Anda di halaman 1dari 44

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG

BILANGAN MELALUI PERMAINAN BALOK ANGKA PADA


ANAK KELOMPOK B (5-6 TAHUN) DI PAUD MELATI
MANGGAR TAHUN 2023

NADIA SARTIKA
822714106

LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PAUD4501)

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN


MELALUI PERMAINAN BALOK ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B
(5-6 TAHUN) DI PAUD MELATI MANGGAR
TAHUN 2023

Kepala PAUD MELATI


MANGGAR MAHASISWA

SAMSIAH NADIA SARTIKA

Supervisor 1

......................................
NIP : ............................
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
Jl. Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tanggerang Selatan 15418
Telepon : 012-7490941 ( Hunting )
Faximile : 021-7490147 ( Bagian Umum ), 012-7434290 ( Sekretaris Rektor )
Laman : www.ut.ac.id

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Pemantapan Kemampuan


Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-
PAUD) Universitas Terbuka merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
sanksi-sanksi lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Belitung Timur, 15 Mei 2023

NADIA SARTIKA
NIM : 822714106
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Lembar Pernyataan Anti Plagiat
Daftar Isi
Kata Pengantar
BABA I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Perbaikan
BAB II. Kajian Pustaka
BAB III. Pelaksanaan Perbaikan
A. Subjek Penelitian
B. Deskripsi Persiklus
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Anak Usia Dini merupakan anak yang berusia 0-6 tahun yang mana
berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental yang
baik dimasa keemasannya. Anak Usia Dini juga memiliki karakteristik yang
sangat unik baik itu secara psikis, fisik, sosial, dan moral. Dimasa Usia Dini
merupakan sebuah masa dimana anak akan menghabiskan waktunya untuk
bermain, menentukan pondasi dan masa kepribadian dalam menentukan
pengalaman anak selanjutnya. Untuk memiliki generasi yang mampu
mengembangkan diri secara optimal mulai dari usia dini maka dibuatlah
suatu Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ). Pendidikan Anak
Usia Dini ( PAUD) merupakan sebuah Lembaga yang diselenggarakan pada
jalur pendidikan formal, non formal dan Informal. Untuk kategori PAUD
Formal salah satunya seperti Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul
Athafal (RA), untuk kategori PAUD dengan kategori pendidikan non formal
seperti Kelompok Bermain (KB) dan Taman Penitipan Anak (TPA),
sedangkan pada kategori PAUD Informal berbentuk Pendidikan Keluarga,
dan bisa juga yang diselenggarakan oleh lingkungan masyarakat disekitar
tempat tinggal. Seperti yang sudah tercantum dalam Permendikbud
Republik Indonesia No.146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD
tujuan dari PAUD itu sendiri adalah harus bisa mengembangkan dalam
bidang pengembangan seperti bidang pembiasaan diri dan kemampuan
dasar pada anak.
Pada aspek perkembangan anak, aspek Kognitif merupakan salah
satu aspek utama yang sangat mempengaruhi perkembangan aspek-aspek
yang dibutuhkan oleh anak. Seperti yang dikemukakan oleh Maslihah dalam
(Khadijah, 2016 : 31) adalah kognitif itu sendiri merupakan kemampuan
untuk mengetahui sesuatu. Maksudnya adalah menunjukkan kemampuan
dalam menangkap segala pengetahuan akan sifat, arti, atau keterangan
mengenai sesuatu serta memiliki gambaran yang sangat jelas terhadap hal
yang baru diketahuinya. Salah satu keberhasilan dalam pengenalan konsep
bilangan pada anak di pengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar anak
itu sendiri. Untuk itu tugas orang tua dan guru adalah menjadi fasilitator
untuk mengembangkan serta membimbing dalam pengenalan konsep
bilangan sederhana dengan baik dan optimal.
Guru yang profesional di sebuah lembaga pendidikan anak usia dini
harus bisa melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif dan juga efisien.
Seperti salah satu cakupan Kompetensi guru Profesional harus bisa
mengelola sistem pembelajaran yang mencakup tujuan pembelajaran, bahan
pembelajaran, anak yang belajar, media dan sarana pembelajaran, model
dan metode dalam pembelajaran, sumber belajar serta media pembelajaran
dan evaluasi juga hasil belajar itu sendiri (Kustiawan, 2016) sedangkan
media pembelajarannya sangat berperan penting dalam kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Jika ada Media, tentunya proses pembelajaranakan
semakin menyenangkan dan juga dapat dirasakan oleh anak manfaatnya.
Sehingga dengan adanya penggunaan media menimbulkan dampak positif
dan umpan balik terhadap proses belajar mengajar anak untuk mencapai
hasil yang maksimal (Kurnia, 2018)
Untuk menentukan sebuah alat permainan yang digunakan dalam
kegiatan proses belajar mengajar maka harus sesuai dengan aspek apa saja
yang akan dikembangkan, manfaat dari permainan, tingkat usia,
karakteristik, bahan yang digunakan serta kelebihan dan kekurangan dari
alat permainan tersebut. Maka itu dalam proses penelitian ini kami sendiri
menggunakan Permainan Balok Angka.
Untuk pertama kali konsep dari bermain balok dikembangkan oleh
Caroline Pratt (1890), dimana keahlian yang dimiliki Caroline menciptakan
pendekatan kegiatan belajar melalui balok. Balok-balok angka itu sendiri
adalah suatu media visual yang terbuat dari kayu yang mempunyai bentuk,
dapat dilihat, dipegang, dan digunakan dalam pengembangan kemampuan
kognitif anak usia dini. Balok-balok angka itu sendiri diciptakan oleh
Montessori tahun 1909 Hainstock, 1909:90
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di PAUD
MELATI MANGGAR pada bulan mei 2023 di kelompok B, masih
ditemukan beberapa anak yang mengalami kesulitan dalam pengenalan
konsep bilangan, dimana ini diketahui pada saat anak diminta untuk
menunjukkan lambang bilangan dan menyebutkan dari lambang bilangan
1-10 di papan tulis dengan menggunakan penilaian ceklis, dari 6 anak hanya
dua anak yang mendapatkan penilaian berkembang sangat baik (BSB) dan
dua anak yang mulai berkembang (MB) dan dua anak yang belum
berkembang (BB). Anak tersebut kurang dilibatkan dalam kegiatan melihat,
merasakan, serta melakukan dengan tangan sendiri dan anak cenderung
hanya menghafal tanpa memahami konsep bilangan dan media yang
digunakan kurang menarik sehingga anak cepat bosan dalam proses
kegiatan belajar mengajar, guru juga belum pernah menerapkan
pembelajaran melalui kegiatan permainan balok angka untuk meningkatkan
kemampuan mengenal konsep bilangan anak.
Untuk itu diperlukan tehnik yang akurat dan menarik yang akan
dijadikan alternatif dalam membantu anak mengenal lambang bilangan di
PAUD MELATI MANGGAR.
Untuk itu Peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai
pengenalan tentang konsep bilangan anak melalui permainan balok angka,
dengan menggunakan balok angka dapat menarik perhatian anak,
pengenalan bentuk, warna. Maka dari itu peneliti mengambil judul “
Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Melalui
Permainan Balok angka pada anak di Kelompok B (5-6 tahun) PAUD
MELATI MANGGAR tahun 2023”

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian adalah “Bagaimana upaya
meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui permainan
balok angka pada anak kelompok B (5-6 tahun) di PAUD MELATI
MANGGAR tahun 2023?”
C. Tujuan Perbaikan
Adapun tujuan penelitian merupakan upaya meningkatkan
kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok B di PAUD
MELATI MANGGAR.

D. Manfaat Perbaikan
1. Manfaat Bagi Anak :
a. Memperbanyak pengetahuannya akan pengetahuan dalam mengenal
lambang bilangan.
b. Anak semakin mampu berfikir dengan menggunakan logikanya
c. Menumbuhkan minat anak dalam kegiatan mengenal Lambang
bilangan
2. Manfaat Bagi Orang Tua
Mampu memberikan motivasi kepada orang tua untuk membantu
menstimulus anak-anak di lingkungan keluarga, sehingga anak-anak
dirumah dapat mengenal lambang bilangan sambil bermain sesuai
karakteristik anak.
3. Manfaat Bagi Sekolah
Mampu memotivasi sekolah untuk mendukung dalam meningkatkan
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, sedangkan bagi guru sendiri
dapat menjadi pembelajaran yang bervariasi dalam memberikan materi
4. Manfaat bagi Peneliti
Menjadikan peneliti lebih mengembangkan pengetahuan anak-anak
akan pengenalan lambang bilangan sehingga maksud dari pembelajaran itu
sendiri dapat di tangkap dan diterima oleh anak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan kognitif bagi Anak Usia Dini


1. Pengertian
Rentan usia nol sampai enam tahun adalah usia dimana masa
keemasan anak menonjol karena pada masa tersebut pertumbuhan dan
perkembangannya melesat dengan cepat. Salah satu aspek yang sangat
berpengaruh besar dalam aktivitas anak adalah aspek perkembangan
kognitif, karena hampir disetiap kegiatan yang dilakukan anak
membutuhkan kemampuan berfikir (kognitif). Menurut Sari (2015) dalam
Ade Hasendra kognitif merupakan bagaimana cara invidu bertingkah laku,
cara individu bertindak, yaitu cepat lambatnya individu dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Selain itu juga Sary (2015) dalam
(Hasendra, 2015) berkata bahwa kognitif itu berkaitan dengan memory
dan intelegensi yang akan mengalami kemerosotan dengan terus
bertambahnya usia. Perkembangan kognitif itu sendiri merupakan suatu
proses dimana individu dapat meningkatkan kemampuan dalam
menggunakan pengetahuannya menurut Filtri & Sembiring dalam Agnes
Dhear. Menurut Gandana, Pranata, & Danti dalam Agnes perkembangan
kognitif merupakan suatu kemampuan berfikir seseorang dalam
menghubungkan dan mempertimbangkan suatu pengetahuan terhadap
suatu kejadian atau juga peristiwa sehingga orang tersebut mendapatkan
pengetahuan baru. Maka dari itu dapat di rangkum bahwa kognitif itu
adalah salah satu kemampuan berfikir seseorang dalam mengelola akal
pikirannya untuk memperoleh pengetahuan baru yang mana berguna bagi
kehidupan yang akan datang.
Ada tiga aspek pencakupan dalam perkembangan kognitif yaitu
pemecahan masalah, berfikir logis, dan berfikir simbolik. Dari ketiga
aspek ini aspek berfikir simbolik yang sangat berkaitan dalam kegiatan
mengenal lambang bilangan. Menurut Syahrida, Wahyuningsih, &
Pudyaningtyas (2017) dalam (Cahyani A. D., 2020) kemampuan mengenal
lambang bilangan merupakan suatu bentuk kemampuan anak dalam
mengenal dan mengetahui simbol yang melambangkan banyaknya suatu
benda. Sedangkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak
usia dini mencakup memahami lambang bilangan, menghubungkan
konsep dengan lambang bilangan, memasangkan lambang bilangan
dengan benda sampai sepuluh.

2. Tujuan Perkembangan Kognitif


Pengembangan kognitif ini mengarah di berbagai tujuan, tujuannya
yang pertama adalah dibidang auditori yaitu kemampuan yang sangat
berkaitan dengan pendengaran anak seperti ketika bernyanyi bersama anak
mendengarkan terlebih dahulu lalu kemudian bernyanyi bersama. Menurut
Khadijah (2016) dalam Yesi dan Mohammad berkata bahwa
perkembangan auditori anak usia dini adalah pengembangan kemampuan
anak usia dini ketika mendengar yaitu melalui proses mendapatkan
kumpulan bunyi, kosakata maupun kalimat. Sehingga dalam
meningkatkan kemampuan mendengarkan dapat di asah dengan cara
melakukan kegiatan seperti mendengarkan dongeng, menerka suara,
menyimak cerita, pesan berantai, mendengarkan kaset cerita maupun lagu-
lagu, ini semua dikatakan oleh Rusniah (2017) dalam Yesi dan
Mohammad.

3. Fungsi Perkembangan Kognitif


Adanya fungsi kognitif itu sendiri dapat membuat seseorang mampu
dengan mudah bergaul satu sama lain. Adapun fungsi dari kognitif
menurut (fikriansyah, 2022) yang dilansir studi ada lima yaitu :
a. Perhatian (attention)
Penyeleksi rangsangan yang nantinya menjadi focus
perhatian dan bisa diabaikan secara bersamaan. Ransangan ini
mencakup bau, suara, maupun gambar.
b. Memori atau Daya Ingat
Berkaitan dengan kefokusan seseorang, semakin focus
semakin baik memori atau daya ingat, hal ini menunjukkan
bagaimana suatu informasi akan ditransfer dan disimpan di
dalam otak.
c. Bahasa (Language)
Dalam perkembangan bahasa yang baik dan benar sangat
mempengaruhi bagaimana seseorang dalam berkomunikasi.
d. Pengambilan Keputusan (Decision Making)
semakin sering seorang anak dilatih dalam pengambilan
keputusan maka anak tersebut akan terbiasa dalam mengambil
keputusan serta tidak akan ragu-ragu.
e. Penyelesaian Masalah (Problem Solving)
Jika seorang anak juga di latih dalam penyelesaian masalah
dengan tenang maka besar kemungkinan hal ini membantu
mereka dalam menyelesaikan masalah yang akan datang dengan
baik dan juga tenang.

B. Lambang Bilangan
a. Pengertian Lambang Bilangan
Ismunamto, dkk (2011) dalam (Ockti Syahfitri, 2018) menyebutkan
bahwa angka atau bilangan itu adalah simbol atau lambang berguna
untuk mewakili sebuah bilangan. Sedangkan menurut Sudaryanti dalam
(Oktavia S. d., 2017) lambing bilangan adalah sesuatu masalah yang
tidak berbentuk dan termasuk kedalam unsur yang tidak di artikan
sehingga dibutuhkan adanya simbol maupun lambang bilangan yang
disebut juga dengan angka. Sehingga Lambang juga dapat di artikan
sebagai sebuah simbol yang mana mewakilkan sebuah konsep yang
ada. Menurut Sriningsih dalam (ulum, 2014) bilangan merupakan
sebuah konsep matematika yang terdiri dari nama, urutan , lambang
serta jumlah, dan untuk menyebutkan sebuah jumlah dapat di sahkan
dengan lambang bilangan yang dapat dikatakan dengan angka.
Bilangan merupakan sebuah konsep matematika atau aljabar yang mana
digunakan dalam pencacahan maupun pengukuran.
Menurut Dewi dalam (Taopik Rahman, 2017) mengemukakan
bahwa berhitung adalah bagian dari matematika, dibutuhkan dalam
mengembangkan keterampilan berhitung yang sangat dibutuhkan di
dalam kehidupan sehari – hari, seperti konsep bilangan yang merupakan
dasar dari perkembangan kemampuan matematika maupun kesiapan
mengikuti pendidikan dasar. Menurut Ahmad dalam irfatul Ulum
(2014) mengatakan bahwa kemampuan dalam mengenal konsep
bilangan pada anak usia dini adalah anak mampu membilang,
menyebutkan urutan bilang 1-10, membuat urutan bilangan 1-10
dengan benda-benda, menghubungkan atau memasang lambing
bilangan dengan benda-benda hingga 10, membedakan dengan
membuat dua gabungan benda yang sama nominalnya, yang tidak sama,
lebih banyak, atau lebih sedikit.
Seperti yang dijelaskan oleh M. Yazid Busthomi dalam Irfatul’ulum
(2014) pengertian dari konsep bilangan adalah dasar dari matematika,
yang terdiri dari menghitung bilangan, menghubungkan yang satu ke
yang lainnya, menghitung jumlah, membandingkan serta mengenal
symbol yang dihubungkan dengan jumlah benda.

b. Kemampuan Konsep Bilangan


Untuk mengenalkan bilangan pada anak usia dini kita memerlukan
cara yang tepat sasaran supaya anak langsung dapat memahami tentang
apa itu konsep bilangan. Menurut Sudaryanti (Cahyani, 2020) ada
beberapa cara yang mampu kita lakukan dalam pengenalan bilangan
kepada anak, salah satunya menghitung dengan jari, menghitung
dengan jari, menghitung dengan jari-jari tangan, berhitung sambal olah
raga, berhitung sambal bernyanyi, menghitung di atas sepuluh,
menuliskan angka, memasangkan angka, serta membandingkan angka
. Sedangkan menurut Hurlock (cahyani, 2020) konsep awal yang baru
di mulai oleh anak sejalan dengan bertambahnya pengalaman yang di
lalui anak salah satunya adalah konsep bilangan. Konsep bilangan juga
sangat berkaitan dengah kata-kata, ketika anak baru akan mengawali
berbicara.pengalaman yang di rasakan oleh anak sangat mempengaruhi
konsep bilangan anak, sebab secara keseluruhan anak yang memulai
pendidikan di Taman Kanak – Kanak pada umumnya akan belajar
pengertian dari bilangan lebih awal dibandingkan dengan yang tidak
pernah mengalami pendidikan di Taman Kanak-Kanak. Pengertian
konsep bilangan ini akan berkembang menuju ke tahap pengertian
mengenai jumlah. Konsep bilangan ini juga berkaitan dengan
penambahan serta pengurangan, sehingga pengenalan konsep bilangan
melalui permainan sangatlah penting lewat permainan anak akan lebih
cepat dalam memahami maksud dari pembelajaran.
Konsep bilangan juga di artikan sebagai kumpulan benda-benda atau
angka mampu memberikan sebuah pengertian. Dengan mengkaitkan
dengan kegiatan menghubungkan dalam benda-benda maupun lambang
bilangan. Bilangan dengan angka mengartikan dua konsep yang
berlainan, jika bilangan itu sendiri berhubungan dengan nilai sedangkan
angka bukan nilai. Angka itu sendiri adalah sebuah notasi dari sebuah
bilangan yang mana mewakili sebuah benda , serta lambang bilangan
itu sendiri adalah angka.
Dian Hartanti dalam (irfatul, 2014) menjelaskan tentang cara yang
dapat dilakukan dalam mengenal konsep bilangan pada anak adalah :
“seperti yang sudah di jabarkan di atas dapat disimpulkan
karakteristik pemahaman akan konsep bilangan anak usia 5-6 tahun
terdiri dari membilang banyak benda dari satu sampai sepuluh,
mengenal lambang bilangan (angka), dan juga mengetahui konsep
banyak dan sedikit dalam perbandingan.
c. Pengenalan Lambang Bilangan pada Anak Usia Dini
Menurut teori Piaget dan didukung oleh Brunner dalam (Oktavia,
2017) dikatakan bahwa penguasaan konsep hitung atau bilangan melalui
beberapa tahapan yaitu :
1. Tahap Pengertian (Konsep),
Pengertian akan sesuatu hal dengan menggunakan benda atau
masalah yang nyata seperti mengenal warna, mengenal bentuk, serta
membilang bilangan.
2. Tahap Pengalihan ( Transisi),
Perpindahan dari dari benda yang berwujud ke benda yang tidak
berwujud melalui benda yang berwujud yang dapat diketahui bentuk
bilangannya.
3. Tahap Lambang Bilangan,
Dalam tahap ini anak sudah mulai diberikan kesempatan untuk
menuliskan lambang bilangan sendiri tanpa adanya pemaksaan.

Sedangkan menurut Menteri Pendidikan Nasional (permendiknas)


Nomor 58 tahun 2009 tentang standar Pendidikan Anak Usia Dini,
perkembangan bilangan anak usia dini mencakup indikator-indikator
sebagai berikut :

Tingkat Pencapaian Perkembangan


Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan
Perkembangan Usia 4- < 5 tahun Usia 5- ≤ 6 tahun
Bilangan 1. Mengetahui Konsep banyak 1. Menyebutkan
dan sedikit lambang bilangan 1-
2. Membilang banyak benda 10
satu sampai dengan sepuluh 2. Mencocokkan
3. Mengenal konsep bilangan bilangan dengan
4. Mengenal lambang bilangan lambang bilangan
d. Kurikulum Perkembangan Konsep Bilangan
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (permendikbut)
nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini,
pengembangan kurikulum yang berkaitan dengan peningkatan
kemampuan mengenal bilangan pada anak terdapat pada perkembangan
kognitif dengan tingkat pencapaian perkembangan seperti :
1. Menyebutkan banyak benda dari satu sampai dengan sepuluh
2. Mengenal konsep bilangan
3. Mengenal lambang bilangan.

C. Permainan Balok Angka


a. Pengertian Permainan
Bermain merupakan hak dari anak. Melalui bermain anak mampu
mengekspresikan perasaannya, melalui bermain anak mampu belajar
dengan baik. Pada mulanya bermain sering kali di anggap sebelah mata, dan
belum mendapat perhatian khusus dari para ahli jiwa karena kurangnya
pengetahuan akan psikologi tentang perkembangan anak serta kurangnya
perhatian akan perkembangan anak pada masa yang lampau menurut
Sugianto (NailiRohma, 2016). Dunia anak adalah dunia bermain, sebagian
besar dikehidupannya dihabiskan dengan bermain. Para filsuf Yunani, Plato
adalah salah satu orang yang menyadari akan pentingnya nilai praktis dari
bermain. Perngertian dari bermain itu sendiri adalah sebuah kegiatan yang
dilakukan dengan mempergunakan atau juga tanpa mempergunakan alat
yang dihasilkan seperti pengertian, memberi informasi, memberikan
kesenangan, serta dapat mengembangkan imajinasi dari anak.
Menurut Singer (Kurnia, 2012) bermain dapat di manfaatkan anak –
anak dalam menjelajahi dunianya, pengembangan kemampuan diri anak,
serta mengembangkan kreativitas anak itu sendiri. Sedangkan menurut
Conny R. Semiawan (Zaini, 2015) bermain itu merupakan sebuah kegiatan
yang ditunjuk sendiri oleh anak karena menyenangkan, bukan karena pujian
maupun hadiah. Lewat bermain, semua aspek – aspek perkembangan anak
dapat di tingkatkan.
b. Balok Angka
Balok angka adalah salah satu media pembelajaran yang dibuat
langsung oleh Montessori di tahun 1909 yang ditujukan untuk
pembelajaran sensoris anak dalam memperlajari dasar-dasar aritmatika
( Agnes, 2020). Bahkan Montessori juga sudah menguji keberhasilan dari
media balok angka dalam membantu anak usia dini dalam mengenal
lambang bilangan. Sedangkan menurut Hasendra (agnes, 2020) balok itu
sendiri adalah bangun ruang tiga dimensi yang dimiliki 6 sisi, 12 rusuk,
dan 8 titik sudut serta dibentuk oleh tiga pasang persegi atau persegi
panjang. Sedangkan balok angka adalah bangun ruang yang di setiap
sisinya terdapat angka-angka yang mana biasa digunakan dlam media
pembelajaran anak ditingkat PAUD. Media yang digunakan dalam
pengenalan lambang bilangan pada anak usia dini adalah media balok.
Seperti yang dikemukakan oleh Elyawati, dkk dalam (Priendarningtyas,
2022) George Cuisenaire menciptakan media balok sebagai medai untuk
mengembangkan kemampuan anak dalam berhitung, mengenal bilangan,
serta upaya menambah keterampilan anak dalam bernalar.
Menurut Rachmat dalam (Priendarningtyas, 2022) mengemukakan
media balok adalah alat pembelajaran yang digunakan untuk
melaksanakan kurikulum atau pembelajaran yang digunakan untuk
melaksanakan kurikulum atau pembelajaran kreatif. Balok ialah sebuah
alat yang berukuran kecil, dengan berbagai macam bentuk dan warna
yang beragam serta dapat dimanfaatkan dalam alat pembelajaran yaitu
mengenal warna, mengenal bentuk, mengenal simbol, serta mengenal
pola dan ukuran.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. SUBJEK PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan di PAUD Melati


Manggar pada kelompok B dengan jumlah siswa 6 anak terdiri dari 5 anak
laki-laki dan 1 anak perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus
kegiatan. Dengan tema yang digunakan untuk perbaikan pembelajaran
adalah “Kebudayaanku”.

2. Waktu pelaksanaan

Peneliti menggunakan waktu penelitian selama 2 siklus dan


dilaksanakan sesuai dengan jadwal kegiatan disekolah pada pagi hari jam
07.00 – 10.00 wib. Siklus I berlangsung selama 5 hari yang dilaksanakan
mulai tanggal 8 Mei 2023 sampai dengan tanggal 12 Mei 2023. Sedangkan
siklus II berlangsung selama 5 hari yang dilaksanakan mulai tanggal 14
Mei 2023 sampai dengan tanggal 19 Mei 2023.

Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Siklus
Tema : Tanaman
Pertemuan
Hari/Tgl Siklus Tempat
Ke
1 Senin, 8 Mei 2023 I PAUD Melati Manggar

2 Selasa, 9 Mei 2023 I PAUD Melati Manggar

3 Rabu, 10 Mei 2023 I PAUD Melati Manggar

4 Kamis, 11 Mei 2023 I PAUD Melati Manggar


1 Senin, 14 Mei 2023 II PAUD Melati Manggar

2 Selasa, 15 Mei 2023 II PAUD Melati Manggar

3 Rabu, 16 Mei 2023 II PAUD Melati Manggar

4 Jumat, 19 Mei 2023 II PAUD Melati Manggar

Selain jadwal kegiatan tersebut, ada pula jadwal penilaian praktik


perbaikan dan simulasi perbaikan pembelajaran. Berikut uraiannya :
Tabel 3.2
Jadwal Penilaian Praktik Kegiatan Perbaikan Pembelajaran

RKH Hari/Tanggal Siklus Tempat

5 Jum’at, 8 Mei 2023 I PAUD Melati Manggar

5 Jum’at, 19 Mei 2023 II PAUD Melati Manggar

3. Tema

Dalam perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan 2 siklus. Tema


pembelajaran yang dipakai pada siklus I dan II adalah “Kebudayaanku”,
dengan sub tema sebagai berikut :

No. Hari/ Tanggal Siklus Tema Sub Tema

1. Senin, 08 Mei 2023 I Kebudayaanku Pakaian Adat


2. Selasa, 09 Mei 2023 I Kebudayaanku Pakaian Adat
3. Rabu, 10 Mei 2023 I Kebudayaanku Lagu daerah
4. Kamis, 11 Mei 2023 I Kebudayaanku Lagu daerah
5. Senin, 15 Mei 2023 II Kebudayaanku Tarian daerah
6. Selasa, 16 Mei 2023 II Kebudayaanku Tarian daerah
7. Rabu, 17 Mei 2023 II Kebudayaanku Makanan daerah
8. Jumat, 19 Mei 2023 II Kebudayaanku Makanan daerah
4. Kelompok Anak
Pelaksanaan perbaikan perbaikan ini dilaksanakan pada kelompok B
di PAUD Melati Manggar dengan jumlah siswa 6 anak terdiri dari 5 anak
laki-laki dan 1 anak perempuan.

5. Karakteristik Anak
Pada umumnya anak – anak PAUD Melati Manggar kelompok B usia
anak 5 – 6 tahun ini aktif, komunikatif, dan memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi. Mereka cenderung aktif dalam mencari sesuatu hal yang baru
menurut mereka sangat menarik untuk diamati dan dilakukan. Tetapi
mereka juga cenderung cepat bosan dengan kegiatan yang memakan waktu
lama yang tidak bervariasi atau kurang menarik minat mereka.

B. DESKRIPSI PER SIKLUS


Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau classroom Action Research (CAR). Penelitian ini dilaksanakan
dalam dua siklus dengan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning),
tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection).
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk perbaikan dan peningkatan untuk
pembelajaran yang berlangsung. Prosedur pelaksanaannya dilakukan
melalaui tahapan-tahapan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi pada tiap siklusnya secara rinci dapat dilihat sebagai
berikut :

Gambar 3.1
Tahapan-tahapan Tindakan
SIKLUS I
a. Perencanaan
Tiap siklus terdapat rangkaian proses yang berulang-ulang. Siklus I
merupakan awal pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran yang akan
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi sebelum diadakan
perbaikan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan perbaikan
dalam siklus 1 diantaranya membuat rencana tindakan yang akan
dilakukan pada siklus I, peneliti akan memberikan rangkaian kegiatan
dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan melalui
Permainan Balok Angka. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
kegiatan perbaikan sebagai berikut :

Tabel 3.4
Rencana Perbaikan siklus I

RKH
PEMBUKAAN INTI PENUTUP
Ke
I Bernyanyi Menggabungkan balok Menunjukkan jari
“1,2,3,4...” sambil angka dengan angka sesuai dengan jumlah
menunjukkan jari yang sama (1 dengan 1, yang disebutkan guru
2 dengan 2, dst)

II Menggambar Menentukan balok Menuliskan angka di


binatang dengan angka sesuai dengan udara
menggunakan angka jumlah huruf nama
yang ada masing-masing anak

III Berbaris membentuk Menyusun angka 1-10 Tanya jawab dengan


angka membentuk menara dari menebak angka pada
balok bilangan balok angka yang
ditunjukkan guru

IV Bertepuk tangan Menentukan balok Menghitung berapa


sesuai dengan angka angka yang hilangdalam jumlah anak laki laki
yang disebutkan urutan balok angka dan perempuan
Selanjutnya dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, peneliti
menentukan indikator, alat dan bahan yang kemudian disusun dalam
rencangan kegiatan harian ( RKH). RKH terdiri dari 4 tahapan kegiatan
yaitu kegiatan pembukaan, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan penutup.
Setelah penyusunan RKH, selanjutnya adalah menyiapkan media
pembelajaran yang akan digunakan (termasuk lembar kerja anak) dan
penataan ruangan kelas yang akan disesuaikan dengan tema pembelajaran
yang akan disampaikan. Menyusun skenario perbaikan dan juga
mempersiapkan lembar pengamatan sebagai acuan peneliti dalam
pembelajaran kemampuan motorik halus anak, supaya setiap kegiatan
pembelajaran dapat berjalan secara sistematis, kemudian melakukan
refleksi untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan kegiatan yang
dilakukan.
Setelah menyusun RKH sebagai perencanaan dalam perbaikan
pembelajaran kemudian menetapkan supervisor 2 sebagai pengamat, yaitu
Ibu Elie Soraya, S.Pd. Tugas supervisor 2 antara lain mengumpulkan data
dari proses perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar
pengamatan (APKG).

b. Pelaksanaan
Tahap selanjutnya adalah prosedur pelaksanaan kegiatan
perbaikan pembelajaran dilakukan dengan melaksanakan
pembelajaran sesuai RKH yang telah dibuat, pelaksanaanya di kelas
tempat peneliti mengajar pada tanggal 08 Mei 2023 sampai tanggal 11
Mei 2023. Selama kegiatan pelaksanaan perbaikan, kegiatan yang
dilakukan adalah:
1. Kegiatan Pembukaan ( 15 menit)
Diawali dengan mengucapkan salam, berdo’a, mengabsen dan
mulai bercakap-cakap tentang Tanaman yang disesuaikan dengan
subtema pada RKH (rencana kegiatan harian).
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru mulai menyampaikan materi pembelajaran melalui
kegiatan mengecap dengan pelepah daun pisang sesuai subtema
yang telah direncanakan di dalam RKH (rencana kegiatan harian).
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
Kegiatan di akhiri dengan tanya jawab antara guru dan anak
tentang kegiatan hari ini dan informasi kegiatan besok dilanjutkan
dengan berdoa dan salam yang telah direncanakan di dalam RKH
(rencana kegiatan harian).

c. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan pada siklus I, selama pelaksanaan,


peneliti mengamati setiap tingkah laku anak saat belajar. Pengamatan
bertujuan untuk melihat sejauh mana keberhasilan suatu proses
pembelajaran yang dilakukan. Selain itu pengamatan juga diperlukan
untuk mendokumentasikan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung, salah satunya dengan mengumpulkan data-data
kegiatan.

Selanjutnya data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriftif.


Hasil evaluasi siklus I disajikan dalam data kuantitatif untuk
mengetahui tingkat keberhasilan anak. Alat penilaian perkembangan
anak dilambangkan dengan Ceklis ( √ ). Untuk menilai menilai
keberhasilan anak peneliti memberikan ( BB ) untuk anak yang belum
berkembang, ( MB ) untuk anak yang mulai berkembang, ( BSH )
untuk anak yang berkembang sesuai harapan, ( BSB ) untuk anak yang
berkembang sangat baik sesuai indikator penilaian yang tercantum
didalam RKH (Rencana Kegiatan Harian).
Sedangkan dalam melaksanakan kegiatan perbaikan
pembelajaran, peneliti yang melakukan pelaksanaan perbaikan dan
akan dinilai oleh supervisor 2 dengan menggunakan alat penilaian
kemampuan guru APKG PKP 1 dan APKG PKP 2.
d. Refleksi
Refleksi merupakan langkah akhir yang dilakukan pada
pelaksanaan kegiatan siklus. Refleksi dilakukan setelah selesai
melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran. Pada tahap ini
peneliti dan supervisor 2 berdiskusi untuk mengkaji proses
pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Refleksi dilakukan dengan
cara mengamati secara utuh proses pelaksanaan perbaikan
pembelajaran. Aspek yang diamati adalah reaksi anak terhadap proses
pengembangan yang dilakukan, kelemahan - kelemahan pelaksanaan
kegiatan, kelebihan dalam merancang dan melaksanakan kegiatan
pengembangan, hal-hal unik yang terjadi selama proses pembelajaran,
serta upaya mengatasi kelemahan dan mempertahankan kelebihan
yang dilakukan. Tujuan refleksi dilakukan untuk memperbaiki proses
pembelajaran selanjutnya untuk peneliti itu sendiri.
Saran dan masukan pada tahap refleksi akan memantapkan
perencanaan dan tindakan yang akan dilakukan siklus selanjutnya atau
diberhentikan bila tujuan pembelajaran sudah tercapai.

2. SIKLUS II

a. Perencanaan

Pada siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I, Siklus II diteruskan


ketika dalam implementasi kegiatan siklus I hasil yang diharapkan masih
belum sepenuhnya sesuai harapan, oleh karena itu siklus II diperlukan untuk
pemantapan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan perbaikan
pembelajaran pada siklus 2 sebagai berikut :
Tabel 3.5
Rencana Perbaikan Siklus II

RKH PEMBUKAAN INTI PENUTUP


Ke
I Bernyanyi “2 mata menempel kertas Menunjukkan jari
saya..” warna angka sesuai sesuai dengan
dengan warna balok jumlah yang
disebutkan guru
II Memukul meja Mengambil balok Melakukan gerakan
sesuai dengan angka sesuai dengan sesuai dengan
angka yang jumlah benda angka yang
disebutkan guru diberikan
III Melompat di Menghitung jumlah Menebak jumlah
tempat sesuai balok benda sesuai dengan lompatan yang
angka yang balok angka dipraktekkan oleh
ditunjukkan guru guru dengan
mengambil balok
angka
IV Berdiri didekat Mengurutkan balok Menebak angka
balok angka sesuai angka dari bilangan melalui tepukan
dengan angka yang yang terbesar sampai tangan
disebutkan oleh dengan bilangan
guru yang terkecil
Selanjutnya dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, peneliti
menentukan indikator, alat dan bahan yang kemudian disusun dalam
rencangan kegiatan harian ( RKH ). RKH terdiri dari 4 tahapan kegiatan
yaitu kegiatan pembukaan, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan penutup.
Setelah penyusunan RKH, selanjutnya adalah menyiapkan media
pembelajaran yang akan digunakan (termasuk lembar kerja anak) dan
penataan ruangan kelas yang akan disesuaikan dengan tema pembelajaran
yang akan disampaikan. Menyusun skenario perbaikan dan juga
mempersiapkan lembar pengamatan sebagai acuan peneliti dalam
pembelajaran kemampuan menyimak, supaya setiap kegiatan
pembelajaran dapat berjalan secara sistematis, kemudian melakukan
refleksi untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan kegiatan yang
dilakukan.
Setelah menyusun RKH sebagai perencanaan dalam perbaikan
pembelajaran kemudian menetapkan supervisor 2 sebagai pengamat, yaitu
Ibu Elie Soraya S.Pd. Tugas supervisor 2 antara lain mengumpulkan data
dari proses perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar
pengamatan (APKG).

b. Pelaksanaan
Tahap selanjutnya adalah prosedur pelaksanaan kegiatan perbaikan
pembelajaran dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran sesuai RKH
yang telah dibuat, pelaksanaanya di kelas tempat peneliti mengajar pada
tanggal 15 Mei 2023 sampai tanggal 19 Mei 2023. Selama kegiatan
pelaksanaan perbaikan, kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Kegiatan Pembukaan ( 15 menit)
Diawali dengan mengucapkan salam, berdo’a, mengabsen dan
mulai bercakap-cakap tentang Baju Adat yang disesuaikan dengan
subtema pada RKH (rencana kegiatan harian).
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru mulai menyampaikan materi pembelajaran melalui kegiatan
mengecap dengan pelepah daun pisang sesuai subtema yang telah
direncanakan di dalam RKH (rencana kegiatan harian).
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
Kegiatan di akhiri dengan tanya jawab antara guru dan anak
tentang kegiatan hari ini dan informasi kegiatan besok dilanjutkan
dengan berdoa dan salam yang telah direncanakan di dalam RKH
(rencana kegiatan harian).

c. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan pada siklus I, selama pelaksanaan,
peneliti mengamati setiap tingkah laku anak saat belajar. Pengamatan
bertujuan untuk melihat sejauh mana keberhasilan suatu proses
pembelajaran yang dilakukan. Selain itu pengamatan juga diperlukan untuk
mendokumentasikan proses pembelajaran yang sedang berlangsung, salah
satunya dengan mengumpulkan data-data kegiatan.
Selanjutnya data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriftif. Hasil
evaluasi siklus I disajikan dalam data kuantitatif untuk mengetahui tingkat
keberhasilan anak. Alat penilaian perkembangan anak dilambangkan
dengan bintang ( √ ). Untuk menilai menilai keberhasilan anak peneliti
memberikan Ceklis ( BB ) untuk anak yang belum berkembang, ( MB )
untuk anak yang mulai berkembang, ( BSH ) untuk anak yang berkembang
sesuai harapan, ( BSB ) untuk anak yang berkembang sangat baik sesuai
indikator penilaian yang tercantum didalam RKH (Rencana Kegiatan
Harian).
Sedangkan dalam melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran,
peneliti yang melakukan pelaksanaan perbaikan dan akan dinilai oleh
supervisor 2 dengan menggunakan alat penilaian kemampuan guru APKG
PKP 1 dan APKG PKP 2.
d. Refleksi
Refleksi merupakan langkah akhir yang dilakukan pada pelaksanaan
kegiatan siklus. Refleksi dilakukan setelah selesai melaksanakan kegiatan
perbaikan pembelajaran. Pada tahap ini peneliti dan supervisor 2
berdiskusi untuk mengkaji proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
Refleksi dilakukan dengan cara mengamati secara utuh proses pelaksanaan
perbaikan pembelajaran. Aspek yang diamati adalah reaksi anak terhadap
proses pengembangan yang dilakukan, kelemahan - kelemahan
pelaksanaan kegiatan, kelebihan dalam merancang dan melaksanakan
kegiatan pengembangan, hal-hal unik yang terjadi selama proses
pembelajaran, serta upaya mengatasi kelemahan dan mempertahankan
kelebihan yang dilakukan. Tujuan refleksi dilakukan untuk memperbaiki
proses pembelajaran selanjutnya untuk peneliti itu sendiri.
Saran dan masukan pada tahap refleksi akan memantapkan
perencanaan dan tindakan yang akan dilakukan siklus selanjutnya atau
diberhentikan bila tujuan pembelajaran sudah tercapai.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Siklus
1. Deskripsi Hasil Siklus I (RKH 1)
a. Perencanaan
Siklus ke : I
Hari / Tanggal : Senin / 08 Mei 2023
Hal yang diperbaiki / ditingkatkan :
1. Kegiatan Pembukaan :
Judul kegiatan bernyanyi bersama “1,2,3,4..”. Penataan
ruang diubah sehingga terdapat area kosong dengan karpet/tikar,
posisi anak diubah menjadi bentuk lingkaran dengan posisi
berdiri. Guru menyanyikan lagu secara utuh, Guru meminta anak
mengikuti baris demi baris, guru mengajak anak bernyanyi
bersama, guru meminta anak menyanyi secara berkelompok.

2. Kegiatan Inti
Judul kegiatan : Menggabungkan balok angka dengan balok
angka yang sama ( 1 dengan 1, 2 dengan 2). Penataan Ruang sama
dengan kegiatan pembukaan, terdapat area kosong dengan karpet
/tikar. anak-anak dan guru duduk di lantai dengan formasi
berhadapan dengan guru. Posisi duduk guru lebih tinggi daripada
anak-anak. guru menyiapkan balok bilangan yang akan
digunakan, guru akan menyebutkan aturan-aturan dalam kegiatan
bermain balok bilangan, guru menyebutkan ciri-ciri dari masing-
masing bilangan, guru mengurutkan angka pada balok bilangan,
guru meminta anak untuk menyebutkan masing-masing balok
bilangan yang di tunjuk oleh guru, guru meminta anak
mengurutkan balok bilangan sesuai dengan urutannya
1. Kegiatan Penutup

Judul kegiatan : Menunjukkan jari sesuai dengan bilangan yang


disebutkan oleh guru. posisi anak kembali membentuk lingkaran,
Guru meminta anak berdiri, guru meminta anak menyebutkan angka
dengan menggunakan jari tangan , guru meminta anak menyebutkan
bilangan yang ditunjukkan guru melalui jari-jari, guru memberikan
reward dan umpan balik. anak- anak merapikan balok bilangan
setelah bermain.

b. Pelaksanaan
Pada tahap pembukaan guru seperti biasa mengkondisikan anak pada
pembelajaran yang kondusif dimulai dengan cara berdoa bersama sebelum
kegiatan. Setelah itu guru mengucapkan salam dan dijawab oleh anak-anak.
Guru juga akan mengabsen kehadiran anak serta dilanjutkan dengan
apersepsi kemudian menjelaskan tema pembelajaran sehingga perhatian
anak terfokus kepada pembelajaran. Selanjutnya anak-anak diajak
menyanyikan lagu “1,2,3,4,,,” sambil berdiri dan bertepuk tangan. Setelah
bernyanyi guru melakukan tanya jawab kepada anak tentang “pakaian adat
belitong”, supaya kegiatan pembelajaran menjadi hidup, anak aktif dan ikut
berpartisispasi dalam kegiatan pembelajaran. Setelah itu kegiatan inti
dimulai dengan guru menyiapkan media, menjelaskan aturan main
mengenai kegiatan yang akan dilakukan, meminta anak duduk dikarpet
menghadap guru, guru menjelaskan permainan penggabungan balok angka
dengan balok angka yang sama, kemudian melakukan tanya jawab, anak
diminta mengurutkan balok angka dan guru memberikan motivasi dan
menilai anak. Selanjutnya selesai kegiatan bercerita, anak mencuci tangan
kemudian berdoa sebelum makan dan makan bersama kemudian anan-anak
bermain bebas dihalaman. Setelah selesai bermain, pada akhir kegiatan
anak dan guru bertanya melalui jari tangan, tanya jawab kegiatan yang
dilakukan hari ini, menginformasikan kegiatan bercerita akan dilanjutkan
esok hari dengan kegiatan yang berbeda.
c. Pengamatan dan penilaian
1. Hasil Pengamatan Anak
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam
pelaksanaan pembelajaran diketahui bahwa kemampuan mengenal
lambing bilangan melalui permainan balok angka pada Siklus I
berjalan dengan baik. Hal ini tampak pada sebagian besar anak
antusias mengikuti pembelajaran dari pada biasanya dan dalam
proses pembelajaran tampak adanya peningkatan kemampuan
mengenal lambang bilangan dari perolehan pengamatan pra siklus.
Dari 6 anak yang hadir, tidak ada anak yang berada pada kriteria
Berkembang Sangat Baik (BSB), 2 anak yang berada pada kriteria
Berkembang Sesuai Harapan (BSH), 1 anak yang berada pada
kriteria Mulai Berkembang (MB), dan 3 anak yang berada pada
kriteria Belum Berkembang (BB).

Tabel 4.1
Penilaian kemampuan menyimak
siklus I RKH 1
Kriteria Penilaian Jumlah Anak Persentase
BB (Belum Berkembang) 3 50 %
MB (Mulai Berkembang) 1 17%
BSH (Berkembang Sesuai Harapan) 2 33%
BSB (Berkembang Sangat Baik) 0 0%
Jumlah 6 100%

Keterangan :
P = angka Persentase (%)
N = Jumlah anak keseluruhan
F = Frekuensi anak yang sedang dicari persentasenya
Tabel 4.2
Indikator Penilaian Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

Anak Mampu mengenal Anak Mampu Anak Mampu


Angka Menuliskan Bilangan 1- mengurutkan Angka 1-
Nama 10 10
NO
Anak
BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB

1. Ebi √ √ √

2. Dipan √ √ √

3. Ivnu √ √ √

4. Gibran √ √ √

5. Rajendra √ √ √

6. Keke √ √ √

Grafik 4.1
Grafik Penilaian Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan
SIKLUS I RKH 1

60% 1.2

50% 1

40% 0.8

30% 0.6

20% 0.4

10% 0.2

0% 0
BSB (Berkembang BSH (Berkembang MB (Mulai BB ( Belum
Sangat Baik) Sesuai Harapan) Berkembang) Berkembang)

Persentase Column1 Column2


2. Hasil Penilaian Alat Kinerja Guru PKP 1 dan PKP 2
Berdasarkan hasil dari APKG PKP 1 tentang Rencana
Perbaikan Kegiatan Harian didapatkan hasil penilaian 4,76 dari
total nilai 5.0 terdapat kelemahan dalam mengatur ketepatan waktu
dalam kegiatan berlangsung, kegiatan pembelajaran belum
berurutan, menentukan hal-hal yang harus diperbaiki dalam
skenario perbaikan, penataan ruangan kelas, cara penilaian dalam
kegiatan pengembangan. Sedangkan, kelebihan yang didapatkan
yaitu cara menentukan indikator, menentukan tujuan, langkah-
langkah perbaikan dan kegiatan pengembangan sesuai dengan
masalah yang diperbaiki.
Berdasarkan APKG PKP 2 tentang pelaksanaan perbaikan
kegiatan pengembangan didapatkan hasil penilaian 4,8 dari total
nilai 5.0 juga terdapat kelemahan pada pelaksanaan kegiatan
pembukaan belum sesuai dengan yang direncanakan, alat bantu
(media) belum sesuai dengan tujuan perbaikan, pengelolaan waktu
kegiatan kurang efisien, guru belum bisa memicu dan memelihara
ketertiban anak, guru belum mampu mengembangkan hubungan
antarpribadi dengan anak, kurang menyadari kelebihan dan
kekurangan anak, belum bisa menciptakan suasana kreatif dan
inovatif. Sedangkan, kelebihan yang didapatkan yaitu menata
ruang dan sumber belajar sesuai perbaikan, melaksanakan kegiatan
perbaikan sesuai dengan tujuan perbaikan, memberi petunjuk dan
penjelasan berkaitan dengan kegiatan pengembangan,
melaksanakan perbaikan dengan berurutan, menggunakan
pendekatan tematik yang beroerientasi pada kebutuhan anak dan
menerapkan prinsip bermain sambil belajar atau belajar sambil
bermain.
d. Refleksi
Refleksi yang dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan siklus I,
membahas hal-hal apa saja yang menjadi masalah atau kendala pada
pelaksanaan. Dari hasil pengamatan diperoleh hal-hal yang menjadi
masalah dan hambatan, yaitu secara keseluruhan reaksi anak terhadap
proses kegiatan permainan balok menunjukkan reaksi yang baik dalam
mengenal permainan balok angka walaupun masih ada anak yang
kurang merespon kegiatan bermain balok angka dan asik dengan
dirinya sendiri, Kelemahannya pada kegiatan bermain balok angka
adalah masih belum berurutan dan terfokus pada satu anak sehingga
kurang melibatkan keaktifan dan interaktif anak yang lain. Kelebihan
pada dalam pengembangan, anak mulai tertarik dengan media yang
digunakan dan rasa ingin tahunya kuat terhadap media yang digunakan.
Kejadian unik saat proses pembelajaran berlangsung, ada anak yang
bernama Ivnu dan Gibran ketika saya memperkenalkan tentang balok
angka dengan warna – warna balok yang berbeda Ivnu dan Gibran
langsung aktif menyusun angka sesuai warna. Hal-hal yang akan
dilakukan setelah pengembangan kegiatan pada siklus I adalah
memperbaiki penggunakan urutan kegiatan dan memanfaatkan waktu
yang lebih efektif dan mencapai hasil yang optimal. Berdasarkan hasil
pengamatan pada pelaksanaan tindakan siklus I masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu dilakukan perbaikan yang diharapkan pada
tindakan siklus II bisa meningkat lebih baik lagi terhadap kemampuan
mengenal lambang bilangan anak.
2. Deskripsi Hasil Siklus II (RKH 5)
a. Perencanaan
Siklus ke : II
Hari / Tanggal : Jum’at / 19 Mei 2023
Hal yang diperbaiki / ditingkatkan :
1. Kegiatan Pembukaan :
Judul kegiatan Berdiri di dekat balok angka sesuai dengan
angka yang disebutkan guru. Penataan ruang diubah menjadi
diubah menjadi anak berdiri menghadap guru , Guru menyiapkan
ruang yang luas, guru meminta anak untuk berdiri di balok angka
yang sudah disebutkan oleh guru, guru meminta anak berpindah
tempat dengan teman sesuai angka yang ditukarkan oleh guru.

2. Kegiatan Inti
Judul kegiatan : Mengurutkan balok angka dari bilangan
yang terbesar sampai dengan bilangan yang terkecil. Penataan
ruang anak duduk dibawah, meja disusun berbaris dan guru
didepan anak posisi duduk guru lebih tinggi dari pada anak-anak,
Guru menyiapkan balok bilangan yang akan digunakan, guru
menyebutkan aturan main dengan menggunakan balok angka, guru
memberikan contoh cara mengurutkan balok angka dari yang
terbesar ke yang terkecil, guru meminta anak satu persatu dalam
melakukan kegiatan mengurutkan balok bilangan.

3. Kegiatan Penutup
Judul kegiatan : Menebak angka melalui tepukan tangan.
Penataan ruang posisi anak duduk di lantai beralaskan karpet, guru
meminta anak untuk tenang, guru meminta anak mendengarkan
dengan cermat dan focus terhadap tepukan guru, guru bertanya
kepada anak tentang berapakah jumlah tepukan yang dilakukan
oleh guru.
b. Pelaksanaan

Pada tahap pembukaan guru seperti biasa mengkondisikan anak


sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dengan cara berdoa bersama
sebelum kegiatan. Setelah itu guru mengucapkan salam dan dijawab
oleh anak-anak, guru mengabsen kehadiran anak. Dilanjutkan dengan
apersepsi kemudian menjelaskan tema pembelajaran sehingga
perhatian anak terfokus kepada pembelajaran. Selanjutnya anak-anak
diajak berdiri didekat balok sesuai dengan angka yang disebutkan
guru, setelah itu supaya kegiatan pembelajaran menjadi hidup, anak
aktif dan ikut berpartisispasi dalam kegiatan pembelajaran. Setelah itu
kegiatan inti dimulai dengan guru menyiapkan media, menjelaskan
aturan main mengenai kegiatan yang akan dilakukan, meminta anak
duduk dikarpet menghadap guru, meminta anak mengurutkan balok
angka dimulai dari yang terbesar hingga yang terkecil dan anak
menyimak apa yang dijelaskan oleh guru, kemudian melakukan tanya
jawab dan guru memberikan motivasi dan menilai anak. Selanjutnya
selesai kegiatan bercerita, anak mencuci tangan kemudian berdoa
sebelum makan dan makan bersama kemudian anan-anak bermain
bebas bersamateman -teman. Setelah selesai bermain, pada akhir
kegiatan anak dan guru melakukan tebak-tebakan melalui tepukan,
tanya jawab kegiatan yang dilakukan hari ini serta menginformasikan
kegiatan bermain balok akan dilanjutkan esok hari dengan kegiatan
yang berbeda, mengajak anak berdoa sebelum pulang dan
mengucapkan salam.

c. Pengamatan dan penilaian

1. Hasil Pengamatan Anak


Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam
pelaksanaan pembelajaran diketahui bahwa kemampuan
mengenal lambing bilangan melalui permainan balok angka pada
Siklus I berjalan dengan baik. Hal ini tampak pada sebagian besar
anak antusias mengikuti pembelajaran dari pada biasanya dan
dalam proses pembelajaran tampak adanya peningkatan
kemampuan mengenal lambing bilangan dari perolehan
pengamatan pra siklus. Dari 6 anak yang hadir, tidak ada anak
yang berada pada kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB), 4 anak
yang berada pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH), 2
anak yang berada pada kriteria Mulai Berkembang (MB), dan 0
anak yang berada pada kriteria Belum Berkembang (BB).
Tabel 4.1
Penilaian kemampuan menyimak
siklus I RKH 1
Kriteria Penilaian Jumlah Anak Persentase
BB (Belum Berkembang) 0 0%
MB (Mulai Berkembang) 1 17 %
BSH (Berkembang Sesuai Harapan) 1 17 %
BSB (Berkembang Sangat Baik) 4 66 %
Jumlah 6 100%
Keterangan :
P = angka Persentase (%)
N = Jumlah anak keseluruhan
F = Frekuensi anak yang sedang dicari persentasenya

Tabel 4.2
Indikator Penilaian Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

Anak Mampu mengenal Anak Mampu Anak Mampu


Angka Menuliskan Bilangan 1- mengurutkan Angka 1-
Nama 10 10
NO
Anak
BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB BSB BSH MB BB

1. Ebi √ √ √

2. Dipan √ √ √

3. Ivnu √ √ √

4. Gibran √ √ √

5. Rajendra √ √ √

6. Keke √ √ √
Grafik 4.1
Grafik Penilaian Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan
SIKLUS II RKH 5

1.2 70%

1 60%

50%
0.8
40%
0.6
30%
0.4
20%

0.2 10%

0 0%
BSH (Berkembang BSB (Berkembang MB (Mulai BB (Belum
Sesuai Harapan) Sangat Baik) Berkembang) Berkembang)

Column1 Series 1 Column2

2. Hasil Penilaian Alat Kinerja Guru PKP 1 dan PKP 2


Berdasarkan hasil dari APKG PKP 1 tentang Rencana
Perbaikan Kegiatan Harian didapatkan hasil penilaian 4,9 dari
total nilai 5.0. terdapat kelemahan pada cara-cara masih belum
melakukan pendekatan kepada anak, mengatur waktu dengan
baik. Sedangkan, kelebihan yang didapatkan yaitu pembelajaran
yang saya lakukan menarik perhatian anak, lebih variasi sehingga
anak berminat megikuti permainan balok angka sambil mengenal
bilangan sederhana. Berdasarkan APKG PKP 2 tentang
pelaksanaan perbaikan kegiatan pengembangan didapatkan hasil
penilaian 4,8 dari total nilai 5.0 juga terdapat kelemahan pada
pengelolaan waktu kegiatan kurang efisien, pelaksanaan kegiatan
pembukaan belum sesuai dengan yang direncanakan, pengelolaan
waktu kegiatan kurang efisien, kurang mengembangkan
kecakapan hidup. Sedangkan, kelebihan yang didapatkan yaitu
menata ruang dan sumber belajar sesuai perbaikan, melaksanakan
kegiatan perbaikan sesuai dengan tujuan perbaikan, memberi
petunjuk dan penjelasan berkaitan dengan kegiatan
pengembangan, melaksanakan perbaikan dengan berurutan,
menggunakan pendekatan tematik yang beroerientasi pada
kebutuhan anak dan menerapkan prinsip bermain sambil belajar
atau belajar sambil bermain.
Berdasarkan APKG PKP 2 tentang pelaksanaan perbaikan
kegiatan pengembangan didapatkan hasil penilaian 4,8 dari total
nilai 5.0 juga terdapat kelemahan pada pengelolaan waktu
kegiatan kurang efisien, pelaksanaan kegiatan pembukaan belum
sesuai dengan yang direncanakan, pengelolaan waktu kegiatan
kurang efisien, kurang menyadari kelebihan dan kekurangan
anak. Sedangkan, kelebihan yang didapatkan yaitu menata ruang
dan sumber belajar sesuai perbaikan, melaksanakan kegiatan
perbaikan sesuai dengan tujuan perbaikan, memberi petunjuk dan
penjelasan berkaitan dengan kegiatan pengembangan,
melaksanakan perbaikan dengan berurutan, menggunakan
pendekatan tematik yang beroerientasi pada kebutuhan anak dan
menerapkan prinsip bermain sambil belajar atau belajar sambil
bermain.

d. Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi seluruh kegiatan mengenal lambang
bilangan sudah sangat menyenangkan. Anak-anak saat mengikuti
kegiatan terlihat antusias dari awal sampai akhir. Namun masih
terdapat satu anak yang sampai dengan akhir kegiatan tidak bisa
melaksanakan kegiatan dengan hasil baik, dikarenakan kesulitan anak
berkonsentrasi dan anak ini termasuk kedalam kategori introvert.
Dengan perbaikan yang telah dilakukan, akhirnya kemampuan
mengenal lambang bilangan anak pada tindakan Siklus II sudah
mencapai peningkatan yang sangat signifikan atau sudah mencapai
tingkat keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan data tersebut pada
pelaksanaan kegiatan Siklus II telah dicapai perkembangan yang
signifikan, yakni pencapaian persentase anak yang menunjukkan
indikator keterampilan menyimak telah mencapai di atas 80%, maka
kegiatan dihentikan.

B. Pembahasan Dari Setiap Siklus


1. Siklus I
Setelah melakukan berbagai kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan media balok angka di siklus I, diperoleh data-data hasil
pengamatan selama kegiatan berlangsung. Peneliti melakukan tindakan
sesuai dengan rencana, namun ada kalanya mendapat sedikit hambatan
dikarenakan konsentrasi dan emosi anak yang berubah-ubah,
pengelolaan kelas yang belum maksimal. Dari 6 anak kelompok B
PAUD Melati Manggar, pada siklus satu ini mengalami sedikit
peningkatan hasil kemampuan mengenal lambang bilangan dalam hal
kegiatan bercerita melalui permainan balok angka, hal ini dilihat dari
pengamatan dan penilaian langsung pada saat kegiatan sehingga
diketahui hasil penilaian dengan kriteria yang meliputi : BB (Belum
Berkembang) 0 anak, MB (Mulai Berkembang) 1 anak, BSH
(Berkembang Sesuai Harapan) 1 anak, BSB (Berkembang sangat baik)
4 anak. Temuan yang didapat pada saat melakukan praktik di PAUD
Melati Manggar adalah pada awal kegiatan praktik pertama, anak masih
belum bisa dikondisikan dan masih asyik dengan dirinya sendiri. Anak
masih kesulitan dalam mengenal lambang bilangan dan masih
memerlukan bimbingan serta motivasi dari gurunya. Kekuatan dalam
kegiatan bermain balok angka adalah anak akan menjadi pintar melalui
permainan edukatif dimana suatu permainan yang sangat
menyenangkan, melalui bermain menggunakan balok angka dapat
mendidik dan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa,
berfikir, serta bergaul dengan lingkungan saat bermain bersama teman .
Setiap kegiatan pengembangan telah disusun terlebih dahulu dalam
rencana kegiatan harian dan membuat skenario perbaikan.
2. Siklus II
Selama proses kegiatan mengenal lambang bilangan di siklus II,
peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran. Tindakan - tindakan
yang dilakukan sesuai dengan rencana. Untuk perbandingan hasil
penilaian perkembangan kemampuan mengenal lambang bilangan anak
melalui permainan balok angka untuk setiap siklusnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.5
Persentase Penilaian Siklus I dan Siklus II
Kriteria Penilaian Siklus I (%) Siklus II (%)
BB (Belum Berkembang) 50 % 0%
MB (Mulai Berkembang) 17 % 17 %
BSH (Berkembang Sesuai Harapan) 33 % 17 %
BSB (Berkembang Sangat Baik) 0% 66 %
Jumlah 100 % 100 %

Grafik 4.3
Grafik Persentase Penilaian Siklus I dan Siklus II

70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

BB (Belum
Berkembang) MB (Mulai
Berkembang) BSH
(Berkembang BSB
Sesuai Harapan) (Berkembang
Sangat Baik)

Siklus I Siklus II Column1


Dari grafik diatas digambarkan bahwa hasil observasi dan penilaian, peneliti
bisa menilai bahwa kegiatan pengenalan lambing bilangan melalui media
permainan balok angka pada kelompok B di PAUD Melati Manggar mengalami
peningkatan yang signifikan dari aspek penilaian perkembangan berkembang
sangat baik. Anak yang berkembang sangat baik persentasenya meningkat sangat
cepat dari awal siklus I dengan persentase 0 % menjadi 66 % diakhir siklus II.
Perkembangan pada aspek berkembang sesuai harapan menurun yang terlihat dari
awal siklus I dengan persentase 33 % pada siklus II meningkat menjadi 17 %. Pada
aspek perkembangan belum berkembang terjadi penurunan dari 50 % menjadi 0 %
di akhir siklus 2, sedangkan pada aspek Mulai Berkembang tetap di persentase 17
%. Karena dari siklu I dan siklus II persentase perkembangan kemampuan
mengenal lambang bilangan anak meningkat pada setiap pertemuan, maka peneliti
menghentikan siklusnya. Peneliti merasa anak sudah berkembang sangat baik
secara keseluruhan, kemampuan anak untuk mengenal lambang bilangan dengan
menggunakan media balok angka sudah semakin baik.
Temuan yang didapat pada saat melakukan praktik di PAUD Melati Manggar
adalah pada akhir kegiatan praktik siklus II, anak sudah bisa diatur dan anak sudah
bisa mengikuti kegiatan bermain balok angka dengan menyenangkan. Anak sudah
bisa mengenal lambang bilangan sendiri akan tetapi masih ada anak yang masih
memerlukan sedikit bimbingan dan motivasi dari gurunya. Kekuatan dalam
kegiatan bermain balok angka adalah mengasah otak anak, daya fikir anak dan
kreatifitas anak.. Setiap kegiatan pengembangan telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana kegiatan harian dan skenario perbaikan.
LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Nama : Nadia Sartika TK : PAUD Melati


NIM : 822714106 Kelompok : B
Program Studi : S1 PGPAUD Pertemuan ke : 1
UPBJJ : Pangkal Pinang

1. Bagaimana reaksi anak terhadap proses pengembangan yang saya lakukan ?


Anak menunjukkan reaksi yang baik pada kegiatan permainan balok angka
meskipun di awal anak tidak merespon dengan baik dan masih tidak mau
mendengarkan.
2. Secara keseluruhan apa saja kelemahan saya dalam kegiatan pengembangan
yang saya lakukan ?
Pada pertemuan awal saya masih kesulitan dalam menggunakan waktu dengan
baik dan untuk kegiatannya saya masih belum berurutan.
3. Secara keseluruhan apa saja kelebihan saya dalam pengembangan yang saya
lakukan ?
Kelebihan yang ada pada diri saya adalah pembelajaran yang saya lakukan
menarik perhatian anak, lebih variasi sehingga anak berminat megikuti
permainan balok angka sambal mengenal bilangan sederhana.
4. Hal – hal unik apa saja yang saya temui dalam kegiatan pengembangan ?
Ketika saya memperkenalkan tentang balok angka dengan warna – warna balok
yang berbeda Ivnu dan Gibran langsung aktif menyusun angka sesuai warna.
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan saya
lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan berikutnya?
Saya akan memperbaiki waktu proses dalam pembelajaran di kelas sehingga
waktu yang digunakan berjalan efektif dengan baik dan berurutan.
LEMBAR REFLEKSI
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN

Nama : Nadia Sartika TK : PAUD Melati


NIM : 822714106 Kelompok : B
Program Studi : S1 PGPAUD Pertemuan ke : 5
UPBJJ : Pangkal Pinang Siklus : II

1. Bagaimana reaksi anak terhadap proses pengembangan yang saya lakukan ?


Reaksi anak selama pembelajaran berlangsung sangat positif.
2. Secara keseluruhan apa saja kelemahan saya dalam kegiatan pengembangan
yang saya lakukan ?
Saya masih belum melakukan pendekatan kepada anak, mengatur waktu
dengan baik.
3. Secara keseluruhan apa saja kelebihan saya dalam pengembangan yang saya
lakukan ?
pembelajaran yang saya lakukan menarik perhatian anak, lebih variasi
sehingga anak berminat megikuti permainan balok angka sambil mengenal
bilangan sederhana.
4. Hal – hal unik apa saja yang saya temui dalam kegiatan pengembangan ?
Selama kegiatan berlangsung Gibran menirukan cara ibu guru menjelaskan
tentang balok dengan gaya ciri khas dia sendiri.
5. Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan saya, maka apa yang akan saya
lakukan untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan berikutnya?
Saya akan melakukan pendekatan kepada anak terlebih dahulu supaya dapat
mengenal karakter dan menimbulkan hubungan yang baik kepada anak, serta
melakukan waktu dengan sistematis.

Anda mungkin juga menyukai