Anda di halaman 1dari 15

ANAK BERBAKAT

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran PAI untuk Difabel

Dosen Pengampu Farida Isro’ani,M.Pd.I

Disusun Oleh :

1. Bella Ayu Kusumahati (20014990)


2. Ah. Khozinatu Sultonik (20015142)
3. Muhammad Riza Mubarok (20015124)
4. Naila Aminatum Muarifah (20015093)
5. Umi Fahrina (20015055)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKUTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI BOJONEGORO

2023

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb.

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah Pembelajaran PAI untuk
Difabel dan juga untuk khalayak umum sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta
informasi yang semoga bermanfaat dunia dan akhirat, amin.

Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin.
Namun, kami menyadari bahwasannya dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna
dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.

Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari
semua yang membaca makalah ini terutama dosen mata kuliah Pembelajaran PAI untuk
Difabel yaitu Ibu Farida Isro’ani,M.Pd.I yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk
kami.

Wassalamualaikum Wr. Wb

07 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Hal.
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II........................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3

A. Pengertian Anak Berbakat .............................................................................................. 3

B. Karakteristik Anak Berbakat........................................................................................... 3

C. Klasifikasi Anak Berbakat .............................................................................................. 6

D. Masalah yang di hadapi anak berbakat ........................................................................... 6

E. Identifikasi Anak Berbakat ............................................................................................. 7

F. Layanan Pendidikan Anak Berbakat ............................................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11

a. Kesimpulan ................................................................................................................... 11

b. Saran ............................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu proses yang dapat meningkatkan kualitas


sumber daya manusia. Proses tersebut dilakukan melalui pendidikan informal,
pendidikan nonformal, dan pendidikan formal. Melalui pendidikan, martabat manusia
secara holistis dapat ditingkatkan sehingga memungkinkan potensi diri (afektif,
kognitif, dan psikomotor) berkembang secara optimal. Kualitas sumber daya manusia
perlu ditingkatkan karena sumber daya manusia yang berkualitas merupakan tumpuan
suatu negara.

Keadaan peserta didik tidak boleh diabaikan dalam pelaksanaan pendidikan.


Peserta didik merupakan pribadi yang unik. Setiap peserta didik memiliki potensi yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lain, karena setiap orang dilahirkan dengan
berbagai bakat yang berbeda-beda. Bakat yang dimiliki peserta didik haruslah
diarahkan agar berkembang.

Peserta didik bukan hanya meliputi anak normal, melainkan pula anak
berkebutuhan khusus. Anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang
memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan
mereka dari anak-anak normal pada umumnya. Perbedaan anak-anak berkebutuhan
khusus dengan anak normal dapat ditinjau dari perbedaan interindividual dan
intraindividual. Salah satu jenis anak berkebutuhan khusus adalah anak berbakat.

Anak berbakat adalah anak dengan kemampuan dan kecerdasan luar biasa.
Meski mereka memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa bukan berarti tidak ada
masalah dalam belajar maupun kehidupan sosial. Justru karena potensinya yang luar
biasa, jika tidak diberi kesempatan berkembang secara optimal akan menjadi problema
belajar tersendiri bagi anak bersangkutan.

Agar anak berbakat yang mempunyai potensi unggul tersebut dapat


mengembangkan potensinya dibutuhkan program dan layanan pendidikan secara
khusus. Mereka lahir dengan membawa potensi luar biasa yang berarti telah membawa
kebermaknaan hidup. Oleh karena itu, tugas pendidikan adalah mengembangkan

1
kebermaknaan tersebut secara optimal sehingga mereka dapat berkiprah dalam
memajukan bangsa dan negara.1

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan anak berbakat?
2. Bagaimana karakteristik anak berbakat?
3. Bagaimana klasifikasi anak berbakat?
4. Apa masalah yang dihadapi anak berbakat?
5. Bagaimana Identifikasi anak berbakat?
6. Bagaimana layanan pendidikan anak berbakat?

C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan anak berbakat.
2. Mengetahui karakteristik anak berbakat.
3. Mengetahui klasifikasi anak berbakat.
4. Mengetahui masalah yang dihadapi anak berbakat.
5. Mengetahui cara mengidentifikasi anak berbakat.
6. Mengetahui layanan Pendidikan untuk anak berbakat.

1
I Wayan Gunawan, I Made Dwita Saraswatha I Komang Cahya Trianandika, and Luh Putu
Sri Widnyani, ‘Anak Berbakat Dan Indigo’, 2015, 4–6
<https://www.academia.edu/resource/work/19835541>.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Berbakat
Anak berbakat secara umum adalah “mereka yang karena memiliki
kemampuan-kemampuan yang unggul mampu memberikan prestasi yang tinggi”.
Istilah yang sering digunakan bagi anak-anak yang memiliki kemampuan-kemampuan
yang unggul atau anak yang tingkat kecerdasannya di atas rata-rata anak normal,
diantaranya adalah; cerdas, cemerlang, superior, supernormal, berbakat, genius, gifted,
gifted and talented, dan super.2
Menurut Martison Anak berbakat ialah mereka yang diidentifikasi oleh orang-
orang profesional memiliki kemampuan yang sangat menonjol, sehingga memberikan
prestasi yang tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang
berdiferensiasi dan atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah yang biasa, agar
dapat mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat.3
Menurut Coleman anak berbakat adalah mereka yang tingkat intellegensinya
jauh di atas rata-rata anggota kelompoknya, yaitu IQ = 120 ke atas.4
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak
berbakat itu disamping memiliki kemampuan intelektual tinggi, juga menunjukkan
penonjolan kecakapan khusus yang bidangnya berbeda-beda antara anak yang satu
dengan anak lainnya. Anak ini disebut juga “gifted and talented” yang berarti berbakat
intelektual. Di sini kita harus membedakan antara bakat sebagai potensi bawaan dan
bakat yang telah terwujud dalam prestasi yang tinggi. Semua anak berbakat mempunyai
potensi yang ungul, tetapi tidak semuanya telah berhasil mewujudkan potensi unggul
tersebut secara optimal.5
B. Karakteristik Anak Berbakat
Menurut Terman Anak berbakat lebih unggul jika dibandingkan dengan aspek
perkembangan dan pertumbuhan anak normal. Begitu pula dengan kemampuan

2
julia maria van tiel & endang Widhyorini, ‘Deteksi Dan Penanganan Anak Cerdas Istimewa
(Anak Gifted) Melalui Pola Alamiah Tumbuh Kembangnya’, Perpustakan Nasional, ISBN,
2014, 1,2,4
<http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195905251984031-
NANDI_WARNANDI/Anak_Berbakat.pdf>.
3
Widhyorini.
4
Widhyorini.
5
Widhyorini.
3
akademik, sosial, artistik, kepemimpinan dan keterampilan yang lainnya. Karakteristik
lainnya adalah tentang minat, motivasi, moral, rasa humor, dan visi atau wawasan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa anak berbakat memiliki keunggulan dalam seluruh
aspek kemanusiaan.6
Martison mengemukakan ciri-ciri anak berbakat sebagai berikut:
1. Membaca pada usia yang lebih muda
2. Membaca lebih cepat dan lebih banyak
3. Memiliki pembendaharaan kata yang lebih luas
4. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
5. Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa
6. Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri
7. Menunjukan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal
8. Memberi jawaban-jawaban yang baik
9. Dapat memberikan banyak gagasan
10. Luwes dalam berfikir
11. Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan
12. Mempunyai pengamatan tajam
13. Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang terutama terhadap tugas
atau bidang yang di minati
14. Berfikir kritis, juga terhadap diri sendiri
15. Senagn mencoba hal-hal yang baru
16. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi
17. Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah-masalah
18. Cepat menangkap hubungan-hubungan sebab akibat
19. Berperilaku terarah krpada tujuan
20. Mempunyai daya imajinasi yang kuat
21. Mempunyai banyak kegemaran (olah raga)
22. Daya ingat yang kuat
23. Tidak cepat puas dengan prestasinya
24. Peka (sensitive) dan menggunakan firasat (intuisi)

6
Anna Sylvia and others, ‘Bab 11 Anak Berbakat’, Journal of Chemical Information and
Modeling, 53.9 (2016), 1–40 <http://dx.doi.org/10.1016/j.tws.2012.02.007>.
4
25. Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan Tindakan.7

Ciri-ciri tersebut sangat luas dan sebenarnya juga ada pada anak biasa, namun
pada anak berbakat menunjukkan derajat yang lebih tinggi.

Ada beberapa karakteristik anak berbakat yang di golongkan kedalam tiga


karakteristik yaitu karakteristik kognitif, afektif, dan karakteristik sosial.

a. Karakteristik kognitif
Perkembangan kognitif terletak pada pemahaman sejumlah pengalaman dan
integrasinya dengan lingkungan (proses pembentukan pengertian yang telah
berhubungan dengan factor lingkungan).
Karakteristik kognitifnya antara lain sebagai berikut:
• Membutuhkan informasi yang lebih banyak
• Daya ingatnya istimewa
• Minat dan rasa ingin tahunya kuat
• Tingkat perkembangannya tinggi
• Kapasitas yang tinggi dalam melihat hubungan yang tak lazim dan
berbeda dengan menggunakan metafor dan analog
• Ide-idenya orisinil
• Intensitas (maksud/ tujuan) khusus dan terarah (berorientasi pada
sasaran
b. Karakteristik afektif
Karakteristiknya antara lain sebagai berikut:
1. Kepekaan khusus terhadap perasaan orang lain
2. Rasa humor yang tinggi atau tajam
3. Kesadaran diri tinggi, disertai dengan perasaan berbeda
4. Idealisme dan rasa adil tampak pada usia dini
5. Harapan yang tinggi akan diri sendiri dan orang lain (ingin
sempurna)
c. Karakteristik sosial
Karakteristiknya antara lain:
1. Termotivasi oleh kebutuhan untuk aktualisasi diri

7
Sylvia and others.
5
2. Kapasitas lanjutan kognitif dan afektif dalam
mengkonseptualisasikan dan memecahkan masalah masyarakat.
3. Kepemimpinan
4. Keterlibatan dengan kebutuhan masyarakat (kebenaran, keadilan,
dan keindahan) dsb.8
C. Klasifikasi Anak Berbakat
1. Genius
Genius ialah anak yang memiliki kecerdasan luar biasa, sehingga dapat
menciptakan sesuatu yang sangat tinggi nilainya. Intelligence Quotien-nya (IQ)
berkisar antara 140 sampai 200. Anak genius memiliki sifat-sifat positif sebagai
berikut; daya abstraksinya baik sekali, mempunyai banyak ide, sangat kritis, sangat
kreatif, suka menganalisis, dan sebagainya. Di samping memiliki sifat-sifat positif
juga memiliki sifat negatif, diantaranya; cenderung hanya mementingkan dirinya
sendiri (egois), temperamennya tinggi sehingga cepat bereaksi (emosional), tidak
mudah bergaul, senang menyendiri karena sibuk melakukan penelitian, dan tidak
mudah menerima pendapat orang lain.
2. Gifted
Anak ini disebut juga gifted and talented adalah anak yang tingkat kecerdasannya
(IQ) antara 125 sampai dengan 140. Di samping memiliki IQ tinggi, juga bakatnya
yang sangat menonjol, seperti ; bakat seni musik, drama, dan ahli dalam memimpin
masyarakat. Anak gifted diantaranya memiliki karakteristik; mempunyai perhatian
terhadap sains, serba ingin tahu, imajinasinya kuat, senang membaca, dan senang
akan koleksi.
3. Superior
Anak superior tingkat kecerdasannya berkisar antara 110 sampai dengan 125
sehingga prestasi belajarnya cukup tinggi. Anak superior memiliki karakteristik
sebagai berikut; dapat berbicara lebih dini, dapat membaca lebih awal, dapat
mengerjakan pekerjaan sekolah dengan mudah dan dapat perhatian dari teman-
temannya.9
D. Masalah yang di hadapi anak berbakat
• Cepat bosan terhadap hal-hal yang mudah

8
Sylvia and others.
9
Widhyorini.
6
• Kurang hubungan antara pribadi dengan yang berkemampuan tidak sama,
sehingga sukar menyesuaikan diri dalam tugas kelompok
• Orang-orang dewasa menganggapnya lancang
• Menguasai diskusi dengan informasinya dan pertanyaan yang dianggap
negative oleh guru maupun temannya
• Dianggap mengganggu karena tak hormat terhadap otoritas dan tradisi
• Frustasi terhadap pertimbangan yang di anggap ganjil atau aneh oleh orang lain,
sehingga muncul penolakan dengan bentuk pemberontakan
• Tidak menyukai pengulangan konsep yang sudah dipahami
• Kecewa akibat kritian sendiri dan cara orang lain menempatkan dirinya.
• Level kebutuhan akan keberhasilan dan pengakuan yang tinggi
• Penggunaan humor dengan kritik yang pedas pada orang lain, menimbulkan
terganggunya hubungan antar pribadi
• Menarik diri karena perasaan ditolak atau merasa berbeda
• Menentang otoritas dan tradisi
• Frustasi karena merasa kehilangan talenta (tak terwujudkan)
• Mecurigai alternative berguna (Pengambilan keputusan oleh orang yang lebih
tua atau berpengalaman) merasa tidak diikutsertakan.10
E. Identifikasi Anak Berbakat
Pemahaman anak berbakat bagi para pendidik sangat perlu agar mampu
menghadapi anak yang bermacam-macam kemampuannya, karakteristiknya, minat,
kebutuhan, dan sebagainya. Mengidentifikasi anak perlu agar mampu memecahkan
persoalan yang dihadapi, sehingga pemecahannya bisa dilakukan secara interdisipliner.
Dalam identifikasi mencakup dua proses utama, yaitu:
1. Penyaringan (screening) yaitu proses pemisahan antara anak yang berbakat
atau bukan
2. Identifikasi aktual/ actual identification yaitu proses penelitian lebih
mendalam tentang karakteristik untuk ditetapkan sebagai kandidat.

Kandidat yang dimaksud adalah anak-anak yang termasuk kelompok 15-20 %


teratas dari seluruh jumlah anak di sekolah dalam kemampuan umum dan khusus. Cara
mengetahuinya yaitu:

10
Sylvia and others.
7
a. Penjaringan
Misalnya melalui nominasi guru, produknya di temukan 3 kelompok yaitu:
1. Kelompk dipastikan tidak diterima
2. Kelompok tengah, belum tentu diterima atau ditolak
3. Kelompok yang sudah mantap akan diterima
b. Penyaringan
Dalam hal ini seleksi lebih halus dari penyaringan, untuk kelas 2 dan dilakukan melalui
tes psikologis sesuai patokan, misalnya berdasarkan atas kriteria Inteligensi, kretifitas
dan task komitmen.
Adapun menurut Pandangan DIKNAS kriteria siswa yang dapat diterima dalam
program percepatan belajar/akselerasi yaitu :
1. Informasi dapat objektif
Akademis: Rata-rata 8 untuk UAN sebelumnya tes kemampuan akademis
dan rapor. Dan Psikologis: IQ 140 ke atas, atau IQ minimal 125 dengan
kreatifitas dan task komitmen di atas rata-rata.
2. Informasi data subyektif:
Nominasi diri, guru, orang tua, teman sebaya.
3. Kesehatan fisik dari dokter
4. Kesediaan calon dan persetujuan orang tua. Tujuannya adalah:
Untuk menemukan anak dan membantu mengoptimalkan potensi
unggulnya, sehimgga menjadi prestasi unggul.11
F. Layanan Pendidikan Anak Berbakat
1. Kurikulum
Kurikulum berdiferensiasi bagi anak berbakat mengacu pada penanjakan
kehidupan mental melalui berbagai program yang akan menumbuhkan
kreativitasnya serta mencakup berbagai pengalaman belajar intelektual pada tingkat
tinggi. Dilihat dari kebutuhan perkembangan anak berbakat, maka kurikulum
berdiferensiasi memperhatikan perbedaaan kualitatif individu berbakat dari
manusia lainnya. Dalam kurikulum berdeferensiasi terjadi penggemukan materi,
artinya materi kurikulum diperluas atau diperdalam tanpa menjadi lebih banyak.
Secara kualitatif materi pelajaran berubah daalam penggemukan beberapa konsep

11
Sylvia and others.
8
esensial dari kurikulum umum sesuai dengan tuntutan bakat, perilaku, keterampilan
dan pengetahuan serta sifat luar biasa anak berbakat.
2. Model Pembelajaran
a. Percepatan (acceleration)
Secara konvensional bagi anak yang memiliki kemampuan superior
dipromosikan untuk naik kelas lebih awal dari biasanya. Dalam percepatan ini
ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1) Masuk sekolah lebih awal/sebelum waktunya (early admission), misalnya
sebelum usia 6 tahun, dengan catatan bahwa anak sudah matang untuk
masuk Sekolah Dasar.
2) Loncat kelas (grade skipping) atau skipping class, misalnya karena
kemampuannya luar biasa pada salah satu kelas, maka langsung dinaikkan
ke kelas yang lebih tinggi satu tingkat (dari kelas satu langsung ke kelas
tiga).
3) Penambahan pelajaran dari tingkatan di atasnya, sehingga dapat
menyelesaikan materi pelajaran lebih awal.
4) Maju berkelanjutan tanpa adanya tingkatan kelas. Dalam hal ini sekolah
tidak mengenal tingkatan, tetapi menggunakan sistem kredit. Ini berarti
anak berbakat dapat maju terus sesuai dengan kemampuannya tanpa
menunggu teman-teman yang lainnya
b. Pengayaan (enrichment)
Dalam model enrichment ini anak mendapatkan pembelajaran tambahan
sebagai pengayaan. Pengayaan ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu
sebagai berikut :
1) Secara vertikal; Cara ini untuk memperdalam salah satu atau sekelompok
mata pelajaran tertentu. Anak diberi kesempatan untuk aktif memperdalam
ilmu Pengetahuan yang disenangi, sehingga menguasai materi pelajaran
secara luas dan mendalam.
2) Secara horizontal; Anak diberi kesempatan untuk memperluas pengetahuan
dengan tambahan atau pengayaan yang berhubungan dengan pelajaran yang
sedang dipelajari.

9
c. Segregasi
Anak-anak berbakat dikelompokkan ke dalam satu kelompok yang disebut
“ability grouping” dan diberi kesempatan untuk memperoleh pengalaman
belajar yang sesuai dengan potensinya.
3. Model Penilaian
Biasanya penilaian yang menunjuk pada suatu asesmen dilakukan oleh guru
yang bukan saja mengenal muridnya, melainkan juga melatih, mendidik dan
mengamatinya sehari-hari. Asesmen ini adalah langkah dalam proses penyerahan
dan penempatan tertentu dan merupakan rangkaian upaya perolehan informasi dan
bukan semata-mata hasil proses tersebut.
Tujuan pengukuran pada dasarnya berbeda-beda, bila hendak membandingkan
anak tertentu, maka gunakan pengukuran acuan norma dengan :
a) Membandingkan anak berbakat dengan seluruh populasi.
b) Membandingkan anak berbakat dengan teman sebaya.
c) Membandingkan anak berbakat dengan populasi anak berbakat lagi.
d) Membandingkan anak berbakat dengan dirinya sendiri.

Sedangkan proses dan produk belajar yang mengacu pada ketuntasan belajar
menggunakan instrumen dan prosedur yang merupakan :

a) Pengejawantahan dari kekhususan layanan pendidikan anak berbakat.


b) Hasil umpan balik untuk keperluan tertentu.
c) Pemantulan tingkat kemantapan penguasaan suatu materi sesuai sifat,
keteramilan, kemampuan maupun kecepatan belajar seseorang.
4. Guru Anak Berbakat
Deskripsi kemampuan guru yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Memiliki kematangan dan keamanan.
b. Memiliki kreativitas dan fleksibilitas.
c. Memiliki kemampuan mengindividualisasikan materi pelajaran.
d. Memiliki kedalaman pemahaman terhadap pengajaran.12

12
Widhyorini.
10
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
1. Anak berbakat itu disamping memiliki kemampuan intelektual tinggi, juga
menunjukkan penonjolan kecakapan khusus yang bidangnya berbeda-beda antara
anak yang satu dengan anak lainnya.
2. Karakteristik anak berbakat dapat digolongkan kedalam tiga karakteristik yaitu
karakteristik kognitif, afektif, dan karakteristik sosial.
3. Anak berbakat dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, Genius, Gifted dan
Superior.
4. Masalah yang paling sering dialami oleh anak berbakat adalah gampang bosan,
sangat sensitive dan mudah overthingking.
5. Proses mengidentifikasi anak berbakat yaitu dengan penyaringan dan penjaringan
6. Layanan yang diberikan untuk anak berbakat antara lain yaitu kurikulum, model
pembelajaran, model penilaian dan guru yang mengajar.

b. Saran
Anak berbakat merupakan salah satu sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan di
negara berkembang seperti Indonesia, oleh karena itu pemakalah berharap setelah
adanya makalah ini, kita sebagai calon guru Pendidikan agama islam. Supaya benar-
benar dapat membantu mengembangkan dan memfasilitasi anak berbakat. Agar anak
tersebut dapat berguna bagi bangsa dan negara di masa yang akan dating.

11
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, I Wayan, I Made Dwita Saraswatha I Komang Cahya Trianandika, and Luh Putu
Sri Widnyani, ‘Anak Berbakat Dan Indigo’, 2015, 4–6
<https://www.academia.edu/resource/work/19835541>

Sylvia, Anna, Dian Wijaya, Nia Sutisna, Sunghak Lee, Changsu Hahn, Meungho Rhee, and
others, ‘Bab 11 Anak Berbakat’, Journal of Chemical Information and Modeling, 53.9
(2016), 1–40 <http://dx.doi.org/10.1016/j.tws.2012.02.007>

Widhyorini, julia maria van tiel & endang, ‘Deteksi Dan Penanganan Anak Cerdas Istimewa
(Anak Gifted) Melalui Pola Alamiah Tumbuh Kembangnya’, Perpustakan Nasional,
ISBN, 2014, 1,2,4
<http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195905251984031-
NANDI_WARNANDI/Anak_Berbakat.pdf>

12

Anda mungkin juga menyukai