Anda di halaman 1dari 22

TUGAS TUTORIAL 3

PENELITIAN TINDAKAN KELAS/ IDIK4008


Tutor: Mirawati, M.Pd.

Disusun Oleh:
Fizky Anisa Sarah
857495641

PGPAUD-S1 (Masukan Sarjana)


UPBJJ BANDUNG POKJAR BALEENDAH
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
TUGAS TUTORIAL 3

A. IDENTITAS
Program Studi : Program S-1 PGPAUD Masukan Sarjana
Semester :2
UPBJJ-UT : Bandung
Kode/Nama MK : IDIK4008 / Penelitian Tindakan Kelas
Nama Tutor : Mirawati, M.PD.

B. PETUNJUK TUGAS :
1. Silakan membaca kembali materi pada modul 3-5 khususnya terkait penyusunan
proposal PTK, pelaksanaan perbaikan dan analisis data.
2. Baca kembali hasil uraian terkait permasalahan pembelajaran dan perkembangan
anak yang pernah dialami atau diamati selama proses pembelajaran di Lembaga
PAUD.
3. Lakukan analisis masalah tersebut dengan menentukan kategori aspek
perkembangan yang bermasalah serta tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut.
4. Buat rancangan proposal PTK mengikuti sistematika terlampir.
5. Pengumpulan tugas dapat melalui google drive yang tersedia.
6. Selamat dan semangat mengerjakan.
Nama Mahasiswa : Fizky Anisa Sarah
NIM : 857495641
Jawaban :

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Judul Penelitian :
Peningkatan Aspek Bahasa Pada Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Media Flashcard
di Kelas B KB Belaian Jiwa Bunda Tahun Ajaran 2022-2023

B. Bidang Kajian :
PAUD, Aspek Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini, Media Flashcard

C. Pendahuluan :
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri,
berakhlak mulia, kecerdasan,dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya.
(UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003). Pendidikan anak usia dini adalah jenjang
pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan
yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan ini
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal,
nonformal, dan informal.
Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2003 (dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional, 2009: 1) tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Angka
14 dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini dibagi dalam tiga jalur,
yaitu jalur formal meliputi Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Athfal (RA) dan
bentuk lain yang sederajat; jalur non formal meliputi Taman Penitipan Anak (TPA),
Kelompok Bermain (KB), dan bentuk lain yang sederajat; serta jalur informal yaitu
keluarga. Dalam hal ini penulis menitikberatkan pada jalur non formal yaitu
Kelompok Bermain (KB). Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang
menitikberatkan pada pertumbuhan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, emosi, dan spiritual), sosial emosional (sikap dan
perilaku), pendidikan agama, bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan
tahapan perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Lerner (dalam Sudono, 2000) menyatakan, dasar utama perkembangan
bahasa melalui pengalaman-pengalaman berkomunikasi yang kaya. Pengalaman-
pengalaman yang kaya itu akan menunjang faktor-faktor bahasa yang lain yaitu:
mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis. Menurut Dhieni (2018:3.1)
perkembangan bahasa sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh anak, terdiri dari beberapa tahapan sesuai dengan usia dan karakteristik
perkembangannya. Adapun indikator aspek perkembangan bahasa keaksaraan
pada anak usia 5-6 tahun adalah sebagai berikut: Menyebutkan simbol-simbol huruf
yang dikenal, Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di
sekitarnya, Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/ huruf awal yang
sama, serta Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf. Aspek
perkembangan bahasa pada anak terurama pada poin keaksaraan seringkali
mengalami hambatan, seperti halnya yang terjadi di KB Belaian Jiwa Bunda.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di KB Belaian Jiwa Bunda terdapat
beberapa permasalahan yang terjadi pada anak kelompok B dengan usia 5 sampai
6 Tahun. Permasalahan tersebut antara lain ada 5 anak dari 16 anak yang masih
mulai berkembang pada aspek bahasa terutama pada poin c tentang keaksaraan
yakni bagian menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal. Anak masih belum
bisa menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal. Anak merasa bingung
menunjukan simbol huruf ketika guru menyebutkan simbol huruf yang diperlihatkan
kepada anak. Anak masih bingung mencari simbol huruf yang telah disebutkan oleh
guru. Kemudian ketika guru memperlihatkan beberapa huruf, anak masih
kebingungan dalam menyebutkan simbol-simbol huruf yang telah diperlihatkan guru.
Hal tersebut terjadi karena beberapa factor seperti kegiatan pembelajaran yang
masih kurang variatif (monoton), serta kurangnya penggunaan media yang dilakukan
selama pembelajaran.
Pemberian stimulus melalui media kartu kata bergambar atau sering disebut
dengan media flash card ini dapat mengarahkan anak untuk bermain serta belajar
dengan sangat menyenangkan. Melalui media kartu kata bergambar atau media
flash card, anak mampu mengenal huruf serta mengenal suara huruf awal dari nama
benda-benda yang ada di sekitarnya ketika ia mendeskripsikan gambar yang ada
dalam media kartu kata bergambar tersebut.
Media flash card merupakan sebuah media pembelajaran dalam bentuk kartu
bergambar. Media ini sangat cocok digunakan untuk mengingat dan mengkaji ulang
dalam proses belajar. Flash card merupakan salah satu bentuk permainan edukatif
berupa kartu-kartu yang memuat gambar dan kata yang sengaja dirancang untuk
meningkatkan berbagai aspek perkembangan, diantaranya untuk mengembangkan
aspek perkembangan bahasa. Oleh karena itu, untuk memudahkan dan membantu
peserta didik dalam meningkatkan perkembangan bahasa maka dibutuhkan media
pembelajaran. Media pembelajaran flash card ini sangat membantu pendidik dalam
memberikan pengajaran secara maksimal, efektif dan efisien. Sehingga anak didik
akan semakin terangsang dan termotivasi untuk belajar secara lebih baik, ketika
media yang digunakan sangat mendukung minat dan keinginan peserta didik serta
memudahkan dalam belajar efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini berjudul Peningkatan Aspek
Bahasa Pada Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Media Flashcard di Kelas B KB Belaian
Jiwa Bunda Tahun Ajaran 2022-2023.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di KB Belaian Jiwa Bunda
terdapat beberapa permasalahan yang terjadi pada anak kelompok B dengan usia 5
sampai 6 Tahun. Permasalahan tersebut antara lain ada 5 anak dari 16 anak yang
masih mulai berkembang pada aspek bahasa terutama pada poin c tentang
keaksaraan yakni bagian menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal. Anak
masih belum bisa menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal. Anak merasa
bingung menunjukan simbol huruf ketika guru menyebutkan simbol huruf yang
diperlihatkan kepada anak. Anak masih bingung mencari simbol huruf yang telah
disebutkan oleh guru. Kemudian ketika guru memperlihatkan beberapa huruf, anak
masih kebingungan dalam menyebutkan simbol-simbol huruf yang telah
diperlihatkan guru. Hal tersebut terjadi karena beberapa factor seperti kegiatan
pembelajaran yang masih kurang variatif (monoton), serta kurangnya penggunaan
media yang dilakukan selama pembelajaran.

3. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka
dapat diambil rumusan masalah adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran melalui media flashcard pada setiap
siklus di kelas B KB belaian Jiwa Bunda tahun ajaran 2022-2023?
b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran melalui media flashcard pada setiap
siklus di kelas B KB belaian Jiwa Bunda tahun ajaran 2022-2023?
c. Bagaimana aspek bahasa pada anak usia 5-6 tahun di kelas B KB belaian Jiwa
Bunda tahun ajaran 2022-2023 pada setiap siklus setelah mendapatkan
pembelajaran melalui media flashcard?

4. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini yakni sebagai berikut:
a. Mengetahui perencanaan pembelajaran melalui media flashcard pada setiap
siklus di kelas B KB belaian Jiwa Bunda tahun ajaran 2022-2023?
b. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran melalui media flashcard pada setiap
siklus di kelas B KB belaian Jiwa Bunda tahun ajaran 2022-2023?
c. Mengetahui aspek bahasa pada anak usia 5-6 tahun di kelas B KB belaian Jiwa
Bunda tahun ajaran 2022-2023 pada setiap siklus setelah mendapatkan
pembelajaran melalui media flashcard?

5. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peserta Didik
Manfaat penelitian bagi anak didik adalah sebagai berikut:
1) Menciptakan rasa senang dan ketertarikan anak dalam pembelajaran
2) Meningkatkan perkembangan bahasa anak.
3) Menumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi pada anak dalam menyebutkan
simbol huruf.
4) Memupuk dan mengembangkan perkembangan bahasa anak dalam dihadapi
dikehidupan sehari-hari baik sekarang dan masa mendatang.
5) Meningkatkan konsentrasi anak selama menggunakan media flashcard.
b. Bagi Guru
Manfaat penelitian bagi guru adalah sebagai berikut:
1) Menambah ilmu pengetahuan serta pengalaman kerja terutama dalam
menangani anak yang mendapat kesulitan terutama pada perkembangan
bahasa.
2) Mampu mempersiapkan dan merancang kegiatan pembelajaran yang lebih
menyenangkan bagi anak.
3) Dapat mengembangkan metode, media, alat dan bahan yang menarik dan
bervariatif dalam kegiatan pembelajaran.
4) Dapat memotivasi anak untuk lebih terlibat aktif secara langsung dalam kegiatan
pembelajaran.
5) Lebih mandiri dalam menghadapi permasalahan yang terjadi dalam
pembelajaran dilingkungan tempat kerja.
c. Bagi Sekolah
Manfaat penelitian bagi sekolah adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan pembelajaran di kelas akan lebih efektif dan efisien.
2) Sekolah akan mampu mengembangkan model-model pembelajaran.
3) Sekolah akan mampu menghasilkan sumber daya yang berkualitas.
4) Meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang berkualitas melalui
penggunaan metode yang tepat dalam membantu siswa mencapai
perkembangan yang optimal.
5) Sekolah dipercaya dan didukung oleh masyarakat jika mutu atau SDM siswa dan
guru nya bagus.

D. Kajian Pustaka

1. Aspek Perkembangan Bahasa


a. Definisi Bahasa
Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi-entah itu lisan, tertulis atau isyarat-
yang berdasarkan pada suatu sistem dan simbol-simbol. (Santrok, 2007:353).
Bahasa merupakan sarana yang efektif untuk menjalin komunikasi dengan sosial,
tanpa adanya bahasa komunikasi tidak dapat dilakukan dengan baik dan interaksi
sosial pun tidak akan pernah terjadi. Hal tersebut terjadi karena tanpa adanya
bahasa siapa pun tidak akan dapat mengekspresikan diri untuk menyampaikan
pesan kepada orang lain. Setiap anak memiliki potensi untuk berbahasa, potensi
kebahasaan ini akan tumbuh dan berkembang jika fungsi lingkungan diperankan
dengan baik. Fungsi lingkungan jika tidak diperankan dengan baik, maka potensi
berbahasa akan terpendam selamanya. Menurut Badudu (dalam Dhieni, 2018:1.8)
menyatakan bahwa bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara
anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran,
perasaan, dan keinginannya.
Menurut Dhieni (2018:3.1) perkembangan bahasa sebagai salah satu dari
kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh anak, terdiri dari beberapa tahapan
sesuai dengan usia dan karakteristik perkembangannya. Menurut Bromley (1992,
Dalam Dhieni, 2018:1.14) menyebutkan empat aspek bahasa, yaitu menyimak,
berbicara, membaca dan menulis.
b. Standart Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Tahap-tahap perkembangan bahasa anak usia dini menurut William Stren
dan Clara Stren (Yusuf, Syamsu. 2007: 158) dibagi menjadi 5 tahapan:
1) Tahap perkembangan bahasa pada usia 6-12 bulan atau masa permulaan, masa
ini disebut masa meraban yang artinya masa mengeluarkan bermacam-macam
suara yang tidak berarti. Pada masa ini anak sering mengulang beberapa suku
kata seperti ba-ba-ba, mama-ma, dan pa-pa-pa.
2) Tahap perkembangan bahasa usia 12-16 bulan atau masa pertama, pada masa
ini anak sudah dapat mengucapkan 1 kata isalnya mama, papa, maman.
3) Tahap perkembangan bahasa usia 16-24 bulan atau masa kedua, masa ini anak
sudah mulai timbul kesadaran bahwa setiap orang atau benda mempunyai nama.
Anak sering berbicara sendiri, baik dengan diri sendiri ataupun dengan benda-
benda mainannya.
4) Tahap perkembangan bahasa usia 24-30 bulan atau masa ketiga, pada masa ini
anak bisa menyusun kalimat tunggal, mampu memahami perbandingan,
menanyakan tempat, menggunkan kata-kata yang berawalan dan yang
berakhiran.
5) Tahap perkembangan bahasa pada usia 30-72 bulan atau masa keempat, pada
masa ini anak dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya,
anak banyak menanyakan soal waktu, dan sebab akibat melalui pertanyaan.
Sedangkan menurut Permendikbud tahapan perkembangan bahasa pada diri
anak adalah terdapat dapalam indikator pencapaian perkembangan bahasa anak
yakni, sebagai berikut:
1) Membedakan kalimat bunyi atau suara tertentu
2) Membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama
3) Menyebutkan nama diri, nama orang tua, jenis kelamin, tanggal, dan bulan
kelahiran, alamat rumah dengan lengkap
4) Berkomunikasi secara lisan dengan bahasanya sendiri
5) Berbicara lancar dengan meggunakan kalimat yang komplek
6) Berbicara dengan gambar yang disediakan dengan urutan dan bahasa yang jelas
7) Menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang
melambangkannya
8) Membaca beberapa kata derdasarkan gambar, tulisan, dan benda yang dikenal
atau dilihatnya.
c. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun
Kemudian perkembagan kemampuan bahasa pada anak juga dapat
disesuaikan dengan program pengembangan materi terintergrasi dengan islam
mengacu pada STTPA Nasional point perkembangan bahasa usia 5-6 tahun pada
PERMENDIKBUD (Peraturan Materi Pendidikan Dan Olahraga Indonesia) nomor
137 Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
1) Memahami Bahasa
a) Mengerti beberapa perintah secara bersamaan
b) Mengulang kalimat yang lebih kompleks
c) Memahami aturan dalam suatu permainan
d) Senang dan menghargai bacaan
2) Mengungkapkan Bahasa
a) Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks
b) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama
c) Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal
simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung
d) Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-
keterangan)
e) Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada orang lain
f) Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan
g) Menunjukkkan pemahaman konsep-konsep dalam buku cerita
3) Keaksaraan
a) Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal
b) Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di sekitarnya
c) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama.
d) Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf
e) Membaca nama sendiri
f) Menuliskan nama sendiri
g) Memahami arti kata dalam cerita

d. Cara Melatih Berbahasa Pada Anak Usia Dini


Adapun guna mencapai tingkat perkembangan bahasa bagi anak usia dini,
orang tua maupun guru dapat melatihnya melalui beberapa tahapan utama
(Sulaiaman, 2005) sebagai berikut:
1) Melatih pendengaran anak Ibnu Khaldun seorang muslim berpendapat
“Mendengarkan adalah sumber utama kemampuan percakapan”. Maksudnya
adalah pendengaran merupakan seni dari kecerdasan bahasa yang paling
penting. Mendengarkan sangat dibutuhkan bagi timbulnya kemampuan lain yakni
berbicara, membaca, dan menulis.
2) Melatih berbicara atau bercakap-cakap. Berbicara merupakan sebuah nilai yang
penting, tanpanya kehidupan menjadi tidak sempurna. Anak menggunakan
ucapan lebih banyak dibanding menulis dalam kehidupannya. Dengan demikian
penyampaian ucapan dapat menjadi masalah terpenting dalam mencapai
kemampuan bahasa anak.
3) Melatih anak membaca. Membaca merupakan proses melihat dan
memperhatikan, dalam artian memahami suatu makna dan mengerti akan suatu
hal. Sebelum anak belajar pengetahuan-pengetahuan lain dia perlu
menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik. Anak akan dapat
mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis,
membaca yang mendukung kemampuan keaksaraan ditingkat yang lebih tinggi.
4) Melatih anak menulis. Kegiatan anak dalam menulis terbagi menjadi 2 bagian.
Pertama, pengungkapan sesuatu secara tertulis dalam bentuk tulisan dan kedua,
keterampilan wajib pada pelatihan menulis atau komponen-komponen penulisan.
Pengungkapan ide secara tertulis memiliki tujuan untuk mengajarkan anak
kemampuan dalam menguasai bahasa sebagai sarana berpikir, mengungkapkan
dan menyampaikan dengan baik.

2. Media Flashcard
a. Definisi Media Flashcard
Flash card berasal dari bahasa Inggris, yaitu flash yang berarti cepat,
sedangkan card artinya kartu. Azhar Arshad (2006:119), mengemukakan “flash card
adalah media yang sederhana yang menggunakan kartu kecil yang berisi gambar,
teks atau simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang
berhubungan dengan gambar itu”. Media pembelajaran flash card adalah media
pembelajaran visual yang berbentuk kartu yang berisi gambar atau tulisan yang bisa
mengarahkan siswa tentang materi yang dipelajari, sehingga dapat mempercepat
pemahaman dan dapat memperkuat ingatan siswa.
Kasihani (2007:109), menyatakan bahwa flash card memperlihatkan gambar
atau tulisan kata-kata, biasanya flash card terdiri atas perangkat yang
dikelompokkan menurut jenis atau kelasnya, misalnya kelompok gambar makanan,
buah-buahan, gambar seorang yang melaksanakan wudhu, alat transportasi, dan
lain lain. Ukuran flash card menurut beberapa ahli memiliki perbedaan, ukuran flash
card disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Menurut Azhar
Arshad, (2006:120), menyatakan bahwa “ukuran flash card biasanya berukuran 8 x
12 cm”.
Jadi dapat dimaknai bahwa media pembelajaran flash card adalah media
pembelajaran visual yang berbentuk kartu yang berisi gambar atau tulisan yang bisa
mengarahkan siswa tentang materi yang dipelajari, dengan ukuran yang disesuaikan
dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi sehingga dapat mempercepat
pemahaman dan dapat memperkuat ingatan siswa.
b. Fungsi Media Flash Card
Fungsi media pembelajaran flash card adalah melatih otak kanan untuk
mengingat gambar dan kata-kata, sehingga pembendaharaan kata dan kemampuan
bahasa anak dapat dilatih dan ditingkatkan. Menurut Azhar Arshad (2006:120),
“media flash card yang berisi gambar-gambar (benda-benda, binatang, dan
sebagainya) dapat digunakan untuk melatih siswa mengeja dan memperkaya kosa
kata”. Kartu yang digunakan tersebut dapat menjadi petunjuk dan rangsangan bagi
siswa untuk memberikan respon yang diinginkan.
Menurut Doman (1991) dalam (Dinar Rapmuladi, 2015: 56), menyatakan
“flash card dapat diberikan kepada anak autis sebagai sebuah permainan mengenal
huruf dan kata-kata”. Gambar-gambar flash card yang menarik dengan warna yang
menyolok akan disukai anak-anak, sehingga anak autisme mampu mengingat dan
dengan mudah memahami gambar-gambar dan warna yang telah dilihatnya.
c. Cara Menggunakan Flashcard
Widiasworo (2017 dalam Nurhayati, Rosita. 2022) mengatakan bahwa
membuat bahan flashcard itu mudah, berikut cara membuat bahan belajar flashcard:
1) Potong karton sesuai ukuran yang dibutuhkan oleh kelas.
2) Kelompokkan kepingan flashcard kosong berdasarkan warna
3) Kemudian tentukan bahan apa yang akan digunakan media flashcard ini,
misalnya di Indonesia berwarna biru dan matematika berwarna merah.
Windura (2017 dalam Nurhayati, Rosita. 2022) mengatakan langkah-langkah
untuk membuat kartu flash harus menyiapkan kardus karton 1 warna dan kemudian
menarik ukuran 7 cm x 10 cm atau ukuran kartu untuk diputar, setelah menulis dan
gambar bahan, itu akan diajarkan sebagai sampel sebelum kartu dengan gambar
objek di bagian belakang ada yang bermakna atau umpan balik dari gambar objek
atau mungkin di depan, ada gambar berikut yang ada artinya atau deskripsi gambar.
Dapat menyimpulkan bahwa siswa harus diamati pada pemegang flashcard, guru
menyiapkan selembar kertas tebal dan kemudian memotong kertas menjadi ukuran
25 x 30 cm. Kemudian menyesuaikan kebutuhan flashcard akan mengajar nanti,
kemudian, Gambar dari sesuatu yang terkait dengan bahan pembelajaran akan
diajarkan di kelas berikut dan tidak akan lupa untuk menulis kata yang ditautkan ke
gambar.
d. Langkah-langkah Penggunaan Media Flashcard
Langkah-langkah untuk menggunakan kartu memori sebagai berikut:
1) Guru mendistribusikan kartu gambar (flashcard) untuk anak satu dengan gambar
yang berbeda.
2) Guru meminta salah satu siswa untuk pergi ke kelas sebelum temannya dan
memegang kartu gambar terdistribusi sebelumnya.
3) Kartu ini berlangsung setinggi dada dan wajah siswa duduk di depannya.
4) Guru meminta siswa tentang citra yang disimpan anak di depan temannya
sebagai stimulus sehingga siswa aktif di kelas.
5) Guru meminta anak-anak bersama dengan surat ejaan pada kartu flash milik
anak di depan.dan seterusnya.
6) Guru kemudian meminta siswa untuk naik dan duduk, lalu menempelkan gambar
di papan tulis, lalu dilanjutkan dengan siswa berikutnya. (Nurhayati, Rosita. 2022)

3. Penelitian Terdahulu
a. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Nurhayati Adhani. Dkk. (2016) tentang
“Meningkatkan Perkembangan Bahasa dengan Media Flash Card pada
Anak Usia Dini di Desa Sanan Rejo Kabupaten Malang”, menyatakan
bahwa rata-rata kemampuan bahasa (fonologi) anak 22,45. Hal ini
membuktikan bahwa perkembangan bahasa anak khususnya dalam hal
membedakan bunyi huruf yang sama (fonologi ) masih belum meningkat
secara optimal. Sedangkan, pada siklus II anak mengalami peningkatan
yang signifikan, memperoleh hasil rata-rata sebesar 40,6.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Salsa Putri Yunita (2022) tentang
“Implementasi media flash card dalam upaya meningkatkan
perkembangan bahasa anak usia dini kelompok B di RA Nurul Haq
Kaliwungu Kudus Tahun Pelajaran 2021/2022”, menyatakan bahwa dalam
proses pelaksanan pembelajaran pendidik RA menggunakan langkah-
langkah penerapan, yang mana langkah-langkah penerapan tersebut
membantu meningkatkan perkembangan bahasa pada anak usia dini,
diantaranya langkah-langkah penerapan media flashcard tersebut adalah:
a. Mengenal huruf abjad dengan flash card; b. Mengenal suku kata
dengan flash card buah-buahan; c. Mengeja huruf didalam kartu flash
card; d. Menyusun huruf abjad nama buah didalam flash card; e.
Mengelompokkan tanaman buah berkayu dan tidak berkayu; f.
Mengelompokkan buah berbiji satu dan berbiji banyak; g. Mengamati
secara lagsung wujud buah, mencicipi buah dari guru, kegiatan dialog
antara guru dan anak, kegiatan lihat katakan gambar; h. Mengurutkan
bagian tanaman buah kemudian mengucapkan; i. Meyebutkan bagian
tanaman buah menggunakan flash card didepan teman; j. Menirukan satu
kalimat yang diucapkan guru secara berulang-ulang.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Rosita Nurhayati (2022) tentang
“Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Usia 5-6 Tahun
Melalui Media Flashcard Di Tk As-Syifa Curug-Tangerang’ menyatakan
bahwa Anak sudah mampu melakukan kegiatan permainan flashcard
sesuai aspek-aspek Bahasa yaitu kelancaran, Bahasa reseptif dan
ekspresif dan mengenal keaksaraan awal melalui bermain. Pada hasil
observasi prasiklus terdapat 20 anak yang memiliki kriteria mulai muncul
dengan presentasi 68,00% dan 1 anak yang memiliki kriteria berkembang
sesuai harapan dengan presentasi 71,00%, setelah dilakukan tindakan
dengan jumlah dua siklus Bahasa anak meningkat menjadi 85,00%
dengan kriteria berkembang sangat baik.

4. Hipotesis Tindakan
Penerapan media flashcard dapat Meningkatkan aspek bahasa anak pada
usia 5-6 tahun di KB Belaian Jiwa Bunda.

E. Rencana dan Prosedur Penelitian


1. Subjek Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini adalah anak kelompok B yang berusia 5-6
tahun di KB Belaian Jiwa Bunda Kecamatan Paseh Kabupten Bandung Tahun
Ajaran 2022-2023. Jumlah partisipan yang terlibat adalah sebanyak 15 orang anak.

2. Lokasi/Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini di KB Belaian Jiwa Bunda yang beralamat di KP.
Sukasari RT. 03 RW. 07 Desa Drawati Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung.

3. Waktu Penelitian
Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah kurang lebih
2 bulan.
4. Alokasi Lama Tindakan
Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus, namun tetap menyesuaikan
dengan hasil refleksi pada masing-masing siklus.

5. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan yaitu penelitian tindakan kelas (PTK).
Metode ini dipilih karena peneliti bermaksud untuk melakukan perbaikan
pembelajaran untuk meningkatkan aspek bahasa pada anak di KB Belaian Jiwa
Bunda. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kemmis Mc Taggart
dalam Arikunto (2010: 203). Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas atau
PTK membutuhkan peran pihak lain observer untuk mengamati pelaksanaanya.
Oleh karena itu, PTK sering disebut penelitian yang pola kerjanya kolaboratif.
Rencana yang disusun pertama kali merupakan rencana yang bertujuan untuk
mengatasi permasalahan yang telah ditemukan dalam permasalahan pendahuluan,
sedangkan rencana berikutnya, merupakan hasil refleksi siklus-siklus sebelumnya.
Pelaksanaan tindakan merupakan proses penuangan rencana yang telah disusun.
Dalam pelaksanaan dilakukan pengamatan terhadap tindakan, hasil pengamatan
kemudian dianalisis dan hasil analisisnya berupa bahan reflektif guru untuk
merenungkan segala kekurangan yang dihadapi.

6. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas


Prosedur penelitian tindakan kelas ini dirancang untuk dapat menyelesaikan
suatu pokok bahasan yang akan dilaksanakan secara berkesinambungan dengan
menggunakan dua siklus untuk mendapatkan hasil belajar yang dicapai. Prosedur
tindakan pada tiap siklus dilakukan dalam empat tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus I ini dilakukan persiapan pembelajaran
dengan menggunakan metode demonsrasi media gambar. Langkah awal yang
dilakukan adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM)
yang kemudian diuraikan kembali pada rencana pelaksanaan pembelajaran harian
(RPPH). RPPH tersebut merupakan program kerja atau pedoman peneliti dalam
melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Selain menyusun rencana pembelajaran juga mempersiapkan lembar
observasi untuk melihat keaktifan anak selama kegiatan belajar berlangsung secara
individu, dan lembar ceklis untuk melihat perkembangan bahasa anak.
b. Pelaksanaan/tindakan
Pada tahap pelaksanaan/tindakan yang akan dilaksanakan dengan mengacu
kepada rencana pelaksanaan pembelajaran harian yang telah disusun dan telah
dikembangkan pada tahap perencanaan. Tindakan yang akan dilaksanakan adalah
pembelajaran dengan menggunakan media flashcard. Pada proses pembelajaran ini
peneliti menjelaskan materi tentang tema binatang dengan indikator menyeburkan
simbol-simbol huruf yang dikenal, serta menyenal huruf awal pada benda sekitar,
diakhir siklus I peneliti mengadakan evaluasi dari hasil yang ditemukan.
c. Pengamatan/Observasi
Pada tahap ini, kegiatan yang dilaksanakan yaitu dengan mengamati proses
dan hasil yang telah dilaksanakan pada proses pembelajaran setelah pelaksanaan
tindakan dengan melihat beberapa data yang telah diperoleh dari lembar observasi
dan dari hasil kegiatan evaluasi yang terdapat dalam lembar ceklis aspek
perkembangan bahasa. Peneliti dibantu oleh salah seorang rekannya dalam
mengobservasi, yaitu mencatat hal-hal yang dilakukan siswa baik yang positif
maupun yang negatif selama pembelajaran dilaksanakan. Observasi dilakukan
dengan mengamati keterlaksanaan penggunaan media flashcard yang dilakukan
dalam pelaksanaan. Hasil observasi ini sebagai bukti observasi terhadap data
keterlaksanaan penggunaan media flashcard.
Sedangkan observasi melalui data nontes dilakukan dengan pelaksanaan
dokumentasi foto. Tujuan observasi data nontes ini adalah untuk mengetahui sikap
siswa selama pembelajaran berlangsung. Melalui kegiatan observasi ini dapat
diketahui beberapa siswa yang yang bersikap positif maupun yang negatif pada
waktu pembelajaran.
d. Refleksi
Pada tahap ini, data yang diperoleh lalu dianalisis untuk kemudian
selanjutnya direfleksikan sebagai alat evaluasi untuk memperbaiki siklus berikutnya.
Dan juga untuk menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian. Pada tahap
refleksi, hasilnya kemudian direfleksikan, dan bila perlu merevisi kegiatan yang telah
dilakukan mengenai sasaran atau belum. Temuan yang diperoleh kemudian
dijadikan acuan bagi perumusan rencana pembelajaran untuk dilaksankan pada
kegiatan selanjutnya.

7. Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran bahasa
Inggris pada materi diri sendiri saat proses pembelajaran di KB berlangsung.
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi berupa langkah-
langkah penggunaan media flashcard, yakni: Guru mendistribusikan kartu gambar
(flashcard) untuk anak satu dengan gambar yang berbeda, Guru meminta salah satu
siswa untuk pergi ke kelas sebelum temannya dan memegang kartu gambar
terdistribusi sebelumnya, Kartu ini berlangsung setinggi dada dan wajah siswa
duduk di depannya, Guru meminta siswa tentang citra yang disimpan anak di depan
temannya sebagai stimulus sehingga siswa aktif di kelas, Guru meminta anak-anak
bersama dengan surat ejaan pada kartu flash milik anak di depan.dan seterusnya
dan Guru kemudian meminta siswa untuk naik dan duduk, lalu menempelkan
gambar di papan tulis, lalu dilanjutkan dengan siswa berikutnya. (Nurhayati, Rosita.
2022)
Observasi penilaian aspek bahasa dilakukan untuk mengetahui peningkatan
anak dalam aspek bahasa. Penilaian aspek bahasa dilaksanakan di dalam
pembelajaran melalui instrumen penilaian ceklis sesuai dengan indikator yang ingin
dicapai: Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal dan Mengenal suara huruf
awal dari nama benda-benda yang ada di sekitarnya.

b. Dokumentasi
Dokumentasi foto digunakan untuk merekam perilaku guru dan siswa
selama pembelajaran berlangsung. Dokumentasi ini digunakan sebagai penguat
data-data yang lain. Pengambilan data melalui dokumentasi foto ini dilakukan pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Peneliti meminta bantuan salah seorang
rekan peneliti dalam mengambil gambar, sehingga siswa tetap fokus dan
tidak terjadi perubahan perilaku siswa pada saat pengambilan gambar. Adapun
gambar yang diambil dalam penelitian ini yaitu pada saat guru melakukan
pembelajaran sesuai langkah-langkah penggunaan media flashcard. Foto ini
merupakan bukti mengenai keadaan tingkah laku guru dan siswa pada saat
pembelajaran dengan menggunakan media flashcard.

8. Analisis Data
Teknik analisis data yan akan digunakan adalah Miles & Huberman. Menurut
Miles & Huberman (1992: 16) analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi
secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan/verifikasi. Mengenai ketiga alur tersebut secara lebih lengkapnya adalah
sebagai berikut:
a. Reduksi
Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus
selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan
adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (seringkal
tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan
penelitian, dan pendekatan pengumpulan data mana yang dipilihnya. Selama
pengumpulan data berlangsung, terjadilan tahapan reduksi selanjutnya (membuat
ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi,
membuat memo). Reduksi data/transformasi ini berlanjut terus sesudah penelian
lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun. Reduksi data merupakan bagian
dari analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi
data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat
ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data peneliti tidak perlu mengartikannya
sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan
dalam aneka macam cara, yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau
uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan
sebagainya. Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka-angka atau
peringkatperingkat, tetapi tindakan ini tidak selalu bijaksana.
b. Penyajian Data
Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik
merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi:
berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna
menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah
diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang
terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus
melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian
sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
c. Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian dari
satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi
selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali
yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan
ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan
menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara
teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif atau juga upaya-
upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data
yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji
kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan
validitasnya. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada waktu proses pengumpulan
data saja, akan tetapi perlu diverifikasi agar benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan.
Pengolahan data dalam penelitian ini adalah untuk mengolah data mentah
berupa hasil penelitian supaya dapat ditafsirkan dan mengandung makna.
Penafsiran data tersebut antara lain untuk menjawab pertanyaan pada rumusan
masalah. Pengolahan data dilakukan pada akhir siklus.
Pengolahan dan analisis data penilaian aspek perkembangan bahasa
dilakukan untuk mengetahui aspek perkembangan bahasa anak setelah
mendapatkan pembelajaran menggunakan media flashcard di setiap siklus.
Kriteria penilaian aspek perkembangan bahasa anak adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Kriteria Penilaian Hasil Belajar

Jumlah Soal
No Kriteria
yang Benar
1 Satu Belum Berkembang (BB)
2 Dua Sudah Mulai Berkembang (MB)
3 Tiga Sudah Berkembang Sesuai Harapan
(BSH)
4 Empat Berkembang dengan Baik
5 Lima Berkembang dengan Sangat Baik (BSB)

Hasil pengolahan data tersebut pada siklus akan dijadikan sebagai acuan
bagi pembuatan rencana pada siklus selanjutnya dan sebagai pembanding bagi
pencapaian aspek perkembangan bahasa anak pada siklus selanjutnya. Hasil
pengolahan data tentang aspek perkembangan bahasa pada setiap siklus akan
dibandingkan agar dapat diketahui peningkatan aspek perkembangan bahasa anak
setelah mendapat perlakuan dengan media gambar.

F. Jadwal Penelitian
Rencana Waktu
No Tahapan Penelitian
Pelaksanaan
1 Observasi dan Identifikasi 01-10 Mei 2023
Masalah
2 Koordinasi dengan Pihak 11-13 Mei 2023
Sekolah
3 Penyusunan Rencana Tindakan 13-20 Mei 2023
4 Pelaksanaan Tindakan 20 Mei-20 Juni 2023
5 Observasi dan Refleksi 20 Mei-20 Juni 2023
6 Penyusunan Laporan Penelitian 20 Juni-20 Juli 2023
7 Diseminasi Hasil Penelitian 27 Juli 2023

G. Biaya Penelitian
No Aspek Pembiayaan Jumlah Biaya
1 Bahan Habis Pakai (ATK, Rp. 3.000.000
Cetak, Konsumsi, dll)
2 Biaya Rp. 1.200.000
Perjalanan/Transportasi
3 Biaya Publikasi dan Rp. 800.000
Pelaporan
Jumlah Rp. 5.000.000

H. Personalia Penelitian
No Nama Personalia Deskripsi Tugas
1 Fizky Anisa Sarah Sebagai peneliti utama dan guru yang akan
melaksanakan perbaikan pembelajaran
2 Eros Sebagai pembanu pelaksanaan penelitian
sekaligus guru pendamping yang membantu
melakukan observasi.
3 Yeyen Siti Mariyah S Sebagai pembantu pelaksanaan penelitian
dalam melakukan rekaman video
pembelajaran

I. Daftar Pustaka

Adhani, Dwi Nurhayati. Dkk. 2016. Meningkatkan Perkembangan Bahasa dengan


Media Flash Card pada Anak Usia Dini di Desa Sanan Rejo Kabupaten
Malang. Jurnal PG- - PAUD Trunojoyo, 3 (2). 1-75.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Dhieni, Nurbiana dkk. 2018. Metode Pengembangan Bahasa. Tangerang Selatan:
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Kasihani. K.E. Suryanto. 2007. English For Young Learners. Jakarta: Bumi Aksara.
Milles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Nurhayati, Rosita. 2022. Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Usia 5-
6 Tahun Melalui Media Flashcard Di Tk As-Syifa Curug-Tangerang. JM2PI:
Jurnal Mediakarya Mahasiswa Pendidikan Islam, 03(01).
Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014, Standart Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Santrock, John W. 2007. Perkembangan anak,edisi kesembilan,jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Sulaiman, Ali dkk. 2005. Anakku Dengan Cinta Ibu Mendidikmu. Jakarta: Ailah.
Yunita, Salsa Putri. 2022. Implementasi media flash card dalam upaya
meningkatkan perkembangan bahasa anak usia dini kelompok B di RA Nurul
Haq Kaliwungu Kudus Tahun Pelajaran 2021/2022. Skripsi: IAIN Kudus.
Yusuf, Syamsu. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung:
Rosda Karya.

J. Lampiran
1. Instrumen Penelitian
CONTOH:
Tabel 1. Lembar Observasi Aspek Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun
No Indikator Skala
1. Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal BB MB BSH BSB
2. Mengenal suara huruf awal dari nama benda-
benda yang ada di sekitarnya
2. Riwayat Hidup Peneliti

Anda mungkin juga menyukai