing ujaran sesungguhnya mereka
merupakan wacana yang bermakna.

2. Pandangan fenomenologi melangkah lebih jauh dari pandangan empirisme


positivisme dengan melihat bahasa tidak secara steril atau terpilah dari
subjek atau penuturnya. Tidak seperti pandangan empirisme positivistik
yang memotong objek dari subjeknya, dalam persektif ini subjek dianggap
memiliki intensi-intensi yang mempengaruhi bahasa atau wacana yang
diproduksinya. Dalam pandangan ini subjek memiliki peran yang penting
karena ia dapat melakukan kendali-kendali atas apa yang diungkapkannya,
atas apa yang ia maksud, atas bagaimana maksud itu dikemukakan, apakah
secara terselubung atau eksplisit. Seperti yang dikemukakan Dallmayr
(dalam Latif 1996:80) bahasa dan wacana menurut pemahaman
fenomenologi justeru diatur dan dihidupkan oleh pengucapan-pengucapan
yang bertujuan. Setiap pernyataan adalah tindakan penciptaan makna, yakni
tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jati diri sang pembicara.
Analisis wacana dalam perspektif ini berusaha membongkar dan
mengungkap maksud-maksud tersembunyi yang ada di balik ujaran-ujaran
yang diproduksi. Dengan cara meneliti ujaran-ujaran yang ada dalam
wacana, lalu menarik garis merah dengan jati diri si penulis atau
pembicaranya. Analisis ini juga dimaksudkan untuk menunjukkan kepada
pembaca-pembaca yang berpotensi tidak atau kurang menyadari adanya
maksud tersembunyi si pencipta wacana tersebut.

3. Lebih jauh dari fenomenologi, penghampiran post-strukturalisme


memandang bahasa bukan semata sebagai medium ekspresi, tetapi sebagai
medium untuk melakukan dominasi dan menyebarkan kekuasaan. Bahasa
adalah alat bagi lembaga-lembaga untuk menyebarkan kekuasaannya.
Pandangan ini melihat adanya konstelasi kekuatan dalam proses
pembentukan dan reproduksi makna.Paham ini mempercayai bahwa relasi
kekuasaan dalam masyarakat mempengaruhi dan membentuk cara-cara
bagaimana kita saling berkomunikasi dan bagaimana pengetahuan
diciptakan. Diskursus dipercayai sebagai piranti-piranti yang digunakan
lembaga-lembaga untuk mempraktekkan kuasa-kuasa mereka melalui
proses-proses pendefinisian, pengisolasian, pembenaran. Ia menentukan
mana yang bisa dikatakan, mana yang tidak terhadap suatu bidang tertentu,
pada kurun waktu tertentu pula.

B. Cara melakukan analisis wacana

Analisis wacana adalah metode kualitatif dan interpretatif untuk menganalisis


teks (berbeda dengan metode yang lebih sistematis seperti analisis isi). Kita
membuat interpretasi berdasarkan detail materi itu sendiri dan pengetahuan
kontekstual.

Ada banyak pendekatan dan teknik berbeda yang dapat kita gunakan untuk
melakukan analisis wacana, tetapi langkah-langkah di bawah ini menguraikan
langkah-langkah dasar yang perlu diikuti.

Langkah 1: Tentukan pertanyaan penelitian dan pilih isi analisis

Untuk melakukan analisis wacana, kita mulai dengan pertanyaan penelitian


yang didefinisikan dengan jelas. Setelah mengembangkan pertanyaan Anda, pilih
berbagai materi yang sesuai untuk menjawabnya. Analisis wacana adalah metode
yang dapat diterapkan baik untuk volume material yang besar maupun sampel yang
lebih kecil, tergantung pada tujuan dan skala waktu penelitian.

Langkah 2: Kumpulkan informasi dan teori tentang konteksnya

Selanjutnya, kita harus menetapkan konteks sosial dan historis di mana


materi itu diproduksi dan dimaksudkan untuk diterima. Kumpulkan detail faktual
tentang kapan dan di mana konten dibuat, siapa penulisnya, siapa yang
menerbitkannya, dan kepada siapa konten itu disebarluaskan. Selain memahami
konteks kehidupan nyata dari wacana tersebut, kita juga dapat melakukan tinjauan
pustaka tentang topik tersebut dan membangun kerangka teoritis untuk memandu
analisis.

Langkah 3: Analisis konten untuk tema dan pola

Langkah ini melibatkan pemeriksaan cermat berbagai elemen materi –


seperti kata, kalimat, paragraf, dan struktur keseluruhan – dan menghubungkannya
dengan atribut, tema, dan pola yang relevan dengan pertanyaan penelitian kita. Kita
menganalisis materi yang dipilih untuk kata-kata dan pernyataan yang
mencerminkan atau berhubungan dengan ideologi politik otoriter dan demokratis,
termasuk sikap terhadap otoritas, nilai-nilai liberal, dan opini populer.

Langkah 4: Tinjau hasil dan tarik kesimpulan

Setelah kita menetapkan atribut tertentu ke elemen materi, refleksikan hasil


untuk memeriksa fungsi dan arti bahasa yang digunakan. Di sini, kita akan
mempertimbangkan analisis dalam kaitannya dengan konteks yang lebih luas yang
ditetapkan untuk menarik kesimpulan yang menjawab pertanyaan penelitian kita

C. Manfaat Analisis Wacana

Manfaat analisis wacana, selain dapat memahami hakikat bahasa juga untuk
memahami proses belajar bahasa dan perilaku berbahasa. Bahkan analisis wacana
dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk membina kemampuan berbahasa. Analisis
wacana memiliki beberapa fungsi, diantaranya fungsi bahasa dalam komunikasi,
fungsi ekspresi, direksi, informasional, metalingual, interaksional, kontekstual, dan
puitik. Fungsi bahasa dalam komunikasi jika dilihat berdasarkan tanggapan atau
respon mitra tutur ada dua macam, yaitu fungsi transaksional dan fungsi
interaksional.

Analisis wacana memungkinkan siswa untuk melihat bagaimana pesan


diorganisasikan, digunakan, serta dipahami. Selain itu, analisis wacana juga dapat
memungkinkan mereka untuk melacak variasi cara yang digunakan oleh
komunikator baik penulis, pembicara dan guru dalam mencapai tujuan atau maksud
tertentu melalui pesan berisi wacana-wacana tertentu yang disampaikan.

Melakukan analisis wacana berarti meneliti bagaimana fungsi bahasa dan


bagaimana makna diciptakan dalam konteks sosial yang berbeda. Ini dapat
diterapkan pada setiap contoh bahasa tertulis atau lisan, serta aspek komunikasi
non-verbal seperti nada dan gerak tubuh.

Berbeda dengan pendekatan linguistik yang hanya berfokus pada aturan


penggunaan bahasa, analisis wacana menekankan pada makna kontekstual bahasa.
Ini berfokus pada aspek sosial komunikasi dan cara orang menggunakan bahasa
untuk mencapai efek tertentu (misalnya untuk membangun kepercayaan, untuk
menciptakan keraguan, untuk membangkitkan emosi, atau untuk mengelola
konflik).

Alih-alih berfokus pada unit bahasa yang lebih kecil, seperti suara, kata atau frasa,
analisis wacana digunakan untuk mempelajari potongan bahasa yang lebih besar,
seperti keseluruhan percakapan, teks, atau kumpulan teks. Sumber yang dipilih
dapat dianalisis pada berbagai tingkatan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari analisis wacana dalam kajian kebahasaan adalah


bahwa bahasa bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga mencerminkan
dan membentuk realitas sosial, politik, budaya, dan ideologi. Analisis wacana
membantu kita memahami bagaimana bahasa digunakan untuk mempengaruhi,
meyakinkan, atau memanipulasi pendapat orang lain.

Melalui analisis wacana, kita dapat mengidentifikasi pola-pola dan strategi-


strategi yang digunakan dalam bahasa, baik dalam teks tertulis maupun lisan.
Kita dapat memahami bagaimana bahasa digunakan untuk mencapai tujuan
komunikatif tertentu, seperti mempengaruhi opini publik, memperkuat atau
meruntuhkan kekuasaan, atau memperjuangkan perubahan sosial.

Selain itu, analisis wacana juga membantu kita memahami konteks sosial di
mana bahasa digunakan. Konteks sosial mencakup faktor-faktor seperti budaya,
ideologi, kekuasaan, dan norma-norma sosial yang mempengaruhi penggunaan
bahasa. Dengan memperhatikan konteks sosial, kita dapat memahami
bagaimana bahasa dapat berbeda dalam berbagai situasi dan bagaimana
penggunaan bahasa dapat mencerminkan dan mempengaruhi struktur sosial
yang ada.

analisis wacana merupakan alat yang kuat dalam kajian kebahasaan untuk
memahami bagaimana bahasa digunakan dalam konteks sosial, politik, budaya,
dan ideologi. Dengan memahami bahasa secara lebih mendalam, kita dapat
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara bahasa,
kekuasaan, ideologi, dan budaya dalam masyarakat.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu kita sebagai calon
pendidik, harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Salah satu
cara menggali potensi tersebut adalah dengan ,mempelajari makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Hal ini karena keterbatasan dari berbagai aspek. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan keitik dsn saran yang bersifat membangun agar
dapat memperbaiki kekurangan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapapun yang memabacanya
DAFTAR PUSTAKA

Eriyanto dalam buku Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar
Untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, Dan Analisis Framing, PT REMAJA


ROSDAKARYA, Bandung,

2009, hlm. 68, Ibid, hlm. 70

http:staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/dr-widyastuti-purbani-
ma/analisis-wacana-

kritis.pdf

https://www.academia.edu/105930383/Pengantar_analisis_wacana

ANALISIS WACANA/DISCOURSE ANALYSIS

Purbani, Widyastuti. 10 hal

Hayati Maulidah, Rina dkk. PROBLEMATIKA MENGANALISIS


WACANA SECARA TEKSTUAL MAHASISWA FKIP UNA.
Fakultas keguruan ilmu pendidikan. Universitas Asahan.

https://almasoem.sch.id/apa-gunanya-analisis-wacana-saat-belajar/

Anda mungkin juga menyukai