PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu aspek bahasa yang perlu dipersiapkan dan dikembangkan
pada anak usia Taman Kanak-kanak (TK) untuk menghadapi jenjang
pendidikan selanjutnya adalah kemampuan mengenal huruf. Kemampuan
mengenal huruf merupakan kemampuan yang terlihat sederhana. Namun
kemampuan ini harus dikuasai oleh anak TK karena pengenalan terhadap huruf
termasuk modal awalmemiliki keterampilan membaca.
Huruf merupakan simbol sekunder bahasa. Bagi anak, kehadiran huruf
memiliki makna hanya jika huruf-huruf itu mereka perlukan dalam kehidupan
berbahasa. Anak-anak perlu mengenal huruf karena mereka tertarik membaca
nama toko, nama jalan, tulisan peringatan, merk, cerita singkat bergambar,
judul film anak-anak, dan alamat surat. Anak-anak mungkin juga perlu
mengenal huruf karena mereka tertarik untuk menulis identitas diri, menulis
pesan singkat, atau mencatat hal-hal yang mereka sukai. Oleh karena itu,
materi menulis dan membaca harus dimulai dari minat dan kebutuhan anak itu,
dan bukan dari teks artifisial.
Permasalahan dalam pembelajaran mengenal huruf pada anak
TK ............... Kecamatan ............... masih mengikuti cara-cara lama yang
kurang efektif, dan dengan media yang masih kurang. Pembelajaran mengenal
huruf di TK ............... seringkali hanya menggunakan majalah LKA (Lembar
Kerja Anak). Proses pembelajaran mengenalkan huruf belum menggunakan
media yang lebih efektif untuk mengenalkan huruf.
Hasil observasi di TK ............... Kecamatan ............... menunjukkan
bahwa kemampuan mengenal huruf anak kelompok A.1 masih kurang.
MediaPembelajaran yang tersedia untuk mengenalkan huruf masih belum
lengkap. Proses pembelajaran yang menyenangkan untuk mengenalkan huruf
masih kurang, monoton, dan belum dikemas dalam bentuk permainan.
Stimulasi pada anak dalam mengembangkan kemampuan mengenal huruf
belum dilakukan secara maksimal. Hal tersebut dibuktikan dari hasil kegiatan
1
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini
a. Pengertian Anak Usia Dini
Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 disebutkan bahwa anak
usia dini adalah anak pada usia 0 tahun sampai dengan 6 tahun yang
berhak mendapatkan pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Sementara menurut Sujiono (2009: 1.2), anak usia dini adalah
sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara 0-8 tahun,
merupakan kelompok manusia yang berada dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan. Anak usia dini memiliki potensi genetik dan siap
untuk dikembangkan melalui pemberian berbagai rangsangan. Sehingga
pembentukan perkembangan selanjutnya dari seorang anak sangat
ditentukan pada masa-masa awal perkembangan anak.
b. Pembelajaran Anak Usia Dini
Sujiono & Sujiono dalam Yuliani Nurani Sujiono (2011:138)
bahwa kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya
pengembangan kurikulum secara konkret yang berupa seperangkat
rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang
diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas
perkembangan yang harus dikuasainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi yang harus dimiliki anak.
Pembelajaran pada anak usia dini adalah kegiatan pembelajaran
yang berorientasi pada anak yang disesuaikan dengan tingkat usia anak
dengan pengembangan kurikulum yang berupa seperangkat rencana
yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang
6
memiliki kesulitan dari pada anak yang tidak mengenal huruf (Carol
Seefelt dan Barbara A.Wasik, 2008: 331).
Burnett menyatakan bahwa mengenal huruf merupakan hal
penting bagi anak usia dini yang didengar dari lingkungannya baik
huruf latin, huruf Arab dan lainnya. Berbagai huruf yang dikenal anak
menumbuhkan kemampuan untuk memilih dan memilah berbagai
jenis huruf. Melatih anak untuk mengenal huruf dan mengucapkannya
mesti harus diulang-ulang.( Harun Rasyid dkk, 2009: 241).
2) Pentingnya Mengenal Huruf
Menurut Carol Seefelt dan Barbara A.Wasik (2006: 329),
membaca merupakan keterampilan berbahasa yang merupakan suatu
proses bersifat fisik dan psikologis.Keterampilan yang dikembangkan
adalah konsep tentang huruf cetak. Anak-anak berkesempatan
berinteraksi dengan huruf cetak. Belajar mengenal huruf untuk
mencapai kemampuan membaca awal bagi anak-anak. Proses
pengenalan huruf sejalan dengan proses keterampilan berbahasa
secara fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan
mengamati tulisan secara visual. Dengan indera visual, anak
mengenali dan membedakan gambar-gambar bunyi serta
kombinasinya. Melalui proses recoding, anak mengasosiasikan
gambar-gambar bunyi beserta kombinasinya itu dengan bunyi-
bunyinya. Proses rangkaian tulisan yang dikenal menjadi rangkaian
bunyi bahasa dalam kombinasi huruf menjadi kata yang bermakna.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang berarti “tengah”,
“perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan.Menurut Association of Education and Communication
Technology (AECT, 1977) media merupakan segala bentuk dan saluran
9
dan gambar yang ditulis dengan huruf yang mencolok dengan warna
yang menarik.
Contoh kata “leci” akan ditulis pada kartu dengan tulisan: ”leci”,
dan dilengkapi dengan gambar manggis. Pemberian gambar pada kartu
ini sangat penting, karena pada taraf usia ini,anak mulai belajar bahasa
simbolis, sehingga belajar kata “leci” harus diberikan makna agar anak
mulai mengenal kata “leci”. Makna ini diberikan dengan memberikan
label pada huruf dimaksud, dengan gambar dan tulisan yang menarik dan
mudah dikenal oleh anak. Adapun bentuk kartu kata yang dibuat seperti
contoh berikut:
(a) (b)
tidak sadar anak akan belajar mengenal huruf dan kata sederhana tanpa disadari
kalau dia sedang belajar membaca permulaan. Dengan kata lain anak
melakukan kegiatan bermain sambil belajar atau belajar melalui bermain.
Bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini disajikan dalam Gambar
2.2 berikut ini:
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang disajikan, maka
hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :
Peningkatan kemampuan mengenal huruf di Kelompok A.1 TK ...............
Kecamatan ............... Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 dapat dicapai
melalui penggunaan media kartu huruf.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis mengambil lokasi di TK ...............
Kecamatan ................ Penelitian dilakukan di dalam ruang kelas Kelompok
A.1 dengan penataan setting kelas sesuai dengan kegiatan yang akan
dilakukan. Penelitian ini dilaksanaan pada semester genap Tahun Pelajaran
2018/2019.
B. Metode dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
yang direncanakan dua siklus. Setiap siklus pada penelitian tindakan terdiri
dari empat tahap, yaitu : 1) Perencanaan (Planning), 2) Pelaksanaan (Acting),
3) Observasi atau pengamatan (Observing), 4) Refleksi (Reflecting).
Rancangan yang digunakan semuanya bersifat siklus (berulang sesuai dengan
jumlah siklus yang direncanakan) dalam prosedur juga tergambar peran tim
peneliti dalam setiap tahap penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak-anak kelompok A.1 Taman Kanak
kanak ............... Kecamatan ............... pada semester 2 tahun pelajaran
2018/2019 dengan jumlah anak 15 orang, terdiri dari …. orang anak laki-laki
dan ….. orang anak perempuan.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Penelitian yang dilakukan pada anak TK ............... Kecamatan ...............
dikumpulkan dengan dua teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini dilakukan menggunakan instrument berikut:
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi digunakan untuk merekam proses dan hasil belajar dari
suatu aktivitas sehari-hari anak di sekolah. Berdasarkan pengamatan
langsung terhadap sikap dan perilakunya. Pengamatan ini memberikan
informasi yang sangat berharga dalam merencanakan suatu program serta
pengamatan harus menjadi aspek perencanaan integral sebagai pendidik.
Pengumpulan data melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti dibantu
oleh teman sejawat.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan suatu peristiwa yang sudah terjadi
yang berupa tulisan, gambar-gambar atau video yang direkam oleh
seseorang dan digunakan sebagai data sebagai hasil pengamatan. Metode
dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto tentang proses
pelaksanaan pembelajaran dan hasil kerja siswa.
E. Validasi Data
Penelitian kualitatif PTK dikatakan akurat dan dapat dipercaya menurut
Hopkins dan Rochiati yang dikutip oleh Kunandar (2008:127), terdapat
beberapa bentuk validasi yang dapat dilakukan dalam penelitian tindakan kelas.
1. Member check
Yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data
yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber. Apakah
keterangan atau informasi yang diperoleh itu sifatnya tetap atau berubah
18
b
a= x 100 %
c
Keterangan :
A = Ketuntasan
B = Jumlah Siswa Tuntas
C = Jumlah Seluruh Siswa
G. Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diperkenalkan oleh Suharsimi
terdiri atas rangkaian 4 kegiatan yang dilakukan siklus berulang, kegiatan
utama dalam siklus yaitu : a) Perencanaan, b) Pelaksanaan, c) Observasi dan
Evaluasi, d) Refleksi. (Arikunto, 2010:45). Rancangan penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan diantaranya adalah:
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Tahap perencanaan dalam penelitian ini akan dilaksanakan dengan
cara-cara sebagai berikut ini, diantaranya:
1) Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH).
2) Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan, yaitu kartu huruf.
3) Menyiapkan instrumen pengamatan berupa panduan observasi untuk
mengetahui kemampuan anak dalam mengenal huruf.
b. Pelaksanaan
1) Peneliti melakukan tindakan pada Siklus 1 sebanyak 2 kali pertemuan,
yang dilakukan di dalam kelas pada saat kegiatan awal selama 30
menit. Permainan dilakukan dengan 2 tahapan, yaitu tahap pra
permainan dan inti permainan. Berikut ini akan diuraikan mengenai
tahapan perlakuan permainan kartu huruf yang dilaksanakan yang
meliputi:
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Kondisi Awal
Berdasarkan hasil observasi awal kemampuan mengenal huruf yang
telah dilaksanakan, diperoleh hasil yang menujukan bahwa kemampuan
anak-anak dalam mengenal huruf belum berkembang baik, karena
persentase yang dicapai baru 20% atau 3 siswa dari 15 siswa. Tabel berikut
adalah hasil observasi awal terhadap kemampuan mengenal huruf anak
didik kelompok A.1 TK ............... pada kondisi awal.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Kemampuan Mengenal Huruf pada Kondisi
Awal
Jumla
No Aspek Persentase Ket
h
1 BB (*) 10 66,67 Belum Tuntas
2 MB (**) 2 13,33 Belum Tuntas
3 BSH (***) 3 20,00 Tuntas
4 BSB (****) 0 0,00 Tuntas
Jumlah 15 100
3. Siklus II
25
Jumla
No Aspek Persentase Ket
h
1 BB (*) 0 0,00 Belum Tuntas
2 MB (**) 1 6,67 Belum Tuntas
3 BSH (***) 3 20,00 Tuntas
4 BSB (****) 11 73,33 Tuntas
Jumlah 15 100
B. Hasil Penelitian
Kenaikan persentase pencapaian setiap siklus pada semua indikator
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Kemampuan Mengenal Huruf pada Kondisi
Awal, Siklus Pertama dan Siklus Kedua
Kriteria Nilai
No Siklus BS
% BSH % MB % BB %
B
20,0 13,3 10
1 Awal 0 0,00 3 2 66,67
0 3
53,3 33,3 1
2 Pertama 1 6,67 8 5 6,67
3 3
20,0 0
3 Kedua 11 73,33 3 1 6,67 0,00
0
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal hanya
terdapat 3 siswa atau 20% yang dinyatakan tuntas dengan penjelasan siswa
belum tuntas 2 siswa atau 13,33% dalam kriteria MB dan 10 siswa atau
66,67% dalam kriteria BB, pada siklus pertama meningkat menjadi 9 siswa
atau 60% dengan penjelasan 1 siswa atau 6,67% dalam kriteria BSB dan 8
siswa atau 53,33% dalam kriteria BSH, dan 5 siswa atau 33,33% dalam kriteria
MB dan 1 siswa atau 6,67% dalam kriteria BB dan pada siklus kedua menjadi
14 anak didik atau 93,33% dengan penjelasan 11 siswa alam kriteria BSB dan
3 anak atau 20% dalam kriteria BSH serta 1 anak atau 6,67% belum tuntas
dalam kriteria MB.
Dalam bentuk diagram batang pencapaian kemampuan mengenal huruf
pada pra siklus, Siklus I, Siklus II sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
80 73,33
70
70
60 55 53,33
50
40
30 20 20 20 20
20 14
11 11
4 5 6,67 8 4
10 0 0 0 0 3 1 1 3
0
Awal Pertama Kedua
BSB % BSH % MB % BB %
27
dalam kriteria BSB dan 8 siswa atau 53,33% dalam kriteria BSH, dan 5
siswa atau 33,33% dalam kriteria MB dan 1 siswa atau 6,67% dalam kriteria
BB dan pada siklus kedua menjadi 14 anak didik atau 93,33% dengan
penjelasan 11 siswa alam kriteria BSB dan 3 anak atau 20% dalam kriteria
BSH serta 1 anak atau 6,67% belum tuntas dalam kriteria MB.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa siswa TK ............... telah
mencapai kemampuan mengenal huruf dengan baik seperti yang diharapkan.
Pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata terbukti dapat
meningkatkan kemampuan mengenal huruf sehingga pelaksanaan perbaikan
pembelajaran dinyatakan berhasil dan selesai pada siklus kedua.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti
memberikan saran berikut ini :
1. Bagi Orangtua
Disarankan bagi orangtua agar sering menggunakan media kartu kata
dan media lainnya dalam mengenalkan huruf sejak dini agar anak dapat
bereksplorasi, menambah pengalaman, dan wawasan baru untuk
meningkatkan kemampuan mengenal huruf .
2. Bagi Guru di Taman Kanak-kanak
Guru dapat memberikan program pengembangan kemampuan
mengenal huruf dengan menggunakan media kartu kata. Gambar dan huruf
yang digunakan ukuranya perlu diperbesar dan penggunaan gambar perlu
dibuat lebih jelas.
3. Bagi Kepala Sekolah
Sekolah perlu menambah berbagai sumber kegiatan yang menarik
untuk anak dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan misalnya dengan
menyediakan buku buku kumpulan permainan anak, sehingga metode
pembelajaran yang ada dapat lebih bervariatif.
31
DAFTAR PUSTAKA