Anda di halaman 1dari 20

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

STRATEGI PEMBELAJARAN RA NURKAMELIA MUKHTAR. AH, M.Pd

TUGAS TERSTRUKSTUR
MENERAPKAN CONTOH-CONTOH PEMBELAJARAN YANG
BERPUSAT PADA ANAK

OLEH
KELOMPOK : 6
ARYNI OKTORIA IRSAD (NIM: 12010927315)
WINDU DESTI VORA (NIM: 12010926446)

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD-5A)


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan
makalah mata kuliah “Metodologi pengembangan kemampuan bahasa”
tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah
SAW semoga dengan banyaknya kita bershalawat kepada baginda
rasullah,di akhirat kelak kita mendapat syafa‟atnya.

Penulisan makalah ini dapat diselesaikan karena bantuan banyak


pihak. Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi pihak yang
tertarik pada makalah yang kami buat. Selain itu, kami juga berharap agar
pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah
ini.Serta makalah yang kami buat dapat bermanfaat di kalangan
masyarakat.

Penulis menyadari makalah ini masihmemerlukan penyempurnaan,


terutama pada bagian isi. Kami menyadari sepenuhnya,bahwa dalam
pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan karena kurangnya ilmu
yang kami dapat. Kami memohon maaf jika ada kekurangan dalam
pembahasan.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Kami menerima segala


bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Wassalamu‟alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.

Pekanbaru, 20 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

BAB I .........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................6

C. Tujuan ............................................................................................................................. 6

BAB II ....................................................................................................................................... 7

PEMBAHASAN ........................................................................................................................7

A. Pengertian Strategi Pembelajarn Berpusat Pada Anak ........ Error! Bookmark not defined.

B. Prosedur Strategi Pembelajaran Berpusat Pada Anak ......... Error! Bookmark not defined.

C. Pengertian Strategi Pembelajaran Berpusat Pada Guru ....... Error! Bookmark not defined.

D. Perbedaan Strategi Pembelajaran Berpusat Pada Anak dan Guru Error! Bookmark not defined.

BAB III ........................................................................................... Error! Bookmark not defined.

KESIMPULAN ............................................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... Error! Bookmark not defined.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia
dini pada jalur pendidikan formal. Pendidikan Anak Usia Dini pada hakikatnya
adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Oleh karena itu,
pendidikan Anak Usia Dini perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat
mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi aspek
perkembangan anak.

Petalozzii berpendapat bahwa pendidikan taman kanak-kanak hendaknya


menyediakan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan, bermakna, dan
hangat seperti yang diberikan oleh orang tua di lingkungan rumah. Dari pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya untuk memfasilitasi pertemuan dan
perkembangan anak secara optimal sejatinya diimplementasikan melalui
penyediaan pengalaman belajar yang tidak berorientasi akademik, dalam artian
tidak menekankan pada penguasaan kemampuan tertentu tetapi lebih ditekankan
pada pengalaman belajar yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

Menurut chouglin (2000), dalam bidang pendidikan anak usia dini terdapat
dua pendekatan mendasar yang digunakan, yaitu pendekatan perilaku dan
pendekatan perkembangan. Pendekatan perilaku menganggap bahwa konsep-
konsep tidak berasal dari diri anak serta tidak berkembang secara spontan,
melainkan harus ditanamkan pada anak dan diaplikasikan oleh anak. Pendekatan
perilaku menempatkan anak sebagai objek yang hanya menerima informasi dari
lingkungan. Pendekatan perilaku menciptakan pembelajaran yang berpusat pada
guru. Guru dianggap sebagai satu-satunya sumber semua informasi.
Berbeda dengan pendekatan perilaku, pendekatan perkembangan
memberikan kerangka untuk memahami dan menghargai pertumbuhan alami
anak-anak usia dini. Pendekatan ini menganggap bahwa anak usia dini adalah
pelajar yang aktif yang secara terus-menerus mendapatkan informasi mengenai
dunia lewat permainan, mengalami kemajuan melalui tahapan perkembangan
yang diperkirakan, serta merupakan individu yang unik yang tumbuh serta
kembangnya memiliki kecepatan yang berbeda.

Program kelas yang berpusat pada anak merupakan pendekatan


pembelajaran yang berorientasi perkembangan yang berusaha mengembangkan
seluruh aspek perkembangan anak secara optimal. Program kelas yang berpusat
pada anak, sebagai salah satu pendekatan yang berpusat pada anak sangat
menekankan pada aspek individualisasi pengalaman belajar anak, pemberian
kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan atau memilih kegiatan yang
sesuai dengan minatnya di pusat-pusat kegiatannya, serta partisipasi keluarga
melalui kegiatan yang dipersiapkan.1

1
Djoehaeni, Heny. "Pengembangan Potensi Anak Usia Dini melalui Penerapan
Kelas yang berpusat pada Anak." Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 1 (2005): 38-
47.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran berpusat pada anak?
2. Bagaimana prosedur strategi pembelajaran berpusat pada anak?
3. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran berpusat pada guru?
4. Apa perbedaan strategi pembelaaran berpusat pada anak dan guru?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang diamksud dengan strategi pembelajaran
berpusat pada anak
2. Untuk mengetahui bagaimana prosedur strategi pembelajaran berpusat
pada anak
3. Untuk menetahui apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran
berpusat pada guru
4. Untuk mengetahui apa perbedaan strategi pembelaaran berpusat pada
anak dan guru
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian strategi pembelajaran berpusat pada anak

Sepanjang hidupnya, dimanapun mereka berada baik dirumah maupun di


sekolah, anak- anak akan melewati dan merasakan bahwa apa yang di lakukannya
merupakan pengalaman dan perubahan pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi
lebih tahu, anak- anak adalah pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif. Untuk
mempersiapkan anak- anak menjadi pembelajar yang aktif, kreatf dan inovatif,
pembelajaran harus berpusat pada anak. Fadlillah (2012) berpendapat bahwa
pembelajaran berpusat pada anak memadukan metodologi dan praktek untuk
memahaminya, menghargai dan mendukung kemampuan yang diperlukan sesuai
perkembangan masing masing anak dengan ciri ciri anak akan: Menghadapi
tantangan, Menjadi pemikir yang kritis, mampu memilih. Menjadi pendeteksi
masalah dan pemecah masalah, Menjadi kreatif, imajinatif dan inofatif,
Memperhatikan masyarakat, budaya dan lingkungannya.

Anita Yus (2011) berpendapat pembelajaran yang berpusat pada anak di


dasarkan pada keyakinan bahwa anak- anak akan tumbuh dan berkembang secara
alamiah, lingkungan bermain dirancang dengan setting pembelajaran untuk
mendorong anak untuk berekreasi dan bereksperimen baik indoor mapun outdoor.
Pendampingan pembelajaran yang berpusat pada anak dilakukan oleh guru, guru
pendamping atau pengasuh yang sudah menyiapkan segala bahan pembelajaran
dengan menyiapkan lesson plan kegiatan dengan tujuan yang sesuai kebutuhan
untuk memenuhi dan menanggapi masing – masing anak, serta menghargai
kelebihan setiap anak, dengan menjaga rasa ingin tahu yang secara alami dimiliki
setiap anak sehingga dapat mendukung pembelajaran bersama.
1. Prinsip Utama Pembelajaran Berpusat Pada Anak

Menurut Anita Yus (2012) pembelajaran berpusat pada anak mencakup 3


aliran utama, yaitu :

 Konstruktivisme

Anak membangun pemahaman mereka sendiri terhadap apa yang


diketahui di lingkungan sekitarnya, pembelajaran menjadi proses interaktif antara
teman dan gurunya, anak membangun pemahaman mereka sendiri yang ada di
lingkungan sekitarnya, mereka memahami apa yang terjadi disekitarnya dengan
mensintesa pengalaman barunya yang telah dipahami sebelumnya. Contoh
pembelajaran konstruktivisme :

Saat anak bermain balok, lalu mereka membuat sebuah bangunan yang
sebelumnya guru memperlihatkan gambar gedung dengan ketinggian tertentu.
Salah satu anak mengatakan bahwa bangunan baloknya tidak sama dengan
bangun yang diperlihatkan guru karena bangunan balok yang di buatnya diatasnya
dibangun taman, kemudian guru bertanya apa fungsi dari taman tersebut dan anak
akan menjawab ”untuk meneduhkan orang apabila berada diatas bangunan
tersebut”. Informasi tersebut dicerna dengan apa yang telah diketahui dan
disesuaikan dengan mental yang sudah dibentuk secara rasional, meskipun anak
harus membangun pikirannya secara menyeluruh.

Peran orang dewasa ataupun guru sebagai fasilitator dan meiator sangatlah
penting karena dukungan atau petunjuknya akan mengoptimalisasikan
kesempatan belajr yang langsung diserap dan belum tentu ada kesempatan untuk
melakukannya kembali, tentunya di tunjang dengan media belajar (bahan-bahan
dan alat - alat yang mendukung).

 Metodologi yang Sesuai Dengan Perkembangan

Metodologi yang sesuai dengan perkembangan adalah didasarkan pada


pengetahuan perkembangan anak, semua anak berkembang sesuai dengan
tahapan–tahapannya. Orang dewasa, pengasuh maupun pendidik harus faham dan
mengerti bahwa setiap anak mempunyai keunikan masing–masing walaupun pada
saat tertentu keunikannya dapat bersatu tergantung dari kegiatan bersama yang
dilakukan bersama sama dengan teman sebayanya. Metodologi yang sesuai
dengan perkembangan meliputi kegiatan – kegiatan yang mengacu pada minat
anak, perkembangan kognitif dan kematangan sosial emosional. Pendekatan
perkembangan didasarkan pada teori Jean Piaget, Eric Erickson dan L.S Vygotsky

 Pendidikan Progresif

Jhon dewey, yang dikenal sebagai bapak pendidikan progresif,


menekankan bahwa pendidikan dipandang sebagai proses sepanjang hidup. Dewei
(1983) berpendapat bahwa pendidikan sebagai persiapan untuk kehidupan masa
dewasa. Pelaksanaan pendidikan progresif dibangun berdasarkan prinsip
konstruktif. Pendidikan yang berpusat pada anak mendudukung lingkungan
belajar yang meningkatkan keterampilan dan minat masing – masing anak
sementara itu pula memperlihatkan pentingnya pembelajaran antar teman sebaya
dan pembelajaran dalam kelompok - kelompok kecil. Pembelajaran yang berpusat
pada anak merancang berkesempatan bagi anak untuk memilih melalui susunan
kelas. Setiap kelas memiliki beberapa pusat kegiatan yang berisi berbagai macam
bahan ajar bagi eksplorasi dan perminan.

2. Model Pendekatan Pembelajaran Berpusat Pada Anak

Anita Yus (2012) mengemukakan Model-model pembelajaran yang


berpusat pada anak yang sudah di kenal dan dilaksanakan oleh masyarakat di
antaranya adalah sebagai berikut:

 Model Pendekatan Montessori

Pendekatan Montessori menggunakan bahan-bahan yang dapat dimainkan


anak, namun di dalam pendekatan ini tidak memberikan anak di bawah 6 tahun
untuk berfantasi. Padahal jika seorang anak bermain, maka salah satu unsur
bermain adalah berfantasi (berpura-pura). Dengan demikian di dalam pendekatan
ini anak tidak bisa bermain secara bebas, tetapi sangat terstruktur sehingga
imajinasinya tidak berkembang. Pengaruh guru untuk memberikan mainan yang
sudah terpola dan berurutan secara ketat membatasi kreativitas anak dalam
mengeksplorasi mainannya. Dengan anak belajar secara mandiri, maka
kesempatan anak untuk berinteraksi dengan teman sangat terbatas.

 Model Pendekatan Bank Street

Pendekatan Bank Street memiliki unsur-unsur, yaitu :

a. Menekankan pada bermain

b. Anak aktif dalam mengkonstruksi pemahaman mereka tentang dunia,


melalui interaksi dengan bendabenda dan lingkungannya.

c. Mempertimbangkan anak secara keseluruhan

d. Melibatkan orangtua dan membangun komunikasi dengan orangtua.

e. Peranan guru sebagai pengamat dan fasilitator pem555belajaran

 Model pendekatan High/Scope

Pada prinsipnya ada beberapa prinsip dasar dari pendekatan High/Scope:

a. Berdasarkan teori konstruktif Piaget

b. Mementingkan pembelajaran aktif

c. Mementingkan benda-benda yang dapat dimanipulasi

d. Adanya peranan orang dewasa di dalam memfokuskan perhatian anak


dan penggunaan bahasa dalam pembelajaran

e. Menekankan pada pilihan dan kegiatan di dalam sentra

f. Mementingkan pengamatan dan penilaian (assessment)


 Model Pendekatan Kurikulum Kreatif

Prinsip-prinsip kurikulum kreatif adalah :

a. Konsepnya berdasarkan riset dan teori

b. Peranan aktif dari anak sangat dominan pada saat bermain dan
bereksplorasi

c. Menekankan pada kualitas bahanbahan dan pengaturan lingkungan


pembelajaran

d. Fokus pada pengamatan dan penilaian agar dapat mencapai tujuan


perkembangan anak secara menyeluruh

e. Mementingkan hubungan dengan keluarga dan antara anak dan guru.

 Model Pendekatan Regio Emillia

Model pendekatan pembelajaran Regio Emillia sangat mengutamakan


pada kebutuhan anak dan didukung oleh masyarakat (orang tua), dan lembaga
PAUD.

Pendekatan Regio Emillia sangat focus terhadap perkembangan anak oleh


karena setiap anak perlu diberikan kesempatan untuk mengembangkan seluruh
kemampuan dan potensi yang dimilikinya agar kecerdasaran anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal.

Peran masyarakat (orang tua) wajib mendukung secra penuh di setiap


kegiatan yang dilakukan anak baik disekolah maupun di rumah. Bahkan orang tua
terlibat untuk merencanakan program kegiatan yang disusun oleh lembaga PAUD.

Peran Guru sebagai fasilitator dan motivator sangat penting dalam


mendorong dan menyediakan berbagai fasilitas belajar yang diperlukan anak.
Hasil kegiatan anak didokumentasikan dalam bentuk buku atau fortofolio.
Model Pendekatan Regio Emillia sangat menekankan bahwa apa yang
dilakukan anak sekecil apapun merupakan hasil pemikiran anak yang luar biasa
dan harus dihargai, karena pengalaman anak adalah penguatan untuk karya-
karyanya dikemudian hari.2

3. Prosedur Pembelajaran yang Berpusat pada Anak

Pembelajaran yang berpusat pada anak harus direncanakan dan


diupayakan dengan matang. Upaya yang dilakukan adalah dengan merencanakan
dan menyediakan bahan/peralatan yang dapat mendukung perkembangan dan
belajar anak secara komprehensif. Untuk itu perlu disediakan area-area yang
memungkinkan berbagai kegiatan sesuai pilihannya.

Area- area tersebut meliputi:


· Area Pasir dan Air.
· Area Balok.
· Area Rumah dan Bermain Drama.
· Area Seni.
· Area Manipulatif.
· Area Membaca dan menulis.
· Area pertukangan atau kerja Kayu.
· Area musik dan gerak.
· Area komputer.
· Area bermain di luar ruangan.

2
Nuraeni, Nuraeni. "Strategi pembelajaran untuk anak usia dini." Prisma Sains:
Jurnal Pengkajian Ilmu Dan Pembelajaran Matematika Dan IPA IKIP
Mataram 2.2 (2014): 143-153.
4. Contoh Penerapan Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Plan Do Review, merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada anak. Dalam pendekatan ini anak diberi kesempatan untuk
melakukan sesuai dengan minat dan keinginannya, mulai dari membuat
perencanaan, (Plan), mengerjakan (Do), dan melaporkan kembali (Review).
Prosedur pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
 Tahap merencanakan (Planning Time).
Pada tahap ini anak diberi kesempatan untuk membuat rencana dari kegiatan
yang akan mereka lakukan selanjutnya.

 Tahap Bekerja (Work Time).


Tahap ini adalah tahap dimana anak bermain dan memecahkan masalah. Anak
mentransformasikan rencana ke dalam tindakan.

 Tahap Review (Recall).


Tahap ini merupakan tahap memperlihatkan apa yang telah dilakukan anak
pada tahap bekerja.3

3
https://katapembelajar.blogspot.com/2017/12/penerapan-strategi-pembelajaran-
yang.html
B. Pengertian Strategi ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pemebelajaran yang


menekankan kepada proses penyampain materi secara verbal dari seorang guru
kepada siswa dengan maksud agar siswa mengusai materi pelajaran secara
optimal. Roy killen menamakan strategi ini dengan istilah pembelajaran langsung,
karena dalam strategi ini materi pelajaran langsung disampaiakan oleh guru, siswa
tidak dituntut menemukan materi itu. (Sanjaya W. , 2009)

1. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Ekspositori

Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa


prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap pendidik, yaitu

(a) Berorientasi pada tujuan, Meskipun penyampaian tema adalah fitur


utama. Dalam strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah. Namun
bukan berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan. Belajar; inilah tepatnya
yang harus dipertimbangkan, kunci untuk menggunakan strategi ini. Itu sebabnya
sebelum strategi ini guru harus terlebih dahulu menetapkan tujuan pembelajaran
yang jelas dan terukur. Sama seperti standar umum, tujuan pembelajaran harus
ditetapkan dalam bentuk perilaku terukur atau berorientasi pada kemampuan
siswa. (Suyadi, 2013) Sangat penting untuk memahami hal ini, karena tujuan
spesifik memungkinkan kita untuk mengontrol efektivitas strategi penggunaan
belajar. Strategi pembelajaran ekspositori mungkin tidak dapat mengejar tujuan
keterampilan berpikir tingkat tinggi, seperti kemampuan menganalisis,
mensintesis, atau mengevaluasi sesuatu, tetapi ini tidak berarti bahwa tujuan
keterampilan berpikir tingkat rendah tidak perlu diformulasikan. Tujuan inilah
yang harus dijadikan ukuran penggunaan strategi ekspositori. (Sanjaya W. , 2006)

(b) Prinsip komunikasi, proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai


proses komunikasi, yang mengacu pada proses penyampaian seseorang (sumber)
berita (pesan) yang dikirimkan kepada seseorang atau sekelompok orang
(penerima pesan). Informasi yang ingin disampaikan adalah materi pembelajaran
yang terorganisir dan terstruktur menurut tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Dalam proses komunikasi, guru adalah sumber informasi, dan siswa
adalah penerima informasi. Dalam komunikasi, selalu ada pesan (informasi)
transmisi dari sumber pesan ke penerima pesan. Sistem komunikasi jika pesan
secara keseluruhan dapat ditangkap oleh penerima pesan, maka pesan tersebut
valid. Dan jika pesan tidak diterima dengan baik, maka sistem komunikasi tidak
efektif. Jelaskan bahwa strategi menekankan pada proses penyampaian, sehingga
prinsip komunikasi sangat penting. (Sanjaya W. , 2006)

(c) Prinsip kesiapan, Dalam teori belajar koneksionis, "persiapan" adalah


salah satu hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa ketika semua
orang siap, mereka akan merespons dengan cepat setiap stimulus; jika tidak, tidak
mungkin setiap orang akan merespon setiap stimulus yang muncul ketika dia
belum siap. Apa yang bisa kita pelajari dari hukum belajar adalah agar siswa
dapat menerima informasi yang kita berikan sebagai stimulus, terlebih dahulu kita
harus mempersiapkan mereka secara fisik dan psikis untuk menerima pelajaran.
Ketika siswa belum siap menerimanya, jangan mulai menunjukkan topik. Sama
seperti pekerjaan komputer, ketika ada file untuk menyimpan data, setiap data
yang dimasukkan dapat disimpan di memori. Jika file tidak tersedia, tidak ada
data yang dapat disimpan. (Suyadi, 2013)

(d) Prinsip berkelanjutan, Proses pembelajaran ekspositori harus


mendorong siswa untuk mau belajar lebih banyak tentang topik tersebut. Belajar
tidak hanya pada waktu itu, tetapi juga waktu berikutnya. Ilustrasi yang berhasil
adalah jika dapat membawa siswa ke dalam situasi yang tidak seimbang
(disequilibrium) melalui proses penyampaian, sehingga mendorong mereka untuk
mencari kedamaian. Temukan atau tingkatkan wawasan melalui proses belajar
mandiri. (Suyadi, 2013)
2. Kelebihan dan kekurangan Strategi Ekspositori

(Sanjaya W. , 2006) Menurut Wina Sanjaya kelebihan dan kekurangan


dari strategi ekspositori adalah :

 Kelebihan Strategi Ekspositori

(Abdurrahman, 2012) Strategi ini banyak digunakan dan beberapa manfaat


dari strategi presentasi antara la in: (a) Guru dapat mengontrol urutan dan ruang
lingkup materi. (b) Strategi bisa sangat efektif bila menggunakan berbagai bahan.
(c) Jumlah siswa yang digunakan dalam jumlah banyak dan siswa.

 Kekurangan Strategi Ekspositori

(Abdurrahman, 2012) Selain kelebihan, strategi prese ntasi juga memiliki


kelemahan sebagai berikut:

(a) Biasanya diimplementasika n melalui bahasa.

(b) Keberhasi lan strategi pembelajaran interpretatif sangat tergantung


pada keterampilan guru.

(c) Kemampuan untuk me ngkonfirmasi pemahaman siswa tentang mata


pelajaran sangat terbatas.4

4
Risdianti, Desty Annisa. "Penggunaan Model Pembelajaran Expositori/Model
Pembelajaran Yang Berpusat Pada Guru/Model Pembelajaran Konvensional
Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Di Kelas." (2021).
C. Perbedaan strategi berpusat pada anak dan guru

a. Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru (teacher centered apporoaches)

Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru yaitu pembelajaran yang


menempatkan siswa sebagai objek dalalm belajar dan kegiatan belajar bersifat
klasik. Dalam pendekatan ini guru menempatkan diri sebagai orang yang serba
tahu dan sebagai satu-satunya sumber belajar.

b. Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa (Student Centered


Approaches)

Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah pendekatan


pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek belajar dan kegiatan belajar
bersifat modern. Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa, manajemen,
dan pengelolaannya ditentukan oleh siswa. Pada pendektan ini siswa memiliki
kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreativitas dan mengembangkan
potensinya melalui aktivitas secara langsung sesuai dengan minat dan
keinginannya. dengan menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiry
serta strategi pembelajaran induktif .5

5
Abdullah, Abdullah. "Pendekatan dan model pembelajaran yang mengaktifkan
siswa." EDURELIGIA: Jurnal Pendidikan Agama Islam 1.1 (2017): 45-62.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru yaitu pembelajaran yang


menempatkan siswa sebagai objek dalalm belajar dan kegiatan belajar bersifat
klasik. Dalam pendekatan ini guru menempatkan diri sebagai orang yang serba
tahu dan sebagai satu-satunya sumber belajar.

Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah pendekatan


pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek belajar dan kegiatan belajar
bersifat modern. Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa, manajemen,
dan pengelolaannya ditentukan oleh siswa. Pada pendektan ini siswa memiliki
kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreativitas dan mengembangkan
potensinya melalui aktivitas secara langsung sesuai dengan minat dan
keinginannya. dengan menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiry
serta strategi pembelajaran induktif .

Pembelajaran yang berpusat pada anak harus direncanakan dan


diupayakan dengan matang. Upaya yang dilakukan adalah dengan merencanakan
dan menyediakan bahan/peralatan yang dapat mendukung perkembangan dan
belajar anak secara komprehensif.

Prosedur pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:


 Tahap merencanakan (Planning Time).
 Tahap Bekerja (Work Time).
 Tahap Review (Recall).
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdullah. "Pendekatan dan model pembelajaran yang mengaktifkan


siswa." EDURELIGIA: Jurnal Pendidikan Agama Islam 1.1 (2017): 45-62.

Djoehaeni, Heny. "Pengembangan Potensi Anak Usia Dini melalui Penerapan


Kelas yang berpusat pada Anak." Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 1
(2005): 38-47.

https://katapembelajar.blogspot.com/2017/12/penerapan-strategi-pembelajaran-
yang.html

Nuraeni, Nuraeni. "Strategi pembelajaran untuk anak usia dini." Prisma Sains:
Jurnal Pengkajian Ilmu Dan Pembelajaran Matematika Dan IPA IKIP
Mataram 2.2 (2014): 143-153.

Risdianti, Desty Annisa. "Penggunaan Model Pembelajaran Expositori/Model


Pembelajaran Yang Berpusat Pada Guru/Model Pembelajaran
Konvensional Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Di Kelas."
(2021).

Anda mungkin juga menyukai