Anda di halaman 1dari 19

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA DI MI/SD

MAKALAH

Oleh Kelompok I

Diajukan sebagai salah satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum

pada Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Disusun oleh :

MAKHRUS ISLAMUDIN 20800121033

MUTMAINNAH 20800121002

NURFADHILAH AGUS 20800121019

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
1
2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan limpahan rahmat-

Nya kepada kita semua, dan khususnya pada penulis, sehingga penulis dapat

membuat makalah ini dengan judul “Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa

Indonesia Di MI/SD” Untuk memenuhi tugas makalah Pembelajaran Bahasa

Indonesia. Shalawat serta salam tak lupa pula senantiasa terlimpahkan kepada

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang senantiasa memberi petunjuk

kepada hamba Allah serta menegakkan agama Allah di muka bumi ini.

Makalah ini Sebagai tugas dari mata kuliah Pengembangan Kurikulum

Pembelajaran .Penulis amat menyadari bahwa dari awal penulisan hingga akhir

ini telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik berupa

bimbingan, motivasi, pikiran, dan doa. Maka Makalah ini tidak dapat

diselesaikan tanpa bantuan dan kerjasama bimbingan dari Dosen, Untuk itu

kami ucapkan banyak terima kasih.

Akhirnya perlu kami sampaikan bahwa makalah ini selalu terbuka

untuk menerima masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat kami harapkan dari dosen, rekan-rekan mahasiswa maupun yang

membaca makalah ini. Terima kasih.

Samata, 13 November 2023

Penulis

iii
KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1-3

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................3

C. Tujuan.......................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................4-12

A. Pengertian Prinsip Pmebelajaran Bahasa Indonesia.................................4

B. Prinsip-Prinsip Pmebelajaran Bahasa Indonesia......................................6

BAB III PENUTUP.....................................................................................13-15

A. Kesimpulan.............................................................................................13

B. Saran.......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar bahasa Indonesia merupakan salah satu sarana yang dapat

mengakses berbagai informasi dan kemajuan ilmu pengetahuan. Untuk itu,

kemahiran berkomunikasi dalam bahasa Indonesia secara lisan dan tertulis

harus benar-benar dimiliki dan ditingkatkan dalam pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut, posisi bahasa Indonesia perlu mendapat

perhatian khusus terutama bagi pembelajar bahasa Indonesia. Hal ini terutama

bagi pembelajar bahasa Indonesia yang masih awal dalam penguasaan kaidah

bahasa Indonesia contohnya saja siswa di tingkat SD/MI. Selain itu, bahasa

Indonesia digunakan sebagai sarana komunikasi, buku-buku pengetahuan,

surat kabar, iklan, persuratan, percakapan sehari-hari, radio, televisi, pidato

dan sebagainya menggunakan bahasa Indonesia.

Agar bisa terlaksananya pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai guru, maka guru perlu memahami prinsip-prinsip pembelajaran

bahasa Indonesia. Pelaksanaan prinsip tersebut diwujudkan dengan

menerapkan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang efektif,

kontestual dan bermakna. Tujuannya untuk meningkatkan dan

mengembangkan kompetensi, kreatifitas, kemandirian, kerjasama,

solodaritas, kepemimpinan, empati, toleransi, dan kecakapan hidup pada

peserta didik, dan berikutnya dapat terbentuk watak serta meningkatnya

peradaban dan martabat bangsa.

1
2

Prinsip-prinsip pembelajaran merupakan aspek kejiwaan yang perlu

dipahami setiap pendidik selaku tenaga profesional yang memikul tanggung

jawab besar dalam mencerdaskan anak bangsa. Prinsip pembelajaran

merupakan salah satu usaha pendidik dalam menciptakan dan mengondisikan

situasi pembelajaran agar peserta didik melakukan kegiatan belajar secara

optimal 1

Dalam perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia, prinsip

pembelajaran dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam aktivitas

pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam pelaksanaanya, pengetahuan tentang

prinsip pembelajaran dapat membantu pendidik dalam memilih tindakan yang

tepat. Pendidik dapat terhindar dari tindakan yang kelihatannya baik tetapi

nyatanya tidak berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik.Selain itu,

prinsip-prinsip pembelajaran memiliki dan mengembangkan sikap yang

diperlukan guna menunjang peningkatan belajar peserta didik.

Maka prinsip-prinsip dalam pembelajaran bahasa Indonesia ini

diharapkan agar peserta didik dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien

sesuai dengan etika yang berlaku, baik lisan maupun tulisan, menghargai dan

bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa

Negara, memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan, dapat menggunakan bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan

sosial, menikmati dan memanpaatkan karya sastra untuk memperluas

1
Sudjana, N.. Dasar-Dasar Proses Mengajar. Bandung: Sinar Baru Alegensindo, 2000, hlm. 160
3

wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahsa dan menghargai juga membanggakan sastra Indonesia

sebagai kazanah budaya dan intelektual.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1. Apa Pengertian Dari Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia?

2. Apa Saja Prinsip-Prinsip dan Cara Penerapanya Pada Pembelajaran

Bahasa Indonesia Di MI/SD/?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dirumuskan

sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Prinsip Pembelajaran Bahasa

Indonesia?

2. Untuk Mengetahui Apa Saja Prinsip-Prinsip dan Cara Penerapanya Pada

Pembelajaran Bahasa Indonesia Di MI/SD/?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa adalah aspek yang begitu penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Mengutip pengertian bahasa menurut pendapat Keraf yang menyatakan ada

dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahwa bahasa sebagai

alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang

dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi

yang menggunakan simbol- simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer2

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, prinsip adalah asas atau

kebenaran yang menjadi dasar berpikir, bertindak dan sebagainya3

Belajar adalah aktivitas adanya usaha sadar dan terencana dalam suatu

proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Konteksnya

belajar membuat dari yang tidak tahu jadi tahu, adanya kontak dengan manusia

dengan alam yang menghasilkan pengalaman, pengalaman yang terjadi secara

berulang kali melahurkan pengetahuan.4

Pembelajaran merupakan aktivitas dengan sengaja untuk memodifikasi

berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya tujuan. Belajar, mengajar

2
Suyanto. Iartificial Intelligence searching, reasoning, planing, and learning. Bandung:
Bandung Informatika. 2011. hlm 17
3
TIM Akar Media. Kamus Lengkap Praktis Bahasa indonesia. Surabaya: Tim Akar Media.
2003.
4
Suyono dan Hariyanto. (2017). Belajar dan Pembelajaran: Teori dan konsep dasar, Bandung:
PT Remaja Rosda Karya, hlm. 23

4
5

dan pembelajaran terjadi bersamaan. Belajar dapat terjadi tanpa adanya guru,

sedangkan mengajar meliputi segala hal yang dilakukan oleh guru. Sebagai

pendidik guru harus memiliki kemampuan untuk menciptakan situasi yang

merangsang siswa untuk belajar5

Prinsip dapat disebut juga sebagai landasan. Prinsip pembelajaran menurut

Larsen dan Freeman 1986 dalam Supani dkk. 6 adalah represent the theoretical

framework of the method. Prinsip pembelajaran adalah representasi dari

kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran.

Persoalan tentang bagaimana sebuah metode diarahkan oleh beberapa teori

disebut sebagai kerangka teoretis. Metode dapat dilihat dari segi 1) bahan yang

akan dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana guru dengan siswa

ketika mengajar dan belajar), 3) guru, dan 4) siswa7

Merujuk pada pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kerangka

teoretis yang merupakan petunjuk-petunjuk teoretis bagi penyusunan sebuah

metode pembelajaran bahasa dapat disebut sebagai prinsip pembelajaran

bahasa.

Secara ringkas, dalam pengertian pembelajaran, prinsip dapat disebut

sebagai kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

5
Mardia, Hayati, Desain Pembelajaran Berbasis Karakter. Pekanbaru: Mujtahadah Press, 2012.
Hlm. 3
6
Sapani, H. Suardi, dkk. Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Bagian
Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III, 1997/1998.
7
Sapani, H. Suardi, dkk. Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Bagian Proyek
Penataran Guru SLTP Setara D III, 1997/1998.
6

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

Berdasarkan hal yang sudah dinyatakan di atas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebuah

landasan atau kerangka teoritis yang merupakan representasi dari sebuah

metode belajar dan bagaimana mengajarkan Bahasa Indonesia yang

dimanistesfasikan dalam kurikulum untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia

Untuk bisa melaksanakan pembelajaran sehingga siswa mampu belajar

untuk mengetahui (larning how to now), belajar untuk belajar (learning how to

learn, to relearn, to unlearn), belajar untuk mengerjakan sesuatu (learning how

to do), belajar untuk memecahkan masalah (learning how to solve problems),

belajar untuk hidup bersama (learning how to live together), dan belajar untuk

kemajuan kehidupan (learning how to be) maka dalam melaksanaan

pembelajaran bahasa Indonesia guru perlu memahami prinsip-prinsip dan

landasan pembelajaran bahasa Indonesia yang akan dipaparkan berikut ini.

1. Prinsip Kontekstual

Menurut Nurhadi8 pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar

pada saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong

peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan

8
Nurhadi. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Malang: Grasindo, 2004, hlm. 13
7

penerapan dalam kehiduan sehari-hari. Purnomo9 menjelaskan bahwa

kontekstual adalah pembelajaran yang dilakukan secara konteks, baik dalam

konteks linguistik maupun dalam konteks nonlinguistik. pembelajaran

kontekstual melibatkan tujuh komponen untuk pembelajaran efektif, yaitu

konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, dan

penilaian sebenarnya.

a. Konstruktivisme (Constructivism). Teori konstruktivisme adalah teori

yang menjelaskan bahwa struktur pengetahuan dikembangkan oleh otak

manusia melalui dua cara, asimilasi dan akomodasi. Asimilasi maksudnya

struktur pengetahuan baru dibangun atas dasar pengetahuan yang sudah

ada. Sementara itu, akomodasi adalah struktur pengetahuan yang sudah

ada dimodifikasi untuk menampung dan menyesuaikan hadirnya

pengalaman baru. Bagaimana pelaksanaannya di kelas dalam

pembelajaran bahasa Indonesia sehari-hari adalah dapat diwujudkan dalam

bentuk peserta didik disuruh menulis/mengarang dan atau bercerita di

depan kelas.

b. Menemukan (Inquiry). Komponen inkuiri merupakan bagian inti dari

kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan

keterampilan yang diperoleh peserta didik bukan hasil mengingat

seperangkat fakta, melainkan dari hasil menemukan sendiri 10

c. Kegiatan inkuiri dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Merumuskan masalah
9
Purnomo, Hari. pengukuran kualitas pelanggan, Yogyakarta: Gahara Ilmu, Sukmadinata & N,
2010, hlm. 10
10
Hairuddin. Pembelajaran Bahasa Indonesia DiSekolah Dasar, 2000, hlm.13
8

2) Mengamati/melakukan observasi

3) Menganalisis dan menyajikan hasil

4) Mengkomunikasikan kepada pembaca

d. Bertanya (Questioning). Menurut Hairuddin et al.,11 bertanya merupakan

strategi utama dalam pembelajaran berbasis kontekstual. Tujuan bertanya

adalah untuk menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah

diketahui, dan mengarahkan perhatian kepada aspek yang belum

diketahuinya. Kegiatan bertanya dapat diterapkan dalam bentuk ketika

peserta didik berdiskusi, bekerja dalam kelompok, menemui kesulitan,

mengamati sesuatu. Kegiatan bertanya ini dapat dilakukan antara sesama

peserta didik, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan guru,

peserta didik dengan nara sumber.

e. Masyarakat Belajar (Learning Community). Ciri kelas berbasis

masyarakat belajar adalah pembelajaran dilakukan dalam bentuk

kelompok-kelompok. Hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama.

Kelompok belajar disarankan terdiri atas peserta didik yang

kemampuannya heterogen. Yang pandai mengajari yang lemah, yang

sudah tahu membimbing yang belum tahu, yang memiliki gagasan segera

menyampaikan usulnya. Kelompok belajar bisa bervariasi, baik

jumlahnya, maupun keanggotaannya, bisa juga melibatkan peserta didik di

kelas atasnya 12

11
Hairuddin. Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar, 2000, hlm.13
12
Hairuddin. Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar, 2000, hlm.13
9

f. Pemodelan (Modeling). Pemodelan dalam pembelajaran dilakukan dengan

cara memberikan model atau contoh yang perlu ditiru. Jika dirasa merasa

kurang mampu membacakan puisi, atau bermain drama, tidak perlu cemas

karena guru bukan satu-satunya yang dapat dijadikan model. Pengajar

dapat meminta kepada teman sejawat, atau mendatangkan pihak luar,

pembaca puisi, atau pemain drama yang sudah terkenal (Hairuddin et al.,

n.d.: 13).

Dengan demikian pengajar dapat melaksanakan pembelajaran puisi drama

lewat model tadi. Demikian pula pembelajaran menulis/mengarang kita

dapat memberikan contoh-contoh tulisan yang baik yang telah kita pilih.

g. Refleksi (Reflection). Menurut Hairuddin et al13, refleksi yang dimaksud di

sini adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke

belakang tentang apa yang baru dilakukan. Refleksi juga merupakan

tanggapan terhadap kegiatan yang baru dilakukan atau pengetahuan yang

baru diterima. Pada akhir pembelajaran, kita menyediakan waktu sejenak

agar peserta didik melakukan refleksi. 

Kegiatan refleksi ini diwujudkan dalam beberapa bentuk sebagai berikut:

1) pernyataan langsung tentang semua yang diperolehnya

2) catatan di buku peserta didik

3) kesan dan saran peserta didik tentang pembelajaran yang telah

berlangsung;

4) diskusi; dan

5) hasil karya.
13
Hairuddin. Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar, 2000, hlm.14
10

h. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment). Penilaian

pembelajaran berbasis kontekstual ini dilakukan dengan mengamati

peserta didik menggunakan bahasa, baik di dalam kelas maupun di luar

kelas. Kemajuan belajar juga dinilai dari proses, bukan semata-mata dari

hasil. Penilaian bukan hanya oleh guru, melainkan bisa juga dari teman

atau orang lain. Asesmen autentik dilaksanakan selama dan sesudah proses

pembelajaran berlangsung secara berkesinambungan dan terintegrasi.

Asesmen tersebut pun dilaksanakan untuk keterampilan performansi

Hairuddin et al14.

2. Prinsip Integratif

Bahasa adalah suatu sistem. Hal ini senada dengan pendapat Maksan

(1994) yang mengatakan bahasa adalah suatu sistem. Hal tersebut berarti suatu

keseluruhan kegiatan yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan untuk

mencapai tujuan berbahasa yaitu berkomunikasi.

Subsistem bahasa adalah fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.

Keempat sistem ini tidak dapat berdiri sendiri. Dapat diartikan bahwa, pada

saat kita menggunakan bahasa, tidak hanya menggunakan salah satu unsur

tersebut. Sebagai contoh pada saat pembelajaran berbicara, kita menggunakan

kata, kata disusun menjadi kalimat, kalimat yang kita ucapkan menggunakan

intonasi yang tepat. Berkaitan dengan ini secara tidak sadar kita telah

memadukan unsur fonologi (lafal, intonasi), morfologi (kata), sintaksis

(kalimat), dan semantik (makna kalimat).

14
Hairuddin. Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar, 2000, hlm.14
11

Berdasarkan kenyataan di atas, maka pembelajaran bahasa hendaknya

tidak disajikan secara terpisah-pisah. Pembelajaran Bahasa Indonesia harus

secara terpadu atau terintegratif. Kita bisa mengajarkan kosa kata dengan

memadukan pembelajaran membaca, menulis, atau berbicara. Mengajarkan

kalimat, bisa kita padukan dengan menyimak, berbicara, membaca, atau

menulis.

Dengan contoh pada saat pembelajaran bahasa, kita tidak hanya

mengajarkan berbicara saja, tetapi secara tidak langsung kita pun mengajarkan

menyimak. Kegiatan berbicara tidak dapat berlangsung tanpa ada kegiatan

menyimak. Begitu pula pada saat pembelajaran menulis atau mengarang

berlangsung, secara tidak langsung pembelajaran membaca juga

disinkronisasikan pada pembelajaran menulis atau mengarang.

3. Prinsip Fungsional

Tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan

Kurikulum 2004 adalah agar peserta didik dapat menggunakan bahasa

Indonesia dalam berkomunikasi dengan baik dan benar. Hal ini sejalan dengan

prinsip pembalajaran bahasa yang fungsional, yaitu pembelajaran bahasa harus

dikaitkan dengan fungsinya, baik dalam berkumunikasi maupun dalam

memenuhi keterampilan untuk hidup15

Prinsip fungsional dalam pembelajaran bahasa pada hakikatnya sejalan

dengan konsep pembelajaran pendekatan komunikatif. Konsep pendekatan

komunikatif mengisyaratkan bahwa guru bukanlah penguasa dalam kelas. Guru


15
Purnomo, Hari. pengukuran kualitas pelanggan, Yogyakarta: Gahara Ilmu, Sukmadinata & N,
2010, hlm. 10
12

bukanlah satu-satunya pemberi informasi dan sumber belajar. Sebaliknya, guru

harus sebagai penerima informasi. Jadi, pembelajaran harus berdasarka

multisumber.

4. Prinsip Apresiatif

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988) kata

apresiasi berarti penghargaan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, istilah

apresiatif dimaknai menyenangkan. Jadi, prinsip pembelajaran yang apresiatif

merupakan pembelajaran yang menyenangkan.

Jika dilihat dari artinya, prinsip apresiatif ini tidak hanya berlaku untuk

pembelajaran sastra, tetapi juga untuk pembelajaran aspek yang lain seperti

keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Dalam

hal ini pembelajaran sastra dapat dipadukan dalam pembelajaran keempat

keterampilan berbahasa tersebut.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13

Prinsip pembelajaran bahasa indonesia adalah sebuah landasan atau

kerangka teoritis yang merupakan representasi dari sebuah metode belajar dan

bagaimana mengajarkan bahasa indonesia yang di manifestasikan dalam

kurikulum untuk mencapai tujuan yang di inginkan.

Ada empat prinsip prinsip atau landasan pembelajaran bahasa

indonesia di MI/SD adalah : prinsip kontekstual (nyata), prinsip integratif

(terpadu), prinsip fungsional (fungsi), prinsip apresiatif (menyenangkan).

Adapun cara penerapan ke empat prinsip pembelajaran bahasa

indonesia di MI/SD yaitu :

1. Prinsip kontekstual (nyata), penerapannya dengan cara kontruktivisme,

bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian sebenarnya.

2.Prinsip integratif (terpadu), cara penerapannya yaitu dengan mengajarkan

kosa kata, bisa di padukan dengan pembelajaran memebaca, menulis, atau

berbicara.

3.Prinsip fungsional (fungsi), cara penerapannya tidak jauh beda dengan

konsep pembelajaran komunikatif yaitu melatih siswa menggunakan bahasa

baik lisan atau tulisan.

4. Prinsip Apresiatif (menyenangkan), bagaimana cara penerapannya yakni

perhatikan peserta didik kita pada saat kita bercerita. Kalau siswa terlihat

senang, gembira, pembelajaran itu dapat dikatakan menyenangkan. Atau

siswa kita terlihat memberikan respons-respons ketika kita mengajarkan

sastra. Ini berarti mereka sudah dapat memberikan penghargaan terhadap apa

yang dibaca dan didengarkannya.


14

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat. Dengan harapan makalah

yang kami buat bisa dapat dipahami dengan baik dan Semoga makalah ini

bisa bermanfaat bagi semuanya. Tentu makalah ini jauh dari kata sempurna

maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca

agar dapat menyempurnakan Makalah ini dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Elsa. Rafika, (2021) Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia SD / MI, Jurnal


Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 7, No. (1)
15

Lesmi Hartati, (2013) "Perencanaan Kegiatan Pembelajaran", (Bandung,), hal


10-11.
Sudjana, Nana. (2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar Edisi IV. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Sunyoto, Suyanto (2011). Analisis regresi untuk uji hipotesis, Yogyakarta. Caps
Suyanto. (2011). Iartificial Intelligence searching, reasoning, planing, and
learning. Bandung: Bandung Informatika.
Suyono dan Hariyanto. (2017). Belajar dan Pembelajaran: Teori dan konsep
dasar, Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
St. Hasniyati Gani Ali, (2013 ) "Prinsip-Prinsip Pembelajaran Dan Implikasinya
Terhadap Pendidik Dan Peserta Didik" Jurnal Al-Tadib , Vol 6 , hal. 37
TIM Akar Media. (2003). Kamus Lengkap Praktis Bahasa indonesia.
Surabaya: Tim Akar Media.

Anda mungkin juga menyukai