Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN SIMBOLIK ANAK

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kajian Sastra Anak
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Oleh:

ST. AMINAH MUKRIMAH


20800121004

NUR ZAKIYA AHMAD


20800121018

EZZAT NADIYAH SURYANA


20800121031

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah swt semoga kita semua selalu dalam
lindungan-Nya. Limpahan shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad saw beserta seluruh keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga
akhir zaman. Alhamdulillah, atas berkat rahmat serta bimbingan-Nya, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “Perkembangan
Simbolik Anak’’.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Kajian
Sastra Anak di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini dan kepada rekan-rekan
yang telah memberikan motivasi, baik moral maupun materil.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Karena itu, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak apabila makalah ini tidak sesuai harapan. Kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi menuju ke arah yang lebih
baik dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini mendapat ridho Allah swt
dan bermanfaat bagi kita semua. Aamin.

Samata, September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian Berfikir Simbolik 3

B. Indikator Berfikis Simbolik 4

C. Kegiatan Berfikir Simbolik Anak 5

BAB III PENUTUP 8

A. Kesimpulan 8

B. Saran 8

DAFTAR PUSTAKA 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak usia dini merupakan anak yang ada pada rentang usia 0-6 tahun.
Dimana pada usia ini, anak memiliki banyak potensi yang dapat di kembangkan
dengan baik. Pada usia 0-6 tahun seringkali disebut dengan masa keemasan,
dimana pada masa ini anak dapat mengeksplorasikan semua hal yang ingin dia
lakukan. Oleh karena itu, anak - anak harus di fasilitasi dengan dunia
pen didikan yang dapat memberikan stimulus untuk mengoptimalkan
perkembangan anak usia dini khususnya dalam perkem bangan kognitif anak.
Berpikir simbolik yaitu anak usia dini berpikir tentang simbol-simbol atau
membayangkan sebuah objek yang tidak ada dihadapannya.1 Pendapat lain
menyatakan bahwa berpikir simbolik yaitu anak mempresentasikan benda yang
tidak ada dihadapannya dengan menggunakan lambang bilangan dan huruf.2
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa berpikir simbolik
adalah lingkup kemampuan kognitif yang berkaitan dengan berpikir menggunakan
lambang bilangan dan huruf untuk mempresentasikan suatu objek atau benda yang
tidak ada dihadapannya.
Penting bagi anak untuk meningkatkan kemampuan berpikir simboliknya.
Oleh karena itu, makalah kami akan membahas apa saja yang berkaitan dengan
perkembangan simbolik anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah pada
makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian berfikir simbolik?
2. Apa saja indikator berfikir simbolik?
3. Apa saja kegiatan berfikir simbolik anak?

1
Ermi Nurlaela, Lenny Nuraeny. “Pengaruh Permainan MAZE Dalam Meningkatkan Kemampuan
Berfikir Simbolik Pada Anak Usia 5-6 Tahun”, Jurnal Ceria (Cerdas Energik Responsif Inovatif
Adaptif) Vol. 4 No. 2 (Maret 2021), h. 145.
2
Felani Henrianti Priyono, dkk. “Kemampuan Berfikir Simbolik Pada Anak Usia 5-6 Tahun”,
Jurnal Kumara Cendekia Vol. 9 No. 4 (Desember 2021), h. 213.

1
2

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian berfikir simbolik anak.
2. Untuk mengetahui indikator berfikir simbolik.
3. Untuk mengetahui kegiatan berfikir simbolik anak.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Berfikir Simbolik


Menurut Diane. mengatakan bahwa berpikir simbolik merupakan
kemampuan mengingat dan berpikir tentang simbol-simbol atau membayangkan
secara mental suatu objek yang tidak ada dengan menggunakan simbol, kata,
angka atau gambar. Sedangkan fungsi dari simbolik adalah kemampuan individu
untuk menggunakan representasi mental atau menggunakan simbol-simbol seperti
kata, angka dan gambar.3
Kemampuan berpikir simbolik merupakan tahap awal pemikiran pra-
operasional yaitu anak mulai membayangkan secara mental suatu objek yang
tidak ada dihadapan dirinya. Pendapat lain menyatakan kemampuan berpikir
simbolik merupakan proses berpura-pura, anak usia mengekspresikan pikiran
simbolik dengan memeragakan kembali suatu tindakan dari orang tua, atau
pengasuh dengan menggunakan berbagai macam objek. Berfikir simbolis juga
berarti anak mulai bisa mempresentasikan suatu objek yang tidak hadir melalui
mencoret sebuah gambar rumah, orang, mobil, awan, atau benda-benda lain.4
Mempresentasikan suatu objek yang tidak hadir juga dapat melalui anak bermain
tanah untuk membuat makanan atau anak membayangkan diri mereka menjadi
orang lain atau binatang melalui menggambar, menulis, bernyanyi, dan berbicara.5
Anak usia dini mulai meningkatkan kemampuan berpikir simboliknya dengan cara
mengingat dan berpikir mengenai lambang atau membayangkan sebuah objek
yang tidak ada dengan menggunakan lambang bilangan dan huruf.6
Kemampuan berpikir simbolik adalah sebuah lingkup perkembangan
kognitif yang berhubungan dengan proses mengingat dan berpikir menganai
lambang atau membayangkan sebuah objek yang tidak ada dengan lambang
bilangan dan huruf. Pemikiran simbolis membuat anak mampu untuk membuat
susunan kata dan gambar yang menggambarkan suatu objek atau tindakan tertentu
3
W. Wanadiah, https://repository.unja.ac.id/26938/3/BAB%20II.pdf
4
Ibid, h. 213.
5
Ibid, h. 213.
6
Ibid, h. 213-214.

3
4

dalam pikiran anak. Sehingga jika dikaitan dalam penyampaian pembelajaran,


anak pada tahap ini memerlukan sebuah media konkret untuk dapat membantu
anak dalam mencapai tingkat ketercapaian pembelajaran.7
B. Indikator Berpikir Simbolik
Berpikir simbolik menurut Permendikbud meliputi kemampuan
menyebutkan lambang bilangan 1-20, menggunakan lambang bilangan untuk
menghitung, mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan dan mengenal
berbagai macam lambang huruf (vokal & konsonan), serta merepresentasikan
berbagai macam benda dalam bentuk gambar atau tulisan. Berikut uraian tentang
indikator kemampuan berpikir simbolik anak:
1. Menyebutkan lambang bilangan 1-20
Menyebutkan konsep bilangan dapat diartikan dengan anak mengucapkan
atau melafalkan suatu lambang bilangan. Hal ini sejalan dengan pendapat
Hurlock (dalam Susanto) bahwa konsep bilangan berhubungan dengan kata-kata
ketika akan mulai berbicara. Sehingga, ketika anak menggunakan konsep
bilangan, maka anak menggunakan kata-kata untuk menyebutkan bilangan,
menghitung dan lainnya. Sesuai dengan petunjuk dari Depdiknas, setiap
pengelola tenaga pendidik taman kanak-kanak wajib menggariskan tentang
karakteristik perkembangan intelektual anak, khususnya pada anak usia 4-6
tahun, yaitu “...menyebut dan membilang 1-20, memahami lambang bilangan,
dan menggunakan konsep dan lambang bilangan, ....”.
2. Menggunakan lambang bilangan untuk menghitung
Menurut Susanto pada masa ini anak berada pada tahap berhitung permulaan
yaitu anak berhitung dengan benda-benda dari lingkungan yang terdekatnya, dan
dengan situasi permainan yang menyenangkan, tujuannya agar anak mampu
bekerja dengan bilangan. Baru ketika anak memasuki usia 6 tahun, anak mulai
berkembang konsep bilangan sampai pada peningkatan ke tahap pengertian
mengenai jumlah, konsep jumlah berhubungan dengan penjumlahan dan
pengurangan.

7
W. Wanadiah, https://repository.unja.ac.id/26938/3/BAB%20II.pdf
5

3. Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan


Mencocokkan artinya membandingkan untuk mengetahui benar atau
tidaknya (cocok tidaknya) sesuatu. Simbol atau lambang yang digunakan untuk
mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan.
Mencocokkan bilangan artinya melatih anak untuk mengetahui cocok tidaknya
suatu bilangan dengan lambang bilangan secara tepat. Misalnya, mencocokkan
angka 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 dengan simbol bilangan. Kegiatan mencocokkan
bilangan dengan lambang bilangan secara tepat ini dapat meningkatkan
pemahaman anak terutama dalam mengenal lambang bilangan. Mencocokkan
bilangan dengan lambang bilangan dapat dilakukan dengan benda-benda disekitar
anak, berupa mengelompokkan benda dengan lambang bilangan yang tepat.
4. Mengenal berbagai macam lambang huruf vokal dan konsonan
Memahami lambang huruf merupakan dasar bagi anak dalam kemampuan
membaca dan menuliskan huruf. Hal ini sejalan dengan pendapat Glen (dalam
Susanto, 2011:84) mengajar membaca harus dimulai dengan mengeja, dimulai
dengan pengenalan huruf kemudian suku kata, barulah mengenal kata dan
akhirnya kalimat. Anak harus belajar huruf dan bunyi huruf (morfem dan fonem).
Guru mengajar anak mengenal huruf dengan cara menunjukkan huruf dan
mengucapkan bunyinya. Misalnya guru menunjukkan a sambil berkata a
kemudian huruf b dibaca be. Early Learning Goals mengemukakan bahwa tujuan
pengembangan bahasa pada anak usia awal adalah “... menyesuaikan suara dan
huruf, memberi nama, mengarahkan huruf-huruf dalam alfabet...”.
5. Merepresentasikan berbagai macam benda dalam bentuk gambar atau tulisan
Salah satu kegiatan yang sangat disenangi anak adalah senang mencoret-
coret dan tertarik dengan warna-warna yang muncul dari kegiatan menggunakan
alat tulis. Coretan-coretan yang dilakukan oleh anak merupakan refleksi dari cara
berpikir simboliknya. Lebih penting lagi, anak memiliki kesempatan melatih
koordinasi antara pengindraan dan gerak fisik, terutama mata dan tangan.
C. Kegiatan Berpikir Simbolik Anak
Menurut Fridman dan Clark (dalam Mursid, 2015:100), berpikir simbolik
dapat dilihat dari tiga kegiatan yang umumnya dilakukan oleh anak, yaitu
6

bermain fantasi, menggambar dan berbahasa.


1. Bermain Fantasi
Bermain fantasi merupakan hal serius bagi anak-anak. Pada masa ini
anak-anak menganggap permainan fantasi merupakan hal yang nyata karena
mereka belum mampu membedakan dunia khayal dengan realitas yang
sebenarnya. Bermain dengan cara berpura-pura sebagai sesuatu yang bukan
dirinya merupakan bukti dari cara berpikir simbolik pada diri anak. Dengan
bermain fantasi, anak akan mengalami hal-hal sebagai berikut:
a. Belajar memahami perasaan orang lain.
b. Belajar kata-kata baru.
c. Belajar mengkomunikasikan pikirannya.
2. Menggambar
Salah satu kegiatan yang sangat disenangi anak adalah menggambar.
Artinya, anak senang mencoret-coret dan tertarik dengan warna-warna yang
muncul dari kegiatan menggunakan alat tulis. Rasa senang anak dalam mencoret
membuat anak mengekspresikan rasa sukanya dalam setiap kesempatan,
dimanapun ia dapat melakukannya. Coretan-coretan yang dilakukan oleh anak
merupakan refleksi dari cara berpikir simboliknya. Menggambar memiliki arti
penting bagi seorang anak, karena melalui gambar anak memiliki kesempatan
untuk menuangkan ide-idenya serta mempelajari konsep-konsep mengenal
bentuk dan warna. Lebih penting lagi, anak memiliki kesempatan melatih
koordinasi antara pengindraan dan gerak fisik, terutama mata dan tangan.
3. Bahasa atau Kata-kata
Bahasa merupakan ciri yang menonjol dari cara berpikir simbolik anak.
Bahasa adalah penggunaan kata-kata untuk menyatakan benda-benda atau
tindakan. Kemampuan anak dalam penggunaan bahasa merupakan indikasi dari
kemampuan anak untuk mengolah informasi yang diterima oleh dirinya.
Selain kegiatan diatas, kegiatan pengenalan konsep bilangan juga dapat
membantu perkembangan anak dalam berpikir simbolik. Kegiatan yang dapat
dilakukan dalam konsep bilangan diantaranya, menyebutkan lambang bilangan 1-
10, menggunakan lambang bilangan untuk berhitung, mencocokkan bilangan
7

dengan lambang bilangan, mengenal lambang huruf baik vokal maupun


konsonan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian berpikir simbolik yaitu
kemampuan mengenal lambang bilangan dan huruf, menyebutkan dan
menggunakan lambang bilangan. Konsep mengenai simbol-simbol yang ada
dalam pikiran anak kemudian diungkapkan melalui kata atau kalimat. Dengan
mengungkapkan secara verbal apa yang ada dalam pikiran anak tersebut menjadi
penanda bahwa anak telah memahami konsep bilangan yang artinya anak telah
dapat berpikir secara simbolik.8

8
W. Wanadiah, https://repository.unja.ac.id/26938/3/BAB%20II.pdf
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berpikir simbolik merupakan kemampuan mengingat dan berpikir tentang
simbol-simbol atau membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada
dengan menggunakan simbol, kata, angka atau gambar. Berpikir simbolik
meliputi kemampuan menyebutkan lambang bilangan 1-20, menggunakan
lambang bilangan untuk menghitung, mencocokkan bilangan dengan lambang
bilangan dan mengenal berbagai macam lambang huruf (vokal & konsonan),
serta merepresentasikan berbagai macam benda dalam bentuk gambar atau
tulisan. Berpikir simbolik juga dapat dilihat dari kegiatan yang umumnya
dilakukan oleh anak, yaitu bermain fantasi, menggambar dan berbahasa.
B. Saran
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar dapat
mengambil manfaat tentang pentingnya mempelajari perkembangan simbolik
yang terjadi pada anak. Sehingga, para pembaca mampu mengetahui
pembahasan dalam makalah ini. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi,
penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karenanya, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah
ini dapat disusun menjadi lebih baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ermi N., Lenny N. 2021. Pengaruh Permainan MAZE Dalam Meningkatkan


Kemampuan Berfikir Simbolik Pada Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Ceria
(Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif), Vol. 4(2)

Priyono, F.H., Anayanti R. dan Adriani R.P. 2021. Kemampuan Berfikir Simbolik
Pada Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Kumara Cendekia, Vol. 9(4)

W. Wanadiah, https://repository.unja.ac.id/26938/3/BAB%20II.pdf (diakses pada


19 September 2022)

Anda mungkin juga menyukai