Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“SEMANTIK”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Stuktur Bahasa
Indonesia
Dosen Pengampuh : Musdiah Rahmah,S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Nurul Wahyuliani (02105011)
Selvi Safitri (02105015)
Anisa Waliyyu Rusman (02105004)
Lulu Ilmainnung (02105025)
Nur Mawaddah (02105020)
Nurul Sabriani Nur (02105029)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS LAMAPPAPOLEONRO
2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena dengan ridhonya semata kami dapat
menyelesaikantugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Struktur
Bahasa Indonesia. Sebagai wujud dari pengabdian kami kepada Allah SWT
sekaligus bentuk realisasi dari tanggung jawab dan kewajiban kami selama
mengikuti mata kuliah ini.

Makalah ini berisi materi tentang Semantik. Pembahasan yang


memaparkan tentang Semantik itu sendiri. Sehingga makalah dapat digunakan
untuk penyajian diskusi dan untuk keperluan lainnya.

Makalah ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa sebagai


materi dalam belajar atau sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan yang
telah ada, serta sebagai bahan untuk penentuan nilai tugas oleh dosen
pembimbing. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Allah
SWT, kepada kedua orang tua, teman-teman, dan semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuannya dalam penyusunan makalah ini

Soppeng, 14 Maret 2022

Penulis

Kelompok 4

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................1

C. Tujuan........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3

1. Pengertian Semantik..................................................................................3

2. Pengertian Semantik Menurut Para Ahli...................................................3

3. Tahap Perkembangan Pemerolehan Semantik..........................................5

4. Jenis-jenis Semantik..................................................................................6

5. Manfaat Semantik......................................................................................7

6. Unsur-unsur Semantik...............................................................................8

7. Contoh Semantik.......................................................................................8

8. Hubungan Semantik dengan Ilmu lain....................................................10

BAB III PENUTUP..........................................................................................12

A. Kesimpulan..............................................................................................12

B. Saran........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................13

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semantik merupakan salah satu cabang linguistik yang berada pada
tataran makna. Verhaar, dalam Pateda (2010:7) mengatakan bahwa
semantik adalah teori makna atau teori arti ( Inggris semantics kata
sifatnya semantic yang dalam Bahasa Indonesia dipadankan dengan kata
semantik sebagai nomina dan semantis sebagai ajektiva).
Sejalan dengan berkembangnya zaman perkembangan bahasa pun
juga ikut berkembang dan mengalami pergeseran-pergeseran makna.
Pergeseran makna bahasa memang tidak dapat dihindari, hal ini
dipengaruhi oleh banyak faktor yang nantinya akan di bahas secara
mendalam di dalam pembahasan. Atas dasar itu, tidak mengherankan
dalam beberapa tahun terakhir ini di Indonesia muncul berbagai kata yang
memiliki banyak makna baru.Meski demikian makna yang melekat
terlebih dahulu tidak serta merta hilang begitu saja.Perubahan makna suatu
kata yang terjadi, terkadang hampir tidak disadari oleh pengguna bahasa
itu sendiri.Untuk itu perlu bagi kita mengetahui dan memahami ilmu
kebahasaan secara utuh.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Semantik?
2. Apa pengertian Semantik menurut para ahli?
3. Identifikasikanlah tahap perkembangan pemerolehan Semantik!
4. Jelaskan tentang jenis-jenis Semantik!
5. Apakah manfaat Semantik?
6. Apa saja unsur-unsur Semantik?
7. Identifikasikanlah contoh Semantik!
8. Jelaskan hubungan Semantik dengan Ilmu lain!

1
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian Semantik
2. Dapat mengetahui pengertian Semantik menurut Para Ahli
3. Memahami tahap perkembangan pemerolehan Semantik
4. Memahami jenis-jenis Semantik
5. Mengetahui manfaat Semantik
6. Mengetahui unsur-unsur Semantik
7. Dapat mengidentifikasikan contoh Semantik
8. Dapat menjelaskan hubungan Semantik dengan Ilmu lain

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Semantik
Kata semantik dalam bahasa Indonesia (bahasa Inggrisnya
Semantic). Semantik berasal dari bahasa Yunani Sema, kata benda yang
berarti “tanda” atau “lambang”. Kata kerjanya adalah Semaino yang
berarti “Menandai” atau “Melambangkan”. Yang dimaksud lambang atau
tanda di sini sebagai padanan kata sema adalah tanda Linguistik.
Semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang
arti, yaitu satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatikal, dan
semantik. Kata semantik disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk
bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik
tengan hal-hal yang ditandainya, atau dengan kata lain, bidang studi dalam
linguistic yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa.
Semantik adalah cabang linguistic yang mempunyai hubungan erat
dengan ilmu-ilmu sosial lain seperti sosiologi atau antropologi, bahkan
juga dengan filsafat dan psikologi. Sosiologi mempunyai kepentingan
dengan semantik karena sering dijumpai kenyataan bahwa penggunaan
kata-kata tertentu untuk mengatakan sesuatu makna dapat menandai
identitas kelompok dalam masyarakat.

2. Pengertian Semantik Menurut Para Ahli


Berikut ini terdapat beberapa pengertian semantik menurut para
ahli, terdiri atas:
a) Menurut Ferdinand de saussure (1966)
Mengemukakan semantik yaitu yang terdiri dari (1) komponen
yang mengartikan, yang berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa dan (2)
komponen yang diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu.

3
Kedua komponen ini adalah merupakan tanda atau lambang,
sedangkan yang ditandai atau atau yang dilambanginya adalah sesuatu
yang berbeda diluar bahsa yang lazim disebut referen atau hal yang
ditunjuk.
b) Menurut Tarigan (1985: 2)
Mengatakan bahwa semantik dapat dipakai dalam pengertian luas
dan dalam pengertian sempit. Semantik dalam arti sempit dapat
diartikan sebagai telaah hubungan tanda dengan objek-objek yang
merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut.
c) Menurut Chaer (2009: 6-11)
Semantik berdasarkan tataran atau bagian dari bahasa yang
menjadi objek penyelidikan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu (1)
semantik leksikal yang merupakan jenis semantik yang objek
penelitiannya adalah leksikon dari suatu bahsa, (2) semantik
gramatikal yang merupakan jenis semantik yang objek penelitiannya
adalah makna-makna gramatikal dari tataran morfologi, (3) semantik
sintaksikal yang merupakan jenis semantik yang sasaran
penyelidikannya bertumpu pada hal-hal yang berkaitan dengan
sintaksis, (4) semantik maksud yang merupakan jenis semantik yang
berkenaan dengan pemakaian bentuk-bentuk gaya bahsa, seperti
metafora, ironi, litotes, dan sebagainya.
d) Menurut Charles Morrist
Mengemukakan bahwa semantik menelaah “hubungan-hubungan
tanda-tanda dengan objek-objek yang merupakan wadah penerapan
tanda-tanda tersebut”.
e) Menurut J.W.M Verhaar; 1981:9
Mengemukakan bahwa semantik berarti teori makna atau teori arti,
yakni cabang sistematik bahasa yang menyelidiki makna atau arti.
f) Menurut Lehrer; 1974: 1
Semantik adalah studi tentang makna. Bagi Lehrer, semantik
merupakan bidang kajian yang sangat luas, karena turut menyinggung

4
aspek-aspek struktur dan fungsi bahasa sehingga dapat dihubungkan
dengan psikologi, filsafat dan antropologi.
g) Menurut Kambartel (dalam Bauerk, 1979: 195)
Semantik mengasumsikan bahwa bahasa terdiri dari struktur yang
menampakan makna apabila dihubungkan dengan objek dalam
pengalaman dunia manusia.

3. Tahap Perkembangan Pemerolehan Semantik


Clark (1977) secara umum menyimpulkan perkembangan pemerolehan
semantik ini kedalam emapt tahap, yaitu :
1. Tahap penyempitan makna kata
Tahap ini berlangsung antara umur satu sampai satu setengah tahun
( 1:0 – 1:6 ). Pada tahap ini kanak-kanak menganggap satu benda tertentu
yang dicakup oleh satu makna menjadi nama dari benda itu. Jadi, yang
disebut ( meong ) hanyalah kucing yang dipelihara di rumah saja. Begitu
juga ( gukguk ) hanyalah anjing yang ada dirumah saja, tidak termasuk
yang berada di luar rumah si anak.
2. Tahap Generalisasi berlebihan
Tahap ini berlangsung antara usia satu tahun setengah sampai dua
tahun setengah (1:6 – 2:6). Pada tahap ini kanak-kanak mulai
menggeneralisasikan makna suatu kata secara berlebihan. Jadi, yang
dimaksud dengan anjing atau gukguk dan kucing atau meong adalah
semua binatang yang berkaki empat, termasuk kambinh dan kerbau.
3. Tahap medan semantik
Tahap ini berlangsung antara usia dua tahun setengah sampai
limatahun ( 2:6 – 5:0 ). Pada tahap ini kanak-kanak mulai
mengelompokkan kata-kata yang berkaitan ke dalam satu medansemantik.
Pada mulanya proses ini berlangsung jika makna kata-kata yang
digeneralisasi secara berlebihan semakin sedikit setelah kata-kata baru

5
untuk benda-benda yang termasuk dalam generalisasi ini dikuasai oleh
kanak-kanak.
Umpamanya, kalau pada mualanya kata anjing berlaku untuk semua
binatang berkaki empat ; namun, stelah mereka mengenal kata kuda,
kambing , dan harimau, maka anjing hanya berlaku untuk anjing saja.
4. Tahap generalisasi
Tahap ini berlangsung setelah kanak-kanak berusia lima tahun. Pada
tahap ini kanak-kanak telah mulai mampu mengenal benda-benda yang
sama dari sudut persepsi, bahwa benda-benda itu mempunyai fitur-fitur
semantic yang sama.
Pengenalan ini semakin sempurna jika kanak-kanak semakin bertanbah
usianya. Jadi, ketika berusia antara 5 – 7 tahun mereka telah mampu
mengenal yang dimaksud dengan heawan, yaitu semua mahluk yang
termasuk hewan.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa kanak-kanak membutuhkan


tahap-tahapan dalam memperoleh makna semantik, dan lingkungan sangat
membentu kanak-kanak untuk memperoleh makna tersebut, karena dalam
proses pemerolehan itu kanak-kanak menggunakan indranya. Jadi,
semakin banyak kanak-kanak mengamati lingkungannya akan sangat
membantu sekali dalam memperolah makna kata-kata dari suatu konsep.

4. Jenis-jenis Semantik
a) Semantik Behavioris
Para penganut aliran behavioris memiliki sikap umum:
 Penganut pandangan behavioris tidak terlalu yakin dengan istilah-
istilah  yang  bersifat mentalistik berupa mind, concept, dan idea
 Tidak ada perbedaan esensial antara tingkah laku manusia dan
hewan

6
 Mementingkan factor belajar dan kurang yakin terhadap faktor-
faktor   bawaan
 Mekanismenya atau determinasinya.
b) Semantik Deskriptif
Semantik deskriptif yaitu kajian semantik yang khusus
memperlihatkan makna yang sekarang berlaku.
c) Semantik Generatif
Konsep-konsep yang terkenal dalam aliran ini adalah:
 Kompetensi (competence), yaitu kemampuan atau pengetahuan
bahasa yang dipahami itu dalam komunikasi:
 Struktur luar, yaitu unsur bahasa berupa kata atau kalimat yang
seperti terdengar: dan
 Struktur dalam, yaitu makna yang berada dalam struktur luar.
Aliran ini menjadi terkenal dengan munculnya buku Chomsky
tahun 1957 yang kemudian diperbarui.
d) Semantik Gramatikal
Semantik gramatikal adalah studi simentik yang khususnya
mengkaji makna yang terdapat dalam satuan kalimat.
e) Semantik Leksikal
Semantik leksikal adalah kajian simentik yang lebih memuaskan
pada pembahasan sistem makna ayang terdapat dalam kata.
f) Semantik Historis
Semantik historis adalah studi semantik yang mengkaji sistem
makna dalam rangkaian waktu.
g) Semantik Logika
Sematik logika adalah cabang logika modern yang berkaitan
dengan konsep-konsep dan notasi simbolik.
h) Semantik Struktural
Semantik struktural bermula dari pandangan linguis struktural yang
dipelopori oleh Saussure. Penganut strukturalisme berpendapat bahwa

7
setiap bahasa adalah sebuah sistem, sebuah hubungan struktur yang
unik yang terdiri dari satuan-satuan yang disebut struktur.

5. Manfaat Semantik
Bagi seorang guru atau calon guru pengetahuan semantik mengenai
semantik akan memberi manfaat teoretis dan juga manfaat praktis.
Manfaat teoretis karena dia sebagai guru bahasa harus pula mempelajari
dengan sungguh-sungguh akan bahasa yang diajarkannya. Teori-teori
semantik ini akan menolong memahami dengan baik “rimba belantara
rahasia” bahasa yang akan diajarkannya itu. Sedangkan manfaat praktis
akan diperolehnya berupa kemudahan bagi dirinya dalam mengajarkan
bahasa itu kepada murid-muridnya. Sorang guru bahasa, selain harus
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas mengenai segala aspek
bahasa, juga harus memiliki pengetahuan teori semantik secara memadai

6. Unsur-unsur Semantik
a). Tanda dan lambang
Kedua hal ini adalah hal-hal yang harus ada di ilmu kebahasaan.
Walaupun berakar dari ilmu lingustik namun jika tanda dikembangkan
menjadi suatu teori yang disebut semiotic akan memiliki tiga aspek yang
mempunyai kaitan dengan semantic. Tiga aspek tersebut adalah sintaksis,
pragmatik, dan sematik.
b). Hubungan Referensial dan Makna Leksikal
Unsur Leksikal adalah makna terkecil yang bisa didapat dari
sebuah ilmu bahasa. Makna leksikal ini dapat dibedakan satu dengan yang
lainnya. Makna leksikal adalah keseluruhan kata dan impleksi yang harus
di artikan dalam suatu konstruksi.
c). Penanaman
Proses pencarian atas lambang bahasa yang digunakan untuk
menggambarkan konsep suatu objek, proses suatu objek, dan hal-hal lain.

8
7. Contoh Semantik
Dalam kaidah umum semantik berikut adalah penjelasan dan juga contoh
contohnya :
1). Hubungan antara leksem dengan acuannya bersifat arbitrer.
Contoh: kata ‘kursi’ dengan media (yang sekarang kita ketahui
wujudnya dan dinamakan kursi) itu tidak bersifat mutlak, tetapi arbitrer.
Tidak ada alasan kenapa media tersebut dinamakan ‘kursi’.

2). Kajian waktunya ada yang sinkronik (melihat makna dalam kurun
waktu tertentu sehingga maknanya bersifat tetap,, tidak mengalami
perubahan baik dulu maupun sekarang) dan diakronik (melihat makna
dalm kurun waktu panjang sehingga maknanya relatif berubah.)
Contoh diakronik adalah kata ‘bapak’. Dahulu, kata ‘bapak’
digunakan pada seorang laki-laki yang mempunyai hubungan darah
(dengan anaknya), sedangkan sekarang kata ‘bapak’ dapat digunakan pada
seseorang yang tidak mempunyai hubungan darah sekalipun, belum tua,
dan bahkan belum menikah, misalnya ‘Bapak guru’, ‘Bapak walikota’,
‘Bapak camat’, dsb.

3). Beda bentuk, beda makna.


Contoh kata ‘bisa’ dan ‘dapat’, di mana arti keduanya bersinonim. Akan
tetapi, setelah keduanya mendapatkan proses morfologis, misalkan afiksasi
‘peN- + -an’, sehingga bentuknya menjadi ‘pembisaan’ dan ‘pendapatan’.
Jelas sekali kata ‘dapat’ yang diberi proses morfologis itu lebih berterima
daripada kata ‘bisa’ setelah mendapat proses morfologis.

4). Setiap bahasa memiliki sistem semantik sendiri.


Contoh:

9
Kata ‘pipis’, dalam Bahasa Sunda kata tersebut berarti ‘air kencing’, tetapi
dalam Bahasa Bali kata tersebut berati ‘uang jajan’. Contoh lainnya yaitu
‘kodok’, dalam Bahasa Sunda berarti ‘mengambil sesuatu dari sebuah
lubang yang dalam’, sedangkan dalam Bahasa Indonesia berarti ‘katak’.

5). Makna berkaitan dengan pandangan hidup/budayanya.


Pada poin ini berkaitan dengan tabu atau tidaknya penggunaan kata
tersebut di suatu masyarakat.
Contoh kata ‘anjing’, bagi orang Islam kata ‘anjing’ dapat
dimaknai sebagai sesuatu yang bernajis, tetapi bagi orang Kristen dapat
dimaknai sebagai hewan yang lucu dan menggemaskan.
6). Luasnya bentuk ≠ luasnya makna.
Secara bentuk, semakin lebar (kata-kata yang digunakan) maka semakin
sempit maknanya, begitu sebaliknya.
Contoh:
Kereta
Kereta api
Kereta api ekspres
Bandingkan makna kata ‘kereta’ dengan makna yang terkandung dalam
‘kereta api ekspres’. Secara bentuk, kata ‘kereta’ lebih simpel daripada
‘kereta api ekspres’. Akan tetapi, secara makna, makna ‘kereta’ masih
terlalu luas, apakah yang dimaksudkan itu kereta api, kereta uap, atau
kereta apa. Sementara itu, makna ‘kereta api ekspres’ sudah jelas berarti
kereta api khusus yang lajunya lebih cepat dan fasilitas serta pelayanannya
lebih baik daripada kereta api ekonomi.

8. Hubungan Semantik dengan Ilmu lain


1) Semantik dan Filsafat
Filsafat merupakan ilmu yang mengkaji kearifan, pengetahuan, dan
hakikat realitas. Dengan ini, semantik dalam kajian ilmu filsafat

10
memiliki fungsi yakni ketepatan dalam menyusun simbol bahasa agar
membentuk sebuah pola kalimat atau struktur realitas secara benar.
2) Semantik dan Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang mengkaji hakikat dan gerak-gerak jiwa.
Psikologi mengkaji tentang kebermaknaan jiwa, sedangkan semantik
kebermaknaan kata atau satuan ujaran dalam bahasa. Dengan kata lain,
keberadaan kata tidak hanya dimaknai dalam struktur bunyi dan
bentuk tulisannya saja, namun pada makna yang terkandung dalam
satuan bahasa tersebut.
3) Semantik dan Antropologi serta Sosiologi
Semantik dianggap berkepentingan dengan antropologi
dikarenakan analisis makna pada sebuah bahasa, menalui pilihan kata
yang dipakai penuturnya, akan dapat menjanjikan klasifikasi praktis
tentang kehidupan budaya.
4) Semantik dan Sastra
Sastra menggunakan bahasa sebagai media pemaparannya.Bebeda
dengan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Bahasa
dalam sastra mempunyai keunikan tersendiri karena didalamnya
mencakup ekspresi si penulis.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu dalam bidang linguistik yang mengkaji secara mendalam
tentang makna adalah “SEMANTIK”. Linguistik, yang mencakupi hal-hal
kebahasaan tidaklah bisa menjadi ilmu kebahasaan tanpa mengkaji
“SEMANTIK” di dalamnya. Hal ini dikarenakan semantik adalah ilmu
makna yang mana bahasa tidak dapat dipahami jika tidak bermakna.
Bahkan kali ini, “SEMANTIK” menjadi pusat perhatian banyak orang
yang mempelajari ilmu linguistik ini karena pembahasannya yang tak
dapat diamati secara empiris.
Dalam analisis semantic harus disadari bahwa bahasa adalah
bersifat unik, dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan dengan
budaya masyarakat pemakaiannya maka analisis semantic suatu bahasa
hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tidak dapat digunakan untuk
menganalsis bahasa lain.

B. Saran

12
Hendaklah di zaman yang serba berubah ini kita lebih tanggap
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi khususnya dalam bidang
bahasa Indonesia. Kita harus melestarikan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional. Perubahan yang terjadi perlu kita cermati dengan baik
agar keaslian bahasa Indonesia tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

o Anamm, F. S. (2018, Mei 20). Contoh Semantik dan Jenis-jenisnya.


Retrieved Maret 14, 2022, from https://syahrulanam.com/semantik-
adalah/

o dosenpendidikan. (2022, 3 13). Semantik Adalah. Retrieved 03 14,


2022, from https://www.dosenpendidikan.co.id/semantik-adalah/

o Syailan, M. (2019, Mei). Dasar-dasar atau Kaidah Semantik.


Retrieved Maret 14, 2022, from
https://muhammadsyailan.blogspot.com/2019/05/dasar-dasar-atau-
kaidah-semantik-bahasa.html

13

Anda mungkin juga menyukai