Anda di halaman 1dari 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG 1-20

MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA


PADA ANAK KELOMPOK B
TK DESA BAGI 02

Aji Niro’i
834937408
azzieniroi@gmail.com

ABSTRAK

Berdasarkan analisis kemampuan kognitif dalam kegiatan berhitung anak TK


memahami konsep bilangan menggunakan permainan kartu angka. Berdasarkan masalah
tersebut penulis melakukan penelitian tindakan. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui cara meningkatkan kemampuan anak dalam kegiatan berhitung angka 1-20
melalui permainan kartu angka.
Pembelajaran yang digunakan melalui permainan kartu angka dengan kegiatan
menyusun kartu angka. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Untuk mengukur
kemampuan anak peneliti melakukan observasi. Penelitian ini menunjukkan peningkatan
kemandirian, pemahaman, dan ketepatan berhitung. Pada kondisi awal rata-rata aspek
kemandirian mengikuti kegiatan berhitung dari siklus I sampai siklus II ada peningkatan
50% (siklus I) menjadi 75% (siklus II), jadi keberanian dan percaya diri anak mulai
meningkat dari setiap siklus dalam kegiatan berhitung. Aspek pemahaman anak terhadap
aturan permainan dan pemahaman angka dari siklus I sampai siklus II ada peningkatan
prosentesi dari 33% (siklus I) menjadi 67% (siklus II), jadi anak-anak mulai paham
dalam berhitung bilangan 1 sampai 20. Aspek ketepatan berhitung tersebut dari siklus I
sampai siklus II ada peningkatan prosentasi dari 42% (siklus I) menjadi 75% (siklus II),
jadi anak-anak mulai memahami berhitung dengan tepat.
Dengan demikian dapat disimpulkan, melalui permainan kartu angka dapat
meningkatkan kemampuan berhitung 1-20 di TK Desa Bagi 02 Kecamatan Madiun
Kabupaten Madiun.

Kata kunci : kemampuan, berhitung, kartu angka

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak pra sekolah khususnya Taman Kanak-Kanak pada
dasarnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk
memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau
menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.
Pendidikan Taman Kanak-Kanak memberi kesempatan untuk
mengembangkan kepribadian anak, oleh karena itu pendidikan untuk anak
usia dini khususnya di Taman Kanak-Kanak perlu menyediakan berbagai

1
kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak
(Masitoh dkk, 2005 :2), mereka butuh permainan sebagai media pendidikan
dalam pembelajaran disekolah.
Kurangnya media dan sumber belajar ini lebih disebabkan oleh
kurangnya kreatifitas guru dalam menciptakan alat peraga sebagai penunjang
pembelajaran. Permasalahan lain yang terjadi di Taman Kanak-Kanak Desa
Bagi 02 Kecamatan Madiun adalah metode yang digunakan oleh guru masih
menggunakan metode drill. Pada pengembangan kognitif khususnya pada
pembelajaran berhitung, guru memberikan perintah kepada anak agar
mengambil buku tulis dan pensil masing-masing. Selanjutnya guru
memberikan contoh kepada anak membuat beberapa buah benda. Setelah itu,
anak harus mengisi jumlah benda tersebut dengan sebuah angka yang cocok.
Setelah anak mengerti, guru menyuruh anak untuk membuatnya sendiri
jumlah benda tersebut beserta angkanya sebanyak mungkin. Cara belajar
inilah yang membuat anak-anak merasa jenuh atau bosan sehingga minat
mereka pada kegiatan behitung terlihat menurun.
Peneliti termotivasi untuk meningkatkan kemampuan berhitung 1-20
melalui permainan kartu angka. Sehingga anak akan lebih tertarik dan tidak
mudah bosan ketika belajar berhitung. Dengan demikian kemampuan
berhitung anak akan dapat meningkat. Pemecahan masalahnya yaitu dengan
menyediakan/ menggunakan kartu angka dan kartu gambar. Selain itu dengan
memberikan penjelasan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, serta memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk mencoba
atau terlibat langsung dalam permainan kartu angka baik pada siklus I
maupun siklus II.

B. Rumusan Masalah
“Bagaimana meningkatkan kemampuan berhitung anak didik kelompok B di
TK Desa Bagi 02 Kecamatan Madiun Tahun Pelajaran 2018/2019 melalui
permainan kartu angka?”

2
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan kemampuan berhitung anak
didik kelompok B TK Desa Bagi 02 Kecamatan Madiun Tahun Pelajaran
2018/2019 melalui permainan kartu angka.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran serta dapat
dijadikan bahan kajian bagi pembaca khususnya mengenai peningkatan
kemampuan berhitung anak melalui media flanel pada anak didik TK.
2. Manfaat praktis
a. Bagi anak didik, di TK Desa Bagi 02 dapat meningkatkan kemampuan
berhitung dan menyenangi kegiatan berhitung.
b. Bagi guru TK, agar guru di TK Desa Bagi 02 dapat meningkatkan
kemampuan dalam menciptakan dan mengembangkan alat permainan
edukatif dalam kegiatan belajar mengajar di Taman kanak- kanak.
3. Bagi Institusi TK, agar Institusi TK Desa Bagi 02 dapat lebih
meningkatkan kreatifitas dalam mengembangkan APE sebagai
pendukung dalam kegiatan pembelajaran.

II. Kajian Pustaka


A. Perkembangan Kognitif Anak Usia TK
Menurut Piaget (dalam Yuliana Nurani S. dan Bambang S., 2004:138)
berpendapat bahwa anak pada rentang usia 3-5 masuk dalam 12 berpikir pra-
operasional kongkrit. Pada tahap ini anak dapat memanipulasi obyek simbol,
termasuk kata-kata yang merupakan karakteristik penting dalam tahapan ini.
John W. Santrock (2002 : 228) dalam tahap pemikiran praoperasional konkrit
dibagi dalam dua tahap yaitu subtahap fungsi simbolis dan subtahap
pemikiran intuitif.
Oleh Yuliana N. S. Dan bambang S. (2005) pada perkembangan
kognitif anak mulai melakukan pendekatan “Trial and Error “ menemukan
solusi baru atau masalah-masalah. Selain itu juga belajar melalui eksplorasi

3
agar dapat memecahkan masalah - masalah sederhana.
Berdasarkan penjabaran diatas menunjukkan bahwa anak pada usia
pra sekolah mampu mencari jalan keluar pada saat mereka menemukan
masalah. Ketika anak menemukan masalah, pada saat yang bersamaan anak
mampu menyampaikan informasi yang memuat permasalahan yang sedang
dialami. Oleh karena itu dengan memberikan kesempatan pada anak untuk
melakukan berbagai hal, maka anak akan mendapatkan banyak pengalaman
yang berharga, serta dapat menambah pengetahuan yang relevan untuk
memecahkan permasalahannya. Pada dasarnya proses berpikir dalam
memecahkan masalah akan melibatkan kemampuan anak untuk berpikir
secara konvergen dan divergen.

B. Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun


Perkembangan anak usia 5-6 tahun pada umumnya secara kognitif
khususnya matematika sudah dapat melakukan banyak hal, dalam Standar
Perkembangan Anak (Depdiknas, 2007) diantaranya; (1) menyebut dan
membilang 1 s/d 20; (2) mengenal lambang bilangan; (3) menghubungkan
konsep bilangan dengan lambang bilangan; (4) membuat urutan bilangan
dengan benda-benda; (5) membedakan dan membuat dua kumpulan benda
yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih sedikit dan lebih banyak; (6)
menyebut hasil penambahan dan pengurangan dengan benda.
Sejalan dengan kurikulum TK dan RA Sofia Hartati (2005:21)
mengklasifikasikan karakteristik perkembangan anak usia 5-6 tahun secara
intelektual telah mampu melakukan banyak hal diantaranya: (1) menyebut
dan membilang 1-20; (2) mengenal lambang bilangan; (3) menghubungkan
konsep dengan bilangan; (4) mengenal konsep sama, lebih banyak, lebih
sedikit; (5) mengenal penjumlahan dengan benda-benda; (6) mengenal waktu
dengan menggunakan jam; dan (7) mengenal alat-alat untuk mengukur.
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak
usia 5-6 tahun yaitu mampu mengenal berbagai macam karakteristik bilangan
dari rentang 1-20, serta dapat mengkomunikasikan hubungan matematis

4
secara sederhana dengan menggunakan media yang kongkrit ataupun
bergambar.

C. Pengertian Kemampuan
Memberi bekal kemampuan berhitung pada anak sejak dini untuk
membekali kehidupan anak di masa yang akan datang di rasa sangat penting.
Istilah kemampuan dapat didefinisikan dalam berbagai arti, salah satunya
menurut.
Munandar (Ahmad Susanto, 2011:97), “kemampuan merupakan daya
untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan”.
Munandar, Robin (Ahmad Susanto, 2011:97) menyatakan bahwa kemampuan
merupakan suatu kapasitas berbagai tugas dalam suatu pekerjaan tertentu.
Dengan demikian, kemampuan adalah potensi atau kesanggupan
seseorang yang merupakan bawaan dari lahir dimana potensi atau
kesanggupan ini dihasilkan dari pembawaan dan juga latihan yang
mendukung seseorang untuk menyelesaikan tugasnya.

D. Pengertian Berhitung
Hasan Alwi (2003:140) berpendapat bahwa berhitung berasal dari kata
hitung yang mempunyai makna keadaan, setelah mendapat awalan ber-
akan berubah menjadi makna yang menunjukkan suatu kegiatan menghitung
(menjumlahkan, mengurangi, membagi, mengalikan dan sebagainya).
Nyimas Aisyah (2007:6-5) menyatakan bahwa kemampuan berhitung
dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam
kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa dalam semua aktivitas
kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa berhitung
adalah suatu kegiatan atau sebuah cara menyenangkan untuk belajar
memahami konsep bilangan. Setelah anak memahami konsep berhitung maka
anak dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

5
E. Kartu Angka
Menurut KBBI (1990) kartu adalah merupakan kertas persegi
panjang yang agak tebal untuk berbagai keperluan. Menurut Soeharto
(Dyah, 2005: 27), kartu diartikan sebagai salah satu ide untuk
menyampaikan pendapat konsep dalam bentuk tertulis. Kartu termasuk
dalam jenis media visual yaitu pada teknologi cetak. Sementara menurut
William (Muji, 2000: 19) menyatakan bahwa “card is a flat piece of stiff
paper that has words or number or some kind of design on it”. Pendapat
tersebut dapat diartikan bahwa kartu adalah potongan dari kertas karton
yang berisi tulisan kata-kata, angka atau beberapa jenis desain yang lain.
Angka menurut KBBI (1990) adalah sebuah nomor, lambang pengganti
bilangan. sementara menurut Sudaryanti (2006: 1) menyatakan bahwa angka
adalah merupakan suatu notasi tertulis dari sebuah bilangan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kartu angka
adalah kertas persegi panjang yang agak tebal berisi tulisan angka. Kartu
bergambar adalah kertas persegi panjang yang agak tebal berisi gambar-
gambar. Oleh karena itu penggunaan kartu angka dan kartu bergambar
tersebut diyakini dapat mendorong, dan memotivasi anak untuk terus belajar
serta meningkatkan pemahaman terhadap pembelajaran khususnya dalam
mengenal lambang bilangan.

F. Hakekat Permainan
Anak usia dini sangat lekat dengan dunia permainan, permainan
merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak
dikenali sampai pada yang tidak diketahui. Melalui permainan, anak dapat
memperoleh pengalaman tambahan untuk melakukan aktiviitas lain.
Permainan itu sebagai kesibukan rekreatif, sebagai lawan dari kerja
dan keseriusan hidup. Orang dewasa mencari kegiatan bermain-main apabila
ia merasa capai sesudah berkerja atau sesudah melakukan tugas-tugas
tertentu. Dengan begitu permainan tadi bisa “ me- rekriir ” kembali kesegaran
tubuh yang tengah lelah.

6
G. Jenis Permainan
Menurut Suherman (2000) yang dikutip dari Hetzer macam-macam
permainan anak dapat dibedakan menjadi lima macam yaitu:
a. Permainan fungsi
Permainan dengan menggunakan gerakan-gerakan tubuh atau anggota
tubuh.
b. Permainan konstruktif
Membuat suatu permainan, contohnya membuat kereta.
c. Permainan reseptif
Sambil mendengarkan cerita atau membaca buku cerita anak berfantasi
dan menerima kesan-kesan yang membuat jiwanya aktif.
d. Permainan peranan
Dalam permainan ini akan bermain peran, sebagai contoh berperan sebagai
guru.
e. Permainan sukses
Yang diutamakan dalam permainan ini adalah prestasi sehingga diperlukan
keberanian.

III. Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelompok B Tahun pelajaran 2018 – 2019,
sejumlah 12 anak. Tempat pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran
adalah di Taman Kanak – Kanak Desa Bagi 02 Kecamatan Madiun
Kabupaten Madiun yang terletak di Jl. Raya Candi Desa Bagi Kecamatan
Madiun Kabupaten Madiun. Pelaksanaan penelitian selama dua siklus yaitu
tanggal 8 s/d 12 April 2019 pelaksanaan siklus I dan tanggal 22 s/d 26 April
2019 pelaksanaan siklus II.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Rencana pengamatan
Rencana pengamatan yang di peroleh dianalisis secara kooperatif dengan
teman sejawat dan hasilnya dijadikan bahan penyusunan rencana tindakan

7
berikutnnya. Pada penelitian ini melakukan kegiatan berhitung melalui kartu
angka 1-20 yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif
anak dan mendapat hasil belajar anak secara optimal, selain itu untuk
mengetahui keterampilan guru dalam mengelola kelas.
Pengumpulan data
1) Observasi
Untuk mendapatakan proses pengumpulan data, di perlukan
instrument penelitian yang di gunakan untuk mencatat semua aktivitas
anak didik selama tindakan berlangsung. Aspek-aspek yang akan
diobservasi atau diamati adalah ketepatan dalam menggunakan
menyusun kartu angka.

IV. Hasil dan Pembahasan


A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil penelitian ini terbagi dalam 2 siklus yaitu, siklus I dan siklus
II. Adapun tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan
berhitung angka 1-20 melalui media kartu angka pada anak kelompok B di
TK Desa Bagi 02. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data
hasil observasi terhadap kemampuan anak menyusun angka sesuai
urutannya. Dalam hal ini peneliti menggunakan media kartu angka. Data
yang diperoleh tersebut digunakan untuk menyusun laporan perbaikan
pembelajaran.
Dibawah ini kami sajikan garis besar deskripsi persiklus meliputi,
Rencana Kegiatan Harian (RKH) perbaikan, skenario perbaikan dan
penilaian kemampuan anak, serta refleksi secara lengkap.
Garis Besar Persiklus
Tabel 4.1
Data Deskripsi Siklus I dan II
Metode
Siklus Kegiatan Keberhasilan Kegagalan
Pengkajian
I Pemberian Menyusun 1. Materi media 1.Penggunaan
tugas kartu angka dan kegiatan media yang
1-10 sesuai dengan kurang
perkembangan menarik

8
Metode
Siklus Kegiatan Keberhasilan Kegagalan
Pengkajian
anak 2.Penggunaan
2. Memotivasi metode yang
anak untuk kurang tepat
mengenal 3. Masih
angka dengan banyak siswa
cara yang belum
mengurutkan/ paham
menyusun
angka 1-10
II Demonstras Menyusun 1. Materi media Membutuhkan
i kartu angka dan kegiatan waktu yang
melalui dengan sesuai dengan cukup lama
permainan permainan tingkat untuk
siapa cepat perkembangan mempersiapka
dia hebat. anak n media
2. Anak lebih
berantusias
dalam
mengikuti
kegiatan
menyusun kartu
angka
3. Penggunaan
metode yang
tepat
4. Pengorganisasi
an kelas yang
menyenangkan
5. Tingkat
pemahaman
anak terhadap
angka
meningkat

Rekapitulasi Lembar Penilaian Kemampuan Anak


Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data yang diambil dari dua aspek:
1) Observasi
Dari data observasi siklus I diperoleh diketahui bahwa dari segi
kemandirian 50% anak sudah mampu menyusun kartu angka dengan
mandiri, sedangkan 25% anak sudah mampu menyusun kartu angka
akan tetapi dengan bantuan guru, dan 25% sisanya belum berani
mengikuti kegiatan belajar tersebut.

9
Dilihat dari pemahaman anak tentang angka dapat diketahui
33% anak sudah paham tentang angka, dan 25% anak masih belum
paham angka
Sedangkan dari segi ketepatan anak dalam menyusun kartu
angka dapat diketahui bahwa 42% anak sudah tepat, sedangkan 33%
anak memerlukan bantuan dalam menyusun kartu angka dan 25%
anak masih belum mampu menyusun kartu angka.
Dari data observasi siklus II diperoleh bahwa dari segi
kemandirian 75% anak sudah berani maju dan mampu menyusun
kartu angka tanpa bantuan guru, sedangkan 25% anak berani maju dan
mampu menyusun kartu angka akan tetapi masih dengan bantuan
guru.
Dilihat dari pemahaman anak dapat diketahui 67% anak
memahami aturan main dan mampu menyusun kartu angka tanpa
bantuan guru, dan 33% anak memahami aturan main dan menyusun
kartu angka dengan bantuan guru. Sedangkan dari segi ketepatan anak
menyusun kartu angka dapat diketahui bahwa 75% anak mampu
menyusun kartu angka sesuai angka tanpa bantuan guru.
2) Evaluasi
Dari data evaluasi dapat diketahui bahwa dari segi kemandirian
50% anak sudah berani menyebut jumlah gambar yang terdapat pada
lembar kerja anak tanpa bantuan guru. Sedangkan 25% anak sudah
menyebut jumlah gambar yang terdapat pada lembar kerja anak tetapi
masih dengan bantuan guru.
Sedangkan dari segi ketepatan dapat diketahui bahwa 42% anak
mampu menulis angka sesuai dengan jumlah gambar tanpa bantuan
guru, 33% anak mampu menulis angka sesuai dengan jumlah gambar
dengan bantuan guru dan 25% anak masih belum mampu menyebut
dan menulis angka sesuai dengan jumlah gambar.
Dari data hasil penilaian dapat diketahui bahwa dari segi
kemandirian 75% anak berani maju dan mampu menyusun kartu

10
angka tanpa bantuan guru. Sedangkan 25% anak berani maju dan
mampu menyusun kartu angka dengan bantuan guru.
Sedangkan dari ketepatan berhitung dapat diketahui bahwa 75%
anak mampu berhitung sesuai angka tanpa bantuan guru dan 25%
anak mampu berhitung sesuai angka dengan bantuan guru.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Siklus I
Dalam pelaksanaan perbaikan siklus I ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain:
a. Diadakan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi
terhadap kegiatan berhitung, apabila kegiatan tersebut belum sesuai
dengan harapan maka perlu untuk di ulang agar anak mempunyai
pemahaman tentang berhitung 1-20.
b. Kegiatan anak dalam berhitung dengan menyusun kartu angka kurang
diminati anak karena terbatas dengan media yang dianggap
membosankan.
c. Kekurangan dalam siklus ini akan diperbaiki pada siklus berikutnya
yaitu siklus II, agar kemampuan anak dalam berhitung 1-20 dapat
meningkat.
Siklus II
Pengamatan terhadap kegiatan anak pada siklus II ini sudah
menunjukkan adanya peningkatan. Anak memahami tugas yang diberikan
guru yaitu permainan berhitung melalui permainan menyusun kartu angka.
Hasil yang diperoleh siklus II harus dipertahankan dan untuk selanjutnya
ditingkatkan lagi dalam hal pemilihan media yang disesuikan dengan tema,
agar anak lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Peningkatan kemampuan berhitung 1 sampai 20 melalui permainan
kartu angka dapat dijelaskan sebagai berikut:
d. Peningkatan anak dalam berhitung menunjukkan hasil yang memusakan.
Dari 12 jumlah anak kelompok B, 9 anak yang mampu menyusun kartu
angka dengan tepat tanpa bantuan guru.

11
e. Peningkatan kemampuan anak dalam berhitung sangat baik. Hal ini
dipengaruhi karena anak-anak mendapat pengalaman baru tentang
berhitung melalui permainan kartu angka, karena sebelumnya kegiatan
berhitung hanya dilaksankan dengan membilang tanpa adanya media
yang memadai.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa :
 Dari aspek kemandirian mengikuti kegiatan berhitung dari siklus I
sampai siklus II ada peningkatan 50% (siklus I) menjadi 75% (siklus
II), jadi keberanian dan percaya diri anak mulai meningkat dari setiap
siklus dalam kegiatan berhitung.
 Dari aspek pemahaman anak terhadap aturan permainan dan
pemahaman angka dari siklus I sampai siklus II ada peningkatan
prosentesi dari 33% (siklus I) menjadi 67% (siklus II), jadi anak-anak
mulai paham dalam berhitung bilangan 1 sampai 20
 Dari aspek ketepatan berhitung tersebut dari siklus I sampai siklus II
ada peningkatan prosentasi dari 42% (siklus I) menjadi 75% (siklus II),
jadi anak-anak mulai memahami berhitung dengan tepat.
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa melalui permainan
kartu angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung 1-20 pada
kelompok B di TK Desa Bagi 02 dapat dikatakan berhasil.

V. Simpulan dan Saran Tindak Lanjut


Dari hasil penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa: Untuk
mengenalkan konsep bilangan pada anak di perlukan kreativitas guru
diantaranya dengan menggunakan media. Dengan menggunakan media kartu
angka yang menarik dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal
konsep bilangan. Penggunaan kartu angka dapat meningkatkan daya pikir,
imajinatif, kerjasama dan hasil belajar anak.
Menurut penjelasan pada hasil perbaikan maka diberikan saran sebagai
berikut: Guru diharapkan terus meningkatkan kualitas pembelajaran dalam
melakukan proses belajar mengajar, dengan memilih metode dan media yang
sesuai dengan pembelajaran yang akan disampaikan. Adanya motivasi anak

12
dalam belajar, didukung dengan lingkungan belajar yang kondusif dan
memahami tahap perkembangan anak. Sekolah hendaknya memfasilitasi guru
dengan media pembelajaran yang berkualitas dan mengadakan pembaharuan
proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan keaktifan, kreativitas dan
kualitas pendidikan siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Santrock, J. W. (2002). Life-span Development Perkembangan Masa Hidup Edisi
Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hartati Sofia. (2005). Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Alwi, Hasan. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung Permulaan Di
Taman Kanak-kanak. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Balai Pustaka. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim Penyusun Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai