NASIONAL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Pendidikan
Dosen Pembimbing:
Ahmad Fahrudin, M.Pd.I
Disusun Oleh
Kelompok 3:
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah terlibat
dalam pembuatan makalah ini yang berjudul “Aliran Landasan Pendidikan Dan
Pembangunan Nasional”. Pihak-pihak tersebut adalah :
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman berkembang sangat pesat. Mau tidak mau semua manusia
harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Salah satu
caranya ialah melalui pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat
menjadi “manusia” yang sesungguhnya. Karena pendidikan menjadi
semacam kebutuhan bagi manusia, pendidikan juga mengalami
perkembangan karena menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Banyak
aliran-aliran yang dijadikan dasar dalam berpendidikan. Aliran-aliran
pendidikan yang beragam lahir dari para ahli-ahli yang tentunya
mempunyai sudut pandang berbeda-beda.
Tidak hanya itu pula, sesuai dengan kondisi Indonesia yang disebut
sebagai negara berkembang, perkembangan negara ini juga sedang
diupayakan agar tidak tertinggal dari negara lainnya yang sudah terbilang
maju. Pembangunan nasional menjadi tugas pokok Indonesia dalam
memajukan negara ini. Sesuai dengan namanya, pembangunan nasional
tidak hanya berpusat di Jawa saja, tetapi meyeluruh ke semua daerah di
Indonesia. Banyak daerah-daerah di negara ini yang tertinggal dari daerah
lain, sehingga pembangunan nasional memang sangat diperlukan agar
pembangunan di Indonesia rata.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan mengenai aliran-aliran pendidikan?
2. Bagaimana peran pendidikan dalam pembangunan nasioal?
3. Bagaimana peran manusia dalam pembangunan?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan aliran-aliran pendidikan
2. Mendeskripsikan peran pendidikan dalam pembangunan nasional
3. Mendeskripsikan peran manusia dalam pembangunan
BAB II
PEMBAHASAN
2. Aliran Empirisme
Aliran empirisme yaitu aliran yang menganggap bahwa manusia
itu dalam hidup dan perkembangan pribadinya semata-mata ditetukan
oleh dunia luar, sedangkan pengaruh-pengaruh dari dalam (faktor
keturunan) dianggapnya tidak ada.
1
Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta,2007),h.291.
2
Ibid,h.292
3
4
3. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi merupakan kompromi atau kombinasi dari
pada Nativismedan Empirisme. Ia mengatakan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan manusia tergantung pada dua faktor, yaitu faktor
bakat/pembawaan dan faktor lingkungan, pengalaman/pendidikan.
Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir didunia ini telah memiliki bakat
baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan
dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan
sama-sama berperan penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak
akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang
sesuai untuk perkembangan.
William Stern, pelopor aliran ini mengatakan : “kemungkinan-
kemungkinan yang dibawa lahir itu adalah petunjuk-petunjuk nasib
depan dengan ruangan permainan. Dalam ruangan permainan itulah
letaknya pendidikan dalam arti seluas-luasnya. Tenaga-tenaga dari luar
dapat menolong, tetapi bukanlah ia yang menyebabkan pertumbuhan
itu, karena ini datangnya dari dalam yang mengandung dasar keaktifan
dan tenaga pendorong.”
Menurut teori Konvergesi ada tiga prinsip: (1) pendidikan
mungkin untuk dilaksanakan, (2) pendidikan diartikan sebagai
pertolongan yang diberikan lingkungan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya
3
Abdul Kadir, Dasar-dasar Pendidikan (Jakarta: Prenadamedia Group, 2012),h.127
5
potensi yang kurang baik, (3) yang membatasi hasil pedidikan adalah
pembawaan lingkungan.4
4. Aliran Behaviorisme
Behaviorisme adalah suatu aliran ilmu jiwa di Amerika. Alira ini
dipelopori oleh William James, Thorndike, dan Waston.5
5. Aliran Naturalisme
Naturalisme berasal dari dua kata yakni nature yang berarti
alami dan isme yang berarti paham. Aliran ini dipelopori oleh J. J.
Rousseau, seorang filsuf dari Perancis yang hidup pada tahun 1712-
1778. Rousseau berpendapat bahwa setiap anak yang lahir didunia
mempunyai pembawaan yang baik, namun pembawaan tersebut akan
rusak karena pengaruh lingkungan, sehingga naturalisme sering disebut
juga negativisme. Pandangan ini sama halnya dengan pandangan dalam
aliran nativisme. Jadi, pada dasarnya semua manusia yang dilahirkan itu
4
Ibid h.129.
5
Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta,2007),h.297.
6
baik tidak ada yang buruk. Hasil dari perkembangannya pun tergantung
pada pendidikan yang diperoleh, jika pendidikan yang diterima baik
maka pengaruhnya pun baik begitu sebaliknya.
Maka ciri utama dari aliran ini adalah mendidik seseorang untuk
kembali ke alam agar pembawaan seseorang yang baik tersebut tidak
dirusak oleh pendidik. Dalam aliran ini peserta didik dituntut untuk
belajar melalui pengalamannya sendiri, kemudian terjadi interaksi
antara pengalaman dan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan
diri secara alami. Disini pendidik hanya sebagai fasilitator atau
narasumber yang menyediakan lingkungan belajar untuk mendorong
keberanian peserta didik ke arah pandangan positif serta tanggap
terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan sugesti dari
pendidik. Tanggung jawab belajar tergantung dari diri peserta didik
sendiri. Jadi, program pendidikan disekolah harus menyesuaikan
dengan minat dan bakat serta berorientasi terhadap pola belajar peserta
didik.
6. Aliran Progresivisme
Aliran ini termasuk aliran yang sangat berpengaruh dalam dunia
pendidikan pada abad ke-20 ini. Pengaruh aliran ini tidak hanya
berpengaruh di Indonesia tetapi di seluruh negara-negara di dunia.
Progresivisme sendiri menolak corak pendidikan otoriter yang terjadi di
masa lalu dan di masa sekarang. Aliran ini dipelopori oleh John Dewey.
Dewey berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-
kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi cerita mengatasi
masalah yang bersifat menekan, atau masalah-masalah yang bersifat
mengancam dirinya.
Aliran ini memandang peserta didik memiliki akal dan
kecerdasan Karena manusia memiliki kelebihan dibandingkan makhluk
lain. Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif yang didukung oleh
kecerdasannya sebagai bekal dalam menyelesaikan dan mengatasi
masalah-masalahnya. Peserta didik tidak hanya dipandang sebagai
kesatuan jasmani dan rohani saja, namun juga termanifestasikan di
7
7. Aliran Konstruktivisme
Konstruktivisme berasal dari 2 kata yakni konstruktiv yang
berarti memperbaiki dan isme yang berarti paham. Gagasan pokok
aliran ini dipelopori oleh Giambatista Vico, seorang epistemiolog Italia.
Ia dipandang sebagai pencetus lahirnya aliran konstruktivisme. Vico
berpendapat bahwa Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia
adalah tuan dari ciptaan. Mengerti berarti mengetahui sesuatu jika ia
mengetahui sesuatu. Hanya Tuhan yang dapat mengetahui segala
sesuatu karena Dia Pencipta segala sesuatu itu.
Manusia hanya dapat mengetahui sesuatu yang dikonstruksikan
Tuhan. aliran ini dikembangkan oleh Jean Piaget. Melalui teori
perkembangan kognitif Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan
merupakan interaksi kontinu antara individu satu dengan
lingkungannya karena pengetahuan merupakan suatu proses bukan
suatu barang. Aliran konstruktivisme ini menegaskan bahwa
pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri
seseorang, melalui pengalaman yang diterima lewat panca indra.
Jadi di dalam aliran ini menolak adanya transfer pengetahuan
yang dilakukan seseorang kepada orang lain karena pengetahuan
bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan melainkan suatu proses
yang diperoleh melalui usaha diri sendiri.
B. Pembangunan Nasional
Pembangunan nasional berarti suatu proses perubahan struktural
kehidupan bernegara kebangsaan, yang tercakup di dalam struktural politik,
pertahanan dan keamanan, struktur ekonomi, serta struktur tata masyarakat
8
6
Redja Mudyahardjo, 2001. Pengantar Pendidikan (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada) h. 491.
9
C. Pendidikan Nasional
1. Pembangunan Pendidikan
Pembangunan pendidikan adalah proses perombakan struktural
subsistem administratif yang berkenaan dengan pengelolaan pendidikan
dan subsistem operasional yang berkenaan dengan pengelolaan
pendidikan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar setiap satuan
pendidikan agar tercapai tingkat partisipasi, efisiensi, efektivitas, dan
relevansi pendidikan yang tinggi.7
Dalam pelaksanaannya, pembangunan pendidikan nasional
memiliki beberapa masalah yang merupakan masalah pokok pendidikan
nasional. Masalah-masalah tersebut yaitu:
a) Masalah Partisipasi Pendidikan
Permasalahan ini berkaitan dengan perbandingan antara jumlah
penduduk yang tertampung dalam satuan-satuan pendidikan,
baik di sekolah maupun di luar sekolah, dengan jumlah
penduduk yang secara potensial telah siap memasuki satuan-
satuan pendidikan. Dengan kata lain, masalah partisipasi
pendidikan merupakan masalah kesempatan masyarakat
memperoleh pendidikan. Masalah-masalah yang berkenaan
dengan masalah ini adalah:
1) Kondisi sosial ekonomi keluarga.
2) Kondisi fisik dan mental calon peserta didik.
3) Kondisi tempat pendidikan yang tersedia.
4) Daerah jangkauan satuan pendidikan.
5) Tingkat aspirasi masyarakat tentang peranan dan pentingnya
pendidikan bagi hidup.
b) Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah ini berkenaan dengan proses pengubahan atau
transformasi masukan produk (input) menjadi produk (output).
7
Ibid h. 495 – 496.
10
PENUTUP
A. Simpulan
Sesuai yang telah diuraikan diatas bahwa pendidikan memang
memegang peranan penting dalam pembangunan, seperti dalam
pengembangan teknologi, sebagai penghasil masyarakat yang produktif,
dan lain-lain. Namun, pendidikan di Indonesia juga menghadapi beberapa
masalah seperti masalah partisipasi, efektivitas, efisiensi, dan relevansi.
Tentunya, masalah tersebut harus disikapi dengan bijaksana dan tidak
menyalahkan berbagai pihak. Di pihak masyarakat, harus menyadari
sendiri mengenai betapa pentingnya pendidikan sehingga partisipasi dari
masyarakat dapat meningkat dan dapat menghasilkan tamatan yang tidak
hanya banyak secara kuantitas tapi secara kualitas juga tinggi. Sementara
pemerintah harus membuat kebijakan yang efektif mengenai pendidikan
serta menyediakan fasilitas yang terbaik untuk menunjang proses
pendidikan .
B. Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran
diantaranya ialah:
14
DAFTAR PUSTAKA
15