1. Pendekatan Integrated
Tim Dosen Pengajar IPS (2006) dalam Pengembangan Bahan Ajar
Pendidikan IPS di Sekolah Dasar menjelaskan bahwa pada pendekatan integrated,
materi IPS disajikan secara terpadu sehingga tidak tampak lagi warna atau ciri-ciri
khas disiplin ilmu-ilmu sosial yang mendukungnya melainkan menjadi satu
kesatuan konsep dalam suatu topik atau pokok bahasan yang sedang diajarkan
oleh seorang guru di dalam kelas.
Contoh ilustrasi bahasan topik “Lingkungan Keluarga” ternyata didukung
oleh beberapa konsep ilmu sosial, seperti sejarah, sosiologi, geografi, ekonomi,
dan antropologi, namun dalam proses pembelajaran, siswa tidak merasa yag
dibicarakan oleh guru di dalam kelas merupakan keterpaduan (integrated) dari
konsep beberapa disiplin ilmu sosial (sosial science).
2. Pendekatan Kontekstual
Nurhadi (2003) menyebutkan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan
dengan situasi nyata dan mendorong siswa membuat hubungan-hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari, sedikit demi sedikit dan dari proses mengkonstruksi sendiri sebagai
bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota
masyarakat (Dewi, 2012).
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa. Supinah dalam Dewi (2012)
menyebutkan keunggulan dari pendekatan konstekstual diantaranya, siswa sebagai
objek, siswa lebih memperoleh kesempatan meningkatkan hubungan kerja sama
antarteman, siswa memperoleh kesempatan untuk mengembangkan aktivitas,
siswa memiliki peluang lebih untuk menggunakan keterampilan-keterampilan dan
pengetahuan baru yang diperlukan dalam kehidupan yang sebenarnya, serta tugas
guru adalah sebagai fasilitator dan mediator.
3. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme menekankan pada kegiatan siswa dalam
menggali pengetahuan atau pengalaman sehari-hari yang dibawa dari luar kelas.
Melalui pendekatan ini para siswa dipandang memiliki potensi belajar sekaligus
sebagai salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan dalam proses
pembelajaran IPS di kelas. Posisi guru hanyalah sebagai fasilitator yang
memungkinkan siswa mengembangkan pengetahuan dan keterampilan atau
mengkonstruksi pengalaman yang dimilikinya menjadi pengalaman baru yang
bermakna.
Melalui pendekatan ini diharapkan para siswa dapat mengkonstruksi
pengetahuan yang relevan dengan kepentingan serta tingkat usianya sekaligus
dapat mengembangkan keterampilan sosial. Ketrampilan tersebut sangt diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari (Supriatna, N.)
4. Pendekatan Tematik
Pada pendekatan pembelajaran termatik, program pembelajaran IPS disusun
dari berbagai cabang ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran termatik dalam hal
ini, dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian
dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang
lain. Topik/tema dapat dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang
berkembang. Bisa membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan
dari berbagai disiplin atau sudut pandang, contohnya banjir, pemukiman kumuh,
potensi pariwisata, IPTEK, mobilitas sosial, modernisasi, revolusi yang dibahas
dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial (Kartini, T., 2010).
Sumber:
Anis, H. (2020). Pendekatan Pembelajaran. Diakses secara online dari
https://www.tripven.com/pendekatan-pembelajaran/
Tim Dosen Pengajar IPS. (2006). Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan IPS
Sekolah Dasar. Tasikmalaya: UPI Kampus Tasikmalaya.