Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERAN ORANG TUA DAN INSTANSI PENDIDIKAN


Dosen pengampu : Reni Sulistina, M.Pd

Disusun oleh :

1. Alfina Mahmudah 1860206223087


2. Fahdina Hafidhah Nurohmah 1860206221014
3. Fani Azizatun Nawa 1860206221006
4. Lukista Karimatus Samawi 1860206222063
6. Siti Nurjanah Aprillia Wulandari 1860206222041
7. Nurul Wijayanti 1860206222044
8. Wulandhari Arum Ningtiyas 1860206221015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH

TULUNGAGUNG 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas kami yaitu makalah yang
berjudul "Peran Orang tua dan Instansi Pendidikan”

Ini dengan tepat waktu.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar PAUD

Atas terselesainya tugas makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Maftukin, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung

2. Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan

3. Dr. Muhammad Zaini, M.A selaku Ketua jurusan Tarbiyah Universitas Islam
Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

4. Ibu Reni Sulistina, M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Konsep Dasar
PAUD

5. Kedua orang tua yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan

6. Teman-teman yang ikut serta membantu dalam mengerjakan makalah ini

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari pembaca. Semoga
makalah yang kami susun bisa bermanfaat untuk semuanya

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

2
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
C. Tujuan Masalah .............................................................................................. 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
A. Peran Orang tua .............................................................................................. 6
B. Peran Guru ...................................................................................................... 7
C. Peran Organisasi Profesi ............................................................................... 12
D. Peran Pemerintah .......................................................................................... 14
E. Peran Masyarakat .......................................................................................... 19
BAB III ................................................................................................................. 21
PENUTUP ............................................................................................................. 21
Kesimpulan ........................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dalam alam demokrasi bersifat individual yang sekaligus juga


bersifat sosial. Bersifat individual karena pendidikan itu merupakan aspek-
aspek pribadi yang unik dengan segala kemungkinannya, dan bersifat sosial
karena pendidikan mengaitkan pribadi, lingkungan masyarakat, pemerintah dan
lembaga instansi. Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan
oleh manusia. Ini karena pendidikan sangat butuhkan oleh manusia sebagai
makhluk yang berkembang. Pendidikan dijadikan sebagai pembentuk Sumber
Daya Manusia (SDM) yang paling baik, yakni dalam mencerdaskan agar
manusia dapat terus melangsungkan hidupnya. Instansi merupakan istilah yang
cukup terkenal yang sering dibicarakan oleh banyak orang dalam kehidupan
sehari-hari, Instansi juga sering di definisikan sebagai dan terkait dengan,
lembaga pemerintah, termasuk lembaga negara, pemerintah pusat, pemerintah
daerah. Sekolah merupakan salah satu instansi atau lembaga pendidikan yang
memiliki sarana untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dan proses
pendidikan. Peran orang tua merupakan cara yang digunakan oleh orang tua
berkaitan dengan pandangan mengenai tugas yang harus dijalankan dalam
mengasuh anak.

B. Rumusan Masalah

1. Apa peran Orang tua di dalam Instansi Pendidikan?


2. Apa peran Guru di dalam Instansi Pendidikan?
3. Apa peran Organisasi Profesi di dalam Instansi Pendidikan?
4. Apa peran Pemerintah di dalam Instansi Pendidikan?
5. Apa peran Masyarakat di dalam Instansi Pendidikan?

4
C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui peran Orang tua dalam Instansi Pendidikan


2. Mengetahui peran Guru dalam Instansi Pendidikan
3. Mengetahui peran Organisasi Profesi dalam Instansi Pendidikan
4. Mengetahui peran Pemerintah dalam Instansi Pendidikan
5. Mengetahui peran Masyarakat dalam Instansi Pendidikan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Orang tua

Karunia berupa seorang anak dari Allah swt merupakan anugerah yang sangat
besar bagi orang tua. Kehadiran anak di tengah-tengah keluarga selalu dinanti-
nantikan oleh setiap pasangan yang telah menikah. Bahkan tidak sedikit pasangan
suami istri yang telah lama menikah dan belum dikaruniai anak berikhtiar dengan
berbagai cara agar diberikan keturunan.

Masa kanak-kanak merupakan sebuah masa ketika anak belum memasuki


pendidikan formal1. Pada masa ini adalah periode yang penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Rentang usia ini merupakan saat
dimana potensi anak sedang berkembang sehingga pada masa ini anak-anak
cenderung sangat aktif dan ingin tahu segala hal yang ada di lingkungan sekitarnya.
Anak dengan mudah akan meniru baik berupa perkataan maupun perbuatan dari
orang-orang yang ada di sekitarnya.

Kehidupan anak usia dini lebih banyak berada di lingkungan keluarga. Keluarga
merupakan tempat yang pertama dan utama dimana anak memperoleh pendidikan.
Orang tua khususnya ibu harus memahami pentingnya memberikan pendidikan
pada anak sejak usia dini. Disamping keluarga, lingkungan masyarakat juga
berpengaruh terhadap pendidikan anak. Sebab perkembangan anak bergantung dari
faktor bawaan (potensi, bakat, minat) dan juga faktor lingkungan (alam,
masyarakat, dan budaya). Jadi, orang tua perlu mempertimbangkan di lingkungan
mana mereka tinggal sebab hal tersebut juga akan mempengaruhi perkembangan
pada anak.

1
Azizah Maulidiah Erzad Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak Sejak Dini Di Lingkungan
,Ejournal, (Juli 2017),hal 416.

6
B. Peran Guru

Menurut Thomas E. Curtis dan Wilma W. Bidwell bahwa proses pembelajaran


di sekolah (kelas) peranan guru lebih spesifik sifatnya dalam pengertian yang
sempit. yakni dalam hubungan proses belajar mengajar. Peranan guru adalah
sebagai pengorganisasi lingkungan belajar dan sekaligus sebagai fasilitator belajar.
Peranan pertama meliputi peranan-peranan yang lebih spesifik, yakni:

1) Guru sebagai model,

2) Guru sebagai perencana,

3) Guru sebagai peramal,

4) Guru sebagai pemimpin

5) Guru sebagai penunjuk jalan atau pembimbing ke arah pusat-pusat belajar.

Peran Guru dalam Pengembangan Pembelajaran

Dalam kaitan peranannya sebagai perencana, guru berkewajiban


mengembangkan tujuan-tujuan pendidikan menjadi rencana-rencana yang
operasional. Tujuan-tujuan umum tersebut harus menjadi tujuan-tujuan yang
spesifik dan operasional. Dalam perencanaan itu murid perlu dilibatkan sehingga
menjamin perkembangan pembelajaran, kebutuhan dan tingkat pengalaman
mereka. Peranan tersebut menuntut agar perencanaan senantiasa direlevansikan
dengan kondisi masyarakat, kebiasaan belajar siswa, pengalaman dan pengetahuan
siswa, metode belajar yang serasi dan materi pelajaran yang sesuai dengan
minatnya.

Dalam hal urgensinya, pengembangan pendidikan dipandang penting dan


diperlukan bagi suatu instansi pendidikan antara lain dikarenakan :

7
1. Dengan adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan
adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan
kepada pencapaian tujuan pembangunan.
2. Dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan
(forecasting) terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan di
lakukan mengenai potensi-potensi perkembangan.
3. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih
urutan-urutan dari tujuan, sasaran maupun jenis kegiatan usahanya.

Dalam mengembangkan persiapan mengajar, terlebih dahulu harus


diketahui arti dan tujuannya, serta menguasai teoritis dan praktis unsur-unsur yang
terdapat dalam persiapan mengajar. Kemampuan membuat persiapan mengajar
merupakan langkah awal yang harus dimiliki oleh guru, dan sebagai media dari
segala pengetahuan teori, keterampilan dasar dan pemahaman tentang obyek
belajar dan situasi pembelajaran. Dalam persiapan mengajar harus jelas kompetensi
dasar yang akan dimiliki oleh peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang
harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui
bahwa peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu.

Dalam hal pentingnya pengembangan pembelajaran, Hamzah B. Uno


menegaskan bahwa hal itu perlu dilakukan agar tujuan untuk melakukan perbaikan
pembelajaran dapat tercapai. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan
asumsi berikut:

a. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan


perencanaan pembelajarn yang diwujudkan dengan adanya desain
pembelajaran:
b. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan sistem;
c. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang
belajar;
d. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa
secara perorangan:

8
e. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada tercapainya tujuan
pembelajaran, dalam hal ini aka nada tujuan langsung pembelajaran, dan
tujuan pengiringnya dari pembelajaran:
f. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya
siswa untuk belajar;
g. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel
pembelajaran;
h. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode
pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari deskripsi di atas disimpulkan bahwa pengembangan pembelajaran


merupakan bagian yang sangat penting dan tentunya sangat menentukan
tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri. Perlunya menyiapkan Rencana
Pembelajaran atau lesson plan sebenarnya sudah disadari oleh para guru, namun
persoalannya adalah tingkat kepedulian para guru untuk menyajikan pembelajaran
yang baik dan sistematis, serta tingkat keahlian mereka pada disiplin keilmuan
masing-masing yang belum memadai untuk dapat merancang suatu konsep
pembelajaran.

Oleh karena itu, dalam pengembangan pembaruan pembelajaran guru harus


memperhatikan beberapa prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa

Setiap siswa pada dasarnya berbeda, dan telah ada pada dirinya minat (interes).
kemampuan (ability), kesenangan (preference), pengalaman dan cara belajar yang
berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Begitu juga
kemampuan siswa dalam belajar. siswa tertentu lebih muda belajar dengan
mendengar dan membaca, Oleh karena itu guru harus mengorganisasikan
kegiatan pembelajaran, kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar,
media dan sumber belajar dan cara penilaian yang disesuaikan dengan
karakteristik individual siswa.

2. Pemalikan Makna Belajar Dalam konsep belajar

9
Dalam kurikulum KTSP makna belajar diartikan proses aktivitas dan kegiatan
siswa dalam membangun pengetahuan dan pemahaman terhadap informasi atau
pengalaman pada dasarnya proses membangun pengetahuan dan pemahaman..
Konsekwensi logis pembalikan makna belajar dalam kegiatan pembelajaran
menghendaki partisipasi guru dalam bentuk bertanya, meminta kejelasan, dan bila
diperlukan menyajikan situasi yang bertentangan dengan pemahaman siswa
dengan harapan siswa tertantang untuk memperbaiki sendiri pemahamannya.

3. Belajar dengan melakukan

Pada hakikatnya dalam kegiatan belajar siswa malakukan aktifitas-aktifitas.


Aktifitas siswa dalam belajar akan sangat ideal bila dilakukan dalam kegiatan
nyata yang melibatkan dirinya, terutama untuk mencari dan menentukan serta
mempraktekkannya sendiri. Dengan cara ini siswa tidak akan mudah melupakan
apa yang diperolehnya selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Pengetahuan
dan pemahaman yang diperolehnya dengan cara mencari dan menemukan serta
mempraktekkan sendiri akan tertanam dalam hati dan pikirannya siswa karna ia
belajar secara aktif dengan cara melakukan.

4. Mengembangkan kemampuan sosial, kognitif, dan emosional.

Dalam kegiatan pembelajaran siswa harus dikondisikan dalam suasana interaksi


dengan orang lain seperti antara siswa dan guru, dan siswa dan masyarakat
dengan interaksi yang intensif siswa akan mudah untuk membangun
pemahamannya. Guru dituntut untuk dapat memilih berbagai strategi
pembelajaran yang membuat siswa melakukan interaksi dengan orang lain,
misalnya dengan diskusi, belajar kelompok. Kegiatan pembelajaran yang
dikembangkan harus mendorong terjadinya proses sosialisasi pada diri siswa
masing-masing, di mana siswa belajar saling menghormati dan menghargai
terhadap perbedaan.

5. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah bertuhan.

Siswa terlahir dengan memiliki rasa ingintahu, imajinasi dan firah bertuhan. Rasa
ingin tahu dan imajinasi yang dimiliki siswa merupakan modal dasar untuk

10
bersikap peka, kritis, mandiri dan kreatif, sedangkan fitrah bertuhan merupakan
cikal bakal manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan.

6. Mengembangkan keterampilan

Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang akan dihadapkan kepada berbagai


persoalan yang harus dipecahkan. Karena diperlukan keterampilan dalam
memecahkan masalah secara arif dan bijaksana. Untuk terampil memecahkan
masalah seseorang harus belajar melalui pendidikan dan pembelajaran.

7. Mengembangkan kreatifitas siswa yang memiliki potensi untuk berbeda.

Perbedaan siswa terlihat dalam pola pikir, daya imajinasi, dan hasil karyanya.
Karena itu, kegiatan pembelajaran perlu dipilih dan dirangcang agar member
kesempatan dan kebebasan berkreasi secara berkesinambungan dalam rangka
mengembangkan kreatifitas siswa.

8. Mengembangkan kemampuan IPTEK dan IMTAQ

Ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perkembangan dan


penyempurnaan. Pendidikan Islam juga mempunyai perang penting dalam
peningkatan SDM, sesuai dengan cirinya sebagai pendidikan agama, secara ideal1
pendidikan Islam berfungsi dalam penyiapan SDM yang berkualitas tinggi, baik
dalam penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) maupun
dalam hal karakter, sikap moral, dan Iman dan Taqwa (IMTAQ), serta
penghayatan dan pengamalan ajaran agama. Secara ideal menurut penulis
pendidikan berfungsi membina dan menyiapkan peserta didik yang berilmu,
berteknologi, berketerampilan tinggi dan sekaligus beriman dan beramal shaleh.2

2
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2005)

11
C. Peran Organisasi Profesi

Peran Organisasi Profesi Kependidikan dalam sistem pendidikan

Organisasi profesi kependidikan memiliki suatu sistem yang senantiasa


mempertahankan keadaan yang harmonis, dimana akan menolak komponen sistem
yang tidak searah atau sejalur dalam praktek keorganisasiannya, seperti anggota
yang mencoba melanggar peraturan, Maka dari itu dalam suatu organisasi terdapat
aturan yang berlaku dan bersifat mengikat para anggotanya. Kelahiran suatu
organisasi asosiasi keprofesian tidak terlepas dari perkembangan berbagi jenis
bidang pekerjaan yang bersangkutan, karena organisasi tersebut pada dasarnya
dapat terbentuk atas Prakarsa para pengembangan di bidang pekerjaan tadi.

Organisasi profesi mempunyai 2 perhatian utama yaitu, kebutuhan hukum


untuk melindungi masyarakat dari anggota profesi yang tidak dipersiapkan dengan
baik dan kurangnya standar dalam bidang profesi yang dijalani. Namun disini
difokuskan pada organisasi profesi dalam bidang kependidikan seperti PGRI, IGI,
dan lain-lain. Organisasi profesi kependidikan memiliki banyak peran dalam sistem
pendidikan, seperti halnya meningkatkan kualitas mutu pendidikan, meningkatkan
profesionalisme guru,memberikan perlindungan hukum terhadap guru dalam
menjalankan tuganya, memberikan layanan pada masyaraat pengguna jasa dalam
membina kehidupan. Dengan demikian keragaman bentuk corak, struktur, dan
kedudukan dari organisasi pendidikan itu bervariasi dimana organisasi keprofesian
bersifat asosiasi sedangkan sifatnya berbentuk federasi atau perserikatan, lazimnya
keanggotan cukup terbatas dari pucuk organisas yang berserikat.

Adapun peran ataupun fungsi dari organisasi profesi kependidikan/keguruan,

1. Memberikan pertimbangan (advisory agency) dan memberikan masukan-


masukan pada pemeritah dalam Menyusun perencanaan pendidikan, hal ini
dikarenakan pihak yang menjadi anggota organisasi juga terdapat guru sehingga
langsung mengetahui bentuk kondisi dan situasi lapangan program pendidikan yang
sedang berjalan.

12
2. Sebagai pihak yang mendukung (supporting agency) pada poin ini bersifat
pemikiran artinya tenaga ahli kependidikan dalam penyelennggaraa, pembinaan,
dan pengembangan pendidikan, dimana disini organisasi memberikan dukungan
penuh dalam melayani keluhan atau permasalahan yang terkait.

3. Mengkritisi dan mengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan


akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan dasar,

4. Sebagai mediator (communicating agency) antara guru dengan pemerintah


(Dinas Pendidikan) dan Stakeholders, artinya pihak yang memberikan jalan atau
menghubungakn guru dalam menyampaikan pesannya.

Salah satu persoalan yang sering disinggung yakni kemampuan bangsa


dalam menghadapi masa depan, disini bukan hanya mutu pendidikan yang
disiapkan namun juga pada kualitas karakter dari peserta didik atau generasi itu
sendiri. Terjadinya krisis moralitas bisa menjadi penyebab runtuhnya etika
fundamental bangsa, sehingga di khawatirkan pada masa yang akan datang ketika
generasi ini mendapat giliran sebagai pemimpin bangsa tidak mampu memberikan
sikap atau moralitas yang baik dalam menghadapi setiap persoalan yang datang.
Maka dari itu perlunya pendidikan karakter sejak dini atau PAUD untuk
mengantisipasi terjadinya kesenjangan tersebut dimasa depan. HIMPAUDI
berperan penting dalam hal ini yaitu menghimpun pendidik dan tenaga
kependidikan anak usia dini. berperan menjadi panutan, pembimbing, pengasuh dan
fasilitator bagi anak usia dini. Pendidik bagi anak usia dini disebut pendidik (guru).
Sedangkan tenaga kependidikan adalah pengelola, pemerhati, pakar, praktisi dan
masyarakat umum lainnya yang melaksanakan program PAUD. Dalam pendidikan
karakter terhadap anak usia dini HIMPAUDI berperan dalam mensosialisasikan
pentiingnya pendidikan anak usia dini yang berkualitas kepada semua lapisan
masyarakat, kemudian melakukan pembinaan dan pengembangan organisasi sevata
berjenjang, menampung memperjuangkan dan mewujudkan aspirasi para pendidik

13
dan tenaga kependidikan anak usia dini, hingga memfasilitasi pengembangan
profesi pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini.3

D. Peran Pemerintah

Peran Pemerintah dalam Kebijakan PAUD

Bentuk membangun dan mengembangkan PAUD, berbagai kebijakan telah


dikeluarkan oleh pemerintah, mulai dari sistem perundang-undangan, sampai
dengan hal-hal yang bersifat teknis operasional., Berbagai ketentuan tentang
pendidikan anak usia dini termuat dalam UU RI No. 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, khususnya ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan
seluruh jenjang pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan
jenjang pendidikan tinggi. Pada Pasal 28 ditetapkan bahwa pendidikan anak usia
dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan
informal. Pendidikan anak usia dini dalam pendidikan formal berbentuk Taman
Kanak-kanak/Raudatul Athfal (TK/RA), pendidikan anak usia dini dalam jalur
nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau
bentuk lain yang sederajat; sedangkan pendidikan anak usia dini dalam jalur
pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikanpendidikan
yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Program PAUD sudah menjadi komitmen nasional dan internasional.


komitmen internasional untuk memperluas pelayanan PAUD tertuang dalam
Deklarasi Dakkar dengan bertekad memberikan pelayanan semua anak pada tahun
2015. Komitmen Indonesia terhadap PAUD tampak jelas dengan masuknya PAUD
dalam Sistem pendidikan nasional. Pemerintah berupaya keras mewujudkan target
tersebut sehingga meluncurkan Gerakan PAUDISASI, Satu Desa Satu PAUD,
Bunda PAUD Nasional sampai Desa bahkan sudah mulai merumuskan wacana
Wajib PAUD bagi anak 5-6 tahun. Namun satu yang harus dipastikan, bagaimana
mengupayakan Guru PAUD yang kompeten bagi setiap anak, yang kualified

3
Tilaar. H. A. R Membenahi Pendidikan Nasional (Jakarta: Rineka Cipta, 2002)

14
dibingkai karakter sejati mengingat kesalahan mendidik pada usia dini dapat
bersifat permanen yang tak bisa diperbaiki lagi di masa berikutnya. Maka penting
bagi kita semua untuk menjaga dan menjamin mutu setiap guru PAUD di layanan
manapun mereka berada, karena Guru adalah nyawanya perubahan SDM bangsa
melalui pendidikan

Tiga Pilar Kebijakan Pemerintah Terhadap PAUD

Ada tiga pilar untuk menghadapi tantangan dan kendala dunia pendidikan.
Rumusan itu telah dituangkan dalam rencana strategis (Renstra) pendidikan tahun
2005-2009 sebagai suatu kebijakan. Ketiga pilar tersebut adalah:

1. Perluasan dan Pemerataan Akses PAUD

Pemerataan dan perluasan akses pendidikan diarahkan pada upaya memperluas


daya tampung satuan pendidikan serta memberikan kesempatan yang sama bagi
semua peserta didik dari berbagai golongan masyarakat yang berbeda baik secara
sosial, ekonomi, gender, lokasi tempat tinggal dan tingkat kemampuan intelektual
serta kondisi fisik. Kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas penduduk
Indonesia untuk dapat belajar sepanjang hayat dalam rangka peningkatan daya
saing bangsa di era global, serta meningkatkan peringkat indeks pembangunan
manusia (IPM) hingga mencapai posisi sama dengan atau lebih baik dari peringkat
IPM sebelum krisis. Peluncuran program PAUD secara nasional pada pertengahan
tahun 2003 dilatar belakangi oleh :

A) Masih banyaknya anak usia dini di Indonesia yang belum mengenyam


pendidikan Taman Kanak-kanak
B) Alasan pemerataan pendidikan dengan adanya PAUD diharapkan dapat
memberi kesempatan kepada anak-anak terutama di daerah-daerah untuk
mengeyam PAUD.
C) Sebagai salah satu bentuk respon pemerintah terhadap laporan beberapa
badan dunia tentang rendahnya kualitas pendidikan Indonesia.

Pendidikan anak usia dini memiliki peran yang sangat menentukan. Pada usia ini
berbagai pertumbuhan dan perkembangan mulai dan sedang berlangsung, seperti

15
perkembangan fisiologik, bahasa, motorik, kognitif. Perkembagan ini akan menjadi
dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. Oleh karena itu perlu dukungan
lingkungan yang kondusif bagi perkembangan potensi yang dimiliki anak.
Masyarakat Indonesia telah menyadari pentingnya pendidikan anak usia dini dan
berbagai lembaga pendidikan anak usia dini yang telah marak di daerah perkotaan
sampai pedesaan. Walaupun demikian, pendidikan di Indonesia masih mengalami
berbagai permasalahan dan tantangan yang perlu penanganan lebih lanjut. Berbagai
masalah yang ada, seperti: tingkat partisipasi anak usia dini (4-6 tahun) yang masih
rendah, kesempatan memperoleh pendidikan anak usia dini masih belum merata
dan terkonsentrasi di daerah perkotaan dan lebih diminati dan dinikmati oleh
masyarakat ekonomi menengah ke atas, sumber-sumber untuk pendidikan dan
perawatan anak usia dini secara signifikan tidak cukup, koordinasi pembinaan
pendidikan anak usia dini, kurangnya tenaga pendidik dan kependidikan dari segi
jumlah dan mutu.

2. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing

Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing di masa depan diharapkan


dapat memberikan dampak bagi perwujudan eksistensi manusia dan interaksinya
sehingga dapat hidup bersama dalam keragaman sosial dan budaya. Selain itu,
upaya peningkatan mutu dan relevansi dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat
serta daya saing bangsa.

Mutu pendidikan juga dilihat dari meningkatnya penghayatan dan


pengamalan nilai-nilai humanisme yang meliputi keteguhan iman dan taqwa serta
berakhlak mulia, etika, wawasan kebangsaan, kepribadian tangguh, ekspresi
estetika, dan kualitas jasmani. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan diukur
dari pencapaian kecakapan akademik dan nonakademik yang lebih tinggi yang
memungkinkan lulusan dapat proaktif terhadap perubahan masyarakat dalam
berbagai bidang baik di tingkat lokal, nasional maupun global.

Pengembangan proses pembelajaran pada PAUD serta kelas-kelas rendah


sekolah dasar lebih memperhatikan prinsip perlindungan dan penghargaan terhadap

16
hak-hak anak dengan lebih menekankan pada upaya pengembangan kecerdasan
emosional, sosial, dan spiritual dengan prinsip bermain sambil belajar. Peningkatan
mutu pendidikan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi semakin
memperhatikan pengembangan kecerdasan intelektual dalam rangka memacu
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di samping memperkokoh kecerdasan
emosional, sosial, dan spritual peserta didik.

3. Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Citra Publik

Kebijakan perwujudan tata kelola pemerintahan yang sehat dan akuntabel


dilakukan secara intensif melalui:

1) Sistem Pengendalian Internal (SPI), Pemerintah mengembangkan dan


melaksanakan SPI pada masing-masing satuan kerja dalam mengelola
kegiatan pelayanan pendidikan seharihari;
2) Pengawasan Masyarakat, pengawasan masyarakat dilakukan langsung
oleh individuindividu atau anggota masyarakat yang mempunyai bukti-
bukti penyalahgunaan wewenang sejalan dengan pembagian kewenangan
antartingkat pemerintahan berdasarkan otonomi dan desentralisasi;
3) Pengawasan Fungsional yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Pengawasan fungsional dilakukan oleh Inspektorat Jenderal, Badan
Pengawas Keuangan RI, dan BPKP terhadap hasil pembangunan
pendidikan;

Untuk peningkatan efisiensi dan mutu layanan, diperlukan pengembangan


kapasitas daerah serta penataan tata kelola pendidikan yang sehat dan akuntabel,
baik pada tingkat satuan pendidikan maupun tingkat kabupaten/kota. Dalam kaitan
itu, pemerintah daerah lebih berperan dalam mendorong otonomi satuan pendidikan
melalui pengembangan kapasitas dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang
bermutu

Kebijakan tata kelola dan akuntabilitas meliputi sistem pembiayaan berbasis


kinerja baik di tingkat satuan pendidikan maupun pemerintah daerah, dan
manajemen berbasis sekolah (MBS), untuk membantu Pemerintah dan pemerintah

17
daerah dalam mengalokasikan sumberdaya serta memonitor kinerja pendidikan
secara keseluruhan. Di samping itu, peran serta masyarakat dalam perencanaan,
pengelolaan, dan pengawasan kinerja pendidikan ditingkatkan melalui peran
komite sekolah/satuan pendidikan dan dewan pendidikan.

Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik PAUD. Salah satu hal
yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan mutu laporan dan
pertanggungjawaban para pengelola pendidikan yang lebih trasparan dan dapat
dipercaya terhadap pelaksanaan pendidikan. Meningkatkan kualitas data dan
informasi pendidikan yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya dalam upaya
mendukung sistem pembuatan kebijakan dan keputusan yang menyangkut
manajemen pembangunan di daerah. Meningkatkan peran serta masyarakat, dunia
perusahaan, dan stakeholder pendidikan lainnya yang diarahkan pada kebersamaan
memikul tanggung jawab antar pemerintah, masyarakat, dan peserta didik sebagai
bagian dari subyek pembelajaran, yang dinamis, adaptif, dan penuh inisiatif.

Dalam mendapatkan kepercayaan masyarakat terhadap suatu lembaga


pendidikan, maka suatu lembaga pendidikan dalam hal ini lembaga PAUD perlu
melakukan pendekatan terhadap masyarakat dengan menunjukkan citra positif
untuk membangun Citra Publik PAUD yang baik

Citra Publik Sekolah/Madrasah, TK/RA atau lembaga lainnya tidak kalah


penting dalam peningkatan mutu pendidikan, hal yang dapat dilakukan dalam
peningkatan citra publik untuk mendapat kepercayaan dari masyarakat adalah
sebagai berikut:

1. Analisis kebutuhan sosial.


2. Pendekatan kebutuhan ketenaga kerjaan.
3. Pelayanan sekolah.
4. Daya tarik fisik.4

4
Noorlaila,Iva “Panduan lengkap mengajar PAUD". (Yogyakarta 2010)

18
E. Peran Masyarakat

Upaya penumbuhan dan pengembangan anak usia dini secara terencana dan
terprogram dengan melibatkan keluarga dan masyarakat sebagai institusi
pendidikan merupakan suatu keharusan. Dalam dunia pendidikan khususnya paud,
masyarakat merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya
terhadap perkembangan pribadi seseorang. Masyarakat sebagai komunitas yang
membentuk tradisi dan kebudayaan lokal memiliki andil besar dalam
mempersiapkan masa depan anak dan juga dalam pembentukan karakter agar
menjadi generasi yang unggul.

Usia dini merupakan saat yang berharga untuk menanamkan nilai nilai
moral, agama, dan nasionalisme. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya
interaksi / hubungan timbal balik antara lembaga paud dengan masyarakat. Hal ini
sesuai dengan pendapat Jamaris pada teori perkembangan anak usia dini yang
menyatakan bahwa : " perkembangan merupakan suatu yang bersifat kumulatif,
artinya perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan
selanjutnya. Oleh sebab itu, apabila terjadi hambatan pada perkembangan terdahulu
maka perkembangan selanjutnya cenderung akan mendapat hambatan. Untuk itu
agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal, maka dibutuhkan
peranan masyarakat dalam menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif pada saat
memberikan stimulasi dan upaya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan
minat anak.

Pada dasarnya masyarakat baik yang mampu maupun yang tidak mampu,
golongan atas, menengah maupun yang bawah, memiliki potensi yang sama dalam
membantu memberikan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Akan tetapi hal ini
bergantung pada bagaimana cara PAUD mendekati masyarakat tersebut. Oleh
karena itu, lembaga PAUD harus memahami cara mendorong peran serta
masyarakat agar mereka mau membantu sekolah. Ada bermacam-macam tingkatan

19
peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan. Yang biasa
diklasifikasikan dalam, dimulai dari tingkat terendah ke tingkat lebih tinggi, yaitu;

1) Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Jenis ini
adalah jenis tingkatan yang paling umum, pada tingkatan ini masyarakat
hanya memanfaatkan jasa sekolah untuk pendidikan anak.
2) Peran serta secara pasif. Artinya, menyetujui dan menerima apa yang
diputuskan lembaga pendidikan lain, kemudian menerima keputusan
lembaga tersebut dan mematuhinya.
3) Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada
jenis ini, masyarakat berpartisipasi dalam perawatan dan pembangunan fisik
sarana dan prasaranan pendidikan dengan menyumbangkan dana, barang
atau tenaga.
4) Peran serta melalui adanya konsultasi. Orangtua datang ke lembaga PAUD
untuk berkonsultasi tentang masalah pembelajaran yang dialami anaknya.
5) Peran serta dalam pelayanan. Masyarakat terlibat dalam kegiatan belajar
mengajar, misalnya membantu sekolah dalam bidang studi tertentu.
6) Peran serta sebagai pelaksana kegiatan yang didelegasikan misalnya,
sekolah meminta masyarakat untuk memberikan penyuluhan pentingnya
pendidikan, dan lain-lain.
7) Peran serta dalam pengambilan keputusan. Masyarakat terlibat dalam
pembahasan masalah pendidikan anak, baik akademis maupun non
akademis. Dan ikut dalam proses pengambilan keputusan dalam rencana
pengembangan pendidikan.5

5
Halima, Ivonne Hafidlatil Kiromi,“Peranan Masyarakat Terhadap Pentingnya Pendidikan Anak
Usia Dini Untuk Mencetak Generasi Unggul di Dusun Penanganan Desa”,Ejournal, (Juli 2020), hal
163.

20
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Instansi merupakan istilah yang cukup terkenal yang sering dibicarakan oleh
banyak orang dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah merupakan salah satu instansi
atau lembaga pendidikan yang memiliki sarana untuk melakukan kegiatan belajar
mengajar dan proses pendidikan. Keluarga merupakan tempat yang pertama dan
utama dimana anak memperoleh pendidikan.Disimpulkan bahwa pengembangan
pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dan tentunya sangat
menentukan tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri. Dalam mendapatkan
kepercayaan masyarakat terhadap suatu lembaga pendidikan, maka suatu lembaga
pendidikan dalam hal ini lembaga PAUD perlu melakukan pendekatan terhadap
masyarakat dengan menunjukkan citra positif untuk membangun Citra Publik
PAUD yang baik

21
DAFTAR PUSTAKA

Azizah Maulidiah Erzad “Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak Sejak Dini Di
Lingkungan”,Ejournal, (Juli 2017)
Syaiful Sagala, “Konsep dan Makna Pembelajaran” (Cet.II.Bandung: Alfabeta,
2005)
Tilaar. H. A. R “Membenahi Pendidikan Nasional”. Jakarta: Rineka Cipta (2002)

Noorlaila,Iva “Panduan lengkap mengajar PAUD”. Yogyakarta (2010)

Halima, Ivonne Hafidlatil Kiromi,“Peranan Masyarakat Terhadap Pentingnya


Pendidikan Anak Usia Dini Untuk Mencetak Generasi Unggul di Dusun
Penanganan Desa”,Ejournal, (Juli 2020),

22

Anda mungkin juga menyukai