ABSTRAK
Kegiatan bermain bagi anak merupakan hal yang menyenangkan, melalui kegiatan
bermain perkembangan fisik, intelektual, emosi, dan sosial anak akan tumbuh dan
berkembang dengan baik. Mengenalkan konsep lambang bilangan pada anak dengan cara
pembelajaran yang monoton akan membuat anak sudah merasa bisa dan biasa dilakukan
meskipun ia belum begitu memahaminya, apalagi hanya dengan menulis angka secara
urut dilembaran kosong yang tidak ada gambar atau variasi apapun, akan membuat anak
bosan dan kurang semangat. Pengembangan aspek kognitif melalui pembelajaran konsep
lambang bilangan di TK Islam Al Fath sudah diberikan melalui permainan yang telah
disiapkan guru sesuai dengan tema yang dipelajarinya. anak kelompok A masih ada yang
belum menguasai konsep lambang bilangan 1 sampai 10. Hasil pengamatan pembelajaran
di TK Islam Al Fath Semarang, anak-anak yang sudah memahami konsep lambang
bilangan 1 sampai 10 baru mencapai 30%. Peneliti bermaksud melakukan tindakan
inovasi perbaikan pembelajaran dengan judul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep
Lambang Bilangan Melalui Bermain Loosepart Pada Anak Kelompok A di TK Islam Al
Fath Semarang Tahun Ajaran 2021/ 2022” pelaksanaan perbaikan dilakkan menggunakan
metode perbaikan tindakan kelas melalui perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Perbaikan dilaksanakan 2 siklus; siklus pertama berhasil meningkat menjadi
55% dan siklus 2 tindakan perbaikan telah mencapi keberhasilan 95% yang berarti
pemahaman konsep lambang bilangan melalui bermain loose part dapat meningkatkan
kemampuan membilang anak kelompok A di TK Islam Al Fath Semarang.
Acting
Siklus II
Langkah-langkah siklus II adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
a. Guru menentukan tema dan sub tema
b. Guru membuat Rencana Kegiatan Harian.
c. Guru menyiapkan alat peraga yang akan dipergunakan untuk
kegiatan Membilang kereta mainan yang ada di kelas, menbilang
kereta kardus yang dibuat anak, membilang balok yang di gunakan
untuk membuat stasiun kereta, membilang kereta dari kursi anak,
membilang gerbong kereta yang buat anak
d. Guru menyiapkan lembar observasi anak.
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Guru mengucapkan salam.
b. Guru dan perwakilan anak memimpin do’a.
c. Guru mengabsen anak.
d. Menyanyi lagu-lagu untuk semangat pagi.
e. Penjelasan dan tanya jawab tentang tema dan subtema yang akan
dilaksanakan.
f. Mendemonstrasikan cara belajar melalui bermain dengan loose part
yang telah disediakan guru.
g. Guru mempersilakan anak untuk memilih ragam main.
h. Istirahat (berdo’a, cuci tangan, makan, bermain).
i. Mengulas kegiatan sehari.
j. Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan do’a bersama,
pesan-pesan dan salam.
Pada tahap ini, kolaborator mencatat semua proses yang terjadi
dalam tindakan, mendiskusikan tentang siklus yang telah dilakukan,
dan mencatat hasil keaktifan anak.
C. Teknik Analisi Data
Teknik analisis data diambil dan disesuaikan dengan data saat
proses penelitian. Pada penelitian tindakan kelas menggunakan metode
deskriptif, sehingga tidak membutuhkan uji statistik. Data penelitian
tindakan kelas ini berbentuk kualitatif. Data penelitian tindakan kelas
juga terjadi pada data siklus I dan siklus II. Analisis kualitatif deskriptif
digunakan sebagai data kualitatif hasil pengamatan. Berdasarkan hasil
pengamatan kondisi awal sebelum dilakukan tindakan perbaikan
menunjukkan bahwa banyak anak didik yang belum mampu membilang
dengan benar.
Setelah kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II
dilaksanakan menunjukkan peningkatan anak dalam memahami konsep
lambang bilangan semakin meningkat lebih baik dan benar. Peneliti
menjabarkan data pengamatan dalam bentuk deskriptif yang didasarkan
pada data pengamatan siklus I dan siklus II.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Deskripsi Kondisi Awal
Guru sebelum melakukan penelitian ini, masih menggunakan
pembelajaran model lama. Anak disediakan lembar kerja saat
pembelajaran dikelas sesuai dengan perintah guru, anak tidak leluasa
memilih ragam main yang disukai. Peembelajaran yang monoton
membuat anak merasa bosan dan kurang bersemangat. Terdapat 14
anak yang belum berkembang dalam kegiatan membilang benda dari
20 anak.
2. Deskripsi Hasil Siklus I
Pelaksanaan Siklus 1 dilakukan pada tanggal 1 November
2021 sampai tanggal 5 November 2021. Setiap pertemuan dilakukan
kegiatan membilang menggunakan media loose part yang
dipersiapkan oleh guru. Diawali dengan perencanaan sebagai
berikut:
1) Menentukan tujuan dan tema pembelajaran.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
sesuai dengan tema yang telah ditentukan.
3) Menyiapkan alat dan bahan dari loose part yang akan digunakan
untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
4) Mempersiapkan lembar observasi dan alat dokumentasi untuk
mendokumentasikan kegiatan tindakan perbaikan peningkatan
pembelajaran anak.
Peneliti melakukan tindakan perbaikan melalui observasi,
sebagai guru sekaligus sebagai peneliti dengan melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPPH yang telah dibuat, juga
melakukan pengamatan dan mendokumentasikan kegiatan belajar
mengajarnya. Siklus 1 berlangsung selama 5 hari dimulai dari
tanggal 1 November 2021 sampai tanggal 5 November 2021. Tema
tanaman dan sub tema buah pisang.
Pertemua hari pertama, membilang gambar buah yang sama, 6
anak yang berkembang sesuai harapan dan ada 14 anak yang belum
berkembang dari 20 anak. Anak masih penasaran dengan cara
pembelajaran yang baru dilihatnya dengan penataan ragam main.
Pertemuan kedua, membilang puzzle buah yang dimainkan
anak, 7 anak yang sudah berkembang sesuai harapan 1 anak mulai
berkembang dan 12 anak yang belum berkembang dari 20 anak.
Biasanya anak hanyak memainkan puzzle, namun kegiatan
pertemuan ke dua ini anak juga membilang puzzle yang dimainkan.
Pertemuan ketiga, membilang gambar buah pisang yang ada di
wadah, 9 anak yang berkembang sesuai harapan dan 11 anak yang
belum berkembang dari 20 anak. Ada mulai antusias bermain
bersama saat kegiatan membilang isi dari 2 wadah yang berbeda,
anak bergantian memainkan loose part.
Pertemuan keempat, membilang buah pisang yang berwarna
hijau, 10 anak yang sudah berkembang sesuai harapan, 1 anak mulai
berkembang dan 9 Anak yang belum berkembang dari 20 anak.
Anak senang memegang dan membilang pisang yang masih mentah.
Anak juga belajar mengenal tekstur pisang yang digunakan bermain.
Pertemuan kelima, membilang buah pisang yang masak, 10 anak
yang sudah berkembang sesuai harapan dan 2 mulai berkembang, 8
anak yang belum berkembang dari 20 anak. Anak sangat senang
dengan media pisang yang sudah masak dan siap dimakan. Anak
juga belajar cara membagi ketika pisang mau dimakan bersama.
Anak juga bisa membedakan pisang yang masih mentah dan pisang
yang sudah masak.
3. Deskripsi Hasil Siklus II
Hasil refleksi kegiatan tindakan perbaikan siklus 1 belum
mencapai batas minimum keberhasilan Peneliti melakukan
ppenelitian tindakan perbaikan selanjutnya Peneliti menyusun rencana
perbaikan pembelajaran untuk siklus 2, yaitu:
1. Menentukan tema pembelajaran
2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH)
dengan 3 langkah kegiatan, yaitu; kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup.
3. Menyiapkan bahan loose part yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran pemahaman konsep lambang bilangan melalui
bermain loose part
4. Menyiapkan lembar observasi, alat evaluasi dan alat dokumentasi
untuk mendokumentasikan kegiatan tindakan perbaikan
peningkatan pembelajaran anak.
Siklus 2 berlangsung selama 5 hari dimulai dari tanggal 08
November 2021 sampai tanggal 12 November 2021. Tema kendaraan
dan sub tema kereta. Perkembangan tindakan perbaikan pembelajaran
mengalami peningkatan dari hari ke hari. Hasil pengamatan tindakan
perbaikan pembelajaran dapat dilihat sebagai berikut:
Pertemuan hari pertama, kegiatan main, membilang kereta
mainan yang ada di kelas. 12 anak sudah berkembang sesuai harapan
dan 2 anak belum berkembang dari 20 anak.
Pertemuan hari kedua, kegiatan main, membilang kereta yang
terbuat dari kardus hasil buatan anak. 13 anak yang sudah berkembang
sesuai harapan, 2 anak mulai berekembang dan 5 anak belum
berkembang dari 20 anak.
Pertemuan hari ketiga kegiatan main, membilang balok yang di
gunakan untuk membuat stasiun kereta. 15 anak yang sudah
berkembang sesuai harapan, 2 anak mulai berkembang, 3 anak belum
berkembang dari 20 anak.
Pertemuan hari keempat, kegiatan main, membilang kereta
menggunakan kursi anak. 17 anak yang sudah berkembang sesuai
harapan, 1 anak mulai berkembang, 2 anak belum berkembang dari 20
anak ada.
Pertemuan hari kelima, kegiatan main membilang gerbong
kereta terbuat dari kardus besar yang buat anak. 19 anak yang sudah
berkembang sesuai harapan, dan anak belum berkembang dari 20
anak.
V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Penelitian tindakan perbaikan pembelajaran dilakukan di TK Islam Al
Fath kelompok A semester 1 tahun ajaran 2021/ 2022 berawal ditemukannya
anak kelompok A masih belum bisa membilang dengan benar. Peneliti
mengangkat masalah tersebut melalui penelitian tindakan kelas, dilakukan
dalam 2 siklus, dari tanggal 1 November 2021 sampai tanggal 12 November
2021. Tindakan perbaikan dengan upaya meningkatkan pemahaman konsep
lambang bilangan melalui bermain loose part pada anak kelompok A semester
1 di TK Islam Al Fath tahun ajaran 2021/ 2022.
Perolehan data awal telah ditemukan 20 anak terdapat 6 anak yang
sudah memahami konsep lambang bilangan, dan14 anak yang sama sekali
belum memahami tentang konsep lambang bilangan. Berdasar hasil penelitian
awal tersebuat peneliti melakukan kegiatan tindakan perbaikan pembelajaran
dalam dua siklus, melalui ragam main loose part. Kegiatan siklus satu terjadi
peningkatan pencapaian perkembangan membilang. 9 anak yang belum bisa
membilang sesuai harapan dari 20 anak ada. Tindakan perbaikan dsiklus 1
baru mencapai 55%. Melanjutkan tindakan pelaksanaan siklus dua,
perkembangan tindakan perbaikan pembelajaran mengalami peningkatan dari
hari ke hari melalui bermain loose part yang sudah dilakukan anak. Kegiatan
siklus dua terjadi peningkatan ketuntasan belajar anak. 19 anak yang sudah
berkembang sesuai harapan, 1 anak mulai berkembang dari 20 anak.
Tindakan siklus dua mengalami peningkatan ketuntasan sudah mencapai
95%.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan dan tindakan perbaikan pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep
lambang bilangan pada anak kelompok A maka penulis menyampaikan saran
sebagai berikut:
a. Memberikan pembelajaran konsep membilang pada anak usia dini melalui
berbagai macam kegiatan bermain akan lebih berhasil dengan bentuk riil
perlu diterapkan.
b. Menyiapkan berbagai bentuk ragam main, bisa menggunakan alat atau
media pembelajaran loose part dari berbagai elemen elemenya untuk
mempermudah anak melakukan kegiatan sesuai imajinasinya dengan
senang hati.
c. Penerapan bermain menggunakan loose part hendaknya dilakukan
kerjasama dengan orang tua, supaya ketika dirumah orng tua juga bisa
menerapkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Afgani, Jarnawi, Materi Pokok Analisis Kurikulum Matematika, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2011), hlm. 2.21
Ahmad Rivai & Nana Sudjana. (2013). Media Pengajaran (Penggunaan dan
Pembuatannya). Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Azhar Arsyad. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Azizah, Mira, dkk. 2018. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah
Dasar Pada Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian
Pendidikan, Vol. 35 Nomor 1.
Fakhruddin, Asef Umar. 2010. Menjadi Guru Favorit. Yogyakarta: Diva Press
Fatimah. 2009. Fun Math Matematika Asyik Dengan Metode Pemodelan.
Bandung: DAR Mizan.
Fauziddin, Mohammad. 2014. Pembelajaran PAUD. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Gagne, R.M., and Briggs L.J. (1992). Principles of Instrpction L Design. New
York: Holt Renehart and Winston Inc
Hendriana, Heris, dkk, Hard Skill dan Soft Skill Matematika Siswa, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2017), hlm. 4
Konita, M., Asikin, M., Sri, T., & Asih, N. (2019). Kemampuan Penalaran
Matematis dalam Model Pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting,
Extending. Prisma.
Lestari, S.W. 2016. “Analisis Proses Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan
Masalah Matematika pada Pokok Bahasan Himpunan Ditinjau dari Tipe
Kepribadian Ekstrovert dan Introvert Siswa Kelas VII SMP N 2 Sumber
Cirebon”. Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo.
Martin, A., Swarbrick, J. dan Cammarata, A., 2009, Farmasi fisik: Dasar-Dasar
Farmasi Fisik dalam Ilmu Farmasetika, Vol I, edisi IV, Diterjemahkan oleh
Yoshita, Jakarta, UI Press , 330 – 337.
Najla, Siti. 2016. Identifikasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Gaya Belajar
Accomodator Menyelesaikan Soal Open Ended Matematika. Skripsi. Jambi:
Program Studi Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Jambi
Pramono, Titin S. 2012. Permainan Asyik Bikin Anak Pintar. Yogyakarta: In Azna
Books.
Rahma, Siti. 2017. Analisis Berpikir Kritis Peserta didik Dengan Pembelajaran
Socrates Konstektual Di SMP Negeri 1 Padangratu Lampung Tengah.
Skripsi, Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.