Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERENCANAAN METODE PEMBELAJARAN PAUD

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran PAUD

Dosen Pengampu : Ibu Raras Ayu Prawinda, M. Pd

Oleh Kelompok 7:

1. Anis Kholidah (2086236040)


2. Avidhatul Mu’alifah (2086236039)
3. Barik Minkhoti (2086236027)
4. Lia Jumiati (2086236068)
5. Nikmatul Asna (2086236012)
6. Wahyuni Puji Lestari (2086236036)
7. Widayati (2086236041)

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA (UNU) BLITAR

MEI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul PERENCANAAN
METODE PEMBELAJARAN PAUD ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Raras Ayu
Prawinda, M. Pd pada mata kuliah PERENCANAAN PEMBELAJARAN. Selain itu, makalah
ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang perencanaan metode pembelajaran PAUD
bagi para pembaca dan juga bagi para penulis.

Kami dari kelompok 7 mengucapkan terimakasih kepada Ibu Raras Ayu Prawinda, M.
Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Pembelajaran yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.

Akhir kata, kami berharap semoga tugas makalah tentang Perencanaan Metode
Pembelajaran PAUD ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Blitar, 21 Mei 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………...………………......………..…..

KATA PENGANTAR……………………………………...………………………...…….…...

DAFTAR ISI…………………………………………………....………....................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah....…………………….....……………..........…
1.2. Rumusan Masalah.………....………………………….………………...
1.3. Tujuan Penulisan.…………………………….……..………………......

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Perencanaan Metode Pembelajaran PAUD.......…………………............
2.1.1. Bercerita
2.1.2. Demonstrasi
2.1.3. Bercakap-cakap
2.1.4. Pemberian Tugas
2.1.5. Sosio Drama
2.1.6. Karyawisata
2.1.7. Projek
2.1.8. Eksperimen

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan…………………………………...…....……………………
3.2. Saran…………………………………………...…….………….............

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.


Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pada masa
usia ini anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, masa ini juga disebut masa
keemasan (golden age). Ketika anak berada pada usia dini harus diberi stimulus dan
pendidikan yang baik sehingga dapat merangsang perkembangan dan pertumbuhan
anak secara optimal. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 bahwa Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) merupakan pendidikan yang paling fundamental karena perkembangan anak
di masa depan akan sangat ditentukan oleh berbagai stimulasi bermakna sejak usia dini.
Awal kehidupan anak merupakan masa yang paling tepat dalam memberikan dorongan
atau upaya pengembangan agar anak dapat berkembang secara optimal.
Jadi pendidikan untuk anak usia dini memang sangat penting untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada masa golden age atau masa keemasannya,
anak dapat diberikan dorongan dan upaya-upaya stimulasi sesuai tahapan
perkembangan sehingga anak dapat berkembang secara optimal dan dapat terus
berkembang pada masa selanjutnya

1.2. Rumusan Masalah.


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
yaitu:
1. Macam-macam metode pembelajaran PAUD

1.3. Tujuan Penulisan.


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan dari makalah ini
yaitu:

1. Untuk mengetahui tentang macam-macam metode pembelajaran PAUD


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PERENCANAAN METODE PEMBELAJARAN PAUD


Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Rencana memberikan arah sasaran bagi
organisasi dan mencerminkan prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Selain
itu, rencana memungkinkan:

a. Sekolah dapat memperoleh serta mengikat sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuannya
b. Anggota organisasi dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan secara konsisten dengan
tujuan dan prosedur yang telah dipilih
c. Kemajuan ke arah tujuan dapat dipantau dan diukur, sehingga tindakan perbaikan
dapat diambil apabila kemajuan itu tidak memuaskan (Danim dan Suparno, 2009:9)

Pada hakikatnya perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan


menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi (peristiwa, keadaan,
suasana, dan sebagainya) dan apa yang akan dilakukan (intensifikasi, eksistensifikasi,
revisi, renovasi, substitusi, kreasi dan sebagainya. Perencanaan bermakna sangat
kompleks. Perencanaan didefinisikan dalam berbagai macam ragam tergantung dari
sudut pandang mana melihat, serta latar belakang apa yang mempengaruhi orang
tersebut dalam merumuskan definisi.

2.1.1. Metode Bercerita


Banyak cara atau metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk anak usia
dini dalam meningkatkan perkembangan bahasanya, salah satunya adalah dengan
menggunakan metode bercerita. Metode bercerita merupakan salah satu pemberian
pengalaman belajar dengan cerita. Melalui metode bercerita anak mendapat
pengalaman serta pengetahuan yang akan disampaikan melalui cerita secara lisan.
Selain itu, metode bercerita dapat membantu anak dalam mengembangkan dan melatih
kemampuan bahasa yang anak miliki.
Metode bercerita disampaikan melalui cerita yang menarik dengan atau tanpa
bantuan media pembelajaran. Cerita yang disampaikan harus mengandung pesan,
nasihat, dan informasi yang dapat ditangkap oleh anak sehingga dapat memahami cerita
serta meneladani hal-hal baik yang disampaikan. Melalui metode bercerita anak dapat
mengembangkan kemampuan bahasannya, dapat mengulang cerita yang didengarnya
dengan bahasa yang sederhana sehingga berpengaruh terhadap kemampuan kosakata
dasar anak.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan
strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. Namun diperlukan metode yang
tepat dan sesuai karakter anak usia dini agar pesan-pesan yang ingin disampaikan dapat
benar-benar dipahami oleh anak untuk bekal kehidupannya di masa depan. Salah satu
metode yang dapat diberikan adalah dengan metode bercerita, karena bercerita dapat
dijadikan metode untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Manfaat Metode Bercerita

a) Menanamkan kejujuran
b) Menanamkan keberanian
c) Menanamkan kesetiaan
d) Menanamkan keramahan
e) Menanamkan ketulusan
f) Sikap-sikap positif yang lain dalam kehidupan lingkungan keluarga, sekolah, dan
luar sekolah

2.1.2. Metode Demonstrasi


Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran dengan memperagakan
benda, kejadian maupun aturan dalam urutan tertentu baik secara langsung maupun
melalui alat peraga. Metode ini untuk memudahkan anak memahami pembelajaran.
Metode ini menggunakan bantuan visual sehingga pembelajaran dapat dilihat jelas oleh
anak. Hal tersebut juga memungkinkan anak untuk mengamati, mendengar, meraba dan
merasakan proses yang diperagakan oleh guru.
Beberapa jenis metode demonstrasi yang bisa kita lakukan bersama anak yaitu
sebagai berikut:

1. Demonstrasi seluruh proses


Memperagakan seluruh proses dari awal sampai akhir, seluruh proses peragaan
membantu anak untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang proses tersebut.
Contoh : guru memperagakan cara menyikat gigi yang benar dari awal sampai
akhir, kemudian anak mempraktekkan setelah guru selesai memperagakannya.
2. Demonstrasi langkah demi langkah
Memperagakan tahap demi tahap sambil guru menjelaskan setiap tindakan saat
kegiatan berlangsung. Demonstrasi langkah demi langkah ini berlangsung saat
proses disajikan secara bertahap yang diselingi oleh partisipasi anak.Contoh : guru
memperagakan cara membuat teh melalui beberapa tahap, kemudian anak mengikuti
setiap tahap tersebut sampai selesai.

2.1.3. Metode Bercakap-cakap


Metode bercakap-cakap dalam mengembangkan pembelajaran bahasa di taman
kanak-kanak sering disamakan dengan metode Tanya jawab, padahal ada perbedaan di
antara keduanya yaitu: pada metode bercakap-cakap interaksi yang terjadi antara guru
dengan anak didik, atau antara anak dengan anak bersifat menyenangkan berupa dialog
yang tidak kaku. Topik percakapan dapat bebas ataupun ditentukan. Dalam percakapan
tersebut, guru bertindak sebagai fasilitator, artinya guru lebih banyak memotivasi anak
dengan harapan anak lebih aktif dalam mengemukakan pendapatnya atau
mengekpresikan secara lisan. Sedangkan pada metode Tanya jawab, interaksi antara
guru dan anak didik, atau antara anak dengan anak bersifat kaku, karena sudah terikat
pada pokok bahasan. Dialog terjadi karena ada yang harus ditanyakan dan ada yang
menjawab dengan benar.
Lebih jauh Dra. Moeslikhaton R. MPd (1999:92) menuliskan bahwa bercakap-
cakap dapat berarti komunikasi lisan antara anak dan guru atau antara anak dengan anak
melalui kegiatan monolog dan dialog. Kegiatan monolog dilaksanakan di kelas dengan
cara anak berdiri dan berbicara di depan kelas atau di tempat duduknya,
mengungkapkan segala sesuatu yang diketahui, dimiliki dan dialami, atau menyatakan
perasaan tentang sesuatu yang memberikan pengalaman yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan, atau menyetakan keinginan untuk memiliki atau bertindak sesuatu.
Kegiatan dialog berbentuk percakapan yang dilakukan dua orang atau lebih yang
masing-masing mendapat kesempatan untuk berbicara secara bergantian.
Dra Moeslichatun (199:95) menyatakan bahwa metode bercakap-cakap
mempunyai manfaat:
a) Meningkatkan keberanian anak untuk mengaktualisasikan diri dengan menggunakan
kemampuan berbahasa secara ekspresif, menyatakan pendapat, menyatakan
perasaan, menyatakan keinginan, dan kebutuhan secara lisan
b) Meningkatkan keberanian anak untuk menyatakan secara lisan apa yang harus
dilakukan oleh diri sendiri dan anak lain
c) Meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan anak lain atau
dengan gurunya agar terjalin hubungan social yang menyenangkan
d) Dengan seringnya anak mendapat kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya,
perasaannya, dan keinginannya maka hal ini akan semakin meningkatkan
kemampuan anak membangun jati dirinya
e) Dengan seringnya kegiatan bercakap-cakap diadakan, semakin banyak informasi
baru yang diperoleh anak yang bersumber dari guru atau anak lain. Penyebaran
informasi dapat memperluas pengetahuan dan wawasan anak tentang tujuan dan
tema yang ditetapkan guru.

Selanjutnya Moeslichatun menyatakan makna penting bagi perkembangan anak


taman kanak-kanak karena bercakap-cakap dapat:

a) Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain


b) Meningkatkan keterampilan dalam melakukan kegiatan bersama
c) Meningkatkan keterampilan menyatakan perasaan, serta menyatakan gagasan
pendapat secara verbal
d) Membantu perkembangan dimensi social, emosi dan kognitif, terutama berbahasa

Tujuan Metode bercakap-cakap. Dengan mengunakan metode bercakap-cakap


tujuan pengembangan yang ingin dicapai antara lain:

a) Mengembangkan kecakapan dan keberanian anak dalam menyampaikan


pendapatnya kepada siapapun
b) Memberi kesempatan kepada anak untuk berekpresi secara lisan
c) Memperbaiki ucapan dan lafal anak
d) Menambah perbendaharaan/kosa kata
e) Melatih daya tangkap anak
f) Melatih daya pikir dan fantasi anak
g) Menambah pengetahuan dan pengalaman anak didik
h) Memberikan kesenangan kepada anak
i) Merangsang anak untuk belajar membaca dan menulis.

2.1.4. Metode Pemberian Tugas


Menurut Khadijah (2016:107) Metode pemberian tugas merupakan salah satu
metode yang dilakukan oleh pendidik ketika memberikan pekerjaan kepada anak untuk
mencapai suatu tujuan kegiatan pengembangan tertentu. Moeslichatoen (2004:181)
menyatakan bahwa, “metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang
sengaja diberikan kepada anak TK yang harus dilaksanakan dengan baik”. Tugas itu
diberikan kepada anak TK untuk memberikan kesempatan kepada mereka untuk
menyelesaikan tugas yang didasarkan pada petunjuk langsung dari guru yang sudah
dipersiapkan sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan melaksanakan dari awal
sampai tuntas. Tugas yang diberikan kepada anak dapat diberikan secara perseorangan
atau kelompok. Metode pemberian tugas dimaksudkan agar: 1) Memberi kesempatan
kepada anak untuk belajar lebih banyak. 2) Memupuk rasa tanggungjawab pada anak.
3) Memperkuat motivasi belajar. 4) Membangun hubungan yang erat dengan orang tua.
dan, 5) Mengembangkan keberanian berinisiatif.

2.1.5. Metode Sosio Drama


Sosiodrama adalah Drama yang merupakan salah satu bentuk karya seni
khususnya sastra yang memiliki bagian dan kegiatan untuk diperankan oleh pemeran
(aktor). Pengertian drama ini yang berarti aksi, perbuatan dan tindakan. Sosiodrama
untuk anak TK PAUD yaitu suatu cara memerankan beberapa peran dalam suatu cerita
tertentu yang menuntut integrasi di antara para pemerannya yaitu anak-anak usia TK
dan PAUD. Dengan pemikiran bahwa metode ini dapat merupakan kelanjutan atau
puncak dari kegiatan bercerita maka ada beberapa TK dan PAUD yang mengemas
metode ini sedemikian rupa dan menggunakan sosiodrama sebagai kegiatan pentas
akhir tahun pelajaran di sekolah tersebut.
Kegiatan ini dapat dimulai dengan memilih buku cerita yang disukai anak-anak
di kelas, lalu didiskusikan alur cerita maupun tokoh-tokoh pemerannya. Apabila telah
diyakini sebagi cerita favorit anak-anak di TK dan PAUD maka dapat dibuat
kesepakatan bersama bahwa cerita ini akan diperankan untuk pementasan akhir tahun.
Anak-anak bebas menentukan tokoh-tokoh yang diinginkannya. Dengan sistem latihan
yang rutin seminggu dua kali di awal atau akhir kegiatan pembelajaran maka akan
memudahkan guru dan tidak akan membebani anak.
Manfaat sosiodrama serupa dengan bermain peran. Metode ini dapat dipakai
sebagai kegiatan yang mengutamakan pegembangan kemampuan berekspresi sehingga
anak dapat menghayati berbagia bentuk perasaan juga menggali daya khayal (imajinasi)
dan kreativitas anak. Hal yang membedakan sosiodrama dengan bermain peran adalah
sosiodrama menekankan pada tanggung jawab individu dan kerja sama antrapemeran
dalam memerankan tokoh-tokoh guna kelancaran jalannya alur cerita yang ditampilkan.
Pada umumnya peran yang dimainkan diangkat dari kehidupan sehari-hari di
masyarakat.
Langkah-langkah metode sosiodrama:
a) Pada pijakan awal jelaskan dan diskusikan pada anak pemilihan tema dan judul
drama yang akan dimainkan
b) Buat persiapan naskah atau ringkasan cerita bila diperlukan
c) Persiapan setting tempat, waktu, kesepakatan berapa lama drama dimainkan dan
jumlah anak dan pemainnya
d) Tentukan pemeran, properti, kostum dan tata busana yang akan digunakan masing-
masing anak yang menerima tugas sebagai pemeran
e) Akhiri permainan sesuai dengan kesepakatan di akhir cerita atau jika situasi anak
tidak memungkinkan lagi
f) Tentukan dalam kesepakatan kelas apakah drama ini akan dilanjutkan pada acara
perpisahan atau acara lainnya
g) Beres-beres

2.1.6. Metode Karyawisata


Metode Karyawisata merupakan salah satu metode yang melaksanakan kegiatan
pembelajaran di lembaga PAUD dengan cara mengamati dunia sesuai kenyataan yang
ada secara langsung, yang meliputi manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda
lainnya. Moeslichatoen (1999) menuliskan bahwa karyawisata merupakan salah satu
metode pembelajaran di Taman Kanak-Kanak yang dilaksanakan dengan cara
mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung. Pengamatan itu
diperoleh melalui panca indera seperti penglihatan, pendengaran, pengecapan,
pembauan, dan perabaan.
Selanjutnya Moeslichaton (1999) menyatakan bahwa hasil informasi yang
didapat anak melalui penglihatan mata antara lain adalah kesan pengamatan (presepsi
penglihatan) seperti bentuk, warna, dan ukuran. Misalnya, anak dapat mengetahui dan
belajar bahwa:
a) Setiap benda, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia itu mempunyai sifat-sifat yang
dapat dilihat dan dideskripsikan
b) Benda-benda itu dapat dibandingkan berdasarkan persamaan dan perbedaannya.
Misalnya dalam hal warna, bentuk dan ukurannya
c) Setiap benda, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia dapat digolongkan
berdasarkan kesamaan sifat yang dimiliki ke dalam satu kelompok

Menurut Moeslichatoen (1999). Karyawisata merupakan metode yang dapat


menumbuhkan minat anak Taman Kanak-Kanak untuk mengenal dan belajar mengenai
sesuatu hal yang nyata. Misalnya, untuk menumbuhkan minat tentang dunia binatang,
anak dapat dibawa berkaryawisata ke kebun binatang. Saat karyawisata, anak juga perlu
diarahkan untuk mengamati tingkah laku binatang-binatang yang ada di kebun
binatang. Dengan mengamati bermacam-macam binatang tersebut anak dapat diajarkan
untuk mengamati lebih lanjut binatang yang menarik perhatiannya. Melalui karyawisata
ke kebun binatang tersebut pula anak Taman Kanak-kanak perlu juga diarahkan agar
mempunyai minat untuk menyayangi binatang dengan merawat dan memelihara
dengan menjaga kebersihan hewan peliharaan serta kebersihan kandangnya.

2.1.7. Metode Proyek


Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat dilakukan adalah pendekatan
pembelajaran proyek (project approach). Pendekatan pembelajaran proyek
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan pengalaman
langsung dan sesuai dengan lingkungan sekitar anak.
Penerapan pendekatan proyek dalam pembelajaran dapat melibatkan anak
melalui kegiatan observasi dan penyelidikan tentang topik-topik terpilih dari
lingkungan sekitar. Proyek itu sendiri diartikan suatu studi atau penyelidikan yang
luas dan mendalam tentang topik khusus yang dapat dilakukan oleh anak secara
individual, dalam kelompok kecil dan dalam kelompok besar, yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan waktu, minat, dan kemampuan anak.
Melalui pendekatan ini, anak langsung dihadapkan pada persoalan sehari-hari
yang menuntut anak untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan proyek yang
diberikan.
Dalam menggunakan pendekatan ini, orang tua dan guru dapat melakukan
beberapa tahap diantaranya:
a) Tahapan persiapan, yaitu tahapan memilih dan menentukan topik proyek. Pada
tahapan ini orang tua bisa mendiskusikan bersama anak kegiatan apa yang hendak
dilakukan dan merumuskan bagaimana cara melakukannya. Misalkan anak ingin
membangun rumah-rumahan menggunakan sarung. Pada tahapan ini anak juga
merencanakan alat apa yang ia butuhkan dan bagaimana cara membangunnya.
b) Tahap pengembangan, pada tahap ini anak melakukan berbagai aktifitas
pemecahan masalah untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada tahap
persiapan. Pada tahapan ini anak mengeksplorasi bagaimana cara melakukan
kegiatan yang sudah direncanakannya pada tahapan persiapan. Misalkan pada
tahapan ini anak akan mencoba-coba bagaimana merangkai sarung tersebut agar
menjadi rumah-rumahan.
c) Tahap kulminasi. Pada tahap ini anak dalam kelompok kecilnya masing-masing
mengkomunikasikan dan berbagi pengetahuan, keterampilan, dan hasil karya
yang diperoleh selama kegiatan proyek kepada teman kelompoknya

Manfaat dari penggunaan pendekatan proyek bagi anak yaitu:

a) Memperluas wawasan anak tentang segi-segi kehidupan dalam keluarga, sekolah,


dan masyarakat
b) Anak memperoleh pemahaman tentang bagaimana memecahkan masalah tertentu
yang memerlukan kerjasama dengan anak lain secara terpadu
c) Anak memperoleh pengalaman belajar pengembangan sikap positif dalam kegiatan
bekerja dengan anak lain
d) Mengembangkan dan membina kerja sama dan interaksi sosial di antara anak-anak
yang terlibat dalam proyek
e) Memberi kesempatan anak untuk mengembangkan etos kerja pada diri anak
f) Dapat mengeksplorasi kemampuan, minat, serta kebutuhan anak
g) Melatih anak untuk menerima tanggung jawab. Beberapa kelebihan lagi dari
pendekatanproyek ini yaitu, dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik,
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menuangkan ide, kreativitas dan
imajinasi, memberikan kesempatan bagi anak mengeksplorasi alat dan bahan,
mengoptimalkan fungsi indera, membuat suasana belajar menjadi menyenangkan

2.1.8. Metode Eksperimen


Metode eksperimen merupakan cara memberikan pengalaman kepada anak
dalam proses pembelajaran dengan melakukan berbagai percobaan terhadap sesuatu
media yang digunakan dengan cara melihat dan mengamati akibatnya. Misalnya, bila
balon ditiup, bila warna dicampur, bila air dipanaskan atau didinginkan, tanah liat yang
dibentuk, ampas kelapa yang diberi warna berbagai media lain yang digunakan untuk
pembelajaran. Pelaksanaan metode eksperimen cukup memerlukan peralatan dan
sarana yang memadai sebelum pembelajaran dimulai, tanpa peralatan yang memadai
metode ini tidak dapat dilaksanakan.
Metode eksperimen (percobaan) adalah “metode pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada siswa melakukan percobaan sendiri tentang proses yang
dimaksud”. Menciptakan sesuatu bentuk metode eksperimen, merupakan pembaharuan
tanpa mengubah fungsi yang telah ada. Mencampur warna adalah menciptakan sesuatu
yang baru sesuai dengan kreativitas anak yang berarti membuat sesuatu yang berbeda
warna , perbedaan dalam bentuk, dan gaya yang yang dibuat itu sekaligus merupakan
pembaharuan tanpa atau dengan mengubah fungsi pokok dari sesuatu yang dibuat
dengan tidak mengenyampingkan tujuan dari kurikulum pembelajaran pendidikan anak
Taman Kanak-Kanak.
Metode eksperimen memiliki nilai manfaat sebagai pengisi waktu luang dan
kegiatan pembelajaran serta anak dapat berekspresi, karena anak-anak menghabiskan
waktu berjam-jam untuk bereksperimen mencampur warna. Anak- anak tidak bisa
melihat cat apabila berada dirumah atau di sekolah. Anak-anak tidak berpikir panjang,
anak akan segera menggambar di mana saja, baik di kertas atau di tembok. Aktivitas
anak yang demikian ini tidak boleh dilarang, namun sebagai guru hendaknya
menasehati anak agar menggambar pada kertas atau kanvas. Mencapai hasil belajar
yang baik guru harus membantu anak menggali kemahiran dan melatih keterampilan
yang ada pada diri pribadi anak dengan metode eksperimen dan proses pembelajaran
mencampur warna yang dilakukan di sekolah dibawah pengawasan dan bimbingan
guru.
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Untuk menstimulasi perkembangan bahasa anak usia dini kita dapat melakukan
berbagai macam metode diantaranya melalui metode bercakap-cakap, metode Tanya
jawab, metode bermain peran dan sosiodrama. Dalam melakukan metode-metode
tersebut pada anak, sebaiknya guru harus mempersiapkan secara matang materi apa
yang akan kita masukkan kedalam kegiatan tersebut.

1.2. SARAN

Persiapkanlah materi yang akan disampaikan sesuai dengan tema dan ikutilah
petunjuk atau prosedur untuk melakukan metode-metode untuk pengembangan bahasa
anak usia dini dan jangan lupa untuk memperhatikan perkembangan individual anak.
DAFTAR PUSTAKA

Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Depdiknas,
2005), hal. 145

Khadijah. 2016. Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Medan: Perdana Publishing

Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sumiati dan dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2007), hal. 101

https://anggunpaud.kemdikbud.go.id/index.php/berita/index/20201001161547/Pendekatan-
Proyek-Cara-Agar-Anak-Semangat-Belajar

https://alaksamana.blogspot.com/2017/09/metode-eksperimen-sebagai-metode.html

http://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/empowerment/article/view/611/441

https://anggunpaud.kemdikbud.go.id/index.php/berita/index/20210217030215#:~:text=Salah
%20satunya%20yaitu%20metode%20demonstrasi,untuk%20memudahkan%20anak%20m
emahami%20pembelajaran.

http://melyloelhabox.blogspot.com/2013/05/metode-bercakap-cakap-pada-anak-
usia.htmlhttp://melyloelhabox.blogspot.com/2013/05/metode-bercakap-cakap-pada-anak-
usia.html

Anda mungkin juga menyukai