Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TUTORIAL 3

“MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN IKAN”

IDIK4007 METODE PENELITIAN

NAMA : ARIANI FIDARAHAYU

NIM : 858677797

PROGRAM STUDI S1 PGPAUD

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH ( UPBJJ) SURABAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2021.2
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya Sehingga kami dapat menyelesaikan proposal ini guna untuk
tugas mata kuliah metode penelitian.

Kami Menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan doa, kritik dan saran sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasannya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………….……1

Daftar isi………………………………………………………………………………………….2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………...3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….…4
C. Rencana Pemecahan Masalah……………………………………………...…………4
D. Tujuan Penelitian………………………………………………………………………...4
E. Manfaat Penelitian……………………………………………………………………….4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Landasan Berhitung…………………………………………………………………6
2. Penguasaan Berhitung………………………………………………………….…..7
3. Konsep Berhitung……………………………………………………………………7
B. Karakteristik Anak TK/RA……………………………………………………………….8
C. Bermain dan Alat Permainan……………………………………………………..……9
D. Kerangka Pikir……………………………………………………………………..……11
E. Hipotesis Tindakan………………………………………………………………….….11

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian…………………………………………………………………12
B. Latar Penelitian…………………………………………………………………...…….12
C. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………………………...………12
D. Perencanaan Tindakan………………………………………………………………..12
E. Pelaksanaan Tindakan…………………………………………………………….…..13
F. Observasi dan Evaluasi…………………………………………………………….….13
G. Refleksi…………………………………………………………………………...……..14
H. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………………..……..14
I. Teknik Analisis Data…………………………………………………………….……..14

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Taman Kanak-kanak (TK/RA) merupakan lembaga pendidikan formal
sebelum anak memasuki sekolah dasar, Lembaga ini dianggap penting karenan
bagi anak usia ini merupakan golden age ( usia emas ) yang didalamnya terdapat
“masa peka” yang hanya datang sekali.Masa peka merupakan suatu masa yang
menuntut perkembangan anak, perkembangan anak dikembangkan secara
optimal. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara
termasuk melalui permainan berhitung. Permainan berhitung di TK tidak hanya
terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan
emosional.Karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik,
bervariasi dan menyenangkan.

Berdasarkan pengamatan di RA Nurul Huda penulis menemukan adanya


masalah yaitu rendahnya minat anak didik belajar berhitung dengan benda-benda
yang ada dilingkungan, anak didik lebih menyukai pembelajaran mewarnai,
motorik halus dan bermain diluar.

Dengan memberikan motivasi kepada anak karena motivasi adalah


merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu dan memelihara
perilaku anak secara terus menerus .Contoh motivasi intrinsik adalah rasa ingin
tahu anak untuk menghitung benda yang ada disekitarnya, sehingga anak mau
mengulangi apa yang sudah dipelajari.

Di Raudhotul Athfal (RA) Nurul Huda pembelajaran berhitung dengan benda-


benda , menggunakan alat yang sederhana. Para pendidik menggunakan media
yang ada didalam lingkungan sekolah misalnya, pensil,kapur,spidol,buku,jepitan
buku. Hal ini membuat anak merasa bosan.

Didalam persiapan menyusun model pembelajaran berhitung ini disesuaikan


dengan karakteristik anak, perkembangan fisik dan psikologis anak RA, keadaan
lingkungan sekitar dan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan sangat
mendukung keberhasilan pembelajaran. Kegiatan berhitung ini untuk
meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap
perkembangannya.

Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk


menumbuhkembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi
pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti
pendidikan dasar.
3
Dari ketidak berhasilan tersebut guru berupaya untuk menuntaskan
pembelajaran dalam berhitung dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas
yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Melalui Permainan
Ikan” sebagai upaya meningkatkan keaktifan siswa, yang berdampak positif
terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

B. RUMUSAN MASALAH
Dengan adanya faktor-faktor diatas untuk meningkatkan minat anak dalam
pembelajaran. Penulis melanjutkan diskusi dengan teman sejawat sehingga
dapat diperoleh rumusan masalah yaitu:
a. Apakah alat peraga yang digunakan sudah sesuai dengan tingkat
perkembangan anak?
b. Apakah guru sudah menggunakan alat peraga yang baik sesuai dengan minat
anak?

C. RENCANA PEMECAHAN MASALAH


Untuk mengoptimalkan kegiatan dalam menumbuhkan keterampilan
berhitung maka penulis mengaplikasikan permainan yang nantinya akan
disenangi anak yaitu permainan ikan. Sebab dengan cara memberi alat
permainan lah anak akan tertarik dengan materi yang akan diberikan guru.
Permainan ikan merupakan sejenis permainan yang melibatkan benda yang
berbentuk menyerupai ikan yang mampu menarik minat anak untuk berimajinasi
sambil bermain matematika seperti penambahan dan pengurangan. anak tidak
akan merasa jenuh atau bosan dengan kegiatan ini sebab permainan ini
menggunakan air yang pada dasarnya setiap anak menyenangi kegiatan yang
berhubungan dengan air.

D. TUJUAN PENELITIAN
1. meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung melalui permainan ikan.
2. Anak dapat berpikir logis dan sistematis.
3. Memotivasi anak untuk mengenal konsep bilangan dengan benar.

E. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan perbaikan
pembelajaran, banyak sekali manfaatnya bagi anak RA, guru dan sekolah.
1. Manfaat Bagi Anak RA,
a. Dapat belajar berhitung pemulaan dari berbagai media atau alat peraga.
b. Meningkatkan inisiatif anak untuk belajar berhitung pemulaan melalui
kegiatan bermain sambil belajar.
c. Meningkatkan kemampuan anak dalam mengkonsepkan benda-benda

4
dengan lambang bilangannya.
2. Manfaat bagi guru.
a. Menambah wawasan tentang rangsangan yang tepat dalam meningkatkan
kemampuan berhitung permulaan.
b. Menambah pengetahuan dalam memilih dan menggunakan alternatif
pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi berhitung.
c. Mampu melakukan perencanaan, melaksanakan dan mengevaluasi
kemampuan siswa.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Dapat menambah wawasan bagaimana memfasilitasi anak yang ada
hubungannya dengan kemampuan kognitif anak usia RA
b. Memberikan kesempatan bagi guru untuk berkembang membuat inovasi
baru
c. Masyarakat akan lebih percaya dan mendukung sekolah karena mutunya
sangat bagus.

5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan Berhitung
Beberapa teori yang mendasari perlunya permainan berhitung di RA adalah
sebagai berikut:
1. Tingkat perkembangan Mental Anak
Jean Piaget, menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan
dalam diri anak. Artinya belajar sebagai suatu proses menumbuhkan aktifitas
baik fisik maupun psikis.
Selain itu kegiatan belajar pada anak harus disesuaikan dengan tahap-tahap
perkembangan mental anak, karena belajar bagi anak harus keluar dari anak
itu sendiri. Anak usia RA berada pada tahapan pre-operasional konkret dan
berpikir intuitif dimana anak mampu mempertimbangkan tentang besar,
bentuk dan benda-benda didsarkan pada interprestasi dan pengalamannya
(persepsi sendiri).
2. Masa Peka Berhitung Pada Anak
Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Apabila anak
sudah menunjukkan masa peka(kematanagan ) untuk berhitung, maka orang
tua dan guru di RA harus tanggap, untuk segera memberikan layanan dan
bimbingan sehingga kebutuhan anak dapat terpenuhi dan tersalurkan dengan
sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang optimal.
Anak usia RA adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan
berhitung di jalur matematika, karena anak RA sangat peka terhadap
rangsangan yang diterima dari lingkungan.
Benyamin S Bloom yang menyatakan 50% dan potensi intelektual anak sudah
terbentuk usia 4 tahun kemudian mencapai sekitar 80% pada usia 8 tahun.
3. Perkembangan Awal Menentukan Perkembangan Selanjutnya
Hurlock (1993) mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan
anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya. Piaget juga
mengatakan bahwa untuk meningkatkan perkembangan mental adalah
melalui pengalaman-penglaman aktif dengan menggunakan benda-benda
disekitarnya. Pendidikan di RA sangat penting untuk mencapai keberhasilan
belajar pada tingkat pendidikan selanjutnya.
Bloom bahkan menyatakan bahwa mempelajari bagaimana belajar(learning to
learn) yang terbentuk pada masa pendidikan RA akan tumbuh menjadi
kebiasaan ditingkat pendidikan selanjutnya. Hal ini bukanlah sekedar proses
pelatihan agar anak mampu membaca, menulis dan berhitung tetapi
merupakan cara belajar mendasar yang meliputi kegiatan yang dapat

6
memotivasi untuk menentukan kesenangan dalam belajar, mengambangkan
konsep diri (perasaan mampu dan percaya diri) melatih kedisiplinan,
keberminatan, inisiatif dan apresiatif.

2. Penguasaan Berhitung
Sejalan dengan berbagai teori yang telah dikemukakan diatas, permainan
berhitung di RA seyogyanya dilakukan melalui tiga tahapan penguasaan
berhitung dujalur matematika, yaitu:
1) Penguasaan Konsep
Pemahaman dan pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan
benda dan peristiwa konkret.
2) Masa Transisi
Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dan pemahaman konkrit
itu masih ada dan mulai di kenalkan bentuk lambangnya. Hal ini harus
dilakukan guru secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan
anak yang secara individual berbeda.
3) Lambang
Merupakan visualisasi dan beberapa konsep misalnya lambang 7 untuk
menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan
konsep warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang dan persegi
empat untuk menggambarkan konsep bentuk.
3. Konsep Berhitung
Konsep berhitung seperti apa yang harus dikenalkan pada anak? Pada anak usia
pra-sekolah, matematika hanya pengalaman dan bentuk penguasaan. ikutilah
konsep yang harus diperkenalkan pada anak, dengan melalui:
1. Korenpondensi satu-satu
Pertama mulailah dengan mencoba-coba membilang dari tingkatan yang
sangat sederhana.
conto: satu buku, satu pensil,satu bola dan seterusnya.
2. Pola
Pola merupakan kemampuan untuk memunculkan pengaturan sehingga anak
mampu memperkirakan urutan berikutnya. Setelah melihat bentuk dua sampai
tiga pola yang berurutan.
3. Memilih atau Klasifikasi
Anak belajar klasifikasi materi pengelompokan berdasarkan bentuk,
ukuran,warna dan lain-lain.
4. Membilang
Menghafal bilangan merupakan kemmapuan mengulang angka-angka yang
akan membantu pemahaman anak tentang arti sebuah angka.
5. Makna angka dan pengenalannya.
7
Setiap angka memiliki makna dan benda-benda atau simbol-simbol angka dan
gambar.
6. Bentuk
Anak dikenalkan pada bentuk-bentuk yang sama/tidak sama, besar-kecil,
panjang-pendek.
7. Ukuran
Anak perlu pengalaman akan mengukur benda meliputi berat, isi, panjang
dengan cara mengukur langsung sehingga proses menemukan.
8. Waktu dan Ruang
Dua hal ini merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari.
Contoh :
- Waktu : 1 hari, 2 hari
- Ruang : Sempit, luas.
9. Penambahan dan pengurangan
Dua hal ini dapat dikenalkan pada pra-sekolah dengan memanipulasi benda.

Kecerdasan matematis-logis adalah kemampuan menggunakan angka


dengan baik dan melakukan penalaran benar. kemampuan ini meliputi
kemampuan menyelesaikan masalah, mengembangkan masalah, dan
menciptakan sesuatu dengan angka dan penalaran (Amstrong, 1999).
Lobus Parietal adalah pusat sensorik dengan rasa seseorang dapat
meraskan tangan, kaki, kepala, serta mengetahui posisi diri dalam ruang, seperti
kanan-kiri, depan-belakang, inilah yang menjadi dasar pengertian yang sangat
diperlukan dalam berhitung, penulisan bilangan dan bentuk geometri ( Markam,
2033).
Pengembangan matematika pemulaan yaitu:
1. mengklasifikasikan benda
Kita dapat meminta anak untuk mengelompokkan benda berdasarkan ciri-ciri
tertentu.
2. Membuat pola
Merangkai sesuatu benda yang disusun berulang-ulang
3. Mengenali konsep angka( mengenali arti angka, menghitung, korespondensi
satu-satu)
4. Kegiatan mengukur
5. Mengenal bentuk geometri.

B. KARAKTERISTIK ANAK TAMAN KANAK-KANAK / ROUDHLOTUL ATHFAL


Menurut ( Hartati, 2005) untuk menunjang perkembangan anak harus
diketahui berbagai ciri khas atau karakteristik anak didik tersebut yaitu:
1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar
8
Anak usia dini sangat tertarik dengan dunia sekitarnya. Dia ingin
mengetahui segala sesuatu yang terjadi disekelilingnya. Pada masa bayi
sering memasukkan benda pada mulutnya. Di usia 3-4 tahun sering
membongkar pasang segala sesuatu untuk memenuhi rasa ingin tahunya.
2) Merupakan pribadi yang unik
Setiap anak meskipun kembar memiliki keunikan masing-masing.
Misalnya dalam hal gaya belajar, minat dan latar belakang keluarga.
Keunikan dapat berasal dari faktor genetis atau berasal dari lingkungan,
sehingga keunikan setiap anak dapat terakomodir dengan baik.
3) Suka Berfantasi dan berimajinasi
Fantasi adalah kemampuan membentuk tanggapan baru dengan
pertolongan tanggapan yang sudah ada dari dalam dirinya. Imajinasi
adalah kemmapuan anak untuk menciptakan suatu onjek atau kejadian
tanpa didukung adanya data yang nyata. Salah satu inajinasi anak dapat
berupa orang, hewan atau benda yang dicipakan dalam khayalan untuk
berperan sebagai seorang teman.
4) Masa paling Potensi Untuk Belajar
Anak usia dini mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat pada berbagai aspek serta menjadi masa yang paling peka dan
potensial bagi anak untuk mempelajari sesuatu. peneliti( galuhe,1993)
menyatakan bahwa usia pra sekolah merupakan waktu yang paling
optimal untuk perkembangan motorik anak.
5) Menunjukkan Sikap Egosentris
Sikap egosentris artinya anak usia dini pada umumnya hanya
memahami sesuatu dari sudut pandangnya sendiri. Anak yang egosentris,
lebih banyak berpikir dan berbicara tentang diri sendiri daripada orang lain
dan tindakannya bertujuan menguntungkan dirinya. (Harlock, 1993).
6) Memiliki rentang daya Konsentrasi yang pendek
Anak Usia dini cepat sekali berpindah dari suatu kegiatan ke
kegiatan yang lain. Di usia ini anak mulai suka bergaul dan bermain
dengan teman-teman sebayanya. bermain merupakan dunia masa kanak-
kanak bermain bagi anak merupakan proses mempersiapkan diri untuk
masuk kedalam dunia orang dewasa.

C. BERMAIN DAN ALAT PERMAINAN

1. Pengertian Bermain
Prinsip bermain di TK/RA adalah bermain sambil belajar. Ketika bermain
anak mengekspresikan diri dengan bebas tanpa merasakan paksaan. Mayke
(1993) menyatakan bahwa belajar dengan bermain, memberikan kesempatan

9
kepada anak untuk memanipulasi , mempraktekkan konsep serta pengertian
yang tidak terkira banyaknya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih alat peraga adalah:
a. Alat bermain hendaknya multiguna artinya alat tersebut dapat digunakan
untuk mengembangkan kemampuan yang lain.
b. Alat bermain dapat menimbulkan kreativitas, daya imajinasi dan daya
khayal.
c. Alat bermain disesuaikan dengan tingkat usia perkembangan anak.

Beberapa ahli peneliti memberi batasan arti bermain dengan memisahkan


aspek-aspek tingkah laku yang berbeda dalam bermain. Dikemukakan
sedikitnya ada lima kriteria dalam bermain (Dworetzky,1990 : 395-396) yaitu:
a. Motivasi intrinsik. Tingkah laku bermain di motivasi dari dalam diri anak.
pengaruh positif tingkah laku itu menyenangkan untuk dilakukan.
b. Bukan dikerjakan sambil lalu. karena itu tidak mengikuti pola atau urutan
yang sebenarnya, melainkan lebih bersifat pura-pura.
c. Cara/ tujuan. Cara bermain lebih diutamakan dari pada tujuannya. Anak
lebih tertarik pada tingkah lakuitu sendiri dari pada keluaran yang
dihasilkan.
d. Kelenturan. Bermain itu perlu yang lentur. Kelenturan ditunjukkan baik
dalam bentuk maupun dalam hubungan serta berlaku dalam setiap situasi.
2. Fungsi Bermain
Fungsi bermain dan interaksi dalam permainan mempunyai peran penting
bagi perkembangan kognitif dan sosial.
Langkah-langkah sikap yang baik ketika anak bermain adalah:
a. Jangan diganggu
b. Memberi kesempatan yang cukup
c. Memberi ruang yang cukup
d. Memberi kesempatan bermain dengan kreatif
e. Materi mudah dibentuk dengan berubah-ubah
f. Tambahkan dimensi kerja
3. Alat Permainan
a. Pengertian alat permainan
Pengertian alat permainan adalah semua alat permainan yang
digunakan anak untuk memenuhi naluri bermainnya. Peralatan tersebut
tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan anak. Macam alat permianan
sebagai pelengkap untuk bermain sangat beragam. Ada yang bersifat
bongkar pasang, mengelompokkan, memadukan, mencari padanannya,
merangkai,membentuk ,mengetok, menyempurnakan suatu desain,
menyusun suatu bebntuk utuhnya dan lain-lain. Sewaktu bermain dengan
10
alat permaianan anak akan mendapatkan masukan pengetahuan untuk ia
ingat.
b. Fungsi Alat permainan
Fungsi alat permainan adalah untuk mengenal lingkungan dan juga
mengajar anak mengenal kekuatan maupun kelemahan dirinya. Dengan
alat permainan anak akan melakukan kegiatan yang jelas dan
menyenangkan ini juga akan meningkatkan sel otaknya dan menyuburkan
proses pembelajaran.
c. Macam-macam Permainan.
Permainan dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Permainan Gerak
2) Permainan Fantasi
3) Permainan Menerima
4) Permainan bentuk.

D. KERANGKA PIKIR
Dalam kegiatan bermain anak menggunakan seluruh panca indranya,
penglihatan, suara, rasa dan yang akan mempercepat kualitas
hubungananak. Karena anak usia TK/RA belajar dalam situasi holistik dan
terkait dengan kehidupan sehari-hari, maka jenis, bentuk, ukuran serta
kepentingan kegiatan pendidikan bagi anak. Ini berarti dalam memilih alat-
alat bermain harus disesuaikan dengan umur, minat serta taraf
perkembangan fisik dan psikis anak didik.
Pengalaman langsung anak-anak denga bahan-bahan yang berkaitan
dengan matematika mempunyai banyak manfaat. Dengan menggunakan
manipulasi kecerdikan mendorong anak-anak untuk berpikir dan bereaksi
menghitung benda-benda dilingkungan mereka.
Salah satu konsep matematika yang paling penting dipelajari anak usia
dini adalah pengembangan kepekaan pada bilangan. Berarti lebih dari
sekedar menghitung. Kepekaan bilangan ini mencakup pengembangan rasa
kuantitas dan pemahaman kesesuaian satu lawan satu.
Ketika kepekaan terhadap bilangan anak-anak berkembang, mereka
menjadi semakin tertarik pada hitung menghitung, menghitung ini menjadi
landasan bagi pekerjaan dari anak-anak dalam bilangan.

E. HIPOTESIS TINDAKAN
Permainan ikan dapat meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik
di Kelompak A RA Nurul Huda Sawahan Madiun.

11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan kelas.


Penelitian Tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Tidak berbeda
dengan pengertian tersebut, Mills (2000). Mendefinisikan penelitian tindakan
sebagai” sistematik inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau
konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang
dilakukannya.
B. Latar Penelitian
Latar penelitian ini adalah Kelompok A RA Nurul Huda sawahan Dengan jumlah
siswa 20, yang terdiri dari 12 anak perempuan dan 8 anak laki-laki.
C. Waktu dan tempat penelitian
Adapun penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023
Tempat penelitian RA Nurul Huda Sawahan
D. Perencanaan Tindakan
Sebelum melakukan perbaikan disetiap siklusnya, peneliti menyiapkan dan
merencanakan kegiatan yang dituangkan ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH) dengan tahapan sebagai berikut:
SIKLUS I
Skenario Pembelajaran
1. Menggunakan alat peraga bentuk ikan dari kardus
2. Guru mendemonstrasikan cara-cara berhitung dengan bentuk ikan dari kardus
3. Anak disuruh menghitung bentuk ikan dari kardus
4. Guru memberi bimbingan pada anak yang belum mampu berhitung dengan
bentuk ikan tersebut.
5. Guru mengadakan tanya jawab tentang kegiatan tersebut.
SIKLUS II
Skenario Pembelajaran
1. Dengan prinsip bermain sambil belajar anak diajak mengurutkan bilangan 1-
10 dengan bentuk ikan dari kayu yang berangka
2. Anak mendengarkan petunjuk dan penjelasan guru dengan tertib
3. Dengan metode pemberian tugas anak melaksanakan tugas secara mandiri.
4. Guru mengadakan tanya jawab tentang kegiatan tersebut
5. Guru memberi penguatan pada anak yang sudah berhasil dan membantu
anak yang belum mampu.

12
E. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas
(PTK)dilakukan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung:
SIKLUS I
Langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
Perbaikan : Bidang Pengembangan Kognitif 3.8
Kegiatan : Membilang bilangan 1-10 dengan konsep benda
1. Pada kegiatan awal berdo’a bersama, salam
Guru bertanya tentang keadaan siswa:
a) Benda apa saja yang ada dilingkungan sekolah?
b) Dapatkah menyebutkan bendanya?
c) Siapa yang menciptakan?
2. Guru menunjukkan alat peraga untuk pembelajaran hari ini
3. Guru menunjukkan bentuk ikan dari kardus berangka
4. Guru mendemonstrasikan cara membilang bilangan 1-10 dengan bentuk ikan
5. Guru meminta anak melaksanakan kegiatan membilang satu persatu tanpa
ada terlewatkan
6. Anak melaksanakan tugas dan yang mengalami kesulitan guru mengadakan
pendekatan dan memberi motivasi.
SIKLUS II
Perbaikan : Bidang pengembangan kognitif
kegiatan : Mengurutkan bilangan 1-10 dengan benda
1. Kegiatan awal berdoa salam dan tanya jawab kepada anak
2. Guru memperkenalkan sejumlah bentuk ikan, dengan bermacam ukuran yang
berbeda
3. Guru memasang papan flanel dan anak-anak memperhatikan
4. Guru mengajak anak membilangan yang ada pada bentuk ikan dan anak-
anak disuruh menempelkan pada papan flanel dengan urut setelah itu diberi
jumlah benda yang sesuai urutan bilangannya.
5. Demikian kegiatan dilaksanakan secara klasikan dan individu
6. Guru menanyakan pada anak, apakah anak-anak sudah jelas dengan
kegiatan ini?
7. Guru memberi pendekatan pada anak yang kurang mampu dan kurang jelas
dalam melaksanakan kegiatan tersebut
8. Guru memberi penguatan pada anak yang berhasil

F. Observasi dan Evaluasi


Pada tahap ini pengamat dengan bantuan teman sejawat mengamati semua

13
proses kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada lembar observasi. Hal-hal
yang perlu diamati adalah sebagai berikut:
1. Persiapan sarana
2. Penguasaan Materi
3. Pemanfaatan dan penggunaan alat peraga
4. Keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan
5. Keaktifan siswa dalam tanya jawab diskusi
Selama proses pembelajaran berlangsung penelitian melakukan observasi
sehingga diperoleh hasil dari pengamatan tersebut berupa data yang anantinya
akan dianalisis sehingga peneliti dapat melakukan tindakan perbaikan di siklus
berikutnya.
G. Refleksi
Dalam refleksi, peneliti bersama teman sejawat telah mengadakan
pengamatan, mengadakan diskusi mengenai hasil penerapan yang sudah
dilaksanakan. Jika ada kegagalan harus ada penjelasan secara konkret. data,
informasi dan penjelasan ini sangat bermanfaat untuk melaksnakan tindakan
berikutnya apabila hasilnya belum signifikan. Hasil kerja kolaborasi dalam
kegiatan ini sebagai bahan untuk menyusun tindakan berikutnya dalam siklus II.

H. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini ada 2 teknik pengumpulan data yaitu observasi dan
penugasan atau pemberian tugas:
1. Observasi
Cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara
pengamatan langsung terhadap sikap perilaku guru dan anak.
2. Penugasan atau Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan dapat diberikan secara perseorangan atau secara
kelompok tujuannya ialah untuk mengetahui sejauh mana hasil kerja anak
selama dalam mengikuti proses belajar mengajar atau menerima materi.

I. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh dari nontes berupa hasil wawancara yang berupa
hasil berbicara perserta didik. Data kualitatif berupa informasi yang berisi kalimat
yang memberikan gambaran tentang tingkat pemahaman peserta didik mengenai
ketrampilan berbicara.

14
DAFTAR PUSTAKA

Udin S Winataputra,dkk. 2007 Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas


Terbuka

Tadkiroatul Musfiroh.2008.Pengembangan Kecerdasan majemuk.Jakarta:Universitas


Terbuka

Sugiono.2005.Jakarta:Metode penelitian Pendidikan.

Siti Aisyah,dkk.2008. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia


Dini. Jakarta: Universitas Terbuka

IGAK Wardhani, Kuswaya Wihardit,2008.Penelitian Tindakan kelas. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai