DOSEN PENGAMPU : Dra. Damaiwaty Ray, M.Pd / May Sari Lubis, M.Pd
DISUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat
dan karunianya dengan berbagai macam nikmat sehingga aktivitas hidup yang kita jalani
akan membawa keberkahan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Prinsip Pembelajaran Paud. Bentuk dan
Strategi Pembelajaran. Model Klasikal, Kelompok, Sudut, Sentra, Area.”
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada Ibu
Dra. Damaiwaty Ray, M.Pd / May Sari Lubis, M.Pd sebagai dosen pengampu dan kepada
semua teman- teman kelompok yang ikut serta beluangkan waktunya untuk menyelesaikan
makalah ini.
Kami selaku penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karna itu kami mengharapkan kritik dan saran dari saudara/i yang
bersifat membangun demi mencapai makalah yang lebih sempurna lagi. Demikian yang
dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan baik.
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………….. i
Daftar Isi……………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………... 1
A. Latar Belakang………………………………………………………..... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………… 1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………...……. 2
A. Kesimpulan……………………………………………………….......... 13
B. Saran………………………………………………………………........ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain, dan bernyanyi.
Pembelajaran disusun sehingga menyenangkan, menggembirakan, dan demokratis agar
menarik anak untuk lebih terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Strategi Pembelajaran AUD sebagai program pendidikan berfungsi sebagai
pedoman umum dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. Strategi Pembelajaran AUD
menurut garis-garis besar program kegiatan yang harus dilakukan dalam setiap
penyelenggaraan pendidikan, antara lain Strategi Pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1
BAB II
PEMBAHASAN
Bermain merupakan kegiatan yang paling diminati anak. Saat bermain anak
melatih otot besar dan kecil, melatih keterampilan berbahasa, menambah
pengetahuan, melatih cara mengatasi masalah, mengelola emosi, bersosialisasi,
mengenal matematika, sain, dan banyak hal lainnya.
Bermain bagi anak juga sebagai pelepasan energi, rekreasi, dan emosi. Dalam
keadaan yang nyaman semua syaraf otak dalam keadaan rileks sehingga
memudahkan menyerap berbagai pengetahuan dan membangun pengalaman positif.
Kegiatan pembelajaran melalui bermain mempersiapkan anak menjadi anak yang
senang belajar.
3. Stimulasi Terpadu
Anak memiliki aspek moral, sosial, emosional, fisik, kognitif, bahasa, dan seni.
Kebutuhan anak juga mencakup kesehatan, kenyamanan, pengasuhan, gizi, pendidikan,
dan perlindungan. Pendidikan Anak Usia Dini memandang anak sebagai individu utuh,
karenanya program layanan PAUD dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Untuk
memenuhi stimulasi yang menyeluruh dan terpadu, maka penyelenggaraan PAUD harus
bekerjasama dengan layanan kesehatan, gizi, dan pendidikan orang tua. Dengan kata lain
layanan PAUD Holistik Integratif menjadikeharusan yang dipenuhi dalam layanan PAUD.
2
4. Berorientasi pada Perkembangan Anak
Setiap anak memiliki kecepatan dan irama perkembangan yang berbeda, namun demikian
pada umumnya memiliki tahapan perkembangan yang sama. Pembelajaran PAUD,
pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak, dan
memberi dukungan sesuai dengan perkembangan masing-masing anak. Untuk itulah
pentingnya pendidik memahami tahapan perkembangan anak.
5. Lingkungan Kondusif
Lingkungan adalah guru ketiga bagi anak. Anak belajar kebersihan, kemandirian,
aturan, dan banyak hal dari lingkungan bermain atau ruangan yang tertata dengan
baik, bersih, nyaman, terang, aman, dan ramah untuk anak.
Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan
menyenangkan serta demokratis sehingga anak selalu betah dalam lingkungan
sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan.
Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain
sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah baik dengan pendidik maupun
dengan temannya.
Lingkungan belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya,
yaitu tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun
di lingkungan sekitar.
Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat
dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang
menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi
anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru.
3
Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak
merupakan subjek dalam proses pembelajaran.
Piaget meyakini bahwa anak belajar banyak dari media dan alat yang
digunakannnya saat bermain. Karena itu media belajar bukan hanya yang sudah
jadi berasal dari pabrikan, tetapi juga segala bahan yang ada di sekitar anak,
misalnya daun, tanah, batu-batuan, tanaman, dan sebagainya.
Penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat
bereksplorasi dengan benda-benda di lingkungan sekitarnya.
Pembelajaran yang berpusat pada anak memiliki karakteristik sebagai berikut (Masitoh
dkk., 2005: 8.5 – 8.6).
Pembelajaran yang berpusat pada anak terdiri dari 3 tahap utama, yaitu : tahap
merencanakan, tahap bekerja, dan tahap review.
4
1) Tahap merencanakan (planning time)
Pada tahap ini guru member kesempatan kepada anak-anak untuk merencanakan
kegiatan yang akan dilakukannya. Guru, misalnya, menyediakan alat-alat bermain yang
terdiri dari : a) balok-balok kayu, b) model buah-buahan, c) alat-alat transportasi, d) buku-
buku cerita, e) peralatan menggambar, dan f) macam-macam boneka.
3) Review / recall
Setelah anak-anak selesai melakukan aktivitasnya, mereka kemudian diberi
kesempatan untuk mengungkapkan pengalamannya secara langsung. Pada tahap ini guru
berusaha agar ana-anak mengungkapkan perasaannya dengan tepat.
1) Tahap prabermain
Tahap prabermain terdiri dari dua macam kegiatan persiapan : kegiatan penyiapan
siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain dan kegiatan penyiapan bahan dan peralatan
yang siap untuk dipergunakan.
a) Kegiatan penyiapan siswa terdiri dari : (1) guru menyampaikan tujuan kegiatan
bermain kepada para siswa, (2) guru menyampaikan aturan-aturan yang harus
diikuti dalam kegiatan bermain, (3) guru menawarkan tugas kepada masing-masing
5
anak, misalnya membuat istana, membuat, menara, dst., dan (4) guru memperjelas
apa yang harus dilakukan oleh setiap anak dalam melakukan tugasnya.
b) Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang diperlukan, misalnya menyiapkan
bak pasir, ember, bendera kecil, dsb.
2) Tahap bermain
Tahap bermain terdiri dari rangkaian kegiatan berikut : a) semua anak menuju tempat
yang sudah disediakan untuk bermain, b) dengan bimbingan guru, peserta permainan mulai
melakukan tugasnya masing-masing, c) setelah kegiatan selesai setiap anak menata
kembali bahan dan peralatan permainannya, dan d) anak-anak mencuci tangan.
3) Tahap penutup
Tahap penutup dari strategi pembelajaran melalui bermain terdiri dari kegiatan-
kegiatan : a) menarik perhatian dan membangkitkan minat anak tentang aspek-aspek
penting dalam membangun sesuatu, seperti mengulas bentuk-bentuk geometris yang
dibentuk anak, dsb., b) menghubungkan pengalaman anak dalam bermain yang baru saja
dilakukan dengan pengalaman lain, misalnya di rumah, c) menunjukkan aspek-aspek
penting dalam bekerja secara kelompok, d) menekankan petingnya kerja sama.
6
Membantu anak untuk membangun bermacam-macam peran yang mungkin
dipilih anak, dan bermacam layanan jasa yang ingin disumbangkan anak
kepada masyarakat.
1) Tahap perencanaan, terdiri dari: (a) penetapkan tujuan pembelajaran, (b) penetapan
materi pembelajaran, (c) menetapkan metode dan teknik pembelajaran, dan (d)
menetapkan evaluasi pembelajaran.
2) Tahap pelaksanaan, berupa pelaksanaan apa saja yang telah direncanakan, yang
terdiri dari:
a) kegiatan awal : guru memperkenalkan lagu yang akan dinyanyikan bersama dan
memberi contoh bagaimana seharusnya lagu itu dinyanyikan serta memberikan
arahan bagaimana bunyi tepuk tangan yang mengiringinya.
b) Kegiatan tambahan : anak diajak mendramatisasikan lagu, misalnya lagu Dua Mata
Saya, yaitu dengan melakukan gerakan menunjuk organ-organ tubuh yang ada
dalam lirik lagu.
c) Kegiatan pengembangan : guru membantu anak untuk mengenal nada tinggi dan
rendah dengan alat musik, misalnya pianika.
3) Tahap penilaian, dilakukan dengan memakai pedoman observasi untuk mengetahui
sejauh mana perkembangan yang telah dicapai anak secara individual maupun
kelompok.
8
Pembelajaran terpadu memiliki karakteristik : 1) dilakukan melalui kegiatan
pengalaman langsung, 2) sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, 3) memberikan
kesempatan kepada anak untuk menggunakan semua pemikirannya, 4) menggunakan
bermain sebagai wahana belajar, 5) menghargai perbedaan individu, dan 6) melibatkan
orag tua atau keluarga untuk mengoptimalkan pembelajaran (Masitoh dkk., 2005: 12.10).
1) Memilih tema
Pemilihan tema untuk pembelajaran terpadu dapat bersumber dari: (a) minat anak, (b)
peristiwa khusus, (c) kejadian yang tidak diduga, (d) materi yang dimandatkan oleh
lembaga, dan (e) orang tua dan guru.
Ada beberapa kriteria untuk pemilihan tema, yaitu: (a) relevansi topik dengan
karakteristik anak, (b) pengalaman langsung, (c) keragaman dan keseimbangan dalam area
kurikulum, (d) ketersediaan alat-alat, dan (e) potensi proyek.
2) Penjabaran tema
9
Tema yang sudah diplih harus dijabarkan ke dalam sub tema-sub tema dakan konsep-
konsep yang didalamnya terkandung istilah (term), fakta (fact), dan prinsip (principle),
kemudian dijabarkan ke dalam bidang-bidang pengembangan dan kegiatan belajar yang
lebih operasional.
3) Perencanaan
Perencanaan harus dibuat secara tertulis sehingga memudahkan guru untuk mengetahui
langkah-langkah apa yang harus ditempuh. Tentukan tujuan pembelajaran, kegiatan
belajar, waktu, pengorganisasian anak, sumber rujukan, alat-permainan yang diperlukan,
dan penilaian yang akan dilakukan.
4) Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dilakukan dan dikembangkan kegiatan belajar sesuai dengan
rencana yang telah disusun. Pada saat proses berlangsung dilakukan pengamatan terhadap
proses belajar yang dilakukan oleh anak.
5) Penilaian
Penilaian dilakukan pada saat pelaksanaan dan pada akhir kegiatan pembelajaran
dengan tujuan untuk mengamati proses dan kemajuan yang dicapai anak melalui kegiatan
pembelajaran terpadu.
10
Kegiatan awal/pendahuluan adalah kegiatan awal dalam pembelajaran yang ditujukan
untuk memfokuskan perhatian, membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Kegiatan inti merupakan proses kegiatan utama untuk mencapai kompetnsi dasar yang
harus dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
partisipatif. Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi, eksperimen, elaborasi, dan
konfirmasi.
1. Model pembelajaran klasikal adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang
sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas. Model pembelajaran
ini merupakan model pembelajaran yang paling awal digunakan di TK, dengan sarana
pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat
individu anak. Seiring dengan perkembangan teori dan pengembangan model
pembelajaran, model ini sudah banyak ditinggalkan.
11
minat anak. Alat-alat yang disediakan harus bervariasi mengngat minat anak yang
beragam. Alat-alat tersebut juga harus sering diganti disesuaikan dengan tema dan subtema
yang dibahas.
4. Model pembelajaran berdasarkan area. Model ini pada dasarnya hamper sama dengan
model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan. Model ini lebih member
kesempatan kepada anak didik untuk memilih kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya.
Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan
menghormati keberagaman budaya. Kecuali itu juga menekankan pada pengalaman belajar
bagi setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta
keluarga dalam proses pembelajaran.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini
merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian
anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di mana anak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Dalam kegiatan belajar dan
mengajar tidak dapat dilakukan dengan sembarangan, tetapi harus menggunakan prinsip-
prinsip belajar agar bisa bertindak secara tepat dan dapat mengembangkan sikap yang
diperlukan untuk menunjang belajar siswa. Pembelajaran sambil bermain yang didalamnya
mengandung makna, aktif, menyenangkan dan tanpa paksaan dapat mengembangkan
potensi sesuai karakteristik anak.
B. SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
https://paudanakceria.wordpress.com/2011/02/17/model-%E2%80%93-model-
pembelajaran-di-taman-kanak-kanak/amp/
https://ebekunt.wordpress.com/2010/07/27/strategi-pembelajaran-untuk-anak-usia-dini/
iii