OLEH
KELOMPOK:11
JURUSAN PIAUD
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Penulisan makalah
berjudul “Bimbingan Konseling Anak Berbakat Kreatif” dapat diselesaikan karena
bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi
pihak yang tertarik pada makalah yang kami buat. Selain itu, kami juga berharap
agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.
Serta makalah yang kami buat dapat bermanfaat di kalangan masyarakat.
Kelompok 11
ii
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I ............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 6
BAB II ............................................................................................................................ 7
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 7
A. Pengertian bimbingan dan konseling .................................................................... 7
B. Fungsi dan tujuan bimbingan konseling anak berbakat kreatif .............................. 7
C. Kebutuhan dan masalah anak berbakat kreatif ..................................................... 9
D. Teknik dan bimbingan konseling bagi anak berbakat kreatif ............................... 11
E. Urgensi bimbingan konseling bagi anak berbakat kreatif .................................... 14
BAB III ......................................................................................................................... 15
PENUTUP .................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 15
Daftar Pustaka............................................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan formal bagi anak berbakat merupakan fenomena abad ke-20 menjelang
abad ke-21 yang telah berkembang melalui berbagai upaya. Kendala dan ikhtiyar
okasional diseluruh dunia, selama tiga puluh terakhir, tidak terkecuali di Negara kita
Indonesia. Dalam undang-undang 1945 yang menjabarkan dalam undang-undang no.2
tahun 1989 dan mengimplementasikan tolok ukur sebagaimana juga tertera dalam GBHN
1993, yang berisi tentang untuk bisa memberikan perhatian khusus kepada anak yang
memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa.1
Maka dari itu upaya dalam mengembangkan potensi keberbakatan dianggap hal yang
penting diberikan kepada anak mulai dari dini. Dalam usaha mengembangkan potensi
keberbakatan yang ada berbagai upaya di lakukan untuk memelihara dan menumbuh
kembangkan dan dipupuk dengan telaten tanpa adanya pengabaian dari masyarakat
ataupun dari dunia pendidikan, dengan tujuan supaya menghasilkan anak bangsa yang
berpotensi dan seorang pemimpin yang mampu di berbagai bidang. Sedangkan posisi
pada saat ini berada pada zaman globalisasi, dengan banyaknya revolusi pengembangan
ilmu dan teklogi semakin menuntut kita untuk menunjukkan kemampuan dalam
mengaktualisasi diri dan mampu bersaing dengan Negara-negara lain. Dengan adanya hal
tersebut menunjukkan bahwa peranan anak berbakat sangat dibutuhkan untuk
mengembangkan potensi-potensi yang ada, untuk memberikan sumbangan tenaga,
pikiran, dan jiwa kepada Negara untuk dapat meningkatkan kualitas Negara dan mampu
bersaing dengan Negara lain dari berbagai bidang.2
Pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia berkualitas yang
mampu mengantar posisi Negara yang berkualitas, atau kurang lebihnya sejajar dengan
negara-negara lain. Pada hakikatnya dalam menciptakan hal tersebut menuntut komitmen
akan dua hal, yaitu : pertama dengan Menemu, mengenali, dan mengembangkan bakat-
bakat unggul dalam berbagai bidang. Yang ke dua yaitu dengan cara pemupukan dan
1
Conny semiawan, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, ed. Djoni herfan (PT. Grasindo, ikapi
Jakarta 1997), Hal. 1-6.
2
Fadhilah, Nurul. Implementasi Layanan Bimbingan Dan Konseling Untuk Anak Berbakat Di
MAN 1 Kudus. Diss. IAIN KUDUS, 2021.
4
pengembangan kreativitas yang pada dasarnya dimiliki setiap orang tapi perlu ditemui,
dikenali dan diransang sejak usia dini. 3
Upaya dalam mewujudkan dua hal komitmen yang tertera diatas tentunya juga
perlu di mengerti oleh orang tua dan guru. Orang tua dan guru sudah mengetahui dan
menyadari akan adanya tanda-tanda kemampuan yang berbeda dengan anak pada
umumnya. Dengan adanya kesadaran dari pihak orang tua dan guru tersebut nantinya
dapat menentukan pendekatan dan dapat memberikan pola pendidikan yang sesuai
dengan keberkatan anak yang bersangkutan. Anak berbakat mempunyai potensi yang
sangat tinggi untuk menentukan arah hidupnya untuk kedepannya nanti, baik itu nantinya
menjadikan dia sebagai seorang yang memiliki kepribadian yang positif atau negatif.
Karena itu orang tua dan guru harus dapat merangsang anak untuk mengamati dan
mempertanyakan hal belum dipahami yang ada di sekelilingnya, karena dengan hal
tersebut akan menumbuhkan kepribadian sesuai dengan sejauh mana penanganan yang
didapatkan dalam masa tumbuh kembangnya. Baik dari lingkungan sekolah, keluarga,
dan respon masyarakat.4
Membahas tentang anak berbakat mendapat cara pandang yang berbeda dari
berbagai sisi. Pandangan pertama mengemukakan bahwa keberbakatan yang di bawa
sejak lahir dapat berwujud kemampuan intelegensi, bakat akademik dan bakat lainnya.
Pandangan ke dua meyakini bahwa keberbakatan merupakan hasil keseluruhan dari
perbedaan pengalaman yang ada. Dan pandangan ke tiga meyakini bahwa keberbakatan
merupakan hasil interaksi secara fungsional antara keturunan dan pengalaman yang
diperoleh dari lingkungan. Dari ketiga pandangan tersebut menjadikan pendidikan
memiliki peranan yang strategis dalam memfasilitasi terjadinya interaksi fungsional
antara keberbakatan yang dibawa sejak lahir dengan penciptaan kondisi lingkungan yang
kondusif, sehingga mampu mewujudkan prestasi yang optimal. 5
Banyak pemahaman masyarakat tentang dunia ke BK an dianggap sebagai
pelayanan yang hanya di khususkan pada anakanak yang memiliki masalah saja, dan
biasanya guru BK juga dianggap sebagai guru penjaga sekolah atau lebih sering disebut
sebagai polisi sekolah. Dan cenderung kelihatan bersikap kejam dipandangan siswa dan
masyarakat. Pada hakikatnya Bimbingan Konseling tidaklah seperti apa yang dipahami di
3
Meity H. idris, “Anak Berbakat (Keberbakatan)” Jurnal Pendidikan PAUD 02, no. 1 (2017): Hal.
35-37. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2020 pukul 11.20
4
Benny A. pribadi dkk, “Pengembangan Buku Ajar Modular Untuk Pendidikan Anak Berbakat”,
jurnal pendidikan 16, no.1(2015): Hal.48. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2020 pukul 11.05
5
5 Fatzki voctoka umami, “Anak Berbakat Dan Dunia Pendidikan”, Hal.3
5
masyarakat. Dalam bimbingan konseling yang sebenarnya mempunyai sikap yang ramah
dan penuh dengan empati. Adapun bimbingan konseling disini tidak diperuntukkan bagi
siswa yang memiliki masalah saja melainkan untuk anak berbakat. Karena anak berbakat
juga perlu dengan adanya bimbingan untuk mengembangkan keberbakatan dan
menumbuhkan potensi yang ada yang di selalu didorong dan dibimbing untuk dapat
mencapai harapan yang ingin dicapainya.
Dengan berbagai karakteristik yang dimiliki anak oleh berbakat, tetapi hal tersebut
juga dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang tinggi dalam dirinya, yaitu:
kebingungan antara makna keberbakatan, perasaan akan perbedaan, perasaan akan tidak
tepatan, kritik terhadap diri sendiri, tingkat konflik internal yang meningkat, kurang
pemahaman dari orang lain, harapan dari orang lain tidak realistic. Dari berbagai masalah
tersebut menjadikan pentingnya program konseling yang harus dilaksanakan dalam
sekolah. Maka dalam pengembangan anak secara optimal juga diperlukan fasilitas dan
bimbingan orang dewasa secara professional yang diwujudkan dengan adanya layanan
konseling, yang bertujuan dapat membantu anak berbakat dalam mengatasi sikap
masyatrakat, dan membantu mereka dalam mencari jalan keluar terhadap sistem
pendidikan yang dirancang untuk mengoptimalkan kemampuannya. 6
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bimbingan dan konseling ?
2. Apa fungsi dan tujuan bimbingan konseling anak berbakat kreatif ?
3. Apa saja kebutuhan dan masalah anak berbakat kreatif ?
4. Apa saja teknik bimbingan bagi anak berbakat kreatif?
5. Apa urgensi bimbingan konseling bagi anak berbakat kreatif ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan bimbingan konseling anak berbakat kreatif
3. Untuk mengetahui apa saja kebutuhan dan masalah anak berbakat
4. Untuk mengetahui teknik bimbingan bagi anak berbakat dan kreatif
5. Untuk mengetahui urgensi bimbingan konseling bagi anak berbakat kreatif
6
Rachmad Wahab, “Konseling Anak Berbakat Akademik”, Fip Unifersitas Negeri Yogyakarta,
Cakrawala Pendidikan, No.1 (2010): hal. 2. Diakses pada tanggal 10 oktober 2020 pukul 13.00
6
BAB II
PEMBAHASAN
9
Munandar, Utami. "Pengembangan kreativitas anak." Jakarta. Penerbit Rineke Cipta (2009).
10
Prayitno. (1979). Pelayanan Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
9
f. Mempunyai kemampuan dan minat yang beraneka ragam sehingga membuat
individu ini memerlukan fleksibilitas serta dukungan untuk menjajagi serta
mengembangkan minat-minatnya,
g. Mandirian dalam belajar dan bekerja, disisi lain kebutuhannya akan kebebasan
dapat menimbulkan konflik, karena individu ini tidak mudah konform (tunduk) terhadap
tekanan-tekanan dari pihak luar. Ia juga dapat merasa tidak ditolerir atau kurang
dimengerti oleh lingkungannya.11
Ciri-ciri afektif ini dan masalah yang berkaitan memerlukan program konseling
yang kuat disekolah. Setiap intervensi bertitik tolak dari karakteristik dan kebutuhan
yang berdiferensiasi, yang meliputi tiga bidang khusus: psikososial, akademis, dan
perencanan karier / hidup.
1. Stategi untuk kebutuhan psikologi anak berbakat
Seperti halnya dalam bidang kognitif, kebutuhan psikososial anak berbakat memerlukan
pengenalan dan pemahaman yang jelas mengenai ciri-ciri afektif yang membedahkan
anak berbakat dari norma. Beserta stategi menghadapi masing –masing dari
kebutuhan tersebut bagi pendidik dan orang tua untuk dipertimbangkan
implementasinya dalam pertemuan konseling .
2. Strategi untuk kebutuhan konseling akademis
Anak berbakat memerlukan bantuan dalam perencananan akademis mulai kelas
enam SD , dan secara ajeg selama pendidikan menengah . kebutuhan utama dalam
bidang ini stategi berkenaan dengan memehami penerapan subjek akademis dalam
kehidupan nyata; mengembankan stategi metakognitif ;dan memahami dan menilai
pilihan dan kesempatan.
a. Memahami informasi pengetasan / Asesmen
Meskipun anak berbakat pada umumnya mencapai hasil baik pada tes baku,
sering mereka tidak memahami arti dari hasil-hasil tersebut. Program konseiing dapat
membantu anak memahami bagaimana hasil-hasil tes dapat ditaksir untuk tujuan
perencanaan akdemis.
b. Penerapan Akademis dalam kehidupan Nyata
Kesempatan untuk mengalami perluasan subjek akademis dalam kehidupan
nyata membuat proses perencanaan akademis lebih bermakna bagi anak berbakat.
Pengelaman seperti ini juga member pemahaman bagi siswa mengenai kemungkinan
11
Wicaksono, Luhur. "Bimbingan Konseling Bagi Siswa Cerdas dan Berbakat." Jurnal
Pembelajaran Prospektif 1.1 (2016): 30-40.
10
karier di masa depan. Pada tingkat SMP dan awal SMA kesempatan ini juga memberi
pengalaman kaya bagi siswa untuk mengambil keputusan tenteang mata ajaran
pilihan. Dalam layanan masyarakatan sebagai bagian dari persyaratan untuk mata
ajaran tertentu atau sebagai kerja sukarela sesudah sekolah
c. Program mentor
Program mentor seperti telah dikemukakan pengalaman kepada siswa untuk
bekerja dengan tokoh atau pakar dalam bidang tertentu secara perorangan. Model
mentor bermakna tidak sebagai perencanan akademis saja, tetapi juga untuk
melayani kebutuhan psikososial, karena mentor dapat menjadi model peranan yang
penting bagi anak berbakat . mentor juga dapat member bimbingan dalam membuat
keputusan tentang pilihan studi dan karier.
Dengan demikian mentor berfungsi sebagai tutor dan konselor , membantu
meningkatkan pengetahuan anak dalam bidang tertentu; ia juga membnatu dan
mendorong anak dalam mempertimbangkan berbagia tantngan dan kesempatan.
d. Keterampilan Mengorganisasi dan Mengelola
Gagasan dan saran mengenai bagaimana belajar, mengatur waktu, dan kegiatan
lain yang memerlukan keterampilan organisasi dan menejmen , sangat bermanfat bagi
anak berbakat, terutama setelah masuk pendidikan menengah . konseling akademis
perlu memperhatikan baidang ini.
e. Memberi informasi mengenai pilihan program dan subjek
Aspek lain yang penting dalam konseling akademis ialah memilih anak dan
keluargaanya untuk dapat menetukan pilihan yang tepat , jika anak berbakat akan
mengikuti program pengayaan, hal itu harus dibicarakan dari awal sehingga anaka
dan orang tua dapat membuat rencana yang sesuai.12
1. Program Bimbingan
Program bimbingan bagi anak berbakat dan kreatif dapat digolongkan ke dalam
bentuk sebagai berikut;
a. Pengayaan (Enrichment)
Enrichment merupakan bimbingan bagi anak dengan jalan menyediakan kesempatan
serta fasilitas belajar tambahan yang bersifat vertikal (pendalaman) dan horizontal
(perluasan) setelah anak menyelesaikan semua tugas yang diprogramkan terhadap anak
12
Susilawati, Nora. "Peranan orang tua dalam mengembangkan potensi anak berbakat
(gifted)." Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Pembelajaran 2.2 (2020): 135-146.
11
pada umumnya termasuk anak yang bersangkutan. Bentuk tugas ini dapat dilakukan
dengan pemberian tugas mencari materi di perpustakaan, belajar mandiri (independent
study), proyek penelitian, studi kasus, dan sebagainya.
b. Percepatan (Acceleration)
Pembinaan anak berbakat dilakukan dengan memperbolehkan anak naik kelas secara
melompat atau menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu yang lebih cepat.
Bentuk percepatan seperti masuk kelas lebih awal, naik kelas sebelum waktunya,
mempercepat pelajaran, dan sebagainya.
c. Pengelompokan khusus
(Segregation) Program Segregation ini dapat dilakukan secara penuh atau sebagian.
Kegiatan ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan anak-anak yang
mempunyai kemampuan luarbiasa (cerdas dan berbakat) dan diberi kesempatan untuk
secara khusus memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan potensinya.
Pelaksanaannya dapat diselenggarakan seminggu sekali atau tiap hari dalam satu
semester penuh. Bentuk Segregation antara lain; homogeneus grouping, cluster grouping,
subgrouping dan cross grouping. 13
13
Munandar, Utami. (1982). Anak-anak Berbakat, Pembinaan dan Pendidikannya, Jakarta: C.V.
Rajawali
12
pemikiran dan harapan terhadap orang lain (dalam hal ini khususnya individu cerdas dan
berbakat) tidak mungkin dilakukan oleh seseorang yang berfikir negatif terhadap dia,
namun oleh orang yang mempunyai pemikiran “bersih”, dengan bertanya langsung
kepada yang bersangkutan “dari tangan pertama” dan bukan berdasarkan berita “bukan
dari tangan orang lain”. Data atau informasi dari orang lain tanpa adanya cross check
terhadap yang bersangkutan bisa jadi akan menjadi fitnah yang akan merugikan semua
pihak. Mengapa demikian, karena penanganan yang keliru terhadap mereka bisa
berakibat aset bangsa yang sangat berharga akan tidak termanfaatkan secara optimal. Dan
tentu saja tidak ada bangsa yang bodoh serta tidak ingin maju kecuali mereka yang
mensia-siakan aset yang sangat berharga ini. Mudah-mudahan bangsa kita tidak termasuk
yang demikian.
Pemahaman atas sikap, pemikiran dan harapan terhadap individu cerdas dan berbakat
tergantung kepada keterbukaan dua belah pihak yang dilandasi oleh kepercayaan dan
penerimaan diri. Ini merupakan dasar dari pengembangan ranah afektif, mengingat
individu cerdas dan berbakat agak sedikit “rumit”. Rumitnya individu ini karena ia
mempunyai variasi pemikiran dengan jangkauan yang sangat luas dan mendalam,
sehingga untuk Pembimbing yang kurang mempunyai wawasan dan “sedang-sedang
saja” akan cenderung pada terlalu cepatnya memberikan vonis dan atribusi kepada
individu cerdas dan berbakat dengan sesuatu yang kurang baik. Jika demikian
ketidaksuksesan penanganan dengan teknik ini justru karena kesalahan pembimbing
berkait dengan ketidakmampuannya atau keterbatasan kemampuannya.
c. Pengembangan ranah fisik
Pembimbing diharapkan memberikan layanan yang dapat memberikan kemungkinan
siswa memperoleh pengalaman memadukan pola perkembangan berfikir dengan
perkembangan fisik. Layanan Bimbingan yang dapat diberikan adalah membantu siswa
memilih kegiatan fisik yang sesuai dengan perkembangannya dan memberikan peran-
peran yang sesuai di dalam kelompoknya.
d. Pengembangan ranah intuitif
Fungsi intuitif merupakan fungsi yang terlibat di dalam pemunculan wawasan dan
tindakan yang kreatif. Mengingat fungsinya yang demikian itu, maka layanan bagi siswa
berbakat perlu mempedulikan pengembangan pengalaman yang mendorong individu
untuk berimajinasi dan berkreasi. Pengembangan lingkungan belajar yang merangsang
stimulus baru sebagai daya imajinasi dan kreativitas individu, dapat dirancang sebagai
bentuk layanannya. Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian stimulus yang mendorong
13
siswa mencari informasi baru sebagai alternatif pemecahannnya.
e. Pengembangan ranah masyarakat
Pemberian layanan dapat dilakukan dengan membantu siswa memperoleh
pengalaman mengembangkan diri menjadi anggota kelompok, serta mampu berpartisipasi
dalam proses kelompok, memperluas perasaan keanggotaan kelompok menjadi anggota
keanggotaan masyarakat, memperluas identifikasi diri dari masyarakat terbatas kearah
identifikasi terhadap masyarakat luas. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan
merancang kegiatan-kegiatan kelompok khusus.14
14
Wicaksono, Luhur. "Bimbingan Konseling Bagi Siswa Cerdas dan Berbakat." Jurnal
Pembelajaran Prospektif 1.1 (2016): 30-40.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling anak berbakat kreatif merupakan suatu program yang
tidak insidental dan tiba-tiba saja dilaksanakan namun perlu perencanaan, rancangan,
pelaksanan program, ecaluasi, dan tindak lajut dalam pelaksanaanya. Dalam
mengambangkan bakat seorang anak dibutuhkan juga faktor lingkungan guna mendukung
perkembangannya karena siswa tidak hanya berinteraksi dengan personel di sekolah saja,
namun dengan dunia luar juga ia melakukan interkasi itu perlu diketahui oleh dunia luar
dan bagi dirinya pula. Berbagai fungsi dalam bimbingan dan konseling sangatlah
bermanfaat bagi anak berbakat, terlebih jika sudah masuk pada tataran tindakan konseling
anak berbakat.
15
Daftar Pustaka
16
17