Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

TENTANG
BIMBINGAN BAGI ANAK CERDAS BERBAKAT

Dosen Pengampu: iffah pohan M.Psi.

Disusun oleh:
Kelompok 6
1. M.ILGHIFAR PM ( 02.221.1172)
2. FITRIA PM ( 02.221.1162)
3. FITRA FAIGOTUL HIMMAH PM ( 02.221.1032)
4. KHAIRINNISA ANJUMI PM ( 02.221.1047)

YAYASAN NURUL ISLAM ( YASNI )


INSTITUT AGAMA ISLAM ( IAI )
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN ( FTIK )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (
PGMI )
MUARA BUNGO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas  segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan judul Bimbingan bagi anak cerdas dan
berbakat. Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah
pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam
Bimbingan bagi anak cerdas dan berbakat.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu
dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan Makalah ini.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan Makalah ini, namun tidak
mustahil apabila dalam Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
dijadikan masukan dalam penyempurnaan Makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah
pengetahuan dan wawasan tentang Bimbingan bagi anak cerdas dan berbakat,
Aamiin.

Muara Bungo, 14 Maret 2023

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................5
A. Pengertian Bimbingan Bagi Anak Cerdas Dan Berbakat ...........................5
B. Karakteristik dan Kebutuhan Anak Cerdas Berbakat..................................5
C. Untuk mengetahui indentifikasi anak cerdas berbakat................................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................14
A. Kesimpulan .................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
Salah satu bimbingan  dan konseling di Sekolah Dasar adalah bimbingan
bagi anak cerdas berbakat. Pelaksana bimbingan anak cerdas berbakat
merupakan amanah rakyat yang dituangkan dalam GBHN 1993 dan UU
nomor 2 Tahun 1998 tentang sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu,
pemahaman tentang siapa anak cerdas berbakat hendaknya multidimensional
dan hendaknya menyeluruh. Bimbingan bagi anak cerdas hendaknya
mengacu pada karakteristik dan kebutuhan murid itu sendiri. Pemahaman
akan kebutuhan dan karakteristik anak cerdas berbakat merupakan fondasi
bagi guru dalam memberikan bimbingan bagi anak cerdas berbakat. Berbagai
bentuk program pengembangan murid cerdas dan berbakat, salah satu
diantaranya dapat didekati dari bimbingan dan konseling. Tehnik bimbingan
merupakan alternatif yang dapat diterapkan dalam mengembangkan
kemampuan anak cerdas berbakat. Penyelengara kelas unggulan di Sekolah
Dasar yang telah dirintis sejak tahun ajaran 1996/1997 merupakan salah satu
upaya pemerintah dalam mengembangkan anak cerdas berbakat, khususnya
bakat akademik.
 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian anak cerdas berbakat


2. Karakteristik anak cerdas berbakat
3. Identifikasi anak cerdas berbakat
4. Tehnik bimbingan bagi anak cerdas berbakat

 Tujuan Penulisan

A. Untuk mengetahui anak cerdas berbakat

B. Untuk mengetahui karakteristik anak cerdas berbakat

C. Untuk mengetahui indentifikasi anak cerdas berbakat.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian anak cerdas berbakat

Anak cerdas dan berbakat adalah anak yang memiliki taraf intelegensi
sangat tinggi, serta memiliki tingkat kreativitas yang tinggi pula, dan dengan
adegan kemampuannya memungkinkan bagi dirinya berhasil dengan baik
dalam pekerjaan atau karirnya. Murid seperti ini umumnya memerlukan
program khusus yang terencana selain dari program umumnya, biasanya di
laksanakan di sekolah untuk pengembangan kemampuannya.
B. Karakteristik dan Kebutuhan Anak Cerdas Berbakat
Perbedaan program pendidikan anak cerdas berbakat dengan anak biasa
lainnya bukan sekadar berbeda tetapi secara kualitatif memang harus berbeda.
Perbedaan kualitatif ini mutlak perlu karena anak cerdas berbakat memiliki
karakteristik dan kebutuhan serta permasalahan yang berbeda dari peserta
didik biasanya. Sekalipun pengembangan program pendidikan untuk peserta
didik anak cerdas berbakat akan menyangkut berbagai pertimbangan aspek
filosofis, tujuan pendidikan peserta didik anak cerdas berbakat.1
Anak cerdas berbakat pada umumnya memiliki karakteristik seperti berikut :
1. Membaca pada usia lebih muda
2. Membaca lebih cepat dan lebih banyak
3. Memiliki perbendaharaan yang luas
4. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
5. Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa
6. Mempunyai inisiatif dan cepat berkerja sendiri
7. Menunjukan keasliannya dalam ungkapan variabel
8. Memberikan jawaban-jawaban yang baik
9. Dapat memberikan banyak gagasan
10. Luwes dalam berfikir
11. Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan
1
Sumber kumpulan2017/02layanan-bimbingan-bagi-anak-cerdas-dan.html

5
12. Mempunyai pengamatan yang tajam
13. Dapat berkonsentrasi untuk waktu jangka panjang, terutama terhadap
tugas atau bidang yang diminati
14. Berfikir kritis, juga terhadap diri sendiri
15. Senang mencoba hal-hal yang baru
16. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintetis yang tinggi
17. Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah
18. Cepat menangkap hubungan sebab-akibat
19. Berperilaku terarah pada tujuan
20. Mempunyai daya imajinasi yang kuat
21. Mempunya banyak kegemaran
22. Mempunyai daya ingat yang kuat
23. Tidak cepat puas dengan prestasinya
24. Peka serta menggunakan firasat
25. Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan.
Clark mengemukakan secara kualitatif anak cerdas berbakat menunjukan
karakteristik yang berbeda dari anak normal lainnya dalam aspek kognitif,
afektif, sensasi fisik, intuisi, dan kemasyarakatan. Dalam upaya
pengembangan model program pendidikan yang kondusif bagi anak cerdas
berbakat perlu dilakukan analisis kebutuhan dan permasalahan perkembangan
yang mungkin muncul dari aspek yang disebutkan diatas serta implikasinya
bagi pengembangan program pendidikan.
1. Perkembangan Fisik
Selama usia sekolah anak berbakat sangat mungkin mengalami
kesenjangan antara perkembangan fisik, intelektual dan sekolah secara tidak
sengaja mungkin mengambat aktifitas mereka. Apabila perkembangan
intelektualnya lebih cepat daripada perkembangan fisik maka anak akan
merasa tidak kuat secara fisik. Sementara itu jika tuntutan sensasi fisik kurang
menantang akan menjadikan anak berbakat kurang tertarik dan tidak
memperoleh kepuasan melakukan kompetisi di dalam kelompok sebaya.
Melihat karakteristik dan kebutuhan fisik anak berbakat, maka program

6
pendidikan bagi mereka sepatutnya mempertimbangkan kebutuhan untuk
melakukan aktifitas yang memungkinkan terjadinya interaksi dan asimilasi
dan sensorik, apresiasi kapasitas fisik, menjelajahi aktifitas fisik yang
menimbulkan kesenangan. Kepuasan, menjelajahi aktifitas fisik yang
mengarah kepada keterpaduan antara pikiran dan badan.
2. Perkembangan Kognitif
Para ahli dengan hasil penelitiannya (thompson, berger, berry, dan mac.
Lean) menunjukan secara biologis memang ada perbedaan struktur otak
antara anak berbakat dengan anak normal. Anak berbakat mampu kedua
belahan otak kiri dan kanan sebagai alat berfikir dan seluruh fungsi-fungsi
lain. Secara terintegritas sehingga mewujudkan perilaku kreatif.
Berbagai karakteristik perkembangan kognitif anak berbakat
menjunjukan kemudahan yang dimilikinya dalam belajar. Namun hendaknya
ciri itu tidak menjadikan kita berfikir bahwa anak berbakat akan selalu mudah
untuk menjadi peserta didik terpandai di kelasnya. Apabila karakteristik
tersebut tidak tersalurkan dengan sebagaimana mestinya maka tidak mustahil
muncul masalah-masalah perkembangan.
Perkembangan kognitif anak berbakat juga disertai dengan kemampuan
intuitif yang akan mengarahkan kepada permunculan perilaku kreatif. Kreatif
adalah ekspresi tertinggi dari keberbakatan. Kaitan intuisi anak berbakat
ditandai dengan kecenderungan untuk terlibat dan peduli terhadap
pengetahuan intuitif dan fenomena-fenomena metafisik, terbuka terhadap
pengalaman-pengalaman metafisi, dan menunjukan perilaku kreatif dalam
banyak hal. Karena kekuatan imajinatif yang luar biasa sehingga bisa
menimbulkan cemoohan sesamanya atau tidak mendapatkan tanggapan serius
dari orang lain yang lebih tua usianya karena di pandang berperilaku aneh,
menyimpang, dan dianggap sebagai pembuat kekacauan.
3. Perkembangan Emosi
Karakteristik kemampuan kognitif yang tinggi pada anak berbakat dan
kepekaannya terhadap dunia sekitar menjadikan anak berbakat memiliki
akumulasi informasi yang banyak, apabila dengan fungsi kognitif dia mampu

7
mengolah informasi dan menumbuhkan kesadaran akan diri dan dunianya
akan menjadikan anak berbakat menunjukan perkembangan emosi yang lebih
matang dan stabil. Kesadaran yang tinggi ini akan disertai dengan perasaan
yang berbeda dari murid yang lain. Di sisi lain karakteristik kognitif yang
tinggi belum tentu disertai dengan terjadinya perkembangan emosi yang
tinggi pula. Akumulasi informasi yang terjadi pada anak berbakat karena
sensitifitas atau kepekaannya terhadap dunia sekitar mungkin tidak mencuat
ke kesadaran. Anak cerdas berbakat seringkali menunjukan harapan yang
tinggi terhadap dirinya maupun orang lain. Karena harapan ini tidak selalu
disertai dengan kesadaran diri, maka tidak jarang membawa dirinya, orang
lain maupun situasi.
Karakteristik kehidupan emosi murid berbakat seperti itu menghendaki
keseimbangan dengan pengembangan fungsi kognitif yang ada pada dirinya
untuk mengembangkan kesadaran akan dunianya. Jika tidak, maka perilaku
bermasalah mungkin muncul adalah rawan terhadap kritikan orang lain,
kebutuhan untuk diakui yang berlebihan, bersikap sinis dalam mengkritik
orang lain yang akan menimbulkan gangguan antar pribadi. Motivasi dan
daya saing yang kuat, hasrat ingin tahu yang besar dan minat ekplorasi yang
tiada terunjang pada anak berbakat mungkin dapat menimbulkan keirian
mereka terhadap gurunya. Karena gurunya dirasakan tidak memahami
kebutuhannya. Akibatnya mereka memiliki gambaran diri yang terlalu tinggi,
selalu menganggap benar pendapat sendiri yang dapat menumbuhkan kesan
bersikap angkuh dan sombong.
4. Perkembangan Sosial
Karakteristik perkembangan sosial anak berbakat temuan dan
generalisasi sering kali menunjukan karakteristik populasi yang selalu tidak
dapat diterapkan secara individual. Kecenderungan menunjukan bahwa
perkembangan sosial anak berbakat memang lebih baik dari pada anak yang
normal pada umumya. Clark menghimpun dan menyimpulkan berbagai hasil
studi yang dilakukan banyak ahli tentang perkembangan sosial dan emosional
anak berbakat sebagai berikut :

8
a. Anak berbakat, jika dibandingkan dengan teman sebayanya, merasa lebih
senang dan puas dengan keadaan dirinya sendiri dan hubungan antar pribadi.
b. Anak berbakat cenderung lebih mandiri dan kurang berkomformitas
terhadap pendapat sebayanya lebih dominan, lebih mampu mengendalikan
lingkungan dan lebih kompeptitif.
c. Anak berbakat menunjukan kecakapan kepemimpinan dan menjadi terlibat
dalam kegiatan dan kepedulian sosial.
d. Anak berbakat lebih cenderung memilih teman yang memiliki kesebayaan
usia intelektual dari pada memilih teman yang secara kronologis berada pada
usia yang sama.
Karakteristik perkembangan sosial anak berbakat seperti di uraikan di atas
dapat menimbulkan perilaku bermasalah, seperti frustasi atau perasaan-
perasaan yang tak tertantang, potensi kepemimpinan yang tak berkembang
karena mungkin tidak memperoleh kesempatan, kecenderungan mengambil
pemecahan masalah secara cepat tanpa memperhitungkan kompleksitas
masalah.2
C. Identifikasi Siswa Cerdas dan Berbakat
Ciri-ciri tertentu pada individu cerdas dan berbakat yang justru mungkin
dapat menimbulkan masalah tertentu antara lain;
a. Mudah muncul sifat skeptis karena kemampuannya dalam berfikir kritis
baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain
b. Cepat bosan atau tidak senang terhadap halhal yang monoton dan rutin,
karena karena ia memiliki kemampuan kreatif dan minat yang tinggi untuk
melakukan hal-hal baru
c. Sering melakukan pemaksaan kehendak atau pendapat sebagaimana
dimiliki individu genius karena merasa pendapatnya lebih benar. Disamping
kelebihannya yaitu memiliki perilaku ulet dan terarah pada tujuan
d. Kurang sabar atau kurang toleran jika tidak ada kegiatan, atau kurang
tampak kemajuan dalam suatu kegiatan, hal ini diakibatkan semangat tinggi
serta kesiagaan mental

2
Peran Guru Manajemen Kelas Bimbingan Anak Berbakat. Jusmawati dan Fitriana, Thn.2019.

9
e. Mudah tersinggung serta peka terhadap kritik dari orang lain, karena
individu genius ini mempunnyai kepekaan tinggi
f. Mempunyai kemampuan dan minat yang beraneka ragam sehingga
membuat individu ini memerlukan fleksibilitas serta dukungan untuk
menjajagi serta mengembangkan minat - minatnya
g. Mandirian dalam belajar dan bekerja, disisi lain kebutuhannya akan
kebebasan dapat menimbulkan konflik, karena individu ini tidak mudah
konform (tunduk) terhadap tekanan-tekanan dari pihak luar. Ia juga dapat
merasa tidak ditolerir atau kurang dimengerti oleh lingkungannya.
Pengidentifikasian murid cerdas dan berbakat dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan, yaitu; (1) melalui tes, (2) melalui studi kasus, dan (3) melalui
penggabungan keduanya. Pelaksanaan identifikasi di sekolah, dapat dilakukan
melalui dua tahap, yaitu; (1) tahap penjaringan (Screening), dan (2) tahap
seleksi (identification).
(1) Tahap Penjaringan (Screening)
Tahap ini biasa dilakukan dengan menganalisis data prestasi belajar.
Dasar pemikiran kegiatan ini adalah biarpun anak/individu yang memiliki
prestasi belajar tinggi tidak selalu konklusif memiliki kecerdasan dan
keberbakatan yang tinggi, namun mereka tetap digolongkan termasuk anak
cerdas dan berbakat. Pertimbangan lain (dalam menetapkan anak cerdas dan
berbakat) adalah aturan dalam penyelenggaraan kelas unggulan yang
menetapkan persyaratan murid harus memiliki nilai rata-rata 8 (delapan).
Disamping berdasar data prestasi belajar, kegiatan penjaringan juga dapat
dilakukan dengan menganalisis usia kronologis, serta nominasi oleh teman
sekelas, orangtua, dan guru.
Usia kronologis juga menjadi acuandengan asumsi bahwa walaupun
individu cerdas dan berbakat memiliki usia lebih muda, namun ia memiliki
usia mental yang lebih tinggi disbanding teman sebayanya. Keadaan
demikian membuat ia mampu bersaing dengan teman-temannya yang
memiliki usia kronologis yang lebih tua.
Penjaringan murid cerdas dan berbakat dimungkinkan pula berdasarkan

10
nominasi dari orangtua, guru serta teman sekelas. Asumsi berdasarkan
nominasi ini dipakai karena orang-orang yang terdekat biasanya mempunyai
waktu pengamatan relatif lebih lama dan intensif, sehingga dianggap
mengetahui lebih banyak mengenai kemampuan individu cerdas dan berbakat
tersebut.
(2) Tahap Seleksi (identification).
Individu yang sudah lulus tahap penjaringan ini selanjutnnya diseleksi
menggunakan perangkat tes. Untuk tahap seleksi ini biasa menggunakan tes
antara lain; Colour Progressive Matrice (CPM), Wechler , Intelligence Scale
for Children (WISC). Sebagai contoh, siswa berbakat adalah siswa yang
memiliki IQ diatas 1253
D. Program dan Teknik Bimbingan Bagi Anak Cerdas Berbakat
Program dan Teknik Bimbingan bagi Siswa Cerdas Dan Berbakat.
1. Program Bimbingan
Program bimbingan bagi siswa cerdas dan berbakat dapat digolongkan ke
dalam bentuk sebagai berikut;
a. Pengayaan (Enrichment)
Enrichment merupakan bimbingan bagi siswa dengan jalan menyediakan
kesempatan serta fasilitas belajar tambahan yang bersifat vertikal
(pendalaman) dan horizontal (perluasan) setelah siswa menyelesaikan semua
tugas yang diprogramkan terhadap siswa pada umumnya termasuk siswa yang
bersangkutan. Bentuk tugas ini dapat dilakukan dengan pemberian tugas
mencari materi di perpustakaan, belajar mandiri (independent study), proyek
penelitian, studi kasus, dan sebagainya.
b. Percepatan (Acceleration)
Pembinaan siswa berbakat dilakukan dengan memperbolehkan siswa naik
kelas secara melompat atau menyelesaikan program reguler dalam jangka
waktu yang lebih cepat. Bentuk percepatan seperti masuk kelas lebih awal,
naik kelas sebelum waktunya, mempercepat pelajaran, dan sebagainya.

3
Peran Guru Manajemen Kelas Bimbingan Anak Berbakat. Jusmawati dan Fitriana, Thn.2019.

11
c. Pengelompokan khusus (Segregation)
Program Segregation ini dapat dilakukan secara penuh atau sebagian.
Kegiatan ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan siswa-siswa
yang mempunyai kemampuan luarbiasa (cerdas dan berbakat) dan diberi
kesempatan untuk secara khusus memperoleh pengalaman belajar yang sesuai
dengan potensinya. Pelaksanaannya dapat diselenggarakan seminggu sekali
atau tiap hari dalam satu semester penuh. Bentuk Segregation antara lain;
homogeneus grouping, cluster grouping, subgrouping dan cross grouping.
2. Teknik Bimbingan Bagi Siswa Cerdas dan Berbakat
Program Layanan Bimbingan dan Konseling yang dikembangkan bagi
siswa cerdas dan berbakat mengacu pada keadaan individu sebagai manusia
seutuhnya sehingga menyentuh semua dimensi perkembangan pribadinya.
Teknik untuk menangani siswa tersebut mengarah pada unsur-unsur yang
berhubungan dengan:
a. Pengembangan ranah kognitif/intelektual
Guru pada pengembangan ini diharapkan menyediakan rentangan
pengalaman belajar yang luas serta dapat diakselerasikan dan mengakselerasi
perkembangan kognitif siswa berbakat. Pengolahan bahan dan tugas ajar
dilakukan secara khusus yang mendasarka pada kurikulum yang ada sehingga
dapat memberikan layanan optimal bagi siswa cerdas dan berbakat.
b. Pengembangan ranah afektif
Pembimbing diharapkan memahami pikiran dan harapan anak berbakat
dengan sikap terbuka, serta membantu anak memahami pikiran dan harapan
yang ada pada dirinya dana kemungkinan pemenuhannya di dalam kehidupan
berkelompok.
Pemahaman sikap, pemikiran dan harapan terhadap orang lain (dalam hal
ini khususnya individu cerdas dan berbakat) tidak mungkin dilakukan oleh
seseorang yang berfikir negatif terhadap dia, namun oleh orang yang
mempunyai pemikiran “bersih”, dengan bertanya langsung kepada yang
bersangkutan “dari tangan pertama”dan bukan berdasarkan berita “bukan dari
tangan orang lain”. Data atau informasi dari orang lain tanpa adanya cross

12
check terhadap yang bersangkutan bisa jadi akan menjadi fitnah yang akan
merugikan semua pihak. Mengapa demikian, karena penanganan yang keliru
terhadap mereka bisa berakibat aset bangsa yang sangat berharga akan tidak
termanfaatkan secara optimal. Dan tentu saja tidak ada bangsa yang bodoh
serta tidak ingin maju kecuali mereka yang mensia-siakan aset yang sangat
berharga ini. Mudah-mudahan bangsa kita tidak termasuk yang demikian.
Pemahaman atas sikap, pemikiran dan harapan terhadap individu cerdas
dan berbakat tergantung kepada keterbukaan dua belah pihak yang dilandasi
oleh kepercayaan dan penerimaan diri. Ini merupakan dasar dari
pengembangan ranah afektif, mengingat individu cerdas dan berbakat agak
sedikit “rumit”. Rumitnya individu ini karena ia mempunyai variasi
pemikiran dengan jangkauan yang sangat luas dan mendalam, sehingga untuk
Pembimbing yang kurang mempunyai wawasan dan “sedang-sedang saja”
akan cenderung pada terlalu cepatnya memberikan vonis dan atribusi kepada
individu cerdas dan berbakat dengan sesuatu yang kurang baik. Jika demikian
ketidaksuksesan penanganan dengan teknik ini justru karena kesalahan
pembimbing berkait dengan ketidakmampuannya atau keterbatasan
kemampuannya.
c. Pengembangan ranah fisik
Pembimbing diharapkan memberikan layanan yang dapat memberikan
kemungkinan siswa memperoleh pengalaman memadukan pola
perkembangan berfikir dengan perkembangan fisik. Layanan Bimbingan yang
dapat diberikan adalah membantu siswa memilih kegiatan fisik yang sesuai
dengan perkembangannya dan memberikan peran-peran yang sesuai di dalam
kelompoknya.
d. Pengembangan ranah intuitif
Fungsi intuitif merupakan fungsi yang terlibat di dalam pemunculan
wawasan dan tindakan yang kreatif. Mengingat fungsinya yang demikian itu,
maka layanan bagi siswa berbakat perlu mempedulikan pengembangan.

BAB III

13
PENUTUP
1. Kesimpulan
Siswa cerdas dan berbakat merupakan siswa yang mempunyai kemampuan
diatas ratarata siswa pada umumnya. Kemampuan siswa tersebut merujuk
pada kemampuan mental yang lebih tinggi dari usia kronologisnya. Siswa ini
mempunyai kebutuhan dan karakteristik khusus yang tidak sama dengan
teman-temannya yang normal, dimana hal ini diperkuat dengan ciri - cinya.
Pengidentifikasian murid cerdas dan berbakat dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan, yaitu; (1) melalui tes, (2) melalui studi kasus, dan (3) melalui
penggabungan keduanya. Pelaksanaan identifikasi di sekolah, dapat dilakukan
melalui dua tahap, yaitu; (1) tahap penjaringan (Screening), dan (2) tahap
seleksi (identification).
Siswa cerdas dan berbakat diberikan program dan teknik khusus sehingga
dia dapat mengembangkan seluruh potensi yang ada padad drinya secara
optimal. Program bimbingan dibedakan dalam beberapa golongan, yaitu; a.
pengayaan, b. percepatan, c. pengelompokan khusus. Sedangkan teknik
bimbingan diarahkan pada unsur-unsur yang berhubungan dengan
pengembangan ranah kognitif/intelektual, pengembangan ranah afektif,
pengembangan ranah fisik, pengembangan ranah intuitif, dan pengembangan
ranah masyarakat.
Saran
Orang tua sebaiknya merasa perlu menambah wawasan tentang tumbuh
kembang anak, hal ini mencakup tahap-tahap perkambangan anak, pola asuh
dan pola didik anak. Dengan mengetahui informasi tentang tahap
perkembangan anak, maka orangtua bisa secara dini mengenali hal-hak yang
tidak biasa yang ada pada diri anak.

DAFTAR PUSTAKA

14
Jusmawati dan Fitriana HS, Eka. 2019. Manajemen Kelas. Serang-Banten:
CV. AARIZKY
Jusmawati, Satriawati dan Irman R. 2018. Strategi Belajar Mengajar. Jalan
Kesatuan 3: Rizky Artha Mulia
http://kumpulansd14a5.blogspot.com/2017/02/layanan-bimbingan-bagi-anak-
cerdas-dan.html
http://umcsd14a4.blogspot.com/2017/01/makalah-bimbingan-bagi-anak-
cerdas-dan.html?m=1
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/lp3m/article/download/18987/15916

15

Anda mungkin juga menyukai