PENDAHULUAN
1.1.1 Dari 20 anak baru 7 anak atau 47 % paham lambang bilangan sedangkan 1 3
anak atau 73 % belum paham lambang bilangan.
1
1.1.2 Untuk memahami proses berhitung tambah kurang secara sederhana hanya 7
anak atau 47 % yang paham dan mampu sementara 13 anak atau 73 % belum
mampu dan tidak paham untuk melakukan proses berhitung sederhana.
1.1.1 Metode yang digunakan dalam kegiatan, kurang menarik dan menyenangkan.
1.1.2 Alat peraga dalam pembelajaran masih terbatas.
2
1.4 Tujuan Penelitian
c. Bagi Sekolah.
Kemampuan guru dalam melakukan PTK dengan berbagai strategi
perbaikan pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan
secara optimal dan hasilnya bisa disebarluaskan ke sekolah lain
3
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
TINDAKAN
Didalam kamus bahasa Indonesia kemampuan berasal dari kata “mampu” yang
berarti (kuasa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta
berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu yang
harus ia lakukan.
Menurut Chaplin Ability (Kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat,
kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan.
Sedangkan menurut Robbins kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak
lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek. Adapula pendapat lain menurut
Ahmat Sudrajat menghubungkan kemampuan dengan kata kecakapan. Setiap
individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan.
Kecapakan ini mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut. Proses
pembelajaran mengharuskan siswa mengoptimalkan segala kecakapan yang dimiliki.
Kemampuan adalah yang dapat dikuasai oleh anak setelah terjadinya
proses belajar. Kemampuan anak TK tentu tidak sama dengan kemampuan anak pada
jenjang yang lebih tinggi, mengingat usia, kematangan cara berfikir anak belum
maksimal (PGTK 2402).
4
c. Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi.
d. Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan
kemungkinan urutan suatu peristiwa yang terjadi disekitarnya.
e. Memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara
spontan.
5
keberhasilan suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh anak. Pemilihan metode yang
akan digunakan harus relevan dengan berbagai variasi materi, media dan bentuk
kegiatan yang akan dilakukan (Depdiknas.2007, 13).
E. Sederhana.
F. Jarimatika memberikan Visualisasi proses berhitung, hal ini akan membuat
anak mudah melakukannya.
G. Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak,mungkin mereka
menganggapnya lucu. Dengan begitu mereka akan melakukannya dengan
Gembira.
H. Jairmatikan relatif tidak memberatkan memori otak saat digunakan.
I. Alatnya tidak perlu dibeli, tidak akan pernah ketinggalan, ataupun terlupa
dimana menyimpannya.
Karena diberikan secara menyenangkan maka sistim limbik diotak anak akan
senantiasa terbuka sehingga memudahkan anak dalam menerima materi baru.
Membiasakan mengembangkan otak kanan dan kirinya, baik secara motorik maupun
secara fungsional, sehingga anak menganggap mudah, dan ini merupakan langkah
awal membangun rasa percaya dirinya untuk lebih jauh menguasai ilmu
6
matematika secara luas.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
3 Lembar kerja dan buku penilaian tentang kemampuan anak dalam berhitung
permulaan.
8
3.4 Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
b. Wawancara.
c. Dokumentasi.
9
d. Tes
Pemberian tes dilakukan untuk mengukur sejauh mana hasil belajar anak dan untuk
mengetahui tingkat perkembangan kemampuan anak dalam berhitung
permulaan melalui metode jarimatika sesuai dengan siklus yang ada.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
deskriptif Komporatif dan analisis kritis, teknik deskriptif komparatif digunakan
untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antara siklus. Peneliti
membandingkan hasil sebelum penelitian dengan membandingkan hasil pada akhir
setiap siklus (Suwandi, 2008:70)
Teknik komparatif dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan hasil
penelitian siklus pertama dan kedua. Hasil komparasi tersebut digunakan untuk
mengetahui indikator keberhasilan dan kegagalan dalam setiap siklus. Indokator yang
berlum tercapai diperbaiki pada siklus berikutnya sehingga dapat meningkatkan
kemampuan siswa.
Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, yakni mencakup kegiatan
untuk Mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses
pembelajaran berdasarkan kriteria normatif. Hasil analisis tersebut dijadikan
dasar dalam penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya. Setelah
kondisi awal kemampuan berhitung permulaan melalui metode jarimatika siswa
diketahui, peneliti bersama kolaboran merencanakan siklus tindakan untuk mengatasi
masalah yang dihadapi. Setiap siklus berakhir, diketahui adanya peningkatan
kemampuan berhitung permulaan melalui metode jarimatika.
10
mengukur prestasi dan keberhasilan belajar anak adalah sejauh mana anak paham dan
bisa berhitung permulaan dengan mudah.
Kriteria untuk mengukur tingkat pencapaian keberhasilan pembelajaran dalam
berhitung permulaan melalui metode jarimatika adalah sebagai berikut :
11
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN
No Komponen Keterangan
2. Tindakan
12
Tindakan perbaikan pembelajaran berhitung permulaan dengan metode
jarimatika dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pada akhir pertemuan peneliti
memberikan review kepada siswa untuk mengetahui seberapa pemahaman
dan kemampuan siswa dalam menggunakan jari-jari tangannya sesuai dengan
proses berhitung jarimatika yang telah diajarkan. Pelaksanaan tindakan dapat
diuruaikan sebagai berikut :
a. Pertemuan pertama (RKH – 1)
13
Tahap penutup : Bercerita tentang kegiatan sehari postest tambah
kurang dari 5 - 9 kemudian berdo`a, salam, pulang.
B. Siklus II
1. Perencanaan
Setelah melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran siklus I yang
hasilnya kurang memuaskan maka peneliti melanjutkan melakukan
tindakan perbaikan pembelajaran siklus II. Peneliti mempersiapkan RKH
yang akan dijadikan pedoman didalam langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran, lembar observasi untuk mencatat kekurangan siswa dan
guru selama proses pembalajaran, lembar evaluasi yang digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa dan lembar analisis untuk mencatat
nilai yang diperoleh siswa pada saat melaksanakan tes berhitung tambah
kurang dengan jarimatika.
14
Untuk memperjelas, peneliti sajikan perencanaan dalam bentuk tabel seperti berikut
ini :
No Komponen Keterangan
2. Tindakan
Masih dibantu teman sejawat sebagai observer, peneliti melaksanakan
tindakan perbaikan siklus II. Selama peneliti melakukan tindakan
perbaikan, peneliti berpedoman pada RKH dan melihat kekurangan-
kekurangan yang ada pada siklus I.
15
Tahap penutup : Bercerita tentang kegiatan sehari dan postest teman
kecil jarimatika kemudian berdo`a, salam, pulang.
16
4.2 Hasil Penelitian
A. Siklus I
Pada studi awal, banyaknya siswa yang mampu berhitung hanya 5
siswa atau 35 % dari 20 siswa yang ada. Hal ini disebabkan karena
kurangnya motivasi belajar dan metode pembelajaran yang mudah bagi
siswa. Melihat kemampuan berhitung siswa yang demikian kiranya
diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran yang lebih mudah dan
menyenangkan bagi siswa sehingga siswa termotivasi untuk mengikutinya
dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berhitung permulaan.
Pada tindakan perbaikan pembelajaran berhitung permulaan
dengan metode jarimatika siklus I diadakan review dan tes untuk 20
siswa dan hasilnya ada 7 siswa (35%) mampu dan dapat berhitung dengan
mudah. Peningkatan ini karena dalam tindakan perbaikan pembelajaran
peneliti menggunkaan metode jarimatika penambahan dan pengurangan
dengan jari-jari tangan untuk alat bantunya dan akan menarik minat anak
karena dilakukan dengan gembira, sehingga anak akan merasa senang dan
mudah dalam berhitung.
Di bawah ini peneliti akan sajikan hasil observasi dalam tabel rekapitulasi siswa
yang paham dan siswa yang tidak paham pada prasiklus dan siklus I.
Siklus I menemukan beberapa kekurangan baik yang dilakukan siswa maupun guru.
17
Teman-teman dari observer antara lain :
B. Siklus II
18
permulaan dengan metode jarimatika studi awal sampai siklus II
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan hasil yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut : Upaya meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung
permulaan melalui metode jarimatika pada kelompok B TK Negeri Airbuaya,
telah memberikan hasil yang memuaskan. Hal tersebut terbukti dari rekapitulasi
penilaian kemampuan anak dalam berhitung menggunakan metode jarimatika.
Pada studi awal hanya 2 anak atau 20% dari 20 siswa, pada siklus I siswa yang
mampu dan paham mencapai 25% atau 5 anak, jadi prestasi siswa dari studi
awal ke siklus I bertambah 3 anak atau 20%. Peningkatan kemampuan siswa
dalam berhitung menggunakan metode jarimatika yang cukup baik terlihat pada
siklus II yaitu mencapai 75% atau 6 anak dari 20 siswa.
20
dapat diteruskan sebagai suatu metode pembelajaran yang berkelanjutan.
Agar terlaksananya pembelajaran dengan metode jarimatika dapat
terwujud sangatlah diharapkan uluran tangan yang arif dan bijaksana dari ketua
lembaga/yayasan untuk memberikan rekomendasi kepada kepala sekolah
agar metode pembelajaran jarimatika ini dimasukan dalam KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
B. Saran
Bagi siswa diharapkan agar metode jarimatika selalu dipakai dalam
pembelajaran berhitung permulaanDiharapkan kepada kepala sekolah dapat
menerapkan metode jarimatika menjadi salah satu kurikulum Tingkat satuan
pendidikan dalam pengembangan pembelajaran berhitung.Mengingat
pelaksanaan penelitian ini hanya berjalan 2 siklus, maka peneliti atau guru lain
diharapkan dapat melanjutkan untuk mendapatkan temuan-temuan yang lebih
kompleks dan memuaskan.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran berhitung untuk
meningkatkan kemampuan anakkelompok B TK Negeri Airbuaya ini, dalam
penelitiannya masih kurang optimal dan sempurna sebagai penelitian yang
ideal. Kegiatan berhitung permulaan untuk motivasi dan meningkatkan
kemampuan siswa akan berhasil jika dilakukan dengan senang, gembira dan
mudah tanpa membebani anak serta menggunakan metode yang sesuai dengan
dunia anak. Kepada Depdiknas dimohon untuk merespon dan menindak
lanjuti hasil observasi pembelajaran berhitung permulaan dengan metode
jarimatika di TK Negeri Airbuaya dikaji lebih jauh kemungkinan untuk
diterapkan pada pendidikan pra sekolah.
21