NIM : 858677797
UNIVERSITAS TERBUKA
2021.2
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya Sehingga kami dapat menyelesaikan proposal ini guna untuk
tugas mata kuliah metode penelitian.
Kami Menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan doa, kritik dan saran sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasannya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………….……1
Daftar isi………………………………………………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………...3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….…4
C. Rencana Pemecahan Masalah……………………………………………...…………4
D. Tujuan Penelitian………………………………………………………………………...4
E. Manfaat Penelitian……………………………………………………………………….4
A. Tinjauan Pustaka
1. Landasan Berhitung…………………………………………………………………6
2. Penguasaan Berhitung………………………………………………………….…..7
3. Konsep Berhitung……………………………………………………………………7
B. Karakteristik Anak TK/RA……………………………………………………………….8
C. Bermain dan Alat Permainan……………………………………………………..……9
D. Kerangka Pikir……………………………………………………………………..……11
E. Hipotesis Tindakan………………………………………………………………….….11
A. Pendekatan Penelitian…………………………………………………………………12
B. Latar Penelitian…………………………………………………………………...…….12
C. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………………………...………12
D. Perencanaan Tindakan………………………………………………………………..12
E. Pelaksanaan Tindakan…………………………………………………………….…..13
F. Observasi dan Evaluasi…………………………………………………………….….13
G. Refleksi…………………………………………………………………………...……..14
H. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………………..……..14
I. Teknik Analisis Data…………………………………………………………….……..14
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Taman Kanak-kanak (TK/RA) merupakan lembaga pendidikan formal
sebelum anak memasuki sekolah dasar, Lembaga ini dianggap penting karenan
bagi anak usia ini merupakan golden age ( usia emas ) yang didalamnya terdapat
“masa peka” yang hanya datang sekali.Masa peka merupakan suatu masa yang
menuntut perkembangan anak, perkembangan anak dikembangkan secara
optimal. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara
termasuk melalui permainan berhitung. Permainan berhitung di TK tidak hanya
terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan
emosional.Karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik,
bervariasi dan menyenangkan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan adanya faktor-faktor diatas untuk meningkatkan minat anak dalam
pembelajaran. Penulis melanjutkan diskusi dengan teman sejawat sehingga
dapat diperoleh rumusan masalah yaitu:
a. Apakah alat peraga yang digunakan sudah sesuai dengan tingkat
perkembangan anak?
b. Apakah guru sudah menggunakan alat peraga yang baik sesuai dengan minat
anak?
D. TUJUAN PENELITIAN
1. meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung melalui permainan ikan.
2. Anak dapat berpikir logis dan sistematis.
3. Memotivasi anak untuk mengenal konsep bilangan dengan benar.
E. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan perbaikan
pembelajaran, banyak sekali manfaatnya bagi anak RA, guru dan sekolah.
1. Manfaat Bagi Anak RA,
a. Dapat belajar berhitung pemulaan dari berbagai media atau alat peraga.
b. Meningkatkan inisiatif anak untuk belajar berhitung pemulaan melalui
kegiatan bermain sambil belajar.
c. Meningkatkan kemampuan anak dalam mengkonsepkan benda-benda
4
dengan lambang bilangannya.
2. Manfaat bagi guru.
a. Menambah wawasan tentang rangsangan yang tepat dalam meningkatkan
kemampuan berhitung permulaan.
b. Menambah pengetahuan dalam memilih dan menggunakan alternatif
pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi berhitung.
c. Mampu melakukan perencanaan, melaksanakan dan mengevaluasi
kemampuan siswa.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Dapat menambah wawasan bagaimana memfasilitasi anak yang ada
hubungannya dengan kemampuan kognitif anak usia RA
b. Memberikan kesempatan bagi guru untuk berkembang membuat inovasi
baru
c. Masyarakat akan lebih percaya dan mendukung sekolah karena mutunya
sangat bagus.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan Berhitung
Beberapa teori yang mendasari perlunya permainan berhitung di RA adalah
sebagai berikut:
1. Tingkat perkembangan Mental Anak
Jean Piaget, menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan
dalam diri anak. Artinya belajar sebagai suatu proses menumbuhkan aktifitas
baik fisik maupun psikis.
Selain itu kegiatan belajar pada anak harus disesuaikan dengan tahap-tahap
perkembangan mental anak, karena belajar bagi anak harus keluar dari anak
itu sendiri. Anak usia RA berada pada tahapan pre-operasional konkret dan
berpikir intuitif dimana anak mampu mempertimbangkan tentang besar,
bentuk dan benda-benda didsarkan pada interprestasi dan pengalamannya
(persepsi sendiri).
2. Masa Peka Berhitung Pada Anak
Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Apabila anak
sudah menunjukkan masa peka(kematanagan ) untuk berhitung, maka orang
tua dan guru di RA harus tanggap, untuk segera memberikan layanan dan
bimbingan sehingga kebutuhan anak dapat terpenuhi dan tersalurkan dengan
sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang optimal.
Anak usia RA adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan
berhitung di jalur matematika, karena anak RA sangat peka terhadap
rangsangan yang diterima dari lingkungan.
Benyamin S Bloom yang menyatakan 50% dan potensi intelektual anak sudah
terbentuk usia 4 tahun kemudian mencapai sekitar 80% pada usia 8 tahun.
3. Perkembangan Awal Menentukan Perkembangan Selanjutnya
Hurlock (1993) mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan
anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya. Piaget juga
mengatakan bahwa untuk meningkatkan perkembangan mental adalah
melalui pengalaman-penglaman aktif dengan menggunakan benda-benda
disekitarnya. Pendidikan di RA sangat penting untuk mencapai keberhasilan
belajar pada tingkat pendidikan selanjutnya.
Bloom bahkan menyatakan bahwa mempelajari bagaimana belajar(learning to
learn) yang terbentuk pada masa pendidikan RA akan tumbuh menjadi
kebiasaan ditingkat pendidikan selanjutnya. Hal ini bukanlah sekedar proses
pelatihan agar anak mampu membaca, menulis dan berhitung tetapi
merupakan cara belajar mendasar yang meliputi kegiatan yang dapat
6
memotivasi untuk menentukan kesenangan dalam belajar, mengambangkan
konsep diri (perasaan mampu dan percaya diri) melatih kedisiplinan,
keberminatan, inisiatif dan apresiatif.
2. Penguasaan Berhitung
Sejalan dengan berbagai teori yang telah dikemukakan diatas, permainan
berhitung di RA seyogyanya dilakukan melalui tiga tahapan penguasaan
berhitung dujalur matematika, yaitu:
1) Penguasaan Konsep
Pemahaman dan pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan
benda dan peristiwa konkret.
2) Masa Transisi
Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dan pemahaman konkrit
itu masih ada dan mulai di kenalkan bentuk lambangnya. Hal ini harus
dilakukan guru secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan
anak yang secara individual berbeda.
3) Lambang
Merupakan visualisasi dan beberapa konsep misalnya lambang 7 untuk
menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan
konsep warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang dan persegi
empat untuk menggambarkan konsep bentuk.
3. Konsep Berhitung
Konsep berhitung seperti apa yang harus dikenalkan pada anak? Pada anak usia
pra-sekolah, matematika hanya pengalaman dan bentuk penguasaan. ikutilah
konsep yang harus diperkenalkan pada anak, dengan melalui:
1. Korenpondensi satu-satu
Pertama mulailah dengan mencoba-coba membilang dari tingkatan yang
sangat sederhana.
conto: satu buku, satu pensil,satu bola dan seterusnya.
2. Pola
Pola merupakan kemampuan untuk memunculkan pengaturan sehingga anak
mampu memperkirakan urutan berikutnya. Setelah melihat bentuk dua sampai
tiga pola yang berurutan.
3. Memilih atau Klasifikasi
Anak belajar klasifikasi materi pengelompokan berdasarkan bentuk,
ukuran,warna dan lain-lain.
4. Membilang
Menghafal bilangan merupakan kemmapuan mengulang angka-angka yang
akan membantu pemahaman anak tentang arti sebuah angka.
5. Makna angka dan pengenalannya.
7
Setiap angka memiliki makna dan benda-benda atau simbol-simbol angka dan
gambar.
6. Bentuk
Anak dikenalkan pada bentuk-bentuk yang sama/tidak sama, besar-kecil,
panjang-pendek.
7. Ukuran
Anak perlu pengalaman akan mengukur benda meliputi berat, isi, panjang
dengan cara mengukur langsung sehingga proses menemukan.
8. Waktu dan Ruang
Dua hal ini merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari.
Contoh :
- Waktu : 1 hari, 2 hari
- Ruang : Sempit, luas.
9. Penambahan dan pengurangan
Dua hal ini dapat dikenalkan pada pra-sekolah dengan memanipulasi benda.
1. Pengertian Bermain
Prinsip bermain di TK/RA adalah bermain sambil belajar. Ketika bermain
anak mengekspresikan diri dengan bebas tanpa merasakan paksaan. Mayke
(1993) menyatakan bahwa belajar dengan bermain, memberikan kesempatan
9
kepada anak untuk memanipulasi , mempraktekkan konsep serta pengertian
yang tidak terkira banyaknya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih alat peraga adalah:
a. Alat bermain hendaknya multiguna artinya alat tersebut dapat digunakan
untuk mengembangkan kemampuan yang lain.
b. Alat bermain dapat menimbulkan kreativitas, daya imajinasi dan daya
khayal.
c. Alat bermain disesuaikan dengan tingkat usia perkembangan anak.
D. KERANGKA PIKIR
Dalam kegiatan bermain anak menggunakan seluruh panca indranya,
penglihatan, suara, rasa dan yang akan mempercepat kualitas
hubungananak. Karena anak usia TK/RA belajar dalam situasi holistik dan
terkait dengan kehidupan sehari-hari, maka jenis, bentuk, ukuran serta
kepentingan kegiatan pendidikan bagi anak. Ini berarti dalam memilih alat-
alat bermain harus disesuaikan dengan umur, minat serta taraf
perkembangan fisik dan psikis anak didik.
Pengalaman langsung anak-anak denga bahan-bahan yang berkaitan
dengan matematika mempunyai banyak manfaat. Dengan menggunakan
manipulasi kecerdikan mendorong anak-anak untuk berpikir dan bereaksi
menghitung benda-benda dilingkungan mereka.
Salah satu konsep matematika yang paling penting dipelajari anak usia
dini adalah pengembangan kepekaan pada bilangan. Berarti lebih dari
sekedar menghitung. Kepekaan bilangan ini mencakup pengembangan rasa
kuantitas dan pemahaman kesesuaian satu lawan satu.
Ketika kepekaan terhadap bilangan anak-anak berkembang, mereka
menjadi semakin tertarik pada hitung menghitung, menghitung ini menjadi
landasan bagi pekerjaan dari anak-anak dalam bilangan.
E. HIPOTESIS TINDAKAN
Permainan ikan dapat meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik
di Kelompak A RA Nurul Huda Sawahan Madiun.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
12
E. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas
(PTK)dilakukan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung:
SIKLUS I
Langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
Perbaikan : Bidang Pengembangan Kognitif 3.8
Kegiatan : Membilang bilangan 1-10 dengan konsep benda
1. Pada kegiatan awal berdo’a bersama, salam
Guru bertanya tentang keadaan siswa:
a) Benda apa saja yang ada dilingkungan sekolah?
b) Dapatkah menyebutkan bendanya?
c) Siapa yang menciptakan?
2. Guru menunjukkan alat peraga untuk pembelajaran hari ini
3. Guru menunjukkan bentuk ikan dari kardus berangka
4. Guru mendemonstrasikan cara membilang bilangan 1-10 dengan bentuk ikan
5. Guru meminta anak melaksanakan kegiatan membilang satu persatu tanpa
ada terlewatkan
6. Anak melaksanakan tugas dan yang mengalami kesulitan guru mengadakan
pendekatan dan memberi motivasi.
SIKLUS II
Perbaikan : Bidang pengembangan kognitif
kegiatan : Mengurutkan bilangan 1-10 dengan benda
1. Kegiatan awal berdoa salam dan tanya jawab kepada anak
2. Guru memperkenalkan sejumlah bentuk ikan, dengan bermacam ukuran yang
berbeda
3. Guru memasang papan flanel dan anak-anak memperhatikan
4. Guru mengajak anak membilangan yang ada pada bentuk ikan dan anak-
anak disuruh menempelkan pada papan flanel dengan urut setelah itu diberi
jumlah benda yang sesuai urutan bilangannya.
5. Demikian kegiatan dilaksanakan secara klasikan dan individu
6. Guru menanyakan pada anak, apakah anak-anak sudah jelas dengan
kegiatan ini?
7. Guru memberi pendekatan pada anak yang kurang mampu dan kurang jelas
dalam melaksanakan kegiatan tersebut
8. Guru memberi penguatan pada anak yang berhasil
13
proses kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada lembar observasi. Hal-hal
yang perlu diamati adalah sebagai berikut:
1. Persiapan sarana
2. Penguasaan Materi
3. Pemanfaatan dan penggunaan alat peraga
4. Keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan
5. Keaktifan siswa dalam tanya jawab diskusi
Selama proses pembelajaran berlangsung penelitian melakukan observasi
sehingga diperoleh hasil dari pengamatan tersebut berupa data yang anantinya
akan dianalisis sehingga peneliti dapat melakukan tindakan perbaikan di siklus
berikutnya.
G. Refleksi
Dalam refleksi, peneliti bersama teman sejawat telah mengadakan
pengamatan, mengadakan diskusi mengenai hasil penerapan yang sudah
dilaksanakan. Jika ada kegagalan harus ada penjelasan secara konkret. data,
informasi dan penjelasan ini sangat bermanfaat untuk melaksnakan tindakan
berikutnya apabila hasilnya belum signifikan. Hasil kerja kolaborasi dalam
kegiatan ini sebagai bahan untuk menyusun tindakan berikutnya dalam siklus II.
14
DAFTAR PUSTAKA