Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODE DALAM PENDIDIKAN ORANG DEWASA

MATA KULIAH MATERI PENYULUHAN PERTANIAN

Dosen Pengampu : Ir. Miftakhul Arifin,M.Pd

Asisten Dosen : Dr. Epsi Euriga, SE.,M.Sc

OLEH :

1. Anjas Putra Pamungkas (03.01.19.0075)


2. Eka Damayanti (03.01.19.0083)
3. Jamaludin Nur Ridho (03.01.19.0091)
4. Rafika Fasyadina Azmi (03.01.19.0099)

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-MAGELANG

PRODI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga Makalah dengan judul “Metode dalam Pendidikan Orang Dewasa” dapat disusun
dengan baik. Makalah tersebut dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pendidikan Orang Dewasa (POD). Pada kesempatan ini, diucapkan terima kasih kepada yang
terhormat :

1. Dr. Radjiman,SP.,MP. Selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian


Yogyakarta-Magelang Jurusan Pertanian Yogyakarta.
2. Dr.Ir. Sujono,MP. Selaku Ketua Jurusan Politeknik Pembangunan Pertanian
Yogyakarta-Magelang Jurusan Pertanian Yogyakarta.
3. Ir. Miftakhul Arifin,M.Pd. selaku Ketua Program Studi Penyuluhan Pertanian
Berkelanjutan.
4. Ir. Miftakhul Arifin,M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Orang
Dewasa.
5. Dr. Epsi Euriga, SE., M.Sc selaku Asisten Dosen Mata Kuliah Pendidikan Orang
Dewasa.
6. Semua pihak yang telah mendukung dalam proses pembuatan makalah ini.

Penulis berharap bahwa dengan adanya penulisan makalah ini mampu bermanfaat bagi
penulis maupun pembaca. Makalah ini mampu berguna untuk membuka wawasan pengetahuan
dan bisa menjadi referensi tugas-tugas lainnya. Makalah ini di buat jauh dari kesempurnaan,
maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kedepannya
dapat tercapai makalah yang lebih baik.

Yogyakarta, November 2020

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ............................................................................................................................... 4

B. Tujuan ........................................................................................................................................... 4

C. Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 5

A. Pengertian Metode dalam Pendidikan Orang Dewasa ............................................................. 5


B. Metode Saat Pembelajaran kepada Orang Dewasa .................................................................. 6
C. Jenis-Jenis Metode dalam Pendidikan Orang Dewasa ............................................................. 9

BAB III KESIMPULAN ............................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Orang dewasa dilihat dari segi umurnya adalah orang yang sudah melewati masa
kecil dan masa remaja yang memiliki usia 20 tahun ke atas. Dewasa melambangkan segala
sesuatu yang telah menuju masa matang dan lazimnya merujuk pada manusia yang bukan
anak-anak lagi. Dilihat dari segi psikis, dewasa adalah masa dimana manusia sudah dapat
membedakan baik dan buruk secara harfiah dan memiliki tanggung jawa yang mencerminkan
karakter dewasa. Menjadi dewasa adalah pilihan. Dalam prosesnya dewasa akan mengalami
banyak masalah yang lebih kompleks dengan cara menghadapi yang lebih realita. Menjadi
dewasa tidak lepas dari pembelajaran, dewasa bukan berarti berhenti belajar. Akan tetapi
metode dalam pembelajaran orang dewasa dengan anak-anak adalah berbeda caranya.
Pemecahan masalah lebih dalam dan metoe yang dipelajari lebih komplek dan meluas.

B. Tujuan
1. Mengetahui metode dalam pembelajaran orang dewasa.
2. Memahami proses dan cara-cara pembelajaran orang dewasa.
C. Rumusan Masalah
1. Metode apa saja yang lazim digunakan dalam pembelajaran orang dewasa?
2. Apakah perbedaan metode pembelajaran orang dewasa dengan anak-anak?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode dalam Pendidikan Orang Dewasa

Dalam pembelajaran orang dewasa, banyak metode yang diterapkan. Untuk


memberhasilkan pembelajaran semacam ini, apapun metode yang diterapkan seharusnya
mempertimbangkan faktor sarana dan prasarana yang tersedia untuk mencapai tujuan akhir
pembelajaran, yakni agar peserta dapat memiliki suatu pengalaman belajar yang bermutu.
Merupakan suatu kekeliruan besar bilamana dalam hal ini, pembimbing secara kurang wajar
menetapkan pemanfaatan metode hanya karena faktor pertimbangannya sendiri yakni
menggunakan metode yang dianggapnya paling mudah, atau hanya disebabkan karena
keinginannya dikagumi oleh peserta di kelas itu ataupun mungkin ada kecenderungannya
hanya menguasai satu metode tertentu saja. Penetapan pemilihan metode seharusnya guru
mempertimbangkan aspek tujuan yang ingin dicapai, yang dalam hal ini mengacu pada garis
besar program pengajaran yang dibagi dalam dua jenis yaitu :

Rancangan proses untuk mendorong orang dewasa mampu menata dan mengisi
pengalaman baru dengan mempedomani masa lampau yang pernah dialami, misalnya dengan
latihan keterampilan, melalui tanya jawab, wawancara, konsultasi, latihan kepekaan, dan
lain-lain, sehingga mampu memberi wawasan baru pada masing-masing individu untuk dapat
memanfaatkan apa yang sudah diketahuinya. Proses pembelajaran yang dirancang untuk
tujuan meningkatkan transfer pengetahuan baru, pengalaman baru, keterampilan baru, untuk
mendorong masing-masing individu orang dewasa dapat meraih semaksimal mungkin ilmu
pengetahuan yang diinginkannya, apa yang menjadi kebutuhannya, keterampilan yang
diperlukannya, misalnya belajar menggunakan program komputer yang dibutuhkan di tempat
ia bekerja.

Sejalan dengan itu, orang dewasa belajar lebih efektif apabila ia dapat mendengarkan
dan berbicara. Lebih baik lagi kalau di samping itu ia dapat melihat pula, dan makin efektif
kalau dapat juga mengerjakan. Fungsi bicara hanya sedikit terjadi pada waktu tanya jawab.
Untuk metode diskusi bicara dan mendengarkan adalah seimbang. Dalam pendidikan dengan
cara demonstrasi, peserta sekaligus mendengar, melihat dan berbicara. Pada saat latihan

5
praktis peserta dapat mendengar, berbicara, melihat dan mengerjakan sekaligus, sehingga
dapat diperkirakan akan menjadi paling efektif.

Pada umumnya metode dan teknik pembelajaran dapat digolongkan menjadi dua jenis
sasaran kegiatan pembelajaran yaitu :

1. Metode Pembelajaran Individual.


2. Metode Pembelajaran Berkelompok.

B. Metode Saat Pembelajaran kepada Orang Dewasa

Metode yang dapat diterapkan dalam program pendidikan orang dewasa sebaiknya
dipertimbangkan sebagai alat untuk mencapai tujuan akhir yaitu agar peserta didik
memperoleh pengalaman belajar yang bermanfaat. Metode pendidikan orang dewasa
sebaiknya dipilih berdasarkan tujuan pendidikan yang pada garis besarnya dapat dibagi dua
jenis yaitu :

1. Membantu orang menata pengalaman masa lalu yang dimilikinya melalui cara baru
seperti; konsultasi, latihan kepekaan, dan beberapa jenis latihan manajemen yang
membantu individu untuk dapat lebih memanfaatkan apa yang telah diketahuinya.
2. Memberikan pengetahuan atau keterampilan baru, yakni mendorong individu untuk
meraih pengetahuan atau keterampilan yang lebih baik.

Sejalan dengan itu, menurut Lunandi (1987), proses belajar tersebut, dirinci seperti
pada gambar berikut ini :

Gambar 1.1 Kontinum proses belajar menurut Lunandi (1987)

6
Penetapan pemilihan metode seharusnya guru mempertimbangkan aspek tujuan yang
ingin dicapai, yang dalam hal ini mengacu pada garis besar program pengajaran yang
dibagi dalam dua jenis yaitu :
 Rancangan proses untuk mendorong orang dewasa mampu menata dan mengisi
pengalaman baru dengan mempedomani masa lampau yang pernah dialami, misalnya
dengan latihan keterampilan, melalui tanya jawab, wawancara, konsultasi, latihan
kepekaan, dan lain-lain, sehingga mampu memberi wawasan baru pada masing-
masing individu untuk dapat memanfaatkan apa yang sudah diketahuinya.
 Proses pembelajaran yang dirancang untuk tujuan meningkatkan transfer pengetahuan
baru, pengalaman baru, keterampilan baru, untuk mendorong masing-masing individu
orang dewasa dapat meraih semaksimal mungkin ilmu pengetahuan yang
diinginkannya, apa yang menjadi kebutuhannya, keterampilan yang diperlukannya,
misalnya belajar menggunakan program komputer yang dibutuhkan di tempat ia
bekerja. Untuk menguraikan lebih lanjut apa yang dimaksud di atas, secara singkat
diperinci bagaimana hubungannya dengan kedua ujung pada kontinum proses belajar,
yakni penataan pengalaman belajar di ujung yang satu, dan perluasan pengalaman
belajar di ujung yang lain sebagai berikut :

Tabel 1.1 Penataan Pengalaman Belajar

Aspek Apabila tekanannya pada : Perluasan Pengalaman Belajar


Penataan pengalaman mengajar
Persiapan dan Membuat pelajar enak mengungkapkan sukses Mengutamakan masalah yang kini tak dapat
orientasi dan kegagalannya di masa lalu, mengutamakan dipecahkan oleh pelajar, tetapi dapat
makna penilaian pengalaman masa lampau dipecahkannya setelah menda pat bahan
untuk dapat mengatasi masalah serupa di baru. Membantu pelajar untuk mengatasi
kemudian hari ketidakmampuannya menggumuli bahan
baru
Suasana dan Merenungkan banyak tanpa tergesa-gesa Menarik dan mengasikkan di tentukan
kecepatan dipengaruhi sangat oleh reaksi dan kemampuan sangat oleh sifat dan isi pelajaran
belajar pelajar
Peran yang Menciptakan suasana, memberi makna pada Mengenal masalah pelajar, menjelaskan

7
mengajar pengalaman belajar, memancing ungkapan sasaran pelajaran, memberikan data dan
lebih banyak pengalaman, memberi umpan balik, membantu konsep baru, atau memper lihatkan tingkah
membuat genera lisasi laku baru
Peran yang Mengungkapkan data mengenai pengalaman Mengolah data dan konsep baru,
belajar lebih dan pendapat nya, menganalisa mempraktekkan bahan baru, melihat
banyak pengalamannya, menggali alternatif dan penerapan bahan baru pada situasi nyata
manfaat
Sukses Suasana bebas dari ancaman, rasa kebutuhan Kejelasan penyajian baru, penghargaan
bergantung pelajar untuk menemukan pendekatan baru pelajar terhadap pengajar, relevansi bahan
diri dalam mengatasi masalah lama baru penilaian pelajar
Sumber : Lunandi (1987, hal : 27-28)

Sukses bergantung diri suasana bebas dari ancaman, rasa kebutuhan pelajar untuk
menemukan pendekatan baru dalam mengatasi masalah lama. Kejelasan penyajian baru,
penghargaan pelajar terhadap pengajar, relevansi bahan baru penilaian pelajar. Gambaran
di atas menunjukkan adanya beberapa program pendidikan orang dewasa, yang dalam
pelaksanaan programnya membutuhkan kombinasi berbagai metode yang cocok sesuai
situasi dan kondisi yang diperlukan sehingga dicapai hasil yang memuaskan.
Kemampuan orang dewasa belajar dapat diperkirakan sebagai berikut: (a) 1% melalui
indera perasa, (b) 1½ % melalui indera peraba, (c) 3½% melalui indera penciuman, (d)
11% melalui indera pendengar, dan (e) 83% melalui indera penglihat (Lunandi, 1987).

Sejalan dengan itu, orang dewasa belajar lebih efektif apabila ia dapat
mendengarkan dan berbicara. Lebih baik lagi kalau di samping itu ia dapat melihat pula,
dan makin efektif lagi kalau dapat juga mengerjakan. Komposisi kemampuan tersebut
dapat dilukiskan ke dalam piramida belajar (pyramida of learning) seperti terlihat dalam
gamabar berikut ini :

8
Gambar 1.2 Piramida Belajar Orang Dewasa

Dari gambar di atas tampak bahwa pada ceramah peserta hanya mendengarkan.
Fungsi bicara hanya sedikit terjadi pada waktu tanya jawab. Untuk metode diskusi bicara dan
mendengarkan adalah seimbang. Dalam pendidikan dengan cara demonstrasi, peserta
sekaligus mendengar, melihat dan berbicara. Pada saat latihan praktis peserta dapat
mendengar, berbicara, melihat dan mengerjakan sekaligus, sehingga dapat diperkirakan akan
menjadi paling efektif.

C. Jenis-Jenis Metode dalam Pendidikan Orang Dewasa

Pada umumnya metode dan teknik pembelajaran dapat digolongkan menjadi dua jenis
sasaran kegiatan pembelajaran yaitu :

1. Metode Pembelajaran Individual

Metode pembelajaran individual adalah suatu kegiatan interaksi pembelajaran dengan


sasaran didik adalah perorangan. Metode pembelajaran individual ini dilakukan untuk
memberikan kesempatan kepada setiap orang dewasa untuk dapat dilayani kegiatan
belajarnya secara individual. Hal ini dikarenakan sesuatu hal sehingga proses pembelajaran
tidak dapat dilakukan secara berkelompok, seperti adanya kasus tertentu secara individu,
kondisi geografis yang sangat jauh, cacat tubuh dan lain sebagainya. Metode pembelajaran
individu mempunyai beberapa macam antara lain yaitu :

a. Magang

9
Menurut Sudjana (2000), magang adalah proses belajar dari seorang ahli melalui
kegiatan dunia nyata. Selain itu magang adalah proses mempraktikkan pengetahuan dan
keterampilan untuk menyelesaikan problem nyata di sekitar. Pada saat proses magang
terjadi interaksi dan tanya jawab secara langsung permasalahan yang terjadi. Magang
dapat dipandang salah satu teknik interkasi pembelajaran karena pengetahuan dan
keterampilan diperoleh melalui proses pewarisan, penyerahan dan penyadapan berbagai
keterampilan sera aneka ragam kebiasaan dan kebiasaan lainnya.
b. Teknik Bimbingan Pribadi
Teknik ini lebih banyak dipergunakan dalam mempergunakan dan menentukan pilihan
bakat dan kemampuan pribadi dalam menghadapi tugas dan pekerjaan yang akan
dihadapinya. Bimbingan lebih banyak dilakukan oleh seseorang fasilitator atau
pembimbing dalammembantu dalam menunjukkan keadaan diri seseorang sebagaimana
adanya.
c. Sistem Belajar Jarak Jauh
Teknik belajar jarak jauh dengan bantuan media alat cetak tertulis (misal modul) adalah
proses interaksi belajar orang dewasa yang menuntut adanya kesadaran pribadi, disiplin
pribadi, ketekunan dan kemajuan peserta didik.Tugas-tugas yang harus dilakukan
kemudian dilaporkan secara tertulis kepada pembimbing atau lembaga melalui post. Jadi
dalam teknik ini tidak terdapat kehadiran fasilitator secara langsung tetapi melalui surat
menyurat atau tilpon.nSalah satu contoh bentuk tenik ini adalah kursus tertulis.

2. Metode Pembelajaran Berkelompok

Metode pembelajaran berkelompok adalah metode yang dalam pelaksanaannya


melibatkan beberapa orang atau sekelompok orang untuk bersama-sama mempelajari atau
mengungkitkan pengetahuan, keterampilan, pemahaman, apresiasi dan sikap dengan
bimbingan seorang fasilitator. Metode belajaran berkelompok mempunyai beberapa teknik
diantaranya yaitu :

a. Metode Ceramah atau Kuliah

Ceramah atau kuliah adalah penyajian secara lisan oleh pembicara dengan menggunakan
pemikiran dan ide yang terorganisir. Mardikanto (1992) membedakan ceramah dan

10
kuliah, ceramah diselenggarakan di tempat terbuka, peserta banyak dan kesempatan
peserta bertanya sedikit. Sedangkan kuliah diselenggarakan di tempat tertutup, peserta
relatif sedikit dan kesempatan bertanya banyak. ramah yang baik ditunjukkan adanya
partisipasi dan umpan balik yang tinggi dari peserta. Untuk meningkatkan daya tangkap
dan ketertarikan peserta maka dalam ceramah disertai penggunaan media pembelajaran
yang tepat dan menarik pehatian.

b. Metode Tanya Jawab

Metode ini sering digabungkan dengan metode lainnya seperti ceramah, diskusi dan
lainnya. Metode ini umumnya untuk mempertajam penjelasan atau hal-hal yang belum
jelas bagi peseta didik. Untuk menghindari kejemuan metode ini dapat dilakukan dengan
cara saling lempar antara fasilitator dan sebagian peserta didik atau antar peserta didik
sendiri terjadi tanya jawab, dan fasilitator akan memberi pembetula atau tambahan bila
belum tetap atau perlu penjelasan lebih tajam.

c. Metode Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok sangat efektif dilakukan untuk penyampaian fakta-fakta yang abstrak
atau tidak diketahui dalam lingkungan pengalaman sendiri. Dalam diskusi akan terjadi
pertukaran pengalaman, perasaan, pikiran, pendapat, ide dan lain sebagainya, sehingga
akan terjadi saling melengapi dan menambah kekayaan pengalaman dari orang lain.
Terdapat beragam diskusi kelompok yang dapat dilakukan antara lain yaitu forum
ceramah, symposium, diskusi panel, forum debat, forum dialog dan wawancara
kelompok.

d. Metode Bermain Peran (Role Playing)

Metode ini dipergunakan sebagai latihan untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi
atau timbulnya masalah dalam kondisi sebenarnya, dimana para peserta akan
dipekerjakan. Dengan peran masing-masing dari para peserta akan menampakkan
kondisi, karakter dan situasi yang mungkin terjadi di lapangan menurut ide, gagasan,
pikiran dan pendapat masing-masing peserta sesuai pengalamannya. Peserta lain akan

11
mengamati perilaku dan pendapat dari setiap peserta yang memerankan, kemudian
didiskusikan hasil dari permainan.

e. Metode Studi Kasus

Pada metode ini para peserta dihadapkan suatu pemasalahan yang perlu dicari sebab
masalah dan cara pemecahannya. Selanjutnya peserta diskusi akan mengutarakan
pendapatnya sesuai pengetahuan dan pengalaman masing-masing. Dalam diskusi aka
terjadi perbedaan pendapat yang akan memperkaya pengetahuan dan pengalaman.

12
BAB III

KESIMPULAN

Dewasa merupakan hal yang sudah meninggalkan dunia anak-anak. Mulai dari
kehidupan, cara berfikir, bertindak, memecahkan masalah, pembelajaran, dan pekerjaan. Dengan
metode yang sudah dijelaskan adalah metode yang mampu digunakan dalam pembelajaran orang
dewasa, yakni secara individu dan atau berkelompok. Dalam pembelajaran, orang dewasa akan
menemukan banyak permasalahan yang lebih kompleks dan cara menyelesaikannya dengan cara
yang kompleks pula. Maka dari itu, orang dewasa sering dikatan lebih banyak pengalamannya
daripada anak-anak. Berbeda dengan anak-anak, pembelajaran yang digunakan akan lebih
banyak menggunakan metode pendekatan dan playing group.

Dewasa bukan masalah banyaknya umur yang sudah dilamapauik, tetapi seberapa jauh
pemikiran yang dapat membuat masalah terpecahkan dengan segera, atau keterlibatan suatu
individu kepada kelomok atau individu kepada individu lain dengan cara yang baik dan
menunjukkan sikap dewasa. Sedangkan anak-anak akan lebih sering mengalami masa-masa
permainan dimana kepada sesama anak-anak akan lebih saling mengenal dan bermain.

13
DAFTAR PUSTAKA

Lunandi, A. G. 1986. Pendidikan Oang Dewasa: Sebuah Uraian Praktis Untuk

Pembimbing, Penatar, Pelatih dan Penyuluh Lapangan. Jakarta: Penerbit PT

Gramedia.

Mardikanto, Totok. 1992. Penyuluh Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas. Maret

University Press.

Nana, Sudjana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru

Algesindo

14

Anda mungkin juga menyukai