Jember, 6 September
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………… 3
A. Kesimpulan .................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa
keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan
menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang
tepat untuk meletakkan dasar bagi kemampuan fisik, bahasa, sosial emosional,
konsep diri, seni, moral dan nilainilai agama. Sehingga upaya pengembangan
seluruh potensi anak anak usia dini harus dimulai agar pertumbuhan dan
perkembangan anak tercapai secara optimal.
1
Jangankan di daerah pedesaan, di kota-kota besar masih jarang dijumpai
lembaga PAUD yang menyelenggarakan TPA dan KB.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dibuat
perumusan masalah, yaitu:
1. Apa Pengertian Metode pembelajaran AUD
2. Apa Saja Jenis-jenis Metode Pembelajaran AUD?
3. Bagaimana Kriteria Pemilihan Metode Pembelajaran AUD?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dibuat tujuan, yaitu:
1. Untuk Mendeskripsikan Pengertian Metode Pembelajaran AUD
2. Untuk Mendeskripsikan Jenis-jenis Metode Pembelajaran AUD
3. Untuk Mendeskripsikan Kriteria Pemilihan Metode Pembelajaran AUD
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Metode pembelajaran adalah metode yang harus dilalui untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan pada setting pembelajaran. Metode pembelajaran
adalah metode yang diterapkan oleh guru terhadap anak didiknya di dalam
kelas dalam mencapai tujuan pembelajaran. Penetapan tujuan pembelajaran
merupakan syarat mutlak bagi guru dalam memilih metode yang akan
digunakan di dalam menyajikan materi pengajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta
kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan
menggunakan metode-metode pembelajaran. Jadi metode pembelajaran
merupakan cara yang digunakan guru atau pendidik dalam menyajikan materi
kepada peserta didik untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif
dan efisien sesuai dengan perencanaan sebelumnya.
1
M. Hari Wijaya dan Bertiani Eka Sukaca, 2007, PAUD Melejitkan potensi anak dengan
Pendidikan sejak dini, Bandung
2
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 192
4
akibat-akibat perbuatan mereka, Peragaan, Acquisition (education), Mutual
Education (Mengajar dalam Kelompok), Exposition(dengan menyajikan) yang
didahului dengan motivation (menimbulkan minat), Function (Pelajaran
Dihidupkan dengan Praktek) dan Explanation (Memberikan penjelasan tentang
Hal-Hal yang Kurang Jelas).
Terkait Pendidikan Anak Usia Dini ada berbagai macam metode
pembelajaran yang sering di gunakan oleh guru PAUD dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut Ki Hajar Dewantara, metode pembelajaran tersebut
diantaranya:
a. Metode Bemain Peran
Bermain peran (role playing) adalah permainan anak-anak Dengan
memerankan tokoh atau benda (binatang, tanaman). Tokoh misalnya
ayah, ibu, petani, dokter, polisi, pilot, melalui metode Bermain peran
anak dapat mengembangkan kemampuan berimajinasi, Memanipulasi
objek, kreativitas, sosialisasi dan berkomunikasi. Bermain peran adalah
awal bermain drama. Bermain peran berarti Anak meniru karakter atau
tindakan dari tokoh yang diinginkannya.
b. Metode Bernyanyi
Bernyanyi adalah bagian hidup, amat disukai bahkan telah digemari
anak-anak saat belajar merangkak (toddler). Guru dapat menggunakan
kegiatan bernyanyi. Misalnya untuk mengenal dan belajar menghitung
anggota tubuh. Metode bernyanyi dapat digunakan tanpa alat dan tidak
ada cara khusus untuk menggunakan metode ini. Guru bebas mengajak
anak-anak bernyanyi sesuai tema, materi, atau kegiatan belajar hari itu.3
Dengan metode bernyanyi ini juga akan membantu anak terhadap
perkembangan bahasanya.
c. Metode Bercakap-cakap
3
Manispa, Menjadi Guru PAUD Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2018).
Hlm. 40-42.
5
Bercakap-cakap mempunyai makna penting bagi Perkembangan
anak usia dini karena bercakap-cakap dapat meningkatkan
keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, Meningkatkan
keterampilan dalam melakukan kegiatan dengan bersama, selain itu
metode ini juga dapat meningkatkan keterampilan menyatakan
perasaan, serta menyatakan gagasan atau pendapat secara verbal.
Oleh karena itu penggunaan metode bercakap-cakap untuk anak usia
dini akan membantu perkembangan dimensi sosial, emosi, kognitif, dan
bahasa.4 Kegiatan bercakap-cakap dilakukan antara pamong dan anak-
anak diharapkan agar dapat; a) meningkatkan keberanian anak untuk
mengaktualisasikan diri dengan menggunakan kemampuan bahasa
secara ekspresif, b) meningkatkan keberanian anak untuk menyatakan
secara lisan apa yang harus dilakukan oleh diri sendiri dan anak lain, c)
meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan
orang lain, baik teman atau pamong, d) memberi kesempatan kepada
anak untuk membangun jati dirinya, melalui kesempatan berdialog, e)
memperluas pengetahuan, wawasan dan pembaharuan kata, f)
meningkatkan kemampuan bahasa reseptif anak, seperti mendengarkan
dan memahami pembicaraan orang lain.
d. Metode Bercerita
Metode bercerita yaitu metode yang mengisahkan suatu peristiwa
atau kejadian kepada peserta didik. Kejadian atau peristiwa tersebut
disampaikan kepada peserta didik melalui tutur kata, ungkapan dan
mimik wajah yang unik.
Metode bercerita bagi anak usia dini begitu penting, tidak salah bila
metode bercerita ini sebisa mungkin diaplikasikan dalam pembelajaran.
Dalam metode bercerita selain untuk memudahkan anak dalam
memahami materi yang diberikan, juga untuk memberikan daya
4
Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 90.
6
imajinatif, fantasi dan menambahkan wawasannya terhadap nilai-nilai
kebaikan. Bercerita memiliki manfaat untuk anak usia dini diantaranya:
1. Membangun kontak batin, antara anak dengan orang tuanya
Maupun anak dengan pamongnya.
2. Media penyampai pesan terhadap anak.
3. Pendidikan imajinasi atau fantasi anak.
4. Dapat melatih emosi dan perasaan anak.
5. Membantu proses identifikasi diri (perbuatan).
6. Memperkaya pengalaman batin.
7. Dapat sebagai hiburan atau menarik perhatian anak.
8. Dapat membentuk karakter anak.5
e. Metode Karyawisata
Karyawisata juga berarti membawa anak usia dini ke objek-objek
tertentu sebagai pengayaan pengajaran, pemberian pengalaman belajar
yang tidak mungkin diperoleh anak ketika belajar di dalam kelas, dan
juga memberikan kesempatan kepada anak untuk mengobservasi dan
mengalami sendiri dari dekat.
Melalui kegiatan karyawisata ini diharapkan dapat merangsang
minat anak terhadap sesuatu, memperluas informasi yang tidak di
peroleh di kelas, memberi pengalaman secara langsung, menumbuhkan
minat anak terhadap sesuatu, menambah wawasan anak, menjadi sarana
rekreasi, memberi perasaan yang menyenangkan, sarana mempererat
hubungan antara orang tua dan guru PAUD, orang tua dengan orang tua
dan anak dengan anak.
f. Metode Demonstrasi
Demonstrasi memiliki makna penting bagi anak usia dini antara lain,
dapat memperlihatkan secara konkrit apa yang akan dilakukan,
dilaksanakan, atau memperagakan, konsep prinsip dengan peragaan,
membantu mengembangkan kemampuan mengamati secara teliti dan
5
Mohammad Fadillah, Desain Pembelajaran PAUD, hlm. 174.
7
cermat, membantu mengembangkan kemampuan peniruan dan
pengenalan secara tepat.
Selain itu anak akan menggunakan informasi untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dan berusaha untuk melakukan kegiatan sebagai
mana yang dilakukan oleh guru, serta merangsang anak untuk berfikir
secara kritis dan menggunakan kemampuan untuk menalar.
Sesuai dengan tujuan metode demonstrasi, yaitu memberikan
pengalaman belajar melalui melihat dan mendengarkan yang diikuti
dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan, kegiatan yang sesuai
dengan metode ini adalah: 1) Kegiatan demonstrasi yaitu dimulai
dengan penjelasan. 2) Kegiatan Demonstrasi dalam bentuk dramatisi.
g. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas diberikan kepada anak semata-mata hanya
untuk melatih persepsi pendengaran, meningkatkan kemampuan bahasa
reseptif anak, memusatkan perhatian, dan membangun motivasi anak,
bukan untuk melihat hasilnya. Oleh karena itu hindari, sebaiknya
hindari pemberian tugas yang bersifat memaksa, mendikte, membatasi
kreativitas anak, terus-menerus, dalam bentuk pekerjaan rumah, atau
tugas lain yang membuat anak menjadi tertekan dan terpaksa, membuat
anak bosan dan sampai frustasi. Berikan tugas-tugas yang dapat
meningkatkan kreativitas, meningkatkan imajinasi anak, melatih
motorik, membuat anak bergairah, lebih bersemangat, merasa senang,
lebih bersemangat, menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan
motivasi belajar, dan tugas-tugas lain yang membuat anak merasa
nyaman dan aman ketika belajar di PAUD.
h. Metode Pembiasaan
Metode pembiasaan merupakan metode pembelajaran yang
membiasakan suatu aktivitas kepada seorang anak atau peserta
pendidik. Adanya metode pembiasaan dilatar belakangi dan
dipengaruhi oleh munculnya teori behaviorisme. Pembiasaan artinya
melakukan sesuatu secara berulang-ulang. Artinya, apa yang dilakukan
8
anak dalam pembelajaran diulang terus menerus sampai ia dapat betul-
betul memahaminya dan dapat tertanam di dalam hatinya. Untuk anak
usia dini metode ini sangat baik digunakan karena anak masih suka
menerima dan ia belum banyak terpengaruh oleh dunia luar.
Metode pembiasaan juga memiliki kelebihan dalam metode
pembelajaran pada anak usia dini, yaitu menghemat tenaga dan waktu.
Adapun untuk kekurangannya adalah:
1. Untuk awal-awal pembiasaan anak akan merasa cepat bosan
Melakukannya.
2. Ketika sudah dilakukan dan menjadi kebiasaan dan tertanam
pada Diri anak, sulit untuk dihilangkan.
3. Anak belum dapat mengidentifikasi mana yang baik dan mana
Yang buruk.
4. Membutuhkan guru yang dapat dijadikan teladan dan
mempunyai Kepribadian yang baik dimata anak.
5. Membutuhkan waktu bertahap untuk dapat menanamkan
kebiasaan Pada diri anak6
C. Kriteria Pemilihan Metode Pembelajaran AUD
Dalam proses belajar mengajar guru dalam menentukan metode
hendaknya tidak asal pakai, guru dalam menentukan metode harus melalui
seleksi yang sesuai dengan perumusan tujuan pembelajaran. Metode apapun
yang dipilih dalam kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan
ketepatan (efektivitas) metode pembelajaran yang digunakan dalam proses
mengajar. Acuan memilih metode pembelajaran untuk anak usia 0 sampai 6
tahun menurut Penasihat Himpunan Tenaga Kependidikan Usia Dini, Anggani
Sudono adalah melibatkan anak dalam kegiatan belajar mengajar. Menurutnya
ada beberapa metode pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap usia anak.
Anak usia 0 sampai 3 tahun dapat mengikuti kegiatan sekolah taman bermain.
6
Mohammad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD, hlm. 167.
9
Adapun metode nya yang harus diperhatikan yaitu hubungan komunikasi
antara guru dan anak lalu bagaimana cara guru berkomunikasi.
Ketika mengajar sebaiknya guru tidak mendominasi kegiatan anak.
Adapun untuk usia 4 sampai 6 tahun dapat diberikan kegiatan yang
memberinya kesempatan anak untuk mengobservasi sesuatu. Sebaiknya
pendidik tidak mencontohkan terus menerus lalu anak mengikutinya, tetapi
biarkan anak mencoba-coba misalnya anak menggambar bunga dengan warna
hijau kuning atau biru. Pendidik juga dapat memberikan kosakata baru pada
anak dan membiarkan mereka merangkai kalimat sendiri. Ketika seorang guru
dalam memilih metode pembelajaran untuk digunakan dalam praktik mengajar,
maka harus memilih atau mempertimbangkan kriteria sebagai berikut:7
a. Tidak ada metode paling unggul karena semua metode mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda dan memiliki kelemahan serta
keunggulannya masing-masing
b. Setiap metode hanya sesuai untuk pembelajaran sejumlah
kompetensi tertentu dan tidak sesuai untuk pembelajaran sejumlah
kompetensi lainnya
c. Setiap kompetensi memiliki karakteristik yang umum maupun yang
spesifik sehingga pembelajaran suatu kompetensi membutuhkan
metode tertentu yang mungkin tidak sama dengan kompetensi yang
lain
d. Setiap siswa memiliki sensitivitas berbeda terhadap metode
pembelajaran
e. Setiap siswa memiliki bekal perilaku yang berbeda serta tingkat
kecerdasan yang berbeda pula
f. Setiap materi pembelajaran membutuhkan waktu waktu dan sarana
yang berbeda
g. Tidak semua sekolah memiliki sarana dan fasilitas lainnya yang
lengkap
7
Ginting, Esensi Praktis 82
10
h. Setiap guru memiliki kemampuan dan sikap yang berbeda dalam
menerapkan suatu metode pembelajan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwasannya
metode pembelajaran AUD yang digunakan adalah metode bermain peran,
bernyanyi, bercakap-cakap, bercerita, karyawisata, demonstrasi, pemberian
tugas, dan pembiasaan.
Anak usia dini yaitu anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun.
Proses pembelajaran pada usia ini sangat menetukan pembentukan karakter dan
kepribadian anak. Pengajaran di RA IPKB, metode pengajaran yang ada di
PAUD ini adalah bermain, bercerita, bernyanyi, bercakap, karyawisata dan
praktik langsung. Karena pengajaran untuk anak usia dini di RA IPKB saya rasa
sudah layak, sebab tidak hanya ilmu pengetahuan umum yang di dapat, tetapi
ilmu agama anak-anak juga di belaki. Dengan demikian anak-anak bisa bersaing
nantinya di sekolah lanjutan yang tidak hanya intelektual yang di dapat, namun
sepiritual juga dimiliki.
B. Saran
Kami tentunya masih menyadari jika makalah ini masih banyak kesalahan
dan jauh dari kata kesempurnaan. Kami akan memperbaiki dengan pedoman
pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
Nurani Sujion, Yuliani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT
INDEKS, 2009
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika
Aditama, 2014
Ruslan, Agus, Pendidikan Usia Dini Yang Baik, landasan Keberhasilan Pendidikan
Masa Depan, Darul Ma’arif: Bandung, 2007
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. “Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya
untuk kompetensi supervisi akademik”. Direktorat Jendral Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional.
Djamarah, S.B. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT Rineka Cipta. Emzir.
2011. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Hasan Maimunah. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: DIVA Press.
Isjoni. 2010. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Sukmadinata, Syaodih Nana. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Suharti. 2013. “Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD Dalam Rangka
Meningkatkan Mutu Pembelajaran (Studi Perbandingan Pada PAUD
Terpadu Negeri Pembina dan PAUD Robby Roddiyah Kabupaten
Rejang Lebong”. Universitas Bengkulu: S2 Thesis.
13