Anda di halaman 1dari 30

ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG 1-20 MELALUI MEDIA


BENDA ASLI PADA KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA 1
WIDORO KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

Masa Registrasi 2015.2

Oleh

YAYUK BUDI WINARNI


NIM 823302625
Email : yayukbudi_winarni@yahoo.com

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ-UT MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM S-1 PG PAUD
POKJAR KABUPATEN TRENGGALEK

i
ABSTRAK

Yayuk Budi Winarni : Peningkatan Kemampuan Membilang 1-20 Melalui Media Benda
Asli Pada Kelompok B Di Tk Dharma Wanita 1 Widoro
Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek
Kata Kunci : Meningkatkan kemampuan membilang melalui media benda
asli.

Pengembangan kemampuan membilang 1-20 salah satunya dari bidang pengembangan


kognitif, kemampuan membilang sangatlah penting, oleh karena itu kita perlu mengenalkan
bilangan kepada anak TK melalu media benda konkrit.
Rumusan masalah yang timbul dalam pembahasan ini adalah bagaimana upaya
meningkatkan kemampuan membilang 1-20 melalui media benda konkrit anak kelompok B
TK Dharma Wanita 1 Widoro Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek.
Tujuan untuk meneskripsikan upaya meningkatkan kemampuan membuat urutan
bilangan melalui media benda konkret dan mendeskripsikan keaktifan anak dalam
meningkatkan kemampuan membilang 1-20 yang diajarkan melalui media benda konkrit.
Kesimpulan dari pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran membilang 1-20 dapat
disimpulkan bahwa : (1) Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan kemampuan
membilang anak kelompok B di TK Dharma Wanita 1 Widoro Kecamatan Gandusari
Kabupaten Trenggalek melalui media benda konkrit yang sesuai dengan metode
pembelajaran antara lain : metode tanya jawab, metode bercakap-cakap, pemberian tugas,
metode praktek langsung, metode menyanyi dapat mencapai hasil yang maksimal. (2) Dengan
menggunakan media benda konkrit dapat meningkatkan keaktifan anak kelompok B di TK
Dharma Wanita 1 Widoro Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek dalam kegiatan
membilang 1-20.
Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan prosentase kemampuan membuat urutan
bilangan yaitu pada siklus pertama 71,7% dan pada siklus kedua 83,9%
Untuk itu disarankan kepada : Bagi guru, dituntut untuk meningkatkan mutu pendiidkan
agar mampu menghasilkan output yang berkualitas. Bagi sekolah, pengelolaan pembelajaran
hendaknya lebih banyak menyediakan alat peraga yang sesuai dengan jumlah anak dan
bervariasi. Bagi universitas terbuka, hendaknya di gunakan untuk melakukan kegiatan sejenis
dalam rangka keilmuan pendidikan di taman kanak-kanak.
Penulisan Laporan PKP ini tertujuan untuk memaparkan hasil-hasil pelaksanaan
kegiatan yang berkaitan dengan PKP yang ditulis secara naratif dengan menggunakan format
tertentu. Laporan ini juga merupakan bukti fisik dari kegiatan yang memaparkan mengenai
pelaksanaan kegiatan membilang 1-20 dengan media benda asli, hal ini di karenakan pada
kelompok B anak mengenal bilangan sampai 20. Dengan bukti berupa laporan inilah kegiatan
PKP dapat diakui oleh pihak - pihak terkait.

ii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


1. Identifikasi Masalah
Dalam perjalanan panjang suatu bangsa pendidikan selalu mewarnai
corak kemajuan bangsa yang bersangkutan. Tidak salah memang, jika
pendidikan selalu menjadi media dalam mentransfer segala jenis
perkembangan yang dalam istilah sekarang lebih dikenal dengan sebutan alih
ilmu pengetahuan dan teknologi. Kendati demikian, perlu disadari bahwa tugas
pendidikan tidak hanya terbatas pada tugas mengalihkan hasil-hasil ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bidang pendidikan juga bertugas menanamkan
nilai-nilai dasa yang telah disepakati bersama oleh bangsa Indonesia (Conny S,
1987 : 1).
Dalam hal ini berakibat adanya tuntutan kepada para guru disekolah
untuk selalu seiring dengan kemajuan zaman dan metode maupun media yang
tepat dalam pelaksanaan pengajaran. Guru haruslah mengikuti kemana laju
segala bentuk pembaharuan pendidikan tersebut.
Asumsi dasar yang diajukan dalam menjalin relevansi pendidikan ini
adalah bahwa seorang guru PAUD yang baik dan bertanggung jawab, tentu
akan risau jika hasil belajar anak didiknya tiba-tiba merosot di hampir semua
bidang pengembangan. Dalam penelitian ini memfokuskan pada kesulitan
belajar spesifik yaitu specific learning disabilities.
Kesulitan belajar spesifik (khusus) ini dapat terjadi dalam bidang
pengembangan kognitif saja misalnya, yang dikenal sebagai diskalkuli yaitu
gejala hambatan belajar dalam membilang atau bidang pengembangan kognitif.
Hambatan belajar bidang pengembangan kognitif sering dirasakan oleh anak
TK Dharma Wanita 1 Widoro sehingga banyak anak yang kurang menyenangi
bidang kognitif karena dianggap sulit.
2. Analisis Masalah
Peran pendidik (orang tua, guru dan orang dewasa lain) sangat
diperlukan dalam upaya pengembangan potensi anak 4-6 tahun. Upaya
pengembangan harus dilakukan melalui bermain sambil belajar dan sebanyak

1
mungkin mengenal benda nyata. Dengan bermain dan mengenal benda nyata
anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan
perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Selain bermain membantu
anak mengenal dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Sejalan dengan hal ini, maka faktor guru dalam proses pembelajaran
sangatlah menentukan. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan oleh guru
adalah mengenai alat peraga bermain mengenal benda nyata/ asli sebagai
sarana untuk membangkitkan motivasi anak dalam aktivitasnya. Sarana yang
dimaksud dalam hal ini adalah alat/ media peraga yang digunakan dalam
belajar yang pengadaannya tidak harus beli tetapi dapat diadakan/ dibuat oleh
guru dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu guru
dituntut untuk lebih kreatif dalam membuat atau menciptakan sendiri lebih
kreatif dalam membuat atau menciptakan sendiri alat peraga yang ada di
sekitar dengan memperhatikan tahap perkembangan anak.
Atas dasar uraian di atas anak kelompok B seharusnya memiliki
kemampuan mebilang benda-benda 1-20 dengan baik. Namun pada
kenyataannya di TK Dharma Wanita 1 Widoro Gandusari anak kelompok B
kemampuan membilangnya masih belum optimal.
Belum optimalnya kemampuan tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu :
a. Strategi mengajar guru/ pendidik membosankan anak
b. Alat peraga kurang menarik
c. Perilaku anak ribut, malas dan kurang berani dalam kegiatan.
3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah
Berdasarkan beberapa penyebab tersebut maka penulis selaku guru
berupaya untuk melakukan perbaikan pembelajaran agar standar dengan
kompetensi dapat tercapai dengan baik yaitu untuk meningkatkan kemampuan
membilang angka 1-20 dengan benda asli dan mampu meningkatkan hasil
belajar anak usia dini khususnya sehingga mampu menempuh pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tentang kesulitan belajar di bidang matematika/ kognitif
maka dapat dirumuskan dengan meningkatkan kemampuan sebagai berikut :
1. Bagaiman upaya meningkatkan kemampuan membilang melalui media benda
konkret anak kelompok B di Taman Kanak- Kanak/TK Dharma Wanita 1
Widoro Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek ?
2. Apakah dengan menggunakan media benda asli dapat meningkatkan
kemampuan membilang anak kelompok B di Taman Kanak- Kanak/TK
Dharma Wanita 1 Widoro Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Kegiatan Pengembangan


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan perbaikan kegiatan
pengembangan ini adalah :
Secara umum :
Upaya meningkatkan kemampuan anak Taman Kanak- Kanak/TK Dharma Wanita
1 Widoro dalam membuat urutan bilangan 1-20melalui media benda asli.
Secara khusus :
1. Untuk mengetahui peningkatan kemamupuan anak kelompok B di Taman
Kanak- Kanak/TK Dharma Wanita 1 Widoro Kecamatan Gandusari Kabupaten
Trenggalek dalam membuat urutan angka 1-20 melaui medi benda konkrit.
2. Untuk mengetahui bagaimana prestasi / hasil belajar siswa kelompok A di
Taman Kanak- Kanak/TK Dharma Wanita 1 Widoro Kecamatan Gandusari
Kabupaten Trenggalek dalam membilang 1-20
3. Untuk mengetahui motivasi anak kelompok B di Taman Kanak- Kanak/TK
Dharma Wanita 1 Widoro Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek dalam
mengikuti pembelajaran dengan menggukan media benda asli untuk membuat
urutan 1-20

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi peneliti

3
Menambah wawasan dalam oengetahuan tentang peningkatan kemampuan
dalammengelola kegiatan pembelajaran pengembangan kemampuan kognitif
yaitu membuat urutan bilangan 1-20 dengan media benda asli pada anak
Taman Kanak- Kanak/ TK kelompok B
2. Bagi anak didik (siswa taman kanak - kanak /TK)
Diharapkan anak mampu meningkatkan kemampuan dalam membilang 1-20
dengan media benda asli kelompok B
3. Bagi guru Taman Kanak- Kanak / TK
Memberikan informasi tentang salah satu alternative dalam
meningkatkanprestasi belajar siswa dalam membuat membilang 1-20 denga
media benda asli
4. Bagi lembaga Taman Kanak- Kanak /TK Dharma Wanita 1 Widoro Kecamatan
Gandusari Kabupaten Trenggalek
Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan masukan dalam menunjang
pmbelajaran dan meningkatkan kemampuan membilang.
5. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sesuai
dengan konteks dalam penelitian ini
6. Bagi Orang Tua
Diharapkan agar dapat membangun dan memotivasi anak dalam
mengembangkan kemampuan kognitif melalui kemampuan membilang untuk
persiapan pendidikan lebih lanjut.

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Teori Perkembangan Kognitif
Tahapan- tahapan perkembangan intelektual yang dirumuskan Jean Piaget
( dalam Asih Siti, 2007: 53) adalah perkembangan intelektual yang berhubungan
denagn dengan otak. Otak manusia manusia tidak berkembang sepenuhnya hingga
masa adolesen. Untuk itu orang tua dan pendidik harus merencanakan apa yang
dapat diharapkan dari seorang anak secara realistik ketika ia berada dalam masa
perkembangan menuju dewasa.

4
Piaget telah mengidentifikasi 4 periode utama dalam perkembangan kognitif
yaitu:
1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
2. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
3. Periode operasional konkret (usia 7–11 tahun) dan
4. Periode operasional formal (usia 11 tahun keatas)

B. Berhitung di Taman Kanak- Kanak


1. Pengertian berhitung
Pada tahun 2000 The National Council Of Teaches telah mengembangkan standar
pembelajaran matematika ( kognitif) untuk anak pra sekolah yaitu :
a. Bilangan dan operasi
b. Pola dan aljabar
c. Geometri dan kepekaan spasial
d. Pengukuran dan analisis data
Berhitung merupakan bagian dari pembelajaran bilangan dan operasi.
Copley dan Wortham ( dalam Sriningsih, 2008:32) mengatakan bahwa, anak antara
usia 5-8 tahun kemampuan berfikirnya bergerak dari tahap praoperasional menuju
operasional konkret atau disebut dengan masa transisi, dimana kemampuan berfikir
anak bergerak dari kemampuan berfikir yang didominasi oleh persepsi visual
menuju kemampuan berfikir logis. Hal ini mendorong anak menggunakan skeema
mental dalam menyelesaikan berbagai operasi melalui benda- benda konkret untuk
memahami konsep- konsep baru.
Menurut Fatimah ( 2009:10) berbagai aktifitas berhitung yang sebagai cara agar
ide abstrak bilangan dapat dimodelkan sehingga anak menjadi lebih tahu tentang
angka- angka dan hal- hal yang terkait dengannya . pendekatan dengan
menggunakan benda konkret dan gambar harus secara intensif dilakukan ditingkat
awal, sebelum selanjutnya anak- anak masuk kedunia angka- angka (abstrak).
Beberapa tahapan aktivitas berhitung menurutnya :
1. Pengenalan kwantitas, yaitu menghitung jumlah benda yang telah ditentukan
yang telah dilakukan secara bertahap : 1-6, 6-9,1-10 dan seterusnya.

5
2. Menghafal urutan nama bilangan yaitu menyebut nama bilangan dalam urutan
yang benar.
3. Menghitung secara rasional,anak disebut memahami bilangan bila dapat :
a. Menghitung benda sambil menyebutkan urutan nama bilangan
b. Membuat koresponden satu-satu.
c. Menyadari bilangan terakhir yang disebut mewakili total/jumlah benda
dalam satu kelompok
4. Menghitung maju yaiu menghitung dua kelompok benda yang di gabungkan
dengan cara :
a. Menghitung semua dari awal sampai akhir
b. Menghitung melanjutkan
c. Menghitung benda dengan cara melanjutkan dari jumlah salah satu
kelompok ke kelompok berikutnya.
Menurut Lorton berdasarkan teori piaget pengembangan stimulasi matematika
permulaan di TK, penguasaan matematika permulaan melalui 3 tahapan :
1. Tingkat pemahaman konsep
Anak akan memahami konsep melalui pengalaman beraktivitas/bermain dengan
benda-benda kongkrit.
2. Tingkat transisi
Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahamn kongkrit
menuju pengenalan lambang yang abstrak, dimana benda kongkrit itu masih ada
dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya.
3. Tingkat lambang bilangan
Tahap terakhir di mana anak diberi kesempatan untuk mengenal dan
memvisualisasikan lambang bilangan atas konsep kongkrit hingga mereka
melepaskannya sendiri.

2. Tujuan permainan berhitung di Taman Kanak-Kanak


Kemampuan berhitung dalam pembelajaran matematika di tk berdasarkan
kurikulum 2004 standar kompetensi untuk kelompok a dalam penelitian ini
meliputi : membilang/menyebutkan urutan bilangan dari 1-20 , membilang
(mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 20, membuat urutan

6
bilangan 1-20 dengan benda-benda, menghubungkan/memasangkan lambing
bilangan dengan benda-benda sampai 20.
Secara umum berhitung di tk bertujuan agar anak mengetahui dasar-dasar
pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih komplek.
Secara khusus tujuan berhitung di tk agar anak
1. Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan terhadap
benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angaka yang terdapat di
sekitar anak.
2. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang
dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung.
3. Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi.
4. Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan
kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di sekitarnya.
5. Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara
spontan.

C. Media Konkret/Asli
1. Pengertian media
Batasan media menurut Latuheru sebagaimana di kutip oleh Arsyad (2006.24)
adalah sebagai sebuah bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan/menyebar ide,gagasan/pendapat, sehingga ide, gagasan /
pendapat yang di kemukaan itu sampai penerima yang di tuju.
Media adalah segala sesuatu yang dapoat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.
2. Media benda asli (konkret)
Yang dimaksud benda asli adalah benda yang sebenarnya yang dapat diamati
secara langsung oleh panca indra dengan cara melihat,mengamati dan
memeganya secara langsung tanpa melalui alat bantu. Menurut Lorton katagori
media matematika permulaan terdiri tiga tahapan :
1. Media manipulative (media konkret)

7
2. Media pictorial (semi konkrtit)
3. Media symbolic ( simbul-simbul matematika )
Dalam pembelajaran matematika permulaan di tk, perlu
menyiapkan/menyediakan media-media manipulative. Media tersebut
sepatutnya disesuaikan dengan tingkat kesiapan atau kematangan anak pada
rentang usianya,dapat di manipulasikan dan berfariasi sehingga menyenangkan
dan member kepuasaan pada anak. Menyediakan tidak harus mengeluarkan
biaya yang mahal tapi bisa memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan
sekitar anak sepanjang tidak membahayakan bagi anak.
3. Jenis Media
Menurut Koyo Kartasurya (1991 : 140 ) media di golongkan menjadi :
1. Media visual (gambar,sketsa,charts,grafik,poster dll)
2. Media dengar (radio,magnetic, tape recorder , lap bahasa dll)
3. Projected still media (slide,film strip,mikro proyektor dll)
4. Projected motion media (film,televise,video tape,computer dll)
Menurut Amir Hamzah Sulaiman dalam Wijaya ( 1991 :140) jenis media
digolongkan sebagai berikut :
1. Alat-alat visual dua dimensi pada bidang (gambar,gambar yang
diproyeksikan, wayang beber,grafik,diagram,peta dll)
2. Berbagai macam papan (papan tulis, papan flannel,papan magnet dll)
3. Alat-alat visual 3 dimensi (benda asli,model,barang contoh/specimen,
diorama,bak pasir dll)
4. Alat-alat audio (tape recorder,radio)
5. Alat-alat audio visual murni (film suara)
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan jenis-jenis media dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu :
1. Media dua dimensi
2. Media benda nyata tiga dimensi

4. Manfaat Media Pembelajaran


Sebagai calon guru yang profesional maka harus memiliki pandangan
bahwa, media itu merupakan bagian dari integral dari keseluruhan proses

8
pembelajaran. Keefektifan proses pembelajaran akan terjadi apabila ada
komunikasi antara sumber fasak (guru TK) dan penerima pesan (anak didik).
Jadi dapat disimpulkan bahwa manfaat dari penggunaan media dalam
pembelajaran adalah :
1. Memungkinkan anak berinteraksi suara langsung dengan lingkungannya
2. Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau resepsi belajar pada
masing-masing anak
3. Membangkitkan motivasi belajar anak
4. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu

III. PELAKSANAAN PERBAIKAN


A. Subyek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mencari jalan
keluar pada setiap masalah yang terjadi di dalam kelas. Penelitian ini termasuk
penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran
di terapkan dan bagaimana tujuan yang digunakan dapat tercapai.

1. Lokasi penelitian
Nama Sekolah : TK Dharma Wanita 1 Widoro
Alamat : RT. 09 RW. 04 Desa Widoro, Kec. Gandusari,
Kab. Trenggalek
Kelompok : B
Nama Kepala Sekolah : Intarti, S.Pd.AUD
2. Waktu Pelaksanaan
3. Tema kegiatan perbaikan
Siklus I Tema : Tanaman
Siklus II Tema : Tanaman
4. Kelompok
Dalam kegiatan perbaikan penulis menggunakan kelompok B dengan jumlah
murid 15 anak.
5. Karakteristik Anak
Secara umum karakteristik anak di kelompok B adalah :

9
a) Pada umumnya anak-anak berada pada tahap berpikir pra operasional dan
cocok belajar melalui pengalaman kongkret.
b) Anak kelompok B mampu mendefinisikan kata-kata dan mempelajari
benda-benda yang berada di lingkungan dunianya sebagai anak-anak
c) Mereka belajar melalui bahasa lisan dan pada tahap ini bahasanya telah
berkembang
d) Anak sudah mampu membilang dengan lancar

B. Deskripsi Per Siklus


1. Rencana
a. Tindakan yang akan dilakukan
Dalam bab sebelumnya di jelaskan bahwa masalah utama yang dihadapi
yaitu bagaimana cara meningkatkzan kognitif anak dengan metode
membilang 1-20 melalui media asli pada anak kelompok B di TK Dharma
Wanita 1 Widoro, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek. Di dalam
menangani kasus tersebut ada beberapa alternative perbaikan yang digunakan
antara lain :
1. Menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan dan pertumbuhan anak
2. Memilih menggunakan media benda asli untuk mengembangkan
kemampuan membilang anak.
3. Dalam pelaksanaannya dilakukan setiap hari dan akan dilaksanakan
pengulangan pada hari berikutnya bila dianggap kurang berhasil dalam
pelaksanaanya
4. Guru menyediakan media benda asli
5. Guru memberikan petunjuk yang jelas mengenai materi pembelajaran
6. Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan rinci
7. Guru mengadakan pengamatan dan evaluasi

10
b. Tindakan perbaikan yang relevan dengan masalah
RENCANA KEGIATAN PRA SIKLUS

Pada kegiatan awal pertama anak-anak berdoa sebelum kegiatan dilakukan,


dilanjutkan menendang bola kedepan dan belakang. Pada kegiatan inti
pertama anak-anak di ajak bercerita tentang gambar yang disediakan oleh
guru. Pada kegiatan inti kedua dilanjutkan dengan membilang/ mengenal
konsep bilangan dengan benda-benda yaitu dengan benda asli buah tomat,
dilanjutkan dengan kegiatan menggambar bebas dari bentuk dasar lingkaran.
Pada kegiatan akhir anak-anak sangat senang menunjukkan kebanggaan
terhadap hasil karya, setelah itu anak-anak diajak menyanyi bersama-sama
Lihat Kebunku.
Rencana kegiatan siklus I
RKH I : Berbagi dan bertanya tentang kegiatan kemarin, kemudian pada
kegiatan inti bercerita tentang tanaman jagung, membilang
angka 1-20 dengan menggunakan biji jagung. Mewarnai gambar
jagung yang sudah disediakan oleh guru. menyanyi dan bergerak
bebas menurut irama musik
RKH II : Melambungkan dan menangkap kantong biji keelai sambil
berjalan, mengungkapkan cara perkembangbiakan tamana
dengan biji, meniru lambang bilangan 1-20, menciptakan bentuk
biji-bijian dari plastisin. Dikegiatan akhir anak-anak
menunjukkan kebanggaan tentang hasil karyanya, serta
menyanyi lagu anak.
RKH III : Mengajak teman untuk bermain, kemudian bermain
menggunakan simpai. Menyebut tanaman hias yang hauruf
awalnya sama. Menujuk lambang bilangan 1-10 dengan bunga
mawar. Mewarnai bunga mawar. Melaksanakan tugas sampai
selesai,
RKH IV : Menunjuk perbuatan yang benar dan salah. Berdiri dengan jinjit
diatas satu kaki. Menghubungkan gambar dengan tulisan.
Menyebut hasil pengurangan dengan tomat serta membuat

11
gambar tomat dengan tehnik kolase. Mengucap syair tomat dan
menunjukkan kebanggaan serta memasang hasil karya dipapan.
RKH V : Senam fantasi, dapat mengendalikan emosi, menghubungkan
gambar dengan tulisan serta menyebut penambahan dengan
daun. Mencocok gambar daun. Menyanyi sambil menggerakkan
badannya.
Rencana kegiatan siklus II
RKH I : Mentaati tata tertib, tanya jawab tentang kegiatan hari kemarin,
memberikan keterangan tentang biji kacang, menybut hasil
pejumlahan dengan biji kacang, serta mencipta bentuk biji-bijian
dengan plastisin, menyimpan hasil karya serta menyanyi lagu
anak.
RKH II : Berdo’a, berjalan kesamping 2m, bercakap-cakap tentang ang
menciptakan tanaman, membilang 1-20 dengan menunjuk
angkanya. Mengurutkan dan menceritakan gambar seri,
menggambar bunga mawar. Melaksanakan tugas sampai selesai
RKH III : Bergerak bebas sesuai dengan irama musik. Tanya jawab
tentang pohon pisang. Mengenal lambang bilangan 1-10 dari
gambar pisang. Melengkapi kalimat sederhana ”aku suka makan
pisang”. Mencocok gambar pisang. Sabar menunggu giliran,
mengulang kembali tanya jawab tentang pohon pisang dan
gunanya.
RKH IV : Memantulkan bola besar dengan diam ditempat. Bercakap-cakap
tentang tanaman terong. Menirukan lambang bilangan 1-20 dan
memperkirakan urutan berikutnya dengan terong. Menirukan
kembali kata ”terong” membuat kolase terong. Dapat
melaksanakan tugas sampai selesai
RKH V : Bernyanyi ”lihat kebunku”. Bercakap-cakap tentang apa saja
yang ada di kebun. Menghubungkan kata dengan gambar.
Membuat urutan bilangan 1-20 dengan benda-benda, misal
dengan bunga kamboja. Memberi warna pada gambar bunga

12
kamboja. Menunjukkan hasil karyanya. Menunjukkan perbuatan
yang benar dan salah.

c. Langkah- langkah perbaikan


1) Langkah perbaikan siklus pertama RKH I – RKH 5 Tanggal 20 April
2015 – 24 April 2015.
RKH I : Dalam pelaksanaan RKH ke 1 pada kegiatan ini guru
memasang gambar jagung di papan tulis lalu guru
menceritakannya tentang cara menanam jagung sampai
panen. Guru menunjuk biji jagung asli yang jumlahnya 2
kemudian di lanjutkan anak-anak untuk menghitung/
membilangnya sampai 20. Demonstrasi selesai guru
membagikan 20 biji jagung pada anak-anak. Dengan
mengikuti petunjuk guru secara bersama-sama anak
mendemonstrasikan cara secara bersama-sama anak
mendemonstrasikan ara membilangnya. Guru lalu
menyimpulkan bahwa anak-anak sudah lancar membilang
dengan benda asli.
RKH II : Dalam pelaksanaan RKH ke 2 pada kegiatan inti yaitu
Guru mengajak anak-anak untuk menceritakan
perkembang biakan kedelai dari menanam sampai panen
tiba. Guru membagikan 10 biji kedelai pada setiap anak
yang sudah di masukkan pada wadah yang telah
disediakan. Guru menyuruh anak-anak untuk
RKH III : Dalam pelaksanaan RKH 3 pada kegiatan inti guru
mengajak anak-anak untuk menyebut macam-macam
tanaman hias. Guru menggambar bunga melati dan mawar
dan guru menuliskan huruf awalnya. Dilanjutkan guru
menunjukkan bunga mawar asli pada anak-anak sebanyak
10. Lalu guru menyuruh anak-anak untuk menyebutkan
lambang bilangan 1-10 dengan bunga mawar itu.

13
Kemudian diulang-ulang sampai anak benar-benar
mampu.
RKH IV : Dalam pelaksanaan RKH ke 4 pada kegiatan inti Guru
mengajak anak-anak untuk bercakap-cakap tentang
tanaman buah dan manfaat buahnya. Dilanjutkan Guru
menunjukkan 10 buah tomat asli. Guru mengajak anak-
anak mempelajari cara pengurangan. Guru menunjuk 2
anak untuk mendemonstrasikan dengan mengikuti
petunjuk Guru antara lain, Budi mempunyai 2 tomat lalu
yang 1 diberikan doni, tinggal berapa tomat budi?
Serentak anak menjawab 1. Lalu guru menyimpulkan jadi
2 – 1 = 1 dan seterusnya sampai 10. Guru menyuruh anak-
anak untuk mendemonstrasikan sendiri dengan media
yang sudah disediakan
RKH V : Dalam pelaksanaan RKH 5 pada kegiatan inti guru
menunjukkan tanaman asli yang telah disediakan dan guru
menyebut bagian-bagian tanaman tersebut. Dilanjutkan
guru membagikan buku Bima dan menyuruh membukanya
halaman yang telah ditentukan, yang sudah menyuruh
membukanya halaman yang telah ditentukan, yang sudah
tertera gambar bagian tanaman dan tulisan sederhana.
Dengan bimbingan Guru anak menggabungkan gambar
dengan tulisan. Selesai mengerjakan buku Bima guru
mengajak anak-anak untuk mendemonstrasikan cara
penjumlahan dengan media daun asli. Guru membagikan
10 daun pada setiap anak. Dimulailah demonstrasi dengan
cara : Guru menyuruh anak untuk memberikan 2 daunnya
pada guru lalu diberikan lagi pada anak-anak 3 anak
disuruh menghitung berapa daun yang ada dan seterusnya
sampai penjumlahan 10, Guru tidak lupa untuk
menyimpulkan.

14
2) Langkah-langkah perbaikan siklus II RKH I – RKH V tanggal 27 April
2015 – 02 Mei 2015.
RKH I : Setelah guru melakukan tanya jawab tentang kegiatan hari
kemarin untuk melanjutkan ke kegiatan inti, guru
menyiapkan kacang tanah sebagai media untuk
menghitungnya. Guru menunjukkan biji kacang tanah asli
lalu dibagikan kepada anak. Guru menambahkan lagi satu
dan bertanya ada berapa biji kacang kalian. Serentak anak
menjawab dua. Dilanjutkan sampai penjumlahan 10. Tidak
lupa guru menyimpulkan jadi satu ditambah satu sama
dengan dua dan seterusnya sampai penjumlahan 20
RKH II : Dalam kegiatan pembelajaran ini yang dibawa guru adalah
bunga mawar. Guru menjelaskan siapakah yang
menciptakan bunga ini. Guru menata bunga mawar diatas
meja lalu menyuruh anak untuk membilang berapa
banyaknya bunga mawar. Guru memberikan contoh dan
menyuruh anak mempraktekkannya. Selain membilang
anak juga diajak mengurutkan gambar seni. Dengan ini
akan senang sekali.
RKH III : Setelah guru memperlihatkan buah pisang kepada anak-
anak. Di buah pisang itu guru sudah memberi angka
dengan spidol. Dengan itu anak-anak disuruh untuk
menunjukkan lambang bilangan berapa saja yang ada di
buah pisang itu. Dengan antusias anak-anak membilang
angka 1-20. Sambil mengamati guru menyuruh anak
membilang sampai benar-benar anak mengetahui dan
mampu membilang angka berikutnya sampai 20.
RKH IV : Guru selalu menggunakan media asli untuk
memperkenalkan, dan mempermudah anak dalam
membilang angka. Kali ini guru membawa media asli
terong. Setelah mampu membilang selanjutnya anak-anak
diajari menirukan lambang bilangan dengan terong, guru

15
memberikan satu buah terong kepada anak satunya
kemudian menirukan lambang bilangan, lalu diberikan
lagi ke anak berikutnya sampai dengan 10, dan sampai
anak benar-benar bisa menirukan lambang bilangan.
RKH V : Setelah anak-anak melihat dan menceritakan bunga
kamboja, maka guru mengajak anak memulai untuk
mengurutkan bilangan 1-20 dengan bunga kamboja. Guru
menyuruh anak untuk mendemonstrasikan satu-satu
dengan menyebut bilangan 1-20. Guru memperhatikan
suara sungguh-sungguh dan memastikan bahwa anak
sudah mampu membilang dengan lancar.

2. Pelaksanaan
A. Prosedur pelaksanaan PTK
Pengamatan dan penilaian dimulai dari kegiatan pembukaan pembelajaran,
kegiatn inti, istirahat, dan kegiatan penutup.
Pengamatan dan penilaian terdiri dari dua siklus yaitu siklus 1 dilaksanakan
selama 5 hari ( tanggal 05 – 09 Oktober 2015) dilanjutkan siklus 2 selama
lima hari ( tanggal 12 – 17 Oktober 2015) .
B. Prosedur kegiatan pengembangan
Prosedur- prosedur kegiatan pengembangan siklus 1 dan siklus 2 adalah:
a. Perencanaan antara lain :
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran.
2. Menyiapkan media/ sumber belajar.
3. Mempersiapkan alat penilaian PKP 1 ( APKG- PKP 1) dan PKP 2
( APKG- PKP 2).
4. Membuat lembar observasi.
b. Pengamatan
Dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran diamati oleh penilai
1 dan penilai 2 yaitu supervisor 1 dan supervisor 2.
Pengamatan dimulai dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan.
c. Pelaksanaan

16
Pelaksanaan pembelajaran didalam kelas meliputi kegiatan pembukaan,
kegiatan inti, istirahat dan kegiatan akhir.
d. Refleksi
Pelaksanaan refleksi dilakukan setelah melaksanakan perbaikan.
Kegiatan pengembangan dengan menggunakan lembar refleksi.

C. Penjelasan tentang penilai dan supervisor


Dalam melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran diamati oleh penilai
dan supervisor.
 Penilai adalah supervisor 2, yaitu ibu Intarti, S.Pd AUD, Kepala TK
dharma wanita 1 Widoro kabupaten trenggalek.
 Supervisor 2 bertugas melakukan pengamatan dan pencataran pada lembar
observasi serta melakukan penilaian dengan menggunakan alat penilaian
kemampuan guru – PKP 1 dan alat Penilaian kemampuan guru – PKP 2

D. Prosedur umum kegiatan pengembangan


Prosedur umum kegiatan pengembangan, meliputi :
1) Merencanakan perbaikan kegiatan pengembangan terdiri dari :
 Menentukan indicator perbaikan pembelajaran dan menentukan
kegiatan perbaikan
 Menentukan alat dan bahan yang sesuai dengan kegiatan perbaikan
 Menentukan tujuan perbaikan, yaitu hal- hal yang harus diperbaiki.
 Merancang pengelolaan kelas perbaikan kegiatan pengembangan.
 Merencanakan alat dan merencanakan penilaian perbaikan kegiatan
 Tampilan dokumen rencana perbaikan kegiatan pengembangan.
2) Melaksanakan perbaikan kegiatan pengembangan, terdiri dari :
 Menata ruang dan sumber belajar serta melksanakan tugas rutin.
 Melaksanakan perbaikan kegiatan pengembangan.
 Mengelola interaksi kelas.
 Bersikap terbuka dan luwes serta mampu mengembangkan sikap
positif anak terhadap kegiatan bermain sambil belajar.

17
 Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam perbaikan perbaikan
kegiatan pengembangan.
 Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar.

3. Pengamatan/ Teknik Pengumpulan Data/ Instrument


a) Instrumen Pengamatan
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti mengamati
seluruh kegiatan mulai dari awal sampai akhir, baik pembelajaran guru
maupun rekasi anak saat pembelajaran. Dari kemampuan guru dalam
melaksanakan pengembangan sampai ketrampilan guru dalam
melaksanakan perbaikan pengembangan. Pengamat melakukan pengamatan
dari pencatatan pada lembar observasi yang telah disediakan. Instrumen
yang digunakan untuk mengamati .
Penilaian Minat dalam membilang
a. Anak mendapat bintang 4 () jika berkembang sangat baik (BSB)
melebihi indikator seperti yang diharapkan dalam RKH atau sama sekali
tidak dibantu guru
b. Anak mendapat bintang 3 () jika berkembang sesuai harapan (BSH)
sesuai yang diharapkan dalam indikator atau sedikit dibantu guru
c. Anak mendapat bintang 2 () jika sudah mulai berkembang (MB) dan
separuh kegiatan dibantu oleh guru
d. Anak mendapat bintang 1 () jika anak sama sekali belum mampu (BB)
atau selalu dibantu guru
e. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran diamati oleh penilai 1 dan penilai
2, yaitu teman sejawat dan kepala sekolah. Pengumpulan data dilaksanakan
dengan menggunakan tehnik observasi bukti-bukti berupa dukungan hasil
lembar kegiatan siswa.
Dalam observasi yang dilakukan pengamat adalah :
a. Mengamati minat dalam kegiatan pembelajaran, bagaimana kemamuan anak
serta pemahaman dalam konsep kegiatan
b. Pengamatan melakukan pengamatan dan pencatatan pada lembar observasi
yang telah disediakan

18
c. Pengumpulan data kegiatan membilang mellaui metode pembelajaran, media
yang digunakan dengan observasi

4. Refleksi
a. Kekuatan dalam tindakan perbaikan kegiatan pengembangan adalah anak-
anak mampu menunjukkan kemampuannya dalam membuat urutan bilangan
1-20 melalui media benda konkrit .
b. Kelemahan dalam tindakan perbaikan kegiatan adalah penggunaan metode
pembelajaran yang kurang sesuai dengan tingkat pembelajaran pada anak
kelompok B.
c. Kekuatan diri dalam merancang dan elakukan suatu tundakan perbaikan
kegiatan pengembangan adalah melihat anak menunjukkan kemapuannya
dalam membuat urutan bilangan 1-20 melalui benda konkrit.
d. Kelemahan diri dalam merancang dan melakukan suatu tindakan perbaikan
kegiatan pengembangan adalah tindakan guru ataupun kegiatan yang akan
digunakan dalam melaksanakan perbaikan. Hal ini akan diperbaiki pada
skenario perbaikan selanjutnya, baik pada tindakan guru maupun media yang
digunakan dalam melaksanakan perbaikan

B. Teknik Analisis Data


Dengan memperhatikan jenis data yang dikumpulkan, tehnik data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan
terhadap data kualitatif yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap siswa dan hal-
hal lain yang nampak selama berlangsung penelitian. Tehnik Analisis data yang
digunaakn untuk mengolah data yang dihasilkan dari penelitian perkembangan anak
dengan metode pemberian tugas, menggunakan rumus Suharsimi Arikunto, 1988,

19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Rancangan Satu Siklus pada Siklus Pertama

Tujuan Perbaikan : Peningkatan kemampuan membilang 1-20 melalui media


benda asli pada siswa kelompok B TK Dharma Wanita 1
Widoro Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek
Siklus : I (Pertama)
Tema : Tanaman
Tanggal : 04 Oktober 2015

I. Identifikasi Masalah
1. Startegi mengajar guru/ pendidik membosankan anak
2. Media/alat peraga kurang menarik perhatian anak.
3. Perilaku anak ribut, malas dan kurang berani dalam kegiatan
II. Analisis Masalah
Dari ketiga masalah yang teridentifikasi masalah yang akan
dipecahkan dalam kemampuan anak membilang lambang bilangan, yang
mana penyebabnya adalah kurangnya alat peraga yang disediakan guru serta
strategi mengajar guru membosankan kurang bervariasi.
III. Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan membilang melalui media
benda asli ?
2. Apakah dengan di sediakan alat peraga yang menarik dan variasi
permainan dapat meningkatkan kemampuan membilang ?
IV. Tujuan Perbaikan
Peningkatan kemampuan membilang 1-20 bilangan melalui media benda asli
siswa kelompok B TK Dharma Wanita 1 Widoro Kecamatan Gandusari
Kabupaten Trenggalek.

20
Skenario Perbaikan RKH 1

Tujuan Perbaikan : Peningkatan kemampuan membilang 1-20 melalui media


benda asli pada siswa kelompok B TK Dharma Wanita 1
Widoro Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek
Siklus : I (Pertama)
Tema : Tanaman
Tanggal : 05 Oktober 2015
Hal yang diperbaiki / ditingkatkan :

1. Kegiatan pengembangan

Kegiatan anak yang lebih banyak membilang dan mewarnai gambar di


arahkan menjadi kegiatan pengembangan kognitif yang mengarah pada kemampuan
membilang 1-20.
2. Pengelolaan kelas
Pada waktu berbagi dan bertanya anak duduk melingkar di atas karpet pada
waktu kegiatan inti mewarnai, membilang, bercerita anak duduk di kursi masing-
masing.
3. Langkah-langkah perbaikan :
a. Dalam kegiatan inti pertama
1. Guru mengajak anak-anak membilang 1-20 secara bersama-sama.
2. Guru memberi kesempatan kepada anak yang mampu membilang 1-20
untuk maju kedepan.
3. Guru meminta anak yang lain maju satu persatu membilang 1-20.
4. Guru mengamati dan memberikan penilaian.
b. Dalam Kegiatan inti kedua.
1. Guru mengajak anak untuk mendengarkan cerita tentang tanaman jagung
2. Guru memberi contoh
3. Setelah selesai guru meminta kepada anak untuk menceritakan kembali isi
ceritanya
c. Dalam kegiatan inti ketiga

21
1. Guru membagikan gambar jagung
2. Guru memberikan bimbingan kepada anak yang mengalami kesulitan
3. Guru meminta kepada anak untuk memberikan nomor absen di buku gambar
anak.
4. Setelah selesai guru mengumpulkan pekerjaan anak

Rancangan Satu Siklus pada Siklus Kedua

Tujuan Perbaikan : Peningkatan kemampuan membilang 1-20 melalui media


benda asli pada siswa kelompok B TK Dharma Wanita 1
Widoro Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek
Siklus : II (Kedua)
Tema : Tanaman
Kelompok : B
Tanggal : 12 Oktober 2015

I. Tujuan Perbaikan
Meningkatkan kemampuan, membilang 1-20 melalui media benda asli pada
kelompok B di TK Widoro 1 Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek
II. Identifikasi Masalah
1. Anak kurang berminat dalam mengikuti kegiatan
2. Masih banyak anak yang belum mampu mengenal angka/lambang bilangan,
hal ini diketahui dari siklus I RKH V
3. Guru kurang memberikan motivasi pada anak dan kurang kreatif dalam
menciptakan media pembelajaran.
III. Analisis Masalah
Dari ketiga masalah yang teridentifikasi masalah yang akan dipecahkan adalah
kemampuan membilang/menyebut urutan bilangan 1-20 melalui media benda asli,
karena pengenalan lambang bilangan/angka pada anak jika tidak dikuasai akan
mengalami kesulitan dalam jenjang berikutnya (SD/MI). Penyebab dari masalah
tersebut adalah metode yang digunakan guru dan media yang dipakai kurang menarik
sehingga minat anak berkurang.

22
IV. Perumusan Masalah
Bagaimana Peningkatan kemampuan membilang 1-20 melalui penggunaan
media benda asli pada kelompok B di TK Widoro 1 Kecamatan Gandusari Kabupaten
Trenggalek

SKENARIO PERBAIKAN RKH I

Tujuan Perbaikan : Peningkatan kemampuan membilang 1-20 melalui media


benda asli pada siswa kelompok B TK Dharma Wanita 1
Widoro Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek
Siklus : II (Kedua)
Tanggal : 13 Oktober 2015

Hal yang diperbaiki/ditingkatkan :


1. Kegiatan pengembangan
Kegiatan anak yang lebih banyak melakukan sesuatu, mengucapkan sesuatu
di tambah dengan kegiatan kognitif. Dalam RKH I ini anak-anak akan menyebutkan
hasil penjumlahan dengan media benda asli yaitu kacang tanah
2. Pengelolaan kelas
Pada waktu kegiatan awal anak duduk membentuk lingkaran pada waktu
kegiatan inti anak duduk membentuk kelompok mengikuti kegiatan secara
bergantian.
3. Langkah-langkah perbaikan :
a. Pada kegiatan inti pertama
1. Guru memberikan informasi tentang tanaman kacang tanah
2. Anak-anak memperhatikan ketika guru memberikan informasi
3. Ketika selesai anak-anak disuruh bergantian menceritakan kembali tentang
informasi yang didapat
b. Pada Kegiatan inti Kedua
1. Guru memberikan biji kacang yang sudah di taruh di wadah/ mangkok
2. Guru mempraktekkan cara penjumlahan dengan memberikan satu biji
kacang ke mangkok satu dan ditambah dua biji kacang lagi

23
3. Guru menyuruh anak untuk mempraktekkan
4. Guru menyuruh anak menghitungnya
5. Guru menyuruh anak menyebutkan hasil penjumlahan dan menuliskannya di
LKS
6. Guru mengamati dan menilai anak
c. Pada kegiatan inti ketiga
1. Guru membagikan plastisin
2. Guru membantu/ membimbing anak yang mengalami kesulitan
3. Guru menyuruh anak-anak membentuk biji-bijian dari plastisin
4. Guru mengajari dan menilai anak

a. Deskripsi Persiklus
1. Siklus I
a. Siklus Pertama RKH I
1) Perencanaan
a) Membuat rencana perbaikan pembelajaran.
b) Membuat media pembelajaran dan teknik pembelajaran yang
menarik minat anak.
c) Membuat lembar penelitian dan lembar observasi atau pengamatan.
2) Pengamatan
Pada pengamatan siklus pertama oleh peneliti dan teman sejawat
dengan melakukan pencatatan pada lembar observasi yang telah
disediakan. Pengamatan dilakukan mulai dari awal kegiatan
pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Terutama saat anak melakukan
kegiatan pengembangan kemampuan membilang 1-20. Untuk
mengetahui perkembangan anak pada saat kegiatan bermain.
3). Analisis data anak dalam kegiatan
a) Perhitungan hasil pengumpulan data berdasarkan minat
b) Perhitungan hasil pengumpulan data berdasarkan kemampuan anak
dalam kegiatan
c) Perhitungan hasil pengumpulan data berdasarkan kemampuan anak
dalam mengikuti permainan.

24
d) Perhitungan hasil pengumpulan data berdasarkan lembar kegiatan
Berdasarkan hasil analisis data keseluruhan dari kegiatan
pembelajaran siklus I RKH 1, untuk minat anak dalam kemampuan
membilang angka 1-20 melalui kegiatan permainan mencapai prosentase
69,5%.
3) Refleksi
Hasil refleksi siklus pertama RKH 1 menunjukkan masih banyak
anak yang belum berminat untuk membilang 1-20 melalui kegiatan
permainan.

2. Siklus II
a. Siklus Kedua RKH I
1) Perencanaan
a) Membuat rencana perbaikan pembelajaran.
b) Membuat media pembelajaran dan teknik pembelajaran yang
menarik minat anak.
c) Membuat lembar penilaian dan lembar observasi atau pengamatan.
2) Pengamatan
Pada pelaksanaan siklus kedua diamati oleh peneliti dan teman
sejawat dengan melakukan pencatatan pada lembar observasi yang
telah disediakan. Pengamatan dilakukan mulai dari awal kegiatan
sampai kegiatan akhir pembelajaran, terutama saat anak melakukan
kegiatan membilang 1-20 dengan media kacang tanah, untuk
mengetahui perkembangan anak.
3) Analisis data penilaian anak dalam kegiatan
a) Perhitungan hasil pengumpulan data berdasarkan kemampuan dalam
kegiatan
b) Perhitungan hasil pengumpulan data berdasarkan kemampuan anak
dalam membilang

c) Perhitungan hasil pengumpulan data berdasarkan lembar kegiatan

anak

25
4) Refleksi
Hasil refleksi siklus II RKH 1 menunjukkan bahwa ada
peningkatan kemampuan anak dalam membilang 1-20 yaitu mencapai
5 anak atau dengan prosentase 78,3%, dengan demikian kegiatan
membilang 1-20 dengan benda asli sudah mengalami peningkatan.

KETERANGAN DAN ANALISIS SIKLUS I DAN II


1. Siklus I
Berdasarkan hasil analisis terhadap kegiatan pembelajaran pengembangan
kemampuan membilang 1-20 melalui media benda asli belum mencapai ketuntasan.
Hasil penilaian terhadap siklus 1 sampai dengan RKH 1 sampai RKH V
menunjukkan bahwa belum ada rencana kegiatan harian yang mencapai ketuntasan
dengan masing-masing prosentase di bawah 80%. Hal ini dikarenakan masih banyak
terdapat kelemahan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru
belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif. Penggunaan media
belum sesuai dengan tujuan kegiatan pembelajaran (walaupun sudah ada medianya).
Guru kurang kreatif dan kurang memberikan motivasi pada anak. Sehingga hasil
belajar anak dalam kemampuan mengenal angka/lambang bilangan melalui kegiatan
bermain dikategorikan belum nmencapai ketuntasan. Pada pertemuan berikutnya
melanjutkan kegiatan pembelajaran yang telah dicapai dan berusaha mengatasi
permasalahan yang ada dengan berusaha menciptakan pembelajaran yang efektif,
menarik, dan menyenangkan dengan menggunakan media pembelajaran dan teknik
permainan yang bervariasi yang sesuai dengan tujuan kegiatan pembelajaran.
2. Siklus II
Hasil penilaian perkembangan siklus II menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar anak dalam
proses kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan membilang 1-20
melalui media benda asli mampu menciptakan proses kegiatan pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan. Secara umum minat anak dalam mengikuti dan
melakukan permainan sangat bagus karena ditunjang dengan metode dan media
yang menarik. Sehingga hasil prestasi belajar anak pada siklus ke dua mengalami
peningkatan. Nilai tertinggi pada siklus kedua ini terdapat pada RKH V dengan

26
prosentase sebesar 93,3%. Nilai rata-rata siklus kedua mencapai 90,4%, dan dapat
dikategorikan mencapai ketuntasan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dapat di simpulkan beberapa hal, diantaranya :
1. Penelitian tindakan kelas menggunakan dua siklus tindakan, dimana di setiap
siklusnya guru melakukan tindakan berdasarkan RKH yang telah direncanakan
sebelumnya. Dalam satu siklus terdiri dari 5 RKH. Di akhir siklus peneliti
melakukan evaluasi dan refleksi pelaksanaan pembelajaran.
2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di TK Dharma Wanita 1 Widoro Kecamatan
Gandusari Kabupaten Trenggalek telah dilaksanakan dengan efektif dengan
metode membilang 1-20 dengan menggunakan media benda asli mampu
meningkatkan kognitif anak-anak di TK tersebut.
3. Hal ini terbukti dari hasil rekapitulasi nilai dari siklus 1 dan 2 mengalami
peningkatan yang berarti
4. Dengan menggunakan media benda asli ternyata anak-anak lebih menyukai dan
semangat untuk belajar. Kemauan anak juga tinggi dibandingkan pembelajaran
sebelumnya

B. Saran dan Tindak Lanjut


Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan ada beberapa hal yang perlu
mendapatkan saran dan sebaiknya dilakukan guru dalam menanamkan pemahaman
konsep serta menciptakan suasana kegiatan pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan. Yaitu bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain,
diantaranya :
a. Berupaya mencari cara mengubah materi kegiatan pembelajaran yang
konseptual, verbalistik abstrak menjadi materi yang konstektual dalam arti
mendekatkan pada pemahaman konsep sebenarnya yang terjadi di lingkungan
anak tinggal.
b. Membiasakan dan memotivasi anak untuk berani bertanya mencoba dengan
permainan-permainan yang lebih bervariasi dan menantang.
c. Penjelasan yang disampaikan hendaknya disertai dengan media yang menarik
yang ada disekitar anak dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
d. Agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan media asli dapat
berjalan dengan lancar, maka perlu adanya persiapan yang matang dari guru,
terutama persiapan media yang di perlukan dan peralatannya.

27
DAFTAR PUSTAKA

Suparno, Paul. (2001). Teori Perkembangan Kognitif. Piaget. Yogyakarta Kanisius.

Wijana, D. Widarmi, 2009. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:


Universitas Terbuka.

Arif S. Sadiman. dkk. (1990). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan


Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali

Yuliani Nurani Sujiono, 2009. Metode Pengembangan Kognitif, Jakarta: Universitas


Terbuka.

IGAK Wardhani & Kuswaya Wihardit, 2014. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta :
Universitas Terbuka.

Kementerian Pendidikan Nasional. Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan


Sekolah Dasar 2010. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif
di Taman Kanak-kanak, Jakarta.

Zaman Badru dkk, 2010. Media dan Sumber Belajar. Jakarta. Universitas Terbuka.

Nar Heryanto, dkk. Statistika Pendidikan Tangerang Selatan, Universitas Terbuka


2014.

Sri Tatminingsih, dkk. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional , Tanggerang


Selatan : Universitas Terbuka, 2014

28

Anda mungkin juga menyukai