Anda di halaman 1dari 18

ALIRAN LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN

NASIONAL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Pendidikan
Dosen Pembimbing:
Ahmad Fahrudin, M.Pd.I

Disusun Oleh
Kelompok 3:

1. Galuh Septiyani (12204183268)


2. Zahra Shafa Salsabila (12204183275)
3. Moch. Syifaul Mucharrom A. (12204183278)
4. Adelia Pramay Sella (12204183279)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur terlimpahkan kepada Allah SWT yang telah memberikan


rahmat serta hidayah-Nya dan telah mengajar manusia memlaui pena sehingga
menusia dapat mengetahui apa yang belum diketahui, berupa ilmu pengetahuan
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri. Sholawat dan salam juga
tercurahkan atas Nabi Muhammad SAW yang telah membebaskan dunia dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah terlibat
dalam pembuatan makalah ini yang berjudul “Aliran Landasan Pendidikan Dan
Pembangunan Nasional”. Pihak-pihak tersebut adalah :

1. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung.


2. Bapak Ahmad Fahrudin, M.Pd.I selaku dosen pembimbing.
3. Kedua Orang Tua.
4. Civitas Akademika IAIN Tulungagung
5. Rekan-rekan kelas 2F Tadris Matematika IAIN Tulungagung
Penyusun juga menyadari bahwa makalah ini banyak terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun megharapkan
kritik dan saran demi kesempurnaan makalah. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan menjadi bekal pengetahuan bagi penyusun maupun
bagi pembaca di kemudian hari.
Aamiin yaa Robbal `alamin

Tulungagung, 1 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
A. Aliran-Aliran Dalam Pendidikan.............................................................. 3
1. Aliran Nativisme ...................................................................................... 3
2. Aliran Empirisme ..................................................................................... 3
3. Aliran Konvergensi .................................................................................. 4
4. Aliran Behaviorisme ................................................................................. 5
5. Aliran Naturalisme ................................................................................... 5
6. Aliran Progresivisme ................................................................................ 6
7. Aliran Konstruktivisme ............................................................................ 7
B. Pembangunan Nasional ............................................................................ 7
C. Pendidikan Nasional ................................................................................. 9
1. Pembangunan Pendidikan ........................................................................ 9
2. Fungsi dan Peranan Hasil Pendidikan. ................................................... 11
D. Peranan Manusia Dalam Pembangunan ................................................. 13
1. Manusia Sebagai Produsen ..................................................................... 13
2. Manusia Sebagai Konsumen .................................................................. 13
BAB III ................................................................................................................. 14
A. Simpulan ................................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman berkembang sangat pesat. Mau tidak mau semua manusia
harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Salah satu
caranya ialah melalui pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat
menjadi “manusia” yang sesungguhnya. Karena pendidikan menjadi
semacam kebutuhan bagi manusia, pendidikan juga mengalami
perkembangan karena menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Banyak
aliran-aliran yang dijadikan dasar dalam berpendidikan. Aliran-aliran
pendidikan yang beragam lahir dari para ahli-ahli yang tentunya
mempunyai sudut pandang berbeda-beda.

Tidak hanya itu pula, sesuai dengan kondisi Indonesia yang disebut
sebagai negara berkembang, perkembangan negara ini juga sedang
diupayakan agar tidak tertinggal dari negara lainnya yang sudah terbilang
maju. Pembangunan nasional menjadi tugas pokok Indonesia dalam
memajukan negara ini. Sesuai dengan namanya, pembangunan nasional
tidak hanya berpusat di Jawa saja, tetapi meyeluruh ke semua daerah di
Indonesia. Banyak daerah-daerah di negara ini yang tertinggal dari daerah
lain, sehingga pembangunan nasional memang sangat diperlukan agar
pembangunan di Indonesia rata.

Salah satu cara mewujudkan pembangunan nasional ialah sesuai


dengan yang tertuang di pembukaan UUD 1945 mengenai tujuan negara,
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Artinya, pendidikan menjadi salah
satu aspek penting dalam meraih tujuan negara ini. Oleh karena itulah
penulis bermaksud untuk membahas mengenai aliran pendidikan dan
kaitannya dengan pembangunan nasional agar pembaca dan juga penulis
dapat memahami mengenai pentingnya pendidikan terutama dalam
membangun bangsa dan negara ini.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan mengenai aliran-aliran pendidikan?
2. Bagaimana peran pendidikan dalam pembangunan nasioal?
3. Bagaimana peran manusia dalam pembangunan?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan aliran-aliran pendidikan
2. Mendeskripsikan peran pendidikan dalam pembangunan nasional
3. Mendeskripsikan peran manusia dalam pembangunan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aliran-Aliran Dalam Pendidikan


1. Aliran Nativisme
Nativisme (aliran pembawaan) dipelopori oleh Schoppenhauer.
Aliran ini berkeyakinan bahwa anak yang baru lahir membawa bakat,
kesanggupan dan sifat-sifat tertentu. Faktor lingkungan dan pendidikan
tidak berpengaruh sama sekali terhadap perkembangan.1
Penganut pandangan menyatakan bahwa kalau anak mempunyai
pembawaan jahat, dia akan menjadi jahat, begitu juga sebaliknya, jika
anak mempunyai pembawaan baik, dia akan menjadi orang baik.
Pembawaan buruk dan baik tidak akan diubah dari kekuatan luar.
Meskipun dalam kenyataan sehari-hari, sering ditemukan anak mirip
orangg tuanya secara fisik dan anak mewarisi bakat-bakat dari orang
tuanya, akan tetapi, pembawaan itu bukan satu-satuya faktor yang
menetukan perkembangan. Masih banyak lagi faktor-faktor yang
memengaruhi perkembangan anak menuju kedewasaan.
Karena itu, bilamana manusia berbuat jahat, beri saja hukuman
yag seberat-beratnya supaya jera dan menjadi manusia yang baik.
Demikia kata Machiavelli, yang kemudian diikuti oleh Mosolini
seorang diktator Jerman.2

2. Aliran Empirisme
Aliran empirisme yaitu aliran yang menganggap bahwa manusia
itu dalam hidup dan perkembangan pribadinya semata-mata ditetukan
oleh dunia luar, sedangkan pengaruh-pengaruh dari dalam (faktor
keturunan) dianggapnya tidak ada.

1
Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta,2007),h.291.
2
Ibid,h.292

3
4

Menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak


yang berhasil karena berbakat, meskipun lingkungan sekitarnya tidak
mendukung. Keberhasilan ini disebabkan karena adanya kemampuan
yang berasal dari dalam dirinya yang berupa kecerdasaan dan kemauan
yang keras.3
Pelopor aliran empirisme adalah JohnLocke, degan teorinya
Tabula Rasa.

3. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi merupakan kompromi atau kombinasi dari
pada Nativismedan Empirisme. Ia mengatakan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan manusia tergantung pada dua faktor, yaitu faktor
bakat/pembawaan dan faktor lingkungan, pengalaman/pendidikan.
Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir didunia ini telah memiliki bakat
baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan
dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan
sama-sama berperan penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak
akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang
sesuai untuk perkembangan.
William Stern, pelopor aliran ini mengatakan : “kemungkinan-
kemungkinan yang dibawa lahir itu adalah petunjuk-petunjuk nasib
depan dengan ruangan permainan. Dalam ruangan permainan itulah
letaknya pendidikan dalam arti seluas-luasnya. Tenaga-tenaga dari luar
dapat menolong, tetapi bukanlah ia yang menyebabkan pertumbuhan
itu, karena ini datangnya dari dalam yang mengandung dasar keaktifan
dan tenaga pendorong.”
Menurut teori Konvergesi ada tiga prinsip: (1) pendidikan
mungkin untuk dilaksanakan, (2) pendidikan diartikan sebagai
pertolongan yang diberikan lingkungan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya

3
Abdul Kadir, Dasar-dasar Pendidikan (Jakarta: Prenadamedia Group, 2012),h.127
5

potensi yang kurang baik, (3) yang membatasi hasil pedidikan adalah
pembawaan lingkungan.4

4. Aliran Behaviorisme
Behaviorisme adalah suatu aliran ilmu jiwa di Amerika. Alira ini
dipelopori oleh William James, Thorndike, dan Waston.5

Ciri-ciri aliran Behaviorisme:

a. Aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari


kesadarannya, melainkan hanya mengamati perbuatan dan
tingkah laku yang berdasarkan kenyataan. Maka sering
dikatakan bahwa behaviorisme adalah Ilmu Jiwa tanpa jiwa.
b. Semua perbuatan dikembalikan pada reflek.
Behaviorisme mencari unur-unsur yang paling sederhana
yakni perbuatan-perbuatan bukan kesadaran yang
dinamakan reflek. Manusia dianggap suatu kompleks reflek
atau suatu mesin reaksi.
c. Behaviorisme berpendapat bahwa pada waktu dilahirkan
semua orang adalah sama. Manusia hanya makhluk yang
berkembang karena kebiasaan-kebiasaan, dan pendidikan
dapat mempengaruhi reflek sekehendak hatinya.

5. Aliran Naturalisme
Naturalisme berasal dari dua kata yakni nature yang berarti
alami dan isme yang berarti paham. Aliran ini dipelopori oleh J. J.
Rousseau, seorang filsuf dari Perancis yang hidup pada tahun 1712-
1778. Rousseau berpendapat bahwa setiap anak yang lahir didunia
mempunyai pembawaan yang baik, namun pembawaan tersebut akan
rusak karena pengaruh lingkungan, sehingga naturalisme sering disebut
juga negativisme. Pandangan ini sama halnya dengan pandangan dalam
aliran nativisme. Jadi, pada dasarnya semua manusia yang dilahirkan itu

4
Ibid h.129.
5
Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta,2007),h.297.
6

baik tidak ada yang buruk. Hasil dari perkembangannya pun tergantung
pada pendidikan yang diperoleh, jika pendidikan yang diterima baik
maka pengaruhnya pun baik begitu sebaliknya.
Maka ciri utama dari aliran ini adalah mendidik seseorang untuk
kembali ke alam agar pembawaan seseorang yang baik tersebut tidak
dirusak oleh pendidik. Dalam aliran ini peserta didik dituntut untuk
belajar melalui pengalamannya sendiri, kemudian terjadi interaksi
antara pengalaman dan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan
diri secara alami. Disini pendidik hanya sebagai fasilitator atau
narasumber yang menyediakan lingkungan belajar untuk mendorong
keberanian peserta didik ke arah pandangan positif serta tanggap
terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan sugesti dari
pendidik. Tanggung jawab belajar tergantung dari diri peserta didik
sendiri. Jadi, program pendidikan disekolah harus menyesuaikan
dengan minat dan bakat serta berorientasi terhadap pola belajar peserta
didik.

6. Aliran Progresivisme
Aliran ini termasuk aliran yang sangat berpengaruh dalam dunia
pendidikan pada abad ke-20 ini. Pengaruh aliran ini tidak hanya
berpengaruh di Indonesia tetapi di seluruh negara-negara di dunia.
Progresivisme sendiri menolak corak pendidikan otoriter yang terjadi di
masa lalu dan di masa sekarang. Aliran ini dipelopori oleh John Dewey.
Dewey berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-
kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi cerita mengatasi
masalah yang bersifat menekan, atau masalah-masalah yang bersifat
mengancam dirinya.
Aliran ini memandang peserta didik memiliki akal dan
kecerdasan Karena manusia memiliki kelebihan dibandingkan makhluk
lain. Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif yang didukung oleh
kecerdasannya sebagai bekal dalam menyelesaikan dan mengatasi
masalah-masalahnya. Peserta didik tidak hanya dipandang sebagai
kesatuan jasmani dan rohani saja, namun juga termanifestasikan di
7

dalam tingkah laku dan perbuatan yang terdapat pada pengalamannya.


Artinya peserta didik diberi kesempatan untuk bebas mengambil bagian
dalam kejadian-kejadian di sekitarnya sehingga timbul suasana belajar
di luar maupun di sekolah.

7. Aliran Konstruktivisme
Konstruktivisme berasal dari 2 kata yakni konstruktiv yang
berarti memperbaiki dan isme yang berarti paham. Gagasan pokok
aliran ini dipelopori oleh Giambatista Vico, seorang epistemiolog Italia.
Ia dipandang sebagai pencetus lahirnya aliran konstruktivisme. Vico
berpendapat bahwa Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia
adalah tuan dari ciptaan. Mengerti berarti mengetahui sesuatu jika ia
mengetahui sesuatu. Hanya Tuhan yang dapat mengetahui segala
sesuatu karena Dia Pencipta segala sesuatu itu.
Manusia hanya dapat mengetahui sesuatu yang dikonstruksikan
Tuhan. aliran ini dikembangkan oleh Jean Piaget. Melalui teori
perkembangan kognitif Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan
merupakan interaksi kontinu antara individu satu dengan
lingkungannya karena pengetahuan merupakan suatu proses bukan
suatu barang. Aliran konstruktivisme ini menegaskan bahwa
pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri
seseorang, melalui pengalaman yang diterima lewat panca indra.
Jadi di dalam aliran ini menolak adanya transfer pengetahuan
yang dilakukan seseorang kepada orang lain karena pengetahuan
bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan melainkan suatu proses
yang diperoleh melalui usaha diri sendiri.

B. Pembangunan Nasional
Pembangunan nasional berarti suatu proses perubahan struktural
kehidupan bernegara kebangsaan, yang tercakup di dalam struktural politik,
pertahanan dan keamanan, struktur ekonomi, serta struktur tata masyarakat
8

dan budaya.6 Pembangunan nasional Indonesia bertujuan untuk mencapai


negara kesatuan yang berkedaulatan rakyat serta adil dan makmur
berdasarkan Pancasila yang mampu:
a) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
b) Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Pembangunan nasional Indonesia itu sendiri, mempunyai beberapa
karakteristik yaitu:
a) Pembangunan nasional Indonesia merupakan bentuk
pengamalan Pancasila.
b) Pembangunan nasional Indonesia merupakan pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seluruhnya.
c) Pembangunan nasional Indonesia dilaksanakan secara
berencana, menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap, dan
berlanjut untuk memacu peningkatan kemampuan nasional
dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat
dengan bangsa lain yang telah maju.
d) Pembangunan nasional Indonesia adalah pembangunan dari,
oleh, dan untuk rakyat yang dilaksanakan di semua aspek
kehidupan bangsa yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial
budaya, dan aspek pertahanan keamanan, dengan senantiasa
harus merupakan perwujudan Wawasan Nusantara serta
merupakan ketahanan nasional.
e) Trilogi pembangunan, yaitu pertumbuhan ekonomi,
pemerataan, dan stabilitas nasional.

6
Redja Mudyahardjo, 2001. Pengantar Pendidikan (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada) h. 491.
9

C. Pendidikan Nasional
1. Pembangunan Pendidikan
Pembangunan pendidikan adalah proses perombakan struktural
subsistem administratif yang berkenaan dengan pengelolaan pendidikan
dan subsistem operasional yang berkenaan dengan pengelolaan
pendidikan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar setiap satuan
pendidikan agar tercapai tingkat partisipasi, efisiensi, efektivitas, dan
relevansi pendidikan yang tinggi.7
Dalam pelaksanaannya, pembangunan pendidikan nasional
memiliki beberapa masalah yang merupakan masalah pokok pendidikan
nasional. Masalah-masalah tersebut yaitu:
a) Masalah Partisipasi Pendidikan
Permasalahan ini berkaitan dengan perbandingan antara jumlah
penduduk yang tertampung dalam satuan-satuan pendidikan,
baik di sekolah maupun di luar sekolah, dengan jumlah
penduduk yang secara potensial telah siap memasuki satuan-
satuan pendidikan. Dengan kata lain, masalah partisipasi
pendidikan merupakan masalah kesempatan masyarakat
memperoleh pendidikan. Masalah-masalah yang berkenaan
dengan masalah ini adalah:
1) Kondisi sosial ekonomi keluarga.
2) Kondisi fisik dan mental calon peserta didik.
3) Kondisi tempat pendidikan yang tersedia.
4) Daerah jangkauan satuan pendidikan.
5) Tingkat aspirasi masyarakat tentang peranan dan pentingnya
pendidikan bagi hidup.
b) Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah ini berkenaan dengan proses pengubahan atau
transformasi masukan produk (input) menjadi produk (output).

7
Ibid h. 495 – 496.
10

Salah satu cara menentukan mutu transformasi adalah dengan


menghitung jumlah siswa atau mahasiswa yang putus sekolah
(drop out) dan yang mengulang. Semakin besar jumlah siswa
atau mahasiswa yang putus sekolah maupun mengulang,
menunjukkan alur proses penyelesaian belajar semakin tidak
lancar dan tidak efisien. Faktor-faktor yang berkenaan dengan
masalah ini adalah tenaga kependidikan, peserta didik,
kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan, dan suasana sosial
budaya.
c) Masalah Efektivitas Pendidikan
Masalah ini berkenaan dengan rasio antara hasil pendidikan
(output) dengan tujuan pendidikan. Dalam hal ini yang
dimaksudka adalah kesesuaian antara apa yang diharapkan. Baik
dalam hal kuantitas maupun kualitas. Semakin besar
kesesuaiannya makin efektiflah pendidikan.
d) Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah ini berkaitan dengan perbandingan antara tamatan
yang dihasilkan pendidikan dengan tenaga kerja dan individu
yang dibutuhkan dalam kehiduan masyarakat, baik secara
kuantitatif maupun kualitas. Faktor-faktor yang memengaruhi
hal ini adalah:
1) Ketersediaan lapangan pekerjaan dalam masyarakat.
2) Perkembangan dan perubahan yang cepat dalam jenis dan
tugas-tugas pekerjaan.
3) Aspirasi dan tuntunan masyarakat yang terus meningkat
dalam upaya mencapai mutu kehidupan.
4) Mutu dan perolehan tamatan yang dihasilkan sekolah secara
faktual tidak dapat memenuhi harapan dan kebutuhan dunia
kerja.

Tidak jauh berbeda dengan pembangunan nasional, pembangunan


pendidikan nasional juga memiliki karakteristik tersendiri, yaitu:
11

a) Pembangunan pendidikan adalah pembangun manusia


seutuhnya. Maksudnya, pendidikan adalah pembangun sumber
daya manusia secara optimal yang bermanfaat bagi kepentingan
individu dan menunjang pembangunan sektor-sektor kehidupan
lainnya.
b) Pembangunan pendidikan berpusat pada pembangunan
operasional dalam bentuk kegiatan belajar mengajar, yang
ditunjang oleh pembangunan transformasi pengelolaan
pendidikan di tingkat pusat, wilayah dan sekolah yang
membangun komponen-komponen pendidikan.
c) Pembangunan pendidikan adalah pembangunan pelayanan
umum yang profesional dalam hal pengembangan keseluruhan
kemampuan secara optimal dan bermanfaat bagi hidup.
d) Pembangunan pendidikan merupakan pembangunan yang
memerlukan waktu yang panjang.
e) Pembangunan pendidikan menghasilkan orang-orang yang
terdidik atau orang-orang terpelajar, yang biasanya disebut
mencapai kedewasaan.

2. Fungsi dan Peranan Hasil Pendidikan.


a. Fungsi Pendidikan Umumnya
1) Konversi atau pewarisan peradaban masa lampau
Pendidikan mewariskan peradaban masa lampau, karena
melalui orang-orang terdidik, kehidupan masa lampau
dipertahankan, sehingga peradaban orang lampau tidak disia-
siakan. Dengan mewariskan dan menggunakan karya serta
pengalaman masa lampau, pendidikan menjadi pengawal
peradaban, perantara penerus peradaban, pemelihara peradaban,
dan penggudangan peradaban.
2) Preservasi atau pemelihara peradaban masa lampau
Orang terdidik adalah orang yang mengetahui dirinya terikat
dengan kewajiban melindungi kebijakan-kebijakan lama. Ada
tiga alasan mengapa pendidikan dapat melindungi masyarakat,
12

yaitu yang pertama adalah para pemikir dari pembangunan


masyarakat mempunyai sikap positif tentang peranan
pendidikan dalam pembangunan masyarakat. Kedua, pendidikan
mempunyai peranan melindungi masyarakat dari kejahatan.
Ketiga, tuntutan masyarakat terhadap pendidikan turut serta
menyebarkan kebijakan-kebijakan yang berlaku dalam
masyarakat.
3) Pengembangan peradaban mendatang
Pendidikan juga berperan dalam menyumbangkan peradaban
melalui karya-karya orang terdidik melalui sekolah dan
lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Ilmu dan teknologi
merupakan salah satu ciri peradaban baru yang mempunyai
pengaruh sangat besar dalam membentuk pola hidup manusia
modern.
b. Peranan Pendidikan dalam Pembangunan
1) Mengembangkan Teknologi Baru
Melalui lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan seperti
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan-Badan
Penelitian dan Pengembangan di setiap departemen, dan yang
lainnya, orang-orang terdidik mampu menghasilkan ilmu dan
teknologi baru.
2) Menjadi Tenaga Produktif dalam Bidang Konstruksi
Orang-orang terdidik hasil pendidikan bekerja aktif di bidang
konstruksi yang menghasilkan rancangan produk untuk pabrik
maupun perusahaan.
3) Menjadi Tenaga Produktif Yang Menghasilkan Barang dan Jasa
Dengan adanya manusia terdidik yang aktif sebagai tenaga kerja
produktif yang memproses produksi barang-barang kebutuhan
hidup dan jasa.
4) Pelaku Generasi dan Penciptaan Budaya
Tidak hanya merevisi kebudayaan masa lampau, manusia
terdidik juga melakukan perbaikan-perbaikan dan menciptakan
13

unsur-unsur budaya baru berdasarkan budaya lama yang telah


dimiliki. Mereka inilah yang memelihara dan memperbaiki nilai-
nilai budaya dalam masyarakat.
5) Konsumen Barang dan Jasa
Orang-orang terdidik juga merupakan generasi baru yang
mengonsumsi barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh
pabrik-pabrik dan perusahaan. Sebagai konsumen, mereka
merupakan konsumen yang lebih banyak jenis kebutuhannya
dan lebih kritis dalam menggunakan barang-barang keperluan
hidup dan jasa, apabila dibandingkan dengan oarang yang
kurang atau tidak terdidik.

D. Peranan Manusia Dalam Pembangunan


1. Manusia Sebagai Produsen
Manusia dalam pembangunan dapat berperan sebagai produsen,
yaitu orang-orang yang secara langsung maupun tidak langsung
menggerakkan proses produksi dalam pabrik-pabrik, perusahaan-
perusahaan, dan lembaga-lembaga sosial budaya. Sebagai produsen,
manusia berperan sebagai pencipta, pengelola, dan juga sebagai
pelaksana.

2. Manusia Sebagai Konsumen


Sebagai konsumen dalam pembangunan, manusia berperan sebagai
pengguna atau penikmat hasil-hasil pembangunan, baik yang berupa
barang maupun jasa. Selain itu, manusia juga berperan sebagai penilai
mutu hasil-hasil pembangunan, baik berupa barang maupun jasa.
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Sesuai yang telah diuraikan diatas bahwa pendidikan memang
memegang peranan penting dalam pembangunan, seperti dalam
pengembangan teknologi, sebagai penghasil masyarakat yang produktif,
dan lain-lain. Namun, pendidikan di Indonesia juga menghadapi beberapa
masalah seperti masalah partisipasi, efektivitas, efisiensi, dan relevansi.
Tentunya, masalah tersebut harus disikapi dengan bijaksana dan tidak
menyalahkan berbagai pihak. Di pihak masyarakat, harus menyadari
sendiri mengenai betapa pentingnya pendidikan sehingga partisipasi dari
masyarakat dapat meningkat dan dapat menghasilkan tamatan yang tidak
hanya banyak secara kuantitas tapi secara kualitas juga tinggi. Sementara
pemerintah harus membuat kebijakan yang efektif mengenai pendidikan
serta menyediakan fasilitas yang terbaik untuk menunjang proses
pendidikan .

B. Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran
diantaranya ialah:

- Introspeksi ke dalam diri individu masing-masing bahwa


pendidikan sangat penting untuk kepentingan umat manusia
- Perlunya peningkatan sistem pendidikan Indonesia agar dapat
menunjang pembangunan nasional

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2007. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta


Kadir, Abdul. 2012. Dasar Dasar Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia
Group
Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada

15

Anda mungkin juga menyukai