Dosen Pengampu:
A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikanuntuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan jenjang lebih lanjut
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang diperuntukkan bagi anak-anak sebelum memasuki
jenjang sekolah dasar (Madra, 2019). Oleh karena itu anak membutuhkan pendidikan sejak dini sebab saat itu
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan
serta perkembangan manusia. Pada masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamen dalam
Piaget (dalam Nurmawati, 2014 : 2) menyatakan bahwa anak usia dini 4 – 6 tahun berada pada tahapan masa
pra-operasaional konkrit yang diperlihatkan kemampuan untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan gerakan
dan tindakan fisik. Serta mampu mampu menyimpulkan eksistensi sebuah benda yang berada diluar pandangan,
pendengaran, atau jangkauannya, dan telah mampu berpikir intuitif. Dengan demikian proses belajar mengajar di TK
harus mulai menyajikan kemampuan kognitif tingkat perkembangan serta prinsip – prinsip dalam pembelajaran
Dalam kehidupan sehari – hari anak tidak lepas dari berbagai lambang angka. Misalnya pada anak
tidak menyadari dan belum memahami angka – angka yang ada pada lambang bilangan.
Anak mengenal angka - angka dan dapat menyebutkannya secara acak, akan tetapi
mendapati kemampuan anak dalam berhitung masih rendah, anak masih kesulitan
dalam menyebutkan lambang bilangan dan berhitung. Hal ini dibuktikan dari jumlah
pesrta didik yang terdiri dari 15 anak hanya 5 anak yang dapat menyebutkan angka dan
Hal ini dikarenakan metode dan media yang digunakan oleh guru masih kurang
menarik bagi anak, guru masih menggunakan meode klasikal dan media majalah yang
digunakan pun kurang menarik dalam proses pembelajaran. Sehingga saat pembelajaran
anak kurang memperhatikan, bermain sendiri dan saling bercerita dengan temannya.
Masalah yang dialami lembaga yaitu media tidak dapat dijangkau karena harganya yang
mahal, oleh sebab itu keterbatasan tersebut yang dimiliki lembaga kurang memenuhi
kesempatan kepada anak untuk mengasah pemikiran serta cara berfikir anak dalam
mengenal angka melalui gambar dan angka angka yang tertera dalam kartu angka
bergambar. Dengan menggunakan media kartu angka bergambar anak lebih tertarik
dalam proses belajar mengajar, dengan media tersebut anak dapat belajar sambil
bermain.
Bermain dengan kartu angka bergambar adalah bermain dengan kartu – kartu
angka yang dimainkan dengan cara menghitung jumlah gambar dalam kartu kartu
tersebut. Media kartu angka bergambar adalah media yang dibuat dari kertas karton
tema.
Bergambar Pada Kelompok A TK Masyithoh XII Desa Woro Tahun Ajaran 2021 / 2022.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi permasalahan yang
timbul adalah:
2. Belum tepatnya media dan metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran
3. Guru belum menemukan media dan metode pembelajaran yang sesuai untuk
4
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus pada judul yang telah dipilih oleh peneliti, maka
Bergambar Pada kelompok B TK Masyithoh XII Desa Woro Tahun Ajaran 2021 /
2022.
D. Rumusan Masalah
2. Bagaimana hasil yang diperoleh dari usaha – usaha yang dilakukan guru untuk
E. Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Woro.
2. Tujuan Khusus.
Woro.
5
b. Untuk meningkatkan prestasi anak didik di TKMasyithoh XII Desa Woro.
F. Manfaat Penelitihan.
Desa Woro,diharapkan mampu memberi manfaat secara teoritis maupun secara praktis
1. Manfaat Teoritis.
2. Manfaat Praktis.
a. Bagi Anak.
kemampuan berhitung.
b. Bagi Guru.
Bisa digunakan sebagai alternatif agar kemampuan berhitung anak dapat berhasil.
c. Bagi Sekolah.
G.Hipotesis Tindakan
mengenal angka dan berhitung anak kelompok B TK Masyithoh XII Desa Woro.
6
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. DESKRIPSI TEORI.
1.Media Kartu Angka Bergambar.
a. Pengertian Media.
Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak kata medium. Secara harfiah,
media berarti perantara, yaitu perantara antara sumber pesan (a source) dengan menerima pesan (a
receiver). Beberapa hal yang termasuk ke dalam media adalah film, televise, diagram, media cetak
(printed material), komputer, dan lain sebagainya. Media merupakan alat yang dapat membantu
dalam keperluan dan aktivitas, yang dimana sifatnya dapat mempermudah bagi siapa saja yang
memanfaatkannya. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal. Adanya media dirasakan memang sangat
membantu proses belajar menganjar, hal tersebut dikarenakan guru akan mudah dalam kegiatan
mengajarnya serta dapat meningkatkan perhatian siswa pada kegiatan belajarnya. Dalam aktivitas
pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan
pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Dalam
aktifitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat dijadikan sarana
penyaluran komunikasi dan pesan. Dalam kegiatan belajar mengajar, media merupakan sesuatu
yang sangat baik dan bermanfaat, dimana sebagai sesuatu yang bisa menjadi penghubung
komunikasi antara guru dan siswa. Jenis-Jenis Media • Media Visual Media visual adalah media
yang mengandalkan indra penglihatan. Biasanya memanfaatkan alat proyeksi atau proyektor
sebagai perantara. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam bentuk visual. Jenis media
visual dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan media visual gerak. Keduanya bisa
dikombinasikan atau digunakan salah satunya. Selain itu, fungsi media visual juga berguna untuk
menarik perhatian, memperjelas materi yang disajikan, menggambarkan fakta yang mungkin dapat
dengan mudah dicerna dan diingat dalam bentuk visual. • Media Audio Media audio dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan audio dari sumber pesan ke penerima pesan. Media audio berkaitan erat
dengan indra pendengaran. Dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio dapat menyampaikan
pesan verbal (bahasa lisan atau kata-kata) maupun non verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi).
Contoh media audio antara lain radio, tape recorder, telepon, laboratorium bahasa, dan lain-lain. •
Media Audio Visual Media audio visual dapat menampilkan suara dan gambar. Jenis media ini lebih
menarik dibanding visual saja atau audio saja. Kombinasi untuk merangsang indra pendengaran dan
penglihatan. Adapun media audio visual dibedakan menjadi dua jenis, yaitu media audio visual diam
dan gerak. Salah satu contoh dari media audio visual diam ialah TV diam, buku bersuara, dan
halaman bersuara. Sementara untuk contoh media audio visual gerak ialah film TV, gambar
bersuara, dan lain sebagainya. Fungsi Media 1. Fungsi media adalah untuk sumber informasi dan
pengetahuan. 2. Fungsi media adalah mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan kemampuan indra
manusia. 3. Fungsi media adalah sarana untuk mengekspresikan pendapat, ide, dan gagasan
dengan lebih gamblang.
4. Fungsi media adalah untuk hiburan, relaksasi, dan pengalihan perhatian dari ketegangan sosial
yang dialami seseorang. 5. Fungsi media adalah sarana pendidikan yang memudahkan segala
metode pembelajaran. 6. Fungsi media adalah pengawasan dan kontrol sosial tertentu. 7. Fungsi
media adalah mencari perhatian khalayak. 8. Fungsi media adalah memengaruhi khalayak.
Tahap praoperasional menurut teori Piaget (dalam Desmita, 2010: 130) difokuskan pada
keterbatasan pemikiran anak. Anak pada tahap praoperasional masih pada tahap berpikir
konkret. Anak akan mudah mempelajari suatu hal yang bersifat konkret atau nyata. Kartu
angka bergambar merupakan media yang tepat digunakan untuk mengenalkan lambang
8
bilangan. Kartu angka adalah sebuah kartu yang berisi sejumlah gambar dan lambang
bilangan yang mewakili jumlah gambar tersebut.
Bermain kartu angka bergambar merupakan cara yang tepat untuk mengenalkan lambang
bilangan pada anak yang berada pada tahap praoperasional. Bermain kartu angka
bergambar membantu anak yang masih berpikir konkret dan memiliki keterbatasan
pemusatan perhatian. Maka, bermain kartu angka bergambar merupakan cara yang tepat
untuk mengoptimalkan kemampuan anak mengenal lambang bilangan. (*/lis)
9
10
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian adalah salah satu dari metode ilmiah yang dapat digunakan
21). Sedangkan menurut Sugiono (2008 : 2), metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.
masalah dalam bidang pendidikan pada proses belajar mengajar tidak menekankan
angka-angka dalam laporan hasil penelitiannya. Jenis penelitian ini adalah penelitian
Tindakan Kelas yang mengamati guru mengajar dan mengamati siswa mengikuti
pembelajaran sedang berlangsung dengan berdasar pada: (1) Adanya masalah diri
guru dalam praktik selama dikelasnya, (2) Self-reflective inquiry, artinya peneliti
melalui refleksi diri, (3) Dilakukan di dalam kelasnya, dan (4) Bertujuan untuk
memperbaiki pembelajaran.
Anak Dalam Berhitung Melalui Media Kartu Angka Bergambar pada Kelompok B
12
2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena penelitian ini
merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif untuk pelaku tindakan (karena
kejadian secara alami di kelas seperti hasil belajar anak selama proses pembelajaran
tahapan yang lazim dilalui, yaitu “(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan,
dan (4) refleksi”. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dua siklus secara
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
gambar berikut.
13
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
penelitian adalah:
b) Lebih dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga penulis dalam melakukan
penelitian.
c) Tempat dan waktu yang dipilih dengan tujuan untuk mempermudah penulis
2. Waktu Penelitian
ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2022 sampai dengan
Tanggal
Kegiatan Ket.
Pelaksanaan
2 Siklus I
14
b. Pelaksanaan Tindakan 24 April 2022
3 Siklus II
C. Subyek Penelitian
Subjek penelitian adalah anak kelompok B TK Masyithoh XII Desa Woro Tahun
Pelajaran 2021/2022 yang terdiri dari 15 anak yaitu 6 anak laki-laki dan 9 anak
perempuan.
15
D. Teknik Pengumpulan Data.
1. Teknik Non Tes
Teknik non tes pada pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas dapat
dilakukan melalui:
a) Observasi
dalam berbagai situasi dan kegiatan yang dilakukan (Fadhilah, 2012: 229) .
dengan cara peneliti ikut berpartisipasi dan terjun langsung serta mengamati dan
16
b) Dokumentasi
anak, dll.), dan dokumen nilai yang menggambarkan kemampuan dasar yang
2. Teknik Tes
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan anak secara
E. Instrumen Penilaian
penelitian. Karena peneliti akan segera mengambil keputusan serta tindakan ketika
melakukan adaptasi secara aktif berdasar persoalan yang muncul dalam proses
pengumpulan data.
observasi berupa daftar cek (Checklist) dengan menggunakan skala Likert, untuk
menjaring data minat dan kemampuan siswa dengan menggunakan format kisi-kisi
17
Tabel 1.
Kisi-kisi lembar observasi kemampuan mengenal huruf
oN Indikator Penilaian Nilai
1 2 3 4 Skor
Jumlah :
2. Instrumen Tes
Instrumen tes adalah sekumpulan pertanyaan lembar kerja atau sejenisnya yang dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan, pengetahuan, bakat dan keterampilan dari subjek
penelitian yaitu anak kelompok B TK Masyithoh XII Desa Woro Tahun Pelajaran 2021/2022.
Instrumen tersebut dapat dijabarkan melalui tabel kisi-kisi soal tes yang
18
meliputi unsur penilaian dengan kriteria penilaian, ketentuan perolehan skor dan skor yang
Tabel 2.
Skor
No Soal Kriteria Penilaian Skor
Maksimal
1. Dapatkah kamu Dapat mengenal angka 1 -
mengenal angka – 10
angka pada kartu dengan benar. s
bergambar? Dapat mengenal angka 1- 7
dengan benar.
Mampu menyebutkan
angka yang di pegang guru
tetapi belum tepat.
19
Tidak mampu
menyebutkan angka pada
kartu yang di pegang guru.
20
4. Mampukah kamu Mampu menghitung
Menghitung julah jumlah benda pada kartu
benda pada kartu yang di tunjukkan oleh
yang di tunjukkan guru dengan tepat tanpa
oleh guru. bantuan.
Mampu menghitung
jumlah benda pada kartu
yang di tunjukkan oleh
guru dengan tepat.
Mampu menghitung
jumlah benda pada kartu
yang di tujukkan oleh
guru tetapi belum tepat.
Tidak mampu
menghitung jumlah
benda pada kartu yang
di tunjukkan oleh guru.
Keterangan:
gambar dikatakan berhasil jika anak dapat mencapai bintang tiga dengan maksud
perkembangan kemampuan anak telah sesuai harapan dan akan lebih baik lagi jika anak
21
F. Analisis Data.
1. Analisis Kualitatif
Aktivitas Keseluruhan
X
% x100% dengan
X
% = Persentase pengamatan
X = Rata-rata
X = Jumlah rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
P3 = Pengamat 3
2. Analisis Kuantitatif
22
∑ skor
P =---------------------------x 100 % ( Depdiknas , 2007:32 )
23
Skor maksimal
Dalam penelitian ini, data dianalisis dengan proses yaitu mentraskrip data
dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dalam bentuk paparan data yang
masih kasar dan masih campur aduk di antara berbagai fokus penelitian, kemudian
(gejala) yang muncul. Sedangkan untuk mencari rata-rata digunakan rumus sebagai
berikut.
∑x
X=
maka dapat di tentukan kriteria rentangan nilai hasil belajar sesuai dengan
80 - 89% = tinggi
60 - 79% = cukup
24
40 - 59% = rendah
G. Prosedur Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan tindakan
dipilih.
b. Pelaksanaan tindakan
yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru akan menjadi fasilitator
c. Observasi
mendalam dan komprehensif tentang tindakan yang di lakukan guru dan suasana
pembelajaran mulai dari awal sampai akhir tindakan. Data hasil observasi
kelebihan berikutnya. Observasi ini dilakukan oleh peneliti dan guru dan hasil
d. Refleksi
memaknai segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan hasil belajar yang
25
diperoleh dari pemberian tindakan. Pembelajaran yang dilakukan pada siklus I
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I yaitu terdiri atas 4 tahap yaitu
merupakan perbaikan dari hasil refleksi terhadap berbagai kelemahan yang terjadi
pada siklus I.
26
DAFTAR PUSTAKA
Afrianingsih, A., Putri, A. R., & Munir, M. M. (2019). Karakteristik Huruf Hijaiyah Sebagai
Sarana Pembelajaran Baca Tulis Awal Anak Usia Dini. Tunas Siliwangi : Jurnal
Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung, 5(2), 111–119.
http://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/tunas-siliwangi/article/view/1568
Amini, N., & Suyadi, S. (2020). Media Kartu Kata Bergambar Dalam Meningkatkan
Kemampuan Kosakata Anak Usia Dini. PAUDIA : Jurnal Penelitian Dalam Bidang
Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Depdiknas. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta : Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP).
Fadillah, Muhammad. 2012. Desain Pembelajaran PAUD: Tinjauan Teoritik dan Praktik.
https://doi.org/10.15575/japra.v2i1.5313
Mariyamah, Y., Chiar, M., & Nasrun, M. (n.d.). Metode Permainan Kartu Bergambar Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Tentang Sumber Energi Kelas Iv Slb Dharma Asih
Pangastuti, R., & Hanum, S. F. (2017). Pengenalan Abjad pada Anak Usia Dini Melalui
27
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Utama, F. (2017). Pengenalan Aksara Melalui Media Gambar Terhadap Anak Usia Dini.
28