MAKALAH
Disusun oleh :
1. Nur Habibah
2. Rizki Faza R.
3. Elmayana
4. Fatricia Parenden
5. Sarah Salsabilah
FEBRUARI 2017
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan,
dorongan, saran dari berbagai pihak terkait secara langsung maupun tidak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Munzil Arief, M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran yang telah memberikan
banyak masukan demi terselesaikannya penulisan makalah ini. Dan juga terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Harapan penulis dari penulisan makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk
menambah wawasan serta dapat menjadi masukan dan pemikiran oleh pihak yang
akan menindak lanjuti penulisan makalah ini maupun pihak yang peduli dengan
kemajuan pendidikan di Indonesia yang lebih baik lagi.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................ 2
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemahaman Pembelajaran konseptual.................................. 3
2.2 Tujuan Pemahaman Pembelajaran konseptual.......................................... 4
2.3 Tahapan Pemahaman Pembelajaran konseptual......................................... 4
2.4 Praktik baik Pemahaman Pembelajaran konseptua.................................... 8
2.5 Praktik model pembelajaran Pemahaman Pembelajaran konseptu............. 8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu tolok ukur profesional guru dapat ditunjukan melalui kualitas
proses pembelajaran yang digambarkan melalui pembelajaran yang berkualitas
dengan menerapkan model-model pembelajaran. Makalah ini akan memaparkan
salah satu model pembalajaran yaitu Pemahaman konseptual. Model
pembelajaran ini termasuk rumpun model-model pribadi/individual.Model-
model pembelajaran yang termasuk rumpun ini menekankan pada
pengembangan pribadi, berkonsentrasi pada proses dalam
membangun/mengkonstruksi dan mengorganisasi realita, yang memandang
manusia sebagai pembuat makna. Model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran. Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan
bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh
maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Salah satu
tolok ukur professional guru dapat ditunjukan melalui kualitas proses
pembelajaran yang digambarkan melalui pembelajaran yang berkualitas dengan
menerapkan model-model pembelajaran. Makalah ini akan memaparkan salah
satu model pembalajaran.
Fokus pembelajaran ditekankan untuk membantu individu dalam
mengembangkan hubungan produktif dengan lingkungannya dan untuk melihat
dirinya sendiri. Konseptual sistem teori ini dikembangkan oleh David Hunt dan
rekan-rekannya (Harvey, Hunt, dan Schroeder, 1961; Schroeder, Driver, dan
Streufert, 1967). Teori ini menjelaskan pembangunan manusia dalam hal
semakin kompleks sistem untuk memproses informasi tentang orang, benda, dan
peristiwa. Pertumbuhan adalah "fungsi interaktif dari tingkat seseorang dari
kepribadian, (Joyce, B & Weil Marsha (2003).Fungsi interaktif itu terdiri dari
tingkat perkembangan kepribadian seseorang (atau tahap) dan kondisi
1
lingkungan yang ditemuinya. Perkembangan optimal terjadi ketika lingkungan
memfasilitasi kerja konseptual yang diperlukan untuk pertumbuhan konseptual
orang tersebut. Ketika kondisi lingkungan tidak optimal, maka beberapa bentuk
perubahan yang tidak diinginkan dapat terjadi.
Salah satu tujuan Hunt adalah untuk membantu kita merencanakan
lingkungan agar orang berkembang secara konseptual. Kedua, karena orang-
orang pada tahap perkembangan mempunyai reaksi yang berbeda-beda, dia
ingin membantu kita membentuk strategi pengajaran yang sesuai dengan
perkembangan peserta didik. Secara teoritis, semakin dekat sebuah strategi
pengajaran disesuaikan dengan tingkat konseptual pelajar, maka proses belajar
akan berlangsung dengan baik.
2
1.3 Tujuan
1. Memahami tujuan pembelajaran pemahan konseptual
2. Memahami contoh baik pembelajran pemahaman konseptual
3. Memahami contoh penerapan pembelajaran pemahaman konseptual dalam
IPA
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
memahami materi pelajaran walau dalam bentuk susunan kalimat berbeda
tetapi kandungan maknanya tidak berubah. Jadi pemahaman konseptual adalah
kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan
suatu materi yang disajikan kedalam bentuk yang lebih dipahami, mampu
memberikan interpretasi dan mampu mengaplikasikannya bukan sekedar
mengetahui, yang biasanya hanya sebatas mengingat kembali pengalaman dan
memproduksi apa yang pernah dipelajari. Pemahaman lebih dari sekedar
mengetahui, karena pemahaman melibatkan proses mental yang dinamis.
Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang mempunyai kemampuan
tersendiri seperti menerjemahkan, menginterprestasi, eksplorasi, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Oleh karena itu, orang mengalami stimulus
berbede-beda, orang membentuk konsep sesuai dengan pengelompokan
stimulus dengan cara tertentu. Karena konsep itu adalah abstraksi berdasarkan
pengalaman dan karena tidak ada dua orang yang memiliki pengalaman yang
sama persis, konsep yang di bentuk orang berbeda juga. Walau berbeda tetapi
cukup untuk berkomunikasi menggunakan nama-nama yang diberikan pada
konsep itu yang telah diterima bersamanya.
Berdasarkan sifatnya konsep dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Konsep konkret yaitu konsep yang sifat-sifatnya dapat diamati secara
langsung.
b. Konsep abstrak yaitu konsep yang memiliki sifat abstrak sehingga tidak
dapat diamati dari pengalaman langsung.
Klausmeier ( Dahar, 1988 : 88 ) menghipotesiskan bahwa ada empat
tingkatan pencapaian konsep. Empat tingkat pencapaian pencapaian menurut
klausmeier adalah tingkat konkrit, tingkat identitas, tingkat klasifikatori, dan
tingka formal. Klausmeier menerapkan tingkatan-tingkatan itu hanya pada
konsep-konsep yang mempunyai lebih dari satu contoh, yang mempunyai
contoh-contoh yang dapat diamati. Konsep-konsep relasional dan konsep-
konsep lain mungkin hanya mempunyai sebagian dari kualitas-kualitas ini. Jadi
konsep-konsep itu mempunyai pencapain yang berbeda.
5
a. Meningkatkan kreatifitas peserta didik serta berfikir ilmiah dan alamia
6
ini. Tingkat konseptual jelas mempengaruhi perilaku siswa ketika model yang
berbeda dari pengajaran yang digunakan, dan arah dari perbedaan perilaku
umumnya dikonfirmasi teori konseptual sistem.
Siswa belajar dari berbagai model pengajaran juga dipengaruhi oleh tingkat
konseptual. Sebagai contoh, dalam percobaan dengan model pemikiran induktif,
siswa konseptual yang lebih tinggi tingkat konseptual terbentuk konsep yang
lebih, meskipun proses belajar sama dengan siswa lain. Ternyata, siswa lebih
fleksibel berfungsi lebih efektif sebagai tuntutan kognitif dari peningkatan
model, sehingga dalam pengembangan yang lebih besar kegiatan konseptual dan
usaha peningkatan konsep belajar. Hunt mengambil pandangan optimis bahwa
meskipun tingkat konseptual mungkin memprediksi respon siswa, perbedaan
dalam respon dapat dikompensasikan untuk beberapa hal oleh pelatihan yang
efektif dan dengan memodifikasi strategi mengajar.
7
b) Jelaskan istilah-istilah dalam definisi konsep. Pastikan bahwa ciri atau
karakteristik utama bisa dipahami dengan baik. Jadi, dalam
mendeskripsikan cirri utama dari konsep dinosaurus, adalah penting
bagi murid untuk mengetahui apa itu reptile; hewan vertebrata yang
biasanya bertelur dan berisi atau bertanduk dan bernapas dengan paru-
paru.
3. Peta konsep.
peta konsep adalah presentasi visual dari koneksi konsep dan organisasi
hierarkis konsep. Meminta murid membuat peta ciri atau karakteristik dari
suatu konsep akan bisa membantu mereka untuk membahami konsep
tersebut (Kinchin, Hey, & Adams, 2000, Nicoll, 2001). Peta konsep juga
mungkin memuat konsep dalam kategori superordinat dan mencakup contoh
yang termasuk di dalamnya. Aspek visual dari peta konsep berhubungan
dengan diskusi imaji dalam memori. Anda bisa membuat peta konsep
dengan bantuan murid, atau biarkan mereka menyusunnya sendiri atau
secara berkelompok.
8
4. Menguji hipotesis. ingat kembali diskusi kita tentang pendekatan ilmiah
untuk riset. Disana dikatakan hipetesis adalah asumsi spesifik dan prediksi
tertentu yang dapat diuji untuk menentukan kebenarannya. Salah satu
caranya adalah menyusun aturan tentang mengapa beberapa objek masuk
dalam suatu konsep sedang objek lainnya tidak. berikut ini adalah contoh
dari cara member latihan kepada murid untuk menyusun hipotesis: Berikut
ini adalah contoh dari cara memberi latihan kepada murid untuk menyusun
hipotesis: Berikan gambar bentuk-bentuk geometris kepada murid anda.
Kemudian secara diam-diam anda memilih konsep dari salah satu bentuk
geometris ini (seperti lingkaran atau lingkaran besar) dan ajak siswa
untuk menyusun hipotesis tentang konsep apa yang telah anda pilih. Mereka
akan mencoba menebak konsep anda dengan mengajukan kepada anda
pertanyaan yang berkaitan dengan bentuk-bentuk geometris dan
mengeliminasi yang tidak relevan. Anda bisa juga menyuruh murid
menjadi gurumereka memilih konsep dan menjawab pertanyaan dari
murid lain yang menyusun hipotesisi konsep. Bekerja samalah dengan
murid untuk menyusun strategi paling efisien guna mengidentifikasikan
konsep yang benar
5. Penyesuaian prototipe. Dalam penyesuaian prototype (prototype
matching), individu memusatkan apakah suatu item termasuk anggota dari
suatu kategori itu (Rosch, 1973). Semakin mirip item itu dengan
prototipenya, semakin besar kemungkinan individu akan mengatakan bahwa
item itu termasuk kategori dimaksud, semakin tak mirip, semakin besar
kemungkinan orang itu akan menilai bahwa item itu tidak termasuk kategori
tersebut. Misalnya, konsep siswa tentang pemain sepak bola mungkin
mencakup pemain yang berotot dan besar seperti pemain bertahan atau
gelandang. Tetapi beberapa pemain bola, seperti striker, tidak terlalu besar
dan berotot. Pemain bertahan mungkin lebih dianggap sebagai prototype
pemain bola. Apabila siswa ini memikirkan apakah seseorang termasuk
kategori pemain bola, maka mereka mungkin akan membayangkan sosok
yang mirip dengan pemain bertahan atau gelandang. Demikian pula,
merpati lebih dianggap berbentuk khas burung ketimbang penguin atau
burung unta. Meskipun demikian, anggota dari suatu kategori dapat sangat
9
bervariasi dan memiliki kualitas yang membuat mereka menjadi anggota
kategori itu.
10
2.5 Praktik model pembelajaran Pemahaman Konseptual
Berikut ini contoh penerapan pembelajaran pemahaman konseptual dalam
Pembelajaran IPA di SMP:
11
3. Kapur tulis atau tali rapia sebagai pembatas permainan
E. Skenario pembelajaran
Keg. Awal:
1. Apersepsi : siswa diberi pertanyaan tentang apa perbedaan antara konsumen
dan produsen
2. Motivasi : siswa diberi pertanyaan apakah jumlah konsumen dan produsen
dalam ekosistem harus sama.
Keg. Inti :
(Pada pertemuan sebelumnya guru menugaskan siswa membuat papan nama
dari karton berukuran 20cm x10 cm bertuliskan nama makhluk hidup yang
diperintahkan guru. Selain diminta membawa peniti sebanyak 4 buah setiap
siswa.)
1. Guru membagikan papan nama kepada setiap siswa, kemudian siswa
diminta berpasangan untuk saling membantu memasang papan nama dengan
peniti pada baju seragam masing-masing. Guru menyampaikan tata tertib
dan aturan permainan, serta membagi peran sesuai dengan papan nama
masing-masing, sebelum mengajak siswa menuju tempat permainan.
2. Sampai di tempat permainan, siswa diminta menempati posisi masing-
masing, guru bersama siswa melaksanakan permainan.
3. Setelah permainan seselai, siswa diminta kembali ke kelas dengan tertib.
4. Siswa diajak untuk membahas hasil permainan dan menghubungkannya
dengan konsep rantai makanan, serta jarring-jaring makanan.
5. Siswa diajak untuk menganalisis bagaimana seharusnya perbandingan
jumlah antara produsen dan konsumen dalam ekosistem, jika dihubungkan
dengan permainan yang baru saja dilakukan.
F. Penutup
Siswa ditugaskan menuliskan 10 macam rantai makanan yang ada disekitar rumah
12
Lampiran I
ATURAN MAIN
1. Siswa diajak keluar kelas menuju lapangan dengan memakai label di
bajunya
2. Siswa disuruh berbaris membuat lingkaran besar
3. Guru menerangkan aturan main yaitu:
a. Rumput dan pohon diam ditempat, rusa dan kelinci mencari makan
yaitu rusa memakan daun dan kelinci, ulat memakan rumput
b. Penebang menebang pohon atau rumput
c. Harimau memakan rusa atau kelinci
d. Ular memakan kelinci
e. Elang memakan ular
f. Permainan dimulai dengan menyanyikan lagu
4. Guru memegang peluit untuk menentukan dimulai dan diberhentikannya
bernyanyi serta dimulainya permainan sampai habis.
Lampiran II
RINCIAN PERTANYAAN PADA SAAT DISKUSI
1. Dalam permainan rumput dimakan oleh siapa?
2. Kemudian rusa dimakan oleh siapa ?
3. Kelinci dimakan oleh siapa ?
4. Buatlah rantai makanannya sesuai dengan kegiatan permainan tadi.
5. Ada berapa jumlah rumput, pohon, rusa, kelinci dan harimau ?
6. Urutkan jumlah populasi dihutan itu dari yang terbanyak sampai ke yang paling
sediki
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode pembelajaran adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam model pembelajaran ini diharapkan
respon siswa terhadap pembelajaran adalah perilaku siswa yang lahir setelah
mereka mengikuti pembelajaran yang berupa hasil kognitif, afektif dan
psikomotor. fokus dari model pembelajaran konseptual adalah pada
kompleksitas kognitif pembelajar (kerumitan pengolahan sistem
informasinya).
Cara terbaik untuk mengidentifikasi keterampilan siswa adalah dengan
membiarkan mereka berlatih dengan metode dan mengamati perilaku mereka.
Kita dapat mengajar jauh lebih efektif jika kita meluangkan waktu untuk
mendiagnosis kemampuan siswa sehingga dapat menerapkan model
pembelajaran yang baik.
4.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, maka untuk tanggapan dari pembaca baik berupa
saran atau kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
15