Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KONSEP DASAR PAUD

“PRINSIP PEMBELAJARAN PAUD. BENTUK DAN STRATEGI


PEMBELAJARAN. MODEL PEMBELAJARAN PAUD”

DOSEN PENGAMPU : Dra. Damaiwaty Ray, M.Pd / May Sari Lubis, M.Pd

DISUSUN OLEH :

TIA FADHLATUL ULFAH NIM : 1193113033

MEGRIVA BR PURBA NIM : 1193313005

HASANATUL ADAWIYAH HSB NIM : 1193313012

PUTRA PAMUNGKAS SITORUS NIM : 1193313029

KELAS : REGULER C PG PAUD 2019

PENDIDIKAN GURU – PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat
dan karunianya dengan berbagai macam nikmat sehingga aktivitas hidup yang kita jalani
akan membawa keberkahan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Prinsip Pembelajaran Paud. Bentuk dan
Strategi Pembelajaran. Model Klasikal, Kelompok, Sudut, Sentra, Area.”

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada Ibu
Dra. Damaiwaty Ray, M.Pd / May Sari Lubis, M.Pd sebagai dosen pengampu dan kepada
semua teman- teman kelompok yang ikut serta beluangkan waktunya untuk menyelesaikan
makalah ini.
Kami selaku penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karna itu kami mengharapkan kritik dan saran dari saudara/i yang
bersifat membangun demi mencapai makalah yang lebih sempurna lagi. Demikian yang
dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan baik.

Medan, November 2019

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………….. i

Daftar Isi……………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………... 1

A. Latar Belakang………………………………………………………..... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………… 1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………...……. 2

A. Prinsip Pembelajaran PAUD................................................................... 2


B. Bentuk Dan Strategi Pembelajaran PAUD……………………………. 4
C. Model Pembelajaran PAUD…………………………………………... 10
BAB III PENUTUP…………………………………………………………… 13

A. Kesimpulan……………………………………………………….......... 13
B. Saran………………………………………………………………........ 13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain, dan bernyanyi.
Pembelajaran disusun sehingga menyenangkan, menggembirakan, dan demokratis agar
menarik anak untuk lebih terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Strategi Pembelajaran AUD sebagai program pendidikan berfungsi sebagai
pedoman umum dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. Strategi Pembelajaran AUD
menurut garis-garis besar program kegiatan yang harus dilakukan dalam setiap
penyelenggaraan pendidikan, antara lain Strategi Pembelajaran.

Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan


proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi
dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak.
Adapun komponen model pembelajaran meliputi; konsep, tujuan pembelajaran,
materi/tema, langkah-langkah/prosedur, metode, alat/sumber belajar, dan teknik evaluasi.

B. Rumusan Masalah

1. Seperti apakah prinsip pembelajaran PAUD?


2. Bagaimana bentuk dan strategi pembelajaran PAUD?
3. Seperti apakah model pembelajaran PAUD?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui prinsip prinsip pembelajaran PAUD


2. Memahami bentuk dan strategi pembelajaran PAUD
3. Mengetahui model pembelajaran PAUD

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PRINSIP PEMBELAJARAN PAUD


1. Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain

 Bermain merupakan kegiatan yang paling diminati anak. Saat bermain anak
melatih otot besar dan kecil, melatih keterampilan berbahasa, menambah
pengetahuan, melatih cara mengatasi masalah, mengelola emosi, bersosialisasi,
mengenal matematika, sain, dan banyak hal lainnya.
 Bermain bagi anak juga sebagai pelepasan energi, rekreasi, dan emosi. Dalam
keadaan yang nyaman semua syaraf otak dalam keadaan rileks sehingga
memudahkan menyerap berbagai pengetahuan dan membangun pengalaman positif.
 Kegiatan pembelajaran melalui bermain mempersiapkan anak menjadi anak yang
senang belajar.

2. Berorientasi pada Kebutuhan Anak

Anak sebagai pusat pembelajaran. Seluruh kegiatan pembelajaran di rencanakan dan


dilaksanakan untuk mengembangkan potensi anak. Dilakukan dengan memenuhi
kebutuhan fisik dan psikis anak. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang
menyenangkan sesuai dengan cara berpikir dan perkembangan kognitif anak. Pembelajaran
PAUD bukan berorientasi pada keinginan lembaga/guru/orang tua.

3. Stimulasi Terpadu

Anak memiliki aspek moral, sosial, emosional, fisik, kognitif, bahasa, dan seni.
Kebutuhan anak juga mencakup kesehatan, kenyamanan, pengasuhan, gizi, pendidikan,
dan perlindungan. Pendidikan Anak Usia Dini memandang anak sebagai individu utuh,
karenanya program layanan PAUD dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Untuk
memenuhi stimulasi yang menyeluruh dan terpadu, maka penyelenggaraan PAUD harus
bekerjasama dengan layanan kesehatan, gizi, dan pendidikan orang tua. Dengan kata lain
layanan PAUD Holistik Integratif menjadikeharusan yang dipenuhi dalam layanan PAUD.

2
4. Berorientasi pada Perkembangan Anak

Setiap anak memiliki kecepatan dan irama perkembangan yang berbeda, namun demikian
pada umumnya memiliki tahapan perkembangan yang sama. Pembelajaran PAUD,
pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak, dan
memberi dukungan sesuai dengan perkembangan masing-masing anak. Untuk itulah
pentingnya pendidik memahami tahapan perkembangan anak.

5. Lingkungan Kondusif

 Lingkungan adalah guru ketiga bagi anak. Anak belajar kebersihan, kemandirian,
aturan, dan banyak hal dari lingkungan bermain atau ruangan yang tertata dengan
baik, bersih, nyaman, terang, aman, dan ramah untuk anak.
 Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan
menyenangkan serta demokratis sehingga anak selalu betah dalam lingkungan
sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan.
 Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain
sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah baik dengan pendidik maupun
dengan temannya.
 Lingkungan belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya,
yaitu tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun
di lingkungan sekitar.

6. Menggunakan Pendekatan Tematik

 Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik.


 Tema sebagai wadah mengenalkan berbagai konsep untuk mengenal dirinya dan
lingkungan sekitarnya.

7. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

 Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat
dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang
menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi
anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru.

3
 Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak
merupakan subjek dalam proses pembelajaran.

8. Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar

 Piaget meyakini bahwa anak belajar banyak dari media dan alat yang
digunakannnya saat bermain. Karena itu media belajar bukan hanya yang sudah
jadi berasal dari pabrikan, tetapi juga segala bahan yang ada di sekitar anak,
misalnya daun, tanah, batu-batuan, tanaman, dan sebagainya.
 Penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat
bereksplorasi dengan benda-benda di lingkungan sekitarnya.

B. Bentuk dan Strategi Pembelajaran PAUD

Jenis-jenis Strategi Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

1. Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Anak


a. Pendekatan yang melandasi pembelajaran yang berpusat pada anak
Anak merupakan individu yang sedang tumbuh dan berkembang. Anak juga
merupakan makhluk yang aktif. Atas dasar fakta tersebut maka dikembangkan strategi
pembelajaran berdasarkan: 1) pendekatan perkembangan dan 2) pendekatan belajar aktif.

b. Karakteristik pembelajaran yang berpusat pada anak

Pembelajaran yang berpusat pada anak memiliki karakteristik sebagai berikut (Masitoh
dkk., 2005: 8.5 – 8.6).

 Prakarsa kegiatan tumbuh dari anak.


 Anak memilih bahan-bahan dan memutuskan apa yang akan dikerjakan.
 Anak mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh inderanya.
 Anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung dengan objek.
 Anak mentransformasi dan menggabungkan bahan-bahan.
 Anak menggunakan otot kasarnya.

c. Sintaks pembelajaran yang berpusat pada anak

Pembelajaran yang berpusat pada anak terdiri dari 3 tahap utama, yaitu : tahap
merencanakan, tahap bekerja, dan tahap review.
4
1) Tahap merencanakan (planning time)
Pada tahap ini guru member kesempatan kepada anak-anak untuk merencanakan
kegiatan yang akan dilakukannya. Guru, misalnya, menyediakan alat-alat bermain yang
terdiri dari : a) balok-balok kayu, b) model buah-buahan, c) alat-alat transportasi, d) buku-
buku cerita, e) peralatan menggambar, dan f) macam-macam boneka.

2) Tahap bekerja (work time)


Setelah memilih kegiatan yang akan dilakukannya, anak kemudian dikelompokkan
berdasarkan kegiatan yang dipilih. Pada tahap ini anak mulai bekerja, bermain, atau
memecahkan masalah sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Guru
mendampingi siswa, memberikan dkungan dan siap memberikan bimbingan jika anak
membutuhkan.

3) Review / recall
Setelah anak-anak selesai melakukan aktivitasnya, mereka kemudian diberi
kesempatan untuk mengungkapkan pengalamannya secara langsung. Pada tahap ini guru
berusaha agar ana-anak mengungkapkan perasaannya dengan tepat.

2. Strategi Pembelajaran Melalui Bermain


a. Rasional strategi pembelajaran melalui bermain
Bermain merupakan kebutuhan anak. Bermain merupakan aktivitas yang menyatu
dengan dunia anak, yang di dalamnya terkandung bermacam-macam fungsi seperti
pengembangan kemampuan fisik motorik, kognitif, afektif, social, dst. Dengan bermain
akan mengalami suatu proses yang menarahkan pada perkembangan kemampuan
manusiawinya.

b. Sintaks pembelajaran melalui bermain


Strategi pembelajaran melalui bermain terdiri dari 3 langkah utama, yaitu: tahap
prabermain, tahap bermain, dan tahap penutup.

1) Tahap prabermain
Tahap prabermain terdiri dari dua macam kegiatan persiapan : kegiatan penyiapan
siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain dan kegiatan penyiapan bahan dan peralatan
yang siap untuk dipergunakan.
a) Kegiatan penyiapan siswa terdiri dari : (1) guru menyampaikan tujuan kegiatan
bermain kepada para siswa, (2) guru menyampaikan aturan-aturan yang harus
diikuti dalam kegiatan bermain, (3) guru menawarkan tugas kepada masing-masing
5
anak, misalnya membuat istana, membuat, menara, dst., dan (4) guru memperjelas
apa yang harus dilakukan oleh setiap anak dalam melakukan tugasnya.
b) Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang diperlukan, misalnya menyiapkan
bak pasir, ember, bendera kecil, dsb.
2) Tahap bermain
Tahap bermain terdiri dari rangkaian kegiatan berikut : a) semua anak menuju tempat
yang sudah disediakan untuk bermain, b) dengan bimbingan guru, peserta permainan mulai
melakukan tugasnya masing-masing, c) setelah kegiatan selesai setiap anak menata
kembali bahan dan peralatan permainannya, dan d) anak-anak mencuci tangan.

3) Tahap penutup
Tahap penutup dari strategi pembelajaran melalui bermain terdiri dari kegiatan-
kegiatan : a) menarik perhatian dan membangkitkan minat anak tentang aspek-aspek
penting dalam membangun sesuatu, seperti mengulas bentuk-bentuk geometris yang
dibentuk anak, dsb., b) menghubungkan pengalaman anak dalam bermain yang baru saja
dilakukan dengan pengalaman lain, misalnya di rumah, c) menunjukkan aspek-aspek
penting dalam bekerja secara kelompok, d) menekankan petingnya kerja sama.

3. Strategi Pembelajaran Melalui bercerita


a. Rasional strategi pembelajaran melalui bercerita
Pencapaian tujuan pendidikan Taman Kanak-kanak dapat ditempuh dengan strategi
pembelajaran melalui bercerita. Masitoh dkk. (2005: 10.6) mengidentifikasi manfaat cerita
bagi anak TK, yaitu sebagai berikut.

 Bagi anak TK mendengarkan cerita yang menarik dan dekat dengan


lingkungannya merupakan kegiatan yang mengasyikkan.
 Guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan nilai-nilai
positif pada anak.
 Kegiatan bercerita juga memberikan sejumlah pengetahuan social, nilai-nilai
moral dan keagamaan.
 Pembelajaran dengan bercerita memberikan memberikan pengalaman belajar
untuk mendengarkan.
 Dengan dengan mendengarkan cerita anak dimungkinkan untk
mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

6
 Membantu anak untuk membangun bermacam-macam peran yang mungkin
dipilih anak, dan bermacam layanan jasa yang ingin disumbangkan anak
kepada masyarakat.

b. Sintaks pembelajaran melalui bercerita

Strategi pembelajaran melalui bercerita terdiri dari 5 langkah. Langkah-langkah


dimaksud adalah sebagai berikut.

1) Menetapkan tujuan dan tema cerita.


2) Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih, misalnya bercerita dengan membaca
langsung dari buku cerita, menggunakan gambar-gambar, menggunakan papan
flannel, dst.
3) Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita sesuai dengan
bentuk bercerita yang dipilih.
4) Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita, yang terdiri dari:

 menyampaikan tujuan dan tema cerita,


 mengatur tempat duduk,
 melaksanaan kegiatan pembukaan,
 mengembangkan cerita,
 menetapkan teknik bertutur,
 mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.

5) Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita

Untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dilaksanakan penilaian dengan


cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi cerita untuk
mengembangkan pemahaman anak aka isi cerita yang telah didengarkan.

4. Strategi Pembelajaran Melalui Bernyanyi


a. Rasional strategi pembelajaran melalui bernyanyi
Honig, dalam Masitoh dkk. (2005: 11.3) menyatakan bahwa bernyanyi memiliki
banyak manfaat untuk praktik pendidikan anak dan pengembangan pribadinya secara luas
karena : 1) bernyanyi bersifat menyenangkan, 2) bernyanyi dapat dipakai untuk mengatasi
kecemasan, 3) bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan perasaan, 4) bernyanyi
7
dapat membantu membangun rasa percaya diri anak, 5) bernyanyi dapat membantu daya
ingat anak, 6) bernyanyi dapat mengembangkan rasa humor, 7) bernyanyi dapat membantu
pengembangan keterampilan berpikir dan kemampuan motorik anak, dan 8) bernyanyi
dapat meningkatkan keeratan dalam sebuah kelompok.

b. Sintaks pembelajaran melalui bernyanyi


Strategi pembelajaran dengan bernyanyi terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut.

1) Tahap perencanaan, terdiri dari: (a) penetapkan tujuan pembelajaran, (b) penetapan
materi pembelajaran, (c) menetapkan metode dan teknik pembelajaran, dan (d)
menetapkan evaluasi pembelajaran.
2) Tahap pelaksanaan, berupa pelaksanaan apa saja yang telah direncanakan, yang
terdiri dari:
a) kegiatan awal : guru memperkenalkan lagu yang akan dinyanyikan bersama dan
memberi contoh bagaimana seharusnya lagu itu dinyanyikan serta memberikan
arahan bagaimana bunyi tepuk tangan yang mengiringinya.
b) Kegiatan tambahan : anak diajak mendramatisasikan lagu, misalnya lagu Dua Mata
Saya, yaitu dengan melakukan gerakan menunjuk organ-organ tubuh yang ada
dalam lirik lagu.
c) Kegiatan pengembangan : guru membantu anak untuk mengenal nada tinggi dan
rendah dengan alat musik, misalnya pianika.
3) Tahap penilaian, dilakukan dengan memakai pedoman observasi untuk mengetahui
sejauh mana perkembangan yang telah dicapai anak secara individual maupun
kelompok.

5. Strategi Pembelajaran Terpadu


a. Rasional strategi pembelajaran terpadu
Anak adalah makhluk seutuhnya, yang memiliki berbagai aspek kemampuan, yang
semuanya perlu dikembangkan. Berbagai kemampuan yang dimiliki oleh anak dapat
berkembang jika ada stimulasi untuk hal tersebut. Dengan pembelajaran terpadu,
pembelajaran yang mengintegrasikan ke dalam semua bidang kurikulum atau bidang-
bidang pengembangan, berbagai kemampuan anak yang ada pada anak diharapkan dapat
berkembangan secara optimal.

b. Karakteristik strategi pembelajaran terpadu

8
Pembelajaran terpadu memiliki karakteristik : 1) dilakukan melalui kegiatan
pengalaman langsung, 2) sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, 3) memberikan
kesempatan kepada anak untuk menggunakan semua pemikirannya, 4) menggunakan
bermain sebagai wahana belajar, 5) menghargai perbedaan individu, dan 6) melibatkan
orag tua atau keluarga untuk mengoptimalkan pembelajaran (Masitoh dkk., 2005: 12.10).

c. Prinsip-prinsip strategi pembelajaran terpadu


Strategi pembelajaran terpadu direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip-
prinsip: 1) berorientasi pada perkembangan anak, 2) berkaitan dengan pengalaman nyata
anak, 3) mengintegrasikan isi dan proses belajar, 4) melibatkan penemuan aktif, 5)
memadukan berbagai bidang pengembangan, 6) kegiatan belajar bervariasi, 7) memiliki
potensi untuk dilaksanakan melalui proyek oleh anak, 8) waktu pelaksanaan fleksibel, 9)
melibatkan anggota keluarga anak, 10) tema dapat diperluas, dan 11) direvisi sesuai
dengan minat dan pemahaman yang ditunjukkan anak (Masitoh dkk., 2005: 12.10).

d. Manfaat strategi pembelajaran terpadu

Ada beberapa manfaat dari strategi pembelajaran terpadu, yaitu: 1) meningkatkan


perkembangan konsep anak, 2) memungkinkan anak untuk mengeksplorasi pengetahuan
melalui berbagai kegiatan, 3) membantu guru dan praktisi lainnya untuk mengembangkan
kemampuan profesionalnya, dan 4) dapat dilaksanakan pada jenjang program yang
berbeda, utnuk semua tingkat usia, dan untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

e. Sintaks pembelajaran terpadu


Prosedur pelaksanaan pembelajaran terpadu terdiri dari langkah-langkah sebagai
berikut (Masitoh dkk., 2005: 12.19 – 12.20).

1) Memilih tema
Pemilihan tema untuk pembelajaran terpadu dapat bersumber dari: (a) minat anak, (b)
peristiwa khusus, (c) kejadian yang tidak diduga, (d) materi yang dimandatkan oleh
lembaga, dan (e) orang tua dan guru.
Ada beberapa kriteria untuk pemilihan tema, yaitu: (a) relevansi topik dengan
karakteristik anak, (b) pengalaman langsung, (c) keragaman dan keseimbangan dalam area
kurikulum, (d) ketersediaan alat-alat, dan (e) potensi proyek.

2) Penjabaran tema

9
Tema yang sudah diplih harus dijabarkan ke dalam sub tema-sub tema dakan konsep-
konsep yang didalamnya terkandung istilah (term), fakta (fact), dan prinsip (principle),
kemudian dijabarkan ke dalam bidang-bidang pengembangan dan kegiatan belajar yang
lebih operasional.

3) Perencanaan
Perencanaan harus dibuat secara tertulis sehingga memudahkan guru untuk mengetahui
langkah-langkah apa yang harus ditempuh. Tentukan tujuan pembelajaran, kegiatan
belajar, waktu, pengorganisasian anak, sumber rujukan, alat-permainan yang diperlukan,
dan penilaian yang akan dilakukan.

4) Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dilakukan dan dikembangkan kegiatan belajar sesuai dengan
rencana yang telah disusun. Pada saat proses berlangsung dilakukan pengamatan terhadap
proses belajar yang dilakukan oleh anak.

5) Penilaian
Penilaian dilakukan pada saat pelaksanaan dan pada akhir kegiatan pembelajaran
dengan tujuan untuk mengamati proses dan kemajuan yang dicapai anak melalui kegiatan
pembelajaran terpadu.

C. Model Pembelajaran PAUD

Kita mengenal beberapa model pembelajaran yang diterapkan di TK, diantaranya


adalah:

1. Model pembelajaran klasikal


2. Model pembelajaran kegiatan kelompok dengan kegiatan pengaman
3. Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan
4. Model pembelajaran area
5. Model pembelajaran berdasarkan sentra

Model-model pembalajaran tersebut pada umumnya menggunakan langkah-langkah


pembelajaran yang sama dalam sehari, yaitu: kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti,
istirahat/makan, kegiatan akhir atau penutup.

10
Kegiatan awal/pendahuluan adalah kegiatan awal dalam pembelajaran yang ditujukan
untuk memfokuskan perhatian, membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.

Kegiatan inti merupakan proses kegiatan utama untuk mencapai kompetnsi dasar yang
harus dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
partisipatif. Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi, eksperimen, elaborasi, dan
konfirmasi.

Kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri kegiatan


pembelajaran. Bentuk kegiatannya berupa menyimpulkan, umpan balik, dan tindak lanjut.

Uraian singkat mengenai model – model pembelajaran di atas sebagai berikut:

1. Model pembelajaran klasikal adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang
sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas. Model pembelajaran
ini merupakan model pembelajaran yang paling awal digunakan di TK, dengan sarana
pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat
individu anak. Seiring dengan perkembangan teori dan pengembangan model
pembelajaran, model ini sudah banyak ditinggalkan.

2. Model pembelajaran kelompok dengan pengaman adalah pola pembelajaran dimana


anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok (biasanya menjadi tiga kelompok), masing-
masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda. Dalam satu pertemuan, anak
didorong harus mampu menyelesaikan 2 – 3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian.
Apabila dalam pergantian kelompok terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan
tugasnya lebih cepat daripada temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan
lain selama dalam kelompok lain masih ada tempat. Jika sudah tidak ada tempat, anak-
anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu yang sudah disediakan oleh guru, dan
tempat itulah yang disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya
disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti sesuai dengan tema atau
subtema yang dibahas.

3. Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan. Model pembelajaran ini


menyediakan sudut-sudut kegiatan yang menjadi pusat kegiatan pembelajaran berdasarkan

11
minat anak. Alat-alat yang disediakan harus bervariasi mengngat minat anak yang
beragam. Alat-alat tersebut juga harus sering diganti disesuaikan dengan tema dan subtema
yang dibahas.

4. Model pembelajaran berdasarkan area. Model ini pada dasarnya hamper sama dengan
model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan. Model ini lebih member
kesempatan kepada anak didik untuk memilih kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya.
Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan
menghormati keberagaman budaya. Kecuali itu juga menekankan pada pengalaman belajar
bagi setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta
keluarga dalam proses pembelajaran.

5. Model pembelajaran sentra. Model pembelajaran berdasarkan sentra memiliki ciri


utama pemberian pijakan (scaffolding) untuk membangun konsep, aturan, ide, dan
pengetahuan anak serta konsep densitas serta intensitas bermain. Model pembelajaran ini
berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra bermain dan
pada saat anak berada dalam lingkaran. Pada umumnya pijakan/dukungan dalam model ini
untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan sebelum bermain, pijakan selama
bermain dan pijakan setelah bermain. Pijakan ini dimaksudkan untuk mendukung
perkembangan anak lebih tinggi. Ada 3 jenis permainan yang disediakan dalam model ini
yaitu; bermain sensorimotorik atau fingsional, bermain peran, dan bermain pembangunan
(konstruktif, yaitu membangun pemikiran anak).

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini
merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian
anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di mana anak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Dalam kegiatan belajar dan
mengajar tidak dapat dilakukan dengan sembarangan, tetapi harus menggunakan prinsip-
prinsip belajar agar bisa bertindak secara tepat dan dapat mengembangkan sikap yang
diperlukan untuk menunjang belajar siswa. Pembelajaran sambil bermain yang didalamnya
mengandung makna, aktif, menyenangkan dan tanpa paksaan dapat mengembangkan
potensi sesuai karakteristik anak.

B. SARAN

Sebagai calon pendidik kita harus mengetahui dan memahami prinsip-prinsip


pembelajaran, strategi dan model pembelajaran pada anak, karena dengan memahami
prinsip tersebut, pendidik akan lebih mudah menentukan kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan prinsip pembelajaran. Guru dapat memilih model pembelajaran yang akan
diterapkan dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki, sarana dan prasarana
yang tersedia, serta factor-faktor pendukung lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

uyanto.slamet,2005,dasar-dasar pendidikan anak usia dini,yogyakarta:hikayat publishing

https://paudanakceria.wordpress.com/2011/02/17/model-%E2%80%93-model-
pembelajaran-di-taman-kanak-kanak/amp/

https://ebekunt.wordpress.com/2010/07/27/strategi-pembelajaran-untuk-anak-usia-dini/

iii

Anda mungkin juga menyukai