Oleh
i
ABSTRAK
Yayuk Budi Winarni : Peningkatan Kemampuan Membilang 1-20 Melalui Media Benda
Asli Pada Kelompok B Di Tk Dharma Wanita 1 Widoro
Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek
Kata Kunci : Meningkatkan kemampuan membilang melalui media benda
asli.
ii
I. PENDAHULUAN
1
mungkin mengenal benda nyata. Dengan bermain dan mengenal benda nyata
anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan
perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Selain bermain membantu
anak mengenal dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Sejalan dengan hal ini, maka faktor guru dalam proses pembelajaran
sangatlah menentukan. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan oleh guru
adalah mengenai alat peraga bermain mengenal benda nyata/ asli sebagai
sarana untuk membangkitkan motivasi anak dalam aktivitasnya. Sarana yang
dimaksud dalam hal ini adalah alat/ media peraga yang digunakan dalam
belajar yang pengadaannya tidak harus beli tetapi dapat diadakan/ dibuat oleh
guru dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu guru
dituntut untuk lebih kreatif dalam membuat atau menciptakan sendiri lebih
kreatif dalam membuat atau menciptakan sendiri alat peraga yang ada di
sekitar dengan memperhatikan tahap perkembangan anak.
Atas dasar uraian di atas anak kelompok B seharusnya memiliki
kemampuan mebilang benda-benda 1-20 dengan baik. Namun pada
kenyataannya di TK Dharma Wanita 1 Widoro Gandusari anak kelompok B
kemampuan membilangnya masih belum optimal.
Belum optimalnya kemampuan tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu :
a. Strategi mengajar guru/ pendidik membosankan anak
b. Alat peraga kurang menarik
c. Perilaku anak ribut, malas dan kurang berani dalam kegiatan.
3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah
Berdasarkan beberapa penyebab tersebut maka penulis selaku guru
berupaya untuk melakukan perbaikan pembelajaran agar standar dengan
kompetensi dapat tercapai dengan baik yaitu untuk meningkatkan kemampuan
membilang angka 1-20 dengan benda asli dan mampu meningkatkan hasil
belajar anak usia dini khususnya sehingga mampu menempuh pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tentang kesulitan belajar di bidang matematika/ kognitif
maka dapat dirumuskan dengan meningkatkan kemampuan sebagai berikut :
1. Bagaiman upaya meningkatkan kemampuan membilang melalui media benda
konkret anak kelompok B di Taman Kanak- Kanak/TK Dharma Wanita 1
Widoro Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek ?
2. Apakah dengan menggunakan media benda asli dapat meningkatkan
kemampuan membilang anak kelompok B di Taman Kanak- Kanak/TK
Dharma Wanita 1 Widoro Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek?
3
Menambah wawasan dalam oengetahuan tentang peningkatan kemampuan
dalammengelola kegiatan pembelajaran pengembangan kemampuan kognitif
yaitu membuat urutan bilangan 1-20 dengan media benda asli pada anak
Taman Kanak- Kanak/ TK kelompok B
2. Bagi anak didik (siswa taman kanak - kanak /TK)
Diharapkan anak mampu meningkatkan kemampuan dalam membilang 1-20
dengan media benda asli kelompok B
3. Bagi guru Taman Kanak- Kanak / TK
Memberikan informasi tentang salah satu alternative dalam
meningkatkanprestasi belajar siswa dalam membuat membilang 1-20 denga
media benda asli
4. Bagi lembaga Taman Kanak- Kanak /TK Dharma Wanita 1 Widoro Kecamatan
Gandusari Kabupaten Trenggalek
Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan masukan dalam menunjang
pmbelajaran dan meningkatkan kemampuan membilang.
5. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sesuai
dengan konteks dalam penelitian ini
6. Bagi Orang Tua
Diharapkan agar dapat membangun dan memotivasi anak dalam
mengembangkan kemampuan kognitif melalui kemampuan membilang untuk
persiapan pendidikan lebih lanjut.
4
Piaget telah mengidentifikasi 4 periode utama dalam perkembangan kognitif
yaitu:
1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
2. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
3. Periode operasional konkret (usia 7–11 tahun) dan
4. Periode operasional formal (usia 11 tahun keatas)
5
2. Menghafal urutan nama bilangan yaitu menyebut nama bilangan dalam urutan
yang benar.
3. Menghitung secara rasional,anak disebut memahami bilangan bila dapat :
a. Menghitung benda sambil menyebutkan urutan nama bilangan
b. Membuat koresponden satu-satu.
c. Menyadari bilangan terakhir yang disebut mewakili total/jumlah benda
dalam satu kelompok
4. Menghitung maju yaiu menghitung dua kelompok benda yang di gabungkan
dengan cara :
a. Menghitung semua dari awal sampai akhir
b. Menghitung melanjutkan
c. Menghitung benda dengan cara melanjutkan dari jumlah salah satu
kelompok ke kelompok berikutnya.
Menurut Lorton berdasarkan teori piaget pengembangan stimulasi matematika
permulaan di TK, penguasaan matematika permulaan melalui 3 tahapan :
1. Tingkat pemahaman konsep
Anak akan memahami konsep melalui pengalaman beraktivitas/bermain dengan
benda-benda kongkrit.
2. Tingkat transisi
Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahamn kongkrit
menuju pengenalan lambang yang abstrak, dimana benda kongkrit itu masih ada
dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya.
3. Tingkat lambang bilangan
Tahap terakhir di mana anak diberi kesempatan untuk mengenal dan
memvisualisasikan lambang bilangan atas konsep kongkrit hingga mereka
melepaskannya sendiri.
6
bilangan 1-20 dengan benda-benda, menghubungkan/memasangkan lambing
bilangan dengan benda-benda sampai 20.
Secara umum berhitung di tk bertujuan agar anak mengetahui dasar-dasar
pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih komplek.
Secara khusus tujuan berhitung di tk agar anak
1. Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan terhadap
benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angaka yang terdapat di
sekitar anak.
2. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang
dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung.
3. Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi.
4. Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan
kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di sekitarnya.
5. Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara
spontan.
C. Media Konkret/Asli
1. Pengertian media
Batasan media menurut Latuheru sebagaimana di kutip oleh Arsyad (2006.24)
adalah sebagai sebuah bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan/menyebar ide,gagasan/pendapat, sehingga ide, gagasan /
pendapat yang di kemukaan itu sampai penerima yang di tuju.
Media adalah segala sesuatu yang dapoat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.
2. Media benda asli (konkret)
Yang dimaksud benda asli adalah benda yang sebenarnya yang dapat diamati
secara langsung oleh panca indra dengan cara melihat,mengamati dan
memeganya secara langsung tanpa melalui alat bantu. Menurut Lorton katagori
media matematika permulaan terdiri tiga tahapan :
1. Media manipulative (media konkret)
7
2. Media pictorial (semi konkrtit)
3. Media symbolic ( simbul-simbul matematika )
Dalam pembelajaran matematika permulaan di tk, perlu
menyiapkan/menyediakan media-media manipulative. Media tersebut
sepatutnya disesuaikan dengan tingkat kesiapan atau kematangan anak pada
rentang usianya,dapat di manipulasikan dan berfariasi sehingga menyenangkan
dan member kepuasaan pada anak. Menyediakan tidak harus mengeluarkan
biaya yang mahal tapi bisa memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan
sekitar anak sepanjang tidak membahayakan bagi anak.
3. Jenis Media
Menurut Koyo Kartasurya (1991 : 140 ) media di golongkan menjadi :
1. Media visual (gambar,sketsa,charts,grafik,poster dll)
2. Media dengar (radio,magnetic, tape recorder , lap bahasa dll)
3. Projected still media (slide,film strip,mikro proyektor dll)
4. Projected motion media (film,televise,video tape,computer dll)
Menurut Amir Hamzah Sulaiman dalam Wijaya ( 1991 :140) jenis media
digolongkan sebagai berikut :
1. Alat-alat visual dua dimensi pada bidang (gambar,gambar yang
diproyeksikan, wayang beber,grafik,diagram,peta dll)
2. Berbagai macam papan (papan tulis, papan flannel,papan magnet dll)
3. Alat-alat visual 3 dimensi (benda asli,model,barang contoh/specimen,
diorama,bak pasir dll)
4. Alat-alat audio (tape recorder,radio)
5. Alat-alat audio visual murni (film suara)
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan jenis-jenis media dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu :
1. Media dua dimensi
2. Media benda nyata tiga dimensi
8
pembelajaran. Keefektifan proses pembelajaran akan terjadi apabila ada
komunikasi antara sumber fasak (guru TK) dan penerima pesan (anak didik).
Jadi dapat disimpulkan bahwa manfaat dari penggunaan media dalam
pembelajaran adalah :
1. Memungkinkan anak berinteraksi suara langsung dengan lingkungannya
2. Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau resepsi belajar pada
masing-masing anak
3. Membangkitkan motivasi belajar anak
4. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
1. Lokasi penelitian
Nama Sekolah : TK Dharma Wanita 1 Widoro
Alamat : RT. 09 RW. 04 Desa Widoro, Kec. Gandusari,
Kab. Trenggalek
Kelompok : B
Nama Kepala Sekolah : Intarti, S.Pd.AUD
2. Waktu Pelaksanaan
3. Tema kegiatan perbaikan
Siklus I Tema : Tanaman
Siklus II Tema : Tanaman
4. Kelompok
Dalam kegiatan perbaikan penulis menggunakan kelompok B dengan jumlah
murid 15 anak.
5. Karakteristik Anak
Secara umum karakteristik anak di kelompok B adalah :
9
a) Pada umumnya anak-anak berada pada tahap berpikir pra operasional dan
cocok belajar melalui pengalaman kongkret.
b) Anak kelompok B mampu mendefinisikan kata-kata dan mempelajari
benda-benda yang berada di lingkungan dunianya sebagai anak-anak
c) Mereka belajar melalui bahasa lisan dan pada tahap ini bahasanya telah
berkembang
d) Anak sudah mampu membilang dengan lancar
10
b. Tindakan perbaikan yang relevan dengan masalah
RENCANA KEGIATAN PRA SIKLUS
11
gambar tomat dengan tehnik kolase. Mengucap syair tomat dan
menunjukkan kebanggaan serta memasang hasil karya dipapan.
RKH V : Senam fantasi, dapat mengendalikan emosi, menghubungkan
gambar dengan tulisan serta menyebut penambahan dengan
daun. Mencocok gambar daun. Menyanyi sambil menggerakkan
badannya.
Rencana kegiatan siklus II
RKH I : Mentaati tata tertib, tanya jawab tentang kegiatan hari kemarin,
memberikan keterangan tentang biji kacang, menybut hasil
pejumlahan dengan biji kacang, serta mencipta bentuk biji-bijian
dengan plastisin, menyimpan hasil karya serta menyanyi lagu
anak.
RKH II : Berdo’a, berjalan kesamping 2m, bercakap-cakap tentang ang
menciptakan tanaman, membilang 1-20 dengan menunjuk
angkanya. Mengurutkan dan menceritakan gambar seri,
menggambar bunga mawar. Melaksanakan tugas sampai selesai
RKH III : Bergerak bebas sesuai dengan irama musik. Tanya jawab
tentang pohon pisang. Mengenal lambang bilangan 1-10 dari
gambar pisang. Melengkapi kalimat sederhana ”aku suka makan
pisang”. Mencocok gambar pisang. Sabar menunggu giliran,
mengulang kembali tanya jawab tentang pohon pisang dan
gunanya.
RKH IV : Memantulkan bola besar dengan diam ditempat. Bercakap-cakap
tentang tanaman terong. Menirukan lambang bilangan 1-20 dan
memperkirakan urutan berikutnya dengan terong. Menirukan
kembali kata ”terong” membuat kolase terong. Dapat
melaksanakan tugas sampai selesai
RKH V : Bernyanyi ”lihat kebunku”. Bercakap-cakap tentang apa saja
yang ada di kebun. Menghubungkan kata dengan gambar.
Membuat urutan bilangan 1-20 dengan benda-benda, misal
dengan bunga kamboja. Memberi warna pada gambar bunga
12
kamboja. Menunjukkan hasil karyanya. Menunjukkan perbuatan
yang benar dan salah.
13
Kemudian diulang-ulang sampai anak benar-benar
mampu.
RKH IV : Dalam pelaksanaan RKH ke 4 pada kegiatan inti Guru
mengajak anak-anak untuk bercakap-cakap tentang
tanaman buah dan manfaat buahnya. Dilanjutkan Guru
menunjukkan 10 buah tomat asli. Guru mengajak anak-
anak mempelajari cara pengurangan. Guru menunjuk 2
anak untuk mendemonstrasikan dengan mengikuti
petunjuk Guru antara lain, Budi mempunyai 2 tomat lalu
yang 1 diberikan doni, tinggal berapa tomat budi?
Serentak anak menjawab 1. Lalu guru menyimpulkan jadi
2 – 1 = 1 dan seterusnya sampai 10. Guru menyuruh anak-
anak untuk mendemonstrasikan sendiri dengan media
yang sudah disediakan
RKH V : Dalam pelaksanaan RKH 5 pada kegiatan inti guru
menunjukkan tanaman asli yang telah disediakan dan guru
menyebut bagian-bagian tanaman tersebut. Dilanjutkan
guru membagikan buku Bima dan menyuruh membukanya
halaman yang telah ditentukan, yang sudah menyuruh
membukanya halaman yang telah ditentukan, yang sudah
tertera gambar bagian tanaman dan tulisan sederhana.
Dengan bimbingan Guru anak menggabungkan gambar
dengan tulisan. Selesai mengerjakan buku Bima guru
mengajak anak-anak untuk mendemonstrasikan cara
penjumlahan dengan media daun asli. Guru membagikan
10 daun pada setiap anak. Dimulailah demonstrasi dengan
cara : Guru menyuruh anak untuk memberikan 2 daunnya
pada guru lalu diberikan lagi pada anak-anak 3 anak
disuruh menghitung berapa daun yang ada dan seterusnya
sampai penjumlahan 10, Guru tidak lupa untuk
menyimpulkan.
14
2) Langkah-langkah perbaikan siklus II RKH I – RKH V tanggal 27 April
2015 – 02 Mei 2015.
RKH I : Setelah guru melakukan tanya jawab tentang kegiatan hari
kemarin untuk melanjutkan ke kegiatan inti, guru
menyiapkan kacang tanah sebagai media untuk
menghitungnya. Guru menunjukkan biji kacang tanah asli
lalu dibagikan kepada anak. Guru menambahkan lagi satu
dan bertanya ada berapa biji kacang kalian. Serentak anak
menjawab dua. Dilanjutkan sampai penjumlahan 10. Tidak
lupa guru menyimpulkan jadi satu ditambah satu sama
dengan dua dan seterusnya sampai penjumlahan 20
RKH II : Dalam kegiatan pembelajaran ini yang dibawa guru adalah
bunga mawar. Guru menjelaskan siapakah yang
menciptakan bunga ini. Guru menata bunga mawar diatas
meja lalu menyuruh anak untuk membilang berapa
banyaknya bunga mawar. Guru memberikan contoh dan
menyuruh anak mempraktekkannya. Selain membilang
anak juga diajak mengurutkan gambar seni. Dengan ini
akan senang sekali.
RKH III : Setelah guru memperlihatkan buah pisang kepada anak-
anak. Di buah pisang itu guru sudah memberi angka
dengan spidol. Dengan itu anak-anak disuruh untuk
menunjukkan lambang bilangan berapa saja yang ada di
buah pisang itu. Dengan antusias anak-anak membilang
angka 1-20. Sambil mengamati guru menyuruh anak
membilang sampai benar-benar anak mengetahui dan
mampu membilang angka berikutnya sampai 20.
RKH IV : Guru selalu menggunakan media asli untuk
memperkenalkan, dan mempermudah anak dalam
membilang angka. Kali ini guru membawa media asli
terong. Setelah mampu membilang selanjutnya anak-anak
diajari menirukan lambang bilangan dengan terong, guru
15
memberikan satu buah terong kepada anak satunya
kemudian menirukan lambang bilangan, lalu diberikan
lagi ke anak berikutnya sampai dengan 10, dan sampai
anak benar-benar bisa menirukan lambang bilangan.
RKH V : Setelah anak-anak melihat dan menceritakan bunga
kamboja, maka guru mengajak anak memulai untuk
mengurutkan bilangan 1-20 dengan bunga kamboja. Guru
menyuruh anak untuk mendemonstrasikan satu-satu
dengan menyebut bilangan 1-20. Guru memperhatikan
suara sungguh-sungguh dan memastikan bahwa anak
sudah mampu membilang dengan lancar.
2. Pelaksanaan
A. Prosedur pelaksanaan PTK
Pengamatan dan penilaian dimulai dari kegiatan pembukaan pembelajaran,
kegiatn inti, istirahat, dan kegiatan penutup.
Pengamatan dan penilaian terdiri dari dua siklus yaitu siklus 1 dilaksanakan
selama 5 hari ( tanggal 05 – 09 Oktober 2015) dilanjutkan siklus 2 selama
lima hari ( tanggal 12 – 17 Oktober 2015) .
B. Prosedur kegiatan pengembangan
Prosedur- prosedur kegiatan pengembangan siklus 1 dan siklus 2 adalah:
a. Perencanaan antara lain :
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran.
2. Menyiapkan media/ sumber belajar.
3. Mempersiapkan alat penilaian PKP 1 ( APKG- PKP 1) dan PKP 2
( APKG- PKP 2).
4. Membuat lembar observasi.
b. Pengamatan
Dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran diamati oleh penilai
1 dan penilai 2 yaitu supervisor 1 dan supervisor 2.
Pengamatan dimulai dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan.
c. Pelaksanaan
16
Pelaksanaan pembelajaran didalam kelas meliputi kegiatan pembukaan,
kegiatan inti, istirahat dan kegiatan akhir.
d. Refleksi
Pelaksanaan refleksi dilakukan setelah melaksanakan perbaikan.
Kegiatan pengembangan dengan menggunakan lembar refleksi.
17
Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam perbaikan perbaikan
kegiatan pengembangan.
Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar.
18
c. Pengumpulan data kegiatan membilang mellaui metode pembelajaran, media
yang digunakan dengan observasi
4. Refleksi
a. Kekuatan dalam tindakan perbaikan kegiatan pengembangan adalah anak-
anak mampu menunjukkan kemampuannya dalam membuat urutan bilangan
1-20 melalui media benda konkrit .
b. Kelemahan dalam tindakan perbaikan kegiatan adalah penggunaan metode
pembelajaran yang kurang sesuai dengan tingkat pembelajaran pada anak
kelompok B.
c. Kekuatan diri dalam merancang dan elakukan suatu tundakan perbaikan
kegiatan pengembangan adalah melihat anak menunjukkan kemapuannya
dalam membuat urutan bilangan 1-20 melalui benda konkrit.
d. Kelemahan diri dalam merancang dan melakukan suatu tindakan perbaikan
kegiatan pengembangan adalah tindakan guru ataupun kegiatan yang akan
digunakan dalam melaksanakan perbaikan. Hal ini akan diperbaiki pada
skenario perbaikan selanjutnya, baik pada tindakan guru maupun media yang
digunakan dalam melaksanakan perbaikan
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Identifikasi Masalah
1. Startegi mengajar guru/ pendidik membosankan anak
2. Media/alat peraga kurang menarik perhatian anak.
3. Perilaku anak ribut, malas dan kurang berani dalam kegiatan
II. Analisis Masalah
Dari ketiga masalah yang teridentifikasi masalah yang akan
dipecahkan dalam kemampuan anak membilang lambang bilangan, yang
mana penyebabnya adalah kurangnya alat peraga yang disediakan guru serta
strategi mengajar guru membosankan kurang bervariasi.
III. Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan membilang melalui media
benda asli ?
2. Apakah dengan di sediakan alat peraga yang menarik dan variasi
permainan dapat meningkatkan kemampuan membilang ?
IV. Tujuan Perbaikan
Peningkatan kemampuan membilang 1-20 bilangan melalui media benda asli
siswa kelompok B TK Dharma Wanita 1 Widoro Kecamatan Gandusari
Kabupaten Trenggalek.
20
Skenario Perbaikan RKH 1
1. Kegiatan pengembangan
21
1. Guru membagikan gambar jagung
2. Guru memberikan bimbingan kepada anak yang mengalami kesulitan
3. Guru meminta kepada anak untuk memberikan nomor absen di buku gambar
anak.
4. Setelah selesai guru mengumpulkan pekerjaan anak
I. Tujuan Perbaikan
Meningkatkan kemampuan, membilang 1-20 melalui media benda asli pada
kelompok B di TK Widoro 1 Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek
II. Identifikasi Masalah
1. Anak kurang berminat dalam mengikuti kegiatan
2. Masih banyak anak yang belum mampu mengenal angka/lambang bilangan,
hal ini diketahui dari siklus I RKH V
3. Guru kurang memberikan motivasi pada anak dan kurang kreatif dalam
menciptakan media pembelajaran.
III. Analisis Masalah
Dari ketiga masalah yang teridentifikasi masalah yang akan dipecahkan adalah
kemampuan membilang/menyebut urutan bilangan 1-20 melalui media benda asli,
karena pengenalan lambang bilangan/angka pada anak jika tidak dikuasai akan
mengalami kesulitan dalam jenjang berikutnya (SD/MI). Penyebab dari masalah
tersebut adalah metode yang digunakan guru dan media yang dipakai kurang menarik
sehingga minat anak berkurang.
22
IV. Perumusan Masalah
Bagaimana Peningkatan kemampuan membilang 1-20 melalui penggunaan
media benda asli pada kelompok B di TK Widoro 1 Kecamatan Gandusari Kabupaten
Trenggalek
23
3. Guru menyuruh anak untuk mempraktekkan
4. Guru menyuruh anak menghitungnya
5. Guru menyuruh anak menyebutkan hasil penjumlahan dan menuliskannya di
LKS
6. Guru mengamati dan menilai anak
c. Pada kegiatan inti ketiga
1. Guru membagikan plastisin
2. Guru membantu/ membimbing anak yang mengalami kesulitan
3. Guru menyuruh anak-anak membentuk biji-bijian dari plastisin
4. Guru mengajari dan menilai anak
a. Deskripsi Persiklus
1. Siklus I
a. Siklus Pertama RKH I
1) Perencanaan
a) Membuat rencana perbaikan pembelajaran.
b) Membuat media pembelajaran dan teknik pembelajaran yang
menarik minat anak.
c) Membuat lembar penelitian dan lembar observasi atau pengamatan.
2) Pengamatan
Pada pengamatan siklus pertama oleh peneliti dan teman sejawat
dengan melakukan pencatatan pada lembar observasi yang telah
disediakan. Pengamatan dilakukan mulai dari awal kegiatan
pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Terutama saat anak melakukan
kegiatan pengembangan kemampuan membilang 1-20. Untuk
mengetahui perkembangan anak pada saat kegiatan bermain.
3). Analisis data anak dalam kegiatan
a) Perhitungan hasil pengumpulan data berdasarkan minat
b) Perhitungan hasil pengumpulan data berdasarkan kemampuan anak
dalam kegiatan
c) Perhitungan hasil pengumpulan data berdasarkan kemampuan anak
dalam mengikuti permainan.
24
d) Perhitungan hasil pengumpulan data berdasarkan lembar kegiatan
Berdasarkan hasil analisis data keseluruhan dari kegiatan
pembelajaran siklus I RKH 1, untuk minat anak dalam kemampuan
membilang angka 1-20 melalui kegiatan permainan mencapai prosentase
69,5%.
3) Refleksi
Hasil refleksi siklus pertama RKH 1 menunjukkan masih banyak
anak yang belum berminat untuk membilang 1-20 melalui kegiatan
permainan.
2. Siklus II
a. Siklus Kedua RKH I
1) Perencanaan
a) Membuat rencana perbaikan pembelajaran.
b) Membuat media pembelajaran dan teknik pembelajaran yang
menarik minat anak.
c) Membuat lembar penilaian dan lembar observasi atau pengamatan.
2) Pengamatan
Pada pelaksanaan siklus kedua diamati oleh peneliti dan teman
sejawat dengan melakukan pencatatan pada lembar observasi yang
telah disediakan. Pengamatan dilakukan mulai dari awal kegiatan
sampai kegiatan akhir pembelajaran, terutama saat anak melakukan
kegiatan membilang 1-20 dengan media kacang tanah, untuk
mengetahui perkembangan anak.
3) Analisis data penilaian anak dalam kegiatan
a) Perhitungan hasil pengumpulan data berdasarkan kemampuan dalam
kegiatan
b) Perhitungan hasil pengumpulan data berdasarkan kemampuan anak
dalam membilang
anak
25
4) Refleksi
Hasil refleksi siklus II RKH 1 menunjukkan bahwa ada
peningkatan kemampuan anak dalam membilang 1-20 yaitu mencapai
5 anak atau dengan prosentase 78,3%, dengan demikian kegiatan
membilang 1-20 dengan benda asli sudah mengalami peningkatan.
26
prosentase sebesar 93,3%. Nilai rata-rata siklus kedua mencapai 90,4%, dan dapat
dikategorikan mencapai ketuntasan.
27
DAFTAR PUSTAKA
IGAK Wardhani & Kuswaya Wihardit, 2014. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta :
Universitas Terbuka.
Zaman Badru dkk, 2010. Media dan Sumber Belajar. Jakarta. Universitas Terbuka.
28